Chapter II

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1.
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang utama untuk menginformasikan
informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan dalam
arti luas dinamakan pelaporan keuangan (financial reporting) yaitu laporan
keuangan pokok yang dilengkapi dengan informasi keuangan lain yang
dikomunikasikan melalui media informasi selain laporan keuangan pokok.
Sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi
perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Laba
perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan
ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba akan menyebabkan
tersingkirnya perusahaan dari perekonomian. Untuk memperoleh laba, perusahaan
harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana
jika perusahaan mempunyai sumber daya. Sumber daya perusahaan tercantum di
dalam neraca. Hubungan antara unsur-unsur yang membentuk neraca dapat
ditunjukkan oleh rasio keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil proses pencatatan akuntansi keuangan.
Laporan keuangan itu berisi informasi tentang prestasi perusahaan di bidang
keuangan pada masa lampau. Laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan
perhitungan rugi – laba. Namun dalam praktek sering diikutsertakan beberapa
laporan lain untuk memperjelas, misalnya laporan perubahan modal atau laporan
laba yang ditahan, laporan perubahan modal kerja, perhitungan harga pokok, dan
8
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
lain-lain. Neraca memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu. Perhitungan rugi – laba menunjukkan hasil aktivitas
perusahaan selama satu periode.
Laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran antara lain laporan
sumber dan penggunaan dana-dana (Ikatan Akuntan Indonesia, 1974).
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002:2). Laporan keuangan
merupakan bagian penting dari informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan,
investor, kreditur, pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dua
buah laporan keuangan yang terpenting adalah neraca (balance sheet), dan
perhitungan rugi – laba (income statement).
Selanjutnya laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan ringkasan suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004:18).
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan.
Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti,
sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus dana, catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Di samping itu juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri
9
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Standar Akuntansi
Keuangan, 2004).
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
proses akuntansi menghasilkan informasi yang terdiri dari :
1.
Neraca yaitu yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada
periode tertentu.
2.
Laporan rugi laba yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya selama periode tertentu.
3.
Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan modal. Modal akhir periode menjadi modal awal periode berjalan.
4.
Laporan
arus
kas
yaitu menunjukkan
arus dana
dan perubahan-
perubahan dalam proses keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
Selanjutnya, ada tiga jenis laporan keuangan pokok yang dihasilkan :
1.
Neraca
Merupakan laporan keuangan secara sistematis tentang harta, utang
serta modal dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Secara spesifik
neraca di maksudkan untuk membantu pihak eksternal untuk menganalisis
likuidasi perusahaan dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan selama
periode tertentu.
Neraca yaitu sebuah daftar yang memuat secara terperinci keadaan
aktiva perusahaan, keadaan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, dan
besar modal pemilik perusahaan itu pada suatu waktu tertentu. Sedang daftar
yang memuat perincian tentang pendapatan perusahaan yang berasal dari
penjualan barang dagangan atau jasa dan tentang perincian beban yang
10
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dipikul oleh perusahaan beserta besar laba bersih atau rugi bersih perusahaan
selama suatu periode akuntansi disebut perhitungan rugi laba (Moechtar,
1994:48).
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu
unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan
harta yang dimiliki yang disebut pasiva, atau dengan kata lain aktiva
merupakan investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumbersumber yang digunakan untuk investasi tersebut (Baridwan, 1988:15).
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada waktu
buku-buku ditutup dan ditentukan sianya pada akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet (Munawir,
1981:13).
Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban
dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan
merupakan informasi situasi posisi keuangan pada saat itu. Komponen
laporan neraca terdiri atas :
a. Harta Aktiva (Assests)
Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi
perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak
terwujud dan lain-lain.
11
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
b. Kewajiban atau Utang (Liabilities)
Kewajiban perusahaan adalah penyerahan harta atau jasa di masa yang
akan datang. Atau kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan ekonomis
di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan
sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak
lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian
yang sudah terjadi.
Kewajiban dapat dikategorikan dalam 3 sifat yakni : (1) kewajiban
itu benar ada, (2) kewajiban itu tidak dapat dihindarkan dan (3) kewajiban
yang mewajibkan perusahaan telah terjadi. Sedangkan menurut jangka
waktunya, kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek (current
liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long term liabilities).
c. Modal (Equity)
Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu perusahaan
setelah dikurangi kewajibannya. Kategori modal bagi setiap perusahaan
dapat berbeda yaitu pada perusahaan perseorangan, nilai modal ini
merupakan modal pemiliknya sendiri, sedangkan dalam perusahaan
perseroan terdiri dari modal setoran dan modal dari pendapatan (retained
earnings)
Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham),
surplus dan laba yang ditanam atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir, 1981: 114).
12
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Modal adalah elemen-elemen dalam aktiva suatu neraca yang dapat
berupa uang kas, bahan baku, mesin, gedung dan sebagainya. Sedangkan
sumber dari modal adalah apa yang dilihat dalam pasiva suatu neraca,
yaitu yang dapat berupa hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal
sendiri.
Modal aktif adalah modal yang tertera di sebelah debet dari neraca,
yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana seluruh funds yang
diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian modal pasif ialah
modal yang tertera di sebelah kredit neraca yang menggambarkan
sumber-sumber dari mana funds diperoleh (Riyanto, 2001:12). Modal
yang terletak dalam aktiva suatu neraca dimana modal aktif, sedangkan
modal yang terletak dalam pasiva suatu perusahaan disebut modal pasif.
2.
Laporan Laba / Rugi
Merupakan laporan secara sistematis tentang penghasilan-penghasilan,
biaya-biaya, serta laba / rugi bersih suatu perusahaan untuk suatu periode
tertentu. Laporan ini dipandang sebagai laporan akuntansi paling penting
dalam laporan tahunan. Sedangkan laba rugi adalah
selisih positip atau
selisih negatip yang diperoleh dari operasi dan non operasional perusahaan
terhadap biaya dalam satu periode akuntansi yang menyebabkan perubahan
dalam posisi equity (net assets) perusahaan.
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan
penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya dari unit usaha untuk suatu periode
tertentu. (Baridwan, 1988:26). Dikatakan selanjutnya bahwa perhitungan rugi
laba yang kadang disebut laporan pendapatan atau penghasilan dan biaya,
13
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan dan juga
merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, rugi/laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu (Munawir, 1981:26).
3.
Laporan Arus Kas
Tujuan pokok aliran kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan
dan pembiayaan kas perusahaan salama periode tertentu. Tujuan kedua
laporan arus kas adalah untuk memberika informasi mengenai efek kas dari
kegiatan investasi, pendanaan dan operasi perusahaan pada periode tertentu.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dan proses akuntansi yang
dapat digunakan untuk alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas
perusahaan
dengan
keuangan suatu
pihak-pihak
yang
perusahaan. Pihak-pihak
berkepentingan
dengan
data
yang berkepentingan tersebut
(Munawir, 1997:2) adalah :
1. Pemilik Perusahaan
Pihak
ini
keuangan
sangat
berkepentingan untuk mengetahui suatu laporan
perusahaannya,
karena dengan melihat laporan keuangannya
maka pemilik dapat menilai apakah dia benar-benar dapat menjalankan
tugasnya sebagai seorang pemimpin. Kesuksesan ini biasanya dinilai dari
laba yang diperoleh oleh perusahaan.
14
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Manajer Perusahaan
Setelah mengetahui laporan keuangan, maka manajer dapat menilai kebijakankebijakan yang telah dijalankannya, dan jika ada kekurangan bisa untuk
menyusun sistem kebijaksanaan yang lebih baik lagi.
3. Investor
Laporan keuangan berguna dalam hal keperluan mereka untuk menanamkan
modal mereka ke suatu perusahaan.
4. Kreditur dan Banker
Berhubungan dengan pemberian kredit bagi suatu perusahaan. Dengan melihat
laporan keuangan mereka bisa mengambil keputusan apakah akan menyetujui
atau bahkan menolak pemberian kredit kepada perusahaan yang bersangkutan
5. Pemerintah
Pemerintah memerlukan laporan keuangan untuk menentukan berapa besarnya
pajak yang harus dibayarkan oleh pemilik perusahaan.
2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
(SAK, 2002:3).
Tujuan umum laporan keuangan (Harahap, 2004:98) adalah sebagai
berikut :
1.
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber ekonomi dan
kewajiban perusahaan.
15
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
3.
Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam mencari laba.
4.
Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan yang dapat digunakan baik
intern maupun ekstern perusahaan. Laporan keuangan dipersiapkan dengan
maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report)
secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Jadi laporan
keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress
report, laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil suatu
kombinasi antara fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip dan kebiasaankebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate) maupun
pendapat pribadi (personal judgement).
2.3.
Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan pada dasarnya terdapat dua perspektif utama yaitu
perspektif keuangan dan non-keuangan, akan tetapi sehubungan dengan topik
yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka akan difokuskan
pada kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan. Istilah kinerja
keuangan ini telah banyak dikenal oleh masyarakat pelaku ekonomi. Kinerja
16
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
keuangan merupakan tingkat prestasi (performance) yang dicapai oleh
perusahaan, sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kinerja memiliki beberapa pengertian; (a) sesuatu yang dicapai; (b) prestasi yang
dihasilkan; dan (c) kemampuan kerja.
Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja di masa yang lalu dengan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi
keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi
kinerja yang akan berlanjut (Lesmana dan Surjanto, 2003:4).
Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan terhadap kinerja di masa yang lalu, dapat dilakukan
prediksi terhadap kinerja perusahaan di masa mendatang, sehingga evaluasi untuk
nilai perusahaan dapat dilakukan dan keputusan investasi (termasuk kredit) dapat
dilaksanakan saat ini.
Analisis kinerja perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya
sisi keuangan. Menilai kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan rasio keuangan (Lesmana
dan Surjanto, 2003:5).
Meskipun penilaian kinerja dapat dilakukan dari kedua aspek tersebut
(Keuangan dan non-keuangan) akan tetapi dalam penelitian ini difokuskan pada
kinerja perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa
ditinjau dari aspek keuangan, dengan sasaran umum penilaian kinerja difokuskan
pada rentabilitas dengan rasio ROI dan ROE.
17
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.4.
Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui oleh
berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama terkait
dengan pengambilan keputusan kedua pihak tersebut. Hal ini dipertegas oleh Van
Home (1994:11) mengatakan bahwa kinerja keuangan meliputi tiga keputusan
utama yaitu investment decision adalah keputusan yang berhubungan dengan
struktur keuangan dan struktur modal, financial decision yaitu kemampuan untuk
menentukan struktur keuangan dan struktur modal keuangan yang optimal, dan
kekayaan para pemegang saham atau pemilik perusahaan, dividend decision yaitu
keputusan yang berhubungan dengan pembagian keuntungan terhadap pemegang
saham dan laba yang ditahan.
Meskipun terdapat beberapa kelemahan pada analisa laporan keuangan
yaitu seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi yang sesungguhnya,
karena laporan keuangan adalah hasil pencatatan masa lalu (history) dari business
activity yang dilakukan oleh perusahaan, maka fokus analisis akan diarahkan
pada hubungan dan indikator keuangan pokok yang memungkinkan analis dapat
menilai kinerja masa lampau, sekarang, dan melakukan proyeksi masa yang akan
datang. Tentunya penekanan pada manfaat serta keterbatasan yang dimiliki.
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan melalui teknik analisa
laporan keuangan, maka terdapat banyak teknik yang dapat dipakai. Teknik ini
merupakan cara bagaimana kita melakukan analisa. Sebelum mengadakan analisa
terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami
laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitasaktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan
18
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang
memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
Penganalisa juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang
cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, di samping harus memperhatikan
dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan serta tingkat
harga-harga yang terjadi. Oleh karena itu sebelum mengadakan perhitunganperhitungan, analisa dan interpretasi penganalisa harus mempelajari atau
mereview secara menyeluruh atau bila dipandang perlu dapat diadakan
penyusunan kembali (reconstruction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip
yang berlaku dan tujuan analisa. Setelah mempelajari secara menyeluruh laporan
keuangan, maka analisa dan interpretasi dapat dilakukan dengan menggunakan
metode dan teknik analisa yang tepat dan disesuaikan dengan tujuan analisa.
Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan kinerja keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan
dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu.
Analisa hubungan berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah
merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil
operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan,
termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah,
prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa rasio secara
19
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
individu membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi dan
kinerja keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan memberikan gambaran tentang
baik atau buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan.
Penggolongan angka rasio dapat ditinjau dari dua sisi yaitu berdasarkan
sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio
tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan
penganalisa. Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio terdiri dari; ratio-ratio
neraca (balance sheet ratios) yaitu rasio yang semua datanya diambil atau
bersumber dari neraca, rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu
angka-angka rasio yang semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, rasio-rasio
antar laporan (interstatement ratios), yaitu semua angka rasio yang datanya
berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba.
2.5. Jenis Rasio
Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisannya
cocok untuk memahami perusahaan.umumnya rasio yang terkenal dan popular
adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang lancar.
20
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan :
a. Likuid yaitu perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban
keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
b. Ilikuid yaitu perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban
keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya.
Disamping itu likuiditas digolongkan atas :
1) Likuiditas badan usaha, kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada pihak luar perusahaan (kreditur).
2) Likuiditas perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya kepada pihak dalam perusahaan
Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :
a) Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya.
Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti,
namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai
aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah
hutang lancar harus dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
b) Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Rasio ini disebut juga Acid test rasio.
21
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsip hati-hati adalah 100%
atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila
kurang maka dianggap kurang baik.
c) Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan
surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera diuangkan.
Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang
lancar Rp. 1,00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang
diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash
ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua
kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari
200%.
Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain :
1. Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari
modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar
22
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena
jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio diatas
100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar
dari pada modal pemilik.
2. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, dapat diketahui beberapa bagian
aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur
lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio
utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat
keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi
3. Long term Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal
pemilik. Rasio ini menunjukan berapa bagian modal pemilik yang
menjadi jaminan utang jangka panjang. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup
utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman
bagi kreditur jangka panjang.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan
23
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis
rasio rentabilitas adalah sebagai berikut:
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah
bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian
dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin
tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan
semakin besar.
b. Return On Investment
Return on investment adalah salah satu bentuk dari rasio rentabilitas yang
dimaksudkan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian
rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya
perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
c. Operating Income Rastio
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba
operasi) dan penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
penjualan netto yang merupakan laba usaha. Semakin tinggi rasio ini
menunjukan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan.
d. Return On Equity
Rasio ini membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan
pajak) dan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan
24
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk
menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin
tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien
modal yang ditanamkannya. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat
perhatian para investor.
Rasio profitabilitas/rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari modal
sendiri dan modal pinjaman. Profitabilitas merupakan salah satu bagian dari
analisa rasio keuangan yang mana analisa rasio keuangan adalah salah satu cara
untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa
dan melihat kinerja perusahaan.
Menurut
Weston
(kemampulabaan)
adalah
dan
Copeland
merupakan
(2002:232)
hasil
akhir
bahwa
bersih
profitabilitas
dari
berbagai
kebijaksanaan dan keputusan. Selanjutnya, Munawir (2004:86) mengatakan
profitabilitas adalah sebagai perbandingan keuntungan atau laba yang diperoleh
dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dipergunakan
untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan menurut Kartadinata (2000:66),
profitabilitas adalah merupakan perbandingan laba terhadap penjualan atau
perbandingan laba terhadap aktiva.
Analisa rasio ini mempunyai keunggulan dibanding dengan teknik analisa
lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan .
25
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3.
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi.
5.
Menstandarisasi perusahaan.
6.
Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lainnya
secara periodik.
7.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang
akan datang.
Disamping keunggulan dari teknik ini, teknik ini juga mempunyai
beberapa keterbatasan sebagai berikut:
a.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakai.
b.
Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik ini seperti:
1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif.
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.
c.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
d.
Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
26
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
e.
Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik standar akuntansi yang
dipakai tidak sama.
2.6.
Analisis Rasio Keuangan
Mengadakan analisis terhadap hubungan dari berbagai pos dalam suatu
laporan keuangan merupakan dasar untuk bisa menginterpretasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi dalam suatu perusahaan. Untuk mengadakan
interpretasi tersebut tentunya seorang analisis memerlukan suatu ukuran. Ukuran
yang umum digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dibidang keuangan
adalah analisis keuangan. Rasio merupakan alat yang digunakan dalam artian
relative maupun absolute untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara angka
yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Alwi, 1994:107).
Rasio
keuangan
adalah rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam
arithmaticalterm yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan hubungan antara
dua macam data financial (Riyanto, 2001:329).
Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan
yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu
(Helfert, 1996 : 87). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Syarif, 1998). Tujuan analisis
rasio keuangan adalah untuk mengetahui hubungan-hubungan antara pos-pos
neraca dan laba rugi dan merupakan alat untuk mengukur kemampuan dan
kelemahan suatu perusahaan berdasarkan dari data yang diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan.
27
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Menurut Riyanto (1996:331) analisis rasio keuangan dibagi menjadi tiga
bagian yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek. Rasio ini sangat
bermanfaat bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang
digunakan dalam perusahaan maupun bagi kreditur jangka panjang dan
pemegang saham untuk mengetahui prospek deviden dan pembayaran bunga di
masa yang akan datang. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, cash ratio dan
quick ratio.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui
besarnya aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage terdiri dari
total debt to equity ratio, total debt to total capital assets, long term debt to
equity ratio, dan time interest earned ratio.
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang
untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage
berarti menggunakan modal sendiri 100%.
3. Rasio Aktifitas
Rasio aktifitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya. Rasio ini terdiri dari
inventory turnover, total asset turnover, receivaible turnover, average collection
period dan working capital turnover.
28
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.7. Analisa Rasio Berdasarkan KEPMEN BUMN No. KEP-100/MBU/2002
Penilaian kinerja BUMN melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor Kep-100/MBU/2002 tanggal 14 Juni 2002 tentang penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, yakni :
a.
Return on Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari investasi
para pemilik (pemegang saham).
Untuk menghitung nilai ROE ini digunakan rumus :
ROE 
b.
Laba Setelah Pajak
x 100 %
Modal Sendiri
Return on Investment (ROI)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber-sumbernya. ROI dihitung dengan cara:
ROI 
c.
Operating Income
Total Investasi
Rasio Kas
Rasio kas ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utangnya yang akan jatuh tempo dengan kas yang dimiliki perusahaan (baik
yang ada dalam perusahaan maupun yang ada di bank yang sewaktu-waktu
dapat digunakan) dan surat berharga jangka pendek. Untuk menghitung rasio
ini digunakan rumus sebagai berikut :
Rasio Kas 
Kas  Bank  Surat Berharga Jangka Pendek
x 100%
Current Liabilitie s
29
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
d.
Rasio lancar
Current Ratio menunjukkan seberapa jauh kewajiban jangka pendek kepada
kreditur dipenuhi oleh harta yang segera (biasanya satu tahun) menjadi kas.
Atau dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk menghitung
rasio ini digunakan rumus sebagai berikut :
Current Ratio 
e.
Current Assets
x 100 %
Current Liabilitie s
Collection Period
Collection Period menunjukkan lamanya piutang dagang tersebut beredar
sehingga menjadi kas. Untuk menghitung collection period digunakan rumus
sebagai berikut :
Collection Period 
f.
Total Piutang Usaha
x 100 %
Total Pendapatan Usaha
Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan adalah berapa lama persediaan tersebut disimpan
dalam satu tahun untuk mengetahui perputaran persediaan. Untuk
menghitung perputaran persediaan digunakan rumus sebagai berikut :
Perputaran Persediaan 
g.
Total Persediaan
x 365 hari
Total Pendapatan Usaha
Perputaran Total Asset
Perputaran total asset adalah perbandingan antara pendapatan dengan total
asset dengan rumus sebagai berikut :
Perputaran Total Asset 
Total Pendapatan
x 100 %
Capital Employed
30
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
h.
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Rasio ini menunjukkan seberapa besar porsi modal sendiri terhadap total
asset. Rasio modal sendiri dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TM / TA 
Total Modal Sendiri
x 100 %
Total Asset
Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba namun yang lebih
penting lagi yaitu bagaimana perusahaan ini dapat melakukan efisiensi
penggunaan modal. Sebab laba yang maksimal belumlah menunjukkan
perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana perusahaan dapat mempertinggi rentabilitas/profitabilitasnya
Penelitian ini akan berfokus pada analisa Rasio Profitabilitas. Ada banyak
cara melakukan Analisa Rasio Profitabilitas seperti Profit Margin, BOPO, ROA,
ROI, ROE dan EPS. Namun demikian Analisa Rasio Profitabilitas yang akan
digunakan dalam penelitian ini akan difokuskan pada ROI dan ROE.
Defenisi ROI dan ROE yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
1.
Return On Investment (ROI)
Return on Investment termasuk ke dalam profitabilitas yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber daya yang ada. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kekuatan penghasilan dari aktiva. Rasio tersebut menyatakan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi
bisnis dan menjadi ukuran keefektifan manajemen. Rasio ini menunjukkan
berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik,
semakin besar semakin bagus (Mukhtaruddin, 2007).
31
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
ROI merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas perusahaan,
dimana semakin tinggi profitabilitas biasanya perusahaan akan lebih
memilih menggunakan sumber dana internal dari laba ditahan, sehingga
penggunaan hutang perusahaan akan berkurang. ROI merupakan
perbandingan antara tingkat laba operasi setelah pajak dengan total
investasinya. Skala pengukur ROI adalah rasio dengan satuan persen (%)
(Brigham dan Houston, 2001).
Return on investment adalah salah satu bentuk dari profitabilitas
yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir: 1981:89).
ROI tidak memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi.
Namun demikian, ROI sering dinyatakan dalam satuan tahunan atau sering
juga dinyatakan untuk suatu tahun kalendar atau fiskal.
Untuk memperoleh aset maka suatu perusahaan memerlukan dana
yang dapat diperoleh baik dengan melakukan hutang atau dari modal
sendiri yang sumbernya adalah sisa laba ditahan. Aset yang diperoleh
nantinya akan dijadikan sebagai sumber daya perusahaan untuk
meningkatkan
hasil
usahanya.
Rumusan
Return
on
Investment
menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih dengan total aset yang dimiliki dan digunakan dalam kegiatan
operasionalnya.
ROI (Return on Investment) merupakan salah satu indikator dari
tingkat profitabilitas perusahaan. ROI merupakan perbandingan dari return
32
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
investasi terhadap total investasi perusahaan. Profitabilitas perusahaan
yang tinggi akan mengurangi nilai Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan, karena semakin profitable suatu perusahaan, biasanya
perusahaan cenderung untuk melakukan pendanaan yang bersumber dari
laba ditahan dan modal sendiri (Brigham dan Houston, 2001). Nilai ratarata ROI yang digunakan sebagai proksi untuk profitabilitas perusahaan
memiliki nilai yang fluktuatif selama periode penelitian.
2.
Return On Equity (ROE)
Return on Equity merupakan kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on Equity
merupakan statistik yang mencerminkan keuntungan pemilik usaha. ROE
mengukur pengembalian modal dari pemilik perusahaan (Mukhtaruddin,
2007).
Dalam melaksanakan operasi perusahaan, pemilik atau pemegang
saham perusahaan menginginkan hasil yang optimal. Return on Equity
dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan memberikan
imbalan atau hasil kepada pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Rumusan ROE akan menghubungkan antara laba bersih dalam perhitungan
rugi laba dengan equity yang ada dalam neraca.
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang ada untuk
mendapatkan net income, dengan rumus :
ROE 
Net Income
Equity Capital
33
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Semakin tinggi angka pencapaian ROE menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik sehingga meningkatkan daya tarik saham yang
ditawarkan di pasar modal.
Selanjutnya, rasio profitabilitas/rentabilitas digunakan untuk mengukur
efektifitas manajemen dalam mengelola perusahaan. Efektivitas yang dimaksud
adalah meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Efektivitas pada faktor tersebut
akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagi perusahaan. Penurunan
laba yang berlangsung terus-menerus akan mengarah pada kebangkrutan
perusahaan.
Menurut
tujuannya,
rasio
keuangan
khususnya
perusahaan
dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemudahan relatif
suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau
tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat
diperoleh. Rasio-rasio yang tergolong dalam rasio likuiditas ini adalah current
ratio, quick ratio dan cash ratio. masing-masing rasio ini mempunyai
perspektif yang berbeda dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio untuk mengukur
kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan asumsi bahwa semua aktiva lancarnya dikonversi menjadi kas. Quick
ratio/acid test ratio mempunyai tujuan yang sama dengan current ratio, akan
tetap
dalam
perspektif
yang
lebih
cepat
yakni
rasio
ini
tidak
memperhitungkan persediaan, karena memerlukan waktu yang relatif lama
34
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
untuk dikonversi menjadi uang kas aehingga dengan demikian rasio ini lebih
tajam dari current ratio. Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya
dengan
memperhitungkan aktiva yang paling likuid.
2.
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen dalam mengelola perusahaan. Efektivitas yang dimaksud adalah
meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Efektivitas pada faktor
tersebut akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagi
perusahaan. Yang tergolong dalam rasio ini adalah ; (1) Net Profit Margin
(NPM), (2) Return on Investment (ROI), (3) Return on Equity (ROE).
Penurunan laba yang berlangsung terus menerus akan mengarah pada
kebangkrutan perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan
antara laba yang diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal.
Rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 1981:33).
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto, 2001:28). Rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal
yang digunakan dan dinyatakan dengan persentase.
35
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal
perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena
rentabilitas merupakan pencerminan efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya, maka cara menggunakan tingkat rentabilitas
untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di
mana setiap perusahaan dalam operasinya selalu berusaha meningkatkan
labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.
3.
Rasio Permodalan/solvabilitas digunakan untuk menggambarkan apakah
permodalan perusahaan telah mencukupi untuk mendukung kegiatan usaha
yang akan dilakukan secara efisien, apakah permodalan tersebut akan mampu
untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, apakah
kekayaan (kekayaan pemegang saham) semakin besar atau semakin kecil.
4.
Rasio Efisiensi Usaha, digunakan untuk mengukur performance manajemen
apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan tepat
guna dan berhasil guna.
2.8. Tingkat Kesehatan Perusahaan
Kondisi kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan analisa rasio-rasio
keuangan pada umumnya rasio-rasio keuangan yang lazim dijadikan tolak ukur
oleh para investor adalah seperti rasio untuk menilai tingkat liquiditas,
solvabilitas, rentabilitas/profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio-rasio lain yang
36
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
sesuai dengan kebutuhan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio
profitabilitas khususnya Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE).
Salah satu cara untuk menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan
adalah dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan dimasa lalu dan
masa sekarang guna kepentingan dimasa yang akan datang dengan perhitungan
rasio keuangan. Analisa keuangan juga dilakukan oleh pihak luar perusahaan
untuk menentukan potensi penanaman investasi dan penilaian kemungkinan
pemberian kredit serta untuk menilai kinerja perusahaan selama ini.
1. Tinjauan Tentang Tingkat Kesehatan Perusahaan
Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat apakah suatu
keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak. Hal ini
dapat dilakukan dengan membandingkan antara dua elemen yang ada atau disebut
dengan rasio. Dengan rasio itu kita dapat mengetahui tingkat rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Peningkatan kinerja harus selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi.
Artinya, dalam upaya menampilkan kinerja yang memuaskan suatu sistem bekerja
gunakan
sebagai
sarana,
daya
dan
dana
yang
dialokasikan
untuk
menyesedemikian rupa sehingga hasilnya menyelenggarakannya (Siagian,
1996:50).
2. Penggolongan Tingkat Kesehatan Perusahaan
Penggolongan tingkat kesehatan BUMN sudah diatur oleh pemerintah
yang dituangkan dalam SK Menteri BUMN RI No.Kep-100/MBU/2002 sebagai
berikut :
37
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
a.
Sehat sekali, jika bobot kinerja tahun terakhir adalah diatas 110.
b. Sehat, jika bobot kinerja tahun terakhir adalah diatas 100 sampai 110.
c.
Kurang sehat, jika bobot kinerja tahun terakhir adalah diatas 90 sampai 100
d. Tidak sehat, jika bobot kinerja tahun terakhir adalah kurang dari atau sama
dengan 90.
Sedangkan penilaian atas bobot dari jenis-jenis indikator kinerja adalah:
a. Indikator utama
: 70 %
Terdiri dari tiga indikator yaitu :
1. Rentabilitas
: 75 %
2. Likuiditas
: 12,5 %
3. Solvabilitas
: 12,5 %
b. Indikator tambahan
: 30 %
Dari indikator-indikator tersebut, maka bobot penilaian menjadi :
1. Rentabilitas (75 % X 70 %)
: 52,50 %
2. Likuiditas (12,5 % X 70 %)
:
8,75 %
3. Solvabilitas (12,5 % X 70 %) :
8,75 %
4. Indikator tambahan 1
: 10
%
5. Indikator tambahan 2
: 10
%
6. Indikator tambahan 3
: 10
%
Jumlah bobot
2.9.
: 100 %
Pengaruh Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Tingkat
Kesehatan Perusahaan
Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan tersebut sehat atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan
38
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
membandingkan antara rasio tahun sebelumnya dengan rasio pada saat ini.
Perbandingan tersebut dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk
mengetahui tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan pada saat
tertentu. Menurut Suparno (2003:39), kesehatan kinerja keuangan didasarkan pada
informasi keuangan yang disampaikan oleh manajemen dalam bentuk neraca,
laporan rugi-laba, dan laporan arus kas. Kinerja keuangan merupakan ukuran yang
paling umum digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, misalnya pengukuran
efisiensi, produktifitas, dan likuiditas.
Karena
rentabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh keuntungan sebelum pajak dengan modal rata-rata yang digunakan,
maka dengan rentabilitas tinggi mencerminkan efisiensi perusahaan yang tinggi.
Jadi, rentabiltas ini menjadi alat ukur efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan
dalam menggunakan modalnya untuk menghasilkan laba, maka marjin
keuntungan, rasio operasi, dan produktivitas tenaga kerja merupakan factor-faktor
yang mencerminkan efisiensi dan hal ini tercermin dalam rentabilitas menurut SK
Menteri
BUMN
RI
No.Kep-100/MBU/2002
tentang
tingkat
kesehatan
perusahaan, faktor rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas adalah merupakan 100
% dari bobot tingkat kesehatan perusahaan.
Dari faktor-faktor tersebut maka bagi para kreditur yang terpenting adalah
faktor rentabilitas, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi
kreditur tersebut dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Berapapun
besarnya likuiditas atau solvabilitas suatu perusahaan, kalau perusahaan tersebut
tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien atau tidak mampu
memperoleh laba yang besar, maka perusahan tersebut pada akhirnya akan
39
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutang-hutangnya. Faktorfaktor likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas tersebut akan dapat diketahui dengan
cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat atau
sesuai dengan tujuan analisa. Dengan kata lain laporan keuangan suatu perusahaan
perlu dianalisa karena dengan analisa tersebut akan diperoleh semua jawaban
yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 1997:34).
2.10.
Arti Penting Peramalan Bisnis dan Faktor Eksternal Perusahaan
Setiap perusahaan harus meningkatkan kesadaran bahwa kelangsungan
hidup perusahaan sangat penting untuk dipertahankan. Setiap perusahaan pasti
mempunyai harapan atas keberhasilan usahannya di masa yang akan datang, yang
kemudian ditempuh dengan cara peramalan keberhasilan perusahaan. Peramalan
ini dilakukan untuk memprediksi seberapa berhasilnya perusahaan di waktu yang
akan datang, yang dalam prakteknya jarang sekali peramalan itu bisa tepat
mencapai sasaran. Mungkin sekali terjadi keadaan yang baik maupun keadaan
yang buruk sekalipun, yang semuanya tergantung kepada masing-masing
perusahaan. Oleh karena itu, kebanyakan peramal hanya mampu mengurangi atau
memperkecil tingkat kesalahan yang ada dalam perusahaan. Setiap ramalan
memerlukan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor internal
maupun eksternal perusahaan yang didasarkan pada keyakinan dan pengetahuan
dari peramal dan pihak manajemen (Arsyad, 1995 : 3).
Sejalan dengan perkembangan teknik peramalan yang semakin canggih
yang diikuti oleh perkembangan penggunaan komputer, maka peramalan semakin
40
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
memperoleh perhatian beberapa tahun terakhir ini. Hampir semua organisasi,
besar dan kecil, swasta dan pemerintah menggunakan peramalan, karena hampir
semua organisasi harus membuat rencana di dalam menghadapi keadaan bisnis di
masa yang akan datang. Peramalan dibutuhkan, khususnya dalam bidang
keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi, dan masih banyak lagi.
Para manajer diharapkan mampu untuk menggunakan teknik analisis data
yang canggih dan pemahaman akan teknik-teknik tersebut dalam merumuskan
tujuan peramalan. Di masa sekarang ini, untuk menguasai teknik tersebut menjadi
keharusan bagi seorang manajer yang ingin mengembangkan perusahaannya.
Untuk mencapai prospek perusahaan yang baik harus diciptakan rencana
yang dapat mempertinggi kredibilitas perusahaan tersebut. Kita memerlukan
pertimbangan yang cermat dalam memilih metode peramalan agar hasil yang akan
dicapai nantinya dapat digunakan untuk suatu proses dalam pengambilan
keputusan yang berguna bagi perusahaan. Tahap-tahap peramalan dapat dibagi
menjadi beberapa tahap (Arsyad, 1995:12) yaitu :
1. Penentuan tujuan peramalan
2. Pemilihan teori yang relevan
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Pengestimasian model sementara
6. Evaluasi model dari revisi model
7. Penyajian ramalan sementara kepada manajemen
8. Pembuatan revisi final
9. Pendistribusian hasil peramalan
41
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
10. Penentuan langkah-langkah pemantauan
Sekarang para manajer telah mampu untuk menggunakan teknik analisis
data yang canggih untuk tujuan peramalan, dan pemahaman akan teknik-teknik
tersebut merupakan suatu keharusan bagi para manajer.
Proses peramalan tidak terlepas dari faktor-faktor diluar perusahaan,
khususnya lingkungan eksternal perusahaan. Perusahaan dapat membantu unitunit bisnisnya dalam mendefinisikan kebutuhan untuk membaca lingkungan.
Manajer unit bisnis sekarang perlu untuk mengetahui dan memahami informasiinformasi tentang lingkungan yang harus dipantau, jika unit bisnisnya ingin
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Secara umum, perusahaan harus
memantau kekuatan-kekuatan lingkungan makro yang pokok (demografi,
ekonomi, teknologi, politik/hukum dan juga sosial budaya) yang berpengaruh
terhadap perkembangan bisnisnya.
Analisis rasio keuangan mempunyai hubungan yang sangat signifikan
terhadap prediksi keuangan. Model prediksi ini dapat juga dimasukkan sebagai
bagian dari bidang analisis laporan keuangan karena salah satu tujuan dari analisis
laporan keuangan itu adalah meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang (Harahap, 2006:343).
42
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Download