BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sumber Pustaka
1. Rujukan
Hampir semua orang menyukai musik, hal tersebut tidak menutup
kemungkinan bahwa ada banyak orang pula yang mengangkat musik ke
dalam karya Tugas Akhir mereka. Salah satu mahasiswa yang mengangkat
konsep Tugas Akhir mengenai dunia musik adalah Sony Widiyanto,
alumni Universitas Sebelas Maret yang lulus dari Fakultas Sastra dan Seni
Rupa pada tahun 2008. Mahasiswa alumni Seni Rupa Murni 2008 tersebut
mengambil Tugas Akhir dengan judul Obsesi di Dunia Musik Sebagai
Sumber Ide Karya Seni Lukis. Konsep tersebut masih sejenis dengan
penulis yang mengangkat biola (salah satu instrumen musik klasik) ke
dalam karya Tugas Akhir.
Perbedaan karya-karya Sony Widiyanto dengan karya yang dibuat
penulis, yaitu pada subject matter. Karya Sony menggambarkan dirinya
sedang bermain musik, dengan dihiasi latar belakang benda-benda berbau
musik. Sementara pada karya penulis, biola sebagai personifikasi diri.
Dimana biola tersebut melakukan hal-hal yang dialami atau diimajinasikan
penulis. Selain itu, perbedaan karya-karya Sony dan penulis terletak pada
media dan teknik yang digunakan. Sony Widiyanto menggunakan teknik
lukis langsung pada kanvas dengan perpaduan print gambar yang ditempel
3
4
di kanvas tersebut. Sementera penulis menggunakan teknik sapuan
langsung pada kanvas dengan menggunaan media cat akrilik.
Gambar 1. “Player” Karya Sony Widiyanto
Sumber: Pengantar Tugas Akhir Sony Widiyanto 2008
Persamaan antara karya-karya Sony Widiyanto dan penulis, yaitu
sama-sama meluapkan emosi dan ekspresi tentang musik ke dalam karya
seni lukis, serta sama-sama ingin menyampaikan pesan lewat imajinasi
pada karya-karya Tugas Akhir tersebut.
2. Referensi
Musik merupakan cabang seni yang menggunakan bunyi sebagai
media penciptaannya. Dalam buku (Instrumen Musik Tradisional
Lampung) pengertian musik yaitu “Sejumlah nada yang terbagi dalam
jarak tertentu, dimana sistem lengkap bunyi-bunyian instrumen terbagi
dalam jarak antara sebuah nada dan nada diatasnya, lalu menjadi tingkatan
yang teratur” (Tim Penuyusun, 1995: 1).
5
Musik merupakan media ekspresi bagi senimannya. “Musik adalah
ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan
nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental.
Musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur
seperti irama, melodi, harmoni, bentuk dan ekspresi” (Muttaqin: 2008: 5).
Jenis-jenis musik di dunia sangatlah banyak. Secara aliran dan gaya,
musik dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Musik seni (Art Music): Musik klasik.
2. Musik popular: Jazz, Gospel, Blues, Rhythm and Blues, Funk, Rock,
Metal, Hardcore, Electronic, Ska, Reggae, Dub, Hip Hop/Rap/ Rapcore,
Pop.
3. Musik tradisional: Latin, Country, Dangdut (https://id.wikipedia.org/
wiki/Genre_musik diakses pada 16 Mei 2016, pukul 11:54 WIB).
Salah satu jenis musik yang banyak disukai orang adalah musik
klasik. “Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada
musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik
kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9
hingga abad ke-21” (https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_klasik diakses
pada 16 Mei 2016, pukul 11:15 WIB).
“Taksonomi historis musik klasik: Era Abad Pertengahan (3001000), Romanesque (1000-1150), Ars Antiqua (1150-1300), Ars Nova
(1300-1400), Renaisans Awal (1400-1500), Renaisans Tinggi (1500-1600),
Barok (1600-1750), Rococo (1725-1778), Klasikisme (1750-1827),
6
Romantikisme (1800-1900), Impresionisme (1880-1918), dan Abad ke-20
(1900 hingga sekarang)” (Muttaqin, 2008: 27). Sementara itu, yang disebut
dengan musik klasik adalah musik yang berkembang pada Era Barok
hingga Era Romantikisme.
Manfaat mendengarkan musik klasik sangat banyak, salah satunya
yaitu untuk merangsang kreativitas. Gelombang dari musik klasik dapat
meningkatkan gelombang alfa pada otak, dimana gelombang alfa dapat
mempengaruhi kreativitas seseorang. “Irama, melodi, dan frekuensifrekuensi tinggi pada musik Mozart merangsang dan memberi daya kepada
daerah-daerah kreatif dan motivatif dalam otak” (Campbell, 2001: 17).
Musik klasik biasanya dihasilkan dari permainan orkestra.
“Orkestra adalah formasi kelompok musik besar yang memiliki susunan
instrumen musik terlengkap” (Muttaqin, 2008: 183). “Orkestra dibagi
menjadi dua macam yaitu Chamber Orhestra yang didukung 40 pemain
atau kurang, dan Symphony Orhestra yang didukung oleh 100 pemain”
(Muttaqin, 2008: 188).
Instrumen dalam orkestra sangat banyak, salah satunya adalah
instrumen gesek.
“Ada dua keluarga instrumen gesek: keluarga viol (yang
dipergunakan pada abad ke-16 dan ke-17) dan keluarga violin
(biola) yang lebih modern. Semua instrumen ini menghasilan nada
dengan memakai sebuah penggesek (bow) yang terbuat dari bulu
rambut kuda yang ditarik melintasi dawai-dawai. Keluarga viol
memiliki nada yang lebih halus dan lembut daripada biola. Ada tiga
ukuran pokok: viol trebel, viol tenor dan viola da gamba. Alat-alat
tersebut tidak terpakai lagi sejak kira-kira pertengahan abad ke18….” (Miller, 2001: 72).
7
Menurut sejarah Islam, biola sudah ada sejak Dinasti Abbasiyah.
Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam yang diterbitkan Kementrian
Agama Repulik Indonesia, “biola pertama berasal dari rebec yang telah
digunakan oleh musisi islam sejak abad ke-10 Masehi. Cikal bakal biola
juga diyakini berasal dari rebab (rebec), alat musik asli dari Arab. AlFarabi merupakan penemu rebec” (Kementrian Agama, 2015: 89).
Biola merupakan salah satu alat musik berdawai yang dimainkan
dengan cara digesek. Sedangkan sejarah alat musik gesek berasal dari
Turki.
“Alat musik gesek konon berasal dari para penunggang
kuda yaitu suku bangsa Nomaden di kawasan Mongolia dan Turki.
Alat musik ini memiliki dawai yang terbuat dari surau kuda. Pada
zaman itu setiap kepala biola selalu dihiasi ukiran kepala kuda.
Alat musik ini dibawa oleh para pengelana ke Asia Timur, India,
Bizantium dan Timur Tengah. Seiring dengan itu alat musik ini
kemudian beradaptasi dengan lingkungan setempat. Hasilnya,
muncul alat musik erhu, esra harpa dan rebab” (Lisbijanto, 2013: 8).
Menurut sejarah musik Eropa, biola modern (seperti biola yang kita
kenal sekarang ini) dahulunya mengalami beragam perubahan bentuk.
“.…Biola modern ditemukan di Italia Utara pada abad ke 16,
yaitu di kota Venice. Biola modern ini dipengaruhi oleh berbagai
alat musik yang ada di berbagai negara. Tiga alat musik yang
dipercaya sebagai cikal bakal biola adalah rebec, vielle (biola abad
renaissans), dan lira da braccio. Dari data sejarah, biola tertua yang
memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea
Amati pada tahun 1555. Pada abad 18 terjadi loncatan sejarah
dalam perkembangan biola, khususnya pada perubahan panjang
dan sudut leher biola, yang sangat berpengaruh terhadap suara dan
resonasinya. Dari segi kualitas, saat ini perkembangan biola
mengarah pada kualitas suara, bukan pada bentuk biola”
(Lisbijanto, 2013: 9).
8
Biola sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi hingga
sekarang, jadi bentuk bagian-bagiannya tetap sama. “Bagian-bagian biola
terdiri dari: kepala biola, pasak, baut, papan jari, leher biola, bagian depan,
lubang F, bagian belakang, penyangga dagu, pin, ekor biola, penyetel nada
halus, jembatan biola, senar E, senar A, senar D, dan senar G. Busur biola
terdiri dari: ujung atas, batang busur, genggaman, frog atau heel, ulir, dan
rambut busur” (Suzuki, 2007:10).
Keindahan bentuk dan suara biola modern tidak lepas dari campur
tangan para seniman pembuatnya. “Para pembuat biola pertama yang
berasal dari Italia Utara diantaranya ialah Gasparo da Salo dan Giovanni
Maggini dari Brescia, dan Andrea Amati dari Cremona. Pada abad ke-17
dan ke-18 telah ada bengkel pembuat biola di Italia, yaitu Antonio
Stradivari dan Giuseppe Guarneri dari Cremona dan orang Austria, Jacob
Stainer” (Muttaqin, 2008: 208).
Dalam membuat karya seni, kreativitas sangatlah dibutuhan.
Dengan kreativits akan tercipta karya-karya unik dan berbeda dari yang
telah ada. “Kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis
ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan mengungkapan yang
unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah efisien, tepat sasaran dan
tepat guna” (Chandra, 1994: 17).
“Kreativitas menerjunkan seseorang ke dalam keadaan ambang, yaitu
keadaan antara yang ada dan belum ada. Seorang yang kreatif selalu dalam
kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari, mencoba-coba untuk
9
menemukan sesuatu yang belum pernah ada dari tatanan budaya yang
pernah dipelajarinya” (Sumardjo, 2000: 80).
Dengan kreativitas tersebut, orang dapat mengekspresikan perasaan
lewat karya seni yang lebih unik dan menarik. Ekspresi sendiri merupakan
ungkapan perasaan seseorang. “Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan.
Orang yang sedang sedih, bahkan dalam gairah kegembiraan, tak mungkin
melahirkan karya seni. Seni baru lahir setelah perasaan berubah menjadi
pengalaman” (Sumardjo, 2000: 73).
Seni ialah media untuk mengekspresikan perasaan seniman. “Seni
adalah ungkapan perasaan seniman yang disampaikan kepada orang lain
agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya. Dengan seni,
seniman memberikan, menyalurkan, memindahkan perasaannya kepada
orang lain sehingga orang itu merasakan apa yang dirasakan seniman”
(Sumardjo, 2000: 62-63).
“Karya seni bukan semata-mata ekspresi perasaan. Seni juga
merupakan ekspresi nilai, baik nilai esensi (makna), nilai kognitif
(pengetahuan, pengalaman), dan nilai kualitas mediumnya. Nilai-nilai itu
ada dalam diri seniman sebagai pengalaman nilai masa lampaunya
(sebelum penciptaan). Nilai-nilai inilah yang menentukan isi, makna,
substansi dari seni” (Sumardjo, 2000: 74).
“Seni adalah keterampilan yang diperoleh dari pengalaman, belajar,
atau pengamatan-pengamatan.” (Bahari, 2008: 62).
10
“Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar
pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih
utuh dari menggambar” (http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_lukis diakses
pada 21 Mei 2016, pukul 11:57 WIB).
Dalam seni rupa, terdapat unsur-unsur yang harus ada pada sebuah
karya seni. “Unsur-unsur desain meliputi unsur yang dapat dilihat dan
unsur yang tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan, antara lain: garis,
noktah (spot), bidang (shape), nada, warna, tekstur, ruang (space), irama
(ritma), tekanan (aksen, emphasis), tegangan (tensión), pusat perhatian
(center of interest), arah (direction) dan ukuran (size)” (Hakim, 1987: 3).
“Unsur-unsur terpenting dalam karya seni rupa adalah garis, warna,
tekstur atau barik, ruang dan volume. Berdasarkan unsur-unsur tersebut
orang kemudian akan memperoleh reaksi psikologis yang lebih kompleks
lagi” (Bahari, 2008: 98).
Arfial Arsad Hakim menjelaskan pengertian garis dalam bukunya
Nirmana Dwimatra “garis dmulai dari sebuah titik; merupakan jejak yang
ditimbulan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titiktitik yang berhimpit. Juga merupakan suatu goresan atau sapuan yang
sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita” (Hakim,
1987: 42).
“Spot (noktah) merupakan suatu tanda atau bekas/ noda yang
terjadi dari sentuhan benda yang dapat menimbulkan bekas/ noda pada
bagian tersebut” (Hakim, 1987: 55).
11
“Suatu bentuk dua dimensional yang diikat/ dibatasi oleh contour
(garis pinggir/ batas; garis formal maupun garis ilusif), adalah shape.
Dengan perkataan lain, ada yang mengartikan shape adalah contour itu
sendiri” (Hakim, 1987: 63).
Menurut Nooryan Bahari dalam bukunya Kritik Seni, pengertian
warna adalah “gelombang cahaya dengen frekuensi yang dapat
mempengaruhi penglihatan kita. Warna memiliki tiga dimensi dasar yaitu
hue, nilai (value), dan intensitas (intensity) (Bahari, 2008: 100).
“Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda atau bidang,
yang memberi karakter atas suatu benda atau bidang/ permuaan tersebut,
apakah permuaan halus, sedang atau kasar dll (Hakim, 1987: 100).
B. Sumber Ide
Beberapa karya lukis di bawah secara tidak langsung memberi
masukan atau pemahaman dalam mendukung ide penciptaan, baik berupa
konsep karya jadi maupun secara teknik. Karya bertemakan biola dari
seniman profesional seperti Juan Gris, Marc Chagall dan Salvador Dali
ialah:
1. Juan Gris
Jose Victoriano Gonzalez-Perez atau lebih dikenal dengan Juan
Gris adalah seorang pelukis dan pematung Spanyol yang tinggal dan
bekerja di Prancis selama hidupnya. Juan Gris mempopulerkan seni lukis
12
Kubisme, yaitu sebuah aliran lukisan dengan ciri mengandung unsur
kotak-kotak.
Juan Gris lahir di Madrid pada 23 Maret 1887. Pada tahun 1906 ia
pindah ke Paris dan mengikuti jejak rekan senegaranya, Pablo Picasso.
Juan Gris mulai melukis dengan serius di tahun 1910, dan tahun 1912 ia
mengembangkan gaya Kubisme ciptaan sendiri. Pada awalnya Gris
menganut gaya analitik Kubisme, tapi semenjak 1913 ia mulai beralih ke
Kubisme sintetik.
Gambar 2. “Violin et Guitare” Karya Juan Gris
Sumber: http://www.wikiart.org/en/juan-gris/violin-and-guitar-1913
16 Mei 2016, pukul 11:17 WIB
Karya Juan Gris tersebut berjudul Violin and Guitar (dalam bahasa
Spanyol Violon et Guitare), dibuat menggunakan cat minyak di atas panel pada
tahun 1913. Lukisan tersebut berukuran 100.3 × 65.4 cm Karya ini beraliran
Kubisme sintetik, dimana bentuk-bentu objek didalamnya berupa bangun
geometris.
13
Cara Juan Gris memberi warna pada setiap karyanya dengan beragam
warna, membuat penulis terinspirasi dan semakin berani dalam mewarnai karya.
Persamaan karya Juan Gris tersebut dengan karya penulis yaitu sama-sama
memvisualisasikan instrumen biola ke dalam karya lukis. Sementara
perbedaannya yaitu pada aliran lukis yang diambil, Juan Gris termasuk ke
dalam aliran Kubisme Sintetik. Penulis lebih condong ke aliran lukis
Ekspresionisme Fauvisme, dimana mengolah garis, bidang dan warna secara
lebih bebas dan ekspresif. Perbedaan lainnya yaitu pada makna yang
terkandung dalam karya, penulis menjadikan biola sebagai personifikasi diri,
dimana biola sedang melaukan hal-hal dari pengalaman dan imajinasi penulis.
14
2. Marc Chagall
Marc Chagall adalah seorang pelukis berkebangsaan Rusia-Belarus.
Chagall lahir pada tanggal 7 Juli 1887 dan meninggal pada 28 Maret 1985.
Dia dilahirkan di Liozno, dekat Vitebsk, Belarus.
Gambar 3. “Le Violoncelliste” Karya Marc Chagall
Sumber: http://www.artmarketmonitor.com/marc-chagall-le-violoncelliste
16 Mei 2016, pukul 11:18 WIB
Karya Marc Chagall tersebut berjudul Le Violoncelliste, dibuat
pada tahun 1939. Karya Chagall tersebut beraliran Ekspresionisme, karena
menggunakan warna-warna yang berani dan pengolahan garis serta bentuk
yang sangat ekspresif. Sama seperti penulis yang lebih condong ke aliran
Ekspresionisme dan Fauvisme dalam karya Tugas Akhirnya.
Perbedaan karya penulis dengan karya Marc Chagall tersebut yaitu
pada bentuk cello atau biola. Chagall membuat biola dan cello dengan
goresannya yang khas, sedangkan penulis membuat biola dengan garisgaris yang lebih melengkung dan melakukan perubahan bentuk pada biola.
15
3. Salvador Dali
Salvador Dalí lahir 11 Mei 1904 di Figueres, Spanyol. Dali
meninggal 23 Januari 1989 pada umur 84 tahun. Pelukis bernama asli
Salvador Domingo Felipe Jacinto Dalí i Domènech itu dikenal lewat
karya-karya surealisnya. Selain suka melukis, Dali juga suka menggambar,
fotografi, seni patung, menulis, dan film.
Gambar 4. “Music the Red Orchestra” arya Salvador Dali
Sumber: http://www.wikiart.org/en/salvador-dali/music-the-red-orchestra
16 Mei 2016, pukul 11:19 WIB
Karya Salvador Dali tersebut berjudul Music the Red Orchestra,
dibuat pada tahun 1957. Lukisan tersebut dibuat menggunakan cat minyak
di atas kanvas dengan ukuran 84 x 116 cm. Karya Dali tersebut masuk
dalam aliran lukis Surrealisme.
Persamaan karya Dali dengan penulis yaitu dengan tema sama,
mengenai instrumen dalam orkestra berupa cello dan piano. Perbedaannya
Dali menggambarkan cello dengan imajinasinya berupa manusia yang
digambarkan semi realis dan ekspresif. Sementara penulis menggambarkan
biola secara ekspresif dengan mengolah garis lengkung dan aneka warna.
Download