1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Flora mikrobia normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir (mukosa) pada manusia normal dan sehat. Kulit dan mukosa selalu dihuni oleh berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme yang selalu menghuni tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu flora tetap (resident flora) dan flora sementara (transient flora). Flora tetap adalah terdiri dari mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia-usia tertentu pula, apabila berubah mereka akan segera kembali seperti semula. Sedangkan flora sementara terdiri atas mikroorganisme non patogen atau potensial patogen yang tinggal di kulit dan mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Flora sementara biasanya hanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh ada di tempatnya. Namun apabila flora tetap berubah maka flora sementara akan berkolonisasi, berbiak, dan menimbulkan penyakit (Brooks, Butel, dan Morse, 2005). Flora normal dapat menyebabkan penyakit pada kondisi tertentu (Brooks, Butel, dan Morse, 2005). Sehingga kita harus menjaga kebersihan diri. Menurut Widyati (2002) dalam Sinaga (2011), hygiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. Salah satunya dengan mencuci tangan yang benar yaitu dengan sabun dan air yang bersih. Caranya, basuh tangan dengan air, gunakan sabun untuk menggosok permukaan telapak tangan, punggung tangan secara merata, gosok sela-sela jari dan kuku, serta bilas dengan air dan segera keringkan dengan lap atau tisu (RW, 2011). Menurut Riyanto (2012) untuk kewaspadaan keamanan pangan dianjurkan untuk cuci tangan selama 20 detik dengan air sabun (untuk anak-anak dapat menggunakan air hangat sebagai gantinya). Menggosok tangan, pergelangan tangan, kuku, dan antara jarijari dengan benar. Universitas Sumatera Utara 2 Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukaan dorsal ujung jari tangan dan kaki (Harahap, 2010). Seperti yang terdapat dalam Association for European Safety & Infection Control in Dentistry (2010) mikroorganisme yang terjadi di kulit dan di kuku tangan termasuk bagian yang disebut dengan flora normal atau flora tetap kulit. Flora tetap meliputi mikroorganisme yang biasanya berkoloni di kulit dan di bawah kuku tangan. Bakteri tersebut adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Micrococcus luteus, Diphtheroids, Streptococci sp. dan bakteri gram negatif (Baron S, 1996). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dagnew, Tiruneh, Moges, dan Gizachew (2013) diisolasi dari bantalan kuku jari didapatkan koagulasi negatif Staphylococci sp. sebagai spesies bakteri predominan (33%), diikuti oleh Staphylococcus aureus (16%), E. coli (2,67%), dan Klebsiella sp. (1,67%). Jumlah mikroorganisme bakteri dan jamur meningkat dengan meningkatnya panjang kuku (Griffis, Ford, Gold, dan Karlet, 2013). Ditambah lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Rupp et al. (2008) dalam Fagernes dan Lingaas (2010), pada 192 sampel dari tangan dominan 62 perawat selama periode 2 tahun, ditemukan peningkatan jumlah bakteri dengan panjang kuku lebih dari 2 mm. Hal ini juga dibuktikan oleh Fagernes dan Lingaas (2010) tingkat bawaan (karier) Staphylococcus aureus meningkat pada panjang kuku lebih dari 2 mm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chuku dan Obinna (2013) dari 940 orang dengan infeksi kulit yang diteliti, ditemukan bakteri Micrococcus luteus (3,6%) di kuku. Untuk jamur, Candida sp. adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga selaput mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit, dan di bawah jari-jari kuku tangan dan kaki (Simatupang, 2009). Menurut Gandahusada (2006) dalam Prahatamaputra (2009), infeksi jamur pada vagina sering kali terjadi akibat penggunaan air seperti toilet yang mengandung Candida sp. setelah defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk membersihkan diri. Universitas Sumatera Utara 3 Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan mikroorganisme yang ada pada kuku, khususnya bakteri yang terdapat di kuku tangan, terutama pada anak SD. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah identifikasi mikroorganisme yang terdapat pada kuku anak SDN 060922 Medan Tahun 2014? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada kuku anak SDN 060922 Medan Tahun 2014. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan kuku dan memotongnya secara rutin jika sudah panjang. 2. Bagi orangtua, agar tetap menjaga kebersihan kuku anak-anaknya ataupun dirinya sendiri agar terhindar dari bakteri yang dapat mengakibatkan penyakit. 3. Bagi guru, membantu menjaga kebersihan kuku siswa/i dengan selalu mengingatkan untuk memotong kuku jika sudah panjang. 4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. Universitas Sumatera Utara