PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Riska Novita Sari1, Merti Triyanti2, Sepriyaningsih3 1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK This thesis entitled "Effect of Active Learning Strategies Against Quiz Team Learning Outcomes Biology Class X MAN 2 Lubuklinggau the Academic Year 2015-2016 ''. The problem of this research is there any influence of active learning strategies Team Quiz on learning outcomes biology class X MAN 2 Lubuklinggau 2015/2016 school year ?. The purpose of this research was to determine the effect of Active Learning Strategies Team Quiz on learning outcomes biology Class X MAN 2 Lubuklinggau the academic year 2015/2016. The research is a pure experiment, the design used is a pretest-posttest control group Desig. Popolasi were students of class X MAN 2 Lubuklinggau. Consists of three classes totaling 94 students. Samples taken in this research is class X. IPA 1 totaling 32 students into experimental class and class X. IPA 3 with a number of 32 students into grade control. Data collection techniques used are tests to determine student learning outcomes in the cognitive domain. From the research, after analysis of test data the average pre-test and post-test to determine the ability of the student's final at significant level α = 0.05 was obtained t_hitung = 3.14 and t_tabel = 1.671. Based on these data calculations can be concluded that there is a significant effect of active learning strategies quiz team teradap learning outcomes biology class X MAN 2 Lubuklinggau. Keywords: Quiz Team, Learning Outcomes A. PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan pembangunan bangsa serta perwujudan diri individu, terutama bagi bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Di sekolah, guru sebagai perencana dan pengelola pengajaran diharapkan mampu merencanakan dan mengelolah seluruh kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien (Slameto, 2003:98). Menurut Trianto (2010:1) pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Proses pendidikan di sekolah tidak pernah terlepas dari kegiatan belajarmengajar dikelas, yang bertujuan agar siswa memiliki hasil yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana, itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah banyak tergantung pada situasi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah adalah biologi. Menurut Campbell (2008:3) mengemukakan bahwa “Biologi adalah bidang yang memiliki cakupan luar biasa, dan siapapun yang gemar mengikuti berita mengetahui bahwa pengetahuan biologi berkembang dengan kecepatan yang terus meningkat. Hanya mengingat-ingat rincian fakta dari bidang yang sangat luas ini bukanlah pilihan yang masuk akal. Bios artinya mahluk hidup, logos artinya ilmu, jadi biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup”. Berdasarkan pengertian tersebut biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang berhubungan dengan makhluk hidup. Secara formal pelajaran biologi telah diberikan kepada siswa sejak sekolah dasar hingga universitas, dengan harapan akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam proses pendidikan disekolah semua siswa diharapkan memiliki hasil belajar yang sangat maksimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi, di perlukan suatu kerja yang optimal dan menyeluruh dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah guru. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas. Guru harus mampu menghilangkan pandangan negatif siswa pada umumnya yang beranggapan bahwa biologi sebagai mata pelajaran yang membosankan. Berdasarkan hasil observasi dan menurut sumber data penulis terima dari salah satu guru bidang studi biologi di MAN 2 Lubuklinggau bahwa 64 siswa atau (68,08%) dari 94 jumlah siswa kelas X belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 30 siswa atau (31,91%) sudah mencapai KKM, dimana KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal tersebut dilihat dari hasi ulangan harian yang sebagian besar belum mencapai KKM. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan karena siswa hanya berperan sebagai penerima informasi dari guru, sehingga peran guru lebih dominan jika dibandingkan dengan siswa, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, disaat guru menyampaikan materi pelajaran tidak semua siswa memperhatikan sehingga yang mampu memahami materi pelajaran hanya sebagian kecil siswa. Biasanya hanya siswa yang memiliki kognitif diatas rata-rata kelas yang memiliki motivasi untuk belajar, siswa juga kurang berani mengeluarkan ide/pendapat serta lebih memilih diam jika ada materi yang kurang di pahaminya. Hal ini merupakan tugas seorang guru dalam mengatasi masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta berupaya agar siswa dapat aktif dan kreatif terhadap materi yang akan diajarkan khususnya pada mata pelajaran biologi. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran biologi adalah strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Salah satu cara untuk mengatasi masalah peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Team Quiz merupakan strategi pembelajaran di kembangkan oleh Silberman (2009), dalam Team Quiz ini siswa di bagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Setiap tim secara bergiliran menjadi pemandu kuis. Dengan pertandingan akademis ini dapat terciptanya kompetisi antar kelompok, sehingga siswa menjadi aktif serta termotivasi untuk dapat memperoleh nilai yang tinggi dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan permasalaan pada uraian latar belakang diatas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran aktif adalah cara kerja yang di pergunakan oleh seorang guru untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 2. Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz Silberman (2009:163) mengemukakan Team Quiz adalah teknik untuk meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melaui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Secara definisi strategi pembelajaran aktif Team Quiz yaitu suatu strategi yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu dan kelompok yang lain (Zaini, dkk, 2008:54). a. Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif Team Quiz Menurut Zaini, dkk (2008:54) langkah-langkah strategi pembelajaran aktif Team Quiz adalah sebagai berikut: 1) Pilihlah topik yang dapat di sampaikan dalam tiga segmen. 2) Bagi peserta didik menjadi tiga kelompok, A, B, C. 3) Sampaikan kepada peserta didik format pembelajaran yang anda sampaikan kemudian mulai presentasi. Batasi presentasi maksimal 10 menit. 4) Setelah presentasi, minta kelompok A untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka. 5) Minta kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lemparkan pertanyaan tersebut kepada kelompok C. 6) Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B. 7) Jika tanya jawab ini selesai, lanjutkan perkuliahan kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A. b. Kelebihan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz Menurut Oktaviana (2013) Team Quiz memiliki kelebihan yaitu berpusat pada pesesrta didik, penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan, Sangat menyenangkan, memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik, Menggunakan metode yang bervariasi, dan disesuaikan dengan pengetahuan yang ada. Sedangkan kelemahan dari strategi pembelajaran aktif Team Quiz adalah peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak di dampingi oleh pendidik dan pembahasan terkesan kesegala arah atau tidak terfokus. 3. Pengertian Belajar Trianto (2010:16) mengemukakan bahwa, belajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Sedangkan menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilaksanakan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai tindakan atau perilaku siswa yang kompleks. 4. Pengertian Hasil Belajar Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Arikunto (2010:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan diukur. 5. Factor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Slameto (2013:54), menyatakan bahwa faktor-fakor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni yang di laksanakan adanya kelas pembanding dua kelompok sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Rancangan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah True experimental design dengan desain Control group Pretest-posttest Design. Sebelum dilakukan perlakuan, diberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dengan Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz, kelas kontrol secara konvensional. Setelah perlakuan, kemudian diadakan post-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain eksperimen yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut: E K Tabel 3.1 Desain Eksperimen O1 X O2 O3 O4 Keterangan: E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol O : Tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen O : Tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen O : Tes awal (pre-test) pada kelas kontrol O : Tes akhir (post-test) pada kelas kontrol X : Perlakuan dengan Strategi Pembelajaran Aktif - : perlakuan dengan Strategi Konvensional Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X IPA MAN 2 Lubuklinggau. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X IPA 2 dan kelas X IPA 3. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan tes. Tes dalam penelitian ini sebanyak dua kali yaitu sebelum melakukan pembelajaran (pre- test) dan sesudah melakukan pembelajaran (post-test). Tes yang digunakan berbentuk uraian sebanyak 10 soal. Teknik analisis data hasil penelitian dianalisis dengan cara menghitung rata-rata dan simpangan baku, normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05. D. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Lubuklinggau dari tanggal 15 April s.d 18 Mei yang dilakukan langsung oleh peneliti dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang berlaku disekolah. Sebelum pelaksanaan penelitian dimulai terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mengetahui kualitas soal yang dilaksanakan. Penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan dua kelas sebagai sampel. Sampel diambil secara acak sehingga seluruh kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 3 sebagai kelas kontrol. Kelas X IPA 1 mendapatkan perlakuan dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif Team Quiz sedangkan Kelas X IPA 3 proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. a. Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test) Pre-test di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan setelah dilakukannya uji coba instrumen. Soal yang diberikan saat pre-test sebanyak enam butir soal uraian. Pelaksanaan pre-test di kelas eksperimen pada tanggal 18 April 2016, dan di kelas kontrol pada tanggal 19 April 2016. 1) Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pre-Test Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-test No Kategori 1 2 3 4 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Simpangan Baku Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas 5 6 Kelas Eksperimen 13,23 61,76 32,90 9,76 Kelas Kontrol 11,76 57,35 29,36 10,61 0 orang (0%) 0 orang (0%) 32 orang (100%) 32orang(100%) Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa perbedaan rata-rata skor hasil pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak begitu besar. 2) Uji Normalitas Pre-Test Hasil perhitungan uji normalitas pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test No Kelas Dk 1 Eksperimen -1,2914 5 11,070 2 Kontrol 1,3958 5 11,070 Kesimpulan Normal Normal Berdasarkan tabel 4.2 ketentuan uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat ( ) dapat disimpulkan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 3) Uji Homogenitas Pre-Tes Uji homogenitas dilakukan dengan membandingan antara Fhitung dan Ftabel. Fhitung diperoleh dari hasil bagi antara varians terbesar dengan varians terkecil, sedangkan Ftabel diperoleh berdasarkan tabel harga distribusi F dengan menentukan nilai pembilang dan penyebut, serta α = 5%. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas didapatkan nilai Fhitung = 1,38 dan Ftabel= 1,84. Artinya Fhitung < Ftabel, maka kedua kelas homogen. 4) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pre-Test Karena kedua kelas telah berdistribusi normal dan homogen, maka uji kesamaan dua rata-rata dapat menggunakan uji t. Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan. Nilai ttabel menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk = (n1 n2 2) (32 32 2) 62 . Nilai thitung = 1,73 dan ttabel = 2,000. Jadi -ttabel < thitung < ttabel. maka H0 diterima. Artinya nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. b. Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test) Pelaksanaan post-test bertujuan untuk mengetahui hasil belajar biologi akhir siswa setelah diberikan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Pelaksanaan post-test di kelas kontrol pada tanggal 9 Mei 2016, dan di kelas eksperimen pada tanggal 10 Mei 2016. 1) Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku Post-Test Hasil perhitungan nilai rata-rata rata dan simpangan baku data post-test dari masing-masing masing kelas dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Rata dan Simpangan Baku Hasil post post-test No 1 2 3 4 Kategori Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Rata Simpangan Baku 5 Jumlah siswa yang tuntas 6 Jumlah siswa yang tidak tuntas Kelas Eksperimen 54,41 100 80,05 12,02 19 orang (59,37%) 13 orang (40,62%) Kelas Kontrol 45,58 85,29 71,27 15,83 11 orang (34,37%) 21 orang (65,62%) Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata rata rata hasil post-test kelas eksperimen eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Grafik perbandingan nilai rata-rata rata pre-test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1. 100 80 Kontrol Eksperimen 60 40 20 0 Pre-test Post-test Gambar 4.1 Grafik nilai rata-rata rata pre-test dan post test Berdasarkan hasil post-test dapat dilihat perbandingan antara kemampuan awal siswa (pre pre-test) dengan kemampuan akhir siswa (post post-test), terdapat peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi Team Quiz. 2) Uji Normalitas Post-Test Hasil perhitungan uji normalitas post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4. No 1 2 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Dk Eksperimen 7,4814 5 11,070 Kontrol 5 11,070 5,5796 Kesimpulan Normal Normal Berdasarkan tabel 4.4 ketentuan uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat ( ) dapat disimpulkan bahwa data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 3) Uji Homogenitas Post-Test Berdasarkan perhitungan uji homogenitas didapatkan nilai Fhitung = 1,73 dan Ftabel= 1,84. Artinya Fhitung < Ftabel, maka kedua kelas homogen. 4) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Post-Test Karena kedua kelas telah berdistribusi normal dan homogen, maka uji kesamaan dua rata-rata dapat menggunakan uji t. Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan. Nilai ttabel menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk = (n1 n2 2) (32 32 2) 62 . Nilai thitung = 3,14 dan ttabel = 1,671. Jadi ttabel < thitung < ttabel. maka H0 diterima. Artinya nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan pre-test terlihat bahwa hasil belajar biologi awal siswa relatif sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 32,90 sedangkan kelas kontrol sebesar 29,36. Tidak adanya perbedaan hasil belajar biologi kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dibuktikan dari hasil uji kesamaan dua rata-rata data pre-test yaitu nilai thitung= -1,73 < ttabel = 2,000. Hal ini menunjukkan kedua kelas memiliki memiliki kemampuan awal yang setara. Sebagai tindak lanjut hasil pre-test, pada kelas eksperimen peneliti memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz sebanyak dua kali pertemuan. Sedangkan pada kelas kontrol, menggunakan pembelajaran konvensional sebanyak dua kali pertemuan. Meskipun perlakuan strategi pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda, tetapi materi yang diberikan tetap sama yaitu vertebrata. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama pada kelompok eksperimen dengan menggunakan strategi Team Quiz. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok (A, B, dan C) dan setiap kelompok yang terdiri dari 10 orang siswa yang heterogen. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi aktif Team Quiz, pada pertemuan pertama ini masih ada sedikit kegaduhan dikarenakan adanya perubahan cara mengajar guru dirasakan siswa sebagai hal yang baru dan memerlukan penyesuaian terhadap pembelajaran biologi yang akan dilakukan. Pada pertemuan ini masih banyak kelompok yang kurang aktif hal ini disebabkan karena siswa belum benar-benar memahami proses pembelajaran biologi menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Hanya satu kelompok yang mendominasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif Team Quiz pada pertemuan yang pertama ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut berdasarkan langkah pembelajaran yang telah direncanakan, peneliti memaksimalkan perannya yaitu dengan cara mengatisipasi agar siswa tidak terlalu sibuk dan guru melihat dan mengawasi saat siswa memberikan kuis dan menjawab kuis. Pada pertemuan kedua siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz. Proses pembelajaran mengalami peningkatan di lihat dari hambatan yang terjadi berlahan-lahan berkurang karena siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran ini dan siswa mulai paham dengan proses strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Pada saat pembelajaran siswa semakin bersemangat dalam belajar biologi dan semua siswa aktif dan bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaan bediskusi dengan kelompoknya. Hal ini sependapat dengan Zaini (2008:54) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran aktif Team Quiz adalah strategi yang dapat meningkatkan tanggung jawab peserta didik dalam suasana yang menyenangkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran strategi Team Quiz dapat memberikan rasa percaya diri anak sehingga dalam belajar anak menjadi aktif dan proses yang dilakukan meyenangkan. Pada pertemuan ini semua kelompok bisa menjawab pertayaan yang diberikan antara kelompok masing-masing. Berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol, pembelajaran dengan model konvensional kurang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru, sehingga siswa pasif dan enggan bertanya maupun mengemukakan pendapat meskipun mereka belum paham dan mengerti dengan materi yang diberikan sehingga hasil kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan post-test terlihat bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional didapat hasil belajar yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing kelas, yaitu nilai rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 80,09, sedagkan nilai ratarata post-test kelas kontrol sebesar 71,27. Dari hasil uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji t dengan taraf signifikan > = 0,05 dan dk = 62 maka diperoleh (3,14 > 1,671). Dengan demikian nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ternyata nilai ratarata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran aktif team quiz. Sehingga siswa dalam belajar sangat meyenangkan, bisa mengembangkan potensi indera yang mereka miliki dan siswa dalam belajar menemukan pengetahuan dan bukan menerima dari guru saja, pada saat pengelolahan kelas peneliti juga dapat menguasai kelas dengan baik dan materi yang di sampaikan dapat dimengerti siswa dalam belajar yang meyenangkan dan membuat siswa aktif berbeda pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. E. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh strategi pembelajaran aktif Team Quiz terhadap hasil belajar siswa kelas X MAN 2 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf signifikasi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 62, diperoleh > (3,14 > 1,671). F. DAPTAR PUSTAKA Campbell, A.N, dkk. 2008. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Oktaviana, W. 2013. Efektifitas Model Pembelajaran Aktif Team Quiz dan Numbered Together berbantuan LKS Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa. [online] http:// library.ikippgrismg.ac.id/ [ 03 Mei 2014]. Silberman, M.L. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Mandani. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif_Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum (KTSP). Jakarta: Kencana. Zaini, H., dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.