pengaruh strategi pembelajaran aktif team quiz terhadap hasil

advertisement
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEAM QUIZ
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X
MAN 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN
2015/2016
Riska Novita Sari1, Merti Triyanti2, Sepriyaningsih3
1
Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2,3
Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
This thesis entitled "Effect of Active Learning Strategies Against Quiz Team Learning Outcomes
Biology Class X MAN 2 Lubuklinggau the Academic Year 2015-2016 ''. The problem of this
research is there any influence of active learning strategies Team Quiz on learning outcomes
biology class X MAN 2 Lubuklinggau 2015/2016 school year ?. The purpose of this research was
to determine the effect of Active Learning Strategies Team Quiz on learning outcomes biology
Class X MAN 2 Lubuklinggau the academic year 2015/2016. The research is a pure experiment,
the design used is a pretest-posttest control group Desig. Popolasi were students of class X MAN
2 Lubuklinggau. Consists of three classes totaling 94 students. Samples taken in this research is
class X. IPA 1 totaling 32 students into experimental class and class X. IPA 3 with a number of
32 students into grade control. Data collection techniques used are tests to determine student
learning outcomes in the cognitive domain. From the research, after analysis of test data the
average pre-test and post-test to determine the ability of the student's final at significant level α =
0.05 was obtained t_hitung = 3.14 and t_tabel = 1.671. Based on these data calculations can be
concluded that there is a significant effect of active learning strategies quiz team teradap learning
outcomes biology class X MAN 2 Lubuklinggau.
Keywords: Quiz Team, Learning Outcomes
A. PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan pembangunan
bangsa serta perwujudan diri individu, terutama bagi bangsa dan negara. Tujuan pendidikan
pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk
mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan
kebutuhan masyarakat. Di sekolah, guru sebagai perencana dan pengelola pengajaran
diharapkan mampu merencanakan dan mengelolah seluruh kegiatan belajar mengajar dengan
menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien (Slameto, 2003:98).
Menurut Trianto (2010:1) pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa
mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang
dihadapinya. Proses pendidikan di sekolah tidak pernah terlepas dari kegiatan belajarmengajar dikelas, yang bertujuan agar siswa memiliki hasil yang terbaik sesuai dengan
kemampuannya. Kegiatan belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang secara
sadar telah terencana, itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di
sekolah banyak tergantung pada situasi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Salah
satu bidang studi yang diajarkan di sekolah adalah biologi.
Menurut Campbell (2008:3) mengemukakan bahwa “Biologi adalah bidang yang
memiliki cakupan luar biasa, dan siapapun yang gemar mengikuti berita mengetahui bahwa
pengetahuan biologi berkembang dengan kecepatan yang terus meningkat. Hanya
mengingat-ingat rincian fakta dari bidang yang sangat luas ini bukanlah pilihan yang masuk
akal. Bios artinya mahluk
hidup, logos artinya ilmu, jadi biologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mahluk hidup”. Berdasarkan pengertian tersebut biologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang alam yang berhubungan dengan makhluk hidup. Secara
formal pelajaran biologi telah diberikan kepada siswa sejak sekolah dasar hingga universitas,
dengan harapan akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam proses
pendidikan disekolah semua siswa diharapkan memiliki hasil belajar yang sangat maksimal.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi, di perlukan suatu kerja
yang optimal dan menyeluruh dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah guru. Guru memegang peranan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas. Guru harus mampu menghilangkan
pandangan negatif siswa pada umumnya yang beranggapan bahwa biologi sebagai mata
pelajaran yang membosankan.
Berdasarkan hasil observasi dan menurut sumber data penulis terima dari salah satu
guru bidang studi biologi di MAN 2 Lubuklinggau bahwa 64 siswa atau (68,08%) dari 94
jumlah siswa kelas X belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 30 siswa
atau (31,91%) sudah mencapai KKM, dimana KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu
75. Hal tersebut dilihat dari hasi ulangan harian yang sebagian besar belum mencapai KKM.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan
karena siswa hanya berperan sebagai penerima informasi dari guru, sehingga peran guru
lebih dominan jika dibandingkan dengan siswa, siswa kurang aktif dalam pembelajaran,
disaat guru menyampaikan materi pelajaran tidak semua siswa memperhatikan sehingga
yang mampu memahami materi pelajaran hanya sebagian kecil siswa. Biasanya hanya siswa
yang memiliki kognitif diatas rata-rata kelas yang memiliki motivasi untuk belajar, siswa
juga kurang berani mengeluarkan ide/pendapat serta lebih memilih diam jika ada materi yang
kurang di pahaminya.
Hal ini merupakan tugas seorang guru dalam mengatasi masalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa serta berupaya agar siswa dapat aktif dan kreatif terhadap
materi yang akan diajarkan khususnya pada mata pelajaran biologi. Salah satu strategi yang
dapat digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif dalam
pembelajaran biologi adalah strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Team Quiz
merupakan strategi pembelajaran di kembangkan oleh Silberman (2009), dalam Team Quiz
ini siswa di bagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk
menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk
memeriksa catatan. Setiap tim secara bergiliran menjadi pemandu kuis. Dengan pertandingan
akademis ini dapat terciptanya kompetisi antar kelompok, sehingga siswa menjadi aktif
serta termotivasi untuk
dapat memperoleh nilai yang tinggi dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan permasalaan pada uraian latar belakang diatas,
maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran Aktif Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MAN 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi pembelajaran aktif adalah cara kerja yang di pergunakan oleh seorang
guru untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan.
2. Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz
Silberman (2009:163) mengemukakan Team Quiz
adalah teknik untuk
meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka
pelajari melaui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Secara definisi strategi
pembelajaran aktif Team Quiz yaitu suatu strategi yang bermaksud melempar jawaban
dari kelompok satu dan kelompok yang lain (Zaini, dkk, 2008:54).
a. Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif Team Quiz
Menurut Zaini, dkk (2008:54) langkah-langkah strategi pembelajaran aktif
Team Quiz adalah sebagai berikut:
1) Pilihlah topik yang dapat di sampaikan dalam tiga segmen.
2) Bagi peserta didik menjadi tiga kelompok, A, B, C.
3) Sampaikan kepada peserta didik format pembelajaran yang anda sampaikan
kemudian mulai presentasi. Batasi presentasi maksimal 10 menit.
4) Setelah presentasi, minta kelompok A untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan materi yang baru disampaikan. Kelompok B dan C
menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.
5) Minta kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok
B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lemparkan pertanyaan tersebut
kepada kelompok C.
6) Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak
bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.
7) Jika tanya jawab ini selesai, lanjutkan perkuliahan kedua dan tunjuk kelompok B
untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
b. Kelebihan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz
Menurut Oktaviana (2013) Team Quiz memiliki kelebihan yaitu berpusat pada
pesesrta didik, penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima
pengetahuan, Sangat menyenangkan, memberdayakan semua potensi dan indera
peserta didik, Menggunakan metode yang bervariasi, dan disesuaikan dengan
pengetahuan yang ada. Sedangkan kelemahan dari strategi pembelajaran aktif Team
Quiz adalah peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak di
dampingi oleh pendidik dan pembahasan terkesan kesegala arah atau tidak terfokus.
3. Pengertian Belajar
Trianto (2010:16) mengemukakan bahwa, belajar merupakan kegiatan utama
dalam proses pendidikan. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Sedangkan menurut
Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilaksanakan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
tindakan atau perilaku siswa yang kompleks.
4. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Arikunto
(2010:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses
belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan diukur.
5. Factor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut
Slameto
(2013:54),
menyatakan
bahwa
faktor-fakor
yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang ada di luar individu.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni yang di laksanakan adanya
kelas pembanding dua kelompok sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Rancangan penelitian
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah True experimental design dengan desain
Control group Pretest-posttest Design. Sebelum dilakukan perlakuan, diberikan pre-test
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian dilakukan perlakuan pada kelas
eksperimen
dengan
Strategi Pembelajaran Aktif Team Quiz, kelas kontrol secara
konvensional. Setelah perlakuan, kemudian diadakan post-test di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Desain eksperimen yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
E
K
Tabel 3.1
Desain Eksperimen
O1
X
O2
O3
O4
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
O : Tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen
O : Tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen
O : Tes awal (pre-test) pada kelas kontrol
O : Tes akhir (post-test) pada kelas kontrol
X : Perlakuan dengan Strategi Pembelajaran Aktif
- : perlakuan dengan Strategi Konvensional
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X IPA MAN 2 Lubuklinggau.
Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X IPA 2 dan kelas X IPA 3. Cara pengambilan
sampel menggunakan teknik simple random sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan tes. Tes
dalam penelitian ini sebanyak
dua kali yaitu sebelum melakukan pembelajaran (pre-
test) dan sesudah melakukan pembelajaran (post-test). Tes yang digunakan berbentuk uraian
sebanyak
10
soal.
Teknik
analisis
data
hasil
penelitian
dianalisis
dengan
cara menghitung rata-rata dan simpangan baku, normalitas, uji homogenitas dan uji
kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05.
D. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Lubuklinggau dari tanggal 15 April s.d 18
Mei yang dilakukan langsung oleh peneliti dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
berlaku disekolah. Sebelum pelaksanaan penelitian dimulai terlebih dahulu melakukan
uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mengetahui kualitas soal yang dilaksanakan.
Penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan dua kelas sebagai sampel.
Sampel diambil secara acak sehingga seluruh kelas memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas X IPA 1
sebagai kelas eksperimen dan X IPA 3 sebagai kelas kontrol. Kelas X IPA 1
mendapatkan perlakuan dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif Team Quiz
sedangkan
Kelas
X
IPA
3
proses
pembelajarannya
menggunakan
pembelajaran konvensional.
a.
Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)
Pre-test di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan setelah
dilakukannya uji coba instrumen. Soal yang diberikan saat pre-test sebanyak enam
butir soal uraian. Pelaksanaan pre-test di kelas eksperimen pada tanggal 18 April
2016, dan di kelas kontrol pada tanggal 19 April 2016.
1) Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pre-Test
Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-test
No
Kategori
1
2
3
4
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Simpangan Baku
Jumlah siswa yang
tuntas
Jumlah siswa yang tidak
tuntas
5
6
Kelas
Eksperimen
13,23
61,76
32,90
9,76
Kelas
Kontrol
11,76
57,35
29,36
10,61
0 orang (0%)
0 orang (0%)
32 orang
(100%)
32orang(100%)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa perbedaan rata-rata skor
hasil pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak begitu besar.
2) Uji Normalitas Pre-Test
Hasil perhitungan uji normalitas pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test
No
Kelas
Dk
1
Eksperimen -1,2914
5
11,070
2
Kontrol
1,3958
5
11,070
Kesimpulan
Normal
Normal
Berdasarkan tabel 4.2 ketentuan uji normalitas dengan menggunakan chi
kuadrat (
) dapat disimpulkan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal.
3) Uji Homogenitas Pre-Tes
Uji homogenitas dilakukan dengan membandingan antara Fhitung dan
Ftabel. Fhitung diperoleh dari hasil bagi antara varians terbesar dengan varians
terkecil, sedangkan Ftabel diperoleh berdasarkan tabel harga distribusi F dengan
menentukan nilai pembilang dan penyebut, serta α = 5%. Berdasarkan
perhitungan uji homogenitas didapatkan nilai Fhitung = 1,38 dan Ftabel= 1,84.
Artinya Fhitung < Ftabel, maka kedua kelas homogen.
4) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pre-Test
Karena kedua kelas telah berdistribusi normal dan homogen, maka uji
kesamaan dua rata-rata dapat menggunakan uji t. Uji kesamaan dua rata-rata
bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan.
Nilai ttabel menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan  = 0,05 dan dk
= (n1  n2  2)  (32  32  2)  62 . Nilai thitung = 1,73 dan ttabel = 2,000. Jadi
-ttabel < thitung < ttabel. maka H0 diterima. Artinya nilai rata-rata pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.
b. Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test)
Pelaksanaan post-test bertujuan untuk mengetahui hasil belajar biologi akhir
siswa setelah diberikan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif
Team Quiz pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol. Pelaksanaan post-test di kelas kontrol pada tanggal 9 Mei 2016, dan di
kelas eksperimen pada tanggal 10 Mei 2016.
1) Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku Post-Test
Hasil perhitungan nilai rata-rata
rata dan simpangan baku data post-test dari
masing-masing
masing kelas dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Rata-rata
Rata
dan Simpangan Baku Hasil post
post-test
No
1
2
3
4
Kategori
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Rata
Simpangan Baku
5
Jumlah siswa yang tuntas
6
Jumlah siswa yang tidak
tuntas
Kelas Eksperimen
54,41
100
80,05
12,02
19 orang
(59,37%)
13 orang
(40,62%)
Kelas Kontrol
45,58
85,29
71,27
15,83
11 orang (34,37%)
21 orang (65,62%)
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
rata rata hasil post-test
kelas eksperimen eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Grafik perbandingan nilai rata-rata
rata
pre-test dan post test pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1.
100
80
Kontrol
Eksperimen
60
40
20
0
Pre-test
Post-test
Gambar 4.1 Grafik nilai rata-rata
rata
pre-test dan post test
Berdasarkan hasil post-test dapat dilihat perbandingan antara kemampuan
awal siswa (pre
pre-test) dengan kemampuan akhir siswa (post
post-test), terdapat
peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi Team
Quiz.
2) Uji Normalitas Post-Test
Hasil perhitungan uji normalitas post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4.
No
1
2
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Post-Test
Kelas
Dk
Eksperimen
7,4814
5
11,070
Kontrol
5
11,070
5,5796
Kesimpulan
Normal
Normal
Berdasarkan tabel 4.4 ketentuan uji normalitas dengan menggunakan chi
kuadrat (
) dapat disimpulkan bahwa data post-test pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal.
3) Uji Homogenitas Post-Test
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas didapatkan nilai Fhitung = 1,73 dan
Ftabel= 1,84. Artinya Fhitung < Ftabel, maka kedua kelas homogen.
4) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Post-Test
Karena kedua kelas telah berdistribusi normal dan homogen, maka uji
kesamaan dua rata-rata dapat menggunakan uji t. Uji kesamaan dua rata-rata
bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan.
Nilai ttabel menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan  = 0,05 dan dk =
(n1  n2  2)  (32  32  2)  62 . Nilai thitung = 3,14 dan ttabel = 1,671. Jadi ttabel < thitung < ttabel. maka H0 diterima. Artinya nilai rata-rata pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan pre-test terlihat bahwa hasil belajar biologi awal
siswa relatif sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai
rata-rata kelas eksperimen sebesar 32,90 sedangkan kelas kontrol sebesar 29,36. Tidak
adanya perbedaan hasil belajar biologi kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
dibuktikan dari hasil uji kesamaan dua rata-rata data pre-test yaitu nilai thitung= -1,73 <
ttabel = 2,000. Hal ini menunjukkan kedua kelas memiliki memiliki kemampuan awal
yang setara.
Sebagai
tindak
lanjut
hasil
pre-test,
pada
kelas
eksperimen
peneliti
memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif Team
Quiz sebanyak dua kali pertemuan. Sedangkan pada kelas kontrol, menggunakan
pembelajaran konvensional sebanyak dua kali pertemuan. Meskipun perlakuan strategi
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda, tetapi materi yang
diberikan tetap sama yaitu vertebrata.
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama pada kelompok eksperimen
dengan menggunakan strategi Team Quiz. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok (A,
B, dan C) dan setiap kelompok yang terdiri dari 10 orang siswa yang heterogen. Setelah
dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi aktif Team Quiz, pada
pertemuan pertama ini masih ada sedikit kegaduhan dikarenakan adanya perubahan cara
mengajar guru dirasakan siswa sebagai hal yang baru dan memerlukan penyesuaian
terhadap pembelajaran biologi yang akan dilakukan.
Pada pertemuan ini masih banyak kelompok yang kurang aktif hal ini disebabkan
karena siswa belum benar-benar memahami proses pembelajaran biologi menggunakan
strategi pembelajaran aktif Team Quiz. Hanya satu kelompok yang mendominasi dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif Team Quiz pada
pertemuan yang pertama ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut berdasarkan
langkah pembelajaran yang telah direncanakan, peneliti memaksimalkan perannya yaitu
dengan cara mengatisipasi agar siswa tidak terlalu sibuk dan guru melihat dan
mengawasi saat siswa memberikan kuis dan menjawab kuis.
Pada pertemuan kedua siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz. Proses pembelajaran mengalami
peningkatan di lihat dari hambatan yang terjadi berlahan-lahan berkurang karena siswa
mulai terbiasa dengan pembelajaran ini dan siswa mulai paham dengan proses strategi
pembelajaran aktif Team Quiz. Pada saat pembelajaran siswa semakin bersemangat
dalam belajar biologi dan semua siswa aktif dan bertanggung jawab dalam mengikuti
pembelajaan bediskusi dengan kelompoknya. Hal ini sependapat dengan Zaini (2008:54)
yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran aktif Team Quiz adalah strategi yang
dapat meningkatkan tanggung jawab peserta didik dalam suasana yang menyenangkan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran strategi Team Quiz
dapat memberikan rasa percaya diri anak sehingga dalam belajar anak menjadi aktif dan
proses yang dilakukan meyenangkan.
Pada pertemuan ini semua kelompok bisa menjawab pertayaan yang diberikan
antara kelompok masing-masing. Berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada
kelas kontrol, pembelajaran dengan model konvensional kurang dapat memotivasi siswa
untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran konvensional
lebih berpusat pada guru, sehingga siswa pasif dan enggan bertanya maupun
mengemukakan pendapat meskipun mereka belum paham dan mengerti dengan materi
yang diberikan sehingga hasil kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas
eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan post-test terlihat bahwa pembelajaran pada
kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Team Quiz dan kelas
kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional didapat hasil belajar yang
berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing
kelas, yaitu nilai rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 80,09, sedagkan nilai ratarata post-test kelas kontrol sebesar 71,27. Dari hasil uji kesamaan dua rata-rata
menggunakan uji t dengan taraf signifikan
>
= 0,05 dan dk = 62 maka diperoleh
(3,14 > 1,671). Dengan demikian nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Hasil nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ternyata nilai ratarata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena
pada kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran aktif team quiz. Sehingga siswa
dalam belajar sangat meyenangkan, bisa mengembangkan potensi indera yang mereka
miliki dan siswa dalam belajar menemukan pengetahuan dan bukan menerima dari guru
saja, pada saat pengelolahan kelas peneliti juga dapat menguasai kelas dengan baik dan
materi yang di sampaikan dapat dimengerti siswa dalam belajar yang meyenangkan dan
membuat siswa aktif berbeda pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional.
E.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh strategi pembelajaran aktif Team Quiz terhadap hasil belajar siswa kelas X MAN 2
Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf
signifikasi
= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 62, diperoleh
>
(3,14 >
1,671).
F.
DAPTAR PUSTAKA
Campbell, A.N, dkk. 2008. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Oktaviana, W. 2013. Efektifitas Model Pembelajaran Aktif Team Quiz dan Numbered
Together berbantuan LKS Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa. [online] http://
library.ikippgrismg.ac.id/ [ 03 Mei 2014].
Silberman, M.L. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insani Mandani.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif_Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum (KTSP). Jakarta: Kencana.
Zaini, H., dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.
Download