ABSTRAK Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu sangat beralasan sekali mengapa berusaha keras untuk mendapatkan uang sebanyak-banyanya. Bagi sebagian orang untuk mendapatkan uang adalah dengan melakukan tindakan melawan hukum, salah satunya adalah dengan cara memalsukan uang. Yang dipalsukan tidak hanya uang rupiah namun juga mata uang asing, oleh karena itu negara paerlu dilindungi dari hal-hal tersebut, sehingga dicantumkan asas perlindungan yang didalalm KUHP tercantum dalam Pasal 4. Tindak pidana terhadap pemalsuan mata uang dilakukan oleh lebih dari satu orang dimana terjadi suatu kerjasama baik secara psikis (intelektual) maupun secara fisik (obyektif). Ada yang memalsukan uang, mengedarkan, menjual dan membeli uang palsu di bantu dengan bahan-bahan dan alat-alat berteknologi canggih, maka dapat digunakan ajaran penyertaan. Dampak yang di timbulkan dari tindak pidana terhadap pemalsuan mata uang secara internasional dapat menghancurkan kepercayaan masyarakat dalam maupun luar negeri terhadap mata uang negara kita, secara nasional akan merusak perekonomian negara, merusak sistem pembayaran atau pertumbuhan inflansi yang tidak terkendali. Jika kita melihat dari dampak yang ditimbulkan dari perbuatan pemalsuan mata uang ini, sangatlah jelas bahwa tindak pidana pemalsuan mata uang bukanlah suatu tindak pidana ringan, tetapi tindak pidana yang pada ujungnya dapat menghancurkan bangsa dan negara kita. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mengangkat masalah, a) apa yang menyebabkan orang melakukan tindak pidana pemalsuan mata uang; b) bagaimanakah penerapan sanksi terhadap tindak pidana pemalsuan mata uang di Indonesia; c) bagaimanakah penanggulangan tindak pidana terhadap pemalsuan mata uang di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan penulis penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan yang ditunjang dengan penelitian lapangan. Data yang tersedia kemudian disusun secara sistematis untuk dianalisis secara normatif kualitatif. Dari penelitian yang penulis lakukan dapat terjawab bahwa faktor ekonomi adalah faktor yang sangat mendasar sebagai penyebab orang melakukan tindak pidana. Untuk penerapan sanksi terhadap tindak pidana pemalsuan mata uang, pasal-pasal yang diterapkan terhadap para pelaku tindak pidana adalah pasal-pasal dalam KUHP, dimana terdapat 2 (dua) bentuk perumusan, yaitu perumusan sanksi secara tunggal (hanya satu jenis pidana saja, yaitu pidana penjara) yang dirumuskan dalam Pasal 244 s.d Pasal 247 KUHP; dan perumusan sanksi secara alternatif (yaitu pidana penjara atau denda) yang dirumuskan dalam Pasal 249 dan Pasal 250 KUHP. Penggunaan sanksi pidana sebagai upaya untuk menanggulangi tindak pidana hanyalah merupakan salah satu cara saja, yang pada dasarnya hanya “mengobati” gejala saja. Sedangkan sebab-sebab timbulnya kejahatan tersebut memerlukan upaya lain yang lebih penting, yang bersifat non-penal. i