BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik atau yang sering disebut juga dengan parpol merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini, parpol sudah sangat akrab di lingkungan kita.Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya.Kelahirannya mempunyai sejarah yang cukup panjang, meskipun belum cukup tua.Dapat dikatakan parpol merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda di bandingkan dengan organisasi negara. Menurut Mirriam Budiardjo (2008: 397), sebagai subjek penelitian ilmiah, parpol tergolong relatif muda. Baru pada awal abad ke-20 studi mengenai masalah ini dimulai. Sarjana-sarjana yang berjasa mempelopori antara lain adalah M.Ostrogorsky (1902), Robert Michels (1911), Maurice Duverger (1951), dan Sigmund Neumann (1956). Parpol pada awalnya lahir di negara-negara Eropa bagian barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dan diikutsertakan dalam proses politik, maka parpol telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak. Pada awal perkembangannya, pada akhir abad 18 di negara-negara Barat seperti Inggris dan Prancis, kegiatan politik dipusatkan pada kelompok1 Universitas Sumatera Utara kelompok politik dalam parlemen.Kegiatan ini mula-mula bersifat elitis dan aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan-tuntutan raja. Di negara-negara berkembang, keadaan politik sangatlah berbeda satu sama lain, demikian pula keadaan partai politiknya menunjukkan banyak sekali variasi. Kecuali di beberapa negara yang berlandaskan komunisme, seperti Korea Utara, partai-partai politik umumnya lemah organisasinya dan jarang memiliki dukungan massa yang luas dan kukuh (dalam Mirriam Budiardjo, 2008:398). Eksistensi parpol di Indonesia sebagai organisasi politik menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat peranannya, baik secara kualitas dan kuantitas.Selaras dengan perkembangannya, parpol memerlukan sistem yang modern, sehingga menghasilkan organisasi politik yang bisa bertahan di kancah perpolitikan nasional yang serba penuh pertarungan sengit.Untuk menghasilkan parpol modern, maka diperlukan sistem kaderisasi yang mumpuni. Pada umumnya parpol juga diharapkan akan melaksanakan fungsifungsinya seperti di negara-negara yang sudah mapan kehidupan politiknya. Ia diharapkan menjadi alat penting untuk mengorganisir kekuasaan politik, memengaruhi keputusan-keputusan pemerintah serta turut melaksanakannya, menghubungkan secara efektif ke masyarakat umum dengan proses politik, merumuskan aspirasi dan tuntutan rakyat serta memasukkannya ke dalam proses membuat keputusan. 2 Universitas Sumatera Utara Satu peran yang sangat penting di harapkan dari parpol adalah sebagai sarana untuk mengembangkan integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena negara-negara baru sering dihadapkan pada masalah bagaimana mengintegrasikan berbagai golongan, daerah, serta suku bangsa yang berbeda corak sosial dan pandangan hidupnya menjadi satu bangsa. Parpol hadir di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan yang diwujudkan melalui program-program yang disusun berdasarkan ideologi partai. Salah satu cara yang digunakan suatu parpol untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan adalah ikut serta dalam pemilihan umum. Oleh sebab itu, parpol harus menyediakan kader-kader yang qualified untuk bertarung. Di sisi lain, parpol juga berfungsi memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan –kebijakan pemerintah. Dengan demikian terjadi arus informasi dan dialog dua arah, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Oleh karena itu parpol memainkan peran sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah. Peran partai sebagai jembatan sangat penting, karena disatu pihak, kebijakan pemerintah perlu dijelaskan kepada semua kelompok masyarakat , dan di pihak lain pemerintah juga harus tanggap terhadap tuntutan masyarakat.. Rekrutmen politik atau representasi politik memegang peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Karena proses ini menentukan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi sistem politik negara itu melalui lembaga-lembaga yang ada. Oleh karena itu, tercapai atau tidaknya 3 Universitas Sumatera Utara tujuan suatu sistem politik yang baik tergantung pada kualitas rekrutmen politik.Kehadiran suatu partai politik dapat dilihat dari kemampuan partai tersebut melaksanakan fungsinya.Salah satu fungsi yang terpenting yang dimiliki parpol adalah fungsi rekrutmen politik (Taupik Azhari, 2014:6). Rekrutmen politik merupakan seleksi, pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang untuk melaksanakan sejumlah peranan di sistem politik dan sistem pemerintahan. Dalam rekrutmen politik, parpol umumnya memiliki cara sendiri dalam perekrutan calon anggota. Menurut Drs. Fautisno Cardoso Gomes (1995: 105) mengatakan bahwa rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi1. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan tarbiyah2 dari beberapa kampus di Indonesia. Gerakan Tarbiyah sendiri awalnya lebih berfokus sebagai gerakan dakwah yang muncul di awal 1980-an di Era Orde Baru. Gerakan tarbiyah bisa difahami sebagai alternatif dari berbagai gerakan Islam. Untuk memahami di mana letak PKS dalam peta gerakan Islam lain maka setting politik saat itu perlu dicermati. Di sini perlu diingat bahwa penguasa Orde Baru melakukan represi hambatan terhadap aktivitas Islam politik. Islam politik adalah kecenderungan sebagian muslim yang aktif di sektor politik dengan membawa aspirasi agama Islam. Partai ini lebih dikenal dengan partai dengan istilah partai dakwah karena dakwah merupakan kegiatan yang mengajak orang kepada hal-hal 1 Imaduddin Rahmat (2012), Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen (hal: 278). Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan.Makna luas tarbiyah adalah pola pendidikan yang berasaskan nilai-nilai agama Islam. 2 4 Universitas Sumatera Utara yang baik terutama dalam hal ibadah.Dakwah merupakan usaha sadar mentransformasikan masyarakat untuk terus-menerus kearah yang lebih baik lagi dengan menekankan tiga komitmen (komitmen moral, komitmen spiritual dan komitmen aktivitas). Politik sebagai media dakwah merupakan politik yang ditarik ke ranah aspek agama Islam dalam ranah amanah yang didasari untuk membangun kemaslahatan seluruh penduduk yang diajak kerjasamanya dalam mempraktekkan kebaikan.Politik tidak semata untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok semata. Akan tetapi, politik sebagai alat untuk menegakkan syariat Islam dengan cara membangun, mengatur dan membimbing segala aktivitasnya tidak keluar darisyariat Islam. Politik sebagai media dakwah yang jelas bukan politik yang sekuler,tapi politik sebagai komitmen untuk menjungjung tinggi syariat Islam. Ciri khas politik sebagai media dakwah antara lain, menegakkan kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan kebenaran dan menyalahkan yang salah (bathil) serta penuh tanggung jawab3. Dalam berpolitik selalu berfungsi bagi tujuan nilai-nilai Islam. Jadi cara berpolitiknya tidak boleh lepas dari syariat Islam. Reformasi pasca Orde Baru telah menghidupkan kembali demokrasi.Pertumbuhan parpol pada masa itu tidak terhindarkan lagi, sebab parpol merupakan pilar dari demokrasi yang ada di dalam suatu negara modern. Ada beberapa partai yang berdiri setelah Orde Baru, diantaranya 3 Syam, Firdaus (2003). Amien Rais dan Yuzril Ihza Mahendra di Pintas Politik Indonesia Modern.Jakarta:Khairu Bayan, Sumber Pemikiran Islam (hal: 67) 5 Universitas Sumatera Utara adalah Partai Keadilan4. Hal itu terbukti pada Pemilu tahun 1999 yang telah muncul 48 parpol, termasuk di dalamnya ada beberapa partai Islam. Situasi ini mempengaruhi kembali aktifnya anak muda khususnya untuk berpartisipasi dalam kancah perpolitikan.Kalangan mahasiswa di kampus mulai mendirikan partai politik, yaitu Partai Keadilan yang disingkat dengan PK. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu parpol yang memiliki basis Islam sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK) merupakan salah satu partai yang masih bisa dikatakan baru eksis dikancah perpolitikan nasional ini memiliki sejarah yang menarik.Parpol ini didirikan atas usulanusulan generasi muda kampus yang ada di Universitas Indonesia. Pada 9 Agustus 1998, Partai Keadilan (PK) berdiri dengan memunculkan Dr. Nur Mahmudi Ismail lulusan Amerika Serikat sebagai presiden PK serta Dr. Hidayat Nur Wahid lulusan Madinah sebagai ketua rapat (syuro). Namun, boleh jadi saat itu tidak banyak yang mengetahui sosok penting dibelakang berdirinya PK, yakni Hilmi Aminuddin. Sosok Hilmi Aminuddin tidak bisa dilepaskan dari gerakan tarbiyah (perkumpulan yang membahas tentang keilmuan dan agama). Beliau bersama tiga orang sahabatnya yang sama-sama alumni Universitas Madinah di Arab Saudi yakni Salim Segaf Al-Jufri, Abdullah Baharmus dan Almarhum Encep Abdussyakur mulai merintis aktivitas tarbiyah di Indonesia pada awal tahun 1980. Sepanjang dekade 1980-an gerakan tarbiyah masih menampakkan diri 4 Syarifuddin, Jurdi (2008). Pemikiran Politik Islam Indonesia Pertautan Negara Khilafah, Masyarkat Madani dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar (hal: 187) 6 Universitas Sumatera Utara sebagai gerakan keagamaan. Gerakan tarbiyah terorganisir rapi ini juga meningkatkan jumlah anggota dalam upaya merebut kepemimpinan di lembaga-lembaga kampus, sehingga pada awal tahun 1990-an gerakan tarbiyah memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di banyak perguruan tinggi paling bergengsi di Indonesia. Dalam Mirriam Budiardjo (2008: 399), pimpinan partai yang biasanya sangat sentralitas menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggota yang menyimpang dari garis partai yang telah ditetapkan. Maka dari itu partai semacam itu sering dinamakan Partai Kader, Partai Ideologi, atau Partai Asas (Sosialisme, Fasisme, Komunisme, atau Sosial Demokrat).Partai mempunyai pandangan hidup yang digariskan dalam kebijakan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang ketat dan mengikat. Hal yang melatarbelakangi saya untuk meneliti pola kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan karena pada partai ini memiliki sistem perkaderan yang dapat dikatakan bagus, menarik dan berkesinambungan.Dimana PKS menggunakan dua jalur strategi (double track strategy) yaitu diranah universitas-universitas dan masyarakat umum dalam pengkaderannya.Selain itu, partai ini dapat dikatakan sukses di kancah perpolitikan nasional meski termasuk partai baru berdiri. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil Pemilu secara berkala yang diikuti PKS dari tahun 1999 memperoleh suara 1,36%, Pemilu 2004 memperoleh suara 7,34%, Pemilu 2009 memperoleh suara 7,88% dan Pemilu 2009 memperoleh suara 7 Universitas Sumatera Utara 6,79%.Manajemen sistem perekrutan dilakukan dengan swadah yang disebut dengantarbiyah.Tarbiyahini merupakan salah satu metode dalam perekrutan kader. Kurikulum dan materi yang dibuat oleh senior-senior partai PKS sendiri melalui refrensi buku-buku tokoh-tokoh besar Islam yang pernah dan memimpin daerah atau negara, seperti Hasan Al-Banna (Mesir) dan Sayyid Quthb (Mesir) diamana hasil karya-karyanya tulisnya menjadi bacaan dan rujukan dalam proses pengkaderan partai5. Kurikulum ini kemudian diajarkan kepada anak-anak didiknya yang dipimpin oleh seseorang yang disebut dengan Murabbi.6Tarbiyah PKS sendiri mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh melalui refrensi-refrensi yang dipakainya. Hasil dari perekrutan kader bisa menghasilkan sebuah modul atau kurikulum untuk dipelajari oleh kader. Selain itu parpol ini juga banyak menggunakan kata serapan dari bahasa Arab dalam proses pengkaderan dan pendidikan yang dilakukan untuk para calon kader dan kader-kadernya seperti dakwah, tarbiyah, manhaj rihlah, usrah, halaqah dan masih banyak yang lainnya. Hubungan bahasa dengan kebudayaan dikaitkan lebih erat lagi.Menurut Levi-Strauss (dalam Robert Sibarani, 1972:68) dikaitkan bahwa bahasa merupakan hasil kebudayaan. Artinya, bahasa dipergunakan atau diucapkan oleh suatu kelompok masyarakat atau kelompok adalah suatu refleksi atau cerminan keseluruhan kebudayaan masyarakat/kelompok tersebut. Pada pelaksanaan 5 http://www.rmol.co/read/2013/07/04/117138/Jubir-PKS:-Kita-Hanya-Punya-Hubungan-Hati-denganIkhwanul-Muslimin-di-Mesir6 Murabbi berasal dari Bahasa Arab yang artinya guru/pendidik 8 Universitas Sumatera Utara upacara ritual dalam suatu kebudayaan tertentu, misalnya selalu ada interaksi manusia yang membutuhkan komunikasi dan ada juga ungkapan ritual, yang masing-masing menggunakan bahasa. Peristiwa budaya semacam ini akan menghasilkan bahasa. Selain itu, banyak hal yang dapat dikatakan kompetibel dalam berbagai aspek sistem partainya, seperti dalam pemilihan ketua umum partai, tidak pernah terdengarnya isu gojang-ganjing politik uang, karena mekanisme pemilihan ketua umum partai yang buttom-up, perekrutan bakal calon legislatif dari hasil rapat struktural partai dan penjaringan murrabbi (guru/senior) tanpa “tunjuk tangan” dan kekayaan yang dimiliki kader ataupun bakal calon legislatif.PKS telah melakukannya dengan cara Pemira (Pemilihan Raya) dari suara kader inti di PKS di Indonesia saat Lutfi Hasan Ishaq tersangkut kasus import daging pada tanggal Januari 2013 dan selang sehari pada tanggal 1 Februari 2013 secara resmi PKS mengumumkan Anis Matta menjadi ketua umum partai tanpa adanya konflik ataupun keributan memperebutkan jabatan ketua umum partai, tidak pernah mencuatnya isu trend darah biru dalam memilih elit partai dan tidak adanya kalangan artis yang merapat ke PKS disaat menjamurnya trend ini di berbagai parpol saat mendekati Pilkada ataupun Pemilu7. Musyawarah kader inti gerakan tarbiyah pada tahun 1998 yang saat itu berjumlah 3000 orang di seluruh Indonesia diselenggarakan untuk memilih apakah akan menjadi partai politik atau organisasi. Sebanyak 72% 7 http://www.pksmedan.com/2015/04/pks-mazhab-baru-politik-islam-dan.html 9 Universitas Sumatera Utara kader setuju untuk membentuk partai politik, sementara 28% ingin mendirikan organisasi yang kini dikenal dengan dengan organisasi KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Organisasi eksternal kampus KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi yang vokal menyuarakan tuntutan reformasi dipimpin oleh Fahri Hamzah, menurunkan Presiden Soeharto.Sejalan setelah lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh organisasi KAMMI telah mempertimbangkan berdirinya sebuah partai Islam. Partai tersebut di beri nama Partai Keadilan disingkat PK. Meskipun tokoh elit KAMMI memiliki kontribusi dalam pembentukan Partai Keadilan (PK), KAMMI dan PK secara tegas menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan formal. PKS melalui bidang Kepanduan dan Olahraga yang berada sejajar dengan bidang teritorial dan badan-badan lainnya dibawah presiden telah mengembangkan berbagai organisasi kepanduan yang berfungsi sebagai “sayap partai” yang berafiliasi secara formal dengan partai seperti Garuda Keadilan, organisasi pemuda Gema Keadilan, Yayasan Pemuda dan pelajar Asia Pasifik (YPPAP), serta Gugus Tugas Dakwah Sekolah (GTDS). Di bidang Kebijakan Publik mengurusi teritorial politik dan berhubungan dengan kelompok pemikir yang berafiliasi formal dan tidak formal dengan PKS, antara lain Serikat Pekerja Keadilan (SPK), Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI), Central for Indonesian Reform (CIR), Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Institute for Economics 10 Universitas Sumatera Utara Studies (INFES), Institute of Students and Youth for Democracy (INSYD) dan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Pemuda (CYFIS)8. Partai Keadilan di deklarasikan di masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta pada tanggal 20 Juli 1998 dan mengangkat Nurmahmudi Isma‟il sebagai presiden pertamanya. Di pemilihan umum legislatif tahun 1999, PK mendapat suara sebanyak 1.436.565 suara atau sekitar 1,36% dari total perolehan suara nasional dan mendapatkan 7 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat9. Meskipun demikian, PK gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar dua persen, sehingga partai ini melakukan stembus accord dengan 8 partai politik berbasis islam lainnya pada bulan Mei 1999. Karena kegagalan PK memenuhi ambang batas parlemen di pemilihan umum selanjutnya, menurut regulasi pemerintah, mereka harus menganti nama. Pada 2 Juli 2002, PK menyelesaikan seluruh verifikasi di Departemen Hukum dan HAM di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan di tingkat Dewah Pimpinan Daerah dan pada tanggal 20 April secara resmi PK berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Aspek utama dalam jaringan tarbiyah PKS adalah masjid kampus.Masjid kampus menjadi fokus kelembagaan jaringan sosial dan keagamaan kelompok tarbiyah.Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang merupakan perkumpulan organisasi mahasiswa yang beragama Islam sendiri 8 Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS: Suara dan Syariah. Jakarta, Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia (hal:137) 9 Ananta, Aris; Arifin, Evi Nurvidya & Suryadinata, Leo (2004), Indonesian Electoral Behaviour: A Statistical Perspective, Indonesia's Population Series, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-224-3, diakses tanggal 2015-04-06. 11 Universitas Sumatera Utara dijadikan wadah formal para aktivis dakwah10 melalui rekrutmen besarbesaran pada mahasiswa baru khususnya yang beragama Islam.Terakhir, jaringan sumber daya tarbiyah memiliki hubungan dengan organisasi pergerakan KAMMI (Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia).Pembentukan organisasi KAMMI dalam perjuangan saat masa reformasi merupakan organisasi yang sumber daya manusianya mengambil peran dalam peran pembentukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam memperjuangkan citacita sosial dan politiknya 11.Selain di ranah formal seperti kampus-kampus, PKS juga melakukan perekrutan kader di tengah masyarakat umum dengan sistem pengajian atau dalam bahasa Arabnya liqo, dan halaqah.Dalam liqo dan halaqah ini hal-hal yang dibahas dibalut dengan pelajaran-pelajaran keilmuan Islam, sejarah perjuangan pergerakan para tokoh-tokoh besar dari negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, Palestina, Turki dan lainnya serta sejarah para nabi, tokoh-tokoh besar islam dan menghapal ayat suci AlQur‟an. Disela-sela pengajian tersebut, jika ada waktu luang ataupun uang kas pengajian, seorang murrabi akan mengajak para mutarabbinya untuk berekreasi atau disebut dengan rihlah .Hal ini dilakukan baik di ranah pengajian kampus maupun di pengajian masyarakat umum agar terjalinnya ikatan batin dan emosional yang lebih dekat dan akrab. 10 Aktivis dakwah adalah individu/kelompok yang aktif bergerak dibidang sosial,politik dan keagamaan dalam Islam di ranah kampus ataupun masyarakat. 11 Muhtadi, Burhanuddin (2012)Dilema PKS: Suara dan Syariah. Jakarta, Indonesia: Keputakaan Populer Gramedia (hal:121) 12 Universitas Sumatera Utara Menurut Mujani dan Liddle mengenai partai-partai Islam dan demokrasi juga menunjukkan bahwa sejauh ini PKS melakukan “strategi dua jalur (double-track strategy), dengan memperluas jejaring kader melalui rekrutmen baru di kampus-kampus sambil terus memperluas jangkauan pesannya melalui partisipasi politik di tingkat pemerintahan pusat dan daerah.Pengkaderan di kampus-kampus sangatlah penting karena selain berdakwah dikampus, juga mencari bakat-bakat mahasiswa yang memiliki kognitif yang baik untuk di rekrut kedalam partai nantinya (dalam Burhanuddin Muhtadi, 2008: 9). Sistem rekrutmen PKS dilakukan dengan dua cara yaitu, rekrutmen fardhi dan jama’i. Rekrutmen fardhi dilakukan oleh anggota tarbiyah PKS terhadap beberapa orang mahasiswa ataupun binaannya di dalam tarbiyah secara berkesinambungan melakukan pendekatan emosional, sedangkan rekrutmen jama’i dilakukan secara kolektif dengan formal dan informal atau yang sering kita kenal perekrutan langsung seperti partai-partai lainnya tetapi disisi lain PKS melakukan rekrutmen kader dari orang-orang yang berlatar belakang yang non-tarbiyah, baik yang beragama Islam maupun yang nonIslam. Keputusan pemimpin tarbiyah menuju menjadi partai politik merupakan sikap keberanian dan komitmen yang tinggi, karena dari keputusan tersebut penuh resiko. Hal ini jika dilihat dari ormas lain yang tidak berani untuk berpartisipasi dalam ranah politik nasional seperti HTI, MMI dan FPI yang cenderung tidak ikut serta dalam sistem partai politik, 13 Universitas Sumatera Utara mereka tidak mau ikut serta dengan alas an karena demokrasi merupakan produk barat12. Karena keberaniannya ini sekarang menjadi salah satu partai yang berkembang di Indonesia mendapatkan suara yang cukup banyak di pemilihan legislatif di berbagai kota dan kabupaten. Perkebangannya di berbagai wilayah semakin tersebar, apalagi di kota Surabaya yang kadernya semakin banyak yang terdiri dari anak muda 13. Sebagai organisasi politik bertaraf nasional, PKS memiliki sebuah struktur-struktur yang memiliki peran dan fungsinya masing masing atau yang disebut struktural fungsional.Struktur oganisasi PKS mengikuti struktur pemerintahan yang ada di Indonesia yang memiliki tingkatan dari pusat sampai tingkat daerah.Untuk tingkat paling atas partai disebut dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 Kabupaten/Kota, hal itu sama seperti PKS, dimana PKS juga memiliki 33 DPD di Provinsi Sumatera Utara ini. DPD PKS Kota Medan dipimpin oleh ketua umum yang bernama H.Salman Alfarisi, Lc. M.A, sekertaris dipegang oleh Irwansyah, S.Ag, S.H, bendahara dipegang oleh Dhiyaul Hayati, S.Ag, M.Pd dan Ketua Bidang Kaderisasi adalah Hamzah Sagimun, Lc. Terlihatnya sinergitas yang kokoh dan kompak sebagai konsolidasi para kader untuk tetap konsisten dan komitmen juga dapat dilihat dari struktural partai, hal ini dikatakan oleh Sekertaris DPD PKS Kota Medan pada tahun 2014, Abdul Rahim Siregar dalam kata sambutannya dalam 12 Masdar Hilmy, “ Untung ada PKS ” Jawa Pos, 5 Juli, 2013. (diakses 20 Mei 2015) Anik, “PKS Jaringan Pemilih Muda, PKB Pijat Penumpang” Jawa Pos 20 Maret 2015) 13 14 Universitas Sumatera Utara Rakorda dan Pelatihan Kehumasan, yaitu” setiap kader adalah humas, akan tetapi pengurus humas di setiap DPC harus menjadi ujung tombak, bangun hubungan baik dengan para penggiat media dan aktifkan kembali akun-akun sosmed di setiap DPC, kerja-kerja kita dipartai ini merupakan wahana perjuangan, sehingga kami harapkan cirri-ciri jiddiyah (kesungguhan) tentu harus selalu ada14. Di sisi lain selama pengamatan penulis, lima tahun belakangan penulis melihat, mayoritas kader-kader PKS berjiwa wirausaha di Kota Medan, dimana para kader memiliki usaha sendiri seperti pemilik grosir makanan atau jajanan, usaha butik dan pakaian, obat-obatan herbal, agen travel haji dan lain-lain. Mungkin inilah salah satu faktor PKS ini dapat bertahan dan eksis di kancah perpolitikan meski jumlah anggota legislatifnya tidak terlalu banyak dibandingkan partai-partai berteraskan Islam seperti PKB, PPP, PBB dan lainnya. Dari paparan deskripsi diatas mengenai Partai Keadialn Sejahtera di Kota Medan, penulis tertarik untuk mengkaji persoalan pengkaderan yang tertata rapi dan berstruktur ini dapat dilakukan penelitian sebagai salah atu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 14 http://dpcpksciracas.blogspot.ae/2015/02/tingkatkan-kinerja-partai-partai-pks-kota.html?m=1 (diakses 20 Maret 2015) 15 Universitas Sumatera Utara 1.2 Tinjauan Pustaka Menurut Koentjaraningrat (2009: 114) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan, pengetahuan, fikiran, tindakan dan hasil karya cipta manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat. Dijadikan milik dari manusia diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman manusia. Sehingga apa yang di dapat oleh manusia itu adalah melalui tahapan dari belajar dan tersusun sedemikian rupa dalam mind (fikiran) manusia itu sendiri. Kebudayaan tersebut memiliki 7 unsur antara lain meliputi: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kesenian. Sebagai makhluk hidup yang selalu hidup bersama dan saling membutuhkan, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang mereka cari sendiri dan lakukan sendiri.Organisasi sosial adalah perkumpulan lebih dari dua orang dan dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara 15. Organisasi politik yang merupakan bagian dari organisasi sosial memiliki visi dan misi dari merupakan hasil pemikiran dari individu-individu masyarakat merupakan strategi dalam aktivitas politiknya khususnya merekrut masyarakat umum menjadi kader.Organisasi politik tidak berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya, karena di dalam organisasi politik juga memiliki teori-teori yang menjelaskan tentang aspek-aspek organisasi yang 15 http://id.m.wikipedia.org/wiki/organisasi_sosial. (diakses 17 september 2016) 16 Universitas Sumatera Utara ada di ranah politik tersebut. Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok orang yang bergerak atau memiliki tujuan dalam hal kekuasaan dan terlibat dalam proses politik formal seperti Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah. Menurut Schapera (dalam Ballandiers: xi) sendiri mendefiniskan organisasi politik adalah aspek dari seluruh organisasi yang berkaitan dengan penegakan dan pemeliharaan kemerdekaan intern maupun ekstern16. Hal ini dapat dilihat bahwa dari parpol memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam mendidik dan mengelola para kadernya sesuai dengan pola dan strategi yang mereka miliki. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti, kelompok advokasi, yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga yang mengajukan alternatif kebijakan (think tank), partai politik dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Namun pada dasarnya organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah oleh pemerintahan yang sah.Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti. Sebagai suatu organisasi yang bergerak secara terorganir dan terstruktur, PKS sebagai parpol yang berbasis dan berideologi Islam memiliki acuanacuan kurikulum yang berisikan doktrin-doktrin berupa nilai agama Islam.Agama yang merupakan bagian suatu dari kepercayaan atau yang 16 Classen, H.J.M. 1987. Antropologi Politik Suatu Orientasi. Jakarta: Erlangga (hal: xi) 17 Universitas Sumatera Utara disebut dengan religi dan supranatural.Meskipun bersifat abstrak, kepercayaan ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemikiran dan mengatur tingkah laku manusia, termasuk juga interaksinya dengan manusia lain, dan hubungan antara manusia dengan kekuatan supranatural tersebut yang tak terlihat oleh mata. Antropologi politik sebagai sebagai salah satu spesialis dari ilmu antropologi, membahas pendekatan antropologi terhadap gejala-gejala politik dalam kehidupan manusia.Pembahasannya meliputi teori-teori mengenai perwujudan politik dalam kehidupan manusia serta sistem politik pada masyarakat sederhana dan modern. Selain itu, antropologi politik juga membahas bagaimana peran manusia di ranah politik, sebab dalam kehidupan manusia tentu ada aktivitas-aktivitas yang mengatur, memberi arahan dan perintah dari si-pemberi perintah (pemerintah) dalam tatanan kehidupan bermasyarakat baik yang kompleks maupun yang tidak kompleks, seperti antara tatanan kehidupan kota dan tatanan kehidupan desa. Dengan demikian, cakupan pembahasan meliputi pula berbagai gejala politik dan organisasi sosial dalam komuniti-komuniti masyarakat desa maupun kota. Pengertian dasar mengenai kedua disiplin ini akan memudahkan perumusan mengenai ruang lingkup antropologi politik dan ilmu politik. Pendekatan-pendekatan antropologi politik dilakukan dengan pendekatan objektif dikarenakan manusia yang merupakan objek dari penelitian dalam ilmu antropologi politik.Sedangkan ilmu politik menyentuh aspek formal dari suatu lembaga/instansi pemerintahan yang ada secara formal baik itu secara 18 Universitas Sumatera Utara administratif kelembagaan maupun kegiatan formal manusia di kancah perpolitikan dalam persaingan mendapatkan kekuasaan dan pendekatannya dilakukan dengan pendekatan subjektif dan formalis. Secara tersirat dari istilah yang dipergunakan yaitu antropologi politik, subdisiplin ini menempati wilayah kajian yang menjembatani disiplin antropologi dengan ilmu politik. Ruang jembatan tersebut diisi dengan titiktitik persentuhan dalam teori, konsep maupun metodologi dan pendekatan yang dipergunakan.Dalam hal teori dan konsep, hubungan tersebut dapat berupa “hubungan antara struktur dan masyarakat dengan struktur tebaran kekuasaan dalam masyarakat” tersebut.Jadi dapat dikatakan bahwa jika antropologi merupakan kajian tentang struktur masyarakat dan pranata sosial, dan ilmu politik secara umum memfokuskan kajiannya tentang pola pikir dan prilaku manusia dalam mendapatkan kekuasaan. Antropologi juga telah berpengaruh dalam bidang metodologi penelitian ilmu politik, salah satu pengaruh yang sangat berguna dan terkenal serta kini sering dipakai dalam ilmu politik ialah metode dan cara pengamatan. Penelitian semacam ini memaksa sarjana ilmu politik untuk menilai gejala-gejala kehidupan sosial “dari dan dalam” masyarakat menjadi objek penelitiannya. Dalam antropologi politik, antropologi mendefinisikan budaya politik adalah sebagai sikap individu terhadap sistem politik dan kompenennya serta sikap individu terhadap peranan yang dapat dimainkannya dalam sebuah 19 Universitas Sumatera Utara sistem politik. Selain itu politik juga mempunyai orientasi yang menjadi tujuannya, orientasi politik tersebut terbagi 3 antara lain: 1. Orientasi Kognitif, yaitu berisikan tentang pengetahuan, kesadaran terhadap objek politik misalnya lambing negara, lambang partai poilitik dan bentuk negara. 2. Orientasi afektif, yaitu berisi perasaan, emosi yang dimiliki oleh individu terhadap sistem politik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya prilaku aktif, kritisi-kritisi dan bahkan gejolak yang menggebu-gebu terhadap ideology partai dimana individu itu berada. 3. Orientasi Evaluasi, yaitu merupakan aktivitas individu dalam memandang fenomena dan gejala politik yang terjadi yang merupakan merupakan tindakan sadar politik. Hal-hal ini meliputi standar nilai, karakteristik informasi yang diterima dan sebuah partisipasi di dalam aktivitas politik. Partai politik dalam era modern dimaknai sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Sehingga dapat didefinisikan bahwa tujuan manusia berpolitik adalah mencari kekuasaan yang memiliki pengertian: a. Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan 20 Universitas Sumatera Utara kewenangan yang diberikan , kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Mirriam Budiardjo, 2002).17 b. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk menimbulkan akibat-akibat terhadap orang atau barang. c. Menurut Hume, kekuasaan hanyalah kemampuan untuk menimbulkan akibat-akibat terhadap orang atau barang. d. Menurut MG. Smith, kekuasaan sebagai kemampuan untuk bertindak secara efektif terhadap orang atau barang, dengan mempergunakan cara-cara yang berkisar dari bujukan (persuasi) hingga kekerasan. e. Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan yang terdapat pada actor, didalam konteks hubungan sosial tertentu, memerintah sebagaimana yang dikehendakinya sendiri18. Dilihat dari pengertian tersebut, ada beberapa unsur penting yang ada dalam partai politik, yaitu: orang-orang, ikatan antara mereka hingga terorganisir menjadi satu kesatuan, serta orientasi nilai, cita-cita, tujuan dan kebijaksanaan yang sama. Beberapa pengertian partai politik menurut ahli partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal financial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung 17 Budiardjo, Miriam (2002); Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta: Gramedia (hal:398) Balandier, Georges. Antropologi Politik.1996. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada (hal:234) 18 21 Universitas Sumatera Utara kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik. Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu komponen Infra Struktur Politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai partai politik menurut beberapa ahli: 1. Miriam Budiarjo (2008: 403) partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik, biasanya dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakankebijakan mereka. 2. Menurut Ramlan Surbakti (dalam Warjio, 2013:75) adalah sebuah organisasi politik yang berakar umbi dalam masyarakat, mempunyai ideologi, memiliki cawangan-cawangan di daerah, mempunyai kegiatan yang berterusan, ikut di dalam pemilihan raya dan mempunyai wakil di parlemen. 3. Georges Balandier: partai politik adalah alat utama modernisasi, karena sifatnya sebagai inisiatif elit modernis, karena organisasinya yang memberikan kontak lebih erat dengan komunitas ketimbang yang dimiliki oleh negara19. Partai politik juga memiliki fungsi, antara lain: 19 Balandier, Georges. Antropologi Politik. 1996. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada (hal: 234-235). 22 Universitas Sumatera Utara 1. Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai melakukan penggabungan kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan pada masyarakat. 2. Partai sebagai sarana sosial politik, partai memberikan sikap, pandangan, pendapat dan orientasi terhadap fenomena (kejadian, peristiwa dan kebijakan) politik yang terjadi ditengah masyarakat. Sosialisasi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan partai politik berusaha menciptakan image (citra) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. 3. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Partai politik berfungsi mencari dan mengajak orang untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. 4. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Ditengah masyarakat terjadi berbagai perbedaan pendapat, partai politik berupaya untuk mengatasinya. Namun, semestinya hal ini dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi atau partai itu sendiri melainkan untuk kepentingan umum. 23 Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini, penelitiakan membahas tentang sistem kaderisasi Partai Keadilan Sejahteradi Kota Medan, sehingga sebelum kita membahas lebih jauh, alangkah baiknya kita dalam pengertian sistem. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk kesatuan yang utuh20. Sedangkan berdasarkan historisnya, sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu sustema yang berarti suatu kesatuan yang terdirin dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Istilah sistem itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. Dalam bukunya Tatang Amirin (1996) tentang pokok-pokok teori sistem untuk mengetahui lebih lengkap, berikut ini beberapa pengertian sistem menurut beberapa ahli, antara lain: 1. Elias Awad (1979:4) sistem merupakan sehimpunan komponen atau sub sistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. 20 http://kbbi.web.id/sistem/sistem(diakses pada tanggal 28 April 2016) 24 Universitas Sumatera Utara 2. Koontz dan O‟Donneell (1976:14) menunjuk sistem bukan hanya wujud fisik. Ilmu pengetahuan juga disebut sebagai suatu sistem yang terdiri dari fakta, prinsip, doktrin dan sejenisnya. Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem (approach system).Pada dasarnya pendekatan ini merupakan penerapan metode ilmiah di dalam usaha memecahkan masalah.Atau “kebiasaan berfikir atau beranggapan bahwa ada banyak sebab terjadinya sesuatu” di dalam memandang atau menghadapi polemik maupun mencari solusi.Pendekatan sistem berusaha menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan unsur sehingga terhindar dari memandangnya sebagai sesuatu yang amat sederhana atau bahkan keliru. Untuk mengetahui sistem atau bukan, kita dapat melihat dari ciri-cirinya. Ada beberapa rumusan mengenai ciri-ciri sistem ini yang pada dasarnya satu sama lain saling melengkapi. Pada umumnya ciri-ciri sistem itu antara lain: 1. Memiliki tujuan 2. Memiliki batas 3. Terbuka 4. Tersusun dari subsistem 5. Saling keterikatan dan saling ketergantungan 6. Melakukan transformasi 7. Memiliki mekanisme kontrol dan 8. Memiliki kemapuan mengatur dan menyesuaikan diri. 25 Universitas Sumatera Utara Dengan adanya ciri-ciri sebuah sistem, sistem pada akhirnya tentu memiliki tujuan, tujuan pokok dari sistem itu adalah menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu yang mempunyai nilai, apa wujudnya dan apa ukuran bernilai atau berharganya sesuatu yang menjadi tujuan. Sistem kaderisasi merupakan salah satu metode sebuah organisasi untuk tetap dapat menjalankan aktivitas organisasi tersebut dengan adanya subjek (individu) yang dituju dan objek (sasaran kelompok) untuk dijadikan anggota ataupun kader.Karena kader merupakan bagian dari sub-sistem yang paling vital sebuah organisasi itu dapat bergerak mencapai tujuannya. Hal yang penting dalam sebuah sistem kaderisasi adalah pelaku pengkaderan (subjek) dan kedua adalah sasaran kaderisasi (objek).Untuk yang pertama, subjek sebagai pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah sebuah kelompok orang yang diibaratkan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakan yang ada di internal yang melakukan sebuah peregenerasian anggota, pengurus dalam pergerakan sebuah organisasi yang berkelanjutan. Sedangkan yang kedua adalah objek dari kaderisasi, dengan kata lain adalah individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih dalam merumuskan visi dan misi organisasi. Dalam prspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Pendekatan atau prspektif sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada di dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya 26 Universitas Sumatera Utara dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pemebntuknya21 Gabriel Almond, seorang tokoh ilmu politik mengungkapkan bahwa sistem adalah kesatuan seperangkat struktur yang memilki fungsi masingmasing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu negara.Pendekatan sistem politik ditujukan untuk memberikan penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik.Pendekatan sistem politik juga ditujukan untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan.Pendekatan sistem politik diinspirasikan oleh sistem yang berjalan pada makhluk hidup. Dalam sebuah sistem terdapat struktur-struktur yang memiliki perannya masing-masing.Struktur dalam hal ini adalah lembaga-lembaga yang memiliki keabsahan dalam menjalankan suatu fungsi dalam sistem politik khususnya. Dalam konteks sistem politik menurut Gabriel Almond, terdapat 3 struktur penting dalam sistem, yaitu input (pemasukan), output (pengeluaran) dan proses. Struktur input bertindak selaku pemasok komoditas ke dalam sistem politik, struktur proses bertugas mengolah masukan dari struktur input, sementara struktur output bertindak selaku mekanisme pengeluarannya. Hal ini mirip dengan organisme yang membutuhkan makanan, pencernaan, dan metabolisme untuk tetap bertahan hidup. Berikut ini skema sistem: 21 Sistem politik.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik (diakses, 9 Mei 2016). 27 Universitas Sumatera Utara Lingkungan Input Tuntutan Sistem Politik Dukungan KeputusanOutput Tindakan Proses menghasilkanFeedback (umpan balik) Sumber: Buku Sistem Politik Indonesia (dalam Anthonius Sitepu, 2004). Partai politik bergerak karena adanya kader-kader yang memiliki peran dan fungsinya masing masing. Kader Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai “pemihak” dan membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut (Nano Wijaya dalam Taupik Azhar:2014). Dalam hal membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut, seorang kader dapat berasal dari luar organisasi tersebut dan biasanya merupakan simpatisan dan memiliki tujuan yang sama dengan institusi organisasi yang membinanya. Secara terminologis, definisi kaderisasi adalah pencetakan, sedangkan definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi. Dalam urgensinya kaderisasi 28 Universitas Sumatera Utara adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha mendidik manusia yang memiliki kompetensi tinggi yang mapan untuk menjalankan suatu amanah. Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara berkelanjutan, terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti silabus/kurikulum/manhaj tertentu. Kaderisasi secara harfiah memiliki definisi sebagai pendidikan jangka panjang untuk pengoptimalan potensipotensi yang ada di dalam jiwa kader dengan cara mentransfer dam menanamkan nilai-nilai tertentu, sehingga nantinya akan melahirkan dan menciptakan kader-kader yang tanggung, bertanggung jawab dalam meneruskan estafet kepengurusan dan tujuan organisasi. Pasca lengsernya Presiden Soeharto yang otoriter dan korup dan membawa harapan akhirnya membawa harapan baru dalam terbentuknya partai-partai berbasis Islam setalah dimulainya sistem pemerintahan yang lebih demokratis.Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan parpol.Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti pemilu 1999 termasuk di dalamnya partai Islam.Tercatat sejumlah parpol Islam yang saat ini (pernah) berada pada peringkat 10 besar parpol di Indonesia memiliki sejarah kelahiran pada kurun waktu 1998-1999.Beberapa diantaranya yaitu PPP, PKB, PAN, PBB dan PKS. Secara umum, parpol-parpol Islam pasca reformasi memiliki dua aliran berbeda yang saling bertentangan.Aliran yang pertama menganut bahwa syariat Islam22 harus diterapkan dalam sistem pemerintahan.Partai-partai yang 22 Syariat Islam adalah segala sesuatu aktivitas (hal yang terlihat) manusia harus berdasarkan pada aturan-aturan yang diatur dalam Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad. 29 Universitas Sumatera Utara menganut aliran ini adalah Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).Sedangkan aliran kedua menolak pengimplementasian syariat Islam dalam sistem pemerintahan.Aliran ini dianut oleh dua parpol yang cukup besar yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa. 23 Maka yang menjadi pilihan utama peneliti adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) khususnya di Kota Medan yang memiliki kultur budaya yang beragam terutama dalam hal kaderisasinya. Dalam ini peneliti akan melihat bagaimana PKS sebagai partai yang memasang Islam sebagai ideologinya ditengah-tengah kota Medan yang memiliki kemajemukan di berbagai sisi dan menguji konsep teori Van Ball dimana religi memiliki peran yang sangat vital sebagai sarana menjalankan dan basis sakral kekuasaan dalam menjalankan aktivitas politik dan memperoleh kekuasaan dimana religi meliputi anggapan-anggapan baik yang implisit maupun yang eksplisit, yang diterima kebenarannya dan berhubungan dengan realitas yang tidak dapat dikaji secara empiris (dalam H.J.M Claessen, R.G Soekadjo, 1987: 51). 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus penelitian ini ialah pada sistem kaderisasinya PKS di Kota Medan. Mengingat kajian ini menggunakan pendekatan strukturasi sebagai salah satu ciri khas dari ilmu antropologi dalam menggambarkan objek studinya, maka gambaran 23 R. Sukma & C. Joewono (ed.), Islamic Thought and Movements in Contemporary Indonesia, Centre for Strategic and International Studies, 2007, hal 148-152. 30 Universitas Sumatera Utara penelitian tentang PKS ini akan tergambar dalam perumusan masalah yang mencakup: 1. Bagaimanakah sistem kaderisasi di Partai Keadilan Sejahtera dalam membina kader-kadernya menjadi kader yang solid khususnya di daerah Kota Medan? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kaderisasi di PKS Kota Medan? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting, karena melalui tujuan dan manfaat itulah maka suatu penelitian dapat dimengerti dan dipahami.Tujuan penelitian ini salah satunya adalah untuk mengetahui sistem kaderisasi PKS Kota Medan Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sistem yang dilakukan oleh DPD PKS Kota Medan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan khususnya Antropologi. Kemudian penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses pengkaderan suatu partai politik secara umum. Secara lebih rinci, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk para mahasiswa agar dapat mengetahui sistem suatu pengkaderan partai khususnya PKS di Kota Medan sehingga para mahasiswa dapat menggunakan pengetahuan tersebut untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Penelitain ini 31 Universitas Sumatera Utara juga diharapkan dapat bermanfaat bagi PKS Kota Medan dan sebagai refrensi dalam memperbaiki lebih baik lagi mekanisme sistem pengkaderan di beberapa parpol lainnya. 1.5 Metode Penelitian Penelitian adalah suatu tindakan seseorang yang dilakukan sistematis dan mengikuti aturan-aturan metodologi, misalnya: Observasi, dikontrol berdasarkan teori yang dapat diperkuat dengan gejala yang ada. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi.Etnografi ditinjau secara harfiah berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa atau suatu kelompok masyarakat yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun.Penelitian antropologis untuk menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan tersebut. Penelitian ini sendiri dilakukan di Kota Medan dan DPD PKS Kota Medan jalan Sei Beras no.34, Medan sebagai lembaga partai yang bertanggung jawab tingkat kota. Etnografi, baik secara laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dapat dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi. Menurut James Spradley Berikut ini beberapa pengertian etnografi menurut para tokoh besar antropologi guna menguatkan pernyataan diatas: 32 Universitas Sumatera Utara 1. Margaret Mead berkata, antropologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan tergantung pada laporan-laporan kajian lapangan yang dilakukan individu-individu dalam masyarakat yang nyata hidup. 2. Cliffort Geertz mengatakan, jika anda ingin mengerti tentang satu ilmu pengetahuan, pertama-tama seharusnya anda harusnya tidak melihat teori-teori atau penemuannya, tetapi apa yang dilakukan oleh praktisinya. 3. James Spradley sendiri mengatakan bahwa kajian lapangan etnografi adalah tonggak antropologi kultural. Jadi singkatnya, memahami etnografi berarti belajar tentang jantung ilmu antropologi, khususnya antropologi sosial.Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang holistic-integratif, thick description (deskripsi yang kental), dan analisa kualitatif dalam rangka mendapatkan native’s point of view (sudut pandang hidupnya). Seperti yang dikatakan oleh Spradley (2006: 108) etnografer harus member perhatian khusus pada hubungan persahabatan di masing-masing suasana budaya untuk mempelajari berbagai segi yang bersifat local, segi-segi yang terikat pada budaya yang membangun hubungan.Membangun rapport24 yang baik terhadap informan sehingga bertujuan untuk mendapatkan datadata yang diperlukan dalam penelitian serta membuat informan menjadi lebih nyaman, tidak ragu dan merasa curiga kepada peneliti.Peneliti memposisikan 24 Rapport adalah keterampilan dalam membina hubungan baik antara peneliti dengan informan. 33 Universitas Sumatera Utara diri sebagai orang yang sedang belajar dan tidak mengetahui hal sistem rekrutmen dan pola-pola pengkaderan yang dilakukan PKS di Kota Medan dan menempatkan informan sebagai guru yang menjadi tempat bertanya. Untuk menjalin rapport ini merupakan sutau keterampilan yang perlu dilatih., cara-cara yang dilakukan dalam menjalin hubungan baik dengan informan yaitu dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri dan ikut di agenda-agenda PKS Kota Medan dan melakukan tanya jawab kepada informan. 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini adalah observasi-partisipasi, dan juga wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu yang relatif, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti penelitian survey. Dalam penelitian ini diperlukan data yang valid dan objektif sehingga dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini agar mendapat data-data di lapangan adalah dengan cara: 1.5.1.1 Teknik Observasi Partisapasi (Observe of Partipatory) Secara harfiah, observasi memiliki arti melihat dan memperhatikan.Sedangkan partisipasi memiliki makna ikut dan turut serta dalam pengamatan yang dilakukannya. 34 Universitas Sumatera Utara Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dimana pengamat ikut langsung terjun dan terlibat dalam agenda-agenda sosial dan keagmaan yang dilakukan PKS Kota Medan sasaran objek yang diteliti. Peneliti juga berusaha sedekat mungkin membangun rapport dengan informan dengan menggunakan sudut pandang informan yang diteliti yang disebut dengan emic view. Peneliti mencatat apa saja yang ditangkap dan disaksikan. Catatan-catatan lapangan ini berfungsi sebagai alat bantu dalam pengolahan data dan membantu untuk memperjelas data. 1.5.1.2 Teknik Wawancara Metode wawancara atau metode interview merupakan cara seseorang untuk mengetahui informasi serta mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang narasumber dengan cara bercakap-cakap dan bertatap muka dan beramah-tamah. Menurut Koentjaraningrat (1976), wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman 35 Universitas Sumatera Utara wawancara (guide interview) dimana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Selanjutnya wawancara juga dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan secara bertatap muka (face to face) maupun tak langsung (Koentjaraningrat, 1976: 77). Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun pertanyaan secara sistematis dalam sebuah kertas ataupun lembaran-lembaran pedoman pertanyaan. Maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti brosur, kamera dan tape record dalam membantu berjalannya sebuah wawancara. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan pertanyaan-pertanyaan mengalir bebas dan terarah tanpa melanggar etika wawancara kepada informan. Informan adalah seseorang yang diwawancarai dan diharapkan memberikan keterangan ataupun informasi mengenai hal-hal yang ingin diketahui oleh si peneliti.Ada beberapa tipe informan seperti informan pangkal, informan kunci dan informan biasa.Dalam penelitian pada ilmu antropologi, biasanya menggunakan istilah informan ini kepada orang-orang yang memberikan keterangan ataupun informasi.Dalam hal ini, responden dan informan memiliki peran dalam hal memberikan informasi dan pengetahuannya dalam studi etnografi ini. 36 Universitas Sumatera Utara Pak Razali Taat, S.Pd.I adalah informan pangkal yang membantu peneliti dalam memberikan informasi awal tentang agenda-agenda PKS Kota Medan dan mengarahkan peneliti kepada siapa saja kader yang memiliki pengalaman dan rekam jejak di Kota Medan ini mengingat beliau juga kader PKS Kota Medan dan kebetulan tetangga peneliti. Selain itu wawancara yang dilakukan nantinya dilakukan melalui percakapan-percakapan biasa dan sederhana.Meskipun percakapan biasa yang dilakukan, peneliti tetap mengarahkan percakapan pada fokus pertanyaan penelitian.Teknik wawancara ini dilakukan agar komunikasi antara subjek peneliti dengan peneliti diharapkan agar tidak membuat subjek peneliti itu merasa bosan.Selain itu, teknik ini dilakukan bertujuan untuk memperkuat data yang sebelumnya didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti25. 1.5.1.3 Teknik Analisis Data Analisis data digunakan untuk menganalisis makna yang ada di balik data, informasi yang telah diperoleh dari informan.Data ini berasal dari naskah wawancara, caratan lapangan, foto, dan buku-buku. Semua itu dikumpulkan untuk menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti. Dalam hal ini, penelitian ini bersifat deskriptif.Penulisan deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan alur penelitian secara sistematis dan terstruktur suatu gejala atau masalah suatu objek 25 Irawan, Prasetya (1991). Logika Prosedur Penelitian, Jakarta; PT. Repro-Internasional 37 Universitas Sumatera Utara penelitian.Memahami kebudayaan secara utuh, karena kebudayaan merupakan hal yang eksplisit dan implisit, terungkap melalui perkataan, baik di dalam komentar sederhana maupun dalam wawancara panjang, karena bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan dalam bentuk linguistik (James P.Spradley, 2006:36). 1.6 Pengalaman Peneliti Sebelumnya belum terfikir dibenak saya meneliti tentang judul skripsi yang saya ajukan ini. Hal ini muncul saat semester 7, saran judul skripsi ini saya dapat setelah berdiskusi ringan mengenai masalah pergerakan partaipartai politik di ruangan rapat Komisi Pemilihan Umum Kota Medan oleh salah seorang senior satu tingkat diatas saya yaitu Bendri Ritonga. Sebelumnya dia menyinggung soal agama dan politik, dan lantas beliau melanjutkan bicaranya dan mengatakan menaruh apresiasi dan simpatik mengenai sebuah partai politik Islam khususnya kepada Partai Keadilan Sejahtera, dimana tanpa sadar ternyata ia paham bahwa perkumpulanperkumpulan mahasiswa yang dilakukan di masjid-masjid kampus khususnya di Universitas Sumatera Utara juga menjadi wadah pergerakan beberapa organisasi Islam yang dibelakangnya di design oleh sebuah partai politik Islam yang lahir dari aktivis-aktivis muda yang suka duduk dan berdiskusi di masjid khususnya, dan dari bagian organisasi itu, perempuan-perempuan 38 Universitas Sumatera Utara yang berjilbab panjang yang terulur hingga ke bawah dada merupakan bagian dari kader-kader Partai Keadilan Sejahtera atau yang disingkat dengan PKS. Perkumpulan-perkumpulan itu ternyata bukan sekedar membaca ayat suci Al-Qur‟an saja, tetapi membahas hal-hal keilmuan seperti pelatihan jurnalistik, sejarah pergerakan pemuda dalam melawan rezim otoriter dan zalim, pelatihan menjadi wirausahawan muda, tak lupa juga khususnya ilmuilmu pengetahuan Islam juga seperti sejarah pergerakan Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam dimuka bumi, dan aktivitas-aktivitas yang harus sesuai dengan tuntunan syari‟at Islam yang disebut dengan ilmu fiqih. Kegiatan itu semua dipimpin dan dibina oleh para alumni-alumni kampus yang sebagian telah bekerja dan meniti karir di PKS. Di masyarakat umum juga tedapat lingkaran-lingkaran pengajian yang PKS terapkan berbeda dari pengajian yang biasanya masyarakat umum lakukan seperti wirid yasin, namun pengajian tersebut disebut dengan halaqah/liqo’. Pembahasannya juga tak jauh berbeda yang dilakukan diranah kampus seperti membahas sejarah-sejarah para nabi terdahulu, sejarah pergerakan nabi, para sahabat dan tokoh setelahnya dalam menyebarkan agama Islam dan pembahasan tentang pergerakan dan perjuangan umat Islam di dalam negeri dan luar negeri khususnya Timur Tengah seperti Palestina, Mesir, Turki, Irak dan lainnnya. Saya pun sadar, ternyata saya juga bagian dari pengajian halaqah/liqo yang di design oleh PKS dan termasuk dalam kategori kader pemula (tamhidi).Dengan adanya latar belakang saya yang menjadi bagian insider 39 Universitas Sumatera Utara PKS menjadi modal awal yang bagus untuk saya dapat membangun rapportkepada para kader-kader yang tingkatnya diatas saya, dan sekaligus belajar menjadi outsider (sebagai peneliti). Kronlogis saya menjadi bagian dari PKS dimulai pada tahun 2013 yang kebetulan saya suka ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di kampung halaman saya.Pertemuan saya dengan seorang murabbi sekaligus kader PKS terjadi di Masjid Al-Ikhlas yaitu Bang Hendrik atau yang akrab disapa dengan Bang Koko.Beliau juga pengurus Rumah Baca Ulinnuha di kampung halaman saya di Kelurahan Rejo. Beliau mengajak saya untuk ikut mengaji di Rumah Baca yang ia jaga setiap hari rabu di malam harinya. Tidak ada hal-hal yang berbau politik dan partai saat pertama kali kami memulai pengajian. Dalam lingkaran pengajian tersebut kami terdiri dari 6 orang yaitu: Adji, Pra Wiro, Hasan Basri, Bang Sutikno, Dodi, dan saya sendiri. Kami semua berbeda latar belakang kehidupannya, ada yang masih sekolah menengah atas, karyawan dan mahasiswa. Selama di liqo‟an tidak pernah ada Bang Koko menampakkan atau memunculkan simbol-simbol PKS di dalam pengajian (liqo) kami, kami selalu membahas hal-hal yang berbau ibadah personal, karena di dalam diri yang taat kepada Tuhan akan menghasilkan para pejuang dan pemimpin yang suci dan baik nantinya. Ibadah itu disebut dengan amalan yaumiyah.Contoh amalan itu seperti mengerjakan sholat lima waktu dengan tepat waktu khususnya di masjid bagi laki-laki, memperbanyak sholat dhuha dan sholat tahajjud, membaca Al-Qur;an dan menghafal juz 30 dan berinfaq. 40 Universitas Sumatera Utara Disela-sela liqo’an kami juga sering diajak mabit (malam bina iman dan taqwa) atau dalam istilah bahasa Indonesianya adalah bermalam dan tidur di masjid bersama orang-orang diluar kampung halaman kami disebuah masjid yang besar, dimana mabit ini diikuti oleh banyak orang dan diisi dengan ceramah-ceramah agama.Pernah mabit ini diisi ceramah oleh seorang tokoh yang terkenal dari PKS seperti Pak Gatot Pujo Nugroho, Tifatul Sembiring dan Ikrimah Hamidy.Namun nalar saya belum sampai kesana bahwa ada unsur-unsur partai dalam mabit tersebut. Saya hanya menikmati ceramah-ceramahnya saja dan kebetulan para tokoh tersebut tidak membawa pembicaraan mengenai partai dan jati diri mereka bernaung di partai apa. Selain itu disela-sela liqo kami juga beberapa kali diajak oleh Bang Koko berwisata dan berlibur atau yang disebut dengan rihlah dalam lingkaran tarbiyah PKS ini, juga bermain futsal setiap malam minggu bersama orangorang yang banyak mengenakan seragam PKS.Disini mulai timbul pemikiran saya bahwa saya berada di perkumpulan kader-kader PKS dan saya juga pernah bermain futsal bersama tokoh-tokoh besar PKS yang saya sebutkan diatas.Juga kami sering diajak ke seminar-seminar keagamaan, aksi solidaritas kepada Palestina di Masjid Agung Medan. Hal yang mulai tampak terlihat jelas adalah pada tahun 2014 tepatnya tahun pemilu, kami yang memiliki waktu luang diajak untuk ke Hotel Tiara Medan, namun Bang Koko tidak member tahu kami ada acara apa, yang pasti beliau bilang ada pertemuan-pertemuan dengan kader-kader liqo diseluruh Kota Medan. Setibanya disana tepatnya di Ballroomnya, didepan terpampang 41 Universitas Sumatera Utara jelas spanduk panjang yang bertuliskan “Konsolidasi Kader dan Pembekalan Calon Anggota Dewan Bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta”. Semua tersusun rapi tanpa ada pengakuan secara eksplisit dari Bang Koko bahwa kami merupakan bagian dari internal dan kader-kader dakwah PKS dan kami harus pahami sendiri semua makna yang tersirat selama ini yang tak pernah beliau katakan. Setelah panjang lebar membahas sampul dari sebuah kegiatankegiatan yang dilakukan beberapa organisasi Islam tersebut, saya mulai faham bahwa ilmu Antropologi itu luas kajiannya.Hal itu dapat dilihat dari sekelompok manusia yang berkumpul dan memilki tujuan bersama dan bernaung dalam sebuah organisasi merupakan bagain dari budaya manusia. 42 Universitas Sumatera Utara