Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa bisa terjadi karena adanya kesulitan pemelajar bahasa dalam memahami bahasa tersebut karena adanya pengaruh dari bahasa ibu. Alasan lainnya yaitu karena pemelajar bahasa memang tidak mengerti makna dari bahasa asing tersebut. Menurut James (179:1998), jenis kesalahan yang biasanya dilakukan oleh pemelajar bahasa asing adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan Interlingual Kesalahan interlingual merupakan kesalahan yang disebabkan oleh pengaruh dari bahasa ibu terhadap bahasa asing. Biasanya kesalahan ini terjadi karena pemelajar merasa dibebani oleh adanya transfer negatif. 2. Kesalahan Intralingual Kesalahan Intralingual merupakan kesalahan yang terjadi karena adanya pengabaian akan bentuk target bahasa dari setiap tingkatan atau di setiap kelas. Dalam pengabaian target bahasa ini, pertama, pemelajar bahasa asing hanya mempelajari hal-hal yang dibutuhkan, atau mereka bisa mencoba mengisi kekosongan dengan mengambil jalan keluar untuk strategi komunikasi. Kedua, mereka menggunakan strategi belajar yang digunakan untuk memecahkan kata sandi. Sedangkan strategi komunikasi digunakan untuk merumuskan dan memecahkan kata sandi. Kedua tipe strategi tersebut dapat 5 menjadi sumber kesalahan. Menurut Jack Richard dalam Parera (1997: 139), sumber kesalahan seperti ini biasanya berupa : a. Penerapan kaidah secara tidak lengkap Pemelajar cenderung tidak lengkap menerapkan kaidah apabila suatu saat pemelajar menerapkan kaidah secara berlebihan. Pada umumnya, hal ini disebabkan menghindari beban linguistik yang terlalu besar. b. Generalisasi berlebih Maksud dari generalisasi berlebih yaitu fakta dan kebiasaan dari pemelajar bahasa membentuk bentuk-bentuk yang sama yang diketahui oleh pemelajar dalam bahasa yang sedang dipelajari. Semua kaidah dalam bahasa tersebut disama ratakan oleh pemelajar bahasa. c. Ketidaktahuan akan batas-batas aturan suatu bahasa Jenis kesalahan ini hampir sama dengan kesalahan dalam tindak generalisasi. Perbedaannya adalah keduanya bertolak dari ketidaktahuan, sedangkan generalisasi berlebih disebabkan perasaan serba tahu menempatkan sesuatu. Sehubungan dengan itu menurut Klein (2003:79), dalam pemerolehan bahasa target bagi orang dewasa, sering terjadi permasalahan analisis. Permasalahan analisis ini terdiri dari dua komponen utama yaitu pengetahuan yang tersedia untuk pemelajar dan input dari analisa yang akan disampaikan. Dalam masalah sintesis, terdapat bentuk yang berlawanan dari komponen yang pertama, tetapi tidak ada komponen yang dapat dibandingkan pada input analisis, kecuali ada niat komunikasi dari si pembicara. Dapat dikatakan juga, hal ini merupakan materi dasar dimana si pembicara harus bekerja dengan seluruh pengetahuan yang dimilikinya untuk menghasilkan suatu perkataan, yang dianggap dapat dimengerti dan sesuai dengan konteks yang diberikan. Akan tetapi, 6 analogi tersebut pada kenyataannya sangat tidak jelas, karena pembicara tidak dapat belajar dari niat komunikasinya seperti halnya bila ia belajar mempelajari berbagai macam struktur tata bahasa. Oleh sebab itu, inti dari belajar bahasa asing adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pemelajar bahasa, tetapi bukan hanya pengetahuannya dari bahasa target yang didapatkan melalui input analisis yang sebelumnya. Dalam menganalisa suatu masalah, masalah yang dihadapai oleh pemelajar dapat diatasi apabila : 1. pemelajar memperoleh pengetahuan bahasa secara umum dan komunikatif; 2. pemelajar mempunyai pengetahuan akan bahasanya sendiri, agar; 3. pemelajar memahami bahasa target; 4. pemelajar mengetahui pengetahuan non-linguistik. Dalam penggabungan suatu kalimat, khususnya pada tataran sintaksis hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pemelajar bahasa adalah sebagai berikut : 1. struktur kata dalam bahasa target 2. kelas kata 3. partikel dan infleksi (perubahan nada suara) 4. intonasi Tanpa ke-empat prinsip diatas, mustahil bagi pemelajar bahasa untuk menyampaikan suatu bahasa atau perkataan secara alami. Akan tetapi, bagi tiap-tiap bahasa, mempunyai cara yang berbeda. Bagi pemelajar, khususnya orang dewasa, mereka kurang peduli akan keberadaan atribut-atribut tersebut. Hal yang tidak diketahui oleh para pemelajar orang dewasa ini adalah pentingnya fungsi dari ke-empat atribut tersebut dalam target 7 bahasa. Bagaimanapun juga, keberadaan mengenai pengetahuan akan bahasa tersebut, dapat membantu pemelajar memahami suatu bahasa lebih spesifik. 2.2 Definisi Doushi どうし Menurut Masuoka (1993:12), definsi doushi adalah sebagai berikut : “ 動詞 の きほんてき せいかく たんどく じゅつご はたら ぶんちゅう はたら ちが おう 基本的 な性格 は、単独 で述語 の 働 きをし、 文 中 での 働 きの違 い に応 じて かつよう 活用することである。” Dalam bahasa Indonesia mempunyai arti bahwa sifat dasar dari kata kerja yaitu berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai kegunaan yang berbeda di dalam suatu kalimat. 2.2.1 Jenis – jenis Doushi Menurut Masuoka (1993:12), kata kerja bisa dibagi menjadi bermacam-macam dilihat dari titik tinjaun nya, tetapi di sini jenis-jenis kata kerja yang dianggap penting dibagi menjadi tiga macam yaitu doutaidoushi dan jyoutaidoushi, jidoushi dan tadoushi 、ishidoushi dan muishidoushi. Penjelasannya akan dijabarkan di bawah ini. 1. Doutaidoushi – Jyoutaidoushi Doutai doushi merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu gerakan. Dalam hal ini, kata kerja yang sering digunakan seperti aruku 「歩く」、taoreru 「倒れる」、taosu 「倒す」、hanasu 「話す」, dan lain lain. Sebaliknya, kata kerja yang menunjukkan suatu 8 keadaan disebut dengan jyoutai doushi . Dalam jenis kata kerja ini : 1) kata aru「ある 」, iru 「いる」menunjukkan kepemilikkan atau kepunyaan; 2) kata dekiru 「できる 」 menunjukkan arti potensial atau kemampuan; 3) kata iru 「 要 る 」 menunjukkan sebuah kepentingan; 4) kata kotonaru 「異なる」、chigau「違う」menunjukkan sebuah pendapat, dan lain-lain. 2. Jidoushi – Tadoushi Dalam doutai doushi, dibedakan lagi menjadi jidoushi dan tadoushi. Tadoushi merupakan kata kerja yang menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas, yang berstruktur 「meishi+partikel wo」. Sebaliknya, jidoushi merupakan kata kerja yang tidak menggunakan subjek. a. 「車を止める」 (tadoushi) = ‘menghentikan mobil’ b. 「車が止まる」 (jidoushi) = ‘mobil berhenti’ 3. Ishidoushi – Muishidoushi Ishi doushi merupakan kata kerja yang menunjukkan kegiatan karena kemauan seseorang, misalnya dalam kata aruku「歩く」、yomu 「読む」、kangaeru「考える 」 , dan lain-lain. Sebaliknya, muishi doushi merupakan kata kerja yang tidak berdasarkan kemauan seseorang, misalnya dalam kata taoreru「倒れる」, oiru「老い る」, ushinau 「失う」, dan lain-lain. 9 2.2.2 Jidoushi dan Tadoushi Menurut Tanaka (1990:63), penjelasan mengenai jidoushi dan tadoushi adalah sebagai berikut : “動詞の中には、他のものにはたらきかけるうんどうをあらわす のと、そでないものがあり、前者を他動詞、後者を自動詞という。つまり、対 象的な関係で名詞の対格を支配するものが他動詞であり、そのような支配をし ないものが自動詞である。” Terjemahannya: Dalam kata kerja, objek pelaku yang melakukan suatu kegiatan disebut dengan tadoushi,dan objek pelaku yang tidak melakukan suatu kegiatan disebut dengan jidoushi dimana jidoushi tidak mengontrol hubungan objek denga kata benda. Sedangkan, tadoushi mengontrol hubungan objek dengan kata benda. Menurut Takahashi (2003:111), berikut merupakan contoh jidoushi dan tadoushi dalam penggunaannya : Contoh jidoushi dan tadoushi yang penggunaan, pelaksanaan dan jenisnya sama. 自動詞 他動詞 活用 窓がひらく 窓をひらく カ行五段 木が増やす 木を増やす サ行五段 目が閉じる 目を閉じる サ行上一 Contoh jidoushi dan tadoushi yang bentuknya sama tetapi artinya berbeda. 自動詞 他動詞 活用 人が笑う 人を笑う ワア行五段 門がひらく 門をひらく カ行五段 日が限る 日を限る ラ行五段 10 Contoh jidoushi dan tadoushi yang penggunaannya sama, tetapi pelaksanaannya berbeda . 自動詞 他動詞 仕事が残る (ラ行五段) 仕事を残す(サ行五段) 目が回る (ラ行五段) 目を回す (ラ行五段) 手が動く (カ行五段) 手を動かす(サ行五段) Contoh jidoushi dan tadoushi pelaksanaan penggunaannya sama, tetapi jenisnya berbeda. 自動詞 家が建つ (カ行五段) 他動詞 家を建てる (カ行下一) 品物が並ぶ (バ行五段) 品物を並べる (バ行下一) 船が進む 船を進める (マ行五段) (マ行下一) Contoh jidoushi dan tadoushi pelaksanaan penggunaanya dan jenisnya berbeda. 自動詞 他動詞 犬が逃げる (カ行下一) 犬を逃がす (サ行五段) 目が覚める (マ行下一) 目を覚ます (サ行五段) 涙がこぼれる (ラ行下一) 涙をこぼす (サ行五段) 2.3 Kelompok Meishi(名詞) Menurut Masuoka dan Takubo (1992:33) meishi adalah: 名詞は、提題助詞を付けて文の主題となったり、格助詞を付けて文の補足 語となったり判定詞を付けて文の述語となったりする。 11 Artinya: Meishi ketika menempel dengan teidaijoshi menjadi subjek kalimat, ketika menempel dengan kakujoshi menjadi kata bantu dan ketika menempel dengan hanteishi menjadi predikat dalam sebuah kalimat. Meishi atau kata benda, bisa dikatakan merupakan sebuah kata yang bila muncul berdampingan dengan teidaijoshi akan menjadi subjek kalimat, bila muncul berdampingan dengan kakujoshi akan menjadi kata bantu, dan bila menempel dengan hanteishi atau kata yang menyatakan persetujuan, misalnya「です」,「である」, dan 「だ」 menjadi predikat. Meishi terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Hitomeishi(人名詞) Kata benda yang merujuk kepada nama benda-benda hidup seperti orang, hewan dan tumbuhan serta kata ganti orang. 2. Monomeishi(物名詞) Kata benda yang merujuk pada nama benda-benda mati. 3. Jitaimeishi(事態名詞) Kata benda yang merujuk pada suatu hal, kondisi atau peristiwa. 4. Bashomeishi(場所名詞) Kata benda yang merujuk pada nama tempat. 5. Houkoumeishi(方向名詞) 12 Kata benda yang menunjukkan nama arah atau jalan. 6. Jikanmeishi(時間名詞) Kata benda yang merujuk pada waktu. Selain dari keenam kelompok yang telah dijabarkan di atas, kelompok kata bantu tanya merupakan kelompok lain yang termasuk ke dalam meishi. Kata bantu tanya yang termasuk ke dalam meishi digunakan pada keadaan formal yang berbeda, tergantung dengan kategori arti dari objek yang ditunjukkan. Ini dimaksudkan bahwa kata tanya yang muncul dalam sebuah kalimat tidak dimaksudkan sebagai kata tanya namun sebagai kata yang menunjukkan nama benda, tempat, orang, arah, waktu, keadaan dan juga sebagai suatu keterangan. 2.4 Penggunaan dan Makna Bentuk -Te Menurut Nota (1991:99), bentuk -te dalam bahasa Jepang terdiri dari tiga kelompok, yaitu : Contoh Kata Kata Kerja Kelompok I 書く(Menulis) → 書いて 死ぬ (Meninggal) → 死んで 読む (Membaca) → 読んで 脱ぐ (Melepas) → 脱いで (godan doushi) 13 Kata Kerja Kelompok II 話す (Berbicara) → 話して 飛ぶ (Terbang) → 飛んで 帰る (Pulang) → 帰って 勝つ (Menang) → 勝って 食べる(Makan) → 食べて (ichidan doushi) Kata Kerja Kelompok III 見る(Melihat) → 見る する (Melakukan) → して 来る (Datang) → 来て Catatan : a. Dalam menggunakan kata kerja iku (行く), kita menggunakan bentuk-って, bukan bentuk-いて. b. Apabila kita menggunakan kata benda yang menunjukkan kegiatan, kita menggunakan Kata Kerja Kelompok III. Contohnya: 仕事+します → 仕事します Fungsi dari bentuk –te bermacam-macam. Akan tetapi, menurut Masuoka (1993:17), fungsi dari bentuk –te adalah sebagai berikut: 1. Untuk menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan aspek, kata kerja yang digunakan adalah sebagai berikut : 14 a. – te iru (―ている), menunjukkan keadaan dari suatu kegiatan yang sedang berlangsung dan berkelanjutan. Contohnya : 太郎は今テレビを見ている。 (Tarou sedang menonton televisi) Pada kalimat diatas menunjukkan bahwa subjek sedang menonton televisi, sehingga bisa disimpulkan bahwa keadaan diatas menunjukkan suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Contohnya: 家の前にトラックが止まっている。 (Di depan rumah, truk berhenti) Kalimat diatas menunjukkan keadaan akibat dari truk berhenti didepan rumah. Maka darii tu, fungsi –te iru pada kalimat diatas menunjukkan hasil keadaan dari suatu kegiatan. b. –te aru (―てある), menunjukkan subjek yang sedang melakukan suatu kegiatan. Contohnya: 入り口に花が飾ってある。 (Di pintu masuk, dihiasi oleh bunga) c. –te shimau (―てしまう), menunjukkan suatu kejadian yang mutlak dan suatu kejadian yang terjadi tanpa disengaja. Contohnya: うっかり余計なことを言ってしまった。 15 (Saya tidak sengaja mengatakan sesuatu yang tidak penting) d. –te iku (―ていく), menunjukkan suatu proses dari suatu kejadian yang berawal dari pembicara, atau yang menjauh dari sudut pandang si pembicara. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut : Contoh : もっと努力していきます。 (Saya akan lebih berusaha dari sekarang) –te iku juga mempunyai fungsi lain yaitu menunjukkan proses pergi keluar. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut : Contoh : 雨が降るとき、 傘を持って行きなさい。 (Pada saat hujan, tolong pergi membawa payung) e. –te kuru (―てくる), digunakan dalam menunjukkan suatu kedatangan setelah melakukan sesuatu atau aksi, atau perubahan dalam suatu proses dari si pembicara. Contoh : 先生が教室から出てきた。 (Sensei datang dari ruang kerja.) 私はずっと日本語を勉強してきました。 (Saya terus-menerus belajar bahasa Jepang.) 16 2. Untuk menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan pemberian dan penerimaan (kalimat benefektif) misalnya kata kerja bentuk –te morau, –te itadaku, –te kureru, –te kudasaru, –te ageru, –te yaru, –te sashiageru. 3. Bentuk kata kerja –te lainnya adalah yaitu : a. –te oku (― て お く ), menunjukkan suatu kegiatan yang telah dipersiapkan untuk suatu tujuan. Contohnya: 友達が遊びくるので、ビールを冷やしておく (Karena teman saya akan datang bermain, saya mendinginkan bir) b. –te miru (-てみる), menunjukkan kegiatan yang hasilnya dapat beragam macam. Contohnya: この肉少し食べてみたけれど、味がおかしいよ (Saya sudah pernah mencoba sedikit daging ini tetapi rasanya aneh) c. –te miseru ( - て み せ る ), menunjukkan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan nantinya diperlihatkan kepada orang lain. Contohnya: こ の 機 会 の 動 か し 方 が よ く わ か ら な い け ど , ちょっと動かして見せてくれないか 17 (Karena saya tidak mengerti cara menggerakkan mesin ini, boleh tolong perlihatkan cara menggerakkannya ?) 2.5 Fungsi Kata Kerja Bentuk -Te iru Masuoka (1993:114) mengatakan bahwa kegunaan dasar dari bentuk –te iru adalah untuk menunjukkan keadaan dari suatu kegiatan yang berkelanjutan atau hasil keadaan dari suatu kegiatan. Contoh: a. 太郎は今テレビを見ている。 (Tarou sedang menonton televisi) Contoh kalimat diatas menunjukkan bahwa sekarang subjek sedang menonton televisi, dan kegiatan tersebut mash berlanjut. Fungsi dari kata kerja –te iru diatas adalah menunjukkan keadaan kegiatanyang berkelanjutan. b. 家の前にトラックが止まっている。 (Di depan rumah, truk berhenti) Pada contoh kalimat diatas, hanya menunjukkan keadaan dari akibat dari truk yang berhenti didepan rumah. Fungsi kata kerja –te iru diatas adalah menunjukkan keadaan dari hasil suatu kegiatan. Fungsi –te iru yang menunjukkan kegiatan yang berkelanjutan dan menunjukkan kegiatan yang masih berlangsung dari awal kegiatan tersebut dimulai. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut : c. 花子は先月からずっと小説を書いている (Dari sebulan yang lalu Hanako terus menerus menulis novel) 18 Kalimat diatas menunjukkan bahwa kegiatan Hanako menulias novel yang dimulai dari sebulan yang lalu, masih terus menerus dilakukan sampai dengan sekarang. Fungsi dari kata kerja –te iru yang menunjukkan keadaan dari hasil suatu kegiatan, menunjukkan bahwa kegiatan tersebut sudah selesai dilakukan. Akan tetapi keadaan dari hasil kegiatan tersebut masih terasa. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut : a. ドアが開いている。 (Pintu terbuka) Contoh kalimat diatas, menunjukkan fungsi dari kata kerja –te iru yang menunjukkan keadaan pintu yang sedang terbuka, dan sampai saat ini, hasil kegiatan tersebut masih terasa. b. アビ君は先週から神戸に来ている。 (Abie dari minggu lalu datang ke Kobe) Contoh kalimat diatas juga menunjukkan fungsi –te iru yang sama seperti pada contoh sebelumnya. Kalimat diatas menunjukkan bahwa hasil kegiatan (Abie datang ke Kobe dari minggu lalu) masih terasa sampai sekarang. Untuk fungsi kata kerja –te iru yang seperti ini, kata kerja yang sering digunakan adalah tomaru「止まる」, kieru「消える」 dan aku「開く」. 2.6 Fungsi Kata Kerja Bentuk –Te aru Menurut Masuoka (1993:112), kata kerja bentuk –te aru mempunyai fungsi menunjukkan subjek yang sedang melakukan suatu kegiatan. Dalam pola kalimat bentuk 19 -te aru, subjek diikuti dengan partikel ga. Kata kerja yang berhubungan dengan -te aru seperti kazaru「飾る」,oku「置く」, naraberu「並べる」, akeru「開ける」, kaku 「書く」menunjukkan perubahan keadaan subjek yang mengandung unsur kata kerja tadoushi. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut : a. 入り口に花が飾ってある。 (Di pintu masuk, dihiasi oleh bunga) Pada contoh ini, menunjukkan keadaan bunga yang telah dihias di pintu masuk, dan pada contoh kalimat diatas mengandung suatu tujuan. Misalnya, bisa saja tujuan dihiasnya bunga di pintu masuk adalah agar pintu masuk terlihat, dan lain lain. Akan tetapi, apabila fungsi dari -te aru yang menunjukkan kegiatan yang mengandung suatu persiapan, kata kerjanya tidak dibatasi dan subjek tidak ditunjukkan dengan menggunakan partikel ga, tetapi menggunakan partikel wo. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut: b. 予め会場を予約してある (Tempat pertemuannya sudah dipesan sebelumnya). Pada contoh kalimat diatas, menunjukkan bahwa dengan adanya parikel wo, artinya dalam keadaan diatas, subjek diikutsertakan. Hal ini menunjukkan bahwa subjek sudah memesan tempat pertemuannya. 20