BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Krisis moneter suatu negara bisa dilihat dari banyaknya modal asing yang
masuk ke dalam sektor keuangan negara tersebut. Banjirnya modal asing
menandakan suatu negara sudah masuk ke dalam fase pertama krisis keuangan.
Saat ini, Indonesia sudah memasuki fase kedua yang mana modal asing masuk
tidak lagi melalui perbankan, tetapi juga sudah membanjiri pasar modal tanah air.
Artinya, jika investor asing suatu saat 'bermigrasi' dari Indonesia, bukan hal yang
tidak mungkin Indonesia akan menghadapi krisis moneter. Hal tersebut sudah
seharusnya diwaspadai oleh pemerintah, mengingat Fed Rate tetap diprediksi
akan naik dan bisa berdampak pada beralihnya investor asing ke Amerika
tersebut. Fed Rate yang akan naik juga akan mempengaruhi kondisi
perekonomian negara-negara di Asia.
Dikutip dari kompas.com penundaan kenaikan suku bunga Bank Sentral
Amerika Serikat (The Fed) pada tahun 2015 dinilai masih menjadi penyebab
utama nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tertekan. Situasi ketidakpastian ini
mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan
expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin
besar expected return maka tingkat risiko yang melekat juga semakin besar.
Dari situs detik.com, di Indonesia perdagangan saham PT Sekawan
Intipratama Tbk (SIAP) pada awal November 2015 dihentikan sementara (suspen)
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Beredar kabar suspensi diberikan karena saham
SIAP 'digoreng' dan digadai oleh salah satu pemegang saham.
Bagi yang
berkecimpung di dunia pasar modal, aksi goreng saham sudah tidak asing lagi,
yaitu aksi menaikkan harga saham dengan kepentingan tertentu. Artinya, saham
sebuah perusahaan sengaja dinaikkan memakai kabar yang positif sampai titik
tertentu. Keuntungan si penggoreng saham salah satunya adalah membeli pada
saat rendah dan menjual setelah tinggi, atau bisa juga dijadikan jaminan utang
untuk dikembalikan setelah lunas. Transaksi gadai saham ini dikenal juga dengan
nama Repurchase Agreement (REPO).
Santer beredar kabar saham SIAP ini digadai oleh salah satu pemegang
sahamnya setelah harganya naik tinggi. Gadai saham tersebut dilakukan oleh
Renier Latief, salah satu pemegang saham di Sekawan yang masuk setelah
perusahaan menerbitkan saham baru alias rights issue. Nama Renier yang selama
ini selalu dikaitkan dengan Grup Bakrie pun sudah dibantah oleh Sekawan. Dari
kabar yang beredar, setelah menguasai saham Sekawan, Rennier dikabarkan
mencari aset yang bisa diambil alih untuk ditempelkan di perusahaan yang baru
diambil alih supaya harga saham Sekawan bisa naik alias digoreng. Rennier pun
bertemu dengan Iwan Bogananta, yang memiliki sekitar lima sampai tujuh IUP
batu bara. Dalam hasil surveinya, perusahaan batu bara milik Iwan ini punya
kandungan sekitar 400 juta ton batu bara dengan nilai Rp 5 triliun. Namun
sayangnya, perusahaan milik Iwan ini disinyalir baru berupa kertas alias baru
survei dan belum melakukan produksi sama sekali. Munculah rencana akuisisi
perusahaan batu bara itu oleh Sekawan. Sekawan yang butuh modal akhirnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
menerbitkan saham baru, di mana dana yang diraup bakal dipakai untuk membeli
perusahan batu bara. Namun demikian, pembeli siaga dari rights issue itu adalah
Fundamental
Resources
yang
dimiliki
oleh
Rennier
dan
Iwan.
Jadi akuisisi tersebut bisa dilakukan tanpa dana sama sekali atau seolah-olah ada
dana masuk dari penerbitan saham baru dan dipakai untuk membeli perusahaan
milik mereka sendiri. Setelah ini, bisnis perusahaan pun beralih dari produksi
plastik ke batu bara.
Setelah masuk ke bisnis batu bara, harga saham Sekawan mulai menanjak
dari di bawah Rp 200 per lembar menjadi di atas Rp 460 per lembar. Kapitalisasi
pasarnya pun menanjak hingga dua kali lipat meski hanya bermodal izin tambang.
Dari sini salah satu pelaku pasar menarik pinjaman dengan jaminan saham
Sekawan alias REPO. Misalnya si pemegang saham pegang 1 lembar di harga Rp
400 per lembar jadinya Rp 400 miliar.
Sekawan melakukan REPO ini untuk membiaya modal kerja perusahaan.
Sayangnya, REPO tersebut dikabarkan tidak dipakai untuk kepentingan
perusahaan. Akibatnya, ketika jatuh tempo, saat pemegang REPO seharusnya
mengembalikan saham dan mendapat uangnya kembali, si pemilik saham
sebelumnya tidak punya uang. Pasar pun tidak siap menampung sehingga
harganya anjlok. Idealnya, uang hasil repo digunakan untuk operasional
pengembangan perusahaan, sehingga kinerja meningkat, sahamnya dibeli publik
sehingga ketika REPO jatuh tempo, pasar bisa menampungnya. Pada kasus REPO
Sekawan ini, sahamnya terpaksa dijual ke pasar (forced sell) sehingga ada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
beberapa broker yang disinyalir gagal settlement. Hal ini yang diduga oleh BEI
sehingga perdagangan saham Sekawan dihentikan sementara.
Informasi
akuntansi
mempunyai
peranan
sangat
penting
dalam
terbentuknya pasar modal yang efisien. Pasar modal yang efisien dapat dicapai,
jika harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan. Informasi
akuntansi merupakan kandungan informasi yang dapat diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan melalui teknik analisis fundamental. Analisis fundamental
atau analisis laporan keuangan (financial statements analysis) bermanfaat dalam
menyediakan data yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan investasi
yang berkaitan dengan perusahaan (Puspitaningtyas, 2012).
Pasar modal menyediakan berbagai macam informasi yang dapat
digunakan oleh investor. Informasi ini merupakan kebutuhan mendasar bagi para
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu informasi yang
diharapkan mampu memberi bantuan kepada pemakai dalam membuat keputusan
ekonomi yang bersifat finansial adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
adalah output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang
menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan
juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability sekaligus menggambarkan
indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Harahap,
2008).
Suwardjono (2008) menyebutkan laba sebagai imbalan atas upaya
perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan
penyerahan barang / jasa). Sedangkan laporan arus kas memberikan informasi
yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan
aset neto entitas, struktur keuangannya dan
kemampuannya mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan
peluang yang berubah (PSAK 2, 2012). Sementara itu laba akuntansi merupakan
ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan dapat meramalkan arus kas
masa depan, yang memungkinkan investor memprediksi tingkat pengembalian
atas investasi yang dilakukan.
Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi
sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai laporan serta pihakpihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2009), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan menurut Fahmi (2011), tujuan utama dari laporan keuangan
adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsurunsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping
pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk
meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomis yang diambilnya. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih
bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi
mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini
harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
Secara khusus, tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk
memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas selama
suatu periode. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan informasi tentang
kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas.
Karena itu, laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan
perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi, serta pembiayaan
perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo
kas awal dan akhir (Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield,
2007).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Aini (2009),
Subekti (2010), Suriani (2011), Azilia dan Yulius (2012), Jundan (2012), Carolina
(2012), dan Neneng (2015) membuktikan bahwa laba akuntansi berpengaruh
terhadap return saham. Ini menunjukkan bahwa investor mempunyai anggapan
publikasi laporan keuangan melalui informasi laba memiliki kandungan informasi
yang relevan sebagai alat pengambilan keputusan investasi yang menguntungkan.
Hal ini dimungkinkan laba yang diperoleh akan berpengaruh terhadap prospek
arus kas perusahaan dan deviden yang dibagi kepada para pemegang saham.
Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Carolina (2012) yang
memberikan hasil bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Hal ini disebabkan sampel penelitian pada tahun 2008- 2010, dimana periode
tersebut terjadi krisis keuangan yang membuat investor tidak hanya menggunakan
laba akuntansi sebagai acuan untuk pengambilan keputusan investasinya sehingga
kemampuan laba akuntansi dalam memprediksi return saham menjadi lemah.
Arus kas dari aktivitas operasi tidak digunakan oleh investor sebagai alat
pengambilan keputusan investasinya, ini menunjukkan bahwa investor tidak
mempertimbangkan dana operasional dalam jangka pendek yang tercermin dalam
arus kas dari aktivitas operasi tetapi lebih mempertimbangkan keberlangsungan
operasional perusahaan dalam jangka panjang (Nur Aini, 2009). Hasil penelitian
sama halnya dengan penelitian Azilia dan Yulius (2012) yang menunjukkan
bahwa arus kas dari aktivitas operasi mampu beroperasi secara profitable tidak
dibaca oleh investor sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi
yang merupakan sinyal positif kepada investor, tidak tertangkap oleh investor.
Selain itu menurut Jundan (2012) hal ini disebabkan manajemen maupun para
investor menyadari bahwa arus kas operasi tidak menjamin perusahaan dalam
menjalankan aktivitas usahanya di masa yang akan datang.
Selanjutnya menurut Nur Aini (2009), Ahmad dan Udi (2014), serta
Neneng dan Febri (2015) arus kas aktivitas investasi merupakan cerminan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Adanya pengeluaran untuk
investasi direspon positif oleh investor sehingga akan berdampak terhadap
kenaikan return saham dan dijadikan pertimbangan bagi investor untuk
menggunakan arus kas dari aktivitas investasi sebagai pengambilan keputusan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
invetasi di pasar modal. Sedangkan hal ini berbeda dengan hasil penelitin Azilia
dan Yulius (2012) serta Jundan (2012) yang menyatakan bahwa arus kas dari
aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadapreturn saham.investor tidak melihat
pelaporan perubahan arus kas investasi tersebut sebagai investasi yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan investasinya. Informasi tentang adanya
transaksi investasi yang dilakukan oleh perusahaan, yang selanjutnya akan
memperbesar potensi menghasilkan pendapatan di masa depan, ternyata tidak
dilihat oleh investor untuk mengambil keputusan investasi.
Komponen arus kas dari aktivitas pendanaan yang berpengaruh terhadap
return saham telah dibuktikan oleh Nur Aini (2012), Jundan (2012), dan Ahmad
(2014). Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Secara teori, semakin besar
aktivitas pendanaan akan semakin tinggi return yang diharapkan oleh pemodal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor mempunyai keyakinan yaitu
perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kembali kepada pemilik
dan kreditor atas dana yang dipercayakan kepada perusahaan.
Berdasarkan uraian masalah tersebut diatas penelitian ini mengambil judul
“PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS
TERHADAP
RETURN
SAHAM
(Studi
Empiris
Manufaktur di BEI Periode 2010- 2014)”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada
Perusahaan
9
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan, maka timbul
permasalahan sebagai berikut:
1.
Apakah laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham?
2.
Apakah komponen arus kas yang terdiri dari arus kas operasi, arus kas
investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka
tujuan penelitian adalah untuk:
1.
Menguji pengaruh laba akuntansi terhadap return saham.
2.
Menguji pengaruh komponen arus kas yang terdiri dari arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap return saham.
Diantara tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini juga diharapkan
mempunyai kontribusi penelitian antara lain:
1. Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama masa
perkuliahan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
pengaruh komponen arus kas dan laba akuntansi apakah berpengaruh
terhadap return saham.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download