pengaruh kualitas dan promosi terhadap kepuasan pelanggan pada

advertisement
PENGARUH KUALITAS DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN PADA CV.GRACE SERVICE JASA
ELEKTRONIK DI KOTA BATAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
p
Oleh
LIDIA MENTI RUDIANTI
NIM. 11002675
JURUSAN AKUNTANSI
AKADEMI AKUTANSI PERMATA HARAPAN
BATAM
2016
1
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen pada CV Grace Service, untuk mengetahui apakah
promosi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada CV Grace Service, untuk
mengetahui apakah kualitas pelayanan dan promosi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada CV Grace Service, penelitian ini
mencoba mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan promosi
terhadap kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode analisis data untuk
mengetahui tanggapan responden terhadap masing-masing variable. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa kualitas juga berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan pembelian sedangkan promosi tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Kata kunci : Kualitas, promosi, kepuasan pelanggan
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada zaman era globalisasi ini memberikan kepuasan yang mutlak adalah
suatu keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi perusahaan, namun hal ini
juga terasa tidak sangat mudah untuk merealisasikan keinginan tersebut sebab
banyak pemain di dalam suatu perekonomian yang bermain di dalam suatu pasar
perusahaan ,ditambah lagi selera pelanggan itu tidak mungkin sama diantara satu
dengan yang lainnya jadi dimungkinkan kepuasan konsumen terhadap suatu
barang juga berbeda-beda , dan juga kompetisi perekonomian sangat terasa di
semua sektor perekonomian di Indonesia ,terutama pelayanan jasa yang sangat
dekat dengan masyarakat Indonesia, diperlukan strategi yang tepat dan cepat.
Mengapa cepat dan tepat sebab sebuah keputusan kurang baik jika tepat tetapi
lambat karena akan ketinggalan sesama kompetitor, maka harus cepat dan tepat.
Untuk mengatasi ketatnya persaingan dalam pemasaran tiket pesawat maka
salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerapkan
strategi kualitas pelayanan dan promosi.
Dalam kasus ini, tidak hanya harus mempunyai produk yang unggul
tetapi juga setiap pemimpin perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas
layanannya agar Tingkat kepuasan konsumen semakin meningkat dan akan terus
memakai jasa perusahaan kita. Produsen semakin menyadari akan arti penting
pelayanan, semakin perusahaan akan maju dan berkembang. Hal inilah yang
4
disadari oleh para produsen maka dari itu dengan adanya perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan mereka berlomba untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi para konsumen, dengan tujuan agar tetap eksis di dunia bisnis.
Mereka berlomba memberikan fasilitas yang diinginkan oleh para konsumen dan
berusaha mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen yakni misalnya saja
membuat fasilitator yang biasa disebut dengan CSO (Customer Service Officer),
dimana konsumen dapat meminta bantuan pelayanan dan sebagai media bagi
konsumen untuk menyampaikan ketidakpuasannya dan saran bagi perusahaan
untuk lebih maju lagi. CSO (Customer Service Officer), sebagai mediator harus
dapat menjadi penengah bagi perusahaan untuk memberikan penetrasi dan
perwakilan perusahaan untuk meminta maaf kepada konsumen.
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang
banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Terciptanya
kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan
antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik
bagi pembelian ulang, membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan acuan keberhasilan
suatu perusahaan dalam memberikan pelayananannya kepada konsumen.
Kepuasan konsumen dapat dijadikan sebagai pencapaian harapan dari sebuah
perusahaan dalam memberikan pelayanannya kepada konsumen. Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya (kotler,1997).
5
Perasaan tersebut setelah konsumen produk tertentu karena telah terpenuhinya
harapan dari konsumen tersebut.
Kepuasan Pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan
aplikasi pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas
bisnis. Kepuasan pelanggan adalah pengalaman yang didasarkan pada pengalaman
tentang penilaian yang dibuat oleh pelanggan mengenai sejauh mana
ekspektasinya terhadap produk maupun jasa yang dapat diwujudkan. Penilaian
tersebut didasarkan pada evaluasi dari persepsi pelanggan yang berkaitan dengan
pengalaman pembelian atau value yang dimilikinya yang memfasilitasi
pencapaian tujuan pelanggan. Secara sederhana pengertian kualitas layanan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan antara layanan yang diharapkan konsumen
dengan layanan yang diterima .Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan sehingga dapat terbentuknya loyalitas pelanggan Kepuasan pelanggan
menurut Richard A.Spreng et.al (1996) adalah respon pelanggan terhadap
evaluasi. Kesesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya
dengan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Variabel
utama yang menentukan kepuasan pelanggan, yaitu harapan dan kinerja yang
dirasakan.
Apabila kinerja yang dirasakan melebihi harapan maka pelanggan akan
puas, tetapi apabila sebaliknya maka pelanggan akan merasa tidak puas. Secara
umum dapat dikatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap hasil kinerja
6
suatu produk dan harapannya. Pelanggan yang senang dan puas cenderung akan
berperilaku positif Mereka akan membeli kembali. Hal ini seiring dengan
pernyataan Supranto (1997) bahwa pelanggan memang harus dipuaskan, sebab
jika pelanggan tidak terpuaskan akan meninggalkan perusahaan dan menjadi
pelanggan perusahan pesaing, hal yang demikian akan menyebabkan penurunan
penjualan dan juga akan menurunkan laba bahkan mengalami kerugian pada
perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan lebih tepatnya
melayani pembelian tiket pesawat yang didalamnya terdapat penyampaian jasa,
Kualitas pelayanan atau service quality menjadi suatu hal yang penting dalam
memuaskan konsumen. Dengan memahami apa yang diinginkan dan diharapkan
oleh konsumen dari kualitas pelayanan yang diberikan, maka akan didapat suatu
nilai tambah tersendiri bagi sautu perusahan. Pelayanan adalah aktivitas yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan
orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah
suatu bentuk sistem, prosedur, atau metode tertentu yang diberikan kepada orang
lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi sesuai
dengan harapan konsumen.
Tjiptono (1998) mengemukakan kualitas pelayanan atau jasa adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dari pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan Siagian (1998)
mengemukakan bahwa pelayanan secara umum adalah rasa menyenangkan yang
7
diberikan kepada orang lain disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala
kebutuhan mereka. Dengan demikian pelayanan merupakan upaya memberikan
kesenangan terhadap pelanggan dengan adanya berbagai kemudahan agar
pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya. Parasuraman dalam Seotjipto (1996)
menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah harapan sebagai keinginan para
pelanggan daripada layanan yang mungkin diberikan oleh perusahaan. Tjiptono
(1997) mengemukakan kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan
dapat disimpulkan sebagai sebuah tingkatan kemampuan ability dari sebuah
perusahaan dalam memberikan segala yang menjadi harapan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.
Menurut Tjiptono (1997) kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang
erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada
pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Pada jangka
panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan
serta kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimalkan pengalaman pelanggan
yang menyenangkan dan meminimalkan pengalaman pelanggan yang kurang
menyenangkan. Mengingat tingkat
persaingan terus meningkat, maka pihak
perusahaan harus meningkatkan kinerja perusahaan termasuk kualitas pelayanan
untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggannya atau calon
pelanggan lain. Kualitas pelayanan adalah salah satu unsur bauran pemasaran
8
yang sangat strategis terhadap peningkatan volume penjualan. Selain kualitas
pelayanan maka variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan volume
penjualan adalah promosi.
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan
untuk menginformasikan, memberitahukan, membujuk, dan memengaruhi
konsumen dalam memilih atau membeli suatu produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (1999), promosi merupakan
insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu
prodak atau jasa. Menurut Stanson(1999), promosi adalah kombinasi strategi yang
paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan personal dan alat promosi
yang lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan. Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi
dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora
calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau
memperoleh suatu respon.
Di saat ini berbagai bisnis usaha jasa banyak jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah toko elektronik. Usaha toko elektronik sangatlah
menjanjikan dimana setiap orang pasti membutuhkan barang elektronik tersebut.
Hal ini bisa kita dilihat dari kemajuan teknologi dari waktu ke waktu, dimana
barang elektronik tersebut sangatlah menbantu di dalam kehidupan sehari-hari,
karena elektronik sangatlah berperan penting dalam kehidupan, dengan barang
elektronik tersebut bisa membantu dalam berbagai masalah kehidupan. Tidak
9
Cuma itu saja barang elektronik juga dapat memberikan kita suatu informasi bagi
kita melalui media informasi misalkan televisi, radio, handphone, dll.
Diindikasikan bahwa kondisi kualitas pelayanan, promosi dan kepuasan
konsumen belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Peran kualitas
pelayanan dan promosi diperkirakan sangat penting terhadap kepuasan konsumen,
maka perlu dilakukan evaluasi dari sisi konsumen. Oleh karena itu melihat
permasalahan di atas maka dilakukan dengan penelitian dengan mengambil judul :
“ PENGARUH KUALITAS DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN PADA CV.GRACE SERVICE JASA ELEKTRONIK DI
KOTA BATAM”
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting guna untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan kegiatan penelitian. Perumusan masalah digunakan untuk memperjelas
apa yang nantinya akan dikemukakan, sehingga orang lain dapat memahami
dengan jelas apa yang akan dikemukan oleh peneliti. Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1.Bagaimana pengaruh kualitas terhadap kepuasan pelanggan pada CV.Grace
Service ?
2.Bagaimana pengaruh Promosi terhadap kepuasan pelanggan pada CV Grace
Service ?
3.Bagaimana pengaruh kualitas dan promosi terhadap kepuasan pelanggan pada
CV Grace Servie ?
10
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada maka penulis membatasi penulisan yang
dikarenakan oleh adanya keterbatasan biaya, waktu, dan kondisi yang ada maka
penulis hanya membatasi dan hanya membahas mengenai kualitas pelayanan
terhadap kepuasan konsumen pada CV Grace Service.
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen pada CV Grace Service
2. Untuk mengetahui apakah promosi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
pada CV Grace Service
3. Untuk mengetahui apakah kualitas dan promosi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada CV Grace Service
1.5
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang ditetapkan, manfaat yang
diharapkan adalah:
1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan
dan bahan kajian kearah pengembangan konsep-konsep kepuasan konsumen
11
yang mendekati pertimbangan-pertimbangan konstektual dan konseptual serta
kultur yang berkembang pada dunia kepuasan konsumen. Dari hasil penelitian
dapat merumuskan asumsi tentang kultur kualitas pelayanan dan promosi
dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen pada CV Grace Service di
kota Batam.
b. Memberikan informasi yang akurat bagi pembentukan konsep yang berkaitan
dengan kualitas pelayanan dan promosi pada kepuasan konsumen.
c. Mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan bagi
terwujudnya kepuasan konsumen yang diharapkan.
d. Memberikan konsep atau model yang dapat digunakan sebagai rujukan
terhadap kepuasan konsumen.
1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian secara praktis diharapkan memiliki kemanfaatan sebagai
berikut:
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk
melakukan penelitian lanjut tentang kualitas pelayanan dan promosi dalam
upaya menghasilkan kondisi kepuasan konsumen.
b. Masukan bagi CV Grace Service di kota Batam mengenai tingkat kualitas
pelayanan dan promosi dalam upaya menigkatkan mutu kepuasan konsumen.
c. Bahan acuan dan reverensi bagi peneliti lanjutan di lingkungan civita
akademika GICI dalam upaya mencari dan mengembangkan tingkat kualitas
pelayanan dan promosi untuk peningkatan kepuasaan konsumen.
12
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
bagi CV Grace Service, sebagai masukan tentang kualitas pelayanan dan
promosi.
e. Hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada pihak CV Grace Service
di dalam meningkatkan kepuasaan konsumen melalui kualitas pelayanan dan
promosi.
f. Hasil penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
mengenai manajamen yang berkaitan dengan kepuasaan pelanggan.
g. Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan studi perbandingan
dalam rangka mengkaji ilmu pengetahuan, dan sebagai penambah wawasan
dalam rangka pelaksanaan kualitas pelayanan dan promosi terhadap kepuasaan
konsumen.
h. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini menjadi referensi untuk melakukan
penelitian lanjutan dengan cara menambah variabel lainnya yang belum
dibahas dalam penelitian ini.
13
BAB II
KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Kualitas Pelayanan
2.1.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Di dalam persaingan yang semakin ketat, maka pelayanan terhadap
pelanggan mempunyai peranan yang sangat penting. Pada dasarnya proses
pelayanan konsumen adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk memberi
kepuasan kepada konsumen. Perusahaan sebagai sebuah lembaga bisnis yang
mengejar keuntungan atas kegiatan yang dijalankannya harus pula memperhatikan
pelayanan yang diberikan agar kepuasan pelanggan dapat tercapai. Menurut
Munir (1991) pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan
metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan
haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem,
prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini
pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan
harapan mereka.
Kualitas pelayanan berkaitan erat dengan persepsi pelanggan tentang
mutu suatu usaha. Semakin baik pelayanan yang akan mempengaruhi tingkat
kepuasan yang dirasakan pelanggan sehingga usaha tersebut akan dinilai semakin
bermutu. Sebaliknya apabila pelayanan yang diberikan kurang baik dan
memuaskan, maka usaha tersebut juga dinilai kurang bermutu. Oleh karena itu
14
usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan harus terus dilakukan agar dapat
memaksimalkan kualitas jasa. Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat
relatif yaitu tergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri
dan spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya
konsisten satu sama lain:
1. Persepsi konsumen
2. Produk (jasa)
3. Proses
Untuk yang berwujud barang, ketiga orientasi ini hampir selalu dapat
dibedakan dengan jelas, tetapi tidak untuk jasa. Untuk jasa, produk dan proses
mungkin tidak dapat dibedakan dengan jelas, bahkan produknya adalah proses itu
sendiri. Konsistensi kualitas jasa untuk ketiga orientasi tersebut dapat memberi
kontribusi pada keberhasilan suatu perusahaan ditinjau dari kepuasan pelanggan,
kepuasan karyawan, dan profitabilitas organisasi. Menurut Parasuraman, Zeithaml
dan Berry dikutip dalam buku Service, Quality and Satisfaction:132
mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas jasa, yaitu :
a) Reliability (Keandalan)
Meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance) dan
sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu
menyampaikan jasanya secara benar sejak awal (right the first time), memenuhi
janjinya secara akurat dan andal (misalnya, menyampaikan jasa sesuai dengan
jadwal uang disepakati), menyimpan data (record) secara tepat, dan mengirimkan
tagihan yang akurat.
15
b) Responsiveness (Ketanggapan)
Yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu para
pelanggan atau menyampaikan jasa secara cepat. Contohnya : ketepatan waktu
pelayanan, kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan penyampaian layanan
secara cepat.
c) Competence (Kemampuan)
Yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar
dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Termasuk
didalamnya adalah pengetahuan dan keterlampilan karyawan, pengetahuan dan
keterlampilan personil dukungan operasional, dan kapabilitas riset organisasi.
d) Access (Mudah diperoleh)
Kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability). Hal ini
berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri atau menunggu
tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi (contohnya:
telepon, email, fax) dan jam operasi nyaman.
e) Courtesy (Keramahan)
Meliputi sikap santun, keramahan para karyawan, seperti: waitress,
resepsionis, operator telepon, teller bank, dan lain-lain.
f) Communication (Komunikasi)
Menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam bahasa yang
mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
Termasuk didalamnya adalah penjelasan mengenai jasa/layanan yang ditawarkan,
16
biaya jasa, trade-off antara jasa dan biaya, serta proses penanganan masalah
potensial yang mungkin timbul.
g) Credibility (Dapat dipercaya)
Yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan dan interksi dengan
pelanggan.
h) Security (Keamanan)
Yaitu
bebas
dari
bahaya,
resiko
atau
keragu-raguan.Termasuk
didalamnya adalah keamanan secara fisik (Physical safety), keamanan finasial
(financial security), privasi dan kerahasiaan (confidentiality).
i) Understanding / knowing the customer (Memahami pelanggan)
Yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka,
memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler.
j) Tangibles (Bukti nyata yang tak kasat mata)
Meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan personil, dan bahan-bahan
komunikasi perusahaan, seperti kartu bisnis, kop surat, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara bukti
fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness ), jaminan
(assurance) dan empati (empathy ) terhadap loyalitas pelanggan pelanggan,
artinya apabila bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) meningkat maka
kepuasan pelanggan akan meningkat.
17
Menurut Goetsch & Davis kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan (Tjiptono;2005:110). Kualitas sering dianggap sebagai ukuran
relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang tediri atas kualitas desain dan kualitas
kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifik produk, sedangkan kualitas
kesesuaian dalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi
persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.
Menurut Tandjung (2004:109), elemen kualitas jasa atau pelayanan terdiri
dari :
1. Keandalan (Reliability)
Menurut Tjiptono (2005:135), keandalan merupakan kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
apapun. Kinerja harus sesuai dengan harapan pembeli yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan yang sama untuk semua pembeli tanpa kesalahan, sikap yang
simpatik, dan dengan akurasi tinggi (Parasuraman;dalam Lupiyoadi;2006:182).
Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak
saat pertama ( right the first time ). Selain itu perusahaan juga yang bersangkutan
memenuhi janjinya, misalkan menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang
telah disepakati. Dalam hal ini pemasar dituntut untuk menyediakan produk atau
jassa yang handal. Produk dan jasa jangan sampai mengalami kerusakan, dengan
kata lain produk atau jasa tersebut haruslah selalu baik. Perusahaan juga harus
bersifat jujur dalam menghadapi suatu permasalahaan sehingga konsumen merasa
tidak tertipu. Selain itu pemasar harus memenuhi janjinya bila menjanjikan
18
sesuatu kepada konsumen. Perlu diperhatikan bahwa janji adalah janji, itu bersifat
mutlak jadi janji itu seharusnya ditepati.
Keandalan indikatornya adalah (Tjiptono;2006:70) :
a. Ketepatan waktu.
b. Pelayanan yang sama untuk semua pembeli.
c. Pemenuhan janji dengan segera
2. Daya Tanggap (Responsiveness)
Menurut Tjiptono (2005:134), daya tanggap merupakan kesediaan dan
kemampuan para karyawan untuk membantu para pembeli dan merespons
permintaan mereka, serta mengunformasikan dan memberikan secara cepat.
Mebantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pembeli dengan
menyampaikan informasi yang jelas (Parasuraman, dalam (Lupiyoadi;2006:182).
Daya tanggap dapat diartikan respon atau kesigapan pelayan dalam
membantu konsumen bila terdapat masalah, sehingga pelayan dihsruskan untuk
memberikan pelayanan yang sigap dan tanggap terhadap apa yang ingin dipenuhi
oleh konsumen. Disini pelayan harus memberiakan inforamasi yang jelas dan
kecepatan pelayan dalam melakukan transaksi.
Daya tanggap indikatornya adalah (Tjiptono;2006:70) :
a. Pelayanan yang cepat
b. Penyampaian informasi yang jelas
c. Penanganan keluhan dan pengaduan
19
3. Jaminan (Assurance)
Menurut Tjiptono (2005:134), jaminan merupakan perilaku para
karyawan yang mampu menumbuhkan kepercayaan pembeli terhadap perusahaan
dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi par pembelinya, selalu bersikap
sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menangani setiap pertanyaan atau masalah pembeli. Saat persaingan yang sangat
kompetitif setiap karyawan harus tampil secara kompetitif, artinya setiap
karyawan harus memiliki pengetahuan dan keahlian dimasing-masing. Disini
karyawan harus mampu berkomunikasi dengan konsumen secara baik serta harus
bertutur sopan santun dalam melayani, sehingga setuasi tersebut dapat
menimbulkan rasa percaya konsumen terhadap perusahaan.
Jaminan indikatornya adalah (Tjiptono;2006:70) :
a. Sopan santun karyawan
b. Kepercayaan pembeli terhadap karyawan
c. Kemampuan dalam menjelaskan kepada pembeli
4. Empati (Emphaty)
Menurut Tjiptono (2005:134), empati merupakan perusahaan memahami
masalah para pembelinya dan bertindak demi kepentingan pembeli, serta
memberikan perhatian personal kepada para pembeli dan memiliki jam operasi
yang nyaman. Dimana suatu perusahaan diharapkan memeliki pengertian dan
pengetahuan tentang pembeli, memahami kebutuhan pembeli secara spesifik
(Parasuraman, dalam lupiyoadi;2006:182).
20
Emapati indikatornya adalah (Tjiptono;2006:70) :
a. Memahami kebutuhan pembeli
b. Hubungan karyawan dengan pembeli
c. Kominikassi dengan pembeli
5. Bukti Fisik (Tangible)
Menurut Tjiptono (2005:135), bukti fisik adalah berkenan dengan daya
tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perushaan, serta
penampilan karyawan. Dalam hal ini meliputi penampilan fasilitas fisik seperti
gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan
dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan (Husein Umar;2003:95). Sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
layanan pembeli harus diperhatikan perusahaan. Layanan antar barang
menggunakan mobil angkut pick up bila konsumen membeli barang yang besar
dan berat, serta tempat duduk yang nyaman, memiliki alat komunikasi yang
canggih, dan alat pembayaran yang juga canggih.
Bukti fisik indikatornya adalah (Tjiptono;2006:70) :
a. Penampilan karyawan
b. Peralatan yang digunakan
c. Lokasi yang strategis
2.1.2 Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2005:70) secara umum menyebutkan kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
21
antara kinerja atau hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang
diharapkan. Berarti dapat disimpulkan bahwa suatu kinerja yang diharapkan
berada dibawah dari harapan, maka pembeli tidak merasa terpuaskan. Begitu pula
sebaliknya apabila kinerja memenuhi harapan, pembeli merasa terpuaskan.
Apabila suatu kinerja melebihi harapan, maka pembeli sangat terpuaskan dan
merasa senang.
Dalam Lupiyoadi (2006:174) pembeli merupakan fakus utama dalam
pembahasan mengenai kepuassan dan kualitas pelayanan karena dalam hal ini
pembeli memegang peranan cukup penting dalam mengukur kepuasan terhadap
produk maupun pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Dengan kata lain,
pembeli adalah seseorang yang secara berulang kali datang ke suatu tempat yang
sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau
mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.
Menurut Lamb dkk (2001:13) kepuasan konsumen merupakan perasaan dimana
produk telah sesuai atau melebihi harapan konsumen. Perusahaan yang memiliki
reputasi dalam memberikan kepuasan yang tinggi kepada konsumen dengan
melakukan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan para kompetitornya.
Tjiptono (2005:195) mengatakan kata kepuasan atau satisfaction berasal
dari bahasa latin “ satis ” yang artinya cukup baik,memadai dan dari kata “ facto ”
yang berarti melakukan atau membuat sesuatu yang memadai. Pada dasarnya
sampai saat ini. Belum dicapai kesepakatan mengaenai konsep kepuasan
konsumen. Ini terlihat bahwa dari perbedaan definisi terhadap kepuasan
konsumen yang dikemukakan oleh banyak para ahli.
22
2.1.2.1 Teori Kualitas Pelayanan
Pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh
suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2005). Pelayanan adalah tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut
untuk memenuhi keinginan pelanggan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi
pelayanan yaitu harapan pelanggan (expectation) dan kinerja perusahaan yang
dirasakan konsumen (performance).Pelayanan jasa perusahaan dianggap baik dan
memuaskan jika jasa perusahaan yang diterima melampaui harapan konsumen
jika jasa perusahaan yang di terima lebih rendah dari pada yang diharapkan maka
pelayanan jasa perusahaan dipersepsikan buruk.
Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan
kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Jasa/layanan telah
banyak dimanfaatkan sebagai strategi bersaing berbagai organisasi. Pada
prinsipnya, konsistensi dan superioritas kualitas jasa berpotensi menciptakan
kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan sejumlah manfaat
seperti :
a. Terjalin relasi saling menguntungkan jangka panjang antara perushaan dan
para pelanggan.
b. Terbukanya peluang pertumbuhan bisnis melalui pembelian ulang, crossselling, dan up-selling.
c. Loyalitas pelanggan bisa terbentuk.
23
d. Terjadinya komunikasi gethok tular positif yang berpotensi menarik
pelanggan baru.
e. Persepsi pelanggan dan publik terhadap reputasi perusahaan semakin positif.
f. Laba yang diperoleh bisa meningkat.
Untuk menciptakan kualitas pelayanan yang tinggi, secara garis besar
Tjiptono (2000) mengemukakan strategi pemasaran pelayanan jasa yang pokok
berkaitan dengan tiga hal berikut:
1. Melakukan
differensiasi
kompetitif.
Perusahaan
jasa
dapat
mendeferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui
simbol-simbol dan lambang-lambang yang mereka gunakan. Selain itu
perusahaan dapat melakukan deferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa
(service delivery) melalui 3 aspek yang dikenal dengan 3P dalam pemasaran
jasa, yaitu:
a) Orang (people) yang dilatih agar dapat diandalkan.
b) Lingkungan fisik (physical environement) yang dikembangkan dengan
lebih atraktif.
c) Proses (process) penyampaian pelayanan yang dirancang dengan lebih
superior.
2. Mengelola kualitas jasa adalah mengelola gap (kesenjangan) dalam hal:
a) Gap antara harapan pelanggan dengan persepsi manajemen terhadap
pelanggan.
b) Gap antara persepsi manajemen terhadap pelanggan dan spesifikasi
kualitas jasa.
24
c) Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, gap antara
penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
d) Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.
3. Mengelola produktivitas. Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan produktivitas jasa, yaitu:
a) Penyedia jasa bekerja lebih keras atau lebih cekatan dari biasanya.
b) Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya.
c) Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan
danmelakukan standarisasi produksi.
d) Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu
denganjalan menemukan suatu solusi berupa produk.
e) Merancang jasa yang lebih efektif.
f) Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian
tugas perusahaan.
2.1.3 Promosi
2.1.3.1 Pengertian Promosi
Penjualan personal dan periklanan sering bekerja sama secara erat
dengan sarana promosi lainnya, promosi penjualan. Promosi penjulan (sales
promotion) terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan sebuah produk atau jasa. Sementara iklan menawarkan alasan untuk
membeli produk atau jasa, promosi penjulan menawarkan alasan untuk membeli
sekarang.
25
Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi
perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkan
kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal
memasarkan barang dan atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya
mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang
tetap, tetapi juga harus didukung oleh kegiatan promosi. Promosi (Promotion)
menurut Swastha dan Irawan (2000) promosi atau persuasi satu arah dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Alma (2005) menyatakan bahwa promosi adalah
sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon
konsumen tentang barang dan jasa.
2.1.3.2 Teori Promosi
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran
promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau
pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan
penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon
pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
26
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai,
pelayanan
atau
kesatuan
usaha
tertentu
dengan
jalan
mengulas
informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar
ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian
konsumen.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan
berdasar tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Customer promotion, yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau
merangsang pelanggan untuk membeli.
2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang
atau mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk
memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.
3. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
memotivasi armada penjualan.
4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan
pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada
pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
27
Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan diprogramkan
untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar perusahaan tetap eksis
dan berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut mempunyai lini produk lebih
dari satu macam. Sebenarnya suatu tren jangka panjang dapat muncul di mana
periklanan tidak lagi menjadi pusat bauran promosi suatu perusahaan. Bauran
promosi di masa yang akan datang tampaknya akan lebih memberikan pilihan
yang lebih banyak, termasukdiantaranya sponsor kegiatan tertentu, seperti
pemasaran sport, pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat. Jenis-jenis
promosi ini terus dikembangkan sebagiankarena mempertimbangkan tingginya
biaya periklanan dan sebagian adanyakebutuhan untuk menarget konsumen
dengan lebih tajam. Faktor lain dari menurunnya pamor periklanan adalah
penurunan kemampuan konsumen dalam mengingat iklan yang mereka lihat
sebelumnya. Pada saat yang bersamaan harga juga menjadi kriteria yang semakin
penting dalam menentukan pilihan, yang selanjutnya meningkatkan keefektivan
promosi penjualan,yang sering sekali didasarkan pada pengurangan harga.
Rossiter dan Percy (dalam Prayitno, 1993) mengklasifikasikan tujuan
promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut :
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan.
2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk.
3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk.
4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk.
5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain.
6. Menanamkan citra produk dan perusahaan
28
2.1.4
Kepuasan Konsumen
Dalam era globalisasi ini, perusahaan akan selalu menyadari pentingnya
faktor pelanggan. Mengukur tingkat kepuasan para pelanggan sangatlah perlu,
walaupun hal tersebut tidaklah semudah mengukur berat badan atau tinggi badan
pelanggan yang bersangkutan. Kepuasan konsumen terhadap suatu produk
ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa
atau industri tersebut tidak benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh
konsumen. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kualitas
pelayanan dan promosi yang diberikan kepada konsumen. Persepsi yang paling
utama bagi pelanggan adalah kepuasan fisik dan mutu kepuasan konsumen
merupakan determinan yang signifikan dari pengulangan pembelian, informasi
dari mulut ke mulut yang positif dan kesetiaan pelanggan, kepuasan konsumen
akan mempengaruhi intensitas perilaku untuk membeli jasa dari penyedia jasa
yang sama.
Harapan tersebut yang dijadikan sebagai pegangan atau acuan tiap
konsumen saat hendak melakukan pembelian suatu produk atau jasa sekaligus
untuk membuktikan apakah produk atau jasa yang telah dipilihnya itu sesuai
dengan yang dijanjikan produsen atau tidak. Hal ini sesuai dengan pernyataan
yang dilontarkan oleh (Iskandar dan Bernato, 2007), di mana konsumen akan
memiliki harapan mengenai bagaimana produk atau jasa tersebut seharusnya
berfungsi
(performance
expectation)
yaitu
standar
kualitas
yang
akan
dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk atau jasa yang sesungguhnya
dirasakan konsumen.
29
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
konsumen dipengaruhi oleh adanya kesesuaian rasa antara harapan awal
konsumen sebelum mengkonsumsi produk atau jasa dengan kinerja dan manfaat
yang didapat setelah mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Apabila konsumen
mendapat kinerja dan manfaat di bawah harapan yang mereka inginkan, maka
konsumen tentu akan merasa kecewa atau tidak puas. Sebaliknya, apabila
konsumen mendapat kinerja dan manfaat yang sama atau bahkan di atas
harapanmereka, maka konsumen akan merasa puas dan bahkan sangat puas
terhadap produk atau jasa yang telah mereka pilih untuk dikonsumsi.
2.1.4.1 Teori Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya (Kotler, 2000). Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk
menciptakan
para
pelanggan
yang
merasa
puas.
Kepuasan
konsumen
berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan,
meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya
biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas
karyawan (Anderson, et al., 1994; Anderson, et al., 1997; Edvardsson, et al.,
2000).
Kepuasan konsumen adalah tanggapan konsumen atas terpenuhi
kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari
suatu barang atau jasa ataupun barang itu sendiri, memberikan tingkat
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk
30
pemenuhan suatu kebutuhan dibawah harapan atau pemenuhan kebutuhan
melebihi harapan konsumen.
Adanya kepuasan pelanggan akan memberikan beberapa manfaat antara
lain (Tjiptono, 2006):
1. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggan menjadi harmonis.
2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.
3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.
4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi
perusahaan.
5. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan.
6. Laba yang diperoleh menjadi meningkat.
Menurut Tjiptono (1997), kepuasan atau ketidakpuasan pelangganadalah
respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yangdirasakan
bahwa pada persaingan yang semakin ketat ini, semakin banyakperusahaan yang
terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginankonsumen. Ada beberapa
metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau
kepuasan konsumennya dan pelanggan pesaing. (Kotler, 2004) mengidentifikasi
empat metode untuk mengukur kepuasan konsumen :
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen (customer-oriented)
perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para
konsumennya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.
31
Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi
strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati konsumen), kartu komentar
(yang bisa diisi langsung maupun yang dikirim via pos kepada perusahaan),
saluran telepon khusus bebas pulsa, websites, dan lain-lain.
2. Ghost shopping (mystery shopping)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan konsumen
adalah dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan
atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing.
Mereka diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk
atau/jasa perusahaan. Biasanya para ghost shopper diminta mengamati secara
seksama dan menilai cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan
spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan dan manangani setiap
keluhan.
3. Lost customer analysis
Sedapat mungkin perusahaan seyogyanya menghubungi para konsumen
yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat
memahami mengapa hal itu terjdai dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja yang
diperlukan, tetapi permantauan customer loss rate juga penting, di mana
peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan konsumennya.
32
4. Survei kepuasaan konsumen
Sebagian besar riset kepuasan konsumen dilakukan dengan menggunakan
metode, baik survei melalui pos, telepon, email, websites, maupun wawancara
langsung. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan
secara langsung dari pelanggan dan juga akan memberikan kesan positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumen.
Setiap perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan akan
memperoleh beberapa manfaat pokok sebagai berikut (Tjiptono,2005) :
1. Reputasi perusahaan semakin positif di mata masyarakat pada umumnya dan
pelanggan pada khususnya.
2. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan
3. Memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
yang menguntungkan bagi perusahaan sehinggga semakin banyak orang yang
akan membeli dan menggunakan produk/ jasa perusahaan.
4. Meningkatkan volume penjualan dan keuntungan
5. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggan menjadi harmonis.
6. Mendorong setiap anggota organisasi untuk bekerja dengan tujuan serta
kebanggan yang lebih baik.
7. Menekan biaya melayani pelanggan sebagai dampak faktor familitarias dan
relasi khusus dengan pelanggan.
8. Terbukanya peluang melakukan penjualan silang produk atau jasa. Kepuasan
berfungsi sebagai mediator atau jembatan sebelum konsumen bertindak loyal,
yang diwujudkan dengan minat melakukan pembelian ulang. Konsumen yang
33
merasa puas akan bertindak loyal, dengan demikian perusahaan harus selalu
mempertahankan dan memberikan pelayanan sehingga konsumen merasa
puas.
Atribut-atribut dari kepuasan konsumen atau pelanggan secara universal
menurut Dutka (1994:41) adalah:
1. Atributes related to the product meliputi:
a. Value price relationship merupakan faktor sentral dalam menentukan
kepuasan pelanggan, apabila nilai yang diperoleh pelanggan melebihi apa
yang dibayar, maka suatu dasar penting dari kepuasan pelanggan telah
tercipta.
b. Product quality merupakan penilaian dari mutu suatu produk.
c. Product benefit merupakan manfaat yang dapat diperoleh pelanggan dalam
menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan
kemudian dapat dijadikan dasar positioning yang membedakan perusahaan
tersebut dengan perusahaan lainnya.
d. Product features merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu
produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.
e. Product design merupakan proses untuk merancang gaya dan fungsi
produk yang menarik dan bermanfaat.
f. Product
reliability
and
consistency
merupakan
keakuratandan
keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka
waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada suatu tingkat
kinerja khusus.
34
g. Range of product or service merupakan macam dari produk/jasa layanan
yang ditawarkan oleh perusahaan.
2. Attributes related to service meliputi:
a. Guarantee or warranty merupakan jaminan yang diberikanoleh suatu
perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja produk
tersebut tidakmemuaskan.
b. Delivery merupakan kecepatan dan ketepatan dari prosespengiriman
produk dan jasa yang diberikan perusahaan terhadap pelanggannya.
c. Complain handling merupakan penanganan terhadapkeluhan yang
dilakukan oleh pelanggan terhadapperusahaan
d. Resolution of problem merupakan kemampuan perusahaan dengan serius
dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
3. Attributes related to purchase meliputi:
a. Courtesy merupakan kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan yang
dilakukan karyawan dalam melayani pelanggannya.
b. Communication merupakan proses penyampaian informasiyang dilakukan
oleh karyawan perusahaan kepada pelanggannya.
c. Ease
or
convenience
acquisition
merupakan
kemudahan
untuk
mendapatkan pengetahuan tentang produk dari perusahaan.
d. Company reputation adalah reputasi yang dimiliki perusahaan dapat
mempengaruhi pandangan pelanggan terhadap perusahaan tersebut yang
akan mengurangi ketidakpastian dan resiko dalam keputusan pembelian.
35
e. Company
competence
adalah
kemampuan
suatu
perusahaanuntuk
mewujudkan permintaan yang diajukan oleh pelanggan dalam memberikan
pelayanan.
2.2
Kerangka Pemikiran
Atas dasar telah pustaka dan hipotesis yang telah dikembangkan diatas,
maka dapat disajikan kerangka pemikiran untuk menggambarkan hubungan dari
variabel independen, dalam hal ini adalah kualitas pelayanan (X1) dan promosi
(X2), terhadap variabel depeden yaitu kepuasan konsumen (Y), yaitu sebagai
berikut :
2.2.1
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen
Dalam sebuah usaha bisnis, pelayanan memainkan peranan penting
dalam memberi nilai tambah terhadap pengalaman service secara keseluruhan.
Sama seperti haknya kualitas produk, seorang konsumen akan mengevaluasi
layanan berdasarkan persepsi mereka. Menurut (Remiasa dan Lukman, 2007)
“persepsi konsumen terhadap layanan ini terdiri dari tiga kualitas yaitu kualitas
intreraksi, kualitas lingkungan fisik dan kualitas hasil.Ketiga kualitas ini
membentuk pada keseluruhan persepsi pelanggan terhadap layanan.
Dapat dikatakan dalam merumuskan strategi dan program pelayanan,
setiap pelaku usaha harus berorientasi pada kepentingan konsumen dan sangat
memperhatikan dimensi kualitasnya Hal ini sangat pentung agar konsumen tidak
mengurungkan niatnya ketika akan melakukan keputusan pembelian. Walaupun
kebutuhan utama konsumen yang mengunjungi adalah membeli, tetapi mereka
36
menginginkan hiburan dan suasana yang nyaman (Walker dan Lundberg dalam
Sari, 2006). Semua hal tersebut dapat diperoleh melalui pelayanan yang
memuaskan.
2.2.2
Pengaruh Promosi terhadap Kepuasaan Konsumen
Menurut Khan et., al (2012) promosi sebagai bentuk yang berbeda dari
kegiatan untuk menarik dan mendapatkan perhatian pelanggan untuk membeli
produk atau jasa melalui personal selling, hubungan masyarakat, promosi
penjualan dan iklan. Promosi produk atau jasa membantu dalam cara terbaik
untuk membangun hubungan dengan pelanggan, karena semua orang mencari
kesepakatan terbaik yang cocok untuk mereka. Hasil penelitian Khan et., al (2012)
memberikan hasil bahwa terdapat pengaruh positif antara promosi terhadap
kepuasan pelanggan. Sehingga semakin tinggi promosi diharapkan memberikan
dampak positif pada kepuasan pelanggan.
Didalam persaingan yang sangat ketat diantara toko elektronik, maka yang
menjadi pokok yang utama yang harus mendapatkan perhatian yang lebih adalah
soal kepuasan konsumen. Yang dimana tingkat kepentingan serta pelaksanaan
atau kinerja yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembeli. Didalam
memberikan pelayanan yang sangat baik kepada pembeli, terdapat lima kriteria
penentuan kualitas-kualitas pelayanan yaitu : kehandalan, daya tanggap, jaminan,
empati, dan bukti fisik. Dari kelima kriteria tersebut penentuan kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan toko CV Grace Service. Berdasarkan
37
dengan pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran
seperti gambar :.
Kualitas
(X1)
H1
Kepuasan
Peanggan (Y)
H3
H2
Promosi
(X2)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.3 Perumusan Hipotesis
Hipotesis menurut Mudrajad Kuncoro ( 2003:47) adalah suatu penjelasan
sementara tentan perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau
akan terjadi.
Hipotesis yang dikemukaan dalam hal ini adalah :
H1
: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan kualitas terhadap kepuasan
pelanggan CV Grace Service
H2
:Diduga ada pengaruh positif dan signifikan promosi terhadap kepuasan
pelanggan CV Grace Service
H3 : Diduga ada pengaruh positif dan signifikan individu kualitas dan promosi
Terhadap kepuasan pelanggan CV Grace Service
38
2.4 Peneletian Terdahulu
No
1
Nama Peneliti
Basrah
Judul Penelitian
Saidani, Pengaruh
Samsul Arifin
produk
Hasil Penelitian
kualitas Menunjukkan
dan
kualitas kualitas
layanan
bahwa
produk
terhadap kualitas
kepuasan
layanan
konsumen mempunyai
dan minat beli pada positif
Branch market
dan
pengaruh
dan
signifikan
terhadap
kepuasan
konsumen
dan
minat
beli .
2
Dwi Aryani, Febrina Pengaruh
Kualitas Menunjukkan
Rosinta
terhadap kualitas layanan terbukti
Layanan
Kepuasan Pelanggan
dalam
3
Erwin Rediono Tan
berpengaruh secara
Membentuk signifikan
Loyalitas Pelanggan
bahwa
terhadap
kepuasan pelanggan.
Pengaruh factor harga, Menunjukkan
promosi, dan pelayanan harga,
terhadap
belanja
Surabaya
promosi
keputusan pelayanan
konsumen
di
bahwa
dan
berpengaruh
untuk secara
signifikan
Alfamart terhadap
keputusan
konsumen
berbelanja.
untuk
39
4
Febri
Tri
Bramasta Analisis
Putra, Edy Raharja
pengaruh Hasil
kualitas
harga
penelitian
pelayanan, menunjukkan
dan
pelanggan
kepuasan kualitas
terhadap harga
Rapiglass
Semarang
bahwa
pelayanan,
dan
loyalitas pelanggan di pelanggan
bengkel
ini
kepuasan
memiliki
mobil pengaruh yang positif
Autocare dan signifikan terhadap
loyalitas
Pelanggan
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
3.1.1 Populasi
Populasi adalah jumlah dari semua objek atau individu yang akan diteliti,
dimana objek tersebut memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap
(Setiawan, 2005 : 140). Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh
pembeli CV Grace Service. Menurut Hasan Mustafa (2002:58) populasi
merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik
tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti
dalam populasi disebut unit analisis/elemen populasi. Unit analisis dapat berupa
orang, perusahaan, media, dan sebagainya.
3.1.2
Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota
populasi.Subset ini diambil karena itu kita membentuk sebuah perwakilan
populasi yang disebut sampel (Ferdinand, 2006). Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin meneliti semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah masyarakat kota Batam yang sedang berkunjung ke CV Grace Service
Responden dalam penelitian ini tentunya adalah konsumen oleh-oleh khas Batam
Nayadam. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
41
probabilitas sampling, yaitu pengambilan sampel dari sekumpulan populasi
secara acak.
3.2 Data Penelitian
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber
datanya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh langsung dari hasil wawancara dan penyebaran daftar pertanyaan
kepada konsumen di CV Grace Service
b. Data Sekunder
Data
sekunder
yaitu
data
yang
bukan
diusahakan
sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
CV Grace Service dan berbagai sumber bacaan, diantaranya adalah jurnal, koran
dan media infomasi lainnya. Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif berupa
data mengenai hal-hal yang berhubungan mengenai respon kosumen tentang
kualitas pelayanaan dan promosi terhadap kepuasan konsumen pada CV Grace
Service
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi
dalam suatu penelitian. Adapun metode dalam pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
42
1. Obsevasi
Obsevasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada
suatu objek yang diteliti. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan mengamati
objek secara langsung. Objek adalah konsumen CV Grace Service
2. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data degan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematk dan berlandaskan tujuan penelitian
(Marzuki,2005). Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan,
dan merupakan cara memperoleh data yang bersifat langsung.
3. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara
tertulis guna memperoleh tentang tanggapan konsumen terhadap kualitas
pelayanan dan promosi terhadap kepuasan konsumen.
Skala
pemgukuran
data
yang
akan
digunakan
adalah
dengan
menggunakan skala Likert, suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner. Setiap jawaban diberikan bobot nilai sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pola Skoring Kuesioner Skala Likert
KETERANGAN
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAK SETUJU
SS
S
KS
TS
STS
NILAI
5
4
3
2
1
43
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variable yaitu kualitas pelayanan
(X) dan kepuasan pelanggan (Y). Memperjelas antara variabel yang satu dengan
yang lain, maka variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi
a. Variabel Bebas
Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya perubahan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas (X) adalah kualitas pelayanan
b. Variabel Terikat
Variabel Dependen (Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya perubahan variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat (Y) adalah kepuasan pelanggan.
Dalam pengumpulan data serta pengukuran variabel yang diteliti, terlebih
dahulu dijabarkan ke dalam konsep operasional variabel yang akan di gunakan
sebagai kata kunci dan subjek dalam pernyataan kuisioner nanti.
Tabel 3.2
Bentuk Konsep Operasional Variabel
Variabel
Kualitas Pelayanan
Indikator
Berdasarkan pendapatan Zeithamlet.al (1990:42) :
1.Ruang tunggu pelayanan
2.Loket pelayanan
3.Penampulan petugas
4. Keandalan petugas memberikan informasi
5. Keandalan petugas melancarkan prosedur
pelayanan
Skala
Ordinal
44
Kepuasaan pelanggan
Menurut Tjiptono (2011 ,453-454) :
Ordinal
1.Kepuasanpelanggan keseluruhan
2.Dimensi kepuasan pelanggan
3.Konfirmasi harapan
4.Minat Pembelian Ulang
Kualitas Promosi
Menurut Kotler (1997 : 455) :
Ordinal
1.Promosi dengan baik sehingga konsumen benar-benar
tertarik
2.Kualitas produk dalam surat kabar sangat di harapankan
karna surat kabar sangatmerupakan penyedia informasi
yang terbaru
3.5 Metode Analisis Data
Setiap penelitian pada dasarnya merupakan sebuah proses yang
berantakan, dimana tahap-tahap serta proses-proses yang terlibat tidak sekedar
saling mengikuti satu sama lain. Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak
dapat dibiarkan begitu saja. Analisis data perlu dilakukan karena untuk
menghasilkan data yang lebih dapat dipahami sehingga dapat dikatakan pula
bahwa data perlu dianalisis agar berbagai data yang diperoleh dapat
disederhanakan sehingga nantinya akan dapat lebih mudah untuk dipahami.
Prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data penelitian
adalah sebagai berikut
45
1. Editing (Pengeditan)
Memilih atau mengambil data yang perlu dan membuang data yang
dianggap tidak perlu, untuk memudahkan perhitungan dalam pengujian hipotesa.
2. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data
yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas
pada suatu informasi atau data yang dianalisis responden.
3. Scoring
Scoring adalah suatu kegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang
berupa angka-angka kuantitatif yang diperlukan dalam perhitungan hipotesa.Atau
mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam
perhitungan scoring digunakan skala Likert
4. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode
sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Setelah proses tabulasi selesai kemudian
data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu
SPSS.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
regresi berganda (multiple regressions). Metode ini digunakan untuk menguji satu
variabel dependen dengan variabel independen lebih dari satu (Indriantoro &
46
Supomo, 2009:211). Pengolahan data dengan menggunakan
a. regresi linear
Adapun bentuk umum dari persamaan regresi linear berganda secara
sistematis adalah sebagai
Y=a+X
Keterangan :
Y = Kepuasan Pelanggan
a = konstanta
X = Kualtas pelayanan
b. Analisis Regresi linear Dengan Aplikasi SPSS
Langkah awal, Input data pada worksheed SPSS berdasarkan masingmasing variabel. Untuk data primer (quesioner) harus di lakukan pengujian
validitas & pengujian reliabilitas sedangkan untuk data sekunder dapat langsung
di analisis regresi linier berganda jika variabel bebas lebih dari satu, tahapannya
sebagai berikut:
1. Klik menu analyze.
2. Pilih submenu regression, klik linier.
3. Box dependent isikan: variabel terikat (Y).
4. Box independent isikan: variabel bebas (X)
5. Klik OK (muncul output SPSS).
Dalam perhitungan persamaan tersebut tidak mempunyai satuan maka
semua perubahan keputusan varibel terikat (Y) diasumsikan proposional dengan
47
perubahan variabel bebas (X). Akibatnya, tidak Ada nilai konstanta (nilai tetap).
Data-data tersebut dianalisis dengan tahapan uji statistik deskriptif, uji asumsi
klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi), dan uji hipotesis (uji t, uji F, dan uji adjusted R square).
3.6.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang menjelaskan suatu data yang
telah dikumpulkan dan diringkas pada aspek-aspek penting berkaitan dengan data
tersebut. Biasanya meliputi gambaran atau mendeskripsikan hal-hal sebagai
berikut dari suatu data; mean, median, modus, range, varian, frekuensi, nilai
maksimum, nilai minumum, serta standar deviasi (Agung Edy Wibowo, 2012:24).
Standar deviasi digunakan untuk menentukan berapa kesenjangan atau variasi
data yang diperoleh dalam suatu penelitian. Standar deviasi dinyatakan cukup
besar dan memiliki variasi yang besar, apabila suatu data memiliki nilai standar
deviasi lebih dari 14,5% dari nilai rata-rata data tersebut.
3.6.2.
Uji Outlier
Uji outlier bertujuan untuk menemukan residual yang menyimpang
(outlier) dari data-data yang diperoleh. Outlier adalah pengamatan yang memiliki
simpangan yang cukup jauh dari rata-rata sehingga dapat mengakibatkan data
terdistribusi tidak normal. Cara untuk mendeteksi data outlier adalah dengan
menggunakan Studentized Deleted Residual (SDR). Hasil uji yang mempunyai
data 75 maka angka yang digunakan adalah lebih besar dari -1,992 dan lebih kecil
dari 1,992. Jika hasilnya menunjukkan angka diluar batasan tersebut, maka data
48
dianggap menyimpang dari rata-rata dan data tidak disertakan untuk pengujian
selanjutnya.
3.6.3. Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2013:105), pengujian asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen.
3.6.4.
Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2013:160).
3.6.5. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013:105), menyatakan bahwa uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen).
3.6.6. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada suatu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terdapat korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu
49
sama lainnya. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi
yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan,
tahunan dan seterusnya (Santoso, 2010:216). Penelitian ini menggunakan data
time series sehingga peneliti melakukan uji autokorelasi.
3.6.7. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas terjadi apabila variance
pengganggu tidak mempunyai variance yang sama untuk semua observasi,
sehingga mengakibatkan penafsiran regresi tidak efisien. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut terjadi
homoskedastisitas. Jika berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.
3.6.8
Uji Parsial (Uji T)
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara terpisah.Uji ini dapat dilakukan
dengan mambandingkan t-hitung dengan t-tabel atau dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung. Uji parsial dikatakan signifikan apabila:
1. Nilai t-hitung > t-tabel.
t hitung dapat diperoleh melalui uji manual ataupun melalui hasil pengolahan
data seperti SPSS ( pada tabel coefficient dengan nama t ). Sedangkan t-tabel
diperoleh hanya melalui uji manual dengan melihat nilai pada tabel t.
2. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai signifikan lebih
kecil dari tingkat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif yang
50
menyatakan bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen
secara parsial.
3.6.8
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien
determinasi (R2) antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi varibel
dependen.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah
biasa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen ke dalam model, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
mengajukan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat nilai atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Sebagai contoh,
jika nilai R adalah sebesar 0,80 maka koefisien determinasi (R Square) adalah
sebesar 0,80 x 0,80 = 0,64.
Berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari
variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai
51
yang mendekati 1 berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi varians variabel terikat (Ghozali, 2001).
Download