BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyusunan
laporan
keuangan
oleh
manajemen
bertujuan
untuk
menyampaikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada
periode tertentu dan fenomena yang terjadi adalah timbulnya masalah keagenan,
karena perhatian investor yang terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan
prosedur dan standar yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba, akan
mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba. Dalam hal ini manajer
akan membuat laporan yang sebaik mungkin agar kinerjanya dapat dinilai bagus oleh
para investor dan manajer berharap akan mendapat dana untuk pengembangan
perusahaan dari investor dan mendapatkan bonus dari pemegang saham atas laba
yang diperoleh perusahaan (Beattie, 1994).
Manajemen laba dilakukan perusahaan berdasarkan tiga motivasi yaitu tiga
faktor yang terkait dengan perilaku manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi.
Tiga faktor ini desebut dengan tiga hipotesis teori akuntansi positif yaitu hipotesis
rencana bonus (bonus plan hypothesis), hipotesis perjanjian hutang (debt covenant
hypothesys), dan hipotesis biaya politik (political cost hypothesys) (Watts dan
Zimmerman, 1986).
Hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis) yang membicarakan
tentang hubungan pemilihan metode akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika
besar bonus yang akan didapat manajer didasarkan pada besarnya laba yang
dihasilkan, manajer diprediksi commit
akan memilih
to user metode akuntansi yang dapat
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
menaikkan laba sehingga meningkat pula bonus yang diperoleh, dalam arti bahwa
perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih
memilih metode akuntansi yang mampu menggeser pendapatan dari periode kini ke
periode yang akan datang (Dechow, 1991). Sehingga adanya bonus plan yang
diberikan oleh perusahaan akan memicu manajer melakukan praktik manajemen laba
untuk menunjukkan kinerjanya yang baik dengan harapan akan memperoleh
pengembalian berupa bonus yang besar (Healy, 1985 dan Palestin, 2006).
Eckles, Halek, He dan Sommer (2011) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa jika manajer menerima bonus yang lebih besar cenderung akan membuat
keputusan yang berfungsi untuk mengurangi laba perusahaan dan
keputusan terhadap struktur
membuat
dari rencana bonus baik laba menurun atau laba
meningkat sehubungan dengan cadangan kerugian dan tergantung dari kinerja
perusahaan yang relative turun. Disamping itu CEO yang mendekati akhir masa
jabatannya dengan perusahaan, mereka lebih cenderung untuk mengelola pendapatan
dan adanya rencana bonus-profit yang akan mendorong manajemen laba (Wallace,
Xie, Xu dan Ning, 2007). Hal ini didukung oleh penelitian Lanouar, Wided dan
Smida (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi tahunan berpengaruh
terhadap earning management.
Hipotesis perjanjian hutang (debt covenant hypothesys), yakni persyaratan
perjanjian hutang yang harus dipenuhi yang mencakup kesediaan debitur untuk
mempertahankan rasio-rasio akuntansi seperti debt to equity ratio, rasio modal kerja
minimum, serta batasan-batasan lain yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi
perusahaan. Jika persyaratan tersebut dilanggar, perusahaan akan dikenakan sanksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
pembatasan atas pembayaran deviden atau pembatasan penambahan hutang dan laba
yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran
syarat perjanjian hutang. Perusahaan yang tingkat financial leverage tinggi diduga
melakukan perataan laba karena perusahaan terancam defaul sehingga manajemen
membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan atau menstabilkan
fluktuasi laba (Herawati, Nurul dan Baridwan 2007). Semakin tinggi tingkat
financial leverage perusahaan maka semakin besar kecenderungan perusahaan untuk
menghindari pelanggaran perjanjian hutang sehingga mendorong perusahaan untuk
melakukan praktik manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986 dan Nikolaev,
2010). Tetapi jika financial leverage rendah dikaitkan dengan praktik manajemen
laba yang tinggi, dikarenakan
oleh perusahaan yang baru beroperasi dimana
ketergantungan perusahaan relatif lebih besar pada ekuitas daripada utang sebagai
sumber dana (Jones dan Sharma, 2001).
Widyaningdiyah (2001) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor
financial leverage berpengaruh signifikan terhadap earnings management, hal ini
berarti earnings management berkaitan dengan sumber dana eksternal khususnya
utang yang digunakan untuk membiayai kelangsungan perusahaan. Hal ini berbeda
dengan penelitian Sindi, Noviana dan Yuyeta (2011) dalam hasil penelitiannya
menemukan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap praktek perataan
laba, hal ini dikarenakan adanya kebijakan hutang yang ketat sehingga perusahaan
sulit untuk memperoleh kredit dan manager cenderung untuk tidak melakukan
perataan laba.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Hipotesis biaya politik (political cost hypothesys) yang menyatakan bahwa
perusahaan yang berhadapan dengan biaya politis cenderung untuk menurunkan laba
dengan tujuan untuk meminimalkan biaya politik yang harus mereka tanggung
(Scott, 1997). Biaya politik menyangkut semua biaya (transfer kekayaan) yang harus
ditanggung perusahaan terkait dengan tindakan politis seperti anti trust, subsidi
pemerintah, pajak dan tarif persaingan dengan perusahaan asing serta regulasiregulasi lain. Selain itu manajemen laba bisa digunakan untuk mengatasi persaingan
dengan perusahaan asing, sedangkan untuk memperoleh proteksi tersebut,
perusahaan akan memilih kebijakan akuntansi yang menurunkan laba sehingga
kelihatannya laba mereka turun sebagai akibat persaingan dengan perusahaan asing
tersebut (Watts dan Zimmerman, 1986). Semakin besar ukuran perusahaan maka
biaya politik yang ditanggung akan semakin besar, sehingga akan mendorong
perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang dapat membuat laba yang
dilaporkan pada periode berjalan menjadi lebih rendah daripada yang sesungguhnya
(Moses, 1987). Selain itu perusahaan yang berukuran besar lebih diminati oleh para
analis dan broker, dimana laporan keuangan yang dipublikasikan lebih bersifat
transparan sehingga memperkecil timbulnya asimetri informasi yang dapat
mendukung timbulnya manajemen laba (Azlina 2010).
Manajemen laba biasa digunakan untuk melindungi perusahaan dari
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menguntungkan sebagai akibat pelanggaran
kontrak perusahaan. Manajer juga bisa mempengaruhi nilai pasar saham melalui
manajemen laba. Namun, tidak tertutup kemungkinan penyalahgunaan manajemen
laba oleh manajer bila manajer menggunakan manajemen laba untuk menguntungkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
dirinya sendiri, misalkan dalam kontrak bonus, jika manajemen berada dalam kondisi
tidak dapat mencapai target laba yang telah ditentukan sebelumnya, maka
manajemen perusahaan cenderung memilih menampilkan informasi mengenai laba
dalam laporan keuangan yang telah dilakukan perekayasaan hingga mencapai target
laba yang ditentukan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya Bonus Plans
(Kompensasi Bonus) yang akan diberikan kepada manajemen yang telah mencapai
target laba yang
ditentukan. Selain itu, adanya faktor ketakutan dialami oleh
manajemen apabila melakukan pelanggaran perjanjian kontrak utang (DebtCovenant) terhadap kreditur (Scott, 2006 : 377).
Praktik
manajemen
laba
sering
dilakukan
oleh
manajemen
untuk
memperbaiki citra perusahaan di mata pihak internal karena variabilitas laba yang
dimiliki terlihat bagus atau tidak terlalu fluktuatif setiap periodenya, sehingga
mampu memberikan gambaran laba di periode yang akan datang (Biedelman, 1973
serta Viral, Acharya dan Lambrecht 2011).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti ingin mencoba menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba dengan judul “PENGARUH
BONUS PLAN, FINANCIAL LEVERAGE DAN SIZE TERHADAP EARNING
MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2011)”
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang dilakukan oleh Eckles,
Halek, He dan Sommer (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa kompensasi
bonus berpengaruh pada manajemen laba pada industri Asuransi di AS, sedangkan
Lanouar, Wided dan Smida (2011) hasil penelitiannya menemukan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
kompensasi tahunan berpengaruh terhadap earning management pada perusahaan
publik di AS tahun 1994-2003. Widyaningdiyah (2001) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa faktor financial leverage berpengaruh signifikan terhadap
earnings management pada perusahaan yang melakukan IPO tahun 1994-1997.
Azlina (2010) penelitiannya pada perusahaan yang melakukan perataan laba di BEI
tahun 2007 menemukan hasil bahwa size berpengaruh terhadap manajemen laba.
Dari variabel-variabel penelitian tersebut diatas maka dapat dijadikan pengembangan
dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pengamatan tahun 2008-2011 pada
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dengan
berusaha mencapai target pencapaian laba yang telah ditentukan sebelumnya dengan
cara melakukan manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan karena adanya Bonus Plans
yang akan diberikan kepada manajemen yang telah mencapai target laba yang telah
ditentukan. Selain itu, perusahaan yang mempuyai rasio leverage yang tinggi akibat
besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dilakukan perusahaan diduga
melakukan earning management karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat
memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya. Namun manajemen pada
perusahaan yang berskala (size) besar dan industri strategis yang melibatkan hajat
hidup orang banyak memiliki biaya politis yang besar cenderung untuk melakukan
manajemen laba dengan cara menurunkan laba.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah bonus plan berpengaruh terhadap earning management?
2.
Apakah financial leverage berpengaruh terhadap earning management?
3.
Apakah size berpengaruh terhadap earning management?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk menganalisis pengaruh bonus plan terhadap earning management
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.
2.
Untuk menganalisis pengaruh financial leverage terhadap earning management
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.
3.
Untuk menganalisis pengaruh size terhadap earning management perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
literatur-literatur terdahulu mengenai manajemen laba dalam menjelaskan secara
empiris tentang adanya praktik manajemen laba yang merupakan usaha untuk
merekayasa laporan keuangan yang dilakukan perusahaan publik di Indonesia.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan
penelitian selanjutnya mengenai pembahasan faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap manajemen laba.
commit to user
Download