Angka Kematian Bayi Cenderung Meningkat

advertisement
REPUBLIKA
kabar jabodetabek
17
Halaman >>
Senin > 16 Agustus 2010
Proyek Dua
Jalan Layang
Terancam Molor
Muhammad Fakhruddin
MAULANA SURYA TRI UTAMA/ANTARA
TARGET KENAIKAN PENUMPANG
Calon penumpang menunggu angkutan busway di halte busway Harmoni, Jakarta, Rabu (11/8). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mematok jumlah penumpang bus Transjakarta naik
hingga 25 persen pascasterilisasi jalur busway.
Angka Kematian Bayi
Cenderung Meningkat
Angka kematian ibu
melahirkan juga
memprihatinkan.
BOGOR — Sebanyak 36 bayi
yang lahir di Kota Bogor meninggal selama periode Januari
sampai Juni 2010. Penyebab
kematian beragam.
Kepala Bidang Pembinaan
Kesehatan Keluarga dari Dinkes Kota Bogor, dr Sri Pinantari Hanum, mengatakan, penyebab kematian bayi adalah
asupan gizi yang kurang, infeksi penyakit, pneumonia, dan tuberkulosis.
“Kematian akibat infeksi
dan kekurangan gizi dialami
bayi berusia 28 hari,” kata Sri.
“Sedangkan, kematian akibat
pneumonia, diare, dan TBC diidap bayi berusia 12 bulan.”
Data Bidang Kesehatan Keluarga dari Dinkes Kota Bogor
menunjukkan bahwa pada
2008, sebanyak 38 bayi meninggal, sedangkan pada 2009 sebanyak 57 bayi menemui ajalnya.
Tahun ini, jumlah kematian
bayi diperkirakan meningkat
dibanding tahun sebelumnya.
Ada pula bayi yang meninggal saat dilahirkan. Untuk mencegah semua ini, kata Sri, orang
tua harus secara rutin membawa bayi mereka ke posyandu.
Karena, pemantauan pertumbuhan terhadap balita selalu
dilakukan di posyandu.
Bersamaan dengan meningginya angka kematian bayi,
hingga pertengahan tahun 2010,
tercatat pula terjadi enam
orang ibu yang meninggal saat
melahirkan di Kota Bogor. Ada
tiga ibu yang meninggal pada
bulan Januari, dua orang ibu
meninggal pada bulan April,
dan satu ibu meninggal pada
bulan Juni. Bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor,
angka ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, sepanjang tahun
2009 hanya 11 ibu yang meninggal saat melahirkan.
Sri mengatakan penyebab
kematian ini karena terjadinya
pendarahan. “Perdarahan pada
masa kehamilan dan menjelang
kelahiran ini umumnya terjadi
karena kurangnya pengetahuan
dan kesadaran keluarga atau
masyarakat terhadap pentingnya perlindungan dan perhatian ibu hamil,” kata Sri.
Sri menyayangkan hingga
saat ini masih banyak keluarga
ibu hamil, baik suami ataupun
orang tua, yang melarang mereka untuk memeriksakan kehamilan secara rutin ke bidan.
Mereka juga jarang melahirkan
dengan bantuan medis. “Akibatnya, kasus perdarahan seringkali terjadi dan berujung
kematian,” ujarnya.
Selain itu, sambung Sri, seharusnya ibu hamil harus menjadi perhatian semua pihak,
mulai dari keluarga, masyarakat dan perangkat desa. Hal ini
agar ibu hamil tetap sehat, selamat, dan bergizi cukup. Kondisi
seperti ini akan membuat ibu
hamil mampu melahirkan bayi
yang sehat dan cerdas dengan
lancar dan selamat.
Sekali lagi, Sri menekankan
pentingnya peran keluarga untuk ibu hamil. ”Seharusnya para ibu hamil sudah mengerti
tentang bahaya kehamilan di
tiga bulan pertama, dan tiga
bulan terakhir, para pihak keluarga juga harus ikut membantu metal ibu hamil untuk melahirkan di rumah sakit ataupu
di bidan terdekat, karena bukan
kita tidak mempercayai dukun
beranak, namun kalau bidan
kan sudah mengerti bagaimana
cara persalinan yang baik”
tutur Sri.
Sementara itu, berdasarkan
data Bidang Kesehatan Keluarga dari Dinkes Kota Bogor, kematian bayi tahun 2008 sekitar
38 bayi, tahun 2009 ada 57 bayi
dan hingga pertengahan tahun
2010 mencapai 36 bayi. Kematian ini disebabkan antara lain
kurangnya asupan gizi saat ibu
mengandung, selain itu juga para bayi ini meninggal bersamaan dengan ibu meninggal saat
melahirkan. ■ c31, ed: agung p vazza
JAKARTA –– Pembangunan dua jalan
layang yakni ruas Jalan Dr Satrio (Kampung
Melayu – Tanah Abang) dan Jalan Pangeran
Antasari (Cipete – Blok M) diperkirakan
molor. Pasalnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan disain ulang konstruksi
dua jalan layang tersebut agar tahan gempa.
”Pemerintah pusat menaikkan koefisien
gempa di Indonesia. Makanya, gubernur
meminta pembangunan kedua jalan layang
itu harus menyesuaikan dengan koefisien
gempa yang baru,” kata Kepala Dinas
Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Ery
Basworo, Ahad (15/8).
Ery mengatakan, desain konstruksi bangunan dua jalan layang itu akan diubah.
Perubahan terjadi pada ketinggian jalan
yang perlu ditambah. Konsekuensinya, ada
perubahan anggaran.
Sayangnya, Ery belum bisa menyebutkan
berapa anggaran yang dibutuhkan setelah
perubahan tersebut. “Masih dilakukan
penghitungan,” ujarnya.
Anggaran awal untuk dua ruas jalan
layang tersebut sebesar Rp 2 triliun. Ruas
Jalan Pangeran Antasari mendapat alokasi
sebesar Rp 1,2 triliun. Sedangkan untuk ruas
Kampung Melayu – Tanah Abang sebesar
Rp 800 juta.
Tahun ini pembangunan akan dilaksanakan untuk tahap pertama dengan panjang
masing-masing 5,5 kilometer untuk ruas
Jalan Antasari dengan rute Pasar Cipete Lapangan PTIK Blok M. Sedangkan untuk
ruas Jalan Dr Satrio akan dibangun sepanjang 3,5 kilometer dengan rute Casablanca
- Mas Mansyur.
Ery menjamin, disain ulang tidak akan
menganggu jadwal pengerjaan proyek,
karena tender sudah mulai dilakukan.
“Setelah disain baru selesai, tender tinggal
dimulai lagi. Lebih baik terlambat sedikit
daripada mengorbankan keselamatan nantinya,” ujar Ery.
Selain mendisain ulang, Pemprov DKI
juga sedang menganalisa dampak lalu lintas
untuk meningkatkan fleksibilitas kedua
jalan layang setelah beroperasi pada 2012.
Sehingga keberadaan jalan layang tersebut
akan mampu mengurai kemacetan pada
jam-jam sibuk dan mampu mengalihkan
beban kendaraan dari jalan lokal yang ada.
“Saya minta ada fleksibilitas di jalan
layang Pangeran Antasari. Sehingga pada
saat tertentu, seperti saat peak hour pagi
hari, jalan tersebut bisa digunakan dari arah
Selatan ke Utara. Kemudian pada saat peak
hour sore hari, jalan layang itu bisa digunakan dari arah Utara ke Selatan,” ujar
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.
Fauzi Bowo menambahkan, pembangunan jalan layang untuk mengurangi kemacetan. Karena pembangunan jalan darat tidak bisa dilakukan lagi mengingat keterbatasan lahan. Menurut dia, tersediaan infrastruktur jalan di DKI tak seimbang dengan
pertumbuhan kendaraan. ed: agung p vazza
>> metropol <<
Tiga Rute TransJakarta
Dialihkan Saat Upacara
JAKARTA — Rute tiga koridor bus TransJakarta
yang melintasi jalur Istana Merdeka dialihkan selama upacara bendera HUT ke-65 RI, Selasa, 17
Agustus 2010. Menurut Kepala Dishub DKI Jakarta,
Udar Pristono, pengalihan hanya dilakukan untuk
koridor-koridor yang melintasi jalur Istana Merdeka.
Pengalihan berlangsung mulai pukul 06.00-12.00
dan 15.00-19.00 WIB. Jalur busway Koridor I (Blok
M-Kota) dari Terminal Blok M dialihkan melalui jalur:
Jalan Sisingamangaraja-Sudirman-MH Thamrin-Budi
Kemuliaan-Abdul Muis-Majapahit-Gajah Mada-Halte
Busway Kota. Sebaliknya, dari Halte Busway Kota,
melalui Hayam Wuruk-Juanda-Jalan Pos-Lapangan
Banteng Utara-Pejambon-Merdeka Timur-Tugu TaniMerdeka Selatan-MH Thamrin-Sudirman, dan Blok M.
Untuk alur busway Koridor II (Pulogadung-Har moni) dari Pulogadung dialihkan melalui: Jalan
Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Soeprapto-SenenWahidin-Gunung Sahari-Samanhudi-Hayam WurukHalte Harmoni. Sebaliknya, dari Harmoni menjadi:
Juanda-Lapangan Banteng-Pejambon-Ridwan Rais
(Tugu Tani)-Prapatan (Kwitang)-Letjen SoepraptoPerintis Kemerdekaan-Pulogadung. Untuk busway
Koridor III (Kalideres-Harmoni), jalur berangkat dan
kembali menggunakan rute yang sama. ■ antara
Ancol Padukan HUT RI
dan Ramadhan
JAKARTA — Taman Impian Jaya Ancol akan mengadakan perayaan Hari Kemerdekaan ke-65 RI dengan memadukannya dalam suasana Ramadhan. HUT
dengan suasana Ramadhan tersebut menampilkan
Festival Marawis, Parade Dakwah, Bazar, dan Konser
Merah Putih. Acara bertema “Kemerdekaan dalam
Kesucian” direncanakan berlangsung sehari penuh
dan dipusatkan di Pantai Carnaval Ancol.
Gelaran kali ini juga akan menampilkan acaraacara menarik lainnya yang bersifat religius dan
kolosal. “Kami ingin masyarakat dapat menikmati
suasana Ramadhan yang berbeda di Taman Impian
Ancol ini,” kata Direktur Utama PT Pembangunan
Jaya Ancol, Budi Karya Sumadi, saat pemberian bantuan untuk dhuafa dan anak yatim yang ber tema
“Bulan Bersih Jakarta Bersih, Saatnya Kita Berbagi”
di Taman Impian Jaya Ancol, Sabtu (14/8) malam.
Menurutnya, acara itu nantinya akan diikuti 300
grup peserta Festival Marawis Merdeka yang berasal
dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. “Itu sekaligus
babak penyisihan,” jelas Budi. Sedangkan untuk
finalnya, akan berlangsung pada Sabtu (21/8) mendatang di Pasar Seni. Sementara pada acara Parade
Dakwah akan tampil Ustaz Habib Albar dan Opick
sebagai bintang tamu. ■ c26, ed: agung p vazza
Download