ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA

advertisement
ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA KONSUMENSWALAYAN
INDOMARET DAN ALFAMART
Oleh:
Andik Ika Nur Setiawan
NIM : 105020204111007
Dosen Pembimbing:
Ainur Rofiq, SE., S.Kom., MM., Ph.D
NIP : 19710623 200212 1 002
Abstrak
This research aims to find out if there is a difference in the perception of consumers of
product, price, promotion and service between Alfamart and Indomaret supermarket in the
village of Merjosari town of Malang. These studies collect data by using the questionnaire as
many as 320 questionnaire, where the subject is the consumer Indomaret 160 160 Alfamart
questionnaire and the questionnaire. Data analysis techniques using independent t test. From
the test results that are obtained in terms of consumer products have the perception of
Alfamart and Indomaret is the same, in terms of consumer prices Indomaret and Alfamart
also has the same perception, in terms of consumer promotion for Indomaret and Alfamart
has a different perception where Indomaret is reasonably give a better promotion than
Alfamart, whereas in terms of service to consumers have the perception of Alfamart and
Indomaret different where Alfamart is reasonably give better service than by Indomaret.
Key Word : Indomaret, Alfamart, Perception, Consumers.
PENDAHULUAN
Pelanggan dapat dijadikan dasar atau
patokan dalam mengambil kebijakan untuk
menambahkan atau mengurangi nilai produk
yang ditawarkan kepada konsumen. Dimana
perusahaan akan memperoleh informasi dari
konsumen
yaitu
mengenai
kegiatan
menafsirkan, memproses, dan menyimpan
informasi mengenai produk dan merek. Oleh
karena itu loyalitas pelanggan dapat
mempengaruhi rasa percaya diri konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian
(baik itu karena pengalaman masa lalu
dalam menggunakannya maupun kedekatan
dengan merek dan aneka karakteristiknya).
Kenyataan tersebut dapat membuktikan
bahwa loyalitas konsumen merupakan
konsep yang multidimensional yang
kompleks, dimana loyalitas merupakan
kecenderungan seseorang untuk selalu
menunjukkan sikap yang sama dalam situasi
yang sama terhadap merek-merek yang
sebelumnya dibeli (Tjiptono, 2005:387).
Kondisi perkembangan pasar modern
dalam beberapa tahun terakhir ini relatif
sangat pesat. Beberapa sumber menyatakan
bahwa hal itu bermula dari Keppres No.
96/2000 tentang bidang usaha tertutup dan
terbuka bagi penanaman modal asing.
Dalam regulasi tersebut, usaha perdagangan
eceran merupakan salah satu bidang usaha
yang terbuka bagi pihak asing. Bagi
pedagang besar internasional, kebijakan
tersebut jelas merupakan peluang yang
sangat menjanjikan, karena Indonesia
mempunyai pasar yang sangat potensial
sehingga perkembangan pasar modern skala
besar
terus
meningkat.
(www.pasarmodern.com/download/ diakses
pada 25 Juni 2015).
Namun, dalam tiga tahun terakhir
pola tersebut mengalami pergeseran, di
mana pasar sektor menyebabkan pedagang
besar dapat masuk menjadi pedagang
pengecer. Oleh karena itu, selain
perkembangan pesat pasar modern skala
besar, retail di Indonesia juga diwarnai oleh
penguasaan pedagang pengecer oleh pemain
besar. Demikian halnya yang terjadi pada
swalayan Indomaret. lndomaret merupakan
jaringan minimarket yang menyediakan
kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Tahun 1997 perusahaan mengembangkan
bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia,
setelah Indomaret teruji dengan lebih dan
230 gerai dan pada Mei 2003 Indomaret
meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba
2003".
(www.indomaret.com/download/
diakses pada 25 Juni 2015).
Dalam proses keputusan pembelian
konsumen
selalu
berusaha
untuk
mendapatkan produk yang sesuai harapan
serta berusaha untuk memperoleh pelayanan
secara
maksimal
dari
pengelola.
Berdasarkan kondisi tersebut maka dengan
sendirinya akan menciptakan adanya
perbedaan persepsi para konsumen yang atas
produk yang ditawarkan oleh pengelola jasa
swalayan dan hal tersebut dapat mencptakan
terjadinya perbedaan konsumen dalam
keputusan pembelian. Salah satu faktor yang
yang dapat mempengaruhi keputusan
konsumen
untuk
melakukan
proses
pembelian adalah persepsi.
Persepsi konsumen merupakan suatu
proses yang membuat seseorang memilih,
mengorganisasikan,
dan
menginterpretasikan rangsangan-rangsangan
yang diterima menjadi suatu gambaran yang
berarti dan lengkap tentang dunianya (Kelly
dalam Wood, 2007: 51). Dari pendapat
tersebut dapat diketahui bahwa seseorang
termotivasi dan mengambil keputusan untuk
membeli dipengaruhi oleh persepsinya
terhadap
situasi
yang dihadapinya,
sedangkan apa yang dipersepsikan seseorang
dapat cukup berbeda dari kenyataan yang
objektif.
Individu-individu
mungkin
memandang pada satu benda yang sama
tetapi
mempersepsikan
mendeskripsikannya secara berbeda.
atau
Persepsi seseorang terhada Swalayan
Indomaret dan Alfamart dapat dibentuk oleh
beberapa faktor seperti harga, produk,
promosi dan kualitas pelayanan. Produk
merupakan semua hal yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk mearik
perhatian, akusisi, penggunaan, atau
konsumsi yang dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan (Kotler dan
Amstrong, 2008: 33). Penelitian yang
dilakukan oleh Bursan (2009) dan Haryadi
(2009) menyatakan bahwa variabel produk
memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Produk yang beragam
dan lengkap serta memiliki kualitas bagus
merupakan salah satu faktor pembentuk
persepsi positif konsumen sebelum akhirnya
melakukan keputusan pembelian pada toko
tersebut.
Promosi juga merupakan hal
terpenting karena promosi akan membawa
citra suatu perusahaan. Promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi
kepada
tindakan
yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran
(Swasta dan Irawan, 2008: 16). Sukotjo dan
Radix (2010) merupakan
kegiatan
mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau pihak lain dalam
saluran penjualan untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku. Semakin sering
frekuensi, semakin beragam dan memiliki
ketepatan yang tinggi akan membentuk
sikap yang positif calon konsumen untuk
mengambil keputusan dalam melakukan
pembelian produk. Promosi yang dilakukan
oleh Swalayan Indomaret dan Alfamart
antara lain melalui spanduk jalan, selebaran,
pamphlet/lefleat/brosur,
dan
direct
promotion. Pada penelitian Abubakar
(2005), Nabhan dan Kresnaini (2005)
menyatakan bahwa variabel promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Semakin beragam dan
tingginya intensitas promosi maka akan
membentuk persepsi positif konsumen dan
akan mempengaruhi keputusan pembelian.
Harga juga merupakan hal terpenting
yang dapat membentuk persepsi dan
mempengaruhi
keputusan
pembelian
konsumen. Alma (2004:169) menjelaskan
bahwa harga merupakan suatu atribut yang
melekat
pada
suatu
barang
yang
memungkinkan barang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan
(wants)
dan
memuaskan
konsumen
(satisfaction) yang dinyatakan dengan uang.
Penentuan harga produk maupun jasa yang
dilakukan perusahaan sangat berpengaruh
pada
keputusan
konsumen.
Metode
penentuan harga harus dimulai dengan
pertimbangan atas tujuan penentuan harga
itu sendiri (Payne dalam Lupiyoadi,
2001:88) Swalayan Indomaret dan Alfamart
memberikan kepada calon konsumen akan
harga yang tertera pada label barang tetapi
dalam kenyataanya masih ada beberapa
konsumen mengatakan bahwa harga yang
ditawarkan tidak sebanding dengan produk
ketika dibeli dan cenderung lebih mahal dari
toko-toko lain. Dalam penelitian Fatonah
dan Soebandiono (2010) dan Made
Novandri (2010) menyatakan bahwa harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Selain produk, harga, dan promosi,
faktor lain yang dapat membentuk persepsi
positif konsumen adalah kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan merupakan totalitas fitur
dan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat (Kotler, 2009:143). Adanya kualitas
yang bagus dan terpercaya, maka persepsi
positif akan senantiasa tertanam dibenak
konsumen. Kualitas pelayanan juga berperan
penting dalam menarik konsumen untuk
melakukan pembelian. Adanya kualitas
pelayanan
yang
memuaskan,
akan
mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian produk yang bersangkutan
ataupun untuk melakukan pembelian ulang.
Jika suatu perusahaan mampu memberikan
pelayanan yang baik, secara langsung atau
tidak langsung, citra layanannya akan
tersebar luas karena kepuasan yang
dirasakan pelanggannya akan disampaikan
pelanggan yang satu kepelanggan lainnya
secara berantai.
Namun demikian dalam kegiatan
operasional selama ini Indomaret yang
terdapat di Kota Malang mendapat pesaing
dari swalayan Alfamart yang sama-sama
memberikan jaminan atas kepuasan kepada
para pelanggannya. Kedua swalayan
tersebut selalu bersaing untuk mendapatkan
kepercayaan oleh masyarakat sehingga dapat
menguasai pasar retail di seluruh wilayah
Kota Malang dan mampu menciptakan
loyalitas para konsumen terhadap kedua
swalayan tersebut. Berdasarkan uraian di
atas, maka penting untuk dikaji secara
mendalam mengenai analisis perbedaan
dalam melakukan pembelian pada Swalayan
Indomart dan Alfamart
METODE
Jenis penelitian yang lakukan ini
adalah penelitian survey, dimana peneliti
melakukan observasi dalam pengumpulan
data, peneliti hanya mencatat data seperti
apa adanya, menganalisis dan menafsirkan
data tersebut. Menurut Singarimbun
(1995:3), penelitian survey adalah penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi
dan mnggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan yang pokok.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh konsumen yang telah melakukan
pembelian produk di Swalayan Indomaret
dan Alfamart di Desa Merjosari Kota
Malang pada bulan Mei 2015.
Sampel
Adapun jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini yaitu sebesar 320
responden dimana jumlah tersebut sesuai
dengan pendapatnya Wallen dalam Widayat
(2002:67) yaitu lebih dari 100 sehingga data
yang diperoleh mampu menggeneralisir
populasi yang ada.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang teliti oleh
peneliti yaitu di swalayan-swalayan
Indomaret dan Alfamart yang berada di
Desa Merjosari Kota Malang.
Waktu Penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada
bulan Mei 2015 yang dilakukan selama satu
bulan (tanggal 1-30).
Metode Analisis Data
Uji Validitas
Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini
validitas diusji dengan menghitung nilai
korelasi antara data pada masing-masing
pernyataan dengan skor total memakai rumus
teknik korelasi product moment person.
Uji Reliabilitas
Uji reliabiiitas digunakan untuk
menguji sejauh mana instrument tersebut
dapat diberikan hasil yang relatif sama bisa
dilakukan pengukuran kembali terhadap
subyek yang sama. Kehandalan yang
menyangkut kekonsistensian jawaban jika
diajukan berulang ulang pada sampel yang
berbeda. Rumus reliabilitasdalam penelitian ini
menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach
Uji t Independent
Uji t Independent adalah uji
komparatif atau uji beda untuk mengetahui
adakah perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara 2 kelompok bebas yang
berskala data interval/rasio. Dua kelompok
bebas yang dimaksud di sini adalah dua
kelompok yang tidak berpasangan, artinya
sumber data berasal dari subjek yang
berbeda.
ANALISA DATA
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen Terhadap Produk Indomaret
dan Alfamart
Hasil pengujian Perbedaan Rata-Rata
presepsi mengenai produk Indomaret dan
Alfamart dapat diketahui melalui tabel
berikut :
Tabel 1
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen Terhadap Produk Indomaret
dan Alfamart
Media
Relation
RataRata
t-test
Proba
bilitas
-0.364
0.716
(Produk)
Indomaret
4.1437
Alfamart
4.1646
Berdasarkan hasil pengujian yang
tertera pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa statistik uji t yang dihasilkan sebesar
-0.364 dengan probabilitas sebesar 0.716.
Hal ini berarti probabilitas >level of
significance (=5%). Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata presepsi
konsumen mengenai produk di Indomaret
dan Alfamart. Maka dapat diketahui bahwa
produk yang ditawarkan Indomaret dan
Alfamart cenderung sama.
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen Terhadap Harga Indomaret
dan Alfamart
Hasil pengujian Perbedaan Rata-Rata
presepsi mengenai produk Indomaret dan
Alfamart dapat diketahui melalui tabel
berikut :
Tabel 2
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen
TerhadapHargaIndomaret
dan Alfamart
Media
Relation
RataRata
t-test
Probabi
litas
0.821
0.412
(Harga)
Indomaret
4.1328
Alfamart
4.0875
Berdasarkan hasil pengujian yang
tertera pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa statistik uji t yang dihasilkan sebesar
0.821 dengan probabilitas sebesar 0.412.
Hal ini berarti probabilitas >level of
significance (=5%). Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata presepsi
Konsumen mengenai harga di Indomaret
dan Alfamart. Maka dapat diketahui bahwa
harga yang ditawarkan Indomaret dan
Alfamart cenderung sama
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen
Terhadap
Promosi
di
Indomaret dan Alfamart
Hasil pengujian Perbedaan Rata-Rata
presepsi mengenai Promosi Indomaretdan
Alfamart dapat diketahui melalui tabel
berikut :
Tabel 3
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen Terhadap PromosiIndomaret
dan Alfamart
Media
Relation
RataRata
ttest
Probabi
litas
Indomaret
4.3958
0.000
Alfamart
4.0542
6.2
50
(Promosi)
Berdasarkan hasil pengujian yang
tertera pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa statistik uji t yang dihasilkan sebesar
6.250 dengan probabilitas sebesar 0.000.
Hal ini berarti probabilitas <level of
significance (=5%). Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang
signifikan
rata-rata
presepsi
Konsumen mengenai promosi di Indomaret
dan Alfamart.
Dari nilai rata-ratanya kedua swalayan
ini didapatkan nilai rata-rata presepsi
konsumen mengenai Promosi di Indomaret
lebih besar dari promosi di Alfamart. Maka
dapat diketahui bahwa promosi yang
dilakukan Indomaret lebih baik dibanding
promosi di Alfamart.
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen Terhadap Pelayanan di
Indomaret dan Alfamart
Hasil pengujian Perbedaan Rata-Rata
presepsi mengenai Pelayanan Indomaretdan
Alfamart dapat diketahui melalui tabel
berikut :
Tabel 4
Pengujian Perbedaan Rata-Rata Persepsi
Konsumen Terhadap
PelayananIndomaret dan Alfamart
Media
Relation
RataRata
t-test
Proba
bilitas
(Pelayanan)
Indomaret
4.1299
Alfamart
4.2295
-2.200
0.029
Berdasarkan hasil pengujian yang
tertera pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa statistik uji t yang dihasilkan sebesar
-2.200 dengan probabilitas sebesar 0.029.
Hal ini berarti probabilitas <level of
significance (=5%). Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan rata-rata presepsi Konsumen
mengenai pelayanan di Indomaret dan
Alfamart.
Dari nilai rata-ratanya kedua swalayan
ini didapatkan nilai rata-rata presepsi
konsumen mengenai pelayanan di Alfamart
lebih besar dari Indomaret.Maka dapat
diketahui bahwa pelayanan yang dilakukan
Alfamart lebih baik dibanding pelayanan di
Indomaret.
PEMBAHASAN
1. Perbedaan persepsi konsumen terhadap
produk antara swalayan Indomart dan
Alfamart di Desa Merjosari Kota
Malang
Produk merupakan semua hal yang
dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
mearik perhatian, akusisi, penggunaan, atau
konsumsi yang dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan (Kotler dan
Amstrong, 2008: 33). Penelitian yang
dilakukan oleh Bursan (2009) dan Haryadi
(2009) menyatakan bahwa variabel produk
memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Produk yang
beragam dan lengkap serta memiliki
kualitas bagus merupakan salah satu faktor
pembentuk persepsi positif konsumen
sebelum akhirnya melakukan keputusan
pembelian pada toko tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian dapat
diketahui bahwa statistik uji t yang
dihasilkan
sebesar
-0.364
dengan
probabilitas sebesar 0.716. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata
presepsi konsumen mengenai produk di
Indomaret dan Alfamart. Maka dapat
diketahui bahwa produk yang ditawarkan
Indomaret dan Alfamart cenderung sama.
Secara kualitas dan keberagaman produk
Indomaret dan Alfamart dikatakan tidak
terdapat
perbedaan
karena
mereka
mengambil produk dari produsen yang
sama. Mereka tidak memproduksi produk
sendiri untuk dijual. Hal tersebut
membuktikan bahwa tidak terdapat
perbedaan produk Indomaret dan Alfamart
baik
dari
sisi
kulitas
maupun
keberagamannya.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
Jonathan Christian Supomo
(2008)
menyatakan bahwa tidak perbedaan
persepsi konsumen terhadap produk yang
dijual Indomaret dan Alfamart. Hasil
temuan lain juga menunjukkan bahwa
hanya faktor kenyamanan saja yang
memiliki perbedaan antara swalayan
Alfamart dan Indomaret.
2. Perbedaan persepsi konsumen terhadap
harga antara swalayan Indomart dan
Alfamart di Desa Merjosari Kota
Malang
Harga juga merupakan hal terpenting
yang dapat membentuk persepsi dan
mempengaruhi
keputusan
pembelian
konsumen. Alma (2004:169) menjelaskan
bahwa harga merupakan suatu atribut yang
melekat pada suatu barang yang
memungkinkan barang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan
(wants) dan memuaskan konsumen
(satisfaction) yang dinyatakan dengan uang.
Metode penentuan harga harus dimulai
dengan pertimbangan atas tujuan penentuan
harga itu sendiri (Payne dalam Lupiyoadi,
2001:88) Swalayan Indomaret dan Alfamart
memberikan kepada calon konsumen akan
harga yang tertera pada label barang tetapi
dalam kenyataanya masih ada beberapa
konsumen mengatakan bahwa harga yang
ditawarkan tidak sebanding dengan produk
ketika dibeli dan cenderung lebih mahal
dari toko-toko lain. Dalam penelitian
Fatonah dan Soebandiono (2010) dan Made
Novandri (2010) menyatakan bahwa harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa penentuan harga produk
maupun jasa yang dilakukan perusahaan
sangat berpengaruh pada keputusan
konsumen
karena
harga
dapat
mempengaruhi image suatu produk pada
swalayan serta keputusan konsumen untuk
membeli suatu produk yang ditawarkan
oleh swalayan tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian dapat
diketahui bahwa statistik uji t yang
dihasilkan
sebesar
0.821
dengan
probabilitas sebesar 0.412. Hal ini berarti
probabilitas >level of significance (=5%).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata presepsi Konsumen mengenai
harga di Indomaret dan Alfamart. Maka
dapat diketahui bahwa harga yang
ditawarkan Indomaret dan Alfamart
cenderung sama
Hasil tersebut didukung oleh penelitian
Jonathan Christian Supomo (2008) yang
menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan
persepsi konsumen terhadap produk yang
dijual Indomaret dan Alfamart. Hasil
temuan lain juga menunjukkan bahwa
hanya faktor kenyamanan saja yang
memiliki perbedaan antara swalayan
Alfamart dan Indomaret.
3. Perbedaan persepsi konsumen terhadap
promosi antara swalayan Indomart dan
Alfamart di Desa Merjosari Kota
Malang
Promosi juga merupakan hal terpenting
dalam membedakan persepsi konsumen
karena promosi akan membawa citra suatu
perusahaan. Promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran (Swasta dan
Irawan, 2008: 16). Sukotjo dan Radix
(2010)
merupakan
kegiatan
mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau pihak lain dalam
saluran penjualan untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku.
Promosi yang dilakukan oleh Swalayan
Indomaret dan Alfamart antara lain melalui
spanduk
jalan,
selebaran,
pamphlet/lefleat/brosur,
dan
direct
promotion. Pada penelitian Abubakar
(2005), Nabhan dan Kresnaini (2005)
menyatakan bahwa variabel promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Semakin beragam
dan tingginya intensitas promosi maka akan
membentuk persepsi positif konsumen dan
akan mempengaruhi keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil pengujian dapat
diketahui bahwa statistik uji t yang
dihasilkan
sebesar
6.250
dengan
probabilitas sebesar 0.000. Hal ini berarti
probabilitas <level of significance (=5%).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata
persepsi konsumen mengenai promosi di
Indomaret dan Alfamart. Dari nilai rataratanya kedua swalayan ini didapatkan nilai
rata-rata presepsi konsumen mengenai
promosi di Indomaret lebih besar dari
promosi di Alfamart. Maka dapat diketahui
bahwa promosi yang dilakukan Indomaret
lebih baik dibanding promosi di Alfamart.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
swalayan di Inodmaret lebih mengenalkan
hasil produknya kepada konsumen secara
luas melalui kegiatan promosi sehingga
konsumen lebih terpengaruh dalam
membeli maupun produk tersebut sesuai
dengan keinginan maupun kebutuhannya.
Hal tersebut diperkuat dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Eva (2014)
bahwa adanya perbedaan persepsi antara
konsumen Indomaret dan konsumen
Alfamart terhadap pelayanan, kelengkapan
produk dan harga.
4. Perbedaan persepsi konsumen terhadap
pelayanan antara swalayan Indomart dan
Alfamart di Desa Merjosari Kota
Malang
Kualitas pelayanan merupakan totalitas
fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau tersirat (Kotler, 2009:143). Adanya
kualitas yang bagus dan terpercaya, maka
persepsi positif akan senantiasa tertanam
dibenak konsumen. Kualitas pelayanan juga
berperan penting dalam menarik konsumen
untuk melakukan pembelian. Adanya
kualitas pelayanan yang memuaskan, akan
mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian produk yang bersangkutan
ataupun untuk melakukan pembelian ulang.
Jika suatu perusahaan mampu memberikan
pelayanan yang baik, secara langsung atau
tidak langsung, citra layanannya akan
tersebar luas karena kepuasan yang
dirasakan pelanggannya akan disampaikan
pelanggan yang satu kepelanggan lainnya
secara berantai.
Berdasarkan hasil pengujian dapat
diketahui bahwa statistik uji t yang
dihasilkan
sebesar
-2.200
dengan
probabilitas sebesar 0.029. Hal ini berarti
probabilitas <level of significance (=5%).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata
presepsi Konsumen mengenai pelayanan di
Indomaret dan Alfamart. Dari nilai rataratanya kedua swalayan ini didapatkan nilai
rata-rata peresepsi konsumen mengenai
pelayanan di Alfamart lebih besar dari
Indomaret. Maka dapat diketahui bahwa
pelayanan yang dilakukan Alfamart lebih
baik dibanding pelayanan di Indomaret. Hal
tersebut dikarenakan karena swalayan
Alfamart memberikan pelayanan yang
dapat
memberikan
kepuasan
pada
pelanggan dengan standar yang ditentukan
sehingga konsumen merasa puas dengan
produk yang ditawarkan oleh swalayan
Alfamart. Sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Eva (2014) yang
menyatakan bahwa adanya perbedaan
persepsi antara konsumen Indomaret dan
konsumen Alfamart terhadap pelayanan,
kelengkapan produk dan harga.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsumen memiliki persepsi yang sama
terhadapproduk
antara
swalayan
Indomaret dan Alfamart di Desa
Merjosari Kota malang.
2. Konsumen memiliki persepsi yang sama
terhadaphargaantara swalayan Indomaret
dan Alfamart di Desa Merjosari Kota
Malang.
3. Konsumen memiliki persepsi yang
berbeda
terhadap
promosi
antaraswalayan Indomaret dan Alfamart
di Desa Merjosari Kota Malang, dimana
promosi yang dilakukan Indomaret lebih
baik dibandingkan dengan Alfamart.
4. Konsumen memiliki persepsi yang sama
terhadap pelayanan antaraswalayan
Indomaret dan Alfamart di Desa
Merjosari Kota Malang, dimana
pelayanan yang dilakukan oleh Alfamart
lebih baik dibandingkan dengan
Indomaret.
PUSTAKA
1. James F. Engel, Roger D. Blackwell
and Paul W. Miniard. 1994.Perilaku
Konsumen,
Penerbit
Angkasa. Jakarta.
Binarupa
2. Kotler, Philip. 2009. Manajemen
Pemasaran. Jakarta : Erlangga
3. Tjiptono, F. 2007. Prinsip-prinsip
Total Quality Service. Yogyakarta :
Andi.
4. Alma, Buchari, 2004, Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
Cetakan
Keenam,
Alfabeta,
Bandung.
5. Basu Swasta, dan Hani Handoko,
2000.
Manajemen
Pemasaran
Analisa Perilaku Konsumen, BPFE.
Yogyakarta.
6. Basu, Swasta dan Irawan. 2008.
Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Liberty
7. Lupiyoadi,
Rambat,
Manajemen
Pemasaran
Salemba Empat, Jakarta.
2001,
Jasa,
8. Novandri, M.SN. 2010. Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga,
Dan Iklan Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha
Pada Harpindo Jaya Cabang
Ngaliyan, Universitas Dipenogoro,
SKRISI
9. Kotler, Philip; Armstrong, Garry,
2008. Prinsip-prinsip Pemasaran,
Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
10. Abubakar, Rusydi. 2005, Pengaruh
Pelaksanaan Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Pada Jamu Di Banda
Aceh, Aceh.
11. Nabhan, Faris dan Enlik Kresnaini.
2005.
Faktor-Faktor
yang
Berpengaruh terhadap Keputusan
Konsumen
dalam
Melakukan
Pembelian pada Rumah Makan di
Kota Batu. Jurnal Ekonomi Dan
Manajemen Vol 6 No.3.
12. Widayat, 2004.Metode Penelitian
Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Penerbit, CV. Cahaya
Press. Malang.
Download