Winarsih, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Menjaga... 203 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI PADA SISWA KELAS V SDN 3 MALASAN KABUPATEN TRENGGALEK MELALUI GROUP INVESTIGATION SEMESTER II TAHUN 2014/2015 Oleh: Winarsih SDN 3 Malasan, Trenggalek Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PKn di Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester II dengan menerapkan model belajar Group Investigation dan mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SDN 3 Malasan tahun 2014/2015 semester II pada mata pelajaran PKn setelah diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Malasan Desa Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI tahun pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Pembelajaran PKn materi Menjaga Keutuhan NKRI dengan menggunakan Group Investigation ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Hal ini dapat dilihat dari nilai sebelum siklus diperoleh nilai ratarata: 67,14 dengan ketuntasan belajar 57,14% siklus I: 73,57 dengan ketuntasan belajar 71,43% dan siklus II: 90,71 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II . Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Kata Kunci: PKn, Group Investigation, prestasi belajar Pada Tahun Pelajaran 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”. (Tap. MPR. No. IV/MPR/ 1973). Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersendiri. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila”. (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983: 24). Sasaran PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945”. (Djamal, D. 1979: 7). Dalam kenyataannya pembelajaran di kelas masih sering dijumpai adanya kecenderungan untuk menggunakan ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran, 204 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 tidak terkecuali pembelajaran PKn. Hal ini disebabkan karena ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan oleh guru dan dapat menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak peduli bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sifatnya hafalan (knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan aktivitasnya rendah. Guru sering mengatakan, “paham atau tidak itu urusan dan tanggung jawab siswa”. Strategi belajar yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas. Tetapi, strategi ini terkadang dapat berjalan tidak efektif walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Karena kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh hanya beberapa siswa saja. Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses pembelajaran lebih cenderung pasif. Kesimpulannya adalah bahwa sikap siswa dalam proses pembelajaran PKn perlu ditingkatkan, sebab sikap siswa yang pasif akan menghasilkan daya serap materi pelajaran yang rendah. Sebab satu hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah perbaikan strategi pembelajaran yang dipilih, sebab faktor utama yang menentukan aktivitas siswa adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru-guru PKn perlu mencoba menggunakan metode pembelajaran yang lebih kooperatif agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Sikap pasif tersebut ditunjukkan misalnya: siswa jarang bertanya, diantara mereka jarang terjadi diskusi dan atau Tanya jawab, waktu yang disediakan untuk bertanya jarang digunakan, kecenderungan siswa selalu mencatat dan bukan memahami materi pelajaran. Dengan terciptanya kondisi pembelajaran secara optimal, maka proses belajar mengajar akan berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan mendiskusikan), akan tetapi gangguan dapat bisa pula bersifat cukup serius dan terus-menerus sehingga guru dituntut untuk dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik. Peneliti berpendapat bahwa Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Model pembelajaran Group Investigationn menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Winarsih, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Menjaga... Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini: (1) Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik; (2) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning); (3) Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi; (4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis; (5) Tahap Presentasi hasil final (Presenting); (6) Tahap Evaluasi (Evaluating). Kelebihan pembelajaran tipe Group Investigation: (1) Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (2) Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri; (3) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran; (4) Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya. Kelemahannya dari metode ini adalah siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan penyusunan penelitian tindakan ini dimaksudkan untuk: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PKn di Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester II dengan menerapkan model belajar Group Investigation; (2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa kelas V SDN 3 Malasan tahun 2014/2015 semester II pada 205 mata pelajaran PKn setelah diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Malasan Desa Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI tahun pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2015. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Perencanaan (Planning); (b) Pelaksanaan (Action); (c) Observasi (Observation); (d) Refleksi (Reflection). Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi belajar siswa Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan alat bantu sebagai berikut: (a) Membuat Rencana Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation; (b) Membuat 206 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim action research; (c) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga; (d) Lembaran Angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru; (e) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus; (f) Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen: (1) Silabus; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (3) Lembar Kegiatan Siswa; (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes formatif. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pengajaran serta aktivitas siswa selama proses pengajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa takut untuk bertanya/mengemukakan pendapat, takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik, siswa malu bertanya, siswa tidak memahami konsep yang diajarkan, pertanyan guru tidak dimengerti siswa, merasa kesulitan pada bidang studi PKn, merasa takut ditertawakan oleh teman-temannya bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek, siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation; (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian; (e) Menyusun jadwal penelitian siklus I. Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Pada kegiatan awal guru memotivasi siswa dengan melakukan tanya jawab. Dan membahas sedikit tentang materi pembelajaran; (b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Kemudian guru membentuk kelompok dan meminta siswa untuk berkumpul dan berdiskusi; (c) Siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan menjaga keutuhan NKRI. Dan mengerjakan tugas bersama-sama Winarsih, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Menjaga... dengan kelompoknya; (d) Setelah selesai berdiskusi guru meminta wakil dari kelompok untuk menyiapkan hasil kerja kelompok dan menyampaikannya didepan kelas; (e) Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dan membuat kesimpulan dari pembelajaran dengan bimbingan guru. Observation (Pengamatan) Hasil observasi aktivitas guru pada saat pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Group Investigation pada siklus I, yaitu jumlah skor yang diperoleh 25 dan skor maksimumnya adalah 40. Dengan demikian prosentase skornya adalah 62,50 dan termasuk dalam kategori baik. Hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Group Investigation pada siklus I, yaitu jumlah skor yang diperoleh 26 dan skor maksimumnya adalah 40. Dengan demikian prosentase skornya adalah 65,00 dan termasuk dalam kategori baik. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Group Investigation berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan 207 siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu nilai rata-rata hasil belajar hanya mencapai 73,57 dengan ketuntasan belajar sebesar 71,43% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang Menjaga Keutuhan NKRI. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi, yaitu (a) Pada kegiatan awal guru memotivasi siswa dengan melakukan tanya jawab. Dan membahas sedikit tentang materi pembelajaran; (b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Kemudian guru membentuk kelompok dan meminta siswa untuk 208 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 berkumpul dan berdiskusi; (c) Siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan menjaga keutuhan NKRI. Dan mengerjakan tugas bersama-sama dengan kelompoknya; (d) Setelah selesai berdiskusi guru meminta wakil dari kelompok untuk menyiapkan hasil kerja kelompok dan menyampaikannya didepan kelas; (e) Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dan membuat kesimpulan dari pembelajaran dengan bimbingan guru. Observasi (Pengamatan) Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidak lagi didominasi oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan kondusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 87,50% dan termasuk dalam kategori aktivitas “sangat baik”. Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 82,50% dan termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Group Investigation berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI. Refleksi Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam diskusi meningkat; (c) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100.00% dan nilai rata-rata hasil belajar juga mengalami peningkatan menjadi 90,71, Sehingga penelitian ini berakhir pada siklus II Penerapan Strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation Pada Pembelajaran PKn Dalam menerapkan strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, peneliti membagi siswa kelas V yang berjumlah 14 siswa, menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 3-4 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak menurut nomor abseb siswa. Setelah kelompok terbentuk, peneliti berdiskusi dengan guru kelas lain. Selanjutnya guru mengumumkan daftar kelompok belajar yang telah dirancang oleh peneliti kepada siswa satu hari sebelum siklus I dimulai agar siswa siap menerima metode pembelajaran yang baru. Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu siswa untuk memimpin rekan yang lain menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk Winarsih, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Menjaga... didiskusikan bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti bersama observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif. Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampak lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupa koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu prosentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 62,50% termasuk dalam kriteria “baik” meningkat menjadi 82,50% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan dilaksanakan dengan baik. Dengan meningkatkan aktivitas guru tentu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I prosentase aktivitas siswa mencapai 65,00% dalam kriteria “baik” meningkat menjadi 87,50% dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik, sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh kepala sekolah mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. Aktivitas Belajar PKn di Kelas V 82.50 Siklus II 87.50 Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 62.50 Siklus I 65.00 0.00 20.00 40.00 60.00 209 80.00 100.00 Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Trenggalek 210 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 100.00 90.71 100.00 80.00 73.57 67.14 71.43 57.14 NILAI RATA-RATA 60.00 KETUNTASAN 40.00 20.00 0.00 SEB. SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 67,14 dengan ketuntasan belajar 57,14% siklus I: 73,57 dengan ketuntasan belajar 71,43% dan siklus II: 90,71 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Respon Siswa Pada akhir siklus II, peneliti menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 1,89. Setelah meganalisis data diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Jika dalam pembelajaran PKn pokok bahasan Menjaga keutuhan NKRI menggunakan metode Pembelajaran Group Investigation, maka prestasi bela- jar siswa Kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester II akan mengalami peningkatan”, telah terbukti kebenarannya. Maka penelitian yang dilakukan telah berhasil dan terbukti secara meyakinkan. PENUTUP Kesimpulan Dengan pembentukan kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pembelajaran Group Investigation siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang aktif. Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “baik” dengan prosentase aktivitas 65,00% yang meningkat Winarsih, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Menjaga... menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 87,50%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Group Investigation. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “baik” dengan prosentase aktivitas 62,50% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan prosentase aktivitas 82,50%. Artinya guru dapat menerapkan metode Group Investigation dengan baik pada pelajaran PKn di kelas V SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/ 2015 semester II. Hal ini memberi dampak pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 67,14 dengan persentase ketuntasan belajar 57,14%, siklus I: 73,57 dengan prosentase ketuntasan belajar 71,43% 211 dan siklus II: 90,71 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Saran Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang sesuai dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk dapat membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan aktif berkomunikasi agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. DAFTAR RUJUKAN Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta: Balai Pustaka. Irawan, Prasetya dkk. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA – LAN. Maesaroh, Siti. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Nurkancana, W. dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman. 1995. Variasi Motivasi. Jakarta: Gramedia. Sharan, dkk. 1984. Coopertive Learning in the classroom: Research in. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning (Teori, Riset, Dan Praktik). Bandung: Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset. Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.