SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Perdagangan 2011 & Outlook Perdagangan 2012 Jakarta, 30 Desember 2011 – Di penghujung tahun 2011, hari ini, Jum’at (30/12) Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan mengadakan konferensi pers mengenai Kinerja Perdagangan 2011 dan Outlook Perdagangan 2012 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2011 Pada kurun satu tahun terakhir, sasaran pembangunan bidang perdagangan telah mencapai target sebagaimana tercantum pada RENSTRA Kementerian Perdagangan 2010-2014. Dalam meningkatkan akses pasar, Indonesia menjadi salah satu negara yang telah mencapai ekspor melampaui US$ 200 miliar dan sekaligus sebagai negara yang mampu menggandakan ekspornya dalam kurun waktu lima tahun. Negara tujuan utama ekspor Indonesia (5 negara terbesar) untuk tahun 2011 adalah RRT, Jepang, AS, Singapura dan Malaysia. Sementara, menurut Mendag Gita Wirjawan, target peningkatan perlindungan konsumen pada periode 2010-2014 adalah pada pembentukan 5 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) setiap tahun, pada tahun 2011 akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk menjadi 65 BPSK. “Kementerian Perdagangan telah melaksanakan pengawasan berkala di beberapa daerah untuk produk yang telah diterapkan SNI Wajib antara lain Lampu Swaballast, Regulator, Tabung Baja, Baja Tulangan Beton, Baja Lapis Seng, Kotak Kontak, Tusuk Kontak, Kipas Angin, Kompor Gas Satu Tungku dan Selang Karet,” lanjutnya. Matrik Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2011 No 1 2 Indikator Sasaran Peningkatan Akses Pasar a. Pertumbuhan ekspor nonmigas b. Pangsa 5 (lima) negara ekspor terbesar c. Kontribusi ekspor diluar 10 produk utama Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan Perdagangan Luar Negeri (total izin 2009: 108 izin 2010: 89 izin) • Jumlah izin UPP (INATRADE) • Jumlah online • Waktu penyelesaian Perdagangan Dalam Negeri (total 21 izin) • Jumlah izin UPP (INATRADE) 2011*) 2010 Capaian Target Capaian 33,08% 47,20% 52,46% 11 %-12 % 43%-47% 53%-60% 31,44% **) 46,48% 51,00% 89 izin 53 izin 4 hari -55 izin 3 hari 89 izin 53 izin 3 hari 12 izin 12 izin 6 hari 12 izin 15 izin 6 hari 12 izin 12 izin 6 hari No Indikator Sasaran 2010 Capaian 2011*) Target Capaian 887 Komoditas 590-605 komoditas 887 Komoditas 140 151 197 4,5% 5%-9% 3,5% 0,30 1,70 <1 1,5-2,5 0,3 1,90 54 BPSK 55 BPSK 65 BPSK 2,76 2,76 2,76 • Jumlah Online • Waktu penyelesaian 3 4 5 Peningkatan daya saing ekspor • RCA >1 komoditas HS 6 (1996) Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional • Jumlah hasil perundingan internasional Stabilisasi dan Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok a. Koefisien Variasi Harga (KVH) b. Rasio KVH komoditas tertentu didalam negeri dibanding luar negeri c. Rasio KVH provinsi dan nasional 6 Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Konsumen 7 Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan yang Efisien (Skor Logistic Performance Index) *) s.d November 2011 **) Berdasarkan moving p.a growth rate. Dinamika Ekonomi Global Tahun 2012, kinerja ekonomi global diperkirakan akan tumbuh sama dengan pada tahun 2011 yaitu sebesar 4%. Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh proses penyelesaian krisis hutang yang melanda Amerika Serikat (AS) dan zona Eropa. Hal ini dapat berdampak pada perekonomian di negara-negara berkembang. Namun demikian, perekonomian negara berkembang diperkirakan masih akan melaju lebih cepat dibandingkan negara-negara maju. Indikasi perlambatan perekonomian dunia tercermin dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dirilis beberapa lembaga keuangan internasional, antara lain IMF, telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,3% pada 2011 menjadi 4% dan dari 4,5% pada 2012 menjadi 4% (WEO, September 2011). Menurut Mendag, ekonomi negara-negara maju pada tahun 2012 diperkirakan hanya tumbuh sebesar 1,9%, dimana Amerika Serikat diperkirakan tumbuh sebesar 1,8%, Jerman 1,3%, Perancis 1,4%, Jepang 2,3% dan Inggris 1,6%. Untuk negara-negara emerging and developing economies diproyeksikan masih tumbuh dengan moderat. Rusia diperkirakan dapat tumbuh 4,1%, RRT 9%, India 7,5%, ASEAN-5 5,6% (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina), Brazil 3,6%. “Pada tahun 2012 volume perdagangan barang dan jasa dunia diperkirakan hanya tumbuh 5,8%, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan volume perdagangan tahun 2011 sebesar 7,5%. Impor negara-negara maju diperkirakan hanya akan tumbuh 4% dan ekspornya tumbuh 5,2%. Sedangkan volume perdagangan negara-negara emerging and developing economies diperkirakan masih tumbuh lebih tinggi dari negara-negara maju, dimana impor diproyeksikan tumbuh 8,1% dan ekspor 7,8%,” ujar Mendag. 2 Resiko perlambatan ekonomi global yang perlu diwaspadai di negara maju, yakni: (i) ketidakmampuan otoritas negara-negara EU dalam mengatasi permasalahan kerentanan ekonomi dan fiskal serta perbankan pada sejumlah negara kawasan; (ii) ancaman resesi di AS; dan (iii) tingginya resiko perbankan dunia yang menimbulkan instabilitas pada sistem keuangan dunia. Sementara resiko perlambatan di negara emerging yaitu: (i) penurunan kinerja sektor eksternal seiring penurunan permintaan negara maju; (ii) peningkatan biaya dana sebagai dampak dari ketidakstabilan pasar keuangan global; dan (iii) gangguan pasokan akibat bencana alam atau geopolitik serta ketentuan yang cenderung protektif. Perkembangan Ekonomi dan Perdagangan Indonesia ke Depan Di Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonominya masih akan terus membaik, namun angin badai ekonomi global mulai berhembus ke wilayah Indonesia. Penurunan permintaan global mulai terlihat dari tanda-tanda perlambatan kinerja sektor eksternal terutama di bulan-bulan terakhir tahun 2011. Pada tahun 2011 Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%, dan Pemerintah Indonesia berupaya terus menerapkan strategi dan kebijakan untuk mencapai pertumbuhan antara 6,5%-6,7% di tahun 2012. Dengan adanya perlambatan permintaan di pasar global, Indonesia akan berupaya keras menyeimbangkan sumber pertumbuhan ekonomi dengan fokus pada sumber-sumber pertumbuhan domestik. Pemerintah akan menempatkan prioritas pada pasar domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Asumsi Ekonomi Makro Pemerintah Indonesia tahun 2012 PDB (Triliun Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi (%) Kurs (IDR/USD) SPN 3 bln (%) Harga Minyak (USD/brl) Lift. Minyak (MBCD) Sumber: APBN 2012 (Kementerian Keuangan) 8.119,8 6,7 5,30 8.800 6 90 950,0 “Di tahun 2012, konsumsi domestik diperkirakan akan meningkat 9,1%, menjadi Rp 4.124 triliun. Sektor perdagangan sebagai mesin penghela pertumbuhan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2012,” kata Mendag Gita Wirjawan. Sasaran Strategis Rencana Aksi 2012 Kementerian Perdagangan akan memfokuskan diri untuk menggapai potensi outlook 2012 melalui 3 (tiga) Sasaran Strategis, yaitu: 1. Stabilisasi Penguatan Pasar Dalam Negeri a. 95% konsumsi rumah tangga nasional dipasok dari produksi dalam negeri dengan indikator Rasio Penggunaan Produk Dalam Negeri terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di 2014. b. Tercapainya stabilisasi harga bahan pangan utama dengan indikator rata-rata koefisien variasi dari 10 komoditas pangan utama sebesar tidak lebih dari 7%. 3 c. Kontribusi sektor perdagangan meningkat dengan indikator Pertumbuhan PDB Riil tahunan pedagang besar dan eceran minimum 7%. 2. Ekspor dan Kerja Sama Internasional a. Total ekspor tahun 2012 sebesar USD 230M. b. Total ekspor Indonesia ke negara non tradisional meningkat 25% tahun 2012. 3. Reformasi Birokrasi dan Good Governance a. Terwujudnya Kementerian Perdagangan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, melalui indikator Indeks Persepsi Korupsi (Program Inisiatif Anti Korupsi dan Survey Integritas) minimum di peringkat lima (5) besar. b. Terwujudnya laporan keuangan Kementerian Perdagangan yang sesuai dengan target WTP. c. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Kementerian Perdagangan dengan indikator efektiVitas dan akuntabilitas (LAKIP) minimum B dan WTA (Wajib Tertib Administrasi). Perubahan Dasar sebagai Game Changer Utama Diperlukannya pemikiran dan aksi yang bisa mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pembentukan pola konsumsi masyarakat yang bisa mengurangi ketergantungan barang impor. a. Perubahan Pola Konsumsi: Menurunkan ketergantungan barang impor dan meningkatkan apresiasi produk dalam negeri dengan mengubah pola konsumsi masyarakat ke arah yang lebih bertanggung jawab. Hal ini termasuk perubahan konsumsi pangan dan pendukung lainnya. b. Peningkatan Kualitas SDM Kementerian Perdagangan: Meningkatkan jumlah pegawai yang menguasai bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, melalui pencapaian skor TOEFL di atas 600 untuk 1.000 pegawai dan target peningkatan jumlah pegawai berpendidikan S2 dan S3 sebesar 1.500 pegawai dan pelatihan intensif bidang terkait perdagangan. --selesai-- Informasi lebih lanjut hubungi: Frank Kandou Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] 4