BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia, antara lain Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia. Karena pertemuan ketiga lempeng tersebut menyebabkan indonesia mengalami aktifitas vulkanik dan tektonik yang tinggi. Ketiga lempeng tektonik tersebut memiliki jenis bidang batas lempeng yang sama yaitu bidang batas konvergen yang membentuk zona-zona subduksi. Subduksi antarlempeng benua dan samudra menghasilkan suatu proses peleburan magma dan magma mengalami diferensiasi pada saatperjalanan ke permukaan proses tersebut membentuk kantong – kantong magma (silisic/ basaltic) yang berperan dalam pembentukan jalur gunungapi. Munculnya rentetan gunungapi di sebagian wilayah Indonesia beserta aktivitas tektoniknya dijadikan sebagai model konseptual pembentukan sistempanas bumi Indonesia.Sumberdaya panasbumi pada umumnya berkaitan dengan mekanisme pembentukan magma dan kegiatan vulkanisme. Sistem panasbumi umumnya terletak di sepanjang zona vulkanik punggunganpemekaran benua, di atas zona subduksi seperti di Indonesia, dan anomali pelelehan di dalam lempeng (Kasbani, 2010). Pembentukan sistem panasbumi berdasarkan tatanan geologi, yaitu secara vulkanik dan non vulkanik. Sistem panasbumi vulkanik berasosiasi dengan gunungapi yang terletak pada busur vulkanik yang memanjang dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa tenggara. Sedangkan panasbumi non vulkanik umumnya tidak berasosiasi dengan jalur vulkanik, dapat dijumpai pada paparan sunda, bagian lengan dan kaki pulau Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas sistem panasbumi berkaitan dengan aktivitas vulkanik. Pada umumnya penelitian geofisika ditujukan untuk mengetahui struktur geologi bawah permukaan bumi. Agar diperoleh informasi bawah permukaan yang lebih akurat, maka diperlukan beberapa penelitian geofisika yang saling 1 2 melengkapi. Metode geofisika yang sering digunakan untuk mendeteksi struktur bawah permukaan antara lain metode gravitasi, geolistrik, seismik, magnetik dan lain-lain.Metode geofisika yang sering digunakan untuk mendeteksi struktur bawah permukaan antara lain adalah metode magnetik, yangdigunakan pada daerah yang mempunyai kontras suseptibilitas batuan yang besar dengan batuan di sekelilingnya. Metode ini sering digunakan untuk mengetahui struktur dari batuan yang mempunyai sifat kemagnetan, maka dari itu dengan adanya nilai kontras suseptibilitas dapat membantu mengetahui struktur di bawah permukaan bumi. Prinsip kerja metode magnetik yaitu mengukur variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi, kemudian menghitung dan memetakan pola anomalinya. Berdasarkan pola anomali tersebut, kemudian dibuat pemodelan struktur bawah permukaan. Selain pulau Sumatra, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi, pulau Jawa merupakan salah satu pulau di Indonesia yang banyak memiliki sumber panasbumi. Salah satu sumber panasbumi di Pulau Jawa tepatnya di Jawa Tengah yaitu Gedongsongo yang terletak di Gunungapi Ungaran. G. Ungaran G. Telomoyo Gambar 1.1. Citra satelit topografi- geologi yang menunjukkan rangkaian gunungapi Merapi-Merbabu-Ungaran di Jawa Tengah. 3 Gunungapi Ungaran berada paling utara dari jajaran gunungapi UngaranTelomoyo-Merbabu-Merapi (Gambar 1.1). Gedongsongo menyimpan manifestasi panasbumi berupa mata air panas, fumarol, tanah panas dan batuan ubahan. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan di Gunungapi Ungaran ini antara lain: Rasimeng (2002) menyebutkan bahwa penerapan turunan orde dua pada data anomlai medan magnet total dapat mempermudah dalam interpretasi kualitatif dan melakukan interpretasi kuantitatif berdasar anomali medan magnet total. Faulin (2002) melakukan penelitian dengan metode CSAMT di daerah Gedongsongo dan hasil dari penelitian ini adalah model reservoar panasbumi Gunungapi Ungaran yang diperkirakan terdiri dari batuan dasar yang merupakan batuan beku yaitu batuan andesit. Haerudin (2002) melakukan penelitian dengan metode gravitasi, menyebutkan bahwa Interpretasi pemodelan 3D prisma segiempat terhadap anomali Bouguer lokal didapatkan benda anomali yang berada pada kedalaman 500 meter yang merupakan batuan andesit vulkanik kuarter dan diduga sebagai sumber geothermal Gunungapi Ungaran.Haryono (2002) melakukan penelitian dengan metode magnetik, mengemukakan bahwa terdapat sebuah sesar regional di daerah Gunungapi Ungaran. Nurdiyanto (2004) melakukan pengukuran metode magnetik di daerah Gunungapi Ungaran lereng utara di daerah Nglimut dan didapatkan bahwa pengontrol manifestasi Nglimut dikontrol oleh sesar turun. Refrizon (2005) menyebutkan bahwa interpretasi kualitatif metode magnetik menunjukkan bahwa benda penyebab anomali berada di selatan mata air panas Nglimut. Setyawan dkk, (2008) melakukan pengukuran dengan metode gravitasi, hasilnya adalah bahwa Gunungapi Ungaran terletak pada daerah depresi tektonik dan dikontrol oleh struktur. Gaffar dkk, (2007) mengadakan penelitian geofisika secara terpadu pada lereng selatan Gunungapi Ungaran implikasinya terhadap stuktur panasbumi, dari hasil interpretasi metode magnetik dihasilkan bahwa daerah dengan anomali rendah berada disekitar kawah item dan merupakan lapisan reservoir. Rezky dkk, (2012) memperoleh model konseptual sistem panasbumi Gunungapi Ungaran dengan mengkompilasi data geosains yang terdapat pada laporan riset terdahulu. Tarmidzi dkk (2014) 4 melakukan studi aliran fluida dengan metode Spontanous-Potensial (SP)di daerah Candi Gedongsongo. Beberapa penelitian di gunungapi Ungaran mengarah bahwa letak sumber panasbumi utama Gunungapi Ungaran terletak pada area disekitar manifestasi Gedongsongo,daribeberapa penelitian yang sudah dilakukan di Gunungapi Ungaran belum pernah dilakukan pemodelan dengan metode magnetik tentang letak struktur yang menjadi pengontrol daerah manifestasi Gedongsongo. Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih metode magnetik dan menginterpretasi secara kuantitatif dengan analisis anomali medan magnet,diharapkan bisa mengetahui lebih detail bentuk dan letak stuktur yang mengontrol manifestasi Gedongsongo. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana mendapatkan model struktur pengontrol manifestasi panasbumi Gedongsongoberdasarkan anomali medan magnet? 1.3. Batasan Masalah 1. Pemodelan struktur bawah permukaan Gunung Ungaranberdasarkan anomali medan magnet. 2. Pengukuran dilakukan hanya pada sisi selatan Gunung Ungaran (disekitar manifestasi Gedongsongo). 3. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Fieldcamp Geofisika UGM 2014 pada pengukuran metode magnetik. 1.4. Tujuan Penelitian Mendapatkan model struktur pengontrol manifestasi panasbumi Gedongsongo berdasarkananomali medan magnet. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui lebih detail letak struktur pengontrol manifestasi Gedongsongoberdasar analisis anomali medan magnet. 5 2. Mendapatkan hasil secara terpadu dari beberapa penelitian geologi dan geofisika yang telah dilakukan di Gunungapi Ungaran sehingga diperoleh hasil yang lebih baik tentang sistem panasbumi Gunungapi Ungaran. 1.6. Hipotesis Dengan menganalisis data anomali medan magnet yang terukur akan diketahui struktur pengontrol manifestasi panasbumi GunungapiUngaran.Struktur manifestasi Gedongsongo dikontrol oleh sesar turun berarah timurlaut-baratdaya. 1.7. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sisi sebelah selatan Gunungapi Ungaran yaitu didaerah Candi Gedongsongo.Secara geografis terletak pada koordinat 110°20‟27” BT dan 07°14‟3” LS di desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah (gambar 1.2). Keterangan: Kontur rupa bumi daerah penelitian Luasan area penelitian Base camp Fumarol Skala : Gambar 1.2. Peta Lokasi Daerah Penelitian (Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Bakosurtanal, 1998)