analisis sistem pemasaran salak

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak
merupakan tanaman asli Indonesia. Salak termasuk famili Palmae, serumpun
dengan kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan
tegak ( Soetomo, 1990).
Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua, artinya pada
satu tanaman hanya ada satu jenis bunga saja jantan atau betina. Oleh karena itu,
bila ditanam hanya salah satu jenis, jantan atau betina saja, maka sampai
kapanpun tidak akan pernah didapatkan buahnya. Untuk mendapatkan buahnya,
dikebun perlu juga ditanam salak jantan diantara betina (Anonimous, 1992).
Botani Tanaman
Tanaman salak berakar serabut. Daerah penyebaran akar tidak luas,
dangkal, dan mudah rusak jika kekurangan air. Akar-akar baru dapat bermunculan
dipermukaan tanah, pada saat akar yang lama sudah berkurang fungsinya. Akar
yang sudah tua dapat dipangkas setelah akar yang muda tumbuh subur, dengan
cara demikian tanaman salak akan tetap awet muda produksinya tidak menurun.
Batang tanaman salak tertutup oleh pelepah daun yang tersusun rapat.
Pada tanaman yang sudah tua batangnya akan melata dan dapat bertunas. Tunas
yang tumbuh ini disebut anakan dan dapat digunakan sebagai bibit vegetatif.
Helai daunnya panjang, pelepah dan tangkainya berduri. Bentuk daun
seperti pedagang, pangkal daun menyempit, cembung bersegmen banyak dan
tidak sama. Panjang daun 4-7 m (Tjahjadi, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Tanaman salak termasuk tanaman berumah dua, artinya merupakan jenis
tanaman yang berbunga jantan dan betina.
1. Tanaman yang berbunga jantan adalah tanaman yang bunganya hanya
mempunyai benang sari (stamen) tanpa putik. Jenis hanya ini disebut
bunga tidak sempurna atau mandul sebab butir tepung sari hanya dapat
membentuk sel kelamin jantan. Dengan demikian bunga ini tidak akan
menghasilkan buah.
2. Tanaman yang berbunga betina hanya menghasilkan bunga yang
mempunyai putik saja, tanpa benang sari. Bakal biji yang terdapat di
dalam putik berfungsi untuk membentuk sel kelamin betina. Bunga betina
berbentuk agak bulat. Mempunyai mahkota dan mata tunas pada tangkai,
lebar dan jelas dengan satu putik dan bakal biji yang tersusun rapi dalam
kuntum bunga (Anonimous, 1992)
Bentuk buah bulat atau bulat telur terbalik, dengan bagian ujung runcing.
Kulit buah bersisik yang tersusun seperti genting. Daging buah berwarna putih
kekuningan, kuning kecoklatan atau merah, tergantung jenisnya. Rasa buah
manis, manis agak asam, manis agak sepet, atau manis bercampur masam
bercampur sepet (Tjahjadi, 1995).
Syarat Tumbuh
Faktor ilkim yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman
salak adalah curah hujan. Tanaman salak akan tumbuh baik pada daerah yang
mempunyai curah hujan rata-rata perbulan 200-400mm.
Tanaman salak adalah tanaman asli Indonesia, yang tumbuh secara
optimum pada suhu 20-30 ˚C. (Tjahjadi, 1995)
Universitas Sumatera Utara
Tanaman salak akan tumbuh baik pada ketinggian 0 – 700 m diatas
permukaan laut. Yang terbaik berkisar antara 1-400 m dpl. Batas toleransi
ketinggian yang masih memungkinkan adalah 900 m dpl. Bila sudah baik 900 m
pohon salak aakan sulit berbuah (Anonimous, 1992).
Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral.
Pada zaman modern sekarang ini, buah-buahan banyak diperdagangkan untuk
menambah pendapatan. Kondisi ini memungkinkan terjadinya persaingan dipasar
dunia. Masing-masing negara mempunyai kebanggaan menawarkan jenis buahbuahan yang dimilikinya di pasar dunia (Sunarjono, 2000).
Buah-buahan umumnya
merupakan sumber serat (fibre) yang sangat
berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa tingginya konsumsi serat dapat mengurangi resiko terjadinya
kanker usus. Konsumsi makanan yang bermutu gizi seimbang
tidak akan
melupakan kelompok makanan sumber zat pengatur atau sumber vitamin dan
mineral, seperti sayuran dan buah-buahan (Sjaifullah,1996).
Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar.
Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal
pokok inilah yang menentukan sebuah agroindustri perbuahan. Keterampilan,
lahan, tenaga kerja, serta sarana/prasarana bisa mudah diperoleh jika hal tersebut
telah berada di tangan (Rahardi,2004).
Peningkatan perdagangan akan memberikan keuntungan baik bagi
konsumen, berupa penyediaan barang konsumsi, maupun bagi produsen, yaitu
berupa penyediaan barang atau jasa faktor produksi dan pemasaran atau
penyaluran hasil produksinya. Hal tersebut juga akan mempengaruhi kemampuan
Universitas Sumatera Utara
daerah untuk menghasilkan berbagai sumber daya yang tersedia secara lebih
efektif dan efisien.
Sistem pemasaran hasil pertanian yang efisien merupakan suatu prakondisi
bagi kelancaran dan keseimbangan pembangunan sektor pertanian. Sistem
pemasaran yang baik, tentu akan mengarahkan aliran barang dan jasa dari
produsen atau pemakai terakhir dan memberikan indikasi tentang perubahanperubahan penawaran dan permintaan produsen (Amang, 1995).
Landasaan Teori
Pemasaran bermula dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang
memiliki kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginaan itu menciptakan
suatu keadaan yang tidak menyenangkan dalam diri seseorang yang harus
dipecahkan melalui pemilihan produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
tersebut. Karena beberapa produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan tertentu,
maka pemilihan atas produk dituntun oleh konsep nilai dan kepuasan yang
diharapkan. Produk-produk tersebut dapat diperleh melalui berbagai cara yaitu
memproduksi sendiri, merampas, meminta-minta, dan pertukaran (jual-beli).
Sebagian besar masyarakat bekerja atas dasar prinsip pertukaran yang berarti
seseorang mengkhususkan diri dalam memproduksi produk tertentu dan
mempertukarkan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran mencakup semua
kegitan yaang berkaitan dengan pasar yakni mencoba untuk mewujudkan
pertukaran potensial (Irawan, dkk,1996).
Pemasaran merupakan hal-hal yang sangat penting setelah selesainya
produksi pertanian. Kondisi pemasaran menghasilkan suatu siklus atau
Universitas Sumatera Utara
lingkungan pasar suatu komoditas. Bila pemasarannya tidak lancar dan tidak
memberikan harga yang layak bagi petani, maka kondisi ini akan mempengaruhi
motivasi petani, akibatnya penawaran akan berkurang, kurangnya penawaran akan
menaikkan harga. Setelah harga naik, motivasi petani akan naik, mengakibatkan
harga akan jatuh kembali (Ceteris paribus) (Daniel, 2002).
Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai
perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk,
yang dilkukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih
fungsi-fungsi pemasaran. Ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran
pertanian dikatakan sebagai kegiatan produktif sebab pemasaran dapat
meningkatkan guna waktu, guna tempat, guna bentuk dan guna pemilikan
(Sudiyono, 2004).
Menurut Kotler (1980) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa
pemasaran itu penting, yaitu:
a. Jumlah produk yang dijual menurun
b. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun
c. Terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen.
d. Kompetensi yang semakin tajam
e. Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan.
Untuk komoditi pertanian, pemasaran terjadi bukan saja ditentukan oleh
lima aspek seperti yang dikemukakan oleh Kotler (1980) tersebut, tetapi oleh lima
aspek lain, yaitu:
a. Kebutuhan yang mendesak
Universitas Sumatera Utara
b. Tingkat komersialisasi produsen (petani)
c. Keadaan harga yang menguntungkan, dan
d. Karena peraturan (Soekartawi, 1999).
Saluran pemasaran adalah himpunan organisasi yang saling bergantung
yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk
dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial.
Terdapat empat kategori besar lembaga saluran : grosir barang dagangan,
perantara agen, pengecer, serta agen pendukung (Boyd, 2000).
Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan petani
produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen, pedagang pengumpul,
pedagang besar, pengecer dan konsumen. Setiap lembaga pemasaran ini
melakukan fungsi-fungsi pemasaran seperti: membeli dari petani (produsen),
menjual kepada pedagang berikutnya, mengangkut, mensortir, menyimpan dan
lain-lain (Rahardi, dkk, 1993)
Lembaga pemasaran adalah orang atau badan ataupun perusahaan yang
terlibat dalam proses pemasaran hasil pertanian. Ditingkat desa, kita lihat ada
tengkulak dan ada pedagang perantara serta ada pengecer. Ditingkat kecamatan
juga ada perantara, pengumpul dan pengecer. Keadaan ini juga terjadi ditingkat
kabupaten dan provinsi. Masing-masing lembaga niaga mengeluarkan biaya
tataniaga dan akan memperoleh keuntungan yang disebut bagian dari margin
tataniaga (Daniel, 2002).
Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual-belikan,
lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: pertama, lembaga yang
Universitas Sumatera Utara
tidak memiliki tapi menguasai komoditi. Kedua, lembaga yang memiliki dan
menguasai komoditi pertanian yang diperjual belikan dan ketiga, lembaga
pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang
diperjual belikan (Sudiyono,2004).
Fungsi-fungsi
pemasaran
atas
komoditi
bermacam-macam.
Pada
prinsipnya terdapat tiga tipe fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi penyediaan fasilitas (Sudiyono,2004).
Fungsi pertukaran meliputi kegiatan yang menyangkut pengalihan hak
pemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri dari fungsi
pembelian dan penjualan. Dalam melaksanakan fungsi penjualan, maka produsen
atau lembaga pemasaran yang berada pada rantai pemasaran sebelumnya harus
memperhatikan kualitas, kuantitas, bentuk dan waktu serta harga yang diinginkan
pemasaran berikutnya (Sudiyono,2004).
Fungsi fisik menyangkut perpindahan barang-barang secara fisik dari
produsen sampai ke konsumen. Ada empat macam fungsi fisik yaitu:
pengumpulan, penyimpanan, pemilihan dan pengangkutan. Sebagai alat
penyaluran, perantara melakukan fungsi pengumpulan barang-barang dari
beberapa sumber. Fungsi penyimpanan menciptakan faedah atau kegunaan waktu,
karena melakukan penyesuaian antara penawaran dan permintaan. Fungsi
pemilihan dilakukan penyalur dengan cara menggolongkan, memeriksa dan
menentukan jenis barang yang disalurkan. Pengangkutan merupakan fungsi
pemindahan
barang
dari
tempat
barang
dihasilkan
ketempat
barang
dikonsumsikan (Swastha, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Fungsi penyediaan fasilitas adalah untuk memperlancar fungsi pertukaran
dan fungsi fisik. Fungsi penyediaan fasilitas merupakan usaha perbaikan sistem
pemasaran untuk meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi penetapan
harga. Fungsi ini meliputi standarisasi, penanggungan resiko, informasi harga dan
penyediaan dana (Sudiyono, 2004).
Dalam perekonomian yang masih kurang maju, hasil-hasil pertanian hanya
sedikit memerlukan proses pengolahan sampai dengan dikonsumsi oleh konsumen
terakhir. Fungsi pengolahan ini memegang peranan yang makin penting di negara
kita. Fungsi pengolahan tidak hanya menguntungkan konsumen saja tetapi juga
petani (Mubyarto, 1989).
Marjin dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu: Pertama, marjin
pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani. Kedua, marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa
pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa
pemasaran. Kelompok margin pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan
lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran atau
disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional, dan keuntungan (profit) lembaga
pemasaran (Sudiyono, 2004).
Apabila marjin dinyatakan dalam persentase, maka didapat apa yang
disebut persentase marjin (mark-up) yang dihitung atas dasar harga pokok
penjualan atau atas dasar harga penjualan eceran suatu komoditi. Istilah spread
digunakan untuk menyatakan perbedaan dua tingkat harga dan menunjukkan
jumlah uang yang diperlukan untuk menutupi biaya barang-barang di antara dua
tingkat pasar grosir dan pasar eceran (Hanafiah dan Saefuddin, 1986).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Daniel (2002) bahwa besarnya biaya pemasaran berbeda antara
jenis biaya yang satu dengan yang lainnya. Besarnya biaya pemasaran tergantung
pada hal berikut:
a. Macam komoditas yang dipasarkan
Ada komoditas yang bobotnya besar, tetapi nilainya kecil sehingga
membutuhkan biaya pemasaran yang besar. Sebaliknya ada komoditi yang kecil
dan ringan, tetapi mempunyai nilai yang timggi, dalam hal ini biaya
pemasarannya lebih rendah, dan lain sebagainya.
b. Lokasi/daerah produsen
Bila lokasi produsen jauh dari pasar atau lokasi konsumen, maka biaya
transportasi menjadi besar pula. Biasanya lokasi yang terpencil menjadi salah satu
penyebab rendahnya harga ditingkat produsen.
c. Macam dan peran lembaga niaga
Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat, semakin panjang rantai
pemasaran dan semakin besar biaya pemasaran komoditas tersebut.
Pemasaran memerlukan biaya. Biaya pemasaran ini makin besar dengan
berkembangnya pertanian dan dengan makin kompleksnya pemasaran. Konsumen
yang memiliki tingkat pendapatan dan kemakmuran yang semakin tinggi
menginginkan hasil-hasil pertanian yang semakin banyak ragamnya. Hasil
pertanian yang beragam membutuhkan proses pengolahan yang semakin
kompleks dan jasa-jasa sistem pemasaran yang semakin banyak. Karena itu, nilai
hasil pertanian yang sampai pada konsumen sudah memperoleh nilai tambah yang
Universitas Sumatera Utara
relatif makin besar dan persentase nilai rupiah yang diterima petani produsen
menjadi semakin kecil ( Mubyarto, 1989).
Sistem pemasaran (tataniaga/marketing) baru bisa dikatakan efisiensi
apabila :
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen
dengan biaya yang serendah-rendahnya.
2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga dibayar
konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan
produksi dan pemasaran tersebut (Daniel, 2002)
Efisiensi pemasaran (Ep) diukur dengan rumus:
Ep =
Biaya pemasaran
X 100 %
Nilai produk yang dipasarkan
Oleh karena itu efisiensi pemasaran akan terjadi kalau:
1. Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat
lebih tinggi.
2. Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen
tidak terlalu tinggi.
3. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan
4. Adanya kompetisi pasar yang sehat (Soekartawi, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Pemasaran pertanian merupakan kegiatan menyampaikan produk pertanian
dari produsen hingga kepada konsumen. Produk tersebut akan melalui jalur
pemasaran yang dapat berbeda panjang pendeknya. Saluran pemasaran salak
dapat dimulai dari petani sebagai produsen diteruskan ke pedagang pengumpul,
pedagang besar, pedagang pengecer hingga kepada konsumen
Setiap saluran akan melakukan fungsi pemasaran untuk menyampaikan
buah dari petani hingga konsumen akhir. Fungsi pemasaran tersebut antara lain
pembelian,
penjualan,
transportasi,
penyimpanan,
pembiayaan,
sortasi,
pengepakan, penanggungan resiko dan informasim pasar.
Lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi pemasaran akan
menimbulkan biaya. Dalam saluran pemasaran yang melibatkan pedagang
terdapat perbedaan harga antara petani dengan harga di tingkat konsumen akhir.
Harga yang dibayar kinsumen dialokasikan kepada share margin. Tinggi
rendahnya marjin pemasaran akan mempengaruhi efisiensi pemasaran.
Untuk mencapai tingkat efisiensi perlu kiranya pengaturan pemasaran
dengan menerapkan prinsip efisiensi agar share margin petani dan pedagang
dapat memperoleh laba yang adil pada tingkat harga yang terjangkau oleh
konsumen.
Secara skematis kerangka pemikiran dapat di gambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Fungsi Pemasaran:
Pembelian
Penjualan
Penyimpanan
Transportasi
Sortasi
Pengepakan
Pembiayaan
Penanggungan Resiko
Informasi Pasar
Petani Salak
Pedagang Pengecer
Pedagang Besar
Konsumen
P.Luar Daerah
Biaya Pemasaran
Harga di Tingkat
Konsumen
Harga di Tingkat Petani
Price Spread
Share Margin
Efisiensi
Ada Hubungan
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat sedikitnya dua saluran pemasaran salak di daerah penelitian.
2. Setiap lembaga pemasaran memiliki fungsi pemasaran yang bervariasi.
3. Biaya pemasaran di setiap lembaga pemasaran di
daerah penelitian
berbeda.
4. Masing-masing lembaga pemasaran memiliki sebaran harga dan bagian
harga yang diterima (share margin) yang berbeda.
5. Tingkat efisiensi pemasaran salak di daerah penelitian berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Download