pendahuluan - Universitas Sumatera Utara

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Di Indonesia telah
dibudidayakan di kolam biasa, sawah, waduk, sungai air deras, maupun dalam
keramba di perairan umum sejak tahun 1920. Budidaya ikan mas dan perikanan
pada umumnya tidak terlepas dari resiko biologis terutama yang disebabkan oleh
adanya gangguan penyakit. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk
mengatasi penyakit yang menyerang ikan peliharaan adalah mendeteksi tandatanda
serangan
dan
mengidentifikasi
secepat
mungkin
penyebabnya
(Purwaningsih, 2013).
Mendiagnosis serangan penyakit pada ikan merupakan cara yang tepat
untuk mengetahui penyebab serangan dan jenis penyakitnya. Perubahan patologis
pada berbagai organ eksternal maupun internal sering kali sudah memberi
petunjuk pada jenis penyakit tertentu (Kordi, 2004). Salah satu organisme patogen
penyebab timbulnya penyakit ikan pada usaha budidaya adalah bakteri,
diantaranya Edwardsiella tarda.
E. tarda adalah salah satu jenis bakteri yang masuk dalam daftar Hama
Penyakit Ikan Karantina (HPIK) yang harus dicegah penyebarannya. E. tarda
telah ditemukan pada ikan nila dari Jogja, ikan mas dari Pontianak, ikan lele dari
Sumatera, dan Lumajang, serta kura-kura Brasil yang diimpor ke Indonesia
(Narwiyani dan Kurniasih, 2011). Umumnya pembudidaya sering melakukan
pemberian berbagai macam antibiotik seperti ampicillin, chloramphenicol,
tetracycline dan disinfektan pada ikan. Penggunaan antibiotik secara terus
Universitas Sumatera Utara
menerus bila penggunaannya tidak tepat dapat menyebabkan bakteri patogen
menjadi resisten, terjadi penimbunan residu obat-obatan di dalam tubuh ikan dan
lingkungan
perairan,
akhirnya
dapat
membahayakan
konsumen
yang
mengkonsumsinya (Lukistyowati, 2012).
Mulyani dkk. (2013) menyatakan bahwa tumbuhan mangrove diketahui
merupakan salah satu sumber senyawa metabolit sekunder disamping sebagai
penghasil kayu untuk bahan bangunan dan juga banyak digunakan sebagai obat
tradisional. Kulit kayu bakau dianggap sebagai limbah yang tak berguna, dibakar
atau disimpan, dan belum dimanfaatkan secara maksimal, hanya sebagian kecil
saja digunakan untuk bahan bakar (Hamidah, 2006). Arumugam dkk. (2014)
menyatakan bahwa Rhizophora mucronata poir adalah tanaman bakau obatobatan yang penting milik keluarga Rhizophoraceae, umumnya dikenal sebagai
"bakau merah". Hal ini didokumentasikan untuk obat tradisional untuk mengobati
kaki gajah, hematoma, hepatitis, maag, angina, diare, perdarahan dan obat
penurun panas. Kehadiran metabolit sekunder yang beragam telah dilaporkan dari
spesies R. mucronata. R. mucronata memiliki senyawa metabolit aktif yang
penting yaitu senyawa alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, kuinon, saponin,
flavonoid, glikosida, dan fenol. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam tanaman
R. mucronata akan membantu untuk pengembangan obat lebih lanjut.
Perumusan Masalah
Penelitian tentang uji daya hambat ekstrak kulit batang R. mucronata
terhadap pertumbuhan bakteri E. tarda didasarkan pertimbangan bahwa kulit
batang R. mucronata merupakan tumbuhan mangrove yang bisa digunakan
sebagai bahan antibiotik alami untuk ikan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan,
yaitu:
1. Apakah ekstrak kulit batang R. mucronata dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E. tarda?
2. Apakah ekstrak kulit batang R. mucronata tidak bersifat toksik pada benih
ikan mas?
3. Apakah perendaman ekstrak kulit batang R. mucronata dapat mencegah
perkembangbiakan bakteri E. tarda pada benih ikan mas?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui daya hambat ekstrak kulit batang R. mucronata terhadap bakteri
E. tarda.
2. Mengetahui daya toksisitas ekstrak kulit batang R. mucronata dengan uji LC50
pada ikan mas (C. carpio).
3. Mengetahui perkembangbiakan bakteri E. tarda setelah dilakukan uji tantang
dengan menggunakan ekstrak kulit batang R. mucronata.
Manfaat
1. Sebagai bahan masukan bagi pembudidaya ikan tentang penggunaan ekstrak
kulit batang R. mucronata dalam mengendalikan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri E. tarda.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menerapkan
kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan kimia yang resisten
dan mencemari lingkungan dalam kegiatan produksi perikanan budidaya.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian
1. Ekstrak kulit batang R. mucronata dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.
tarda karena mengandung senyawa antibakteri.
2. Ekstrak kulit batang R. mucronata menunjukkan toksisitas yang rendah pada
benih ikan mas.
3. Ekstrak kulit batang R. mucronata dapat mencegah perkembangbiakan bakteri
E. tarda pada benih ikan mas.
Kerangka Pemikiran
Bakteri E. tarda merupakan bakteri yang bersifat patogen yang
menyebabkan penyakit pada ikan, terutama pada ikan budidaya sehingga ikan
menjadi sakit bahkan mengalami kematian. Selama ini pencegahan terhadap
serangan bakteri pada umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik yang
memiliki dampak resistensi terhadap bakteri penyebab penyakit pada ikan,
pencemaran terhadap lingkungan perairan bahkan residu pada ikan yang dapat
membahayakan konsumen.
Pengobatan dengan pemberian antibiotik yang berdampak negatif tersebut
merupakan dasar pemikiran untuk mencari alternatif pengobatan yang lebih alami
dan ramah lingkungan yaitu dengan terapi herbal menggunakan ekstrak kulit
batang R. mucronata. Pemanfaatan kulit batang R. mucronata ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang senyawa yang terkandung di dalam kulit
batang R. mucronata yang berpotensi sebagai antimikroba. Penggunaan ekstrak
kulit batang R. mucronata sebagai antimikroba juga perlu diketahui tingkat
toksisitasnya untuk melihat ada tidaknya efek toksik dan batas keamanan dalam
kaitannya dengan penggunaan senyawa yang ada dalam tumbuhan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian toksisitas dilakukan dengan menggunakan uji LC50 selama 48 jam.
Berdasarkan permasalahan di atas kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
Ikan Mas (C. carpio)
Edwardsiella tarda
Alternatif pengobatan dengan
ekstrak kulit batang
R. mucronata
Uji in vitro
Uji daya hambat
bakteri E. tarda
Uji LC50 48 jam
Uji invivo
Pengobatan dengan
konsentrasi yang
berbeda
Pengendalian
Bakteripemikiran
Penyebabpenelitian
Penyakit
Gambar
1. Kerangka
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Universitas Sumatera Utara
Download