BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Konsep Dasar Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Reilly yang diterjemahkan oleh Pritomo EP (2005:7), pengertian investasi adalah sebagai berikut: “Investmentis current commitment of dollars for period of time inorderto derive future payments that will compensate the investor for (1) the time the fund are committed (2) the expected rate of inflation and (3) the uncertainty of future payment “. Investasi adalah komitmen dari setiap dollar dalam satu periode tertentu, yang akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang. Berdasarkan definisi-definisi Investasi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan dengan tingkat resiko tertentu. 2.1.2 Jenis Investasi Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Investasi dalam bentuk aset riil (real assets). Yaitu investasi yang dapat dilakukan dalam bentuk aktiva berwujud fisik. 10 2. Investasi dalam bentuk surat berharga atau sekuritas yaitu investasi dalam bentuk surat-surat berharga, yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga atau perorangan tertentu.(Manurung: 2008) 2.1.3 Instrumen Investasi Macam-macam instrument investasi yaitu: - Investasi Aset Riil yaitu investasi pada aset berwujud seperti rumah, tanah, Gedung, hotel, gudang, dan emas. Aset tersebut akan memberikan tingkat pengembalian dalam bentuk kenaikan harga aset dan sewa atas aset tersebut. - Aset Finansial merupakan aset yang tidak berwujud dan dapat juga disebut aset hak pada saat dipegang, adapun instrumen pada investasi aset finansial antara lain : a. Investasi Pasar Uang Investasi pada pasar uang yang di maksud adalah investasi kepada instrumen investasi yang berjangka pendek, atau periodenya tidak lebih dari satu bulan, namun secara konsep instrumen pasar uang mempuanyai periode kurang dari satu tahun. Investasi pada surat utang yang berjangka waktu kurang dari satu tahun seperti Commercial Paper (CPs) dan Promissory Notes(PNs) merupakan investasi pada pasar uang. b. Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang di terbitkan oleh bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan system diskonto. BI menjual SBI dengan tujuan lain untuk 11 memperkecil jumlah uang beredar sehingga inflasi dapat di tekan, sedangkan BI membeli dalam rangka meningkatkan uang beredar dan sekaligus membuat deflasi tidak terjadi secara terus menerus. SBI merupakan instrumen investasi dengan resiko rendah. c. Commercial Papers dan Promissory Notes Surat utang yang merupakan instrumen investasi dan berjangka waktu 270 hari dikenal dengan Commercial Papers (CPs) atau Promissory Notes (CPs). Dalam surat utang ini menyatakan bahwa penerbit (issuers) wajib membayar kepada pemegang surat utang (bearer) tanpa kecuali atau issuer tidak mempunyai alasan untuk tidak membayar kepada pemegang surat utang tanpa kecuali atau issuer tidak mempunyai alasan untuk tidak membayar atas tagihan surat utang tersebut. d. Obligasi Obligasi yaitu surat utang yang dikeluarkan sebuah badan hukum dengan jangka waktu minimum lima tahun,dimana ditentukan pembayaran bunga (kupon) dan periode pembayaran kuponnya. Obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan badan hukum yang menerbitkannya yaitu obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah. Obligasi juga dapat dikelompokkan berdasarkan kupon yaitu obligasi berkupon tetap atau sama setiap pembayarannya dan obligasi berkupon mengambang dimana kupon obligasi ditentukan sekali enam bulan atau sekali setahun sekali kedepan. e. Reksa Dana Reksa dana merupakan kumpulan dana dari masyarakat yang di investasikan kedalam berbagai produk investasi oleh manajer investasi. 12 Ada dua jenis Reksa Dana: - Reksa Dana Tertutup yaitu reksa dana yang unit penyertaan dilakukan dengan bursa saham karena pemegang unit penyertaan memiliki saham atau pemegang unit menjual ke bursa sehingga permintaan dan penawaran merupakan harga dari unit. - Reksa Dana Terbuka yaitu Reksa dana dimana pemegang unit menjual unitnya langsung kepada manajer investasi. Harga unit ditentukan oleh harga harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan. f. Saham Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan yang memberikan perbagai hak menurut ketentuan undang – undang. Ada beberapa jenis saham di antaranya : - Common Stock dan Preferred Stock Common Stock atau saham biasa adalah saham tanpa hak istimewa, misal atas deviden, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi. Pemegang saham ini mempunyai hak suara dan menerima deviden secara proporsional sesuai kepemilikiannya. Preffered Stock adalah saham yang memiliki hak khusus dan keistimewaan tertentu yang meliputi prioritas dalam menerima deviden, memperoleh laba dan menerima hak-hak jika perusahaan mengalami likuidasi, namun tidak mempunyai hak suara. - Stock with Par, No Par - Stated Value, No Par - No Stated Value Ketiga jenis saham diatas berkenaan dengan jenis saham yang dikaitkan dengan mekanisme penerbitannya. 13 g. Right Dengan pengeluaran saham baru dari perusahaan, maka pemegang saham lama akan terdelusi baik harga maupun persentase kepemilikan. Right adalah hak untuk membeli saham tertentu pada harga tertentu oleh pemegang right dalam suatu periode tertentu. h. Warant Warant merupakan salah satu instrument investasi yang diperdagangkan dibursa yang merupakan pemanis dari produk investasi untuk menarik dana dari publik oleh perusahaan. i. Deposito Deposito merupakan instrumen investasi dengan resiko yang kecil, investor yang memiliki dana menempatkan dananya dalam bentuk deposito pada bank yang dipercaya dengan mendapatkan bunga sebagai hasil investasi dalam periode yang telah di tentukan. j. Unit Link Unit link adalah suatu program Proteksi – Investasi yang biasa terdapat pada progam asuransi dimana disamping memberikan fasilitas adanya proteksi untuk jiwa juga memberikan hasil investasi atas penempatan dana para nasabahnya. 2.1.4 Resiko Investasi Pengertian Resiko menurut Fischer &Jordan (1995:65) Resiko diartikan sebagai ketidakpastian dalam kemungkinan distribusi return. 14 Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa resiko investasi merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor yang dapat menyebabkan tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada suatu instrumen investasi tertentu atau dengan kata lain, merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian dalam suatu investasi. Resiko terbesar dalam berinvestasi adalah hilangnya seluruh nilai investasi yang ditanamkan. Hal ini mungkin terjadi jika bank dimana investasi ditempatkan bangkrut, atau penerbit obligasi yang dibeli bangkrut, sehingga mereka tidak dapat memenuhi kewajiban mereka untuk membayar bunga dan nilai pokok investasi. Karena itu, dalam berinvestasi diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik potensi keuntungan serta resiko dari masing-masing instrumen yang akan dipilih. Resiko dalam berinvestasi umumnya dikaitkan dengan ada tidaknya “jaminan” atas hasil investasi. Jika suatu instrumen investasi memberikan jaminan atas hasil investasi maka dikatakan bahwa investasi tersebut “tidak beresiko”, namun jika instrumen investasi tidak memberikan jaminan atas hasil investasi maka di katakana bahwa investasi tersebut “beresiko“. Namun resiko dan hasil investasi merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dimana jika mengharapkan hasil investasi yang besar maka resiko yang harus dihadapi juga besar, begitu pula sebaliknya (High Risk High Return). (Pratomo, EP : 2005). 15 2.1.5 Jenis Investor Dari sudut tingkat penerimaan terhadap resiko, investor dapat di kategorikan dalam tiga bagian: Konservatif, moderat dan agresif. a. Investor Konservatif, tidak berani menghadapi kerugian dan ketidakpastian, sehingga cenderung memilih instrumen yang sangat aman dengan hasil yang sudah diketahui sebelumnya, seperti deposito. b. Investor Moderat umumnya berani mengambil resiko yang lebih tinggi dan akan mempertimbangkan secara hati-hati jenis instrumenyang akan dimilikinya serta membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikan ke dalam instrumen beresiko hingga porsi tertentu. c. Investor Agresif memiliki keberanian menerima resiko lebih tinggi dari investor moderat, serta berani mengalokasikan sebagian besar dana investasinya pada instrument beresiko. (Pratomo, EP : 2005). Kiyosaki (2005:113) dalam bukunya menyebutkan jenis investor dibedakan dalam tujuh tingkat yaitu: 1. Tingkat 0 (Nol) : Mereka Yang Tidak Mempunyai Modal Untuk Diinvestasikan Orang-orang yang tidak mempunyai uang untuk di investasikan. Mereka menghabiskan semua yang mereka peroleh atau menghabiskan lebih dari pada yang mereka peroleh. 2. Tingkat 1 (Satu) : Peminjam Orang-orang yang menyelesaikan masalah finansial dengan meminjam uang, bahkan melakukan investasi dengan uang pinjaman. 16 3. Tingkat 2 (Dua) : Penabung Orang-orang yang menyisihkan sejumlah “kecil” uang biasanya secara teratur.Uang tersebut disimpan dalam mekanisme penyimpanan beresiko kecil dan berbunga kecil seperti rekening cek, rekening tabungan atau sertifikat deposito. 4. Tingkat 3 (Tiga) : Investor Pandai Investor tingkat tiga menyadari perlunya investasi. Mereka memiliki program pensiun atau melakukan investasi diluar dalam bentuk dana bersama, saham, atau obligasi. 5. Tingkat 4 (Empat) : Investor Jangka Panjang Investor yangmengerti investasi dan secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan investasi mereka sendiri.Sebelum membeli sebuah investasi mereka belajar dulu serta meminta saran dari perancang finansial yang kompeten. 6. Tingkat 5 ( Lima ) : Investor Canggih Investor tipe canggih “sanggup” mencari strategi investasi yang lebih agresif atau beresiko. Karena mempunyai kebiasaan mengelola uang yang baik, dasar finansial yang kuat, dan juga ahli dalam hal berinvestasi. 7. Tingkat 6 ( Enam ) : Kapitalis Tujuan seorang kapitalis adalah membuat lebih banyak uang dengan cara sinergis mengelola uang orang lain, bakat orang lain, dan waktu orang lain. Kaum kapitalis menyediakan uang, yang menciptakan uang, bisnis dan hal-hal yang membuatnegara makmur. 17 2.2. Tahapan Berinvestasi Sesuai dengan Karakter Usia Dalam masa kehidupan, manusia melalui 4 tahapan kehidupan dengan tindakan investasi masing-masingyang bisa diambil berbeda sesuai dengan tahapan usianya yaitu: (Hidayat, A: 2013) 1. Accumulation Stage (umur 20 – 35). Accumulation stage dapat dipandang sebagai masa awal karir seseorang. Secara umum umur 20 – 35 situasi yang dihadapi adalah disisi karir berada pada early to mid career, baru saja menikah dan mempunyai anak, relatif mempunyai saving dari gaji yg diterima dan ini merupakan golden age, karena disatu sisi pendapatan sudah dapat diandalkan sementara pengeluaran belum terlalu besar, dan target finansial (pensiun, pendidikan anak, dsb) pada umumnya masih jauh. Mengingat tenggat waktu dari target finansial masih cukup jauh, maka secara umum investasi diperiode ini sebagian besar diarahkan pada high yield investment seperti saham. Portfolio investasti keuangan yang bisa diambil : Saham 80 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 15 % 2. Consolidation Stage (umur 36 – 52) Pada masa consolidation stage secara umum situasi yang dihadapi adalah di sisi karir berada pada mid to top career dan telah menikah cukup lama, mempunyai excess return dari gaji / bisnis yang digeluti tapi juga dan mempunyai banyak kewajiban.Dibutuhkan pola kehidupan finansial yang sehat untuk memastikan terdapat saving yang cukup memadai dalam menghadapi masa pensiun yang sudah dekat. Pada consolidation stage, jangka waktu dari target finansial sudah mulai dekat, secara umum investasi diperiode ini walaupun sebagian besar diarahkan pada high yield investment seperti saham, namun komposisi pada investasi yang memberikan regular return juga semakin 18 diperbesar. Portfolio yang bisa diambil adalah Saham 60 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 35 % 3. Spending Stage (umur 53 – 65) Spending stage secara umum adalah periode pensiun yang akan dijalani. Pada masa ini pendapatan telah menurun secara drastis, dan harus hidup dari tabungan yang telah dihasilkan selama accumulation dan consolidation stage. Spending stage akan bisa dinikmati dengan baik bila mampu mempersiapkan sumber “Passive Income” dari kedua stage sebelumnya. Pada spending stage, portfolio investasi bisa dialihkan sebagain besar pada investasi yang memberikan regular return (seperti obligasi). Mengingat pada masa tersebut lebih membutuhkan kepastian investasi yang lebih dari kedua masa sebelumnya. Dalam masa ini portfolio yang bisa diambil adalah: Saham 30 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 65 % 4. Gifting Stage (umur 65 ke atas) Gifting stage adalah masa terakhir dalam tahapan kehidupan manusia. Secara umum walaupun pendapatan telah menurun namun sudah tidak banyak lagi kewajiban yang harus dipenuhi (semua anak telah dewasa dan memberikan cucu yang lucu). Sesuai dengan namanya stage Ini adalah periode untuk memberi. Profil portfolio dalam stage ini dititik beratkan pada portfolio yang tidak fluktuatif pergerakannya, mempunyai regular return dan low risk. Porfolio yang bisa diambil adalah saham 10%, Pasar Uang 50%, Obligasi 40%. 2.3. Rencana Investasi Perencanaan adalah hal yang sangat penting dalam melakukan investasi karena dengan perencanaan yang baik akan membuat keputusan investasi 19 secara tepat, sebelum berinvestasi, seseorang harus memperhatikan beberapa hal yaitu: 1. Kondisi awal; dimana setiap orang harus mengerti apa aset dan kewajiban yang dimiliki, berapa penghasilan dan pengeluaran yang tiap bulan. Sebelum mencari tujuan finansial seseorang harus tahu kemampuan masingmasing dan bisa memastikan bahwa kondisi keuangannya sehat. Hal tersebut bisa diketahui dengan melihat arus kas bulanan. Arus kas yang sehat bisa ditunjukkan dengan gambar di bawah ini. Tabel 2.1Arus Kas Pribadi PERIKSA ARUS KAS BULANAN Gaji Hasil Bisnis Sewa Properti PENGHASILAN Deviden/ Saham Kupon Obligasi Bunga Deposito Cicilan Utang Premi Asuransi Rumah Tangga Transportasi PENGELUARAN Anak Keluarga Pekerja Kesehatan Pribadi SISA Positif / Negatif 30% 20 - 40 % 20% Minimal 10-30% (Sumber : Hananto Ligwina ; Untuk Indonesia yang Kuat) Setelah mengetahui kemampuan diri dalam menyisihkan penghasilan untuk investasi dimasa depan yang bisa di mulai dari 10 % - 30 % maka yang yang dibutuhkan selanjutnya adalah komitmen untuk menjaga agar dana yang disisihkan untuk investasi tiap bulan bisa di lakukan secara rutin dan konsisten. 2. Tujuan finansial yang ingin dicapai, seseorang harus mengetahui apa tujuan investasi yang akan dicapai, tujuan harus memiliki nilai dan nilai ini akan dipengaruhi inflasi setiap tahunnya. 20 3. Cara mencapasi tujuan, yaitu dengan memilih instrumenapa yang paling tepat yang akan dipilih untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Produk yang dipilih harus sesuai dengan target yang ingin dicapai sesuai waktu yang telah ditentukan dalam berinvestasi. Rangkaian rencana keuangan dapat digambarkan pada gambar dibawah ini: (Sumber: Hananto, Ligwina ; Untuk Indonesia yang Kuat) Gambar 2.1 Komponen Rencana Keuangan Untuk memudahkan perencanaan keuangan, setelah mengetahui apa tujuan investasi yang akan dicapai, kemudian menyusun anggaran dengan memisahkan rekening-rekening sesuai tujuannya. Ada empat macam rekening yang dapat digunakan dalam membantu perencanaan keuangn berjalan baik yaitu: 1. Rekening pendapatan Rekening pendapatan adalah rekening yang khusus ditujukan untuk menampung pendapatan, bukan untuk belanja. 2. Rekening pengeluaran Rekening pengeluaran adalah rekening yang khusus dibuat untuk menangani cash out jika kita memerlukan untuk keperluan konsumsi primer, sekunder, tersier. 21 3. Rekening Investasi Rekening investasi adalah rekening yang dialokasikan untuk keperluan pembelian aset produktif. 4. Rekening emergency fund (Rekening dana darurat) adalah rekening yang dananya tidak boleh diambil, kecuali memang kondisi keuangan collapse atau bangkrut. Dan pengelolaan yang baik adalah dengan mendahulukan untuk mengisi terlebih dahulu rekening investasi dan rekening dana darurat, baru kemudian rekening pengeluaran Setelah memilih salah satu instrumen investasi terutama dalam instrumen produk keuangan, hal yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan secara rutin atas investasi. Hal tersebut dilakukan agar diketahui apakah investasi yang dilakukan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan terutama melihat pengaruh inflasi atas nilai hasil investasi tersebut, sehingga bisa dilakukan penyesuaian atas instrument investasi jika portfolio tidak memberikan hasil sesuai dengan tujuan investasi semula yang telah direncanakan.Untuk investasi jangka panjang check up harus dilakukan minimal satu tahun sekali. Untuk investasi jangaka menengah minimal enam bulan sekali dan investasi jangka pendek setiap tiga bulan. (Akbar, A : 2013) 2.4. Pengetahuan Investasi Berinvestasi adalah suatu proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Alasan melakukan investasi dipicu oleh kebutuhan akan masa depan yang akan lebih besar, dan hal tersebut harus diatasi dengan menyempatkan diri berhemat dalam mengelola 22 keuangannya terutama bagi wanita bekerja. Empat hal yang wajib diketahui oleh para wanita bekerja agar kaum wanita dapat mempersiapkan masa depan yang lebih aman: 1. Memahami berapa dana harus ditabung agar aman secara keuangan sesuai tujuan yang ingin dicapai, sehingga diketahui jangka waktu berinvestasi. Tujuan investasi jangka pendek yaitu 1-3 tahun, jangka menegah 3-5 tahun dan jangka panjang diatas 5 tahun. 2. Tidak mengandalkan pasangan. Mengendalikan sendiri kondisi financial dimasa depan, sangat penting untuk menabung secara konsisten untuk menjalankan rencana keuangan yang telah ditetapkan. 3. Membuat uang tidak ada habisnya (Money makes money). Investasi adalah cara untuk memiliki tabungan yang cukup untuk bisa hidup hanya dari penghasilan pertumbuhan investasi dan profit. Sehingga memilih instrumen investasi yang tepat sangat penting. 4. Mempelajari investasi. Dengan semakin banyak mempelajari investasi maka akan membuat wanita bekerja semakin paham mengenai investasi, pemilihan instrument investasi, pemahaman mengenai resiko, dan kemungkinan return yang akan diperoleh, dimana instrumen investasi yang akan memberikan return lebih tinggi maka resiko yang akan ditanggung juga akan lebih tinggi, dengan memahami seluk beluk investasi dan konsep high risk high returnakanmemberi kemudahan dalam memilih produk investasi yang tepat dan memberi pengaruh baik pada kondisi keuangan secara keseluruhan. (Purnomo,H. :2012). 23 Investasi sangat penting dilakukan untuk mengamankan keuangan dimasa datang, manfaat umum investasi untuk masa depan diantaranya : a. Memperoleh jaminan pendapatan tetap. Aset investasi akan memberikan keuntungan dimasa depan karena saat dijual akan dinilai lebih tinggi dari harga pembeliannya (capital gain). Sehingga aset tersebut bekerja untuk menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. b. Mendorong hidup hemat. Investasi yang dilakukan secara konsisten setiap bulan akan mendorong pemiliknya untuk mengurangi pengeluaran dan bersikap hemat serta mengutamakan dana investasi. c. Menciptakan kebahagian hidup dalam keluarga. Investasi dapat menciptakan kebahagiaan dalam keluarga, jika semua tujuan keuangan dimasa depan dapat terpenuhi maka masa depan keluarga akan lebih baik dan lebih bahagia. 2.5. Perilaku Investasi Dalam memutuskan untuk berinvestasi, seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi serta emosinya. Dalam perbagai studi perilaku keuangan yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa: - Jenis Kelamin: Wanita cenderung mengambil resiko lebih sedikit (lebih konservatif) dibandingkan dengan laki-laki. - Status perkawinan: seseorang yang berstatus belum menikah cenderung berani mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada mereka yang telah menikah. 24 - Umur: Mereka yang berusia lebih muda lebih berani mengambil resiko (Risk Seeking), daripada mereka yang berusia lebih tua. - Pengetahuan Keuangan atau Pengalaman & Keahlian: Seseorang yang percaya bahwa mereka memiliki pengetahuan mengenai situasi dan resiko keuangan, cenderung lebih berani mengambil resiko yang lebih besar dalam hal keuangan. Teori mengenai perilaku keuangan didasarkan pada revolusi yang dilakukan oleh para peneliti dalam ilmu psikologi dan perilaku ekonomi pada era 1960 – 1970 an. Pada era ini, peneliti memanfaatkan metode penelitian perilaku dan asumsi dari ilmu sosial untuk mempelajari proses penilaian dari katergori yang berbeda pada tiap individu. Di tahun 1990an para peneliti persepsi-resiko mencatat adanya pengaruh yang sangat signifikan antara rasa khawatir dan proses pengambilan keputusan. Rasa khawatir memiliki hubungan yang sangat berpengaruh pada emosi para wanita, karena wanita cenderung lebih emosional yang menyebabkan wanita memiliki lebih banyak mood negatif dibandingkan para pria. Demikian juga dalam memutuskan untuk berinvestasi, faktor rasa khawatir akan resiko terhadap uang yang diinvestasikan akan mempengaruhi keputusan para wanita dalam berinvestasi maupun dalam pemilihan produk investasi yang diyakini. (Ricciardi,V: 2008). Adapun langkah-langkah dalam proses manajemen investasi yang harus diperhatikan adalah yaitu: 1. Menetapkan sasaran investasi Menetapkan sasaran investasi adalah menentukan tujuan investor dalam melakukan investasi. Terkait dengan tujuan, pendapatan, juga terkait 25 dengan berapa besar dana yang dimiliki karena akan berhubungan dengan pilihan aktiva untuk investasinya. 2. Membuat kebijakan investasi Dalam membuat kebijakan investasi terkait dengan jangka waktu investor mengharapkan dana yang diinvestasikan akan kembali dan tingkat tinggi atau rendahnya resiko yang dapat ditolerir oleh investor. 3. Memilih strategi portofolio Dalam memilih portofolio strategi yang ditempuh investor dapat memilih strategi aktif yaitu menggunakan informasi-informasi yang tersedia serta teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik atau strategi pasif yang melibatkan input ekspektasi yang minimal dan lebih menggantungkan pada diversifikasi aktiva. 4. Memilih instrumen investasi Dalam pemilihan ini perlu diingat bahwa portofolio yang efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat pengembalian terbesar untuk tingkat resiko tertentu atau menghasilkan tingkat pengembalian tertentu pada tingkat resiko yang terkecil. 5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja Setelah berinvestasi investor bisa melakukan perhitungan berapa besar tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi yang dilakukan kemudian membandingkan dengan patokannya. Apabila merasa kurang puas dengan kinerja dari portofolio investasi tersebut, maka investor dapat melakukan revisi. (Malinda, M :2010). 26 2.6. Metodelogi Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana akan memunculkan suatu hipotesis yang akan diuji. Metode pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui kuisioner dengan melibatkan sampel yang dipilih secara acak yaitu wanita bekerja. Data yang diperlukan dalam penelitian merupakan data primer dan pengumpulannya dilakukan dengan kuesioner. 2.7. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian perilaku investasi (Lusardi, A. :2008) menunjukkan, dari survey yang dilakukan kepada responden yang berumur 51 tahun atau lebih, sebesar 1/3 dari jumlah responden menyatakan mereka tidak memiliki perencanaan pensiun sama sekali. Dan mereka yang kurang dalam perencanaan pensiun adalah dari penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, penduduk Amerika-Afrika, serta wanita. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa perencanaan keuangan memiliki pengaruh yang kuat pada kekayaan. Responden yang kurang memiliki perencanaan disebabkan memiliki pengetahuan keuangan dasar yang kurang. Sementara dalam penelitian lain yang berjudul Gender Differences in Personal Saving Behaviors (Fisher,J.P : 2010), menunjukkan dari 1.171 sampel yang diteliti yang terdiri dari 702 wanita dan 469 pria terdapat perbedaan perilaku investasi antara pria dan wanita, sejumlah 61% pria menabung di usia lebih awal, sementara hanya 47% wanita yang menabung lebih awal. Usia rata – rata dari wanita 10 tahun lebih besar dari pria dimana pria yang di teliti dibagi dalam 2 kelompok usia yaitu < 43 tahun dan 43-56 tahun, sementara wanita 27 dikelompokkan dalam usia 57-73 tahun dan > 73 tahun dimana cenderung lebih tua. 58,1 % dari wanita menyatakan mereka tidak mau mengambil resiko keuangan, dan hanya 39,8 % pria yang tidak mau mengambil resiko keuangan. Sebanyak 43 % wanita menyatakan mereka memiliki rencana investasi dalam janga pendek, dibanding dengan pria yang sebesar 31%, sementara yang memiliki rencana investasi jangka menengah hampir sama antara wanita dan pria yaitu 46 % dan 48 % , dan 12 % dari wanita menyatakan memiliki rencana investasi jangka panjang sementara pria sebesar 21 %. Dari penelitian tersebut dapat ditunjukkan bahwa wanita dengan usia lebih tua cenderung tidak mengambil dalam resiko berivestasi karena tidak ingin kehilangan pendapatannya dengan berinvestasi pada instrumen yang beresiko dan merencanaan investasi dengan jangka yang lebih pendek. Dalam penelitian yang berjudul Behavioral Finance: A study of gender affects on investing decisions (Fish, J.P: 2012) menyatakan bahwa secara umum perempuan akan lebih menghindari resiko dibandingkan laki-laki dalam berinvestasi. Karena perempuan yang dianggap lebih menghindari resiko dibandingkan laki-laki, agen investasi cenderung mendorong perempuan untuk berinvestasi di portfolio kurang berisiko, yang menghasilkan return yang lebih rendah. Ini menjadi masalah besar karena wanita cenderung hidup lebih lama dengan laki-laki dan akan membutuhkan dana lebih dari laki-laki untuk mendukung diri mereka sendiri sepanjang masa pensiun. Hasil penelitian yang disampaikan menunjukkan bahwa wania lebih menghindari resiko dalam berinvestasi dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan adanya perbedaan 28 pengetahuan keuangan, pengalaman dalam bidang keuangan serta kepercayaan diri dalam berinvestasi. 2.8. Pengembangan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran dimana terdapat variabel bebas yaitu Karakteristik Usia (X1), Rencana Investasi(X2), Pengetahuan Investasi (X3) dan variabel terikat yaitu Perilaku Investasi Pada Wanita Bekerja(Y). Gambar 2.2.Kerangka Pemikiran Hipotesis yang ingin disampaikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1 Seperti yang diungkapkan dalam penelitiannya (Fisher, JP: 2010) bahwa wanita dengan usia lebih tua akan menghindari resiko dan berinvestasi dengan jangka pendek. Ha1 = Karakteristik usia berpengaruh pada perilaku investasi wanita bekerja. 29 Hipotesis 2 Rencana investasi berkaitan dengan menejemen pendapatan yang dilakukan, pada penelitian sebelumnya (Lusardi,A.2008) diungkapkan bahwa perencanaan investasi sangat penting dan berhubungan dengan tingkat kebaikan hidup seseorang. Ha2 = Rencana Investasi berpengaruh pada perilaku investasi wanita bekerja. Hipotesis 3 Pada penelitian yang dilakukan (Lusardi, A.:2008) menjelaskan bahwa kelompok yang tidak memiliki perencanaan dana pensiun adalah mereka yang memiliki pendidikan rendah dan pengetahuan keuangan dasar yang rendah. Ha3 = Pengetahuan investasi berpengaruh pada perilaku investasi wanita bekerja. Hipotesis 4 Seperti yang diungkapkan dalam penelitiannya (Fisher,J.P : 2010), dimana wanita yang lebih tua lebih menghindari resiko keuangan, memiliki rencana investasi dalam jangka pendek. Dan juga penelitian yang diungkapkan (Lusardi, A.:2008) dimana kelompok yang tidak memiliki perencanaan investasi adalah kaum wanita dan kaum yang memiliki pengetahuan keuangan dasar yang kurang serta pendidikan yang rendah. Ha4 = Karakteristik usia, Rencana investasi dan Pengetahuan investasi berpengaruh pada Perilaku investasi wanita bekerja. 30