BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Konsep Dasar Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
dimasa depan.
Reilly yang diterjemahkan oleh Pritomo EP (2005:7), pengertian
investasi adalah sebagai berikut:
“Investmentis current commitment of dollars for period of time inorderto
derive future payments that will compensate the investor for (1) the time
the fund are committed (2) the expected rate of inflation and (3) the
uncertainty of future payment “.
Investasi adalah komitmen dari setiap dollar dalam satu periode tertentu,
yang akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan
datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat
inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang
akan datang.
Berdasarkan definisi-definisi Investasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang
untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan dengan tingkat resiko tertentu.
2.1.2 Jenis Investasi
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Investasi dalam bentuk aset riil (real assets).
Yaitu investasi yang dapat dilakukan dalam bentuk aktiva berwujud fisik.
10
2. Investasi dalam bentuk surat berharga atau sekuritas yaitu investasi
dalam bentuk surat-surat berharga, yang pada dasarnya merupakan klaim
atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga atau perorangan
tertentu.(Manurung: 2008)
2.1.3 Instrumen Investasi
Macam-macam instrument investasi yaitu:
- Investasi Aset Riil yaitu investasi pada aset berwujud seperti rumah,
tanah, Gedung, hotel, gudang, dan emas. Aset tersebut akan memberikan
tingkat pengembalian dalam bentuk kenaikan harga aset dan sewa atas
aset tersebut.
- Aset Finansial merupakan aset yang tidak berwujud dan dapat juga
disebut aset hak pada saat dipegang, adapun instrumen pada investasi
aset finansial antara lain :
a. Investasi Pasar Uang
Investasi pada pasar uang yang di maksud adalah investasi kepada
instrumen investasi yang berjangka pendek, atau periodenya tidak lebih
dari satu bulan, namun secara konsep instrumen pasar uang mempuanyai
periode kurang dari satu tahun. Investasi pada surat utang yang berjangka
waktu kurang dari satu tahun seperti Commercial Paper (CPs) dan
Promissory Notes(PNs) merupakan investasi pada pasar uang.
b. Sertifikat Bank Indonesia
SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang di terbitkan oleh
bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek
dengan system diskonto. BI menjual SBI dengan tujuan lain untuk
11
memperkecil jumlah uang beredar sehingga inflasi dapat di tekan,
sedangkan BI membeli dalam rangka meningkatkan uang beredar dan
sekaligus membuat deflasi tidak terjadi secara terus menerus. SBI
merupakan instrumen investasi dengan resiko rendah.
c. Commercial Papers dan Promissory Notes
Surat utang yang merupakan instrumen investasi dan berjangka waktu
270 hari dikenal dengan Commercial Papers (CPs) atau Promissory
Notes (CPs). Dalam surat utang ini menyatakan bahwa penerbit (issuers)
wajib membayar kepada pemegang surat utang (bearer) tanpa kecuali
atau issuer tidak mempunyai alasan untuk tidak membayar kepada
pemegang surat utang tanpa kecuali atau issuer tidak mempunyai alasan
untuk tidak membayar atas tagihan surat utang tersebut.
d. Obligasi
Obligasi yaitu surat utang yang dikeluarkan sebuah badan hukum dengan
jangka waktu minimum lima tahun,dimana ditentukan pembayaran bunga
(kupon)
dan
periode
pembayaran
kuponnya.
Obligasi
dapat
dikelompokkan berdasarkan badan hukum yang menerbitkannya yaitu
obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah. Obligasi juga dapat
dikelompokkan berdasarkan kupon yaitu obligasi berkupon tetap atau
sama setiap pembayarannya dan obligasi berkupon mengambang dimana
kupon obligasi ditentukan sekali enam bulan atau sekali setahun sekali
kedepan.
e. Reksa Dana
Reksa dana merupakan kumpulan dana dari masyarakat yang di
investasikan kedalam berbagai produk investasi oleh manajer investasi.
12
Ada dua jenis Reksa Dana:
- Reksa Dana Tertutup yaitu reksa dana yang unit penyertaan dilakukan
dengan bursa saham karena pemegang unit penyertaan memiliki
saham atau pemegang unit menjual ke bursa sehingga permintaan dan
penawaran merupakan harga dari unit.
- Reksa Dana Terbuka yaitu Reksa dana dimana pemegang unit menjual
unitnya langsung kepada manajer investasi. Harga unit ditentukan
oleh
harga
harga
penutupan
perdagangan
pada
hari
yang
bersangkutan.
f. Saham
Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan yang
memberikan perbagai hak menurut ketentuan undang – undang.
Ada beberapa jenis saham di antaranya :
- Common Stock dan Preferred Stock
Common Stock atau saham biasa adalah saham tanpa hak istimewa,
misal atas deviden, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi
likuidasi. Pemegang saham ini mempunyai hak suara dan menerima
deviden secara proporsional sesuai kepemilikiannya. Preffered Stock
adalah saham yang memiliki hak khusus dan keistimewaan tertentu
yang meliputi prioritas dalam menerima deviden, memperoleh laba
dan menerima hak-hak jika perusahaan mengalami likuidasi, namun
tidak mempunyai hak suara.
- Stock with Par, No Par - Stated Value, No Par - No Stated Value
Ketiga jenis saham diatas berkenaan dengan jenis saham yang
dikaitkan dengan mekanisme penerbitannya.
13
g. Right
Dengan pengeluaran saham baru dari perusahaan, maka pemegang saham
lama akan terdelusi baik harga maupun persentase kepemilikan. Right
adalah hak untuk membeli saham tertentu pada harga tertentu oleh
pemegang right dalam suatu periode tertentu.
h. Warant
Warant merupakan salah satu instrument investasi yang diperdagangkan
dibursa yang merupakan pemanis dari produk investasi untuk menarik
dana dari publik oleh perusahaan.
i. Deposito
Deposito merupakan instrumen investasi dengan resiko yang kecil,
investor yang memiliki dana menempatkan dananya dalam bentuk
deposito pada bank yang dipercaya dengan mendapatkan bunga sebagai
hasil investasi dalam periode yang telah di tentukan.
j. Unit Link
Unit link adalah suatu program Proteksi – Investasi yang biasa terdapat
pada progam asuransi dimana disamping memberikan fasilitas adanya
proteksi untuk jiwa juga memberikan hasil investasi atas penempatan
dana para nasabahnya.
2.1.4 Resiko Investasi
Pengertian Resiko menurut Fischer &Jordan (1995:65) Resiko diartikan
sebagai ketidakpastian dalam kemungkinan distribusi return.
14
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa resiko
investasi merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor yang
dapat menyebabkan tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada suatu
instrumen investasi tertentu atau dengan kata lain, merupakan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian dalam suatu investasi.
Resiko terbesar dalam berinvestasi adalah hilangnya seluruh nilai
investasi yang ditanamkan. Hal ini mungkin terjadi jika bank dimana investasi
ditempatkan bangkrut, atau penerbit obligasi yang dibeli bangkrut, sehingga
mereka tidak dapat memenuhi kewajiban mereka untuk membayar bunga dan
nilai pokok investasi.
Karena itu, dalam berinvestasi diperlukan pengetahuan mengenai
karakteristik potensi keuntungan serta resiko dari masing-masing instrumen
yang akan dipilih. Resiko dalam berinvestasi umumnya dikaitkan dengan ada
tidaknya “jaminan” atas hasil investasi. Jika suatu instrumen investasi
memberikan jaminan atas hasil investasi maka dikatakan bahwa investasi
tersebut “tidak beresiko”, namun jika instrumen investasi tidak memberikan
jaminan atas hasil investasi maka di katakana bahwa investasi tersebut
“beresiko“.
Namun resiko dan hasil investasi merupakan dua sisi mata uang yang
tidak dapat dipisahkan, dimana jika mengharapkan hasil investasi yang besar
maka resiko yang harus dihadapi juga besar, begitu pula sebaliknya (High Risk
High Return). (Pratomo, EP : 2005).
15
2.1.5 Jenis Investor
Dari sudut tingkat penerimaan terhadap resiko, investor dapat di
kategorikan dalam tiga bagian: Konservatif, moderat dan agresif.
a. Investor
Konservatif,
tidak
berani
menghadapi
kerugian
dan
ketidakpastian, sehingga cenderung memilih instrumen yang sangat aman
dengan hasil yang sudah diketahui sebelumnya, seperti deposito.
b. Investor Moderat umumnya berani mengambil resiko yang lebih tinggi
dan akan mempertimbangkan secara hati-hati jenis instrumenyang akan
dimilikinya serta membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikan ke
dalam instrumen beresiko hingga porsi tertentu.
c. Investor Agresif memiliki keberanian menerima resiko lebih tinggi dari
investor moderat, serta berani mengalokasikan sebagian besar dana
investasinya pada instrument beresiko. (Pratomo, EP : 2005).
Kiyosaki (2005:113) dalam bukunya menyebutkan jenis investor
dibedakan dalam tujuh tingkat yaitu:
1. Tingkat 0 (Nol) : Mereka Yang Tidak Mempunyai Modal Untuk
Diinvestasikan
Orang-orang yang tidak mempunyai uang untuk di investasikan.
Mereka
menghabiskan
semua
yang
mereka
peroleh
atau
menghabiskan lebih dari pada yang mereka peroleh.
2. Tingkat 1 (Satu) : Peminjam
Orang-orang
yang
menyelesaikan
masalah
finansial
dengan
meminjam uang, bahkan melakukan investasi dengan uang pinjaman.
16
3. Tingkat 2 (Dua) : Penabung
Orang-orang yang menyisihkan sejumlah “kecil” uang biasanya secara
teratur.Uang tersebut disimpan dalam mekanisme penyimpanan
beresiko kecil dan berbunga kecil seperti rekening cek, rekening
tabungan atau sertifikat deposito.
4. Tingkat 3 (Tiga) : Investor Pandai
Investor tingkat tiga menyadari perlunya investasi. Mereka memiliki
program pensiun atau melakukan investasi diluar dalam bentuk dana
bersama, saham, atau obligasi.
5. Tingkat 4 (Empat) : Investor Jangka Panjang
Investor yangmengerti investasi dan secara aktif terlibat dalam
pengambilan keputusan investasi mereka sendiri.Sebelum membeli
sebuah investasi mereka belajar dulu serta meminta saran dari
perancang finansial yang kompeten.
6. Tingkat 5 ( Lima ) : Investor Canggih
Investor tipe canggih “sanggup” mencari strategi investasi yang lebih
agresif atau beresiko. Karena mempunyai kebiasaan mengelola uang
yang baik, dasar finansial yang kuat, dan juga ahli dalam hal
berinvestasi.
7. Tingkat 6 ( Enam ) : Kapitalis
Tujuan seorang kapitalis adalah membuat lebih banyak uang dengan
cara sinergis mengelola uang orang lain, bakat orang lain, dan waktu
orang lain. Kaum kapitalis menyediakan uang, yang menciptakan
uang, bisnis dan hal-hal yang membuatnegara makmur.
17
2.2. Tahapan Berinvestasi Sesuai dengan Karakter Usia
Dalam masa kehidupan, manusia melalui 4 tahapan kehidupan dengan
tindakan investasi masing-masingyang bisa diambil berbeda sesuai dengan
tahapan usianya yaitu: (Hidayat, A: 2013)
1. Accumulation Stage (umur 20 – 35).
Accumulation stage dapat dipandang sebagai masa awal karir seseorang.
Secara umum umur 20 – 35 situasi yang dihadapi adalah disisi karir berada
pada early to mid career, baru saja menikah dan mempunyai anak, relatif
mempunyai saving dari gaji yg diterima dan ini merupakan golden age, karena
disatu sisi pendapatan sudah dapat diandalkan sementara pengeluaran belum
terlalu besar, dan target finansial (pensiun, pendidikan anak, dsb) pada
umumnya masih jauh. Mengingat tenggat waktu dari target finansial masih
cukup jauh, maka secara umum investasi diperiode ini sebagian besar
diarahkan pada high yield investment seperti saham. Portfolio investasti
keuangan yang bisa diambil : Saham 80 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 15 %
2. Consolidation Stage (umur 36 – 52)
Pada masa consolidation stage secara umum situasi yang dihadapi adalah di
sisi karir berada pada mid to top career dan telah menikah cukup lama,
mempunyai excess return dari gaji / bisnis yang digeluti tapi juga dan
mempunyai banyak kewajiban.Dibutuhkan pola kehidupan finansial yang sehat
untuk memastikan terdapat saving yang cukup memadai dalam menghadapi
masa pensiun yang sudah dekat. Pada consolidation stage, jangka waktu dari
target finansial sudah mulai dekat, secara umum investasi diperiode ini
walaupun sebagian besar diarahkan pada high yield investment seperti saham,
namun komposisi pada investasi yang memberikan regular return juga semakin
18
diperbesar. Portfolio yang bisa diambil adalah Saham 60 %, Pasar Uang 5 %,
Obligasi 35 %
3. Spending Stage (umur 53 – 65)
Spending stage secara umum adalah periode pensiun yang akan dijalani. Pada
masa ini pendapatan telah menurun secara drastis, dan harus hidup dari
tabungan yang telah dihasilkan selama accumulation dan consolidation stage.
Spending stage akan bisa dinikmati dengan baik bila mampu mempersiapkan
sumber “Passive Income” dari kedua stage sebelumnya. Pada spending stage,
portfolio investasi bisa dialihkan sebagain besar pada investasi yang
memberikan regular return (seperti obligasi). Mengingat pada masa tersebut
lebih membutuhkan kepastian investasi yang lebih dari kedua masa
sebelumnya. Dalam masa ini portfolio yang bisa diambil adalah: Saham 30 %,
Pasar Uang 5 %, Obligasi 65 %
4. Gifting Stage (umur 65 ke atas)
Gifting stage adalah masa terakhir dalam tahapan kehidupan manusia. Secara
umum walaupun pendapatan telah menurun namun sudah tidak banyak lagi
kewajiban yang harus dipenuhi (semua anak telah dewasa dan memberikan
cucu yang lucu). Sesuai dengan namanya stage Ini adalah periode untuk
memberi. Profil portfolio dalam stage ini dititik beratkan pada portfolio yang
tidak fluktuatif pergerakannya, mempunyai regular return dan low risk.
Porfolio yang bisa diambil adalah saham 10%, Pasar Uang 50%, Obligasi 40%.
2.3. Rencana Investasi
Perencanaan adalah hal yang sangat penting dalam melakukan investasi
karena dengan perencanaan yang baik akan membuat keputusan investasi
19
secara tepat, sebelum berinvestasi, seseorang harus memperhatikan beberapa
hal yaitu:
1. Kondisi awal; dimana setiap orang harus mengerti apa aset dan kewajiban
yang dimiliki, berapa penghasilan dan pengeluaran yang tiap bulan.
Sebelum mencari tujuan finansial seseorang harus tahu kemampuan masingmasing dan bisa memastikan bahwa kondisi keuangannya sehat. Hal
tersebut bisa diketahui dengan melihat arus kas bulanan. Arus kas yang
sehat bisa ditunjukkan dengan gambar di bawah ini.
Tabel 2.1Arus Kas Pribadi
PERIKSA ARUS KAS BULANAN
Gaji
Hasil Bisnis
Sewa Properti
PENGHASILAN
Deviden/ Saham
Kupon Obligasi
Bunga Deposito
Cicilan Utang
Premi Asuransi
Rumah Tangga
Transportasi
PENGELUARAN
Anak
Keluarga
Pekerja
Kesehatan
Pribadi
SISA
Positif / Negatif
30%
20 - 40 %
20%
Minimal
10-30%
(Sumber : Hananto Ligwina ; Untuk Indonesia yang Kuat)
Setelah mengetahui kemampuan diri dalam menyisihkan penghasilan untuk
investasi dimasa depan yang bisa di mulai dari 10 % - 30 % maka yang yang
dibutuhkan selanjutnya adalah komitmen untuk menjaga agar dana yang
disisihkan untuk investasi tiap bulan bisa di lakukan secara rutin dan
konsisten.
2. Tujuan finansial yang ingin dicapai, seseorang harus mengetahui apa tujuan
investasi yang akan dicapai, tujuan harus memiliki nilai dan nilai ini akan
dipengaruhi inflasi setiap tahunnya.
20
3. Cara mencapasi tujuan, yaitu dengan memilih instrumenapa yang paling
tepat yang akan dipilih untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Produk yang dipilih harus sesuai dengan target yang ingin dicapai sesuai
waktu yang telah ditentukan dalam berinvestasi.
Rangkaian rencana keuangan dapat digambarkan pada gambar dibawah ini:
(Sumber: Hananto, Ligwina ; Untuk Indonesia yang Kuat)
Gambar 2.1 Komponen Rencana Keuangan
Untuk memudahkan perencanaan keuangan, setelah mengetahui apa tujuan
investasi yang akan dicapai, kemudian menyusun anggaran dengan
memisahkan rekening-rekening sesuai tujuannya. Ada empat macam rekening
yang dapat digunakan dalam membantu perencanaan keuangn berjalan baik
yaitu:
1. Rekening pendapatan
Rekening pendapatan adalah rekening yang khusus ditujukan untuk
menampung pendapatan, bukan untuk belanja.
2. Rekening pengeluaran
Rekening pengeluaran adalah rekening yang khusus dibuat untuk
menangani cash out jika kita memerlukan untuk keperluan konsumsi
primer, sekunder, tersier.
21
3. Rekening Investasi
Rekening investasi adalah rekening yang dialokasikan untuk keperluan
pembelian aset produktif.
4. Rekening emergency fund (Rekening dana darurat) adalah rekening yang
dananya tidak boleh diambil, kecuali memang kondisi keuangan collapse
atau bangkrut.
Dan pengelolaan yang baik adalah dengan mendahulukan untuk mengisi
terlebih dahulu rekening investasi dan rekening dana darurat, baru
kemudian rekening pengeluaran
Setelah memilih salah satu instrumen investasi terutama dalam instrumen
produk keuangan, hal yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
secara rutin atas investasi. Hal tersebut dilakukan agar diketahui apakah
investasi yang dilakukan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan terutama melihat pengaruh inflasi atas nilai hasil investasi tersebut,
sehingga bisa dilakukan penyesuaian atas instrument investasi jika portfolio
tidak memberikan hasil sesuai dengan tujuan investasi semula yang telah
direncanakan.Untuk investasi jangka panjang check up harus dilakukan
minimal satu tahun sekali. Untuk investasi jangaka menengah minimal enam
bulan sekali dan investasi jangka pendek setiap tiga bulan. (Akbar, A : 2013)
2.4. Pengetahuan Investasi
Berinvestasi adalah suatu proses menabung yang berorientasi pada tujuan
tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Alasan melakukan investasi
dipicu oleh kebutuhan akan masa depan yang akan lebih besar, dan hal tersebut
harus diatasi dengan menyempatkan diri berhemat dalam mengelola
22
keuangannya terutama bagi wanita bekerja. Empat hal yang wajib diketahui
oleh para wanita bekerja agar kaum wanita dapat mempersiapkan masa depan
yang lebih aman:
1. Memahami berapa dana harus ditabung agar aman secara keuangan
sesuai tujuan yang ingin dicapai, sehingga diketahui jangka waktu
berinvestasi. Tujuan investasi jangka pendek yaitu 1-3 tahun, jangka
menegah 3-5 tahun dan jangka panjang diatas 5 tahun.
2. Tidak mengandalkan pasangan. Mengendalikan sendiri kondisi financial
dimasa depan, sangat penting untuk menabung secara konsisten untuk
menjalankan rencana keuangan yang telah ditetapkan.
3. Membuat uang tidak ada habisnya (Money makes money). Investasi
adalah cara untuk memiliki tabungan yang cukup untuk bisa hidup hanya
dari penghasilan pertumbuhan investasi dan profit. Sehingga memilih
instrumen investasi yang tepat sangat penting.
4. Mempelajari investasi. Dengan semakin banyak mempelajari investasi
maka akan membuat wanita bekerja semakin paham mengenai investasi,
pemilihan instrument investasi, pemahaman mengenai resiko, dan
kemungkinan return yang akan diperoleh, dimana instrumen investasi
yang akan memberikan return lebih tinggi maka resiko yang akan
ditanggung juga akan lebih tinggi, dengan memahami seluk beluk
investasi dan konsep high risk high returnakanmemberi kemudahan
dalam memilih produk investasi yang tepat dan memberi pengaruh baik
pada kondisi keuangan secara keseluruhan. (Purnomo,H. :2012).
23
Investasi sangat penting dilakukan untuk mengamankan keuangan dimasa
datang, manfaat umum investasi untuk masa depan diantaranya :
a. Memperoleh jaminan pendapatan tetap.
Aset investasi akan memberikan keuntungan dimasa depan karena saat dijual
akan dinilai lebih tinggi dari harga pembeliannya (capital gain). Sehingga aset
tersebut bekerja untuk menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.
b. Mendorong hidup hemat.
Investasi yang dilakukan secara konsisten setiap bulan akan mendorong
pemiliknya untuk mengurangi pengeluaran dan bersikap hemat serta
mengutamakan dana investasi.
c. Menciptakan kebahagian hidup dalam keluarga.
Investasi dapat menciptakan kebahagiaan dalam keluarga, jika semua tujuan
keuangan dimasa depan dapat terpenuhi maka masa depan keluarga akan lebih
baik dan lebih bahagia.
2.5. Perilaku Investasi
Dalam memutuskan untuk berinvestasi, seseorang sangat dipengaruhi
oleh kondisi serta emosinya. Dalam perbagai studi perilaku keuangan yang
telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa:
- Jenis Kelamin: Wanita cenderung mengambil resiko lebih sedikit (lebih
konservatif) dibandingkan dengan laki-laki.
- Status perkawinan: seseorang yang berstatus belum menikah cenderung
berani mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada mereka yang
telah menikah.
24
- Umur: Mereka yang berusia lebih muda lebih berani mengambil resiko
(Risk Seeking), daripada mereka yang berusia lebih tua.
- Pengetahuan Keuangan atau Pengalaman & Keahlian: Seseorang yang
percaya bahwa mereka memiliki pengetahuan mengenai situasi dan
resiko keuangan, cenderung lebih berani mengambil resiko yang lebih
besar dalam hal keuangan.
Teori mengenai perilaku keuangan didasarkan pada revolusi yang
dilakukan oleh para peneliti dalam ilmu psikologi dan perilaku ekonomi pada
era 1960 – 1970 an. Pada era ini, peneliti memanfaatkan metode penelitian
perilaku dan asumsi dari ilmu sosial untuk mempelajari proses penilaian dari
katergori yang berbeda pada tiap individu. Di tahun 1990an para peneliti
persepsi-resiko mencatat adanya pengaruh yang sangat signifikan antara rasa
khawatir dan proses pengambilan keputusan.
Rasa khawatir memiliki hubungan yang sangat berpengaruh pada emosi
para wanita, karena wanita cenderung lebih emosional yang menyebabkan
wanita memiliki lebih banyak mood negatif dibandingkan para pria.
Demikian juga dalam memutuskan untuk berinvestasi, faktor rasa
khawatir akan resiko terhadap uang yang diinvestasikan akan mempengaruhi
keputusan para wanita dalam berinvestasi maupun dalam pemilihan produk
investasi yang diyakini. (Ricciardi,V: 2008).
Adapun langkah-langkah dalam proses manajemen investasi yang harus
diperhatikan adalah yaitu:
1. Menetapkan sasaran investasi
Menetapkan sasaran investasi adalah menentukan tujuan investor dalam
melakukan investasi. Terkait dengan tujuan, pendapatan, juga terkait
25
dengan berapa besar dana yang dimiliki karena akan berhubungan
dengan pilihan aktiva untuk investasinya.
2. Membuat kebijakan investasi
Dalam membuat kebijakan investasi terkait dengan jangka waktu
investor mengharapkan dana yang diinvestasikan akan kembali dan
tingkat tinggi atau rendahnya resiko yang dapat ditolerir oleh investor.
3. Memilih strategi portofolio
Dalam memilih portofolio strategi yang ditempuh investor dapat memilih
strategi aktif yaitu menggunakan informasi-informasi yang tersedia serta
teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik atau strategi
pasif yang melibatkan input ekspektasi yang minimal dan lebih
menggantungkan pada diversifikasi aktiva.
4. Memilih instrumen investasi
Dalam pemilihan ini perlu diingat bahwa portofolio yang efisien adalah
portofolio yang menghasilkan tingkat pengembalian terbesar untuk
tingkat resiko tertentu atau menghasilkan tingkat pengembalian tertentu
pada tingkat resiko yang terkecil.
5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Setelah berinvestasi investor bisa melakukan perhitungan berapa besar
tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi yang dilakukan
kemudian membandingkan dengan patokannya. Apabila merasa kurang
puas dengan kinerja dari portofolio investasi tersebut, maka investor
dapat melakukan revisi. (Malinda, M :2010).
26
2.6. Metodelogi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana akan
memunculkan suatu hipotesis yang akan diuji. Metode pengumpulan data
dilakukan secara langsung melalui kuisioner dengan melibatkan sampel yang
dipilih secara acak yaitu wanita bekerja. Data yang diperlukan dalam penelitian
merupakan data primer dan pengumpulannya dilakukan dengan kuesioner.
2.7. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian perilaku investasi (Lusardi, A. :2008) menunjukkan,
dari survey yang dilakukan kepada responden yang berumur 51 tahun atau lebih,
sebesar 1/3 dari jumlah responden menyatakan mereka tidak memiliki
perencanaan pensiun sama sekali. Dan mereka yang kurang dalam perencanaan
pensiun adalah dari penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, penduduk
Amerika-Afrika, serta wanita. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa
perencanaan keuangan memiliki pengaruh yang kuat pada kekayaan. Responden
yang kurang memiliki perencanaan disebabkan memiliki pengetahuan keuangan
dasar yang kurang.
Sementara dalam penelitian lain yang berjudul Gender Differences in
Personal Saving Behaviors (Fisher,J.P : 2010), menunjukkan dari 1.171 sampel
yang diteliti yang terdiri dari 702 wanita dan 469 pria
terdapat perbedaan
perilaku investasi antara pria dan wanita, sejumlah 61% pria menabung di usia
lebih awal, sementara hanya 47% wanita yang menabung lebih awal. Usia rata –
rata dari wanita 10 tahun lebih besar dari pria dimana pria yang di teliti dibagi
dalam 2 kelompok usia yaitu < 43 tahun dan 43-56 tahun, sementara wanita
27
dikelompokkan dalam usia 57-73 tahun dan > 73 tahun dimana cenderung lebih
tua. 58,1 % dari wanita menyatakan mereka tidak mau mengambil resiko
keuangan, dan hanya 39,8 % pria yang tidak mau mengambil resiko keuangan.
Sebanyak 43 % wanita menyatakan mereka memiliki rencana investasi dalam
janga pendek, dibanding dengan pria yang sebesar 31%, sementara yang
memiliki rencana investasi jangka menengah hampir sama antara wanita dan pria
yaitu 46 % dan 48 % , dan 12 % dari wanita menyatakan memiliki rencana
investasi jangka panjang sementara pria sebesar 21 %. Dari penelitian tersebut
dapat ditunjukkan
bahwa wanita dengan usia lebih tua cenderung tidak
mengambil
dalam
resiko
berivestasi
karena
tidak
ingin
kehilangan
pendapatannya dengan berinvestasi pada instrumen yang beresiko dan
merencanaan investasi dengan jangka yang lebih pendek.
Dalam penelitian yang berjudul Behavioral Finance: A study of gender
affects on investing decisions (Fish, J.P: 2012) menyatakan bahwa secara umum
perempuan akan lebih menghindari resiko dibandingkan laki-laki dalam
berinvestasi. Karena perempuan yang dianggap lebih menghindari resiko
dibandingkan laki-laki, agen investasi cenderung mendorong perempuan untuk
berinvestasi di portfolio kurang berisiko, yang menghasilkan return yang lebih
rendah. Ini menjadi masalah besar karena wanita cenderung hidup lebih lama
dengan laki-laki dan akan membutuhkan dana lebih dari laki-laki untuk
mendukung diri mereka sendiri sepanjang masa pensiun. Hasil penelitian yang
disampaikan menunjukkan bahwa wania lebih menghindari resiko dalam
berinvestasi dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan adanya perbedaan
28
pengetahuan keuangan, pengalaman dalam bidang keuangan serta kepercayaan
diri dalam berinvestasi.
2.8. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap
permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih
perlu diuji. Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran dimana terdapat variabel
bebas yaitu Karakteristik Usia (X1), Rencana Investasi(X2), Pengetahuan Investasi
(X3) dan variabel terikat yaitu Perilaku Investasi Pada Wanita Bekerja(Y).
Gambar 2.2.Kerangka Pemikiran
Hipotesis yang ingin disampaikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 1
Seperti yang diungkapkan dalam penelitiannya (Fisher, JP: 2010) bahwa
wanita dengan usia lebih tua akan menghindari resiko dan berinvestasi dengan
jangka pendek.
Ha1
=
Karakteristik usia berpengaruh pada perilaku investasi wanita
bekerja.
29
Hipotesis 2
Rencana investasi berkaitan dengan menejemen pendapatan yang dilakukan,
pada penelitian sebelumnya (Lusardi,A.2008) diungkapkan bahwa perencanaan
investasi sangat penting dan berhubungan dengan tingkat kebaikan hidup
seseorang.
Ha2
=
Rencana Investasi berpengaruh pada perilaku investasi wanita
bekerja.
Hipotesis 3
Pada penelitian yang dilakukan (Lusardi, A.:2008) menjelaskan bahwa
kelompok yang tidak memiliki perencanaan dana pensiun adalah mereka yang
memiliki pendidikan rendah dan pengetahuan keuangan dasar yang rendah.
Ha3
=
Pengetahuan investasi berpengaruh pada perilaku investasi wanita
bekerja.
Hipotesis 4
Seperti yang diungkapkan dalam penelitiannya (Fisher,J.P : 2010), dimana
wanita yang lebih tua lebih menghindari resiko keuangan, memiliki rencana
investasi dalam jangka pendek. Dan juga penelitian yang diungkapkan
(Lusardi, A.:2008) dimana kelompok yang tidak memiliki perencanaan
investasi adalah kaum wanita dan kaum yang memiliki pengetahuan keuangan
dasar yang kurang serta pendidikan yang rendah.
Ha4
=
Karakteristik usia, Rencana investasi dan Pengetahuan investasi
berpengaruh pada Perilaku investasi wanita bekerja.
30
Download