BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Dari penelitian lapangan, uji laboratorium, dan analisa data pada endapan lempung yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan batubata di daerah Magelang, Kebumen, dan Gianyar, dapat disimpulkan bahwa: 1. Endapan lempung yang digunakan sebagai bahan baku industri batubata di ketiga daerah penelitian didominasi oleh mineral kaolinit. Namun pada endapan lempung daerah Kebumen, selain kaolinit juga terdapat mineral smektit. 2. Daya kembang endapan lempung daerah Kebumen lebih besar dibandingkan dengan daya kembang lempung daerah Magelang dan Gianyar. Endapan lempung daerah Kebumen memiliki plastisitas yang sangat tinggi (very high plasticity) dibandingkan dengan plastisitas lempung daerah Gianyar dan Magelang yang berada pada kondisi plastis sedang (medium plasticity). Keterdapatan mineral smektit pada endapan lempung Kebumen merupakan penyebab endapan lempung pada daerah tersebut memiliki daya kembang yang lebih besar dan plastisitas yang sangat tinggi. 3. Mineral lempung di ketiga daerah penelitian cenderung berasal dari pelapukan batuan dan pembentukan tanah. Batuan asal dari lempung yang ada di daerah Gianyar diperkirakan berupa lahar, daerah Kebumen berupa 93 94 breksi porfiri andesit, sedangkan daerah Magelang diperkirakan berupa breksi vulkanik. V.2. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada endapan lempung di daerah Gianyar, Kebumen, dan Magelang dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Endapan lempung daerah Gianyar selain digunakan sebagai bahan baku pembuatan batubata, juga dapat digunakan sebagai lapisan penutup dalam industri cat karena memiliki warna yang cerah. 2. Untuk dapat mengetahui apakah endapan lempung di ketiga daerah penelitian dapat digunakan dalam industri lainnya seperti industri pestisida, karet, dan obat-obatan, perlu dilakukan analisis lain untuk mengetahui spesifikasi khusus yang dibutuhkan oleh industri-industri tersebut.