memorandum saling pengertian antara pemerintah republik

advertisement
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH KERAJAAN SWEDIA
MENGENAI
KERJA SAMA 01 SEKTOR TRANSPORTASI
Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Pemerintah Kerajaan Swedia yang diwakili
oleh Kementerian Usaha dan lnovasi (secara individual disebut sebagai "Pihak"
dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak");
Mengakui kedekatan hubungan dan persahabatan yang telah terjalin di antara
Para Pihak;
Berharap untuk terus mempererat hubungan bilateral di antara Para Pihak;
Menyadari perkembangan pesat di bidang transportasi, yang telah memberikan
kontribusi-kontribusi positif dalam rangka mempromosikan perdagangan bilateral
dan internasional, serta kebutuhan untuk mengembangkan sistem transportasi
berkesinambungan;
Mengakui bahwa kerja sama dapat memberikan kontribusi saling menguntungkan
dalam bidang ini, dan implementasi Kesepakatan Paris dan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan PBS (Agenda 2030);
Merujuk pada Pernyataan Kehendak antara Pemerintah Republik Indonesia
dengan Pemerintah Kerajaan Swedia tentang ·Kerja Sarna di Sektor Transportasi
yang ditandatangani di Jakarta, Indonesia pada 4 Oktober 2016;
Menghormati hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
masing-masing negara;
III
Bersama ini menyatakan kehendak untuk bekerja sama berdasarkan prinsip
kesetaraan, saling menghargai dan saling menguntungkan berdasarkan
kerangka:
Paragraf I
Para Pihak berkehendak untuk, sepanjang memungkinkan, mengembangkan
kegiatan-kegiatan kerja sama di bidang transportasi untuk mempromosikan
efisiensi dan keberlanjutan untuk keuntungan bersama.
Paragraf II
Di bidang transportasi darat, kereta api, laut, dan udara, serta angkutan perairan
dan transportasi multimoda, kerja sama dapat dikembangkan melalui (namun
tidak terbatas pada): inovasi, riset, teknologi, manufaktur, pemeliharaan,
pendidikan, pelatihan, keselamatan, keamanan , dampak lingkungan hidup,
perencanaan, regulasi, manajemen data dan informasi, serta manajemen
infrastruktur.
Terkait kerja sama bandar udara dan navigasi udara, dapat dikembangkan dalam
lingkup, namun tidak terbatas pada:
1.
pertukaran informasi dan pandangan-pandangan terkait sektor perhubungan
udara, infrastruktur pendukung bandar-bandar udara dan pelayananpelayanan navigasi udara;
2. pengelolaan lalu lintas udara, komunikasi , navigasi, pengawasan dan
teknologi jaringan data, khususnya untuk penerapan navigasi udara,
pengoperasian dan infrastruktur bandar udara;
3. pengembangan sistem, integrasi sistem, pelatihan, dukungan logistik,
pemeliharaan dan penelitian;
4. alih teknologi, penelitian bersama, produksi bersama, pemasaran bersama
dan manajemen kualitas;
5. keselamatan penerbangan, keamanan penerbangan, desain pesawat,
manajemen alur lalu lintas udara dan koordinasi antara sipil dan militer.
Paragraf Ill
Kerja sama berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini dapat melibatkan
kementerian, kedutaan, lembaga pemerintah di tingkat nasional, provinsi dan
kota/kabupaten, perusahaan dan lembaga penelitian dan akademik melalui
koordinasi dan konsultasi saat hal itu dibutuhkan.
Paragraf IV
Kesepakatan-Kesepakatan lmplementasi atau Rencana-Rencana Aksi meliputi
berbagai ketentuan-ketentuan dan prosedur-prosedur spesifik untuk kegiatan-
kegiatan kerja berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini dapat disepakati
oleh pihak-pihak terkait.
ParagrafV
Memorandum Saling Pengertian ini tidak menimbulkan segala kewajibankewajiban hukum atau finansial bagi Para Pihak. Potensi biaya-biaya yang
ditimbulkan dalam implementasi kegiatan-kegiatan kerja sama berdasarkan
Memorandum Saling Pengertian ini, akan dibiayai melalui cara yang disepakati
oleh Para pihak.
ParagrafVI
Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada saat penandatanganan.
Memorandum Saling Pengertian akan berlaku selama 5 (lima} tahun. Selanjutnya
dapat diperpanjang untuk 5 + 5 (lima + lima) tahun berikutnya, dengan syarat
kedua Pihak menyampaikan pemberitahuan tertulis sebelum tanggal berakhir.
Memorandum Saling Pengertian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak melalui
pemberitahuan tertulis 6 (enam) bulan sebelumnya kepada Pihak lainnya.
Ditandatangani dalam dua dokumen asli, dalam bahasa Indonesia dan Bahasa
lnggris, kedua naskah memiliki keabsahan yang sama. Dalam hal terdapat
perbedaan penafsiran atas Memorandum Saling Pengertian ini, maka naskah
dalam bahasa lnggris yang wajib berlaku.
Ditandatangani di Bogor pada tanggal 22 Mei 2017
Untuk lremerintah Republik
Indonesia
Untuk Pemerintah Kerajaan
Swedia
Signed
Signed
Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman
Anna Johci\Jsson
Menteri lnfrastruktur
Kementerian Usaha dan lnovasi
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
THE GOVERNMENT OF THE KINGDOM OF SWEDEN
CONCERNING
COOPERATION IN THE TRANSPORT SECTOR
The Government of the Republic of Indonesia represented by the Coordinating
Ministry of Maritime Affairs and the Government of the Kingdom of Sweden
represented by the Ministry of Enterprise and Innovation (hereinafter individually
referred to as "Participant" and jointly referred to as the "Participants");
Acknowledging the existing close and friendly relations between the Participants;
Wishing to further promote fruitful relations between the Participants;
Being aware of the rapid developments in the transport sector, the positive
contributions these have made to promoting bilateral and international trade, and
the necessity to develop a sustainable transport system;
Recognizing that cooperation can contribute to a mutually beneficial development
in this field , and in the implementation of the Paris Agreement and the UN
sustainable development agenda (Agenda 2030);
Referring to the Letter of Intent between the Government of the Republic of
Indonesia and the Kingdom of Sweden on Cooperation in the Transport Sector
signed in Jakarta, Indonesia on the 4th of October 2016;
Respecting the prevailing laws and regulations of the respective countries;
Hereby expresses their intent to cooperate on the basis of equality, mutual
respect and benefit in the following framework:
Paragraph I
The Participants intend to, where appropriate, develop cooperation activities in the
transport area to promote efficiency and sustainability, to their mutual benefit.
Paragraph II
In the field of land , rail, sea and air transportation, as well as inland waterways
and multimodal transportation , cooperation may be developed within (but not
limited to): innovation, research, technology, manufacturing, maintenance,
education , training, safety, security, environmental impact, planning, regulation,
data and information management, as well as infrastructure management.
Regarding air navigation and airports, cooperation may be developed within, but
not limited to:
1. exchange of information and views regarding the aviation sector, regarding
support infrastructure for airports and regarding air navigation services;
2. air traffic management, communication, navigation, surveillance, and datalink
technology, particularly applied to air navigation, airport operation, and
infrastructure;
3. system development, system integration, training, logistics support,
maintenance, and research;
4. technology transfer, joint research, joint production, joint marketing, and
quality management;
5. aviation safety, aviation security, airspace design, air traffic flow management,
and military-civil coordination.
Paragraph Ill
Cooperation under this Memorandum of Understanding may involve ministries,
embassies, government agencies at national, regional and local level, academic
and research institutions, and enterprises upon coordination and consultation
when relevant.
Paragraph IV
Implementing Agreements or Action Plans containing more detailed provisions
and procedures for specific cooperation activities under this Memorandum of
Understanding may be concluded between stakeholders.
Paragraph V
This Memorandum of Understanding does not create any legal or financial
obligations for the Participants. The potential costs of cooperation activities
implemented based on this Memorandum of Understanding shall be covered in a
way that is approved by both Participants.
Paragraph VI
This Memorandum of Understanding will come into effect upon signature. The
duration of the Memorandum of Understanding is 5 (five) years. It may then be
extended for a further 5 + 5 (five + five) years, provided that both Participants
agree to this in writing before its expiry.
This Memorandum of Understanding may be terminated by either Participant by
giving six (6) months written notice in advance to the other Participant.
Signed in two originals, in the English and Indonesian languages, both texts being
equally authentic. In case of divergence in the interpretation of this Memorandum
of Understanding, the English text shall prevail.
Signed in Bog or on 22"d of May 2017
For the Government of the
R4$ublic of Indonesia
Signed
Mr. Luhut Binsar Panjaitan
Coordinating Minister for Maritime Affairs
Coordinating Ministry of Maritime Affairs
For the Government of the
Kingdom of Sweden
Signed
Ms. Anna Jbhansson
Minister for Infrastructure
Ministry of Enterprise and Innovation
Download