II.
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar (pengertian) yang akan digunakan dalam
pembahasan penelitian
2.1
Ruang Vektor
Definisi 3.1.1 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui (๐ฑ, +) grup komutatif dan (โฑ, โจ, . ) lapangan dengan elemen identitas 1. ๐ฑ disebut
ruang vektor (vector space) atas โฑ jika ada operasi luar * antara keduanya sehingga untuk setiap
๐ฅ ∈ ๐ฑdan ๐ผ ∈ โฑ menentukan dengan tunggal ๐ผ ∗ ๐ฅ ∈ ๐ฑ yang memenuhi sifat – sifat :
(i) ๐ผ ∗ (๐ฅ + ๐ฆ) = ๐ผ ∗ ๐ฅ + ๐ผ ∗ ๐ฆ,
(ii) (๐ผ โจ ๐ฝ) ∗ ๐ฅ = ๐ผ ∗ ๐ฅ + ๐ฝ ∗ ๐ฅ,
(iii) (๐ผ. ๐ฝ) ∗ ๐ฅ = ๐ผ ∗ (๐ฝ ∗ ๐ฅ),
(iv) 1 ∗ ๐ฅ = ๐ฅ,
untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ ∈ ๐ฑ dan ๐ผ, ๐ฝ ∈ โฑ.
2.2
Ruang Vektor Bagian dan Bebas Linear
Definisi 2.2.1 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ ruang vektor atas lapangan โฑ dan ๐ฒ ⊂ ๐ฑ. Jika himpunan ๐ฒ terhadap operasi –
operasi yang sama dengan operasi – operasi di bagian ๐ฑ juga merupakan ruang vektor atas โฑ,
maka ๐ฒ disebut ruang vektor bagian (vector sub-space) dari ๐ฑ.
Teorema 2.2.2 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ ruang vektor atas lapangan โฑ dan ๐ฒ ≠ ๐. Himpunan ๐ฒ merupakan ruang vektor
bagian ๐ฑ jika dan hanya jika untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ ∈ ๐ฒ dan ๐ผ, ๐ฝ ∈ โฑ berlaku ๐ผ๐ฅ + ๐ฝ๐ฆ ∈ ๐ฒ.
Teorema 2.2.3 (Darmawijaya, 2007)
Jika ๐ฑ ruang vektor terhadap lapangan โฑ dan ๐ณ, ๐ masing – masing ruang vektor bagian ๐ฑ maka
๐ณ + ๐ = {๐ + ๐ โถ
๐ ∈ ๐ณ, ๐ ∈ ๐},
Juga merupakan ruang vektor bagian ๐ฑ yang memuat ๐ณ dan ๐ sebagai ruang vektor bagiannya.
Teorema 2.2.4 (Darmawijaya, 2007)
Jika ๐ฑ ruang vektor terhadap lapangan โฑ dan ๐ณ, ๐ ⊂ ๐ฑ masing – masing ruang vektor bagian
dan ๐ณ ∩ ๐ = {๐}, maka untuk setiap ๐ฅ ∈ ๐ณ + ๐ terdapat dengan tunggal ๐1 ∈ ๐ณ dan ๐1 ∈ ๐
sehingga ๐ฅ = ๐1 + ๐1 .
Teorema 2.2.5 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ atas lapanngan โฑ. Jika ๐ฅ, ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ dan ๐, ๐ผ๐ , ๐ฝ๐ ∈ โฑ untuk setiap ๐ =
1,2, … , ๐ maka benar bahwa
(i) ∑๐๐=1 ๐ผ๐ ๐ฅ๐ + ∑๐๐=1 ๐ฝ๐ ๐ฅ๐ = ∑๐๐=1(๐ผ๐ + ๐ฝ๐ )๐ฅ๐ ,
(ii) ๐(∑๐๐=1 ๐ผ๐ ๐ฅ๐ ) = ∑๐๐=1(๐๐ผ๐ )๐ฅ๐ ,
(iii) (∑๐๐=1 ๐ผ๐ )๐ฅ = ∑๐๐=1 ๐ผ๐ ๐ฅ , dan
๐
๐
(iv) (∑๐๐=1 ๐ผ๐ )(∑๐
๐=1 ๐ฅ๐ ) = ∑๐=1 ∑๐=1 ๐ผ๐ ๐ฅ๐ .
Teorema 2.2.6 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ atas lapangan โฑ. Jika ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ, maka ๐ฒ = [๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ]
merupakan ruang vektor bagian ๐ฑ.
Teorema 2.2.7 (Darmawijaya, 2007
Jika ๐ฑ ruang vektor atas lapangan โฑ dan ๐ ⊂ ๐ฑ, maka [๐] merupakan ruang vektor bagian ๐ฑ.
Lebih lanjut, [๐] merupakan ruang vektor terkecil yang memuat M.
Definisi 2.2.8 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ atas lapangan โฑ. Vektor – vektor ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ atau
{๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ } ⊂ ๐ฑ dikatakan bebas linier (liniearly independent) jika ๐ผ1 , ๐ผ2 , … , ๐ผ๐ ∈ โฑ dan
๐ผ1 ๐ฅ1 + ๐ผ2 ๐ฅ2 + โฏ + ๐ผ๐ ๐ฅ๐ = ๐
berakibat ๐ผ1 = ๐ผ2 = โฏ = ๐ผ๐ = 0.
Teorema 2.2.9 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ atas lapangan โฑ. Vektor – vektor ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ tak bebas linier
jika dan hanya jika terdapat ๐ dengan 1 ≤ ๐ ≤ ๐ sehingga vektor ๐ฅ๐ merupakan kombinasi linier
๐ − 1 vektor – vektor lainnya.
Akibat 2..2.10 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ atas lapangan โฑ. Vektor – vektor ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ bebas linier jika
dan hanya jika untuk setiap ๐, 1 ≤ ๐ ≤ ๐.
Vektor ๐ฅ๐ bukan merupakan kombinasi linier ๐ − 1 vektor – vektor lainnya.
Teorema 2.2.11 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ ruang vektor atas lapangan โฑ. Vektor – vektor ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ bebas linier jika dan
hanya jika setiap persamaan
๐
๐
∑ ๐ผ๐ ๐ฅ๐ = ∑ ๐ฝ๐ ๐ฅ๐
๐=1
๐=1
berakibat ๐ผ๐ = ๐ฝ๐ untuk setiap ๐.
2.3
Basis dan Dimensi
Definisi 2.3.1 (Darmawijaya, 2007)
Ruang vektor ๐ฑ dikatakan terbangkitkan secara hingga(finitely generated) jika ada vektor –
vektor
๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ
sehinggga
๐ฑ = [๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ].
Dalam
keadaan
seperti
itu,
{๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ } disebut pembangkit (generator) ruang vektor ๐ฑ.
Definisi 2.3.2 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ. Himpunan โฌ ⊂ ๐ฑ dikatakan bebas linier jika setiap himpunan bagian
hingga di dalam B bebas linier.
Definisi 2.3.3 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang vektor ๐ฑ atas lapangan โฑ. Himpunan โฌ ⊂ ๐ฑ disebut basis (base)
๐ฑ jika โฌ bebas linier dan ๐ฑ = [โฌ].
Teorema 2.3.4 (Darmawijaya, 2007)
Ruang vektor ๐ฑ terbangkitkan secara hingga jika dan hanya jika ๐ฑ mempunyai
basis hingga.
Teorema 2.3.5 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ ruang vektor dan โฌ ⊂ ๐ฑ basis. Banyaknya anggota โฌ disebut dimensi ruang vektor
๐ฑ,ditulis dim(๐ฑ). Jika banyaknya anggota โฌ hingga maka dikatakan ๐ฑ berdimensi hingga dan
jika banyaknya anggota โฌ tak hingga maka dikatakan ๐ฑ berdimensi tak hingga.
Teorema 2.3.6 (Darmawijaya, 2007)
Jika ruang vektor ๐ฑ berdimensi ๐, maka setiap (๐ + 1) vektor di dalam ๐ฑ tak bebas linier.
Akibat 2.3.7 (Darmawijaya, 2007)
Jika {๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ } dan {๐ฆ1 , ๐ฆ2 , … , ๐ฆ๐ } masing – masing basis untuk ruang vektor ๐ฑ, maka ๐ =
๐.
2.4
Fungsi Linear
Fungsi dari suatu ruang vektor ke ruang vektor lain yang banyak digunakan dan mudah dalam
memahaminya adalah fungsi linear, yaitu fungsi yang bersifat aditif dan homogen.
Definisi 2.4.1 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan dua ruang vektor ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing atas lapangan โฑ yang sama. Fungsi
๐: ๐ฑ → ๐ฒ disebut fungsi linear jika
(i)
๐ fungsi aditif (additive)
๐(๐ฅ + ๐ฆ) = ๐(๐ฅ) + ๐(๐ฆ) untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ ∈ ๐ฑ, dan
(ii)
๐ fungsi homogen (homogeneous)
๐(๐ผ๐ฅ) = ๐ผ๐(๐ฅ) untuk setiap ๐ผ dan vektor ๐ฅ ∈ ๐ฑ.
Teorema 2.4.2 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan dua ruang vektor ๐ฑ dan ๐ฒ masing – masing atas lapangan โฑ yang sama (โ atau ๐).
Fungsi ๐: ๐ฑ → ๐ฒ merupakan fungsi linear jika dan hanya jika untuk sebarang skalar ๐ผ, ๐ฝ dan
vektor ๐ฅ, ๐ฆ ∈ ๐ฑ, berlaku
๐(๐ผ๐ฅ + ๐ฝ๐ฆ) = ๐ผ๐(๐ฅ) + ๐ฝ๐(๐ฆ)
Teorema 2.4.3 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor atas lapangan โฑ yang sama. Jika ๐: ๐ฑ → ๐ฒ
merupakan fungsi linear maka
(i)
๐(−๐ฅ) = −๐(๐ฅ) untuk setiap ๐ฅ ∈ ๐ฑ.
(ii)
๐(๐ฅ − ๐ฆ) = ๐(๐ฅ) − ๐(๐ฆ) untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ ∈ ๐ฑ.
(iii) ๐(๐) = ๐ฬ
, dengan ๐ ∈ ๐ฑ dan ๐ฬ
∈ ๐ฒ masing – masing menyatakan vektor nol.
(iv) ๐(∑๐๐=1 ๐ผ๐ ๐ฅ๐ ) = ∑๐๐=1 ๐ผ๐ ๐(๐ฅ๐ ) untuk setiap skalar ๐ผ1 , ๐ผ2 , … , ๐ผ๐ dan vektor – vektor
๐ฅ1 , ๐ฅ2 , … , ๐ฅ๐ ∈ ๐ฑ.
Teorema 3.4.4 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor. Jika ๐: ๐ฑ → ๐ฒ merupakan fungsi linear dan
๐: ๐ฑ → ๐ฒ sehingga ๐(๐ฅ) = ๐(๐ฅ) untuk setiap ๐ฅ ∈ ๐ฑ, maka ๐ linear dan ๐ = ๐.
Teorema 2.4.5 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor dan ๐ ⊂ ๐ฑgenerator untuk ๐ฑ. Jika ๐: ๐ฑ → ๐ฒ
merupakan fungsi linear dan ๐: ๐ฑ → ๐ฒ sehingga ๐(๐ฅ) = ๐(๐ฅ) untuk setiap ๐ฅ ∈ ๐ , maka fungsi
๐ linear dan ๐ = ๐; lebih lanjut ๐(๐) merupakan generator ๐(๐ฑ).
Teorema 2.4.6 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor. Jika ๐: ๐ฑ → ๐ฒ merupakan fungsi linear,
maka ๐
๐ = ๐(๐ฑ) merupakan ruang bagian di dalam ๐ฒ. Himpunan ๐
๐ disebut ruang jelajah
(range space) fungsi ๐.
Teorema 2.4.7 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor. Jika ๐: ๐ฑ → ๐ฒ merupakan fungsi linear,
maka
๐๐ = {๐ฅ ∈ ๐ฑ:
๐(๐ฅ) = ๐ฬ
}
dan
๐ = (๐ฑ − ๐๐) ∪ {๐}
masing – masing merupakan ruang bagian di dalam ๐ฑ. Selanjutnya, himpunan ๐๐ disebut ruang
nol (null space) fungsi ๐.
Teorema 2.4.8 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor.Jika ๐ฑ berdimensi ๐ dan ๐: ๐ฑ → ๐ฒ
merupakan fungsi linear, maka dim(๐(๐ฑ)) ≤ ๐.
Teorema 2.4.9 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor. Jika Jika ๐ฑ berdimensi ๐ dan ๐: ๐ฑ → ๐ฒ
merupakan fungsi linear, maka
๐+๐ = ๐
2.5 Operator Linear
Definisi 2.5.1 (Amanto, 2008)
Suatu pemetaan ๐ dengan daerah asal ๐(๐) dan daerah hasil ℜ(๐)adalah
suatu operator linear jika memenuhi:
1. ๐(๐) dan ℜ(๐) berada pada ruang vektor atas lapangan yang sama;
2. Untuk semua ๐ฅ, ๐ฆ ∈ ๐(๐) dan skalar ๐ผ berlaku ๐(๐ฅ + ๐ฆ) = ๐(๐ฅ) + ๐(๐ฆ) dan ๐(๐ผ๐ฅ) =
๐ผ๐(๐ฅ).
2.6
Fungsi Linear dan Matriks
Teorema 2.6.1 (Darmawijaya, 2007)
Jika ๐ฑ merupakan ruang vektor real (kompleks) berdimensi n, maka ๐ฑ isomorfis dengan
โ ๐ (๐ ๐ ), yaitu terdapat fungsi linear dan bijektif dari ๐ฑ ke โ ๐ (๐ ๐ ).
Akibat 2.6.2 (Darmawijaya, 2007)
Jika ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor (atas lapangan yang sama), dim(๐ฑ) ≤ dim(๐ฒ),
dan fungsi ๐: ๐ฑ → ๐ฒ linear dan injektif, maka ๐ฑ isomorfis dengan ๐
๐ = ๐(๐ฑ).
Teorema 2.6.3 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ๐ฑ dan ๐ฒ, masing – masing ruang vektor (atas lapangan yang sama), dim(๐ฑ) = ๐ dan
dim(๐ฒ) = ๐. Setiap fungsi linear ๐: ๐ฑ → ๐ฒ menentukan matriks A berukuran ๐ × ๐ :
๐ฝ11
๐ฝ
๐ด = (๐ฝ๐๐ ) = ( 21
…
๐ฝ๐1
๐ฝ12
๐ฝ22
…
๐ฝ๐2
๐ผ1
… ๐ฝ1๐
๐ผ
… ๐ฝ2๐
2
)(…)
… …
๐ผ๐
… ๐ฝ๐๐
sebaliknya juga berlaku.
Definisi 2.6.4 (Darmawijaya, 2007)
Dua ruang vektor ๐ฑ dan ๐ฒ dikatakan isomorfik (isomorphic) jika ada fungsi linear bijektif
๐: ๐ฑ → ๐ฒ. Dalam hal ini, fungsi ๐ tersebut dinamakan isomorfisma ruang vektor (vector space
isomorphism) antara ๐ฑ dan ๐ฒ.
Teorema 2.6.5 (Darmawijaya, 2007)
Jika ๐ฐ, ๐ฑ dan ๐ฒ masing – masing adalah ruang vektor – ruang vektor atas lapangan yang sama,
maka pernyataan – pernyataan di bawah ini benar :
(i) Untuk setiap ๐ ∈ โ(๐ฐ, ๐ฑ) dan ๐ ∈ โ(๐ฑ, ๐ฒ), maka ๐ โ ๐ ∈ โ(๐ฐ, ๐ฒ).
(ii) โ(๐ฐ, ๐ฑ) merupakan ruang vektor.
(iii) โ(๐ฐ) = โ(๐ฐ, ๐ฐ) merupakan aljabar assosiatif yang mempunyai elemen satuan.
2.7
Ruang Bernorma
Definisi 2.7.1 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan ruang linier ๐ฆ. Fungsi ๐ ∈ ๐ฆ โฆ โ๐โ ∈ โ, yang mempunyai sifat-sifat:
(N1) โ๐โ ≥ 0, untuk setiap ๐ ∈ ๐ฆ
โ๐โ = 0, jika dan hanya jika ๐ = ๐, (๐ vektor nol)
(N2) โ๐ผ๐โ = |๐ผ|. โ๐โ, untuk setiap skalar ๐ผ dan ๐ ∈ ๐ฆ
(N3) โ๐ + ๐โ ≤ โ๐โ + โ๐โ, untuk setiap ๐, ๐ ∈ ๐ฆ,
Disebut norma (norm) pada ๐ฆ dan bilangan nonnegatif โ๐โ disebut norma vektor ๐. Ruang
linear ๐ฆ yang dilengkapi dengan suatu norma โ. โ disebut ruang bernorma (norma space) dan
dituliskan singkat dengan (๐ฆ, โ. โ) atau ๐ฆ saja asalkan normanya telah diketahui.
2.8
Ruang Banach
Definisi 2.8.1 (Darmawijaya, 2007)
Ruang Banach (Banach Space) adalah ruang bernorma yang lengkap (sebagai ruang metrik yang
lengkap)
2.9
Ruang Hilbert
Definisi 2.9.1 (Darmawijaya, 2007)
Ruang Hilbert (Hilbert Space) adalah ruang pre-Hilbert yang lengkap
Definisi 2.9.2 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui โ ruang linier
(i) Fungsi โ × โ → โ dengan rumus
(๐, ๐) ∈ โ × โ → 〈๐, ๐〉 ∈ โ
yang memenuhi sifat-sifat
〈๐, ๐〉,
(I1) 〈๐, ๐〉 = ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
(I2) 〈๐ผ๐, ๐〉 = ๐ผ〈๐, ๐〉,
(I3) 〈๐, ๐, ๐〉 = 〈๐, ๐〉 + 〈๐, ๐〉
Untuk setiap ๐, ๐, ๐ ∈ โ dan skalar ๐ผ, dan
(I4) 〈๐, ๐〉 > 0 jika dan hanya jika ๐ ≠ ๐,
disebut inner-product atau dot product, atau scalar product pada โ.
(ii) Ruang linier โ yang dilengkapi dengan suatu inner-product disebut ruang pre-Hilbert
(pre-Hilbert space) atau ruang inner-product (inner-product space)
Di bawah ini akan diberikan contoh - contoh Ruang Hilbert :
1.
Ruang linier ๐ ๐ dan โ ๐ masing-masing merupakan ruang pre-Hilbert terhadap innerproduct :
n
〈๐ฬ, ๐ฬ〉 = ∑ ๐k ๐ฬ
k
k=1
untuk setiap ๐ฬ = (๐1 , ๐2 , … , ๐๐ ), ๐ฬ = (๐1 , ๐2 , … , ๐๐ ) ∈ โ๐ (โ ๐ ).
ฬ , ๐ ∈ โ ๐ maka
Catatan: Jika ๐
n
n
〈๐ฬ, ๐ฬ〉 = ∑ ๐k ๐ฬ
k = ∑ xk ๐k
k=1
k=1
ฬ
๐ = ๐๐ (komponen-komponen anggota โ ๐ merupakan bilangan real).
Karena ๐
2.
Contoh yang lebih umum dari pada contoh 1 adalah ruang linier โ2 . โ2 merupakan ruang
pre-Hilbert terhadap inner-product:
n
〈๐ฬ, ๐ฬ〉 = ∑ ๐k ๐ฬ
k
k=1
Untuk setiap ๐ฬ = {๐๐ }, ๐ฬ = {๐๐ } ∈ โ2 .
3.
๐[๐, ๐] merupakan ruang pre-Hilbert terhadap inner-product:
๐
〈๐, ๐〉 = (๐
) ∫ ๐(๐ฅ)๐ฬ
(๐ฅ)๐๐ฅ
๐
untuk setiap ๐, ๐ ∈ C[a, b]. C[a, b] dapat dianggap sebagai koleksi semua fungsi kontinu
bernilai bilangan kompleks. Jadi, ๐ ∈ C[a, b] jika dan hanya jika ๐ = ๐1 + ๐๐2 dengan ๐1
dan ๐2 masing-masing fungsi kontinu pada [a, b] bernilai bilangan real. Mudah dipahami
bahwa jika ๐ = ๐1 + ๐๐2 ∈ C[a, b] maka ๐ฬ
= ๐1 − ๐๐2 ∈ C[a, b]
2.10 Basis Orthonormal
Definisi 2.10.1 (Darmawijaya, 2007)
(i)
Basis ortogonal (ortogonal basis) di dalam ruang pre-Hilbert adalah basis yang setiap dua
vektornya saling tegak lurus.
(ii)
Basis ortonormal (orthonormal basis) di dalam suatu ruang pre-Hilbert adalah basis
ortogonal dan setiap anggotanya merupakan vektor satuan (normanya sama dengan 1).
Teorema 2.10.2 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui ruang Hilbert โ mempunyai basis orthonormal {๐ฅ๐ }. Diperoleh pernyataan ๐ฅ ∈ โ
jika dan hanya jika ada {๐ผ๐ } ∈ โ2 sehingga
∞
๐ฅ = ∑ ๐ผ๐ ๐ฅ๐
๐=1
2.11
Operator pada Ruang Hilbert
Teorema 2.11.1 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui โ dan ๐ฆ masing – masing ruang Hilbert. Untuk setiap ๐ ∈ โ๐ (๐ฆ, โ) terdapat ๐ ∗ ∈
โ๐ (๐ฆ, โ) tunggal sehingga untuk setiap ๐ฅ ∈ โ dan ๐ฆ ∈ ๐ฆ berakibat
〈๐๐ฅ, ๐ฆ〉 = 〈๐ฅ, ๐ ∗ ๐ฆ〉
Definisi 2.11.2 (Darmawijaya, 2007)
Diberikan dua rang Hilbert โdan ๐ฆ. Menurut Teorema 5.1.1, untuk setiap operator ๐ ∈
โ๐ (๐ฆ, โ) terdapat ๐ ∈ โ๐ (๐ฆ, โ) sehingga
〈๐๐ฅ, ๐ฆ〉 = 〈๐ฅ, ๐ ∗ ๐ฆ〉
Untuk setiap ๐ฅ ∈ โ dan ๐ฆ ∈ ๐ฆ. Operator ๐ ∗ disebut operator adjoint atau operator
pendamping terhadap operator T.
Teorema 2.11.3 (Darmawijaya, 2007)
Ini adalah sifat – sifat operator pedamping. Diberikan dua ruang Hilbert โdan ๐ฆ. Jika ๐, ๐ฎ ∈
โ๐ (โ, ๐ฆ) dan ๐ผ sebarang skalar maka
(i) (๐ + ๐ฎ)∗ = ๐ ∗ + ๐ ∗
(ii) (๐ผ๐)∗ = ๐ผฬ
๐ ∗
(iii) ๐ ∗∗ = (๐ ∗ )∗ = ๐
(iv) โ๐๐ ∗ โ = โ๐ ∗ ๐โ = โ๐โ2 = โ๐ ∗ โ2
(v) ๐๐ ∗ = ๐ โบ ๐ = ๐ (O operator nol).
Teorema 2.11.4 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui โ, ๐ฆ dan ๐ณ masing – masing ruang Hilbert. Jika ๐ ∈ โ๐ (โ, ๐ฆ) dan ๐ฎ ∈ โ๐ (๐ฆ, ๐ณ)
maka (๐ฎ๐)∗ ∈ โ๐ (๐ณ, โ) dan
(๐ฎ๐)∗ = ๐ ∗ ๐ฎ ∗
Teorema 2.11.5 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui โ ๐๐๐ ๐ฆ masing – masing ruang Hilbert. ๐ ∈ โ๐ (โ, ๐ฆ), ๐ ⊂ โ dan โฌ ⊂ ๐ฆ. Jika
๐ฏ(๐) ⊂ โฌ, maka ๐ ∗ (โฌ ⊥ ) ⊂ ๐⊥ .
Teorema 2.11.6 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui M dan N berturut-turut merupakan ruang bagian yang tertutup di dalam ruang Hilbert
โ ๐๐๐ ๐ฆ. Untuk setiap ๐ ∈ โ๐ (โ, ๐ฆ) diperoleh ๐(๐) ⊂ ๐ jika dan hanya jika ๐ ∗ (๐ ⊥ ) ⊂ ๐⊥ .
Teorema 2.11.7 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui โ ๐๐๐ ๐ฆ masing – masing ruang Hilbert. Jika ๐ ∈ โ๐ (โ, ๐ฆ) maka
(i)
{๐: ๐ ∈ โ ๐๐๐ ๐๐ = ๐ฬ
} = {๐ ∗ (๐ฆ)}⊥
(ii)
∗ (๐ฆ)
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
{๐: ๐ ∈ โ ๐๐๐ ๐๐ = ๐ฬ
}⊥ = ๐
(iii) {๐: ๐ ∈ ๐ฆ ๐๐๐ ๐ ∗ ๐ = ๐} = {๐(โ)}⊥
(iv) {๐: ๐ ∈ ๐ฆ ๐๐๐ ๐ ∗ ๐ = ๐}⊥ = ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐(โ)
Definisi 2.11.8 (Darmawijaya, 2007)
Diketahui โ suatu ruang Hilbert ๐ ∈ โ๐ (โ) disebut :
1.
Operator isometrik (isometric operator) jika ๐ ∗ ๐ = ๐ผ ;
2.
Operator uniter (unitary operator) jika ๐ ∗ ๐ = ๐๐ ∗ = ๐ผ;
3.
Operator mandiri (self adjoint operator) jika ๐ ∗ = ๐ ;
4.
Operator proyeksi (projection operator) jika๐ ∗ = ๐ dan ๐๐ = ๐ ;
5.
Operator normal (normal operator) jika ๐ ∗ ๐ = ๐๐ ∗ .
2.11 Ruang ukuran
Jika โฆ adalah himpunan tak kosong, koleksi semua himpunannya disebut himpunan kuasa (
power set) dan biasa dituliskan dengan P(โฆ) atau 2โฆ
Definisi 2.12.1 ( Darmawijaya, 2007)
(a). Jika โฆ≠ θ, koleksi semua ๐ ⊂ 2 โฆ disebut aljabar-σ himpunan pada โฆ jika memenuhi sifat:
1. θ∈ ๐
2. A∈ ๐ โน Ac ∈ ๐
3. {An }⊂ ๐ โน โ∞
๐=1 ๐ด๐ ∈ ๐
(b). jika ๐ aljabar-σ himpunan pada โฆ , maka setiap anggota ๐ disebut himpunan terukur dan
(โฆ, ๐) pasangan berurut โฆ dengan ๐ disebut ruang ukuran
(c). jika (โฆ, ๐) ruang terukur , fungsi μ : ๐ →๐
ฬ
disebut ukuran pada (โฆ, ๐ ) jika μ memenuhi
sifat- sifat berikut:
1. μ(A) ≥ 0 untuk setiap A∈ ๐
2. μ(Ø) = 0
∞
3. μ(โ∞
๐=1 ๐ด๐ )= ∑๐=1 ๐(๐ด๐ ) untuk setiap barisan {An }⊂ ๐ yang saling asing
(d). Ruang terukur (โฆ, ๐) yang dilengkapi dengan suatu ukuran μ padanya disebut ruang
ukuran dan ditulis dengan (โฆ, ๐,μ)
Definisi 2.12.2 ( Darmawijaya, 2007)
Diberikan โฆ≠Ø, fungsi μ* : 2โฆ → ๐
ฬ
disebut ukuran luar pada โฆ jika fungsi tersebut mempunyai
sifat :
(a). μ*(A) ≥ 0 untuk setiap A ∈ 2โฆ dan μ*(Ø) = 0
(b). μ*(A)≤ μ*(B) unuk setiap A,B ∈ 2โฆ dengan A ⊆ ๐ต
∞
โฆ
∗
(c). μ*(โ∞
๐=1 ๐ด๐ ) ≤ ∑๐=1 ๐ (๐ด๐ ) Untuk setiap { An} ⊂ 2
Definisi 2.12.3 ( Darmawijaya, 2007)
Jika μ* ukuran luar pada himpunan โฆ≠Ø, maka E ⊂ โฆ dikatakan terukur – μ* jika
μ*(A)= μ*(A∩ ๐ธ) + ๐ ∗ (๐ด ∩ ๐ธ ๐ )
untuk setiap A ⊂ โฆ
Definisi 2.12.4 (Darmawijaya , 2007)
Jika (โฆ, ๐) ruang ukuran dan E ∈ ๐, maka fungsi f : โฆ →๐
ฬ
dikatakan terukur pada E jika salah
satu pernyataan (i),(ii),(iii) atau (iv) terpenuhi:
(i). {x:x ∈ & f(x) < α} ∈ ๐ E
(ii). {x:x ∈ & f(x) ≥ α} ∈ ๐ E
(iii). {x:x ∈ & f(x) > α} ∈ ๐ E
(iv). {x:x ∈ & f(x) ≤ α} ∈ ๐ E
Untuk setiap α ∈ R
2.12. Integral Lebesgue
Pada tahun 1902 Lebesgue, seorang matematikawan Perancis mencermati
adanya fungsi yang tidak terintegral Riemann yaitu fungsi yang nilainya 0 dan 1.
Selanjutnya Lebesgue menyusun teori ukuran yang terkenal dengan ukuran
Lebesgue. Lebesgue menyusun teori integral baru yang merupakan perluasan dari
integral Riemann karena jika fungsi f terintegral Riemann pada [a, b] maka fungsi
f juga terintegral Lebesgue pada [a, b].
Definisi 3.13.1 (Darmawijaya. 2007)
Diketahui (Ω, ๐, μ) ruang ukuran lengkap dan hingga − σ. jika ๐: Ω → R
(berbentuk kanonik):
๐
๐ = ∑ ๐ผ๐ ๐๐ธ๐
๐=1
dan ๐ธ ะ๐, bilangan
๐
∫๐ธ ๐ ๐๐ = ∑ ๐ผ๐ ๐ (๐ธ ∩ ๐ธ๐ )
๐=1
disebut nilai integral – ๐ / integral Lebesgue umum fungsi sederhana μ pada E.
Jika bilangan
|∫๐ธ ๐ ๐๐ | < ∞
Maka fungsi sederhana ๐ dikatakan terintegral – μ pada