CHAPTER I INTRODUCTION 10 bentuk yang merupakan stimulus dari Rorschach adalah tes pertama yang terbuka kepada publik professional pada September 1921, dengan penerbitan monograf terkenal dari Hermann Rorschach, yaitu Psychodiagnostik (1941/1942). Sejak saat itu, tes secara umum menjadi menarik, digunakan secara luas dan penelitian yang dipertimbangkan. Untuk sedikitnya dua dekade, pada tahun 1940an dan 1950an, namanya hampir sama dengan psikologi klinis. Selama beberapa tahun, tugas utama dari ahli klinis fokus kepada asesmen atau psikodiagnosis. Meskipun tugas dari ahli klinis meluas dan menjadi beragam selama periode 1960an dan 1970an, Rorschach menyisakan tes yang bisa digunakan dalam situasi klinis dan berlangsung hingga saat ini. Ini dipertimbangkan karena informasi luas mengenai karakteristik psikologis dari setiap individu dapat didapatkan jika tes diadministrasikan, diberikan skor dan diinterpretasi secara tepat. Hampir setiap orang yang cerdas dapat mempelajari untuk mengadministrasikan dan memberi skor (kode) mengenai Rorshcach. Prosedur yang dilakukan cukup mudah. Disisi lain, interpretasi Rorshcach tidak sederhana maupun mekanistik. Itu adalah sebuah proses yang kompleks yang membutuhkan banyak syarat. Ini kompleks karena membutuhkan interpreter untuk menjaga sebuah kerangka dari konsep logis, tanpa hal tersebut, tidak mungkin untuk mengembangkan kesimpulan yang bermakna. Proses memiliki syarat karena membutuhkan interpreter untuk meragukan integritas data secara sering. Disisi lain, interpretasi rutin seperti mempertanyakan data secara 1 sistematis dan mengatur penemuan secara konseptual tidaklah sulit untuk dipelajari jika murid dari tes telah memiliki tiga persyaratan dasar. PERSYARATAN DASAR Persyaratan mengenai pertama adalah pemahaman yang baik dan layak individu dan ide dari kepribadian. Ini tidak berarti bawa data Rorschach seharusnya diinterpretasi secara langsung dalam konteks atau sebagian dari teori kepribadian. Itu mungkin sebuah kesalahan. Kesimpulan dasar Rorschach secara umum dapat diterjemahkan menjadi model teoritikal berbagai bentuk yang memfokuskan kepribadian, tetapi sebelum melakukan itu, data seharusnya dapat diinterpretasikan dalam sebuah cara yang konsisten dengan penemuan Interpretasi atau Rorscach selalu validitas merupakan yang sudah sebuah pasti. proses dengan perkembangan objektif sebuah pemahaman mengenai bahwa setiap individu adalah menarik. Dengan kata lain, sebuah kesadaran bahwa tidak ada dua orang yang persis sama harus meminta interpreter untuk berusaha melakukan integrasi dari temuan mengenai pikiran, emosi, self-image, dan kontrol dan seterusnya dalam sebuah cara yang memfokuskan kepribadian sebanyak mungkin. Persyaratan kedua untuk interpretasi Rorscach adalah pengetahuan yang cukup baik mengenai psikopatologi dan maladjustment. Ini tidak berarti bahwa kesadaran sederhana dari label diagnostic atau asumpsi naïf bahwa konsep normaldan abnormal membangun kriteria yang berlainan dari set dan kewajiban yang dapat psikopatologi diidentifikasi. dan Sebaliknya, maladjustment pemahaman berkembang dari yang baik apresiasi tentang mengenai bagaimana karakteristik menjadi kewajiban, dan bagaimana berbagai campuran dari kewajiban berkembang menjadi bentuk maladjustment internal dan 2 eksternal. Syarat ketiga adalah interpreter harus memiliki pemahaman tentang tes itu sendiri. Terdiri dari 10 gambar bercak tinta yang diadministrasikan dengan standar tertentu, meminta individu untuk membuat membuat urutan keputusan yang mengarah kepada serangkaian respon. Setelah respon ada kode atau skor, disusun secara berurutan dan digunakan sebagai dasar untuk kalkulasi, tiga set data yang saling terkait akan ada: 1. Cara subyek mengekpresikan perkataan yang digunakan oleh subjek ketika memberikan jawaban atau menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. 2. Urutan dalam memberikan respon yang terjadi untuk merefleksikannya dalam substansi jawaban dan coding atau skoring mereka, dan 3. Struktural dari plot frekuensi untuk hampir 100 variabel dari data untuk lebih dari 60 variabel, rasio, persentase, dan indeks berasal. Secara kolektif, ketiga set data ini membentuk substansi interpretatif tes, dan biasanya, akan menghasilkan informasi yang cukup untuk membangun bentuk yang valid dan berguna untuk menggambarkan psikologi individu. Manfaat dari Rorschach Mengapa kita menggunakan Rorschach? Ada banyak metode penilaian yang dapat menghasilkan deskripsi yang sah dan berguna untuk menggambarkan seseorang dan, meskipun deskripsi berbasis Rorschach biasanya cukup komprehensif, hal tersebut jika berasal dari sampel yang agak sederhana mengenai perilaku tidak langsung (respon untuk gambar bercak tinta). Dengan demikian, temuan dan kesimpulan yang utama adalah yang inferential. Apakah nilai inferential yang berdasarkan deskripsi Rorschach , memiliki kesamaan 3 dengan deskripsi yang diformulasikan setelah wawancara, temuan dari tes psikologis lainnya, atau deskripsi berdasarkan observasi dari orang lain? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah tidak lurus ke depan seperti yang diharapkan oleh beberapa pendukung Rorschach. Pada kenyataannya, Rorschach menemukan kemungkinan memiliki sedikit atau tidak ada assessment dalam beberapa menghubungankan situasi. antara Misalnya, jika symptom ada yang assessment ada untuk pada seseorang dan pengobatan yang paling sesuai gejala-gejala tersebut, temuan Rorschach akan berkontribusi sedikit atau tidak ada dalam pengambilan keputusan untuk pengobatan. Ada kasus-kasus lain di mana tujuan dari assessment adalah untuk memilih label diagnostik. temuan Rorschach dapat berkontribusi terhadap keputusan ini, tetapi tes ini cukup memakan waktu dan metode assessment lainnya mungkin mencapai tujuan “labeling” dengan lebih efisien. Manfaat terbesar Rorschach adalah ketika memahami seseorang sebagai individu. Menjadi penting untuk tujuan memilih strategi pengobatan atau target tertentu, atau ketika informasi semacam itu penting untuk keputusan lainnya bagi individu tersebut. Sebagian kecil, jika ada. Prosedur assessment Rorschach jika digunakan dengan benar, kita dapat menemukan keunikan seseorang. Hal ini karena respon Rorschach diproduksi oleh relativitas berbagai operasi psikologis dan pengalaman. Fungsi yang sama dan pengalaman yang menghasilkan respon Rorschach juga menghasilkan perilaku lainnya, seperti yang diamati oleh teman atau kerabat, atau catatan oleh orang-orang yang melakukan wawancara formal. Deskripsi perilaku seseorang yang berasal dari pengamatan signifikan orang lain atau 4 dihasilkan dari wawancara yang panjang yang biasanya akurat tetapi, biasanya, deskripsi tersebut tidak termasuk informasi tentang fungsi psikologis yang menghasilkan perilaku yang diamati. Hasil Rorschach berisi informasi semacam ini. Sifat dari tugas Rorschach itu sendiri adalah keputusan mengenai rutinitas yang tepat dibawah kondisi yang tidak bisa dengan melihat gambar bercak tinta. Sejumlah karakteristik psikologis datang bermain ketika diperlukan untuk membuat keputusan, berdasarkan hal tersebut tanggapan cenderung mencerminkan fitur dirinya tentang rutinitas dalam pengambilan keputusan dari kehidupan sehari-hari Dalam konteks ini, interpretasi Rorschach berfokus pada psikologis organisasi dan fungsi dari individu. Test Rorschach menitik beratkan pada struktur psikologikal atau kepribadian dari individual dibandingkan dengan perilaku dari individu tersebut. Ini merupakan informasi yang melebihi identifikasi dari gejala dan mencari etiologi yang membedakan satu orang dari yang lain, meskipun keduanya dapat menampilkan gejala-gejala yang sama. Mengapa menggunakan Rorschach? Jika gambaran dari individual, sebagai kesatuan psikologikal yang unik, akan berkontribusi secara signifikan pada kesejahteraan individu tersebut dengan membantu dalam memilih rencana pengobatan atau berkontribusi dalam pembuatan keputusan atas hal-hal lainnya, dalam beberapa jam terlibat dalam pengadministrasian, skoring, dan interpretasi dari test akan sepadan dengan usaha yang dilakukan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, individu yang ingin mengembangkan kemampuan dalam menggunakan Rorschach harus mengerti sifat dari tes dan bagaimana hal tesebut akan bekerja. Beberapa dari 5 pemahaman didapat dari sejarah, bagaimana tes tersebut berasal dan bagaimana perkembangannya. ASAL USUL TES Walaupun Rorschach menjadi alat penting bagi klinis, perkembangannya tidak selalu berlangsung dengan cara yang sistematis. Pemikiran mengenai apakah tes ini, bagaimana tes ini dapat digunakan, memiliki bermacam-macam variasi seiring berjalannya waktu, dan dalam sejarahnya selalu terdapat kontroversi. Hal ini selalu mengagumkan bagi peneliti-peneliti, dan sangat mengesalkan kepada mereka yang menerapkan prinsip-prinsip psikometri secara ketat pada alat-alat tes psikologi. Jika dilihat kembali, hal ini menjadi jelas akan banyaknya masalah yang muncul dalam perkembangan dari test terjadi karena banyak yang terlibat secara langsung tidak selalu jelas mengenai konsep dari Rorschach atau tujuan-tujuannya, atau tidak selalu siap untuk mempelajarinya dalam kerangka empiris. Rorschach meninggal pada usia 37 tahun, hanya tujuh bulan setelah psikodiagnostik diterbitkan. Dari 183 halaman yang meliputi karangan ilmiah yang kaya akan konsep-konsep, penemuan-penemuan, dan contoh-contoh kasus, tetapi persoalan-persoalan mengenai tulisan Rorschach tidak dijelaskan secara lengkap, dan beberapa hanya ditunjukan secara singkat, atau dengan meninggalkan pertanyaan penting menjadi tidak terjawab. Hal ini tidak mengejutkan karena Rorschach tidak menyesali pekerjaannya yang menghasilkan test per se dan menganggap pekerjaannya sempurna. Rorschach malahan melihat karangan ilmiahnya sebagai hasil penemuan dari penilitian terhadap persepsi. Judul asli yang dipilih Rorschach untuk karangan ilmiahnya 6 adalah Method and Result of a Perceptual-Diagnostic Experiment: Interpretation of Arbitrary Forms. Masalah dari judul mulai muncul pada Agustus 1920, ketika naskah sedang ditinjau sebelum memulai mengetiknya. Walter Morgenthaler, teman dekat dan kolega, yang menjadi editor professional dari projek tersebut, mengirim surat pada Rorschach: “Saya mengambil kesempatan untuk menuliskan pesan mengenai judul dari naskah ini. Saya percaya bahwa anda berusaha untuk menjadi sederhana mengenai hal tersebut. Subjek yang anda bicara bukan hanya mengenai diagnostic persepsi, melainkan lebih dari hal tesebut, dan semuanya lebih dari hanya sekedar penelitian. Dan ingin menyarankan sebagai judul utamanya adalah PSIKODIAGNOSTIK atau hal-hal yang serupa, dan sebagai subtitle: Through the Interpretation of Chance Forms, atau Experimental Investigations With the Interpretation of Accidental Forms.” (Morgenthaler, 1920/1999) Rorschach tidak mau menerima akan saran ini, dan dalam dua hari membalas surat kepada Morgenthaler. Mengenai judul ini. Ini bukanlah kesederhanaan, saya akan bertanggung jawab atas judul ini. Saya telah telah mempertimbangkannya sejak lama mengenai hal ini… tetapi tidak ada yang saya anggap cocok. Judul seperti Psikodiagnostik, Diagnostics of Diseases and Personality terlihat sangat terlalu berlebihan. Mungkin nanti, ketika norma diciptakan melalui penelitian yang dikontrol, judul tersebut dapat digunakan. Untuk sekarang hal itu terlalu berlebihan bagi saya. Jadi saya minta untuk membuat judulnya sesuai dengan apa yang ada. Rorschach tidak menerima saran ini dan dua hari kemudian ia menulis surat kepada Morgenthaler: 7 Sekarang tentang judul ini. Ini bukan hanya kerendahan hati, saya memiliki rasa tanggung jawab untuk judul ini. Saya telah berpikir lama tentang hal ini, tetapi tidak ada yang berbicara dan cocok dengan saya. Ekspresi seperti Psychodiagnostik, Diagnostics of Diseases and Personality dan seperti tampaknya saya untuk pergi terlalu jauh. Mungkin nanti, bila ada norma diciptakan melalui penyelidikan terkontrol, seperti ekspresi dapat digunakan. Untuk sekarang yang menyerang saya terlalu sombong. Jadi saya ingin meminta Anda untuk membiarkan judul tetap seperti itu. (Rorschach, 1920/1999). Tapi ini tidak mengakhiri masalah ini dan untuk beberapa hari berikutnya, Morgenthaler terus berdebat tegas untuk perubahan judul, menekankan bahwa judul asli bisa menciptakan kesulitan dalam memasarkan buku. Sebelum akhir bulan, Rorschach setuju, "Tidak sangat bahagia saya menyerah, tetapi argumen Anda berbobot dan sehingga saya dapat melakukan apa-apa lagi." Alasan keputusan Rorschach untuk menyelidiki penggunaan noda tinta sebagai cara untuk mendeteksi karakteristik orang tidak sepenuhnya jelas. Ini bukan ide asli, tapi pendekatannya adalah khas. Ada beberapa upaya untuk menggunakan noda tinta karena beberapa dari tes, baik sebelum Rorschach mulai melakukan penyelidikan. Binet dan Henri (1895-1896) telah mencoba untuk memasukkan mereka ke upaya awal untuk merancang tes kecerdasan. Mereka, seperti banyak dari hari mereka percaya bahwa stimulus noda tinta mungkin berguna untuk mempelajari imajinasi visual. Mereka meninggalkan penggunaan noda tinta karena masalah administrasi kelompok. Peneliti lain di Amerika Serikat dan Eropa menerbitkan artikel tentang penggunaan noda tinta untuk mempelajari imajinasi dan kreativitas (Dearborn, 1987, 1898; Kirkpatrick, 1900; Parsons, 1917; Pyle, 1913, 1915; Rybakov, 1911; Whipple, 1914)). Ini 8 diragukan bahwa setiap pekerjaan ini merangsang studi asli Rorschach, tetapi kemungkinan bahwa ia dikenal lebih akrab dengan banyak sebelum ia menuliskan karangan ilmiahnya (monografi). Sudah pasti bahwa Rorschach sering memainkan permainan Klecksographie populer (Blotto) sebagai seorang pemuda. Bahkan, ia bahkan punya julukan "Klex" selama dua tahun terakhirnya di Kantonsschule, yang mungkin telah mencerminkan semangatnya untuk bermain. Ellenberger (1954) telah menyarankan bahwa julukan itu mungkin hanya telah berevolusi dari fakta bahwa ayah Rorschach adalah seorang seniman, tetapi gagasan itu tampaknya kurang masuk akal daripada fakta bahwa Rorschach sendiri mengembangkan keterampilan artistik selama ia muda. Bahkan sebelum mencapai masa remaja, ia memiliki kebiasaan membuat sketsa pensil di notebook kecil, dan selama masa remaja menciptakan gambar banyak tinta yang sangat rinci. Pada akhir masa remaja dan melalui sisa hidup ini, ia melukis secara ekstensif dengan warna air. Sebagian besar skets dan lukisan yang relatif kecil dan indah secara detail. Bahkan, keterampilan ini mungkin memberikan kontribusi substansial untuk penciptaan 10 tokoh yang diterbitkan dengan monografi yang dikenal sebagai tes Rorschach. Hal ini sangat dimungkinkan bahwa Rorschach menjadi bersahabat dekat dengan teman sekelas dari Kantonsschule, Konrad Gehring, bermain peran awal dalam mendorong eksplorasi dari penggunaan noda tinta dengan pasien. Permainan Klecksographie telah berkembang di Eropa selama beberapa dekade pada saat Rorschach mulai keresidenan sebagai psikiatri pada tahun 1910 di Asylum Munsterlingen di Danau Constance. Permainan adalah favorit dari kedua orang dewasa dan anak-anak, dan memiliki beberapa variasi. Noda tinta (Klecks) 9 bisa dibeli di beberapa toko atau, seperti lebih umum, pemain dari permainan bisa dibuat sendiri. Kadang-kadang,permainan itu dimainkan dengan menciptakan puisi seperti asosiasi dengan bercak (Kerner, 1857). Dalam variasi lain, noda akan menjadi pusat untuk permainan menebak kata. Ketika anak-anak bermain di sekolah, mereka atau guru biasanya akan menciptakan bercak dan kemudian bersaing dalam mengembangkan deskripsi rumit. Konrad Gehring menjadi guru di sebuah sekolah menengah dekat dengan Asylum Munsterlingen, dan ia serta murid-muridnya sering mengunjungi rumah sakit untuk bernyanyi bagi pasien. Gehring telah mengetahui bahwa jika ia dikontrak dengan murid-muridnya untuk bekerja dengan rajin dalam periode waktu dan kemudian mereka diizinkan untuk bermain Klecksographie, hal itu tidak hanya memberikan insentif, tetapi masalah manajemen kelasnya juga berkurang jauh. Rutinitas ini memengaruhi Rorschach untuk mempertanyakan apakah murid berbakat seperti Gehring akan menunjukkan lebih banyak fantasi (khayalan) pada respons mereka terhadap bercak tinta dibanding dengan murid biasa. Pada tahun 1911, sebuah “percobaan” singkat terjadi, hanya berlangsung selama beberapa minggu, tetapi prosedur dan hasilnya menyebabkan Rorschach menjadi tertarik dengan potensi manajemen yang ditawarkan oleh permaianan itu, dan juga memancing ketertarikan untuk membuat perbandingan antara the Klecksographie response dari klien Gahring yang seorang siswa remaja laki-laki dan kliennya sendiri. Secara kebetulan dan tidak terduga, mereka bekerja bersama untuk waktu yang singkat, membuat dan mengetes berbagai bercak tinta. 10 Hal ini mungkin terjadi bahwa akan sedikit hal yang didapat dari “percobaaan” bersama yang dilakukan Rorschach-Gabring belum lagi dengan adanya peristiwa yang juga terjadi pada saat yang sama. Hal itu adalah publikasi dari Eugen Bleuer tentang Dementia Praecox dimana merupakan awal dari terbentuknya istilah skizofrenia. Bleuer adalah salah satu profesor yang mengajar Rorschach dan dia juga yang membimbing tesis Rorschach tentang halusinasi. Konsep dari Bleuer menarik komunitas psikiatri, tetapi mereka juga mengajukan isu penting mengenai bagaimana membedakan anatara schizofrenic dengan bentuk lain dari psychosis, khususnya yang juga memiliki ciri dementia. Setelah semua hal yang terjadi, Rorschach mencatat bahwa pasien yang telah diidentifikasi skizofrenic terlihat akan merespon secara berbeda terhadap permainan Klecksographie dibanding pasien lain. Rorschach membuat laporan singkat tentang penemuannya untuk disampaiakn kepada komunitas psikiatri regional, tetapi hanya sedikit ketertarikan yang ditunjukkan terhadap penemuaannya tersebut. Hingga membuat Rorschach tidak melanjutkan penelitiannya lagi. Pada tahun 1910, Rorschach menikah dengan seorang wanita rusia, Olga Stempelin, yang belajar kedokteran di Swiss. Mereka setuju untuk berpraktik di Rusia. Rorschach menyelesaikan tempat tinggal dan praktik psikiatrinya pada tahun 1913 dan pindah ke Rusia dengan tujuan untuk “diam” sejenak. Dia mendapatkan pekerjaan di Krukova Sanitorium dimana ia bekerja selama lima bulan, tetapi kemudian ia kembali ke Swiss adan menerima pekerjaan sebagai psikiatri penduduk di RS Waldau Mental di dekat Berlin, dan bekerja selama 14 bulan. Pada saat bekerja di RS itulah, ia memperbaharui persahabatannya dengan Walter Morgenthaler, seorang psikiatris senior di RS tersebut. Sangat 11 dapat dibuktikan bahwa Morgenthaler menstimulasi Rorschach untuk berpikir tentang potensi kegunaan dari bercak tinta, dan ia memainkan peran kunci dalam publikasi karya ilmiah milik Rorschach. Pada tahun 1915, Rorschach mendapatkan pekerjaan sebagai psikiatris senior di RS Krombach Mental di Herisau, dan kemudian menjadi Associate Director di RS tersebut. Hal ini terjadi di Herisau, pada akhir tahun 1917 atau awal 1918, Rorschach memutuskan untuk meneliti tentang permainan Klecksographie secara lebih sistematis. Hal ini sepertinya distimulasi dengan dipublikaskannya Tesis dari O Szymon Hens, mahasiswa kedokteran asal Polandia yang belajar dan dibimbing oleh Bleuer di Medical Policlinic di Zurich. Hens mengembangkan delapan seri bercak tintanya sendiri yang telah diadministrasikannya secara kelompok pada 1000 anak, 100 dewasa normal, dan 100 pasien psikotik. Tesisnya berfokus pada bagaimana isi dari respons memiliki kemiripan dan perbedaan diantara ketiga kelompok tersebut, dan dia menyatakan bahwa sistem klasifikasi untuk konten/isi respons mungkin secara diagnostik akan berguna (Hens, 1917). Tidak ada keraguan bahwa Rorschach akan mempertanyakan kesimpulan yang diberikan oleh Hens. Pendekatan Hens untuk mengklasifikasi sangat berbeda dengan pendekatan Rorschach dan Gehring gunakan untuk mengkonsepkan penelitian mereka pada tahun 1911. Tidak seperti pendekatan Hens yang menitikberatkan pada pengklasifikasian konten/isi, Rorschach lebih tertarik untuk mengklasifikasi karakteristik yang menonjol dari respons. Rorschach sangat akrab dengan banyak literatur mengenai persepsi dan tertarik dengan hal itu, dan terpengaruh olehnya, seperti konsep dari O Ach, Mach, 12 Loetze, dan Helmholtz, dan khususnya pada gagasan tentang apperceptive mass. Rorschach memulai penelitian sistematisnya dengan alsan bahwa satu kelompok indidivu, ketika diberikan rangkaian bercak tinta, akan dapat dibedakan oleh karakteristik dari bagaimana respons mereka terhadap pertanyaan yang diberikan, what might this be? Hal ini adalah bukti bahwa salah satu patokan dasar Rorschach bahwa variasi prosedur dari Klecksographie secara kuat memberi permainan (Klecksographie) itu sendiri untuk membedakan skizofrenia. Rorscharch membuat puluhan bercak tinta (inkblots) dalam persiapan untuk penelitiannya. Dapat dipastikan bahwa ia membuat paling tidak 40, dan mencoba berbagai kombinasi yang berbeda dari 15 sampai 20 mulanya. Tidak lama setelah memulai pekerjaan contoh ini, ia memutuskan untuk tidak menggunakan bercak tinta sederhana. Dia tidak menulis banyak tentang keputusan tersebut. Kegagalan untuk melakukannya, ditambah cara di mana ia menggambarkan "apparatus" pada monografinya, menyebabkan banyak yang mengasumsikan bahwa gambar-gambar yang terdapat pada tes adalah sebagian besar bercak tinta yang ambigu. Tetapi itu tidak benar. Setiap gambar pada tes mengandung banyak kontur khas yang cukup sepadan dengan benda/objek yang kebanyakan orang kenali. Meskipun demikian, selama beberapa dekade setelah tes diterbitkan, kebanyakan orang yang menggunakan dan meneliti tes itu tidak menyadari bahwa frekuensi besar jawaban berpotensi masuk akal yang tampaknya tersedia bagi kebanyakan orang. Mungkin ada beberapa alasan untuk ini, dimulai dengan laporan Rorschach dari penelitiannya. Dalam monograph (karangan ilmiah), Rorschach menulis, “pembuatan bentuk yang semaunya sangat sederhana: sebuah bercak 13 tinta yang besar dilemparkan pada selembar kertas, kertas dilipat, dan tinta tersebar antara kedua bagian lembaran" (p. 15). Penjelasan ini berarti bahwa gambar-gambar stimulus adalah ambigu. Melampaui poin ini dalam monograph, ia menghentikan penggunaan dari istilah bercak tinta (klecks) dan mengacu pada bahan-bahan seperti gambar (bilder), piring (tafeln), atau figure. Dia juga menuliskan, “tidak semua gambar (figure) yang diperoleh dapat digunakan, bagi gambar yang digunakan harus memenuhi kondisi tertentu.... bentuk yang harus relatif sederhana... (gambar) harus memenuhi persyaratan dari komposisi atau mereka tidak akan sugestif, dengan hasil bahwa banyak subjek yang akan menolak mereka sebagai “hanya sebuah bercak tinta....” (p.15). Sebagian besar yang familiar dengan monograph cenderung berasumsi bahwa gambar-gambar yang ia pilih untuk digunakan dalam tes dipilih dari kelompok terbesar dari bercak tinta yang ia buat, tetapi asumsi tersebut mungkin tidak sepenuhnya benar. Rorcharch biasanya membuat bercak tinta pada kertas tissue. Sebagian besar dari mereka disumbangkan ke The Rorschach Archieves and Museum pada tahun 1998-1999 oleh anak lelaki dan perempuannya, Wadim dan Elisabeth Rorscharch. Mereka telah menyimpan banyak dari kertas-kertas ayah mereka, protokol, tabel, surat-menyurat, dan karya seni sampai sebuah tempat yang memuaskan dapat ditentukan untuk penyimpanan dan pameran. Diantara 15 dan 20 dari bercak kertas tissue memiliki beberapa persamaan dengan gambar yang dipublikasikan, tetapi tidak mengandung detail sempurna yang jelas pada gambar-gambar yang digunakan pada tes. Tujuh atau delapan dari bercak kertas tissue mungkin dengan mudah membuat bingung sebagai gambar yang 14 dipublikasikan secara sekilas, bahkan perbandingan secara sederhana bahwa gambar-gambar yang telah dipublikasikan jauh lebih rinci. Ada kemungkinan bahwa Rorschach menemukan beberapa metode untuk menciptakan gambar yang lebih merinci ketika membuat bercak tinta, tetapi tampaknya lebih mungkin bahwa ia menggunakan bakat seninya yang baik untuk membuat detail dan menghiasi gambar yang ia hasilkan serta menambahkan beberapa pewarna. Dalam melakukannya, ia menambahkan kontur yang lebih banyak dan warna untuk hal-hal yang muncul di bercak asli. Ia melakukan ini untuk memastikan bahwa gambar yang masing-masing berisi berbagai fitur khas yang dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai kemiripan dengan objek yang tersimpan dalam jejak memori individu. Hal ini menjadi penting dalam membangun gambar-gambar karena premis yang mendasari eksperimennya didasarkan pada persepsi bentuk semaunya. Rorschach tidak menguraikan lebih lanjut tentang cara gambar diciptakan, tetapi ia secara singkat menyebutkan pentingnya 'dua atau tiga seri sejajar" yang ia ciptakan, atau berniat untuk membuat, dengan tujuan bahwa setiap angka paralel harus dirancang sedemikian rupa sehingga, “jumlah pada setiap jawabah harus membandingkan dengan baik. Plate I dari seri baru harus memberikan jumlah yang kira-kira sama pada F dan M sebagai Plate I dari seri yang asli, dan seterusnya. Plate V dari seri sejajar harus menyajikan objek yang sama-sama mudah dikenali...”(p. 52) Setelah beberapa bulan, Rorschach telah membuat 15 atau 16 rangkaian bercak tinta yang terlihat sangat berguna untuk penelitiannya. Hingga tahun 1918 Rorschach setidaknya telah menggunakan 15 bercak tinta, dan kemungkinan hingga awal tahun 1919. Selanjutnya, setelah setelah memeriksa kembali penemuannya, ia mengurangi bercak tinta menjadi 12, dan terus menggunakan 15 ke-12 bercak tinta tersebut hingga keadaaan menyebabkan dirinya harus mengurangi dua bercak tinta lagi. Dari tahun 1917 sampai 1919, Rorschach tetap menjaga kontak dengan Morgenthaler dan juga mengajukan tiga naskah singkat tentang penelitiannya. Saat itu adalah waktu dimana Morgenthaler mendorong Rorschach untuk mempublikasikan penelitiannya dan, pada pertengahan tahun 1919, Rorschach menjadi yakin bahwa penelitiannya telah berkembang secara cukup untuk dapat dipublikasikan. Rorschach terutama tertarik agar bercak tinta yang telah ia gunakan untuk dicetak dalam format standar sehingga dapat digunakan oleh para koleganya yang memang tertarik dengan penelitiannya. Data yang dianalisis oleh Rorschach pada pertengahan tahun 1919 cukup bagi dirinya untuk menunjukkan metode yang ia gunakan dapat memberikan laporan diagnostik yang berguna, terutama untuk mengidentifikasi skizofrenia. Dalam proses penelitiannya, Rorschach juga menemukan bahwa penegelompokkan respons yang sering ada, khususnya respons pergerakan dan pewarnaan, memiliki hubungan dengan karakteristik psikologis atau perilaku. Jadi, metode yang digunakan terlihat memiliki potensi untuk mendiagnosis dan kemungkinan untuk mendeteksi kualitas dari individu, dimana dalam ilmu psikologi disebut sebagai sifat kepribadian, kebiasaan (habits), atau gaya. Selain Morgenthaler, berbagai kolega termasuk Bleuer juga terkesan dengan penelitian Rorschach dan potensi diagnosis yang dimiliki metode Rorschach. Beberapa kolega memohon kepada Rorschach untuk meminjamkan bercak tinta yang ia gunakan sehingga mereka dapat mencoba untuk menggunakannya dan beberapa kolega lainnya mendorong Rorschach untuk mempublikasikan penelitiannya dalam bentuk yang dapat dipelajari oleh peneliti lain untuk dapat digunakan metodenya. Rorschach menjadi antusias dengan prospek penelitiannya, tetapi menemukan tantangan ketika mencoba untuk menawarkan karyanya kepada beberapa percetakan. Mereka menyambut negatif tawaran untuk mencetak bercak tinta dengan alasan kompleksitas dan biaya. Satu percetakan menyatakan ketertarikan, tetapi hanya bersedia untuk mencetak satu 16 bercak tinta. Percetakan lain bersedia untuk mencetak naskah dengan hanya enam bercak tinta. Rorschach menolak segala tawaran kemungkinan yang ia dapat dan melanjutkan penelitiannya kembali, menambah kembali sampel penelitiannya. Itu adalah saat dimana Morgenthaler menengahi kepentingan Rorschach. Morgenthaler pada saat itu adalah seorang konsultan editor untuk perusahaan Ernst Bircher, percetakan buku-buku medis. Morgenthaler setuju untuk mengatur segalanya agar Bircher dapat mencetak naskah Rorschach. Morgenthaler telah berhasil mencetak dua buku tentang naskah bercak tinta. Salah satunya adalah buku tantang pasien Morgenthaler yang bernama Wolfli, dimana menari banyak perhatian setelah dipublikasikan (Morgenthaler, 1921/1992). Buku ini berisi karya seni yang sulit untuk direproduksi secara akurat. Masalah yang dapat diselesaikan oleh percetakan Bircher meyakinkan Morgenthaler bahwa ia juga dapat menyelesaikan masalah dalam mereproduksi kembali bercak tinta yang diciptakan oleh Rorschach, dan ia meminta kepada Bircher untuk mempertinbangkan publikasi karya Rorschach. Bircher setuju, dekat sedikit keberatan, tetapi dengan beberapa persyaratan. Bircher menolak untuk mencetak lebih dari 10 bercak tinta dan juga menyatakan bahwa bercak tinta yang digunkaan oleh Rorschach terlalu besar. Meskipun kemungkinan kecewa, Rorschach setuju untuk mengerjakan kembali berbagai data tabelnya sehingga dapat merefleksikan keseluruhan hasil penelitinnya hanya dengan 10 bercak tinta. Bircher menyetujuinya, dengan bermalas-malasan. Bircher menolah untuk memproduksi ulang lebih dari 10 gambar bercak tinta dan juga memutuskan bahwa gambar yang digunakan Rorschach terlalu besar. Meskipun 17 tidak puas, Rorschach setuju untuk mengolah kembali berbagai macam data yang diciptakan, sehingga data tersebut akan merefleksikan akumulasi penemuan hanya pada 10 gambar. Rorschach juga setuju untuk mengurangi seperenam ukuran gambar, tetapi sampai tahun 1920, sebelum naskah akhir disampaikan, Rorschach menambahkan paling tidak satu gambar tambahan pada seri gambar tersebut. Setelah naskah akhir disampaikan pada bulan Juli 1920, Rorschach harus mengurangi sampai dengan 60 halaman karena permasalahan biaya, tetapi terdapat masalah yang signifikan terjadi ketika bukti-bukti gambar diciptakan. Ketika gambar tersebut diproduksi kembali, beberapa warnanya berubah banyak, terutama pada Kartu VIII dan IX, dan terdapat perbedaan yang lebih besar pada bayang-bayang warna abu-abu dan hitam yang diproduksi pada gambar akromatik. Terdapat tiga dari gambar asli Rorschach (IV, V, dan VI) yang diciptakan dengan hampir tidak ada shading, proses pencetakan menghasilkan kontras yang sangat penting pada gambar. Akhirnya, Rorschach menerima “kesalahan” tersebut sebagai adanya kemungkinan baru (Ellenberger, 1954), tetapi hal tersebut jelas menunjukkan bahwa Rorschach tidak antusias mengenai gambar tersebut pada awalnya. Versi-versi yang membuktikan gambar-gambar asli dibuat paling sedikit dua kali, dan sebanyak empat bukti diciptakan untuk beberapa gambar. Akhirnya, di bulan Oktober 1920, Bircher menulis kepada Rorschach, “... kesalahan tersebut tidak dapat diganti lagi... Saya tidak dapat melakukannya karena setiap cetakan biayanya terlalu mahal.” Naskah tersebut akhirnya diterbitkan pada bulan September 1921. Banyak dari naskah tersebut berdasarkan penemuan-penemuan yang dikumpulkan dari 405 subyek, dimana 117 subyek bukan pasien yang dibagi 18 menjadi “terpelajar” dan “tidak terpelajar”. Sampel juga termasuk pada 188 penderita schizophrenia yang terdiri dari target populasi dasar. Berdasarkan pada 1911 observasi, kelompok penderita schizophrenia memiliki respon yang berbeda pada gambar-gambar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Tujuan utama Rorschach adalah menghindari dan/atau meminimalkan isi dan berfokus pada perkembangan dari sebuah format untuk mengklasifikasi respon dengan karakteristik-karakteristik yang berbeda. Rorschach mengembangkan satu set kode, meneruskan usaha dari Gestaltists (terutama Wertheimer), yang memperbolehkan perbedaan dari fitur respon. Satu set kode atau skor yang telah didapat, digunakan untuk menggambarkan area dari respon pada bercak tinta yang diberikan pada subyek, misalnya W untuk respon pada seluruh bercak, D untuk detail area yang besar, dan seterusnya. Satu set kode berikutnya berfokus pada fitur dari bercak yang bertanggung jawab untuk identifikasi dari gambar yang diberitahukan oleh subyek, seperti F untuk bentuk, C untuk warna chromatic, dan M untuk kesan dari pergerakan manusia. Set kode yang ketiga digunakan untuk mengklasifikasikan isi, seperti H untuk manusia, A untuk binatan, An untuk anatomi, dan seterusnya. Rorschach dengan tegas menyebutkan bahwa penemuannya tersebut merupakan awal mula dan berfokus pada pentingnya lebih banyak eksperimen. Hal ini terlihat dengan jelas bahwa Rorschach mengharapkan penelitian yang lebih banyak dengan metode-metode dan menginvestasikan dirinya dengan penuh semangat selama beberapa bulan setelahnya. Akan tetapi terjadi tragedi, pada 1 April 1922, Rorschach dirawat di ruang gawat darurat di Rumah Sakit Herisau setelah mengalami sakit pada abdominalnya untuk beberapa minggu terakhir. Rorschach meninggal keesokan paginya dari acute peritonitis. 19 Rorschach telah mencurahkan kurang dari empat tahun untuk penelitian dari “Blotto Game.” Seandainya Rorschach hidup untuk melanjutkan pekerjaannya, terdapat perkembangan petunjuk yang mungkin dapat berbeda daripada yang dibuktikan pada kasusnya. Jelas Rorschach kecewa dengan perbedaan yang karyanya setelah psikodiagnostik di publikasikan. tampak pada Hanya swiss psychiatric journal yang tidak mengulasnya dan jurnal pskiatri eropa lainnya hanya mempublikasikan ringkasan singkat dari karyanya. Monografi adalah bencana keuangan bagi penerbit. Hanya beberapa eksemplar yang terjual sebelum Rorschach meninggal dan sebelum the House of Bircher memasuki kebangkrutan. Untung, lelang berikutnya bircher meninggalkan monograph dan 10 piring ditangan penerbit yang sangat dihprmati di Bern, Verlag Hans Huber. Huber memiliki reputasi dalam penerbit yang berkualitas, ditambah beberapa ulasan menguntungkan beberapa monografi yang merangsang pengejaran karya Rosrchach selanjutnya. Bagaimanapun juga, Rorschach meninggal dan dalam kenyataan bahwa angka-angka yang dibuat dalam pencetakan agak berbeda dari yang digunakan oleh Rorschach dalam eksperimennya, menimbulkan masalah bagi mereka yang akan mencoba untuk melanjutkan pekerjaanya. Namun, seperti yang dibahas dalam bab berikutnya, mereka hanya benih dasar masalah bagi mereka yang tertarik dalam mengembangkan dan menggunakan metode Rorschach. 20 CHAPTER 2 Development of the Test: The Rorschach Systems Walaupun beberapa Fordeutversuch-nya kolega Rorschach terus menggunakan atau Tes Interpretasi bentuk (Form Interpretation Test) setelah kematian Rorschach, tak satupun yang mengikuti pendekatan sistematis dari pengumpulan data seperti yang ia lakukan. Mereka lebih menekankan pada aplikasi klinis dan/atau aplikasi tertentu atas tes tersebut. Rorschach sengaja tidak berteori tentang dasar dari metodenya dan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berulangkali memperingatkan tentang keterbatasan data yang membutuhkan penelitian lanjutan. Ia pun cenderung mengabaikan pentingnya hakekat dari konten tersebut, ia menyatakan bahwa analisa konten akan memberikan gambaran yang sedikit tentang seseorang. Namun, hal ini tidak mengurangi banyak pengguna tes yang mencoba untuk mengaplikasikannya secara langsung dengan teori Freudian. Tiga orang kolega Rorschach menjadi pendukung terkuat dari Tes Interpretasi Bentuk. Mereka adalah Walter Morgenthaler, Emil Oberholzer, dan Hans BehnEschenberg. Behn-Eschenberg adalah seorang psikiater yang bekerja langsung dengan Rorschach di Herisau. Ia adalah orang yangpertama kali mengaplikasikan metode ini terhadap anak-anak sekolah (1921). Penelitian yang ia lakukan, dengan pengawasan dari Rorschach, ia menggunakan 10 plate yang dibuat oleh Rorschach ketika mencoba untuk mengembangkan seri paralel (parallel series). Hal ini akhirnya dikenal dengan nama Behn- Rorschach, yang nantinya disebut sebagai seri paralel. 21 Morgenthaler dan Oberholzer memberikan dukungan atas penggunaan metode ini untuk membedakan skizofrenia, tetapi seperti kebanyakan orang di komunitas psikiatri, mereka merasa bahwa masih terdapat ketidaklengkapan pada interpretasi konten. Mereka berdua tetap mengaplikasikan metode skoring Rorschach, namun juga memperluas karyanya dengan menitikberatkan pada penggunaan konten. Oberholzer, seorang psikoanalis dan teman dekat dari Rorschach, merasa antusias tentang inkblot. Beberapa minggu sebelum kematiannya, Rorschach mendiskusikan komentar-komentar dari Oberholzer tentang makalah yang dipersiapkan untuk dipresentasikan kepada Swiss Psychoanalytic Society. Walaupun Rorschach tidak pernah memberikan revisi akhir, Oberholzer memutuskan untuk mempublikasikannya karena di dalam makalah tersebut terdapat beberapa konsep baru dan dua jenis kategori skoring terbaru (Rorschach & Obelholzer, 1923), satu untuk fitur chiaroscuro (shading) dan yang kedua untuk jawaban vulgar (populer). Artikel ini telah dimuat dalam edisi lanjutan dari Psychodiagnostik. Oberholzer juga berperan penting dalam pengembangan dan penggunaan tes ini. Walaupun sebagian besar dari pengguna awal tes Rorschach tertarik dengan konten respon, tidak satupun yang menginterpretasi konten diluar aturan. Pada waktu yang sama, tidak satupun terlihat mengerti atau termotivasi untuk memperluas pemikiran Rorschach yang mempertimbangkan bagian perseptual dari respon. Tidak ada kategori skor atau skoring baru untuk test tersebut hingga tahun 1932, ketika Hans Binder mempublikasikan sebuah skema elaborasi untuk skoring pada respon akromatik dan shading. Namun, tidak seperti Rorschach, format Binder didasarkan pada intuisi logis daripada pengembangan secara empiris. 22 Banyak orang dan kejadian yang berpengaruh dalam pengembangan dan pertumbuhan metode Rorschach, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satunya adalah Obelholzer. Banyak sekelompok orang dan peristiwa yang menjadi berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan dari metoder tes Rorschach, seperti Oberholzer yang juga bergabung dalam kelompok tersebut. Pada kenyataannya, ia termasuk salah satu catalysts pertama dalam perkembangan dan pertumbuhan tes Rorschach di Amerika Serikat. Pada pertengahan tahun 1920, Oberholzer menjadi seorang psikoanalisis yang dihormati, termasuk dalam spesialisasinya dalam bidang anak-anak diantara keahliannya yang lain. Karena reputasinya tersebut, seorang psikiater dari Amerika, David Levy, mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung kepada Oberholzer di Swiss selama satu tahun. Selama masa pembelajaran tersebut, Levy mempelajari karya Rorschach, dan ketika ia kembali ke Amerika, ia membawa beberapa salinan foto blots, dengan maksud untuk mengeksplorasi penggunaannya pada anak-anak. Meskipun keinginan Levy untuk menggunakan dan mempelajari tes tersebut terhalang, ia berhasil mempublikasikan salah satu karya Oberholzer yang telah diterjemahkan pada tahun 1926. Pada waktu itu, Levy merupakan staf psikiater dalam Institute of Guidance di New York. Institusi tersebut merupakan sumber untuk melayani kebutuhan anak bagi sekolahsekolah yang berada di New York, terutama bagi mereka yang memiliki performa akademis yang kurang, tetapi juga untuk memberikan konsultasi dari psikiater dan pelayanan bagi anak-anak yang mengalami gangguan di area tersebut. Fasilitas tersebut dijadikan pelatihan bagi siswa dalam bidang psikiater dan psikologi. 23 Pada tahun 1927, Samuel J. Beck, mahasiswa pascasarjana dari Colombia University, mendapatkan beasiswa dari institusi tersebut. Ia bekerja selama beberapa jam per-minggu, mempelajari bagaimana mengadministrasikan dan menginterpretasikan berbagai macam tes kecerdasan, tes bakat, dan prestasi. Pada tahun 1929, Beck sering mencari topik penelitian yang mungkin dapat ia gunakan untuk disertasinya. Pada suatu hari ketika sedang berbincangbincang, Levy mengatakan kepada Beck bahwa ia membawa beberapa salinan dari perhitungan Rorschach sekembalinya dari Swiss. Ia menunjukkan dan meminjamkannya kepada Beck salinan dari monograph Rorschach. Beck kemudian menjadi tertarik terhadap tes Rorschach dan ia berlatih dibawah bimbingan Levy pada institusi tersebut. Setelah itu, Beck menyinggung masalah ide untuk menstardardisasi studinya kepada pembimbing disertasinya, mengenai psikolog eksperimen yaitu Robert S. Woodworth. Woodworth tidak menyadari akan pekerjaan Rorschach, namun ia merasa familiar dengan ekperimen Gestalt dimana dalam eksperimen tersebut juga menggunakan inkblots sebagai bagian dari stimulus. Setelah meninjau tes tersebut dengan Beck, Woodworth menyetujui mengenai studi standardisasi, dengan menggunakan anak-anak, yang mungkin akan berkontribusi terhadap literatur mengenai perbedaan individu. Setelah hampir tujuh tahun meninggalnya Rorschach, penelitian sistematik yang pertama mengenai tesnya dimulai, dan hal tersebut akan menjadikan Beck menjadi salah satu tokoh dari tes tersebut. Beck membutuhkan waktu hampir tiga tahun untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk studinya. Hal tersebut melibatkan pengetesan terhadap sekitar 150 anak. Selama masa itu, ia menjaga komunikasinya dengan dua orang teman dekatnya dimana mereka pertama kali bertemu sekitar 10 tahun 24 sebelumnya pada saat ia bekerja sebagai reporter sebuah koran di Cleveland. Mereka adalah Ralph dan Marguerite Hertz. Tidak lama setelah Beck memulai studinya, kedua temannya tersebut mengunjungi Beck di New York. Pada saat itu, Marguerite Hertz juga seorang mahasiswa psikologi pascasarjana di Western Reserve University di Cleveland. Selama masa kunjungannya, Beck berbagi mengenai pengetahuannya mengenai pekerjaan Rorschach dan menunjukkan hasil perhitungannya kepada Marguerite Hertz. Ia dengan cepat mengenali metode yang ditunjukkan Beck, dan juga memohon untuk membuat disertasinya mengenai tes tersebut. ia merancang studinya mirip dengan yang Beck lakukan, namun dengan beberapa variasi dalam sampling. Setelah itu, penelitian sistematik kedua mengenai tes Rorschach dimulai. Kedua disertasi tersebut selesai dikerjakan pada tahun 1932. Setelah lulus, Hertz menerima posisi pekerjaan yang melibatkan study multidisiplin terhadap anak di Brush Foundation di Cleveland, sedangkan Beck menerima posisi yang sama di Boston Psychopathic Hospital dan Harvard Medical School. Di antara Beck atau Hertz tidak ada yang menambahkan komponen baru dalam format tes Rorschach untuk coding atau skoring dalam disertasi mereka. Penemuan mereka menambahkan data penting mengenai bagaimana anak-anak merespon, namun, mungkin yang lebih penting adalah besarnya pengalaman yang masing-masing mereka dapatkan yang mengakibatkan pemahaman yang lebih baik mengenai konsep framework dari tes Rorschach. Mereka menyelesaikan pekerjaan mereka namun dengan kesadaran diperlukannya lagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. Jika seseorang telah memprediksi mengenai perkembangan mengenai tes Rorschach pada masa itu, hal tersebut akan meragukan antisipasi dari kontroversi yang telah disinggung sebelumnya. 25 Baik Beck maupun Hertz telat dilatih program dengan orientasi secara empiris. Penemuan mereka banyak yang serupa, kebanyakan adalah dari kesimpulan yang mereka buat. Namun, peristiwa yang terjadi pada akhirnya akan mengubah keharmonisan yang pada awalnya terlihat signifikan. Hal yang paling penting dalam kejadian itu adalah bangkitnya kekuatan Adolf Hitler di Jerman. Kekacauan yang diciptakan mempengaruhi kehdupan tiga orang psikolog lainnya, dan sebagai hasilnya masing-masing menjadi lebih ekstensif dengan tes Rorschach. yang paling pertama mengalami pengaruh dari kekuatan Nazi di Jerman adalah Bruno Klopfer. Klopfer telah menyelesaikan gelar doktoralnya pada tahun 1922 di Universitas Munich. Ia menjadi spesialis dalam bidang anak-anak dan lebih memfokuskan pekerjaannya pada masalah emosional yang berhubungan dengan akademik. ia menjadi staf senior di Berlin Information Center for Child Guidance. Institut tersebut memiliki kesamaan dalam hal desain dan cakupan dengan Institute for Child Guidance di New York tempat Beck melakukan penelitiannya. Namun, tidak seperti Beck yang pada tahun 1932 menjadi sangat tertarik pada tes tersebut, Klopfer sama sekali tidak memiliki minat pada tes Rorschach. Latihan dan orientasinya sangatlah fenomenal, dan minatnya berada pada teori psikoanalisa Freud dan Jung. Ia memulai analisa personal pada tahun 1927 dan training analysis pada tahun 1931, dengan tujuan menjadi seorang practicing analyst. Tahun 1933 banyak arahan dari pemerintah kepada Berlin Information Center for Children mengenai pendidikan dan pelayanan untuk anak-anak suku Arya dan yang bukan.dan juga menambah tekanan pada orang Yahudi, menyebabkan Klopfer memutuskan untuk meninggalkan kota. training analyst Klopfer, Werner Heilbrun, membantu Klopfer menghubungi banyak tenaga ahli di luar Jerman untuk membantunya. salah satu 26 yang merespon positif adalah Carl Jung yang berjanji memberikan pekerjaan kepada Klopfer jika ia mencapai Zurich, yang ia capai pada tahun 1933. Posisi yang Jung temukan untuk Klopfer adalah sebagai teknisi di Zurich Psychotechnic Institute. Institut tersebut memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah memberikan tes psikologis kepada kandidat berbagai pekerja. Tes Rorschach adalah teknik yang digunakan secara rutin, dan Klopfer diharuskan mempelajari bagaimana mengadministrasikan dan memberikan skor. Instrukturnya adalah teknisi lain yang bernama Alice Garbasky. ketika sembilan bulan ia mempelajarinya, Klopfer menjadi tertarik dengan beberapa tuntutan yang diberikan Rorscach dalam psikodiagnostik, namun ia tidak tertarik untuk mengajar atau menggunakan tes tersebut, namun, ia tetap berpegang pada psikoanalisa dan keberadaannya di Zurich menyediakan kesempatan untuk memiliki pengalaman bersama Jung. perannya sebagai teknisi baginya kurang memuaskan dibandingkan dengan posisinya yang tinggi sebagai staff senior di Berlin. ia tetap bersikeras untuk mencari pekerjaan baik di Switzerland ataupun kota lain. Akhirnya, ia diterima sebagai peneliti di Department of Anthropology di Universitas Comumbia. ia melakukan imigrasi ke Amerika pada tahun 1934. pada waktu yang sama Beck pergi ke Switzerland, dibawah Rockfeller untuk belajar bersama Oberholzer selama setahun. Beck mengantisipasi studinya di Switzerland akan memberikan pengertian yang lebih baik mengenai konsep dan dalil dari Rorschach. Pada tahun 1934 Beck telah mempublikasikan sembilan artikel mengenai ciri potensial dari Rorschach untuk mempelajari kepribadian organisasi dan perbedaan individu. satu dari tiga ini muncul sebelum Beck menyelesaikan disertasinya, jadi, pada tahun 1934, minat yang besar mulai berkembang 27 mengenai tes tersebut di Amerika. minat ini menjadibukti di psikiatri dan psikologi dan juga mirip dengan minat yang berkembang di Eropa ketika dekade pertam setelah kematian Roschach. Mahasiswa di Amerika menghadapi dua macam permasalahan. Pertama, Rorschach monograph tidak tersedia. Jika copy-nya tersedia, mahasiswa perlu menguasai bahasa Jerman, karena tidak tersedia versi yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sampai tahun 1942. Kedua, Amerika tidak banyak menggunakan Rorschach monograph dalam kasus psikologi, seperti di Eropa. Sehingga, terdapat beberapa kesempatan untuk mempelajari teknik administrasi dan skoring, serta untuk menginterpretasikan hasil tes. Beck mengajarkan metode tes tersebut di Harvard medical school dan di rumah sakit Boston psychopatchic selama dua tahun dan Hertz mulai mengajarkan metode tersebut di Brush Foundation dan kepada mahasiswa di universitas Western Reserve. David Levy meninggalkan New York pada tahun 1933 untuk mengembangkan divisi anak di rumah sakit Michael Reese di Chicago, dan di sana ia melatih beberapa orang untuk mengadministrasikan tes. Selain di tiga tempat tersebut, tidak terdapat instruksi formal dari tes yang ada. Hal ini menjadi sebuah hambatan bagi mahasiswa karena tidak adanya training formal tes tersebut. Situasi inilah yang membawa dampak besar bagi karir Bruno Klopfer dan membawanya sebagai salah seorang yang memiliki dampak siginifikan bagi komunitas Rorschach. Pada tahun 1934, beberapa mahasiswa dari universitas Columbia belajar dengan Klopfer karena ia telah memiliki pengalaman yang cukup mengenai tes tersebut di Zurich. Klopfer merupakan seorang guru yang ahli dalam Rorschach, ia merasa tertantang dengan tes Rorshcach yang masih belum rampung 28 sepenuhnya. Akhirnya Klopfer bekerja sama dengan Woodworth untuk mengadakan suatu seminar tentang tes Rorchach dengan syarat bahwa Klopfer bersedia jika minimal ada tujuh orang mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam seminar tersebut. Klopfer merasa bahwa sudah menjadi tanggung jawabnyalah untuk mengajarkan metode administraasi dan skoring selama seminar pertama, namun format tersebut sedikit terganggu dengan tidak lengkapnya karya Rorshcach. Pada akhir seminar, mahasiswa telah memutuskan untuk melanjutkan proses belajarnya dengan Klopfer selama enam minggu dan beberapa mahasiswa dari NYU (New York University) dan Columbia University meminta Klopfer untuk membuat kelompok seminar yang kedua. Akhinya kelompok seminar yang kedua melahirkan kelompok seminar yang ketiga dan seterusnya. Dalam setiap seminar, sistem skoring dan identifikasi respon terhadap shading dibahas. Sekitar tahun 1935, beberapa skor baru telah ditambahkan dan banyak hal yang telah dipertimbangkan dalam penambahan skor yang baru. Tahun 1936 merupakan tahun dimana pengaruh Klopfer terhadap tes Rorschach semakin signifikan, ia dan beberapa rekannya semakin gencar mengembangkan tes ini. Psikologi Amerika memandang dengan curiga pada fenomenologi setelah menempatkan dirinya berkaitan erat dengan tradisi "pure science". Sebelumnya, behaviorisme adalah buah bibir, dan siapa pun yang bersedia untuk berangkat dari kerasnya empirisisme, atau tidak mau menerima paham ini, sering akan dipandang dengan mata prasangka. Hal ini menciptakan sebuah masalah yang signifikan untuk Klopfer, dan bahkan lebih lagi untuk pengembangan tes. Klopfer dengan cepat menyadari kebutuhan untuk menyebarluaskan informasi mengenai Rorschach, khususnya karena di setiap seminarnya, new scoring 29 sedang diterapkan atau berevolusinya formulasi baru mengenai tes. Dia mulai menerbitkan buletin fotokopi pada tahun 1936 yang dinamainya The Rorschach Research Exchange, kemudian menjadi Journal of Projective Techniques, dan akhirnya menjadi Journal of Personality Assessment. Tujuan aslinya adalah untuk memberikan update mengenai perkembangan dari tes karena mereka berkembang dalam banyak seminar yang dilakukan Klopfer secara pribadi dan dalam seminar pengawasan ketika ia mulai mengajar di Columbia. Namun, terdapat tujuan sekunder: Klopfer merasakan Exchanged sebagai kendaraan potensial yang akan digunakan untuk berbagi data, ide, dan pengalaman berkaitan dengan tes. Pada konteks tersebut, Klopfer mengundang Beck, Levy, Hertz, dan Oberholzer untuk berkontribusi dan mengantisipasi bahwa diskusi antara individu-individu yang berpengalaman dengan tes akan merangsang perkembangan yang lebih pesat. Namun, hal ini tidak terjadi. Sesaat sebelum edisi pertama Exchange muncul, terdapat sebuah artikel yang diterbitkan oleh Beck (1936) dalam jurnal lain yang sangat kritis dari beberapa psikiater Swiss, terutama Bleuler dan anaknya Manfred, yang menerapkan tes dengan cara yang Beck rasakan terlalu subyektif, terutama dalam cara memberikan nilai terhadap respon tes. Judul dari artikel ”Autism in Rorschach Scoring”, menyediakan beberapa indikasi dari kekuatan Beck menyerang penyimpangan dari format coding atau scoring Rorschach. Seperti yang telah ia lakukan di artikel sebelumnya, Beck memperjelas kebutuhan akan kecermatan, sistematis penelitian yang akan menghasilkan norma tetap untuk administrasi, penilaian, dan interpretasi. Tidak mengejutkan, mengingat posisi perusahaan, ditemukan bahwa Beck bereaksi terhadap pergerakan Klopfer untuk memperluas format penilaian untuk 30 tes dengan tanda yang jelas. Tidak terdapat pertanyaan bahwa format penilaian yang dikembangkan kelompok Klopfer, yang disajikan dalam edisi pertama Exchanged (Klopfer & Sender, 1936) tersebut terorganisasi dengan baik dan dipikirkan secara cermat. Tetapi, ketidak beradaan database, ditambah fakta bahwa format tersebut mendiversifikasi skor jauh melampui setiap poin yang telah dikonseptualisasi atau ditetapkan Rorschach, atau baik Beck ataupun Hertz telah menjelajah pekerjaan masing-masing, menjadikan sulit bagi siapapun untuk menerima komitmen pada kerangka empiris dalam tes. Hal berubah dari buruk menjadi bencana pada awal tahun 1937. Setelah Beck menerima undangan untuk menulis pada Exchange di tahun 1936, ia mengirimkan Klopfer salinan naskah yang telah ia siapkan selama hampir dua tahun. Naskah itu adalah buku pertamanya, Introduction to the Rorschach Method, terbit sebagai karangan ilmiah pertama dalam American Orthopsychiatric Association pada tahun 1937, kemudian lebih dikenal sebagai “Beck’s Manual”. Klopfer memutuskan untuk mengabdikan sebagian besar isu dari Exchange pada tahun 1937 untuk menelaah Beck’s Manual (Klopfer, 1937a). Seperti yang diharapkan, review yang dihasilkan lebih negative daripada positif, membahas keengganan Beck dalam menambah skor dan kriteria Beck untuk definisi kualitas respon bentuk baik versi buruk. Hal ini memancing balasan dari Beck, yang diterbitkan oleh Klopfer dalam volume kedua Exchange (Beck, 1937b). Artikel tersebut, “Some Rorschach Problems”, sangat kritis terhadap pendekatan Klopfer, dan jelas mendokumentasikan fakta bahwa terjadi perpecahan yang penting antara dua orientasi. Pada isu berikutnya dari Exchange, serangkaian komentar dalam artikel Beck diterbitkan, kebanyakan ditulis oleh pengikut Klopfer, atau oleh mereka yang cenderung mendukung 31 orientasi Klopfer. Banyak dari mereka sangat kritis terhadap Beck, dan beberapa secara terbuka memusuhinya. Secara kolektif, mereka hanya bertugas untuk memperkuat tekad Beck. Hertz, dengan kekecewaannya, terjebak dalam kontroversi yang terjadi antara Beck dan Klopfer. Dia sepakat dengan Beck tentang kebutuhan bagi pengembangan tes ini, dan komitmennya terhadap kebutuhan itu sendiri tidak pernah menyusut. Hubungannya dengan Klopfer, baik melalui korespondensi maupun kontak personal, membuatnya mengambil sikap positif terhadap usahausaha klopfer bagi pendekatan dalam mempelajari tes ini. Tetapi sebagaimana Beck, dia (Hertz) berkomitmen untuk berhati-hati melakukan investigasi.ketika perpecahan antara Beck dan Klopfer semakin jelas terlihat dalam ‘Exchange’, Hertz berusaha untuk menjadi mediator bagi keduanya. Usaha pertamanya dilakukan melalui satu artikel dalam ‘Exchange’ tahun 1937 (Hertz, 1937), di mana ia menuliskan database terkait yang dari situlah Beck memberikan banyak kesimpulan sekaligus mengritisi kelompok Kloper atas penyempurnaan skoring sejauh melibatkan sekumpulan simbol-simbol yang bentuknya tidak jelas. Walaupun artikel tersebut dapat sedikit memperbaiki hubungan antara Beck dan Klopfer,tetapi artikel tersebut juga menunjukkan kelemahan-kelemahan potensial dari pendekatan kedua belah pihak. Meskipun demikian dia tetap berharap ada satu pendekatan yang mampu menyatukan keduanya, pada tes ini dan secara periodic membawakan issue terjadinya rekonsiliasi dan kompromi dua pendekatan tersebut (Hertz, 1939, 1941, 1952b). Meskipun Hertz dan lainnya itu berusaha melakukan sebuah bentuk kompromi antara Beck dan Klopfer perdebatan antar keduanya semakin meruncing dan di tahun 1939 sampai satu poin dimana rekonsiliasi tersebut tidak 32 mungkin terjadi. Setelah itu tidak ada komunikasi baik lisan maupun tulisan antara keduanya. Sekembalinya dari Switzerland Beck diajak oleh David Levy untuk menerima kesempatan bekerja di Michael Reese dan University of Chicago. Selama periode tahun 1944 sampai 1952 dia mempublikasikan seri tiga volume menyangkut tentang Rorschach yang mewakili pendekatannya terhadap issue-issue Ro (Beck, 1944, 1945, 1952). Klopfer tetap tinggal di Nw York bekerja pada Columbia University dan The City Unirversity of New York sampai akhir perang dunia kedua. Kemudian dia menerima sponsor untuk gelar professor pada University of California di Los Angeles. Buku pertamanya tentang tes Ro ini hadir tahun 1942 dibantu oleh Douglas Kelley. Antara 1954 dan 1970 Klopfer dan mahasiswanya juga menerbitkan tiga seri volume yang secara umum merefleksikan system yang dikelolanya dalam penggunaan tes Ro (Klopfer, Ainsworth, Klopfer, dan Holt, 1954; Klopfer, Meyer, Brawer, & Klopfer, 1970; Klopfer et al, 1956). Hertz tinggal di Cleveland sebagai professor pada Western Reserve University. Dia mempublikasikan lebih dari 60 artikel menyangkut tes Ro ditambah pula dengan seperangkat table-tabel frekwensi yang telah dielaborasi sedemikian rupa dimana telah dilakukan revisi beberapa kali yang berguna dalam kualitas bentuk scoring (Hertz, 1936, 1942, 1952a, 1961, 1970). Dampaknya masing-masing mereka berjalan dengan cara mereka sendiri, mengembangkan Ro dalam konteks teoritis mereka sendiri dan atau bias empiris. Sebagaimana, Ro kemudian dipilah menjadi 3 sistem terpisah yang berbeda satu dengan yang lainnya. Diversifikasi dari alat tes tersebut terjadi. Diantara partisipan dalam seminar pertama Klopfer terdapatlah Zygmunt Piotrowski seorang rekan Doktor pada Neuropsychiatric Institute di New York. 33 Piotrowski dilatih sebagai psikolog eksperimental, mendapatkan doktoralnya pada 1927 dari University of Poznan di Polandia. Dia ingin meluaskan pendidikannya dengan mengambil studi pada berbagai universitas dan setelah mendapatkan gelar menghabiskan waktu 2 tahun di Sorbonne di Paris. Dia kemudia menerima posisi sebagai instruktur dan Postdoctoral di Columbia University College of Physicians and Surgeon. Objek pertamanya adalah mempelajari banyak hal tentang ilmu neurologi karena pada saat itu dia sangat tertarik pada perkembangan logika simbolis. Dia tahu sedikit sedikit tentang tes Ro walaupun dia merupakan subjek, ketika menjadi siswa seseorang yang belajar menggunakan tes tersebut. dari pengalaman tersebut, ia memiliki gambaran gagasan mengenai sifat tes, tetapi memiliki sedikit minat di dalamnya. Sebagai sesama rekan postdoctoral di Columbia, ia datang dengan berhubungan baik dengan banyak mahasiswa pascasarjana dari psikologi, dan atas dukungan salah satu dari mereka, ia memutuskan untuk menghadiri seminar pertama Klopfer itu. Hasil keputusan santai tersebut adalah terjadinya intrik yang cukup dengan tes, tidak begitu banyak mengenai pengembangan tes seperti Klopfer didukung, tetapi lebih dengan potensi tes untuk membedakan kreativitas. Dia sangat tertarik mengenai orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan masalah neurologis, memungkinkan berfungsi dalam situasi tes. Piotrowskin berlanjut dalam hubungan yang erat dengan Klopfer selama periode seminar Klopfer pertama, beberapa menyumbangkan ide-ide untuk beberapa nilai baru yang akan menjadi perlengkapan permanen dalam Sistem Klopfer. Tapi, sebagai kritik Beck dari pendekatan Klopfer menjadi lebih intens, ia mundur dari kelompok Klopfer dan mengabdikan waktu studi yang lebih mendalam mengenai gangguan 34 neurologis di bawah asuhan Kurt Goldstein, dengan maksud untuk kembali ke tanah kelahirannya pada tahun 1939 dulu. Invasi Jerman ke Polandia, pada bulan September 1939, menyebabkan Piotrowskin untuk mengubah program studi, dan ia menerima posisi di Jefferson Medical School di Philadelpia di mana ia mampu untuk melanjutkan studi mengenai gangguan neurologis dan pada saat yang sama, menguji beberapa ide-ide pribadinya tentang Rorschach. Sepuluh tahun kemudian (1950), ia menerbitkan sebuah monografi yang berisi inti untuk pendekatan dirinya dalam suatu tes. Kemudian ia menerbitkan sebuah teks yang rumit tentang penggunaan tes, Perceptanalysis (1957), di mana ia terintegrasi idenya sendiri mengenai interpretasi persepsi ke dalam sistem untuk menggunakan tes. Dengan demikian, pendekatan keempat Rorschach, berbeda dari Beck, Klopfer, atau Hertz, yang muncul menjadi ada. Sebelum Piotrowskin menyelesaikan karyanya dengan tes, sosok lain yang memiliki dampak yang signifikan dalam pengembangan dan penggunaan Rorschach di Amerika Serikat. Ia adalah David Rapaport. Seperti banyak orang lain pada masanya, Rapaport melarikan diri Eropa pada tahun 1938, tak lama setelah menyelesaikan gelar Doktor di Petrus Hungaria Royal di Pázmány. Orientasinya adalah sangat psikoanalitik, dan selama pelatihan ia menjadi tertarik dengan proses berpikir, berpikir terutama patologis. Dia punya beberapa pengalaman yang terbatas mengenai Rorschach, tapi tidak ada komitmen yang kuat untuk itu atau tes psikologi lainnya. Keahliannya adalah teori dan yang utama antara mimpi profesionalnya yaitu untuk meningkatkan konsep kontemporer tentang fungsi ego dalam model analitik klasik. Setelah datang ke Amerika Serikat, ia bekerja sebentar di Mount Sinai Hospital di New York, dan 35 kemudian mengambil posisi di sebuah rumah sakit pemerintah di Oswatomie, Kansas. Keputusannya untuk menerima posisi Kansas sebagian datang dari kebutuhan akan keuangan, tapi terutama karena membawanya lebih dekat ke kiblat pemikiran dan praktek psikoanalitik dari Yayasan Menninger. Posisinya di Oswatomie yang diberikan kepadanya sering berhubungan dengan Yayasan Menninger, dan ketika posisi staf dibuka di sana pada tahun 1940, ia ditunjuk untuk itu, dan menjadi kepala departemen psikologi dua tes meyakinkannya bahwa kedua alat tes tersebut dapat digunakan untuk mempelajari aktivitas ideasional. Dia juga sangat dipengaruhi oleh proses proyeksi dan hubungannya dengan studi kepribadian. Setelah arahan Karl Menninger, Rapaport menyelenggarakan sebuah proyek rumit untuk mempelajari kemanjuran tes psikologi beberapa tujuan menurunkan suatu ofthe berfungsi gambaran luas psikologis orang tersebut. Dia menyadari bahwa pelatihan sendiri tidak membekali dirinya dengan baik untuk penelitian psikometri, tetapi mampu mengelilingi dirinya dengan tim riset yang luar biasa, yang diambil baik dari staf Yayasan dan dari badan mahasiswa pascasarjana di University of Kansas. Tim ini termasuk Merton Gill, seorang psikiater staf di Yayasan, dan Roy Schafer yang magang di sana dan seorang mahasiswa pascasarjana di University of Kansas. Proyek ini memuncak dari seorang ahli yang menulis serangkaian dua volume, Diagnostic Psychological Testing (1946), yang berfokus pada aplikasi klinis dari delapan tes psikologi, Dalam perjalanannya, pemikiran bahwa baterai tes akan menyediakan jenis data dari pemahaman yang terintegrasi dan kaya dapat dikembangkan dari orang tersebut. 36 Rapaport sangat menyadari perdebatan berusaha keras untuk menghindari Rorschach yang antara Beck dan Klopfer dan keberpihakan. Pendekatan terhadap akhirnya ia pilih mirip dengan Klopfer dalam beberapa hal, namun juga sangat berbeda dari Klopfer dan lebih dipengaruhi oleh loyalitas kepada masalah psikoanalisis Pada bagian kedua, data disorot dengan menggunakan tabel dan grafik, tetapi data ini sering diabaikan sehingga banyak mencerminkan logika Rapaport mengenai psikologi orang tersebut. Kelompok Rapaport dan Klopfer bergabung dalam upaya masing-masing untuk mengembangkan tes, hasilnya mungkin jauh lebih mencolok dan berpengaruh mengenai penggunaan roschach, sehingga beberapa kecenderungan Rapaport untuk menyimpang jauh dari metodologi dasar roschach ini, telah digagalkan . Tapi ini tidak berakhir. Pada tahun 1946, bibit-bibit pendekatan kelima terhadap test Rorschach mulai terbentuk yang tidak bertentangan dengan masing- masing ke empat pendekatan lainnya. Menyusul publikasi bagian kedua, Rapaport menjauh dari tes psikologi dan kembali ke cinta pertamanya: mengembangkan model yang lebih rinci tentang fungsi ego. Meskipun demikian, sistem yang ,mempengaruhi banyak pengguna Rorschach dan telah dikembangkannya kemudian diperkaya oleh karya klasik Schafer pada tahun 1954, yaitu Psychoanalytic Interpretation in Rorschach Testing. Tidak hanya mengembangkan dan menciptakan model test Rorschach , Rapaport juga merupakan tonggak sejarah dalam penggunaan analisis isi untuk mendapatkan review yang luas tentang dinamika kepribadian. Pada dasarnya, apa yang Rapaport mulai, kemudian dilanjutkan oleh Schafer . Dengan demikian, selama periode kurang lebih dari 20 tahun (1936-1957), di Amerika dikembangkan lima sistem test Rorschach yang tidak benar-benar 37 berbeda satu sama lain, tetapi sebagian besar terdapat kemiripan jika dibandingkan dengan Rorschach yang asli. Diluar fitur tersebut,ke lima sistem begitu banyak berbeda sehingga mereka menantang perbandingan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan skoring dan pendekatan interpretasi (Exner, 1969) Di Eropa, selama periode yang sama, literatur tentang test Rorschach juga menjadi luas, tetapi tampaknya sebagian besar dalam bentuk jurnal. Monografi Rorschach tetap menjadi teks dasar sampai 1957, ketika hasil kerja Ewald Bohm , Lehrbuch der Rorschach pyscodiagnostik , diterbitkan. Ewald Bohm membawa serta dasar-dasr administrasi dan scoring yang tetap sangat dekat dengan konsep Rorschach dan menyajikan gambaran menyeluruh dan canggih mengenai interpretasi tes. Ia akrab dengan karya-karya Beck, Klopfer, Hertz, dan Piotrowskin, yang rekomendasinya sebagian diintegrasi dari gagasan mereka ke dalam mengenai interpretasi. Pada dasarnya, Bohm menciptakan sistem keenam, yang digunakan secara luas di Eropa. Terlepas dari pendekatan yang berbeda, metodologi Rorschach berkembang sebagai salah satu andalan di psychodiagnosis. Praktisi dan peneliti sering cenderung mengabaikan keberadaan lima atau enam pendekatan yang sangat berbeda dengan metode . Entah mereka tidak sepenuhnya menyadari luasnya perbedaan yang ada di seluruh sistem yang terpisah, atau mereka meminimalkan perbedaan yang tidak realistis. Test Rorschach dipercaya sebagai test tunggal, tetapi tergantung pada sudut pandang seseorang, memberi pujian atau memberi kritik. Pendapat ini mungkin dapat bertahan karena benang merah yang menghubungkan sistem secara bersama-sama mengubah karakteristik tes yaitu : konsep proyeksi. 38 The concept of projection and projective techniques Selama tiga dekade pertama pada abad kedua puluh, penerapan ilmu psikologi yang utama adalah meliputi penggunaan berbagai tes untuk mempelajari inteligensi dan yang berkaitan dengan inteligensi seperti bakat, prestasi, keterampilan motorik, dan sejenisnya. Terdapat metode yang dirancang untuk mempelajari beberapa fitur kepribadian, tetapi biasanya, mereka dirancang untuk mengukur satu ciri, seperti sifat introvert, dominan, fleksibilitas, dan sebagainya. Ketika deskripsi kepribadian atau diagnosis dibutuhkan, wawancara secara menyeluruh dan sejarah sosial menyediakan bagian terbesar dari data (Loutit, 1936). Tes yang dipergunakan dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip psikometri tradisional dimana nilai tertentu dapat dibandingkan dengan nilai kelompok, dengan sedikit atau tanpa memperhatikan isi respon subjek. Sebagian besar awal dari penelitian Rorschach, seperti yang dari Beck dan Hertz, mengikuti format yang sama. Konsep dari proyeksi, sebagaimana berlaku dalam tes psikologis, tidak benar-benar telah dirumuskan di luar implikasi yang ditawarkan pada Jung’s Word Association Test (1910, 1918), yang lebih terfokus dalam isu emotional arousal (gairah emosional) daripada mengenai proyeksi seperti itu. Dalam eksperimen Rorschach, ia berkonsentrasi pada frekuensi skor untuk mengembangkan sebuah psikogram. Ia mencatat bahwa kadang-kadang isi dari respon mungkin menawarkan beberapa informasi mengenai karakteristik orang tersebut, tetapi ia menyatakan keraguan bahwa ini akan menjadi nilai utama dalam metode tersebut. Ia menekankan fakta bahwa yang diperlukan adaptasi tugas daripada kebangkitan dari aliran asosiasi (p122-123). Hampir dua 39 dekade berlalu sebelum gagasan proyeksi akan diterapkan untuk menguji Rorschach. Pada waktu yang sama, Klopfer memulai seminar pertamanya, Morgan dan Murray (1935) memperkenalkan Thematic Apperception Test (TAT), sebagian didasarkan pada premis bahwa seseorang mengungkapkan sesuatu dari kepribadian mereka sendiri ketika dihadapkan dengan situasi sosial yang ambigu. Tiga tahun kemudian, Murray (1938) menawarkan suatu deskripsi mengenai bagaimana proses proyeksi beroperasi dalam suatu situasi stimulus ambigu. Konsep Murray, sebagian, berasal dari postulat Freud tentang proyeksi sebagai bentuk pertahanan ego (terjemahan dari bahaya internal yang berpengalaman dalam bahaya eksternal), sehingga lebih mudah untuk menangani bahaya internal (Freud, 1894/1953a, 1896/1953b, 1911/1953c), yang kemudian digambarkan sebagai proses alami manusia. (Freud, 1913/1955). Murray menarik sebagian besar dari konsep 1913 Freud, menggambarkan proyeksi sebagai proses alami di mana pertahanan mungkin atau tidak mungkin relevan. Konsep Murray mengenai proyeksi diformulasikan dengan sederhana sebagai kecenderungan seseorang yang akan dipengaruhi oleh kebutuhan mereka, minat, dan organisasi psikologi keseluruhan dalam terjemahan kognitif, atau interpretasi dari persepsi yang masuk, kapan saja daerah stimulus termasuk beberapa ambiguitas. Konsep ini mengkristal oleh Frank (1939) dalam sebuah makalah di mana istilah “projective hypothesis” diciptakan. Frank menyarankan label “projective methods” untuk berbagai teknik yang berguna untuk klinisian dalam membangkitkan tindakan semacam itu. Rorschach disebutkan sebagai salah satu teknik dengan potensi tersebut. 40 The Zeitgeist psikologi dan psikiatri telah siap untuk gerakan ini, dan sangat cepat ketersediaan metode seperti Rorschach dan TAT mulai mengubah orientasi klinisian dari sebagian besar didasarkan pada perbandingan nomotetis menuju usaha yang lebih keras untuk mempelajari idiography (tulisan/huruf/gambar) dari orang tersebut. Teori psikodinamika yang mulai populer dan perubahan ini dalam arah- menekankan keunikan kebutuhan, kepentingan, konflik, dan gaya dari individu- menghasilkan status baru klinisian di kalangan profesional. Pada awal 1940-an, studi kasus, makalah penelitian, pendapat, dan argumentasi mengenai metode proyektif banyak muncul dalam literatur profesional dalam aliran virtual. Selama dekade tersebut dan selanjutnya, banyak teknik proyektif baru dikembangkan. Louttit dan Browne (1947) menemukan 60% turnover yang terjadi di antara 20 tes yang paling sering digunakan dalam setting klinis antara tahun 1935 dan 1946. Sundberg (1961) mengulangi survey Louttit dan Browne dengan menggunakan data 1959, dan menemukan bahwa tingkat turnover antara 1936 dan 1959 telah mencapai 76% untuk 20 tes yang paling sering digunakan. Dalam survey Louttit dan Browne, Rorschach dan TAT berada pada peringkat keempat dan kelima di antara instrumen yang paling sering dipergunakan. Sedangkan pada survey Sundberg, mereka berada masing-masing pada peringkat pertama dan keempat. Terlihat jelas bahwa penekanan pada metodologi proyektif menjadi luas meresap dalam pengujian klinis selama tahun 1940-an dan 1950-an dan terus dalam popularitas melalui dekade berikutnya. Lubin, Wallis, dan Paine (1971) mengumpulkan data tentang penggunaan tes melalui th 1969, dan menemukan bahwa Rorschach menempati peringkat ketiga dan TAT ketujuh. 41 Selama tiga dekade, aliran publikasi mengenai Rorschach muncul. Semua sistem Rorschach ditetapkan pada tahun 1975, dan tidak ada sistem yang berorientasi ke arah integrasi atau kompromi. Beberapa penelitian yang dipublikasikan antara tahun 1950 dan 1970 adalah sistem yang spesifik, namun banyak diantaranya tidak spesifik. Hal itu biasa bagi penulis, pembaca, dan praktisi untuk interpretasi hampir semua laporan dalam literatur, baik positif maupun negatif, seperti yang berlaku dalam Rorschach tersebut. Secara substansial, perbedaan antara sistem yang ada tidak dihiraukan. PERBEDAAN INTER SISTEM Analisis komparatif dari lima pendekatan Amerika diterbitkan dalam sistem Rorschach (Exner, 1969). Perbandingan yang diprovokasi oleh Beck dan Klopfer. Mereka telah didorong untuk berpartisipasi dalam diskusi tatap muka pada posisi mereka masing-masing. Keduanya menolak, namun dengan begitu, masingmasing merekomendasikan bahwa perbedaan mereka ditinjau secara cermat dalam sebuah artikel jurnal (Beck, 1961; Klopfer, 1961). Proyek tampak sederhana di awal, namun signifikan belum mengikuti pada yang telah dilatih, atau sejalan dengan pendekatan tes Hertz, Piotrowskin, atau Rapaport-Schafer berpendapat untuk perbandingan yang lebih luas yang akan mencakup lima pendekatan. Dengan demikian, apa yang menjadi sebuah artikel akan menjadi sebuah buku dan dibutuhkan beberapa tahun untuk menyelesaikannya karena literatur tentang masing-masing sistem itu luas, tersebar, dan kadang-kadang sangat terdistorsi. Hasil akhir dari perbandingan digambarkan pada besarnya perbedaan yang melintasi lima sistem Amerika. Misalnya, hanya dua dari lima menggunakan 42 pengaturan tempat duduk yang sama, dan tidak ada dari kelimanya yang menggunakan instruksi yang sama. Pada kenyataanya, tidak ada instruksi yang digunakan dalam satu sistem yang bahkan jauh lebih mirip dengan yang digunakan dalam salah satu sistem lain. Setiap sistem mengumpulkan data yang berbeda dari tes, membuat setiap perbandingan dari masing-masing hasil dipertanyakan. Jika perbedaan antara sistem yang terlibat hanya duduk dan instruksi, beberapa resolusi bisa terjadi dengan mudah melalui studi sistematis dampak yang timbul dari perbedaan jauh melampaui kedua variabel mudah dipelajari. Masing-masing systematizer telah mengembangkan formatnya sendiri untuk koding atau skoring tanggapan, dan mereka sangat berbeda. Semua sudah termasuk sebagian dari simbol-simbol asli Rorschach, tetapi sebagian atau beberapa dari semua criteria diubah untuk aplikasi mereka. Pada akhirnya, 15 kode atau skor yang berbeda yang dirumuskan antara lima sistem untuk mengidentifikasi daerah lokasi blot yang digunakan dalam merespon. Tidak satu pun dari 15 kode didefinisikan dengan cara yang sama di semua sistem. Kelima pendekatan termasuk skor simbol F Rorschach untuk menunjukkan bahwa bentuk fitur atau kontur blot itu penting dalam berespon, tetapi masing-masing dari lima menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan apakah bentuk telah digunakan secara akurat. Tidak satupun dari lima menskor laporan dari gerakan sama dengan salah satu dari empat lainnya, dan masing-masing didefinisikan adanya persepsi gerakan yang berbeda dari keempatnya. 16 simbol hadir diantara sistem untuk mengkoding kehadiran warna kromatik pada respon, tapi bahkan ketika simbol yang sama muncul di lebih dari satu sistem, kriteria untuk penerapannya mungkin berbeda dari sistem lainnya. Ketidaksepakatan 43 terbesar untuk mengskoring antara sistem menyangkut penggunaan shading atau warna akromatik di respon. Masing-masing sistem memiliki satu set simbol dan kriteria yang relatif untuk aplikasi mereka. Hal ini tidak mengherankan karena karya asli Rorschach itu tidak termasuk fitur ini karena sebagian besar bercak ini tidak menjadi nyata berbayang sampai edisi kedua monografi diterbitkan. Perbedaaan dalam skoring mengakibatkan pada banyaknya perbedaan yang berkaitan dengan interpretasi. Sistematisasi berbeda tentang skor mana yang seharusnya dikalkulasikan dan hubungan apa yang terdapat diantara skor-skor tersebut yang menjadi hal penting terhadap interpretasi. Hal ini juga menunjukkan perbedaan yang berkaitan dengan kebermaknaan banyak variabel, dan konfigurasi variabel mana yang dapat diinterpretasikan secara bermakna. Disamping perbedaan-perbedaan mendasar tersebut, beberapa postulat penafsiran muncul dalam setiap sistem yang memiliki kesamaan. Bagi sebagian besar, hal ini tergambar dari karya asli Rorschach, namun bagi observer, rangkaian umum tersebut dapat secara mudah menyampaikan kesan bahwa sistem tersebut lebih mirip daripada kasus sebenarnya. Perbedaan utama muncul bersebrangan dengan sistem untuk isu-isu dimana Rorscach tidak menjelaskan atau tidak menyediakan prosedur atau postulat (dalil). Kesimpulan utama yang digambarkan dari analisis komparatif adalah luasnya perbedaan diantara sistem yang ada sangat besar sehingga gagasan yang dikemukakan Rorscach lebih bersifat mitos daripada realitas. Akibatnya, lima tes Rorscach yang unik dan berbeda kemudian diciptakan. Tes-tes tersebut hanya memiliki kemiripan bahwa setiap tesnya menggunakan stimulus figur Swiss yang sama, dan masing-masing telah meliputi sebagian besar skor asli 44 dan postulat penafsiran dasar Rorscach, meskipun beberapanya telah dibumbui oleh beberapa sistematisasi. THE COMPREHENSIVE SYSTEM Meskipun analisis komparatif dari lima pendekatan terhadap tes Rorscach menghasilkan penemuan-penemuan penting, ada dua pertanyaan yang tetap dibiarkan tidak terjawab. Dari lima bagian tersebut mana yang menunjukkan kekokohan empiris yang paling besar, dan mana yang memiliki manfaat klinis yang paling besar? Pada tahun 1968, Rorscach Reseach Foundation didirikan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Diantara proyek-proyek pertama yang diselesaikan di yayasan tersebut adalah adanya tiga survey, yang dihasilkan untuk menentukan bagaimana praktisi klinis menggunakan Rorscach, dan masalah-masalah apa dalam desain dan analisis diatasi dengan melakukan riset-riset menggunakan metode tersebut. Tiga survey pertama (Exner & Exner, 1972) mencakup sebuah kuesioner yang dikirimkan kepada 750 dokter yang nama-namanya dipilih secara acak dari daftar anggota Division of Clinical Psychology dari American Psycological Association dan Society for Personality Assessment. Diantara 30 item yang ditanyakan: Bagian mana dari kelima sistem dimana responden telah mendapatkan pelatihan formal? Bagian mana dari kelima sistem yang digunakan dalam praktek sehari-hari? Dan sejumlah item berkaitan dengan penempatan, instruksi, skoring, dan interpretasi. Dari total 395 (53%) kuesioner dikembalikan oleh responden, dan hasilnya mengejutkan. Hampir tiga dari lima responden merespon telah mendapatkan pelatihan formal dengan metode Klopfer, dan sekitar satu dari setiap lima mendapatkan pelatihan formal dengan pendekatan 45 Beck. Hanya sekitar satu dari lima responden mendapatkan pelatihan formal dengan pendekatan Hertz maupun Rapaport. Meskipun distribusi tersebut tidak diharapkan, namun dua penemuan lainnya cukup diharapkan. Pertama, hampir 22% dari responden telah mengabaikan skoring. Mereka menggunakan metode secara ekslusif untuk analisis subyektif terhadap isi/konten. Kedua, 232 (75%) dari 308 responden yang melakukan skoring tes tersebut mengakui bahwa mereka melakukan personalisasi skoring, dengan mengintegrasikan skor dari satu sistem pada sistem lainnya dan/atau menambahkan skor unik yang diperoleh dari pengalaman pribadi dengan tes tersebut. Mayoritas responden juga mengakui bahwa secara tidak perlu mengikuti cara yang ditentukan untuk administrasi yang terdapat dalam sistem yang diperoleh sebagian besar skoring mereka, dan hal yang sama berlaku untuk postulat penafsiran. Temuan, meskipun mencolok, seharusnya tidak mengejutkan. Jackson dan Wohl (1966) melakukan survei terhadap instruksi Roschach universitas dan menemukan bahwa 12% tidak mengajarkan mencetak gol, dan thet variabilitas metode untuk admonistration, skoring, dan interpretasi luar biasa. Mereka juga menemukan bahwa sekitar 60% dari mereka Roschach mengajar dalam pengaturan universitas memiliki sedikit atau tidak ada pelatihan postdoctoral dengan tes, dan 46% akan dipilih untuk sesuatu pengajaran yang lain. Temuan Jackson dan Wohl menyoroti fairlure untuk membakukan ajaran tes, dan menekankan bahwa mereka mengajar pada saat itu sering kurang baik memenuhi syarat untuk melakukannya daripada yang diinginkan. Temuan ini menyatakan bahwa generasi dokter yang dihasilkan selama tahun 1960-an 46 mungkin dipimpin untuk menggunakan tes dalam cara yang bisa menjadi substansial menyimpang dari orang-orang untuk tes yang dimaksudkan. Survei kedua dilakukan oleh Yayasan menggunakan kuesioner berjumlah 90 butir, dikirim ke 200 Diplomates dari American Board of Professional Psychology. Kusioner Yang Dilaporkan berjumlah 131, tetapi 20 dibuang karena responden menunjukkan bahwa mereka menggunakan Roschach kurang dari 20 kali per tahun. The 111 tersisa disediakan tentang praktek dan pilihan dari dokter yang digunakan testat paling 20 kali per tahun, dan yang rata-rata 12 tahun experiance postdoctoral. Delapan puluh tiga responden (75%) telah diterima sekarang pelatihan formal setidaknya dua dari sistem, biasanya Beck atau Klopfer, ditambah satu atau dua dari yang lain dan 95 (85%) menganggap diri mereka berpengetahuan dalam setidaknya tiga dari sistem. Hanya tujuh telah dihentikan mencetak gol, namun 62 (56%) mengaku bahwa mereka bercampur prosedur administrasi dan scoring dari lebih dari satu sistem, dan hampir semua interpretatif postulat diambil dari salah satu yang lebih tan dari sistem. Akibatnya, perkembangan luas yang sama dari pendekatan yang ditunjukkan dalam hasil survei pertama juga ada di antara kelompok praktisi yang berkualitas tinggi yang menggunakan tes dengan frekuensi yang cukup besar. Bahkan, ketika data dari dua survei yang digabungkan, terungkap bahwa hanya 103 dari 506 responden (20%) setia mengikuti setiap sistem tunggal. Jelas, perbedaan metodologi Roschach menjadi lima pendekatan utama, dan proliferasi berikutnya dari pendekatan-pendekatan, tidak sedikit mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang metode sebagai ujian, atau untuk meningkatkan perkembangannya. 47 Survei ketiga terdiri dari kuesioner 55-item mengenai isu-isu desain dan analisis dalam penelitian Rorschach. Itu dikirimkan kepada 100 penulis yang telah menerbitkan artikel penelitian berbasis mengenai metode antara 1961 dan 1969. Kuesioner Yang Dilaporkan berjumlah 71. Hampir setengah dari mereka menanggapi (34) telah meninggalkan penelitian Rorschach demi topik yang berbeda. Mereka bertahan yang biasanya memfokuskan upaya mereka pada studi skor tunggal, atau pengembangan nilai baru untuk mengatasi isu-isu tertentu seperti kecemasan, batas tubuh, perkembangan kognitif, Pertahanan ego, dan sejenisnya. Mayoritas telah menerima pelatihan di lebih dari satu sistem. Hasilnya menyoroti tiga bidang yang menjadi perhatian peneliti kebanyakan. 1. Yang bersangkutan kesulitan pertama dalam mata pelajaran merekrut dan / atau masalah memerlukan pemeriksa ganda untuk menghindari efek bias eksperimen. 2. Yang kedua melibatkan kompleksitas analisis data, terutama penerapan statistik parametrik untuk beberapa data, dan / atau masalah mengontrol jumlah tanggapan 3. Yang ketiga mewakili keluhan yang paling umum, yaitu kelompok kontrol yang memadai dan atau kurangnya data normatif yang luas digunakan untuk perbandingan umum. Responden sepakat bahwa kompleksitas Rorschach seringkali menghasilkan keputusasaan dibandingkan reinforcement pada penelitian. Banyak mengidentifikasikan pentingnya penelitian yang objektif yang mengarah pada metode, namun hal ini dapat diuraikan pada kesulitan dalam meraih goal. 48 Bersamaan dengan tiga survei, adanya proyek lain yang telah selesai pada tahun 1970 yang mereview secara sistematis seluruh Tujuan dari proyek tersebut adalah peneltian Rorschach. untuk mengkategorikan, memberikan refrensi, dan mengevaluasikan penelitian apakah berkaitan dengan administrasi, skoring, dan dapat interpretatif dari lima masing-masing sistem. Pada tahun 1970, literatur Rorschach telah mencapai 4000 artikel, 29 buku, dan ditambah Rorschach monograph. Terlepas dari banyaknya literatur, terdapat hal yang mengejutkan bahwa ditemukan banyaknya masalah yang belum diteliti dalam dalam penelitian tersebut. Contohnya, belum adanya pengaturan dalam manipulasi eksperimental, dan hanya satu penelitian yang menggabungkan perbedaan instruksi, dan hanya untuk dua sistem. Belum adanya penelitian yang menerbitkan 16 skoring dan hanya beberapa penelitian yang fokus pada 6 skor lainnya. Saat diteliti terhadap standar kontemporer untuk analisis data terdapat lebih dari 6000 telah dinilai adanya kelemahan pada kesimpulan yang kemungkinan tidak valid. Grup yang terdiri dari 800 artikel juga ditemukan adanya kelemahan yang membuat mereka dipertanyakan. Evaluasi tersebut tidak seharusnya diinterpretasikan pada kebanyakan penelitian Rorschach lainnya yang buruk, tidak kompeten, dan tidak logis. Mayoritas studi telah direview dan dipublikasi pada sekitar tahun 1938 dan 1958, pada era tersebut cara design dan analisis data dari bidang kajian psikologi sedang diperbaiki, sehingga penelitian dapat dianggap adekuat dan memenuhi standar dalam satu periode dapat dibandingkan dengan metodologi lainnya. Hal tersebut biasanya merupakan kasus klinis. Contoh pada tahun 1970, terdapat 24 studi mempublikasikan isu “blind analysis” pada interpretasi Rorschach. Tidak lebih dari 9 dari 24 49 mempunyai standar yang adekuat. Hal ini sama juga dengan 26 studi yang telah dipublikasikan pada tahun 1970 yang berfokus pada karateristik stimulus pada bercak. Kurang dari setengah akan dianggap bebas dari kelemahan oleh standar kontemporer. Evaluasi terhadap literatur Rorschach menghasilkan hampir 600 penelitian metodologi berikut data analisis. Hal tersebut menyediakan basis dari beberapa elemen sistem yang bervariasi dapat dievaluasi. Hal positif yang ditemukan dalam laporan tersebut merupakan hasil yang negatif atau samar-samar. Dalam beberapa kasus, dua atau lebih penelitian yang dirancang dan dianalisis dilaporkan terdapat adanya temuan yang bertentangan. Banyak penelitian tersebut yang memakai sampel kecil yang merupakan replika dari sampel yang besar. Proyek yang paling penting dilakukan di yayasan selama dua tahun pertama adalah membuat data yang memungkinkan adanya perbandingan langsung terhadap lima sistem. Awal tahun 1970, terdapat 835 catatab Rorschach yang diajukan oleh 153 psikolog dalam menanggapi permintaan surat yang dikirim terhadap 600 anggota divisi psikologi klinis APA, dan instruktur lembaga Rorschach pada delapan Universitas. Untuk 835 telah diseleksi dari 1300, masing-masing dihadapkan dengan kuesioner mengenai fitur demografi subyek, tujuan pemeriksaan, dan informasi mengenai prosedur pelatihan dan uji pemeriksa. Hal ini termasuk 204 nonpasien dan 631 dari berbagai kelompok psikiatri dan rawat jalan. Ketika dibagi untuk prosedur administrasi oleh sistem, rinciannya adalah : Klopfer, 329; Beck, 310; Rapaport, 78; Piotrowski, 66; and Hertz, 52. Perbandingan Sejumlah catatan dari sistem masing-masing dengan yang lain 50 diselesaikan, dan sebagian besar hasil tes dikonfrontasi dengan hipotesis operasional utama yang menjadi protokol dari satu sistem dan secara substansial akan berbeda dengan sistem lain dalam beberapa cara. Misalnya, jumlah ratarata respon mereka berbeda secara signifikan. Menurut data yang dikumpulkan dengan menggunakan petunjuk Klopfer menghasilkan R rata-rata 23,9, sebagai kontras dengan rata-rata R dari 31,2 untuk instruksi Beck, 32.9 untuk instruksi Hertz, 33.8 untuk instruksi Piotrowski, 36.4 respon jika menggunakan instruksi dari Rapaport. Pada awal 1971, data akumulasi cenderung mendukung tiga kesimpulan umum. Pertama, terdapat perbedaan prosedur antar sistem yang menghasilkan lima jenis catatan yang berbeda secara relative. Kedua, setiap sistem termasuk skor, kriteria penilaian, adanya hasil interpretasi tanpa dukungan empiris, atau adanya temuan-temuan negative. ketiga, masing-masing sistem mencakup banyak unsur empiris yang kokoh. Pada kenyataannya, jika sistem apapun yang diterapkan tepat untuk administrasi, skoring, dan interpretasi, akan menghasilkan suatu hasil yang positif cukup besar. Di sisi lain, beberapa hasil positif mungkin diimbangi oleh kelemahan dari sistem baik dalam penilaian atau penafsiran. Temuan-temuan tersebut, ditambahkan hasil yang berasal dari survei yang berkaitan dengan penggunaan tes, mengarah pada keputusan untuk mengubah misi utama dari Foundation. Desakan untuk mengubah suatu sistem belajar masing-masing agar bermanfaat dirancang untuk mengintegrasikan fitur dari semua sistem dimana data empiris dipertahankan ada atau dapat dibentuk. Selama tiga tahun ke depan, jumlah protokol meningkat menjadi hampir 1.200, dan lebih dari 150 investigasi atau analisis dari berbagai data set diselesaikan 51 mengenai berbagai unsur yang dianggap sebagai kemungkinan untuk sistem yang terintegrasi. Pada tahap awal proyek, fokus pada isu-isu fundamental seperti cara duduk, instruksi, rekaman, dan respon permintaan keterangan, dan pemilihan kode atau nilai yang akan digunakan. Isu tentang interscorer reliabilitas itu menyinggung sehingga tidak ada kategori coding yang termasuk dalam sistem baru kecuali jika tingkat .85 minimum dapat dicapai dengan mudah untuk kelompok 10 sampai 15 skor di setidaknya 10 sampai 20 protokol di mana target skor terjadi dengan yang masuk akal frekuensi. Hal ini menyebabkan penolakan awal dari nilai yang tampaknya berguna banyak yang kemudian telah ditambahkan ke sistem dengan menggunakan revisi kriteria untuk aplikasi mereka. Setiap puluhan hasil interpretasi telah dieksplorasi, dan tidak ada prosedur atau skor yang termasuk dalam sistem baru kecuali didukung oleh beberapa data validasi yang tampak terpercaya. Berbagai pendekatan baru dalam coding atau memberikan skor telah dikembangkan, dan turunnya beberapa nilai yang berkontribusi terhadap interpretasi. Teknologi komputer sangat membantu dalam kemudahan penyimpanan data yang bersifat kompleks dalam anlisisnya, dimana pada decade sebelumnya membutuhkan banyak waktu untuk melakukannya. Meskipun versi tahun 1974 dari Comprehensive System terlihat lebih lengkap, hal tersebut bukanlah suatu kasus. Bahkan pada waktu itu, projek baru berlangsung untuk mengumpulkan data tambahan dengan memperhitungkan beberapa variabel yang termasuk, dan ebberapa keputusan yang telah disusun. Data baru, atau analisa ulang data lama, membawa pada beberapa perubahan 52 dan tambahan pada Sistem selama hampir tiga dekade setelahnya. Pada interval yang bervariasi, terlihat seperti Sistem yang sudah pada tempatnya, tetapi hal yang tidak bervariasi, konsep-konsep atau penemuan-penemuan baru mendorong untuk melanjutkan projek-projek setelahnya. Hasilnya adalah pendekatan pada penggunaan dari tes Rorschach yang lebih sophisticated daripada beberapa dekade sebelumnya. Hal ini merupakan metode standar yang digunakan dalam tes, yang terlihat lebih mudah dipelajari, menunjukkan tingkat kesepakatan interscorer yang cukup baik. Sebagai sebuah tes, prosedur Rorschach mendorong satu set gambar psikologis yang kompleks dalam sebuah tindakan. Coding dari respon, dan asal mula dari skor dari kode-kode tersebut, menyediakan informasi yang tidak langsung mengenai fitur-fitur tersebut. Informasi tersebut menyediakan penjelasan mengenai aspek psikologi dari individu. Kontroversi, Kritik, dan Keputusan Sebagaimana yang telah ditulis di chapter sebelumya, Lubin, Wallis dan Paine (1971) mengumpulkan data mengenai tes yang digunakan selama tahub1969 dan ditemukan bahwa Rorschach menduduki peringkat ketiga dan TAT peringkat ketujuh diantara 30 tes yang sering digunakan dalam situasi klinis. Pada survey replikasi tahun 1982,Lubin, Larsen, dan Matarazzo (1984) menemukan bahwa Rorshcach menduduki peringkat empat dan TAT peringkat kelima diantara 30 tes yang ada. Penemuan serupa dilaporkan pada tahun 1995 oleh Watkins, Campbell, Nieberding, dan Hallmark. Meskipun survey mengindikasikan popularitas dari Rorschach dan metode projektif, mereka gagal untuk 53 memberikan ilustrasi kontroversi luas yang terjadi mengenai teknik projektif dan khususnya mengenai Rorschach untuk lebih dari setengah abad. ELEMEN POKOK DARI KONTROVERSI Meskipun Rorschach tidak dirancang sebagai metode projektif, atau berkembang selama dua abad pertama dalam penggunaannya, Rorschach dipuji sebagai tes penting dalam gerakan projektif selama periode 1940. Ini tidak mengejutkan karena dasar dari prosedur tes dan karakteristik stimulus, mengijinkan cakupan respon yang luas. Seringkali, elaborasi dari seorang individu mencakup ketika memberikan tanggapan bisa sangat mengungkapkan mengenai individual dan kontribusi terhadap interpretasi tes. Selama periode 1940 dan 1950, menjadi umum untuk penulis membedakan tes berstruktur versus tes tidak berstruktur. Kedua digunakan untuk mengidentifikasi tugas yang diberikan dengan berbagai tanggapan yang mungkin hampir tidak terbatas. Tes terstruktur biasanya digambarkan sebagai prosedur yang tidak tertebak, yaitu individu jarang menyadari jenis interpretasi yang akan dihasilkan dari responnya (Anastasia, 1954). Itu merupakan bentuk diferensiasi yang masuk diakal. Namun, selama 1950-an, itu merupakan hal umum. Untuk mengkategorikan tes psikologi lebih sederhana digunakan salah satu dari dua klasifikasi: (1) objective, (2) projective. Objective Projective memiliki tujuan dikotomi yang cenderung mengembangkan skisma antara psikolog lebih banyak tertarik pada pengukuran, perbedaan individu dan assessment kepribadian. Orang-orang yang berkomitmen untuk menggunakan prinsip-prinsip dasar pengukuran menjadi rentan untuk menyesuaikan diri secara empiris berdasarkan tes yang dikembangkan sesuai dengan standar dasar pengukuran. Mereka yang tertarik dengan pendekatan 54 idiographic lebih memilih mempelajari seseorang dengan merangkul metodologi projective . Perbedaan objective-projective, kadang-kadang secara aktif disepakati mereka yang mengikuti per gerakan projective psikologi. Secara bertahap hal tersebut menimbulkan dua implikasi dasar. Salah satunya adalah bahwa tes objektif telah dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengukuran, mereka memiliki skor, standarisasi, dan telah menunjukkan kredibel reliabilitas dan validitas. Implikasi kedua adalah bahwa tes projektif kekurangan beberapa atau semua fitur pengukuran, dan bahwa data yang berasal dari mereka ditafsirkan lebih subjektif. Walaupun terdapat bukti dimana hasil-hasilnya dapat dipertahankan, tetapi perpecahannya itu sendiri sangatlah disederhanakan. Pada kenyataannya, beberapa stimulus situasi yang tidak dibuat melihat respon spesifik tertentu, seperti tes aritmatika, inventori benar salah, dan yang sejenisnya, akan menimbulkan proyeksi. Hal ini dapat bergantung pada peraturan-peraturan awal dari pengukuran yang digunakan untuk pengembangan alat tes, atau jika ada data yang berguna untuk penelitian selanjutnya. Sebagai perbandingannya, tes intelegensi dinilai sebagai tes yang objektif karena tes tersebut terbentuk dan dikembangkan melalui psikometri. Walaupun ada beberapa tes intelegensi yang memiliki item-item yang mengijinkan respon-respon yang open-ended. Banyak dari tes psikologi telah dibentuk sedemikian rupa untuk mendapatkan respon yang seluas mungkin. Salah satu yang dikenal adalah TAT, dan dikenal dengan baik sebagai tes proyektif karena sesuai dengan apa yang didesain pada awalnya. Tes lain yang menimbulkan proyeksi, seperti beberapa tes-tes untuk melengkapi kalimat, juga akan dinilai sebagai tes yang objektif. 55 Contohnya, tes melengkapi kalimat yang dikembangkan oleh Rotter dan Rafferty (1950) termasuk dengan pengelaborasian format untuk scoring, telah diteliti untuk menunjukan data normative dan dapat menyelesaikan masalah validitas dan reliabilitas dengan baik. Tes ini merupakan tes proyektif, tetapi juga merupakan tes objektif, dan untuk menentukan pengklasifikasiannya dari kedua kategori tersebut sangatlah sulit. Perpecahan dari tes-tes sebagai objektif maupun proyektif menyebabkan adanya focus pada masalah lama pada psikologi yang menyangkut pada perbedaan individual. Fenomena dari perbedaan individu telah mengganggu psikolog sejak munculnya kedisiplinan. Sejak abad ke 19, hal ini telah menyebabkan masalah bagi mereka yang ingin menetapkan hukum yang ilmiah untuk mengukur perilaku pada area persepsi, memori, dan pembelajaran, dan memimpin Wilhelm Wundt (1893) untuk masalah yang terkenal, tetapi sering terlupakan, yang menjadi perhatian bagi kolega-koleganya, “tidak ada hukum psikologi dimana pengecualian tidak lebih banyak dari persetujuan. Selama abad ke-19, itu mulai menciptakan masalah bagi mereka yang mendirikan hukum ilmiah untuk dapat menjelaskan perilaku di bidang persepsi, memori, dan pembelajaran, yang dipimpin oleh Wilhelm Wund (1983) untuk isu terkenal, tetapi sering dilupakan, hati-hati untuk rekan-rekannya, "tidak ada hukum psikologis dimana pengecualian tidak lebih banyak dari perjanjian." Intrik psikologi dengan masalah perbedaan kepribadian dan individu telah berubah secara substansial sejak saat itu. Kekhawatiran dengan kepribadian sebagai kesatuan psikologis berkembang jauh lebih baru daripada keprihatinan dengan perbedaan individu. Sebelum tahun 1930-an, kepribadian istilah yang sering digunakan secara 56 sinonim dengan psikopatologi. Ini menjadi dikonseptualisasikan sebagai suatu entitas hanya ketika gerakan yang disebut Psikologi Kepribadian mulai mendapatkan keuntungan selama tahun 1920-an. Secara bersamaan, diputuskan minat dalam metode evaluasi kepribadian mulai tumbuh, dan awal 1930-an telah menjadi bagian penting dalam psikologi baik teoritis dan terapan. Daerah berkembang agak cepat, terlepas dari fakta keunikan individu sebagai batu sandungan bagi teori kepribadian dan orang-orang dalam pencarian aturan nomothetically berdasarkan keakuratan untuk menjelaskan perilaku. Selama 15 sampai 20 tahun ke depan, spesialisasi psikologi klinis secara bertahap menjadi dihormati untuk keahlian yang ditawarkan dengan pasien mengenai masalah diagnosis rencana penanganan. Penghargaan itu seharusnya tidak menjadi bagian kecil dalam fakta evaluasi kepribadian atau psikodiagnosis karena disebut selama tahun 1940-an, biasanya melibatkan pendekatan multimethod dirancang untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data nomothetic dan idiographic. Fokus pada pendekatan yang melibatkan studi tentang orang sebagai individu. Hal ini didasarkan premis bahwa orang lain seperti yang lainnya dalam beberapa hal, seperti beberapa orang dengan cara lain, tetapi juga berbeda dari orang lain dengan cara-cara khusus yang menandai setiap orang adalah unik. Implisit dalam proses ini adalah premis bahwa informasi tentang aktiva individu, kewajiban, sifat, konflik, dan sebagainya, akan memberikan kontribusi dalam beberapa cara yang signifikan untuk dilakukan terapi kesejahteraan bagi individu tersebut. Kegunaan berfokus secara luas pada perbedaan individu melalui pikoodiagnosis yang dipertanyakan selama tahun 1950. 57 Kegunaan dari berfokus secara luas pada perbedaan individu melalui psikodiagnosis dipertanyakan selama tahun 1950-an. Pada tahun 1954, Meehl menerbitkan sebuah karya penting, Clinical versus Statistical Prediction, yang cenderung mengartikan dan mungkin memperluas perpecahan nomothetic dibandingkan idiographic yang berkembang. Ia mengulas 20 studi, Semua kecuali satu dari yang menunjukkan bahwa actuarial method adalah sama dengan, atau lebih baik daripada clinical method, yang lazim termasuk penggunaan metode proyektif. Ia berpendapat agar meninggalkan pendekatan klinis sebagai penilaian, mendukung teknik yang tidak memakan waktu banyak berdasarkan actuarially method, seperti MMPI, untuk memberikan waktu lebih banyak bagi para klinisi untuk pekerjaan penting lain, terutama psikoterapi. Kemudian, Gough (1963) dan Sawyer (1966) menerbitkan survei studi prediktif yang muncul untuk mendukung pendapat Meehl-meskipun Gough memang mengamati bahwa tidak ada tes yang memadai dari para klinisi yang meramalkan keterampilan (skills) belum pernah dilakukan. Holt (1958, 1970), dalam dua balasan terhadap pendapat Meehl, menunjukkan bahwa banyak penelitian yang dikutip oleh Meehl digunakan dengan sangat tidak memadai atau bahkan terkontaminasi kriteria. Dalam artikelnya tahun 1970, Holt menyita perhatian pada fakta bahwa survei lain dari studi prediktif (Korman, 1968) melaporkan temuan positif untuk metode klinis. Holt mencatat, dengan rasa cemas, bahwa Sawyer dan Korman diterbitkan dalam waktu dua tahun dari satu sama lain, tetapi bibliografi masing0masing dari mereka tidak menunjukkan tumpang tindih. Temuan tersebut menggambarkan dengan sangat baik bagaimana penggunaan secara selektif dari literatur dapat digunakan untuk mendukung hampir setiap bias. 58 Meskipun demikian, ketika tes Rorschach terdaftar secara mencolok di antara tes proyektif dalam obyektif-proyektif dikotomi, kegunaan secara umum dari tes ini menjadi dipertanyakan. Kritik mengenai tes Rorschach ini terus berkembang, bahkan beberapa dari kritik tersebut muncul dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Pada tahun 1950, literatur mengenai tes Rorschach telah berkembang hingga lebih dari 2000 buku dan artikel. Meskipun hanya potongan-potongan kecil dari sebuah literature, potongan tersebut sangat terkenal karena berkaitan dengan validitas pada variabel-variabel tes Rorschach. Ditemukan cukup banyak literatur terdiri dari studi klinis atau penelitian yang mengandung temuan negatif atau bertentangan dengan rorschach. Kritik-kritik tersebut dijadikan dasar untuk menyimpulkan bahwa Rorschach belum memenuhi standar ilmiah. Ketika penggunaan Rorschach meluas, kritik mengenai aplikasi tes ini pun ikut meluas. tidak ada keraguan bahwa banyak dari studi dalam literatur Rorschach awal tidak memadai dalam desain serta analisis data. cronbach (1949) menulis sebuah artikel klasik dimana ia berkomentar tentang masalah desain penelitian dan fokus secara luas pada pedoman dalam menganalisis data Rorschach. Cronbach menekankan kelemahan perbandingan means ketika menganalisis data yangberisi banyak variabel, dan mendorong analisis data frekuensi untuk mendeteksi perbedaan mencolok di antara kelompok-kelompok. ia juga menekankan pentingnya menganalisis beberapa masalah dengan mengelompokkan data frekuensi. Murstein (1965, p.355) menunjukkan bahwa artikel Cronbach memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penelitian Rorschach yang menjadi lebih terkenal setelah artikel tersebut dipublikasikan. 59 salah satu bagian dari artikel cronbach fokus mengenai variasi R dan kesulitankesulitan yang dihadapi dalam menganalisis data tersebut. meskipun Cronbach hanya menulis 2 dari 36 halaman untuk membahas masalah tersebut, ditambah lagi sebuah studi lain mengenai R oleh Fiske & Baughman (1953), yang sering dikutip untuk mendukung kesimpulan bahwa data Rorschach belum ilmiah jika dilihat dari sudut pandang statistik. Sampel dari 289 protokol yang mengacu pada komentar Cronbach merupakan termasuk dari 25% pencatatan dimana R berkisar dari 5 sampai 19 respon, dan kelompok lainnya, menggambarkan hampir 30% dari sejumlah data, yang mengandung antara 40 - 109 respon R. Sampel 790 protokol yang digunakan oleh Fiske dan Baughman (1953) yang mendukung komentar mereka, dibagi ke dalam sembilan kategori. Kategori yang pertama termasuk pada pencatatan dimana R berjarak dari nol sampai sembilan, kategori yang kedua mengandung protokol antara 10 - 14 R, kategori ketiga antara 15 - 19 R, dan seterusnya. Kelompok terakhir yang termasuk pencatatan antara 50 - 175 R. Sebenarnya, kedua sampel menghasilkan variasi yang lebih besar pada R daripada yang terjadi pada format standar yang digunakan pada administrasi tes (Exner, 1992). Masalah variasi pada R diperburuk dengan kenyataan bahwa terdapat lima metode yang berbeda dalam mengadministrasikan tes yang digunakan pada umumnya, sehingga mengarah pada perbedaan yang penting dalam sejumlah jawaban. Persoalan tersebut lebih rumit dengan adanya kenyataan bahwa tidak ada salah satu dari lima sistem yang ditujukan pada persoalan mengenai panjangnya laporan atau pencatatan. Akan tetapi, masalah dari 60 ketidakseimbangan pada R hanya salah satu sumber kritik pada Rorschach selama 1950an hingga 1960an. Banya kritik dari Rorschach, dan metode proyektif pada umumnya, yang juga merupakan kritik dari teori psikoanalis dan sering menghubungan dua hal tersebut. Asumsi yang keliru adalah bahwa proses dari proyeksi, seperti yang diformulasikan oleh Murray (1938), berhubungan secara langsung pada ketidaksadaran yang didefinisikan oleh konsep Freudian (Lindzey, 1961; Sargent, 1945; Symonds. 1946; Wiggins, Renner, Clore, & Rose, 1971). Pada kenyataan, sangat sedikit metode proyektif yang didasarkan langsung pada satu teori tertentu, setidaknya tes Rorschach. Namun, banyak psikiatri pada tahun 1940an, 1950an, dan 1960an sangat dijiwai dengan konsep psikodinamik, dan konsep tersebut sering dijadikan sebagai dasar guna menginterpretasikan data tes. Kecenderungan untuk menerapkan konsep psikodinamik dalam setting klinis berdampak pada perpecahan dengan praktisi yang menggunakan “pendekatan global” dalam pengukuran. Buku Meehl (1954) secara tidak langsung menimbulkan kebencian beberapa kalangan terhadap Rorschach, meskipun bukan konsep Rorschach yang menjadi fokus utama dari buku tersebut. Baik Holt (1970) dan Weiner (1972) menyatakan bahwa Meehl berfokus pada prediksi, dimana fokus utama dari diagnostik adalah mendeskripsikan dan mengerti. Bagaimanapun, berbagai argumen tersebut tidak dapat menghalangi kritik, dan merupakan hal yang alami jika metode Rorschach menjadi pusat dari kritik tersebut, karena metode Rorschach memiliki peran sentral dalam penggunaan pengukuran oleh psikiatri. Banyak kritik yang yang langsung ditujukan kepada Rorschach pada tahun 1950an hingga tahun 1970an berfokus pada masalah mengenai validitas, dan 61 sering hal ini disebabkan oleh fakta bahwa para pendukung metode Rorschach menilai berlebihan kegunaan dari tes Rorschach, biasanya berupa pernyataan yang tidak realistis tentang kegunaan dari tes Rorschach. Beberapa bahkan mengibaratkan tes Rorschach sebagai x-ray pikiran, meski tetap terus bertambah jumalh publikasi yang menyatakan kontradiksi atau hasil negatif tentang akurasi diagnostik, reliabilitas, dan validitas. Sebagai pengingat, beberapa kritikan dibenarkan, tetapi beberapa dianggap naif, sering ditimbulkan karena adanya prasangka, ketidaktahuan, atau salah pengertian tentang metode dan prinsip dari eksplorasi metode Rorschach. Masalah menjadi bertambah menyulitkan denganadanya fakta bahwa baik pendukung dan pengkritik, dan khusunya peneliti, lebih atau kurang mengabaikan fakta bahwa terdapat lima pendekatan dalam metode Rorschach. Hal ini biasa mempertimbangkan atau mengabaikan perbedaan lima pendekatan dalam metode Rorschach tidak berhubungan dengan masalah yang lebih besar tentang apakah metode Rorschach memiliki manfaat atau tidak. Walaupun banyak menerima kritik, penggunaan metode Rorschach dalam berbagai bentuknya, berlanjut menyebar secara luac pada tahun 1960-an hingga 1970-an. Saat itu merupakan periode dimana karakter psikologi klinis mulai sedikit berubah. Selama tahun 1950-an, peran terbesar dalam bidang klinis adalah psikodiagnostik, namun selama tahun 1960-an, cakupan dan peran dari profesi tersebut diperluas. Model-model perilaku dan intervensi terbaru menjadi populer, dan kebanyakan pekerja dalam bidang klinis lebih terlibat dalam perencanaan dan penggunaan intervensi. Beberapa universitas mengurangi jumlah pelatihan dalam mengaplikasikan tes pada assessment (sebuah term 62 yang sedikit demi sedikit menggantikan psikodiagnostik) pada akhir dekade, namun pada sebagian besar setting klinis, assessment berlanjut sebagai bagian penting bagi para profesional, dan metode Rorschach bertahan sebagai salah satu metode standar yang digunakan. Kritik pada Rorschach menyebar lebih luas selama periode ini, dan juga mendapat banyak mendapat cacian dan banyak pula yang meninggalkannya. ELEMEN-ELEMEN TERBARU DALAM KONTROVERSI Kurang lebih 2-3 dekade terakhir, psikologi dan psikiatri, kurang menitikberatkan pada perbedaan tiap-tiap individu. Penelitian lanjutan, ditambah dengan metode yang lebih baru dan lebih ditingkatkan, telah menimbulkan perkembangan assessment kepribadian ke level yang dapat dipertanggungjawabkan. Walaupun demikian, perkembangan ini tidak selalu berjalan mulus. Penekanan pada pendekatan scientific dalam ilmu psikologi kadangkala menimbulkan perbedaan pendapat antara orang-orang yang telah menetapkan aturan nomotetis untuk mengukur sebuah perilaku, dengan orangorang yang mencari cara untuk menggambarkan idiografi secara individual. Terdapat pula perbedaan antara kelompok yang menganggap bahwa kepribadian harus dilihat berdasarkan serangkaian trait dengan kelompok yang menganggap bahwa kepribadian adalah satu kesatuan wujud dari individu itu sendiri. Tren jauh dari kepedulian terhadap isu-isu individualitas secara bertahap berdampak lebih dan lebih pada prosedur yang digunakan untuk mencapai diagnosis dan fomulasi atau mengimplementasikan rencana perawatan. Tentunya, fragementasi dari salah satu spesialisasi homegen yang layak dari 63 psikologi klinis memiliki kontribusi. Yang paling ditandai de-emphasis pada keunikan individu terjadi ketika perilaku radikal menjadi menonjol di beberapa latihan dalam psikologi klinis. Berawal dengan gagasan dari kotak hitam, dan pesan bahwa tidak ada hal seperti kepribadian, atau bahkan jika ada, tidak dapat diukur melalui tes psikologi. Gerakan ini menciptakan kelompok baru dalam psikolog yang tidak hanya menghindari penilaian kepribadian, namun kampanye secara aktif menentangnya. Kecenderungan untuk mengabaikan perbedaan individual dalam perencanaan pengobatan juga telah diberikan dorongan yang cukup besar dalam psikiatri oleh penekanan yang terus meningkat atas dasar biologis psikopatologi. intervensi farmakologis sering disebut-sebut sebagai pengganti yang sesuai untuk beberapa model treatment psikoterapi yang lebih tradisional. Bahkan ketika diusulkan sebagai metode adjunctive pengobatan, proposisi ini didasarkan pada argumentasi bahwa farmakoterapi akan mengurangi waktu perawatan secara signifikan dan perkemabangan perubahan lebih cepat. sebagai program pelatihan dalam psikiatri telah de-menekankan taktik terapi individu dalam metode mendukung farmakologis, pintu terbuka lebih luas dalam psikologi untuk peningkatan pelatihan untuk psikoterapi. sebagai hasilnya, psikologi klinis baru jelas berfokus pada pengobatan. Selama era yang sama, pengembangan prosedur statistik yang lebih canggih telah meyakinkan para peneliti, bahwa masalah perbedaan individu dapat diminimalkan atau diabaikan oleh kesimpulan menggambar berdasarkan hukum probabilitas dan penggunaan tingkat kadang-kadang dipertanyakan signifikansi. teori cenderung menghindari masalah perbedaan individu dengan 64 beralih ke generalisasi esoteris. Dengan pilihan, baik teori dan empiris cenderung menyibukan dir dengan kebenaran secara umum. Ketika sebuah karakteristik atau perilaku tertentu muncul dengan frekuensi yang lebih banyak dalam sebuah kelompok dari individu, dibandingkan dengan kelompok lainnya, teori atau hukum yang digeneralisasikan dibuat khusus untuk kelompok tersebut. Teori-teori yang berkaitan dengan kelas dari individu, terutama yang bermasalah menjadi poin tambahan bahwa sekelompok orang diciptakan seringkali mengacuhkan indivualitas yang menandai masingmasing manusia. Tugas untuk menjadi seilmiah mungkin juga mengakibatkan perluasan dan revisi dari isi DSM mengenai karakteristik dari berbagai kelompok individu yang diterima sebagai acuan bagi banyak praktisi dalam psikologi terapan dan psikiatri. semua checklist dari simtom-simtom dan perilaku ini digunakan untuk secara diagnosa mengelompokkan orang dalam tekanan. intinya, DSM adalah penata buku manual dan orang-orang yang bertanggungjawab atas rumusan mereka telah dengan hati-hati menyangkal hubungan langsung antara kategori diagnosa dan treatment. namun, kewaspadaan ini seringkali diabaikan, dan banyak praktisi membuat keputusan berdasarkan pemilihandari model treatment dengan mengaplikasikan rumusan bahwa simptom yang muncul secara akurat menghasilkan kesimpulan diagnosa yang secara otomatis mengidentiikasi jenis treatment yang sesuai. Kecenderungan untuk mengaplikasikan formula ini telah meningkat selama dua dekade karena elemen lain yangcenderung untuk mengabaikan individual dan telah menjadi sangat berpengaruh pada era manage care. hal tersebut adalah akumulasi yang sangat luar biasa antara farmasi dan mode 65 psychotherapeutic mengenai gangguan dan penanganannya. hasilya, terdapat kecenderungan diantara praktisi psikiatri dan psikologi untuk menekankan simptom dan mengembangkan rencana penanganan berdasarkan dari munculnya simptom dan beberapa data sebelumnya. rencana penanganan ini biasanya dikuatkan oleh simtom mengidentifikasi apa yang salah dengan pasien danbahwa metode untuk menangani simptom tersebut telah ada. kesimpulan yang logis adalah lebih banyak asesmen psikologis yang mendalam dari pasien tidaklah penting karena menghabiskan waktu dan tidak efektif secara biaya, dan hanya akan memiliki kontribusi yang kecil untuk rencana penanganan. Logika ini mengabaikan individualitas dari pasien dan temuan dari penelitian mengenai kepribadian, psikopatologi, dan keberhasilan treatment. Asumsi mengenai identifikasi simptom untuk teknik treatment yang tepat mungkin berlaku untuk beberapa kasus namun selalu disertai dengan resiko dalam memilih treatment yang tidak tepat karena mengabaikan perbedaan dari individu dan menolak kenyataan bahwa simptom yang sama mungkin memiliki asal-usul psikologis yang berbeda. Hal tersebut juga lebih banyak difokuskan pada isu mengenai bantuan langsung atau pengendalian simptom dan cenderung mengabaikan isu eketivitas treatment dalam jangka panjang. Misalnya, banyak artikel yang fokus pada treatment untuk simptom depresif, menggunakan model intervensi cognitive-behavioral, melaporkan adanya bantuan yang cukup besar dalam waktu yang singkat. Sayangnya, sebagian besar data gagal untuk ditindaklanjuti, sehingga menghindari fakta bahwa beberapa dari studi longitudinal mengenai depresi mengalami kegagalan pada proses treatment, atau kambuh dalam jangka waktu 12 hingga 24 bulan setelah treatment diberhentikan. 66 Tidak ada keraguan bahwa berbagai macam simptom dapat diobati dengan model-model treatment dari intervensi dengan berhasil dengan banyaknya pasien yang memiliki simptom serupa, tetapi extrapolating dari Wundt 1893 lebih banyak mengalami kegagalan daripada keberhasilan. Hal ini terjadi karena adanya kesamaan dari simptom yang tidak berarti juga adanya kesamaan dari kepribadian dan atau fitus psikologis yang ada, atau adanya sumber yang homogen dari simptom. Kebanyakan dari pengukuran kepribadian yang telah dilakukan membuktikan hal ini dengan cukup baik. Berbagai macam pendekatan assessment dapat digunakan untuk mempelajari individu ketika perencanaan treatment sedang dirancang, dan secara biaya juga terjangkau, khususnya jika efek jangka panjang dari treatment juga disertakan sebagai tujuan. Sayangnya, pada sekitar tahun 1990, pesatnya pertumbuhan dari managed care models menyebabkan keterbatasan dari layanan kesehatan mental, termasuk beberapa pembatasan pada tes psikologi. C. Piotrowski, Belter, dan Keller (1998) melaporkan hasil survey yang dikirimkan pada 500 psikolog secara acak yang terdaftar dalam National Registry of Health Service Providers in Psychology. Para penulis mencatat bahwa dari 137 orang yang merespon, terdapat lima tes yang masuk dalam kategori sangat penting dalam praktek saat ini adalah lima tes yang termasuk dalam kategori sangat jarang atau bahkan tidak lagi digunakan. Tes Rorschach masuk kedalam dua kategori tersebut. Contemporary Criticism Of The Rorschach Ketika Comprehensive System ini diresmikan pada tahun 1974, yang sejalan dengan pendekatan global terhadap penilaian klinis, yang terbaik, dengan hatihati. Stricker (1976) berkomentar: "Kalau saja ditulis pada tahun kemuliaan Rorschach mungkin telah terbukti menjadi sebuah karya yang berdampak besar. 67 Sayangnya, jangka waktu zaman penulisan membuat prognosis untuk setiap sistem baru Rorschach menjadi buruk." Resensi yang lain menyarankan, “penulis...telah gagal mencoba meninggalkan sejarah dalam rangka untuk menjadi bagian sebagai Exner, System Maker,” tetapi juga mencatat bahwa pekerjaan merepresentasikan, “…manual historis how-to yang baik dalam Rorschach Psychodiagnostic Inkblot Test.” (Allen, 1976). Comprehensive System kadang-kadang tidak diteliti dengan seksama oleh mereka yang terlibat langsung dalam tes dan pengukuran, tetapi diakui sebagai "upaya ambisius untuk menempatkan Rorschach pada dasar yang kuat secara psikometri," dan mencatat bahwa sistem yang beraturan, "memungkinkan perbandingan antara temuan penelitian dalam peneliti yang berbeda. " (Anastasia, 1982). Sebagai sistem yang berkembang, properti psikometrika dari tes telah cukup mapan, dan kebanyakan kebutuhan dasar yang lain untuk tes psikologi sudah terpenuhi. Pada umumnya, telah diterima dengan baik dan penggunaannya telah menjadi relatif luas di kalangan komunitas Rorschach. Selama 20 tahun setelah kemunculan tes Rorschach, kritik terhadap tes tersebut datang dari komunitas Rorschach itu sendiri. Beberapa mengkritik bahwa tes tersebut terlalu menitikberatkan pada skor, rasio dan presentase. Sedangkan beberapa mengkritik bahwa tes Rorschach tidak terstandarisasi secara statisitik. Ada beberapa yang menolak metode lama untuk menginterpretasi hasil respon klien dalam tes Rorschach. Beberapa perubahan telah terjadi semenjak kemunculan tes Rorschach (Exner, 1978, 1986, 1991, 1993) dan hal ini membuat frustasi bagi sebagian orang yang telah merasa nyaman dengan pengetahuan mereka mengenai sistem lama dan mengetahui bahwa beberapa perhitungan, kriteria, prinsip 68 interpretasi telah ditambahkan, dibuang, atau bahkan dimodifikasi. Setelah dua dekade semenjak dipublikasikannya tes Rorschach, tes ini telah digunakan secara paralel untuk mengevaluasi kepribadian, mempelajari perbedaan individu, mencari kesimpulan diagnosis, dan membuat rancangan treatment. Jensen (1965) menyatakan bahwa tes Rorschach adalah tes yang sangat tidak praktis, dan pernyataan ini terus menerus muncul dalam berbagai literatur dari waktu ke waktu (Dawes, 1994). Namun, kritik yang lebih spesifik mulai bermunculan pada tahun 1990. Nezworski dan Wood mempertanyakan mengenai validitas data yang digunakan untuk menghasilkan interpretasi. mereka juga mempertanyakan mengenai kemungkinan integritas dari beberapa macam edisi dari buku yang tidak pernah dipublikasikan. Kemudian, Kemudian Wood Nezworski dan Stjkal (1956) memberikan kritik-kritik yang lebih elaborasi tentang system dimana mereka mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penemuan-penemuan kesepakatan inter scorer, dan validasi data yang mendasari beberapa variable atau indeks dalam system. Mereka juga mempertanyakan kemungkinan integritas dari beberapa studi dasar yang tidak terpublikasikan dilaporkan dalam berbagai edisi pada buku ini. Buku ini pun tidak dipublikasikan terpisah dalam jurnal-jurnal Peer review (yang setara). Kritik Wood Nezworski dan Stjkal memunculkan dialog dalam literature menyangkut kelebihan atau kelemahan Ro secara umum dan lebih spesifik pada system komprehensifnya. Hal ini mendorong Meyer (1999) mengorganisasi serangkaian artikel menyangkut kegunaan klinis dari tes tersebut. Striker dan Gold (1999) menekankan nilai dari pendekatan Nomotetik dan Ideografik berkenaan dengan objek assessment tersebut, mereka menyarankan pengukuran tidak langsung seperti Ro cenderung lebih sangat bermanfaat ketika 69 dikaitkan dengan ketertarikan seseorang di bawah sadarnya, Longitudinal dan dimensi-dimensi yang structural. Viglione (1999) mereview 138 artikel penelitian mempublikasikan selama hamper 20 tahun yang berkaitan dengan sejumlah variable dan indeks Ro. Dia menyimpulkna bahwa Ro memaparkan informasi tentang “ bagaimana Domain kehidupan yang beragam berinteraksi dengan Coping dan Psikologi dari seseorang” . khususnya berguna Dia menyarankan bahwa tes ini bagi konseptualisasi individual dan intervensi dan memprediksi atau mengevaluasi outcome- nya. Hunsley dan Bailey (1999) juga mereview literature Ro dan menyimpulkan bahwa ada bukti scientific untuk mendukung kegunaan klinis dari tes Ro. Mereka menyarankan bahwa walaupun jika tes ini bisa menyediakan informasi valid tentang struktur personality, tidak ada bukti replikasi yang mengindikasikan bahwa bukti-bukti ini memiliki dukungan yang berarti terhadap service atau meningkatkan perlakuan terhadap outcome. Hiller, Rosenthal, Bornstein, Berry, dan Brunell-Neuleib (1999) mempresentasikan sebuah meta analisis yang membandingkan criteria-kriteria yang berhubungan dengan bukti-bukti validitas tes Ro dan MMPI. Mereka menemukan nilai rata-rata yang tidak tertimbang dari koefisien validitas tidak memiliki perbedaan secara reliable. MMPI memiliki koefisien validitas lebih besar bagi studi-studi yang menggunakan diagnose dan pengukuran-pengukuran self-report sebagai variable-variabel criteria dimana Ro koefisien Validitas lebih besar dalam studi yang menggunakan variable criteria objektif. Dawes (1999) mencatat bahwa beberapa pendekatan untuk mempelajari variabel Rorschach mungkin tidak sesuai, dan menyarankan dua metode untuk mempelajari keabsahan penambahan dari variabel. 70 Ganellen (1996) membandingkan efisiensi diagnostik MMPI, yang MCMIII, dan Rorschach tersebut. Dia menemukan bahwa ketiganya relatif sebanding dalam sensitivitas masing-masing untuk mendeteksi depresi, akan tetapi MMPI dan MCMI-II memiliki tingkat positif palsu yang lebih tinggi dari Rorschach. Dia mencatat nilai Rorschach lebih sensitif dalam mendeteksi gangguan psikotik dan menyarankan bahwa indeks Rorschach menjanjikan penanda psikometri. Wood, Nezworski, Stejkal, Garven, dan West (1999) menantang kesimpulan Ganellen dan menunjukkan bahwa tidak ada bukti empiris menarik mendukung efektivitas Indeks Depresi (DEPI). Pada gilirannya, Ganellen (2001) berpendapat bahwa Wood dkk karakterisasi bukti empiris mengenai DEPI harus dilihat dengan hatihati dan mempertanyakan objektifitas dengan yang Wood dan rekan-rekannya mendekati subjek. Wood, Nezworski, Grab, dan Lilienfeld (2001) mengutip temuan tentang 123 nonpatients dilaporkan oleh Shaffer, Erdberg, dan Haroian (1999) di mana perbedaan substansial ada untuk beberapa variabel bila dibandingkan dengan sampel data yang dipublikasikan nonpatient untuk Sistem Komprehensif. Kayu dan rekan kerja mulai menyusun data dari 32 sampel nonpatient berbagai ukuran, yang sebagian besar dikumpulkan sebagai kelompok kontrol untuk berbagai penelitian. Mereka melaporkan perbedaan yang signifikan secara statistik selama 14 variabel antara data susun dan sampel diterbitkan dari 600 nonpatients. dipublikasikan Mereka menyimpulkan mungkin tidak bahwa mewakili data nonpatient untuk dan sampel yang meningkatkan kemungkinan diagnosis psikopatologi yang berlebihan jika mereka digunakan untuk mengidentifikasi penyimpangan. 71 Shaffer dkk (1999) menemukan mengenai nonpatient yang diminta inisiasi dari sebuah proyek baru untuk mengumpulkan data nonpatient (Exner, 2002). Temuan untuk pertama 175 orang diuji yang relatif sama dengan sampel yang diterbitkan dari 600 nonpatients (Lihat bab 12 ). berkaitan dengan kritik terhadap Dalam penelitian lain yang sistem, Meyer dan kawan kawan (2002) meneliti keandalan interrater untuk mengcoding diantara delapan set data yang cukup besar. Wood dan kawan kawan (1996) telah menyarankan bahwa keandalan interscorer mungkin buruk, dan berpendapat bahwa data yang disajikan dalam pekerjaan ini, dan edisi sebelumnya itu, adalah persentase kesepakatan di antara pengcoding yang kurang mengenai canggih dan menyesatkan. Temuan Meyer menunjukkan bahwa di semua sampel, koefisien reliabilitas umumnya baik, dengan koefisien intraclass antara berkorelasi berkisar 0,82-0,97. Namun, mereka mengingatkan bahwa penggunaan handal dari sistem ini pada akhirnya tergantung pada keterampilan pengcoding dan memperingatkan bahwa pengcoding harus menjaga "sikap waspada" terhadap coding yang tepat untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan. Weiner (2001), memberi komentar terutama setelah penelaahan terhadap artikel Viglione (1999), Hiller dan kawan kawan (1999), Hunsley dan Bailey (1999), dan Dawes (1999), menyimpulkan bahwa test Rorschach mengikuti prinsip-prinsip tes ilmiah . Ia memberi catatan untuk menambah data untuk kebutuhan validasi data dan studi longitudinal untuk memeriksa perkembangan dan perubahan kepribadian . Dia mengkritik Hunsley dan kesimpulan Bailey, dengan menunjukkan bahwa mereka mengajukan persyaratan pembuktian yang tidak masuk akal untuk test Rorschach tersebut. Sebaliknya, Gard, Wood, Nezworski, Grove, dan Stejkal (2001) men dukung kritik yang diajukan oleh 72 Hunsley dan Bailey (1999), dan tidak setuju dengan kesimpulan dari Stricker dan Gold (1999), Viglione (1999), dan Hiller dan kawan kawan (1999). Mereka menunjukkan bahwa konsistensi data sementara belum diujicobakan untuk beberapa variabel dalam sistem,ini menunjukkan bahwa tes Rorschach tidak memberikan informasi yang unik untuk diagnosis klinis. Mereka juga mempertanyakan validitas tambahan tes Rorschach dan menyarankan bahwa penggunaannya mungkin tidak sesuai untuk minoritas karena norma-norma yang terpisah belum dikembangkan untuk kelompok etnis yang berbeda. Rosenthal, Hiller, Bornstein, Berry, dan Brunell-Neuleib (2001) fokus pada Garb et al. (2001) kritik terhadap Hiller et al. (1999) Rorschach-MMPI meta-analisis. Mereka disajikan dua set baru dari meta-analisis hasil mendukung posisi mereka.Viglione dan Hilsenroth (2001) juga telah membahas beberapa argumen dan kritik yang diajukan oleh Hunsley dan Bailey (1999) dan Garb et al. (2001). Mereka menyarankan bahwa banyak kritik terbaru dari tes ini adalah bias atau tidak berdasar, dan mereka mendukung posisi mereka dengan mereview penelitian di beberapa daerah, termasuk reliablitias, validitas tambahan, data normatif, aplikasi lintas-budaya, dan penilaian klinis. Hunsley dan Bailey (2001) telah menegaskan kembali posisi mereka sebelumnya, dengan alasan bahwa skor Rorschach banyak yang tidak memiliki landasan teoritis yang solid, dan mempertanyakan sejauh mana tes ini dapat dipergunakan dengan cara standar. Mereka mempertahankan bahwa bahkan jika Rorschach, atau tes apapun, membantu para klinisian dan pasien untuk memahami kepribadian, ini bukan akhir yang berguna dalam dirinya sendiri. Mereka mengandaikan bahwa utilitas klinis pengujian apa pun harus diukur dengan sejauh mana hal itu terbukti meningkatkan hasil kemajuan pasien atau menurunkan tingkat pengobatan. 73 Meyer dan Archer (2001) telah menyajikan meta-analisis yang lebih rumit dari studi sebelumnya (Parker, Hanson, & Hunsley, 1988). Mereka menyimpulkan bahwa Rorschach dapat memberikan temuan yang valid, mencatat koefisien validitas yang mirip dengan pengukuran terhadap MMPI dan IQ. Mereka menekankan bahwa Rorschach memiliki keterbatasan konseptual dan empiris, dan mendiskusikan beberapa isu tersebut harus diberikan prioritas. Mereka termasuk mengklarifikasi lokus efektivitas Rorschach, memperbarui data normatif, memeriksa reliabilitas dan kecukupan administrasi tes, menambahkan studi mengenai stabilitas temporal, meneliti variabel yang dipelajari, dan terus mempelajari isu-isu validitas tambahan dan utilitas klinis. Gambaran umum Beberapa komentar kontemporer dan kritik dari Rorschach dan dari sistem yang komprehensif, mungkin tampak membingungkan, terutama bagi pemula Rorschach. Tentu, Weiner (2001) dan Meyer dan Archer (2001) telah menunjukkan, beberapa kritik telah dibenarkan karena ada banyak isu mengenai Rorschach yang belum ditangani secara memadai, dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Namun Viglione dan Hilsenroth (2001) telah menunjukkan, banyak kritik nampak yang ditandai dengan semacam naif, bias, atau kurangnya pemahaman tentang Rorschach tersebut. Seperti disebutkan sebelumnya, elemen-elemen ini juga ditandai banyak kritik dari tes selama 1950-an dan 1960an. Meskipun kritik kontemporer fokus secara khusus pada Rorschach, mungkin alasannya untuk menunjukkan bahwa mereka juga cenderung mencerminkan distate yang terpendam bahwa beberapa psikiatri, dan terutama psikologi, memiliki kepribadian untuk penilaian secara umum. mereka cenderung 74 untuk memperbaharui argumen Meehl 1954 untuk suatu pendekatan klinis dalam menilai, yang mendukung kurangnya pemakaian waktu, teknik aktuaria didasarkan. dalam perspektif yang lebih luas. Beberapa kritik kontemporer Rorschach yang tampaknya ditujukan, setidaknya secara tidak langsung, di penggunaan umum untuk tes psikologis dalam penilaian klinis. Misalnya, Hunsley dan Bailey (1999, 2001) menunjukkan bahwa utilitas klinis harus didefinisikan sebagai bukti meningkatnya hasil pasien pengaturan yang mengagumkan, tetapi standar mungkin sangat realistis, Wich, di terbaik, akan sangat sulit untuk menunjukkan untuk setiap pengujian atau penilaian lainnya Metode. KEPUTUSAN TENTANG PENGGUNAAN RORSCHACH Rorschach dapat dimasukkan dalam pendekatan berbagai penilaian, tetapi keputusan untuk melakukannya harus berpikir hati-hati. Sebelum meletakkan tangan ke kartu Rorschach, orang yang bertanggung jawab untuk penilaian harus memutuskan apakah hasil potensi Rorschach dari Rorschach yang tepat untuk, dan relevan dengan tujuan-tujuan penilaian. Seperti disebutkan dalam Bab I, ada banyak metode penilaian yang dapat menghasilkan deskripsi yang valid dan berguna. Dengan demikian, keputusan tentang apakah akan menggunakan Rorschach yang mungkin paling baik ditentukan dengan mengevaluasi potensi kegunaan dari deskripsi berbasis Rorschach dari seseorang, sebagaimana berkontras dengan deskripsi yang dapat dirumuskan dari sumber lain. Biasanya, data dari wawancara, observasi, atau tes selflaporan, menghasilkan deskripsi yang berfokus pada gejala dan / atau perilaku. Deskripsi diformulasikan dari temuan Rorschach fokus lebih pada proses psikologis yang menghasilkan gejala dan / atau perilaku. 75 Oleh karena itu, keputusan tentang penggunaan Rorschach mungkin paling baik ditentukan dengan mengevaluasi kegunaan potensial dari Rorschach berdasarkan deskripsi dari seorang individu, secara berbeda dengan deskripsi yang dapat dirumuskan dari sumber lain. Secara tipikal, data dari interview, observasi, atau tes self-report, menghasilkan deskripsi yang berfokus pada gejala-gejala dan/atau perilaku. Deskripsi dirumuskan dari penemuan Rorscach yang berfokus lebih banyak pada proses-proses psikologis yang menghasilkan gejala dan/atau perilaku. Keputusan untuk menggunakan Rorscach biasanya didasarkan pada asumsi bahwa gambaran psikologis dari seseorang, sebagai seorang individu, akan berguna untuk tujuan asesmen dan berkontribusi pada kesejahteraan klien atau resolusi masalah yang berkaitan dengan klien. Dalam rentang tindakan psikologis mencakup dalam menghasilkan respon Rorschach yang serupa dengan yang dihasilkan oleh perilaku lainnya (lihat bab 11), penemuan dari tes biasanya memberikan gambaran individual yang menekankan pada berbagai macam asset yang unik, kewajiban, dan kecenderungan respon. Ketika seorang individu di gambarkan dalam kerangka ini, hal ini menjadi sumber dari penetapan isu etiologi/penyebab dan dapat menghasilkan suatu pedoman untuk mengidentifikasi tujuan treatment dan memilih metode treatment. Hal ini juga menjadi relevan terhadap berbagai keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan individu. Merupakan hal yang penting untuk menekankan bahwa Rorschach tidak menghasilkan data dari jawaban semua pertanyaan yang diajukan. Penemuan Rorscach mungki hanya memiliki sedikit nilai atau sama sekali tidak memiliki nilai dalam beberapa situasi asesmen. Misalnya, ketika pertanyaan asesmen berfokus 76 pada masalah fungsi intelektual atau pertanyaan mengenai keterlibatan neurologis, Rorschach bukan merupakan pilihan tes yang tepat. Beberapa elemen dalam Rorschach memiliki korelasi positif dengan indikasi-indikasi inteligensi, namun Rorschach tidak dapat digunaan sebagai tes yang dapat diandalkan maupun akurat dalam menggantikan suatu tes inteligensi. Sama halnya dengan beberapa elemen dalam Rorschach memiliki probabilitas yang tinggi terhadap munculnya beberapa kondisi yang berkaitan dengan disfungsi neurologis, namun tidak satupun yang dapat dibuktikan dalam membedakan secara diagnostic kecuali dalam kasus-kasus dimana disfungsi tersebut sangat parah sehingga dapat dengan mudah dideteksi dengan mengobservasi individu secara visual. Dengan demikian, jika tujuan utama dari penilaian berkaitan dengan pertanyaan atau masalah intelijen yang tepat mengenai fungsi kognitif, Rorschach mungkin berguna hanya sebagai tambahan untuk memberikan beberapa informasi cencerning kepribadian individu. Seperti juga dicatat dalam Bab 1, ada kasus di mana pihak merujuk yakin bahwa "tertanam" hubungan yang ada antara gejala yang muncul dari orang tersebut dan pengobatan yang paling tepat bagi mereka gejala. Bila hal ini terjadi, diragukan bahwa Rorschach temuan, atau mungkin setiap temuan lain mengenai kepribadian, akan menambahkan sesuatu pada kesimpulan sudah ditetapkan tentang pengobatan. Demikian juga, ada kasus di mana satu-satunya tujuan dari penilaian ini adalah untuk membantu dalam pemilihan label dignostic. Meskipun Rorschach temuan dapat berkontribusi untuk keputusan ini, mereka memakan waktu untuk mengumpulkan dan metode penilaian lainnya mencapai hal tersebut "label" obyektif dalam cara yang lebih efisien biaya. 77 Waktu adalah isu lain yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang apakah akan menggunakan Rorschach tersebut. Beberapa pengantar tes diperlukan, yang biasanya memakan waktu kurang dari 10 menit, namun pengecualian untuk perkiraan yang terjadi. Kebanyakan orang menyelesaikan tes dalam waktu kurang dari satu jam, tapi sekali lagi ada pengecualian dan beberapa orang mungkin memakan waktu cukup lama. Ketika keputusan dibuat untuk memasukkan Rorschach dalam rutinitas penilaian, itu adalah sangat penting bahwa pemeriksa telah diberikan waktu yang cukup untuk pergi melalui prosedur tes dengan benar, dan tidak merasa tertekan karena masalah waktu. RORSCHACH DAN TES LAIN Dalam beberapa kasus, hasil dari Rorschach mungkin cukup untuk mengatasi masalah penilaian yang telah diajukan, tetapi biasanya penilai akan menggunakan beberapa prosedur. Biasanya, ini melibatkan wawancara dan tes lain. Yang terakhir kadang-kadang dapat mencakup sesedikit dua atau tiga tes, tetapi juga dapat mencakup lebih dari tiga. Alasan untuk menggunakan metode multitest telah diperluas. Tempat yang mendasari pendekatan dasar dua kali lipat. Pertama adalah bahwa tes tidak begitu luas cakupannya untuk menguji segala sesuatu. Tes yang berbeda berfokus pada dimensi yang berbeda atau fungsi dari individu, dan kelengkapan tes menyediakan database dari evaluasi individu. Kedua, adanya tes yang tumpang tindih sampai batas tertentu, sehingga kemungkinan terdapat crossvalidasi informasi yang diperoleh dari setiap tes yang tunggal. Pendekatan mulititest diperdebatkan untuk meminimalkan eror dan memaksimalkan akurasi. 78 Pendukung dari pendekatan tes ini telah menyarankan bahwa hal tersebut dapat dipandang sebagai sampel beberapa perilaku, mencatat bahwa beberapa data instrumenmenghasilkan spekulasi lebih besar, sedangkan data gabungan dari beberapa instrumen memberikan kepastian yang lebih besar dalam kesimpulan. Sayangnya, masih terdapat contoh yang terlalu banyak di mana seorang psikolog klinis menggunakan seri yang sama dari tes, tidak peduli dengan tugas yang ditunjuk dan terlepas dari data yang ersedia selama proses pengujian. Hal ini ini merupakan taktik penilaian pada tahun 1940an dan 1950an ketika peran utama psikolog klinis adalah psikodiagnostik, dan rutinitas penilaian sering tidak sangat fleksibel. Data tidak selalu diperlukan untuk tujuan assessment dan jumlah waktu yang digunakan dalam assessment tidak boleh tidak proporsional dengan tujuan. Hal penting lainnya dalam keputusan yang dibuat oleh assesor adalah meletakkan setiap prosedur ke dalam proses. Van de Castle (1964) menemukan bahwa tes dapat mengubah konten manusia dalam respon Rorschach. Grisso dan Meadow (1967) menyatakan adanya perbedaan dengan WAIS dalam ‘performances” tergantung pada apakah WAIS diberikan sebelum atau setelah Rorschach. Exner dan Hark (1980) menemukan bahwa administrasi Rorschach setelah tiga jam tes memiliki rata-rata jumlah yang rendah secara signifikan dari respon dibandingkan yang diberikan setelah 90 menit. Hal ini mungkin, meskipun tidak terbukti, bahwa produktivitas Rorschach akan dipengaruhi oleh hampir semua prosedur dalam proses assessment yang dapat menimbulkan stres terhadap subyek. Misalnya, orang-orang dengan beberapa dysfunctioning kognitif seringkali akan mengalami kesulitan pada tes kategori atau tes Tactual Performance dari 79 Halstead-Reitan Battery. Dengan demikian, mungkin tidak bijaksana untuk melaksanakan Rorschach segera setelah salah satu dari prosedur kecuali jika orang tersebut telah melakukan dengan baik. Begitu juga, mungkin lebih baik tidak memberika tes Rorschach segera setelah MMPI. Meskipun MMPI dapat menghasilkan informasi yang sangat penting tentang seseorang, itu juga dapat menghasilkan efek kelelahan yang dapat mempengaruhi kinerja Rorschach. Setiap kali pendekatan tes battery dipilih, faktor waktu menjadi penting. Biasanya, ketika isu neuropsikologi tidak dilibatkan, proses penilaian total harus diselesaikan dalam wakturentang waktu tiga jam. Dalam assesment kontemporer yang akan ditargetkan terhadap gambaran yang cukup lengkap dari orang tersebut, tiga tes terbaik mungkin dianggap sebagai pembentuk inti dari prosedur penilaian: (1) Salah satu dari tes intelegensi Wechsler, (2) Tes Rorschach, dan (3) Tes MMPI. Ketiganya memiliki sifat empiris yang kokoh, dan masing-masing menyediakan banyak informasi kepada dokter terlatih untuk dapat menghasilkan hipotesis penting dan bermakna banyak mengenai individu. 80