CHAPTER I INTRODUCTION 10 bentuk yang merupakan stimulus

advertisement
CHAPTER I
INTRODUCTION
10 bentuk yang merupakan stimulus dari Rorschach adalah tes pertama
yang terbuka kepada publik professional pada September 1921, dengan
penerbitan monograf terkenal dari Hermann Rorschach, yaitu Psychodiagnostik
(1941/1942). Sejak saat itu, tes secara umum menjadi menarik, digunakan
secara luas dan penelitian yang dipertimbangkan. Untuk sedikitnya dua dekade,
pada tahun 1940an dan 1950an, namanya hampir sama dengan psikologi klinis.
Selama beberapa tahun, tugas utama dari ahli klinis fokus kepada asesmen atau
psikodiagnosis. Meskipun tugas dari ahli klinis meluas dan menjadi beragam
selama periode 1960an dan 1970an, Rorschach menyisakan tes yang bisa
digunakan
dalam
situasi
klinis
dan
berlangsung
hingga
saat
ini.
Ini
dipertimbangkan karena informasi luas mengenai karakteristik psikologis dari
setiap individu dapat didapatkan jika tes diadministrasikan, diberikan skor dan
diinterpretasi secara tepat.
Hampir
setiap
orang
yang
cerdas
dapat
mempelajari
untuk
mengadministrasikan dan memberi skor (kode) mengenai Rorshcach. Prosedur
yang dilakukan cukup mudah. Disisi lain, interpretasi Rorshcach tidak sederhana
maupun
mekanistik.
Itu
adalah
sebuah
proses
yang
kompleks
yang
membutuhkan banyak syarat. Ini kompleks karena membutuhkan interpreter
untuk menjaga sebuah kerangka dari konsep logis, tanpa hal tersebut, tidak
mungkin untuk mengembangkan kesimpulan yang bermakna. Proses memiliki
syarat karena membutuhkan interpreter untuk meragukan integritas data secara
sering. Disisi lain, interpretasi rutin seperti mempertanyakan data secara
1
sistematis dan mengatur penemuan secara konseptual tidaklah sulit untuk
dipelajari jika murid dari tes telah memiliki tiga persyaratan dasar.
PERSYARATAN DASAR
Persyaratan
mengenai
pertama
adalah
pemahaman
yang
baik
dan
layak
individu dan ide dari kepribadian. Ini tidak berarti bawa data
Rorschach seharusnya diinterpretasi secara langsung dalam konteks atau
sebagian dari teori kepribadian. Itu mungkin sebuah kesalahan. Kesimpulan
dasar Rorschach secara umum dapat diterjemahkan menjadi model teoritikal
berbagai bentuk yang memfokuskan kepribadian, tetapi sebelum melakukan itu,
data seharusnya dapat diinterpretasikan dalam sebuah cara yang konsisten
dengan
penemuan
Interpretasi
atau
Rorscach
selalu
validitas
merupakan
yang
sudah
sebuah
pasti.
proses
dengan
perkembangan objektif sebuah pemahaman mengenai bahwa setiap individu
adalah menarik. Dengan kata lain, sebuah kesadaran bahwa tidak ada dua orang
yang persis sama harus meminta interpreter untuk berusaha melakukan integrasi
dari temuan mengenai pikiran, emosi, self-image, dan kontrol dan seterusnya
dalam sebuah cara yang memfokuskan kepribadian sebanyak mungkin.
Persyaratan kedua untuk interpretasi Rorscach adalah pengetahuan yang
cukup baik mengenai psikopatologi dan maladjustment. Ini tidak berarti bahwa
kesadaran sederhana dari label diagnostic atau asumpsi naïf bahwa konsep
normaldan abnormal membangun kriteria yang berlainan dari set dan kewajiban
yang
dapat
psikopatologi
diidentifikasi.
dan
Sebaliknya,
maladjustment
pemahaman
berkembang
dari
yang
baik
apresiasi
tentang
mengenai
bagaimana karakteristik menjadi kewajiban, dan bagaimana berbagai campuran
dari kewajiban berkembang menjadi bentuk maladjustment internal dan
2
eksternal. Syarat ketiga adalah interpreter harus memiliki pemahaman tentang
tes itu sendiri. Terdiri dari 10 gambar bercak tinta yang diadministrasikan dengan
standar tertentu, meminta individu untuk membuat membuat urutan keputusan
yang mengarah kepada serangkaian respon. Setelah respon ada kode atau
skor, disusun secara berurutan dan digunakan sebagai dasar untuk kalkulasi,
tiga set data yang saling terkait akan ada:
1. Cara subyek mengekpresikan perkataan yang digunakan oleh subjek ketika
memberikan jawaban atau menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh
pemeriksa.
2. Urutan dalam memberikan respon yang terjadi untuk merefleksikannya dalam
substansi jawaban dan coding atau skoring mereka, dan
3. Struktural dari plot frekuensi untuk hampir 100 variabel dari data untuk lebih
dari 60 variabel, rasio, persentase, dan indeks berasal.
Secara kolektif, ketiga set data ini membentuk substansi interpretatif tes, dan
biasanya, akan menghasilkan informasi yang cukup untuk membangun
bentuk yang valid dan berguna untuk menggambarkan psikologi individu.
Manfaat dari Rorschach
Mengapa kita menggunakan Rorschach? Ada banyak metode penilaian yang
dapat menghasilkan deskripsi yang sah dan berguna untuk menggambarkan
seseorang dan, meskipun deskripsi berbasis Rorschach biasanya cukup
komprehensif, hal tersebut jika berasal dari sampel yang agak sederhana
mengenai perilaku tidak langsung (respon untuk gambar bercak tinta). Dengan
demikian, temuan dan kesimpulan yang utama adalah yang inferential. Apakah
nilai inferential yang berdasarkan deskripsi Rorschach , memiliki kesamaan
3
dengan deskripsi yang diformulasikan setelah wawancara, temuan dari
tes psikologis lainnya, atau deskripsi berdasarkan observasi dari orang lain?
Jawaban untuk pertanyaan ini adalah tidak lurus ke depan seperti yang
diharapkan
oleh
beberapa
pendukung
Rorschach.
Pada
kenyataannya,
Rorschach menemukan kemungkinan memiliki sedikit atau tidak ada assessment
dalam
beberapa
menghubungankan
situasi.
antara
Misalnya,
jika
symptom
ada
yang
assessment
ada
untuk
pada
seseorang dan pengobatan yang paling sesuai gejala-gejala tersebut, temuan
Rorschach
akan berkontribusi sedikit atau tidak ada dalam pengambilan
keputusan untuk pengobatan. Ada kasus-kasus lain di mana tujuan dari
assessment adalah untuk memilih label diagnostik. temuan Rorschach dapat
berkontribusi terhadap keputusan ini, tetapi tes ini cukup memakan waktu dan
metode assessment lainnya mungkin mencapai tujuan “labeling” dengan lebih
efisien.
Manfaat terbesar Rorschach adalah ketika memahami seseorang sebagai
individu. Menjadi penting untuk tujuan memilih strategi pengobatan atau target
tertentu, atau ketika informasi semacam itu penting untuk keputusan lainnya bagi
individu tersebut. Sebagian kecil, jika ada. Prosedur assessment Rorschach jika
digunakan dengan benar, kita dapat menemukan keunikan seseorang. Hal ini
karena respon Rorschach diproduksi oleh relativitas berbagai operasi psikologis
dan pengalaman.
Fungsi yang sama dan pengalaman yang menghasilkan respon Rorschach juga
menghasilkan perilaku lainnya, seperti yang diamati oleh teman atau kerabat,
atau catatan oleh orang-orang yang melakukan wawancara formal. Deskripsi
perilaku seseorang yang berasal dari pengamatan signifikan orang lain atau
4
dihasilkan dari wawancara yang panjang yang biasanya akurat tetapi, biasanya,
deskripsi tersebut tidak termasuk informasi tentang fungsi psikologis yang
menghasilkan perilaku yang diamati. Hasil Rorschach berisi informasi semacam
ini.
Sifat dari tugas Rorschach itu sendiri adalah keputusan mengenai rutinitas yang
tepat dibawah kondisi yang tidak bisa dengan melihat gambar bercak tinta.
Sejumlah karakteristik psikologis datang bermain ketika diperlukan untuk
membuat keputusan, berdasarkan hal tersebut tanggapan cenderung
mencerminkan fitur dirinya tentang rutinitas dalam pengambilan keputusan dari
kehidupan sehari-hari
Dalam konteks ini, interpretasi Rorschach berfokus pada psikologis
organisasi dan fungsi dari individu. Test Rorschach menitik beratkan pada
struktur psikologikal atau kepribadian dari individual dibandingkan dengan
perilaku dari individu tersebut. Ini merupakan informasi yang melebihi identifikasi
dari gejala dan mencari etiologi yang membedakan satu orang dari yang lain,
meskipun keduanya dapat menampilkan gejala-gejala yang sama. Mengapa
menggunakan Rorschach? Jika gambaran dari individual, sebagai kesatuan
psikologikal yang unik, akan berkontribusi secara signifikan pada kesejahteraan
individu tersebut dengan membantu dalam memilih rencana pengobatan atau
berkontribusi dalam pembuatan keputusan atas hal-hal lainnya, dalam beberapa
jam terlibat dalam pengadministrasian, skoring, dan interpretasi dari test akan
sepadan dengan usaha yang dilakukan.
Seperti
yang
disebutkan
sebelumnya,
individu
yang
ingin
mengembangkan kemampuan dalam menggunakan Rorschach harus mengerti
sifat dari tes dan bagaimana hal tesebut akan bekerja. Beberapa dari
5
pemahaman didapat dari
sejarah, bagaimana tes tersebut berasal dan
bagaimana perkembangannya.
ASAL USUL TES
Walaupun Rorschach menjadi alat penting bagi klinis, perkembangannya
tidak selalu berlangsung dengan cara yang sistematis. Pemikiran mengenai
apakah tes ini, bagaimana tes ini dapat digunakan, memiliki bermacam-macam
variasi seiring berjalannya waktu, dan dalam sejarahnya selalu terdapat
kontroversi. Hal ini selalu mengagumkan bagi peneliti-peneliti, dan sangat
mengesalkan kepada mereka yang menerapkan prinsip-prinsip psikometri secara
ketat pada alat-alat tes psikologi. Jika dilihat kembali, hal ini menjadi jelas akan
banyaknya masalah yang muncul dalam perkembangan dari test terjadi karena
banyak yang terlibat secara langsung tidak selalu jelas mengenai konsep dari
Rorschach atau tujuan-tujuannya, atau tidak selalu siap untuk mempelajarinya
dalam kerangka empiris.
Rorschach meninggal pada usia 37 tahun, hanya tujuh bulan setelah
psikodiagnostik diterbitkan. Dari 183 halaman yang meliputi karangan ilmiah
yang kaya akan konsep-konsep, penemuan-penemuan, dan contoh-contoh
kasus, tetapi persoalan-persoalan mengenai tulisan Rorschach tidak dijelaskan
secara lengkap, dan beberapa hanya ditunjukan secara singkat, atau dengan
meninggalkan pertanyaan penting menjadi tidak terjawab. Hal ini tidak
mengejutkan
karena
Rorschach
tidak
menyesali
pekerjaannya
yang
menghasilkan test per se dan menganggap pekerjaannya sempurna. Rorschach
malahan melihat karangan ilmiahnya sebagai hasil penemuan dari penilitian
terhadap persepsi. Judul asli yang dipilih Rorschach untuk karangan ilmiahnya
6
adalah Method and Result of a Perceptual-Diagnostic Experiment: Interpretation
of Arbitrary Forms. Masalah dari judul mulai muncul pada Agustus 1920, ketika
naskah sedang ditinjau sebelum memulai mengetiknya. Walter Morgenthaler,
teman dekat dan kolega, yang menjadi editor professional dari projek tersebut,
mengirim surat pada Rorschach:
“Saya mengambil kesempatan untuk menuliskan pesan mengenai judul dari
naskah ini. Saya percaya bahwa anda berusaha untuk menjadi sederhana
mengenai hal tersebut. Subjek yang anda bicara bukan hanya mengenai
diagnostic persepsi, melainkan lebih dari hal tesebut, dan semuanya lebih dari
hanya sekedar penelitian. Dan ingin menyarankan sebagai judul utamanya
adalah PSIKODIAGNOSTIK atau hal-hal yang serupa, dan sebagai subtitle:
Through the Interpretation of Chance Forms, atau Experimental Investigations
With the Interpretation of Accidental Forms.” (Morgenthaler, 1920/1999)
Rorschach tidak mau menerima akan saran ini, dan dalam dua hari
membalas surat kepada Morgenthaler.
Mengenai judul ini. Ini bukanlah kesederhanaan, saya akan bertanggung jawab
atas judul ini. Saya telah telah mempertimbangkannya sejak lama mengenai hal
ini… tetapi tidak ada yang saya anggap cocok. Judul seperti Psikodiagnostik,
Diagnostics of Diseases and Personality terlihat sangat terlalu berlebihan.
Mungkin nanti, ketika norma diciptakan melalui penelitian yang dikontrol, judul
tersebut dapat digunakan. Untuk sekarang hal itu terlalu berlebihan bagi saya.
Jadi saya minta untuk membuat judulnya sesuai dengan apa yang ada.
Rorschach tidak menerima saran ini dan dua hari kemudian ia menulis
surat kepada Morgenthaler:
7
Sekarang tentang judul ini. Ini bukan hanya kerendahan hati, saya memiliki rasa
tanggung jawab untuk judul ini. Saya telah berpikir lama tentang hal ini, tetapi
tidak
ada
yang
berbicara
dan
cocok
dengan
saya.
Ekspresi seperti
Psychodiagnostik, Diagnostics of Diseases and Personality dan seperti
tampaknya saya untuk pergi terlalu jauh. Mungkin nanti, bila ada norma
diciptakan melalui penyelidikan terkontrol, seperti ekspresi dapat digunakan.
Untuk sekarang yang menyerang saya terlalu sombong. Jadi saya ingin meminta
Anda untuk membiarkan judul tetap seperti itu. (Rorschach, 1920/1999).
Tapi ini tidak mengakhiri masalah ini dan untuk beberapa hari berikutnya,
Morgenthaler terus berdebat tegas untuk perubahan judul, menekankan bahwa
judul asli bisa menciptakan kesulitan dalam memasarkan buku. Sebelum akhir
bulan, Rorschach setuju, "Tidak sangat bahagia saya menyerah, tetapi argumen
Anda berbobot dan sehingga saya dapat melakukan apa-apa lagi."
Alasan keputusan Rorschach untuk menyelidiki penggunaan noda tinta
sebagai cara untuk mendeteksi karakteristik orang tidak sepenuhnya jelas. Ini
bukan ide asli, tapi pendekatannya adalah khas. Ada beberapa upaya untuk
menggunakan noda tinta karena beberapa dari tes, baik sebelum Rorschach
mulai melakukan penyelidikan. Binet dan Henri (1895-1896) telah mencoba
untuk memasukkan mereka ke upaya awal untuk merancang tes kecerdasan.
Mereka, seperti banyak dari hari mereka percaya bahwa stimulus noda tinta
mungkin berguna untuk mempelajari imajinasi visual. Mereka meninggalkan
penggunaan noda tinta karena masalah administrasi kelompok. Peneliti lain di
Amerika Serikat dan Eropa menerbitkan artikel tentang penggunaan noda tinta
untuk mempelajari imajinasi dan kreativitas (Dearborn, 1987, 1898; Kirkpatrick,
1900; Parsons, 1917; Pyle, 1913, 1915; Rybakov, 1911; Whipple, 1914)). Ini
8
diragukan bahwa setiap pekerjaan ini merangsang studi asli Rorschach, tetapi
kemungkinan bahwa ia dikenal lebih akrab dengan banyak sebelum ia
menuliskan karangan ilmiahnya (monografi).
Sudah
pasti
bahwa
Rorschach
sering
memainkan
permainan
Klecksographie populer (Blotto) sebagai seorang pemuda. Bahkan, ia bahkan
punya julukan "Klex" selama dua tahun terakhirnya di Kantonsschule, yang
mungkin telah mencerminkan semangatnya untuk bermain. Ellenberger (1954)
telah menyarankan bahwa julukan itu mungkin hanya telah berevolusi dari fakta
bahwa ayah Rorschach adalah seorang seniman, tetapi gagasan itu tampaknya
kurang masuk akal daripada fakta bahwa Rorschach sendiri mengembangkan
keterampilan artistik selama ia muda. Bahkan sebelum mencapai masa remaja,
ia memiliki kebiasaan membuat sketsa pensil di notebook kecil, dan selama
masa remaja menciptakan gambar banyak tinta yang sangat rinci. Pada akhir
masa remaja dan melalui sisa hidup ini, ia melukis secara ekstensif dengan
warna air. Sebagian besar skets dan lukisan yang relatif kecil dan indah secara
detail. Bahkan, keterampilan ini mungkin memberikan kontribusi substansial
untuk penciptaan 10 tokoh yang diterbitkan dengan monografi yang dikenal
sebagai tes Rorschach.
Hal ini sangat dimungkinkan bahwa Rorschach menjadi bersahabat dekat
dengan teman sekelas dari Kantonsschule, Konrad Gehring, bermain peran awal
dalam mendorong eksplorasi dari penggunaan noda tinta dengan pasien.
Permainan Klecksographie telah berkembang di Eropa selama beberapa dekade
pada saat Rorschach mulai keresidenan sebagai psikiatri pada tahun 1910 di
Asylum Munsterlingen di Danau Constance. Permainan adalah favorit dari kedua
orang dewasa dan anak-anak, dan memiliki beberapa variasi. Noda tinta (Klecks)
9
bisa dibeli di beberapa toko atau, seperti lebih umum, pemain dari permainan
bisa
dibuat
sendiri.
Kadang-kadang,permainan
itu
dimainkan
dengan
menciptakan puisi seperti asosiasi dengan bercak (Kerner, 1857). Dalam variasi
lain, noda akan menjadi pusat untuk permainan menebak kata. Ketika anak-anak
bermain di sekolah, mereka atau guru biasanya akan menciptakan bercak dan
kemudian bersaing dalam mengembangkan deskripsi rumit.
Konrad Gehring menjadi guru di sebuah sekolah menengah dekat dengan
Asylum Munsterlingen, dan ia serta murid-muridnya sering mengunjungi rumah
sakit untuk bernyanyi bagi pasien. Gehring telah mengetahui bahwa jika ia
dikontrak dengan murid-muridnya untuk bekerja dengan rajin dalam periode
waktu dan kemudian mereka diizinkan untuk bermain Klecksographie, hal itu
tidak hanya memberikan insentif, tetapi masalah manajemen kelasnya juga
berkurang jauh.
Rutinitas ini memengaruhi Rorschach
untuk mempertanyakan apakah murid
berbakat seperti Gehring akan menunjukkan lebih banyak fantasi (khayalan)
pada respons mereka terhadap bercak tinta dibanding dengan murid biasa.
Pada tahun 1911, sebuah “percobaan” singkat terjadi, hanya berlangsung
selama beberapa minggu, tetapi prosedur dan hasilnya menyebabkan Rorschach
menjadi tertarik dengan potensi manajemen yang ditawarkan oleh permaianan
itu, dan juga memancing ketertarikan untuk membuat perbandingan antara the
Klecksographie response dari klien Gahring yang seorang siswa remaja laki-laki
dan kliennya sendiri. Secara kebetulan dan tidak terduga, mereka bekerja
bersama untuk waktu yang singkat, membuat dan mengetes berbagai bercak
tinta.
10
Hal ini mungkin terjadi bahwa akan sedikit hal yang didapat dari
“percobaaan” bersama yang dilakukan Rorschach-Gabring belum lagi dengan
adanya peristiwa yang juga terjadi pada saat yang sama. Hal itu adalah publikasi
dari Eugen Bleuer tentang Dementia Praecox dimana merupakan awal dari
terbentuknya istilah skizofrenia. Bleuer adalah salah satu profesor yang mengajar
Rorschach dan dia juga yang membimbing tesis Rorschach tentang halusinasi.
Konsep dari Bleuer menarik komunitas psikiatri, tetapi mereka juga mengajukan
isu penting mengenai bagaimana membedakan anatara schizofrenic dengan
bentuk lain dari psychosis, khususnya yang juga memiliki ciri dementia. Setelah
semua hal yang terjadi, Rorschach mencatat bahwa pasien yang telah
diidentifikasi skizofrenic terlihat akan merespon secara berbeda terhadap
permainan Klecksographie dibanding pasien lain. Rorschach membuat laporan
singkat tentang penemuannya untuk disampaiakn kepada komunitas psikiatri
regional,
tetapi
hanya
sedikit
ketertarikan
yang
ditunjukkan
terhadap
penemuaannya tersebut. Hingga membuat Rorschach tidak melanjutkan
penelitiannya lagi.
Pada tahun 1910, Rorschach menikah dengan seorang wanita rusia, Olga
Stempelin, yang belajar kedokteran di Swiss. Mereka setuju untuk berpraktik di
Rusia. Rorschach menyelesaikan tempat tinggal dan praktik psikiatrinya pada
tahun 1913 dan pindah ke Rusia dengan tujuan untuk “diam” sejenak. Dia
mendapatkan pekerjaan di Krukova Sanitorium dimana ia bekerja selama lima
bulan, tetapi kemudian ia kembali ke Swiss adan menerima pekerjaan sebagai
psikiatri penduduk di RS Waldau Mental di dekat Berlin, dan bekerja selama 14
bulan. Pada saat bekerja di RS itulah, ia memperbaharui persahabatannya
dengan Walter Morgenthaler, seorang psikiatris senior di RS tersebut. Sangat
11
dapat dibuktikan bahwa Morgenthaler menstimulasi Rorschach untuk berpikir
tentang potensi kegunaan dari bercak tinta, dan ia memainkan peran kunci
dalam publikasi karya ilmiah milik Rorschach.
Pada tahun 1915, Rorschach mendapatkan pekerjaan sebagai psikiatris
senior di RS Krombach Mental di Herisau, dan kemudian menjadi Associate
Director di RS tersebut. Hal ini terjadi di Herisau, pada akhir tahun 1917 atau
awal 1918,
Rorschach memutuskan untuk meneliti tentang
permainan
Klecksographie secara lebih sistematis. Hal ini sepertinya distimulasi dengan
dipublikaskannya Tesis dari O Szymon Hens, mahasiswa kedokteran asal
Polandia yang belajar dan dibimbing oleh Bleuer di Medical Policlinic di Zurich.
Hens mengembangkan delapan seri bercak tintanya sendiri yang telah
diadministrasikannya secara kelompok pada 1000 anak, 100 dewasa normal,
dan 100 pasien psikotik. Tesisnya berfokus pada bagaimana isi dari respons
memiliki kemiripan dan perbedaan diantara ketiga kelompok tersebut, dan dia
menyatakan bahwa sistem klasifikasi untuk konten/isi respons mungkin secara
diagnostik akan berguna (Hens, 1917).
Tidak ada keraguan bahwa Rorschach akan mempertanyakan kesimpulan
yang diberikan oleh Hens. Pendekatan Hens untuk mengklasifikasi sangat
berbeda
dengan
pendekatan
Rorschach
dan
Gehring
gunakan
untuk
mengkonsepkan penelitian mereka pada tahun 1911. Tidak seperti pendekatan
Hens yang menitikberatkan pada pengklasifikasian konten/isi, Rorschach lebih
tertarik untuk mengklasifikasi karakteristik yang menonjol dari respons.
Rorschach sangat akrab dengan banyak literatur mengenai persepsi dan tertarik
dengan hal itu, dan terpengaruh olehnya, seperti konsep dari O Ach, Mach,
12
Loetze, dan Helmholtz, dan khususnya pada gagasan tentang apperceptive
mass.
Rorschach memulai penelitian sistematisnya dengan alsan bahwa satu
kelompok indidivu, ketika diberikan rangkaian bercak tinta, akan dapat dibedakan
oleh karakteristik dari bagaimana respons mereka terhadap pertanyaan yang
diberikan, what might this be? Hal ini adalah bukti bahwa salah satu patokan
dasar Rorschach bahwa variasi prosedur dari
Klecksographie secara kuat
memberi permainan (Klecksographie) itu sendiri untuk membedakan skizofrenia.
Rorscharch membuat puluhan bercak tinta (inkblots) dalam persiapan untuk
penelitiannya. Dapat dipastikan bahwa ia membuat paling tidak 40, dan mencoba
berbagai kombinasi yang berbeda dari 15 sampai 20 mulanya. Tidak lama
setelah memulai pekerjaan contoh ini, ia memutuskan untuk tidak menggunakan
bercak tinta sederhana. Dia tidak menulis banyak tentang keputusan tersebut.
Kegagalan untuk melakukannya, ditambah cara di mana ia menggambarkan
"apparatus" pada monografinya, menyebabkan banyak yang mengasumsikan
bahwa gambar-gambar yang terdapat pada tes adalah sebagian besar bercak
tinta yang ambigu. Tetapi itu tidak benar.
Setiap gambar pada tes mengandung banyak kontur khas yang cukup
sepadan dengan benda/objek yang kebanyakan orang kenali. Meskipun
demikian, selama beberapa dekade setelah tes diterbitkan, kebanyakan orang
yang menggunakan dan meneliti tes itu tidak menyadari bahwa frekuensi besar
jawaban berpotensi masuk akal yang tampaknya tersedia bagi kebanyakan
orang. Mungkin ada beberapa alasan untuk ini, dimulai dengan laporan
Rorschach dari penelitiannya. Dalam monograph (karangan ilmiah), Rorschach
menulis, “pembuatan bentuk yang semaunya sangat sederhana: sebuah bercak
13
tinta yang besar dilemparkan pada selembar kertas, kertas dilipat, dan tinta
tersebar antara kedua bagian lembaran" (p. 15). Penjelasan ini berarti bahwa
gambar-gambar stimulus adalah ambigu. Melampaui poin ini dalam monograph,
ia menghentikan penggunaan dari istilah bercak tinta (klecks) dan mengacu pada
bahan-bahan seperti gambar (bilder), piring (tafeln), atau figure.
Dia juga menuliskan, “tidak semua gambar (figure) yang diperoleh dapat
digunakan, bagi gambar yang digunakan harus memenuhi kondisi tertentu....
bentuk yang harus relatif sederhana... (gambar) harus memenuhi persyaratan
dari komposisi atau mereka tidak akan sugestif, dengan hasil bahwa banyak
subjek yang akan menolak mereka sebagai “hanya sebuah bercak tinta....”
(p.15). Sebagian besar yang familiar dengan monograph cenderung berasumsi
bahwa gambar-gambar yang ia pilih untuk digunakan dalam tes dipilih dari
kelompok terbesar dari bercak tinta yang ia buat, tetapi asumsi tersebut mungkin
tidak sepenuhnya benar.
Rorcharch biasanya membuat bercak tinta pada kertas tissue. Sebagian besar
dari mereka disumbangkan ke The Rorschach Archieves and Museum pada
tahun 1998-1999 oleh anak lelaki dan perempuannya, Wadim dan Elisabeth
Rorscharch. Mereka telah menyimpan banyak dari kertas-kertas ayah mereka,
protokol, tabel, surat-menyurat, dan karya seni sampai sebuah tempat yang
memuaskan dapat ditentukan untuk penyimpanan dan pameran. Diantara 15 dan
20 dari bercak kertas tissue memiliki beberapa persamaan dengan gambar yang
dipublikasikan, tetapi tidak mengandung detail sempurna yang jelas pada
gambar-gambar yang digunakan pada tes. Tujuh atau delapan dari bercak kertas
tissue mungkin dengan mudah membuat bingung sebagai gambar yang
14
dipublikasikan secara sekilas, bahkan perbandingan secara sederhana bahwa
gambar-gambar yang telah dipublikasikan jauh lebih rinci.
Ada kemungkinan bahwa Rorschach menemukan beberapa metode untuk
menciptakan gambar yang lebih merinci ketika membuat bercak tinta, tetapi
tampaknya lebih mungkin bahwa ia menggunakan bakat seninya yang baik untuk
membuat detail dan menghiasi gambar yang ia hasilkan serta menambahkan
beberapa pewarna. Dalam melakukannya, ia menambahkan kontur yang lebih
banyak dan warna untuk hal-hal yang muncul di bercak asli. Ia melakukan ini
untuk memastikan bahwa gambar yang masing-masing berisi berbagai fitur khas
yang dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai kemiripan dengan objek yang
tersimpan dalam jejak memori individu. Hal ini menjadi penting dalam
membangun gambar-gambar karena premis yang mendasari eksperimennya
didasarkan pada persepsi bentuk semaunya.
Rorschach tidak menguraikan lebih lanjut tentang cara gambar diciptakan,
tetapi ia secara singkat menyebutkan pentingnya 'dua atau tiga seri sejajar" yang
ia ciptakan, atau berniat untuk membuat, dengan tujuan bahwa setiap angka
paralel harus dirancang sedemikian rupa sehingga, “jumlah pada setiap jawabah
harus membandingkan dengan baik. Plate I dari seri baru harus memberikan
jumlah yang kira-kira sama pada F dan M sebagai Plate I dari seri yang asli, dan
seterusnya. Plate V dari seri sejajar harus menyajikan objek yang sama-sama
mudah dikenali...”(p. 52)
Setelah beberapa bulan, Rorschach telah membuat 15 atau 16 rangkaian
bercak tinta yang terlihat sangat berguna untuk penelitiannya. Hingga tahun 1918
Rorschach setidaknya telah menggunakan 15 bercak tinta, dan kemungkinan
hingga awal tahun 1919. Selanjutnya, setelah setelah memeriksa kembali
penemuannya, ia mengurangi bercak tinta menjadi 12, dan terus menggunakan
15
ke-12 bercak tinta tersebut hingga keadaaan menyebabkan dirinya harus
mengurangi dua bercak tinta lagi.
Dari tahun 1917 sampai 1919, Rorschach tetap menjaga kontak dengan
Morgenthaler dan juga mengajukan tiga naskah singkat tentang penelitiannya.
Saat itu adalah waktu dimana Morgenthaler mendorong Rorschach untuk
mempublikasikan penelitiannya dan, pada pertengahan tahun 1919, Rorschach
menjadi yakin bahwa penelitiannya telah berkembang secara cukup untuk dapat
dipublikasikan. Rorschach terutama tertarik agar bercak tinta yang telah ia
gunakan untuk dicetak dalam format standar sehingga dapat digunakan oleh
para koleganya yang memang tertarik dengan penelitiannya.
Data yang dianalisis oleh Rorschach pada pertengahan tahun 1919 cukup
bagi dirinya untuk menunjukkan metode yang ia gunakan dapat memberikan
laporan diagnostik yang berguna, terutama untuk mengidentifikasi skizofrenia.
Dalam
proses
penelitiannya,
Rorschach
juga
menemukan
bahwa
penegelompokkan respons yang sering ada, khususnya respons pergerakan dan
pewarnaan, memiliki hubungan dengan karakteristik psikologis atau perilaku.
Jadi, metode yang digunakan terlihat memiliki potensi untuk mendiagnosis dan
kemungkinan untuk mendeteksi kualitas dari individu, dimana dalam ilmu
psikologi disebut sebagai sifat kepribadian, kebiasaan (habits), atau gaya.
Selain Morgenthaler, berbagai kolega termasuk Bleuer juga terkesan dengan
penelitian Rorschach dan potensi diagnosis yang dimiliki metode Rorschach.
Beberapa kolega memohon kepada Rorschach untuk meminjamkan bercak tinta
yang ia gunakan sehingga mereka dapat mencoba untuk menggunakannya dan
beberapa kolega lainnya mendorong Rorschach untuk mempublikasikan
penelitiannya dalam bentuk yang dapat dipelajari oleh peneliti lain untuk dapat
digunakan
metodenya.
Rorschach
menjadi
antusias
dengan
prospek
penelitiannya, tetapi menemukan tantangan ketika mencoba untuk menawarkan
karyanya kepada beberapa percetakan. Mereka menyambut negatif tawaran
untuk mencetak bercak tinta dengan alasan kompleksitas dan biaya. Satu
percetakan menyatakan ketertarikan, tetapi hanya bersedia untuk mencetak satu
16
bercak tinta. Percetakan lain bersedia untuk mencetak naskah dengan hanya
enam bercak tinta. Rorschach menolak segala tawaran kemungkinan yang ia
dapat dan melanjutkan penelitiannya kembali, menambah kembali sampel
penelitiannya.
Itu adalah saat dimana Morgenthaler menengahi kepentingan Rorschach.
Morgenthaler pada saat itu adalah seorang konsultan editor untuk perusahaan
Ernst Bircher, percetakan buku-buku medis. Morgenthaler setuju untuk mengatur
segalanya agar Bircher dapat mencetak naskah Rorschach. Morgenthaler telah
berhasil mencetak dua buku tentang naskah bercak tinta. Salah satunya adalah
buku tantang pasien Morgenthaler yang bernama Wolfli, dimana menari banyak
perhatian setelah dipublikasikan (Morgenthaler, 1921/1992). Buku ini berisi karya
seni yang sulit untuk direproduksi secara akurat. Masalah yang dapat
diselesaikan oleh percetakan Bircher meyakinkan Morgenthaler bahwa ia juga
dapat menyelesaikan masalah dalam mereproduksi kembali bercak tinta yang
diciptakan
oleh
Rorschach,
dan
ia
meminta
kepada
Bircher
untuk
mempertinbangkan publikasi karya Rorschach.
Bircher setuju, dekat sedikit keberatan, tetapi dengan beberapa persyaratan.
Bircher menolak untuk mencetak lebih dari 10 bercak tinta dan juga menyatakan
bahwa bercak tinta yang digunkaan oleh Rorschach terlalu besar. Meskipun
kemungkinan kecewa, Rorschach setuju untuk mengerjakan kembali berbagai
data tabelnya sehingga dapat merefleksikan keseluruhan hasil penelitinnya
hanya dengan 10 bercak tinta.
Bircher menyetujuinya, dengan bermalas-malasan. Bircher menolah
untuk memproduksi ulang lebih dari 10 gambar bercak tinta dan juga
memutuskan bahwa gambar yang digunakan Rorschach terlalu besar. Meskipun
17
tidak puas, Rorschach setuju untuk mengolah kembali berbagai macam data
yang diciptakan, sehingga data tersebut akan merefleksikan akumulasi
penemuan hanya pada 10 gambar. Rorschach juga setuju untuk mengurangi
seperenam ukuran gambar, tetapi sampai tahun 1920, sebelum naskah akhir
disampaikan, Rorschach menambahkan paling tidak satu gambar tambahan
pada seri gambar tersebut.
Setelah naskah akhir disampaikan pada bulan Juli 1920, Rorschach
harus mengurangi sampai dengan 60 halaman karena permasalahan biaya,
tetapi terdapat masalah yang signifikan terjadi ketika bukti-bukti gambar
diciptakan. Ketika gambar tersebut diproduksi kembali, beberapa warnanya
berubah banyak, terutama pada Kartu VIII dan IX, dan terdapat perbedaan yang
lebih besar pada bayang-bayang warna abu-abu dan hitam yang diproduksi pada
gambar akromatik. Terdapat tiga dari gambar asli Rorschach (IV, V, dan VI) yang
diciptakan dengan hampir tidak ada shading, proses pencetakan menghasilkan
kontras yang sangat penting pada gambar. Akhirnya, Rorschach menerima
“kesalahan” tersebut sebagai adanya kemungkinan baru (Ellenberger, 1954),
tetapi hal tersebut jelas menunjukkan bahwa Rorschach tidak antusias mengenai
gambar tersebut pada awalnya. Versi-versi yang membuktikan gambar-gambar
asli dibuat paling sedikit dua kali, dan sebanyak empat bukti diciptakan untuk
beberapa gambar. Akhirnya, di bulan Oktober 1920, Bircher menulis kepada
Rorschach, “... kesalahan tersebut tidak dapat diganti lagi... Saya tidak dapat
melakukannya karena setiap cetakan biayanya terlalu mahal.”
Naskah tersebut akhirnya diterbitkan pada bulan September 1921.
Banyak
dari
naskah
tersebut
berdasarkan
penemuan-penemuan
yang
dikumpulkan dari 405 subyek, dimana 117 subyek bukan pasien yang dibagi
18
menjadi “terpelajar” dan “tidak terpelajar”. Sampel juga termasuk pada 188
penderita schizophrenia yang terdiri dari target populasi dasar. Berdasarkan
pada 1911 observasi, kelompok penderita schizophrenia memiliki respon yang
berbeda pada gambar-gambar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Tujuan
utama Rorschach adalah menghindari dan/atau meminimalkan isi dan berfokus
pada perkembangan dari sebuah format untuk mengklasifikasi respon dengan
karakteristik-karakteristik yang berbeda. Rorschach mengembangkan satu set
kode, meneruskan usaha dari Gestaltists (terutama Wertheimer), yang
memperbolehkan perbedaan dari fitur respon. Satu set kode atau skor yang telah
didapat, digunakan untuk menggambarkan area dari respon pada bercak tinta
yang diberikan pada subyek, misalnya W untuk respon pada seluruh bercak, D
untuk detail area yang besar, dan seterusnya. Satu set kode berikutnya berfokus
pada fitur dari bercak yang bertanggung jawab untuk identifikasi dari gambar
yang diberitahukan oleh subyek, seperti F untuk bentuk, C untuk warna
chromatic, dan M untuk kesan dari pergerakan manusia. Set kode yang ketiga
digunakan untuk mengklasifikasikan isi, seperti H untuk manusia, A untuk
binatan, An untuk anatomi, dan seterusnya.
Rorschach dengan tegas menyebutkan bahwa penemuannya tersebut
merupakan awal mula dan berfokus pada pentingnya lebih banyak eksperimen.
Hal ini terlihat dengan jelas bahwa Rorschach mengharapkan penelitian yang
lebih banyak dengan metode-metode dan menginvestasikan dirinya dengan
penuh semangat selama beberapa bulan setelahnya. Akan tetapi terjadi tragedi,
pada 1 April 1922, Rorschach dirawat di ruang gawat darurat di Rumah Sakit
Herisau setelah mengalami sakit pada abdominalnya untuk beberapa minggu
terakhir. Rorschach meninggal keesokan paginya dari acute peritonitis.
19
Rorschach telah mencurahkan kurang dari empat tahun untuk penelitian dari
“Blotto Game.” Seandainya Rorschach hidup untuk melanjutkan pekerjaannya,
terdapat perkembangan petunjuk yang mungkin dapat berbeda daripada yang
dibuktikan pada kasusnya.
Jelas Rorschach kecewa dengan perbedaan yang
karyanya setelah psikodiagnostik di publikasikan.
tampak pada
Hanya swiss psychiatric
journal yang tidak mengulasnya dan jurnal pskiatri eropa lainnya hanya
mempublikasikan ringkasan singkat dari karyanya. Monografi adalah bencana
keuangan bagi penerbit. Hanya beberapa eksemplar yang terjual sebelum
Rorschach
meninggal
dan
sebelum
the
House
of
Bircher
memasuki
kebangkrutan. Untung, lelang berikutnya bircher meninggalkan monograph dan
10 piring ditangan penerbit yang sangat dihprmati di Bern, Verlag Hans Huber.
Huber memiliki reputasi dalam penerbit yang berkualitas, ditambah beberapa
ulasan menguntungkan beberapa monografi yang merangsang pengejaran karya
Rosrchach selanjutnya. Bagaimanapun juga, Rorschach meninggal dan dalam
kenyataan bahwa angka-angka yang dibuat dalam pencetakan agak berbeda
dari yang digunakan oleh Rorschach dalam eksperimennya, menimbulkan
masalah bagi mereka yang akan mencoba untuk melanjutkan pekerjaanya.
Namun, seperti yang dibahas dalam bab berikutnya, mereka hanya benih dasar
masalah bagi mereka yang tertarik dalam mengembangkan dan menggunakan
metode Rorschach.
20
CHAPTER 2
Development of the Test: The Rorschach Systems
Walaupun
beberapa
Fordeutversuch-nya
kolega
Rorschach
terus
menggunakan
atau Tes Interpretasi bentuk (Form Interpretation Test)
setelah kematian Rorschach, tak satupun yang mengikuti pendekatan sistematis
dari pengumpulan data seperti yang ia lakukan. Mereka lebih menekankan pada
aplikasi klinis dan/atau aplikasi tertentu atas tes tersebut. Rorschach sengaja
tidak berteori tentang dasar dari metodenya dan, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, berulangkali memperingatkan tentang keterbatasan data yang
membutuhkan penelitian lanjutan. Ia pun cenderung mengabaikan pentingnya
hakekat dari konten tersebut, ia menyatakan bahwa analisa konten akan
memberikan gambaran yang sedikit tentang seseorang. Namun, hal ini tidak
mengurangi banyak pengguna tes yang mencoba untuk mengaplikasikannya
secara langsung dengan teori Freudian.
Tiga orang kolega Rorschach menjadi pendukung terkuat dari Tes Interpretasi
Bentuk. Mereka adalah Walter Morgenthaler, Emil Oberholzer, dan Hans BehnEschenberg. Behn-Eschenberg adalah seorang psikiater yang bekerja langsung
dengan
Rorschach
di
Herisau.
Ia
adalah
orang
yangpertama
kali
mengaplikasikan metode ini terhadap anak-anak sekolah (1921). Penelitian yang
ia lakukan, dengan pengawasan dari Rorschach, ia menggunakan 10 plate yang
dibuat oleh Rorschach ketika mencoba untuk mengembangkan seri paralel
(parallel series). Hal ini akhirnya dikenal dengan nama Behn- Rorschach, yang
nantinya disebut sebagai seri paralel.
21
Morgenthaler dan Oberholzer memberikan dukungan atas penggunaan
metode ini untuk membedakan skizofrenia, tetapi seperti kebanyakan orang di
komunitas psikiatri, mereka merasa bahwa masih terdapat ketidaklengkapan
pada interpretasi konten. Mereka berdua tetap mengaplikasikan metode skoring
Rorschach, namun juga memperluas karyanya dengan menitikberatkan pada
penggunaan konten. Oberholzer, seorang psikoanalis dan teman dekat dari
Rorschach, merasa antusias tentang inkblot. Beberapa minggu sebelum
kematiannya, Rorschach mendiskusikan komentar-komentar dari Oberholzer
tentang makalah yang dipersiapkan untuk dipresentasikan kepada Swiss
Psychoanalytic Society. Walaupun Rorschach tidak pernah memberikan revisi
akhir, Oberholzer memutuskan untuk mempublikasikannya karena di dalam
makalah tersebut terdapat beberapa konsep baru dan dua jenis kategori skoring
terbaru (Rorschach & Obelholzer, 1923), satu untuk fitur chiaroscuro (shading)
dan yang kedua untuk jawaban vulgar (populer). Artikel ini telah dimuat dalam
edisi lanjutan dari Psychodiagnostik. Oberholzer juga berperan penting dalam
pengembangan dan penggunaan tes ini.
Walaupun sebagian besar dari pengguna awal tes Rorschach tertarik
dengan konten respon, tidak satupun yang menginterpretasi konten diluar aturan.
Pada waktu yang sama, tidak satupun terlihat mengerti atau termotivasi untuk
memperluas pemikiran Rorschach yang mempertimbangkan bagian perseptual
dari respon. Tidak ada kategori skor atau skoring baru untuk test tersebut hingga
tahun 1932, ketika Hans Binder mempublikasikan sebuah skema elaborasi untuk
skoring pada respon akromatik dan shading. Namun, tidak seperti Rorschach,
format Binder didasarkan pada intuisi logis daripada pengembangan secara
empiris.
22
Banyak orang dan kejadian yang berpengaruh dalam
pengembangan
dan pertumbuhan metode Rorschach, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
salah satunya adalah Obelholzer. Banyak sekelompok orang dan peristiwa yang
menjadi berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan dari metoder tes
Rorschach, seperti Oberholzer yang juga bergabung dalam kelompok tersebut.
Pada kenyataannya, ia termasuk salah satu catalysts pertama dalam
perkembangan dan pertumbuhan tes Rorschach di Amerika Serikat. Pada
pertengahan tahun 1920, Oberholzer menjadi seorang psikoanalisis yang
dihormati, termasuk dalam spesialisasinya dalam bidang anak-anak diantara
keahliannya yang lain. Karena reputasinya tersebut, seorang psikiater dari
Amerika, David Levy, mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung kepada
Oberholzer di Swiss selama satu tahun. Selama masa pembelajaran tersebut,
Levy mempelajari karya Rorschach, dan ketika ia kembali ke Amerika, ia
membawa beberapa salinan foto blots, dengan maksud untuk mengeksplorasi
penggunaannya pada anak-anak. Meskipun keinginan Levy untuk menggunakan
dan mempelajari tes tersebut terhalang, ia berhasil mempublikasikan salah satu
karya Oberholzer yang telah diterjemahkan pada tahun 1926. Pada waktu itu,
Levy merupakan staf psikiater dalam Institute of Guidance di New York. Institusi
tersebut merupakan sumber untuk melayani kebutuhan anak bagi sekolahsekolah yang berada di New York, terutama bagi mereka yang memiliki performa
akademis yang kurang, tetapi juga untuk memberikan konsultasi dari psikiater
dan pelayanan bagi anak-anak yang mengalami gangguan di area tersebut.
Fasilitas tersebut dijadikan pelatihan bagi siswa dalam bidang psikiater dan
psikologi.
23
Pada tahun 1927, Samuel J. Beck, mahasiswa pascasarjana dari
Colombia University, mendapatkan beasiswa dari institusi tersebut. Ia bekerja
selama beberapa jam per-minggu, mempelajari bagaimana mengadministrasikan
dan menginterpretasikan berbagai macam tes kecerdasan, tes bakat, dan
prestasi. Pada tahun 1929, Beck sering mencari topik penelitian yang mungkin
dapat ia gunakan untuk disertasinya. Pada suatu hari ketika sedang berbincangbincang, Levy mengatakan kepada Beck bahwa ia membawa beberapa salinan
dari perhitungan Rorschach sekembalinya dari Swiss. Ia menunjukkan dan
meminjamkannya kepada Beck salinan dari monograph Rorschach. Beck
kemudian menjadi tertarik terhadap tes Rorschach dan ia berlatih dibawah
bimbingan Levy pada institusi tersebut. Setelah itu, Beck menyinggung masalah
ide untuk menstardardisasi studinya kepada pembimbing disertasinya, mengenai
psikolog eksperimen yaitu Robert S. Woodworth. Woodworth tidak menyadari
akan pekerjaan Rorschach, namun ia merasa familiar dengan ekperimen Gestalt
dimana dalam eksperimen tersebut juga menggunakan inkblots sebagai bagian
dari stimulus. Setelah meninjau tes tersebut dengan Beck, Woodworth
menyetujui mengenai studi standardisasi, dengan menggunakan anak-anak,
yang mungkin akan berkontribusi terhadap literatur mengenai perbedaan
individu. Setelah hampir tujuh tahun meninggalnya Rorschach, penelitian
sistematik yang pertama mengenai tesnya dimulai, dan hal tersebut akan
menjadikan Beck menjadi salah satu tokoh dari tes tersebut.
Beck membutuhkan waktu hampir tiga tahun untuk mengumpulkan dan
menganalisis data untuk studinya. Hal tersebut melibatkan pengetesan terhadap
sekitar 150 anak. Selama masa itu, ia menjaga komunikasinya dengan dua
orang teman dekatnya dimana mereka pertama kali bertemu sekitar 10 tahun
24
sebelumnya pada saat ia bekerja sebagai reporter sebuah koran di Cleveland.
Mereka adalah Ralph dan Marguerite Hertz. Tidak lama setelah Beck memulai
studinya, kedua temannya tersebut mengunjungi Beck di New York. Pada saat
itu, Marguerite Hertz juga seorang mahasiswa psikologi pascasarjana di Western
Reserve University di Cleveland. Selama masa kunjungannya, Beck berbagi
mengenai pengetahuannya mengenai pekerjaan Rorschach dan menunjukkan
hasil perhitungannya kepada Marguerite Hertz. Ia dengan cepat mengenali
metode yang ditunjukkan Beck, dan juga memohon untuk membuat disertasinya
mengenai tes tersebut. ia merancang studinya mirip dengan yang Beck lakukan,
namun dengan beberapa variasi dalam sampling. Setelah itu, penelitian
sistematik kedua mengenai tes Rorschach dimulai. Kedua disertasi tersebut
selesai dikerjakan pada tahun 1932. Setelah lulus, Hertz menerima posisi
pekerjaan yang melibatkan study multidisiplin terhadap anak di Brush Foundation
di Cleveland, sedangkan Beck menerima posisi yang sama di Boston
Psychopathic Hospital dan Harvard Medical School.
Di antara Beck atau Hertz tidak ada yang menambahkan komponen baru
dalam format tes Rorschach untuk coding atau skoring dalam disertasi mereka.
Penemuan mereka menambahkan data penting mengenai bagaimana anak-anak
merespon, namun, mungkin yang lebih penting adalah besarnya pengalaman
yang masing-masing mereka dapatkan yang mengakibatkan pemahaman yang
lebih
baik
mengenai
konsep
framework
dari
tes
Rorschach.
Mereka
menyelesaikan pekerjaan mereka namun dengan kesadaran diperlukannya lagi
penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. Jika seseorang telah memprediksi
mengenai perkembangan mengenai tes Rorschach pada masa itu, hal tersebut
akan meragukan antisipasi dari kontroversi yang telah disinggung sebelumnya.
25
Baik Beck maupun Hertz telat dilatih program dengan orientasi secara empiris.
Penemuan mereka banyak yang serupa, kebanyakan adalah dari kesimpulan
yang mereka buat. Namun, peristiwa yang terjadi pada akhirnya akan mengubah
keharmonisan yang pada awalnya terlihat signifikan.
Hal yang paling penting dalam kejadian itu adalah bangkitnya kekuatan Adolf
Hitler di Jerman. Kekacauan yang diciptakan mempengaruhi kehdupan tiga
orang psikolog lainnya, dan sebagai hasilnya masing-masing menjadi lebih
ekstensif dengan tes Rorschach. yang paling pertama mengalami pengaruh dari
kekuatan Nazi di Jerman adalah Bruno Klopfer. Klopfer telah menyelesaikan
gelar doktoralnya pada tahun 1922 di Universitas Munich. Ia menjadi spesialis
dalam bidang anak-anak dan lebih memfokuskan pekerjaannya pada masalah
emosional yang berhubungan dengan akademik. ia menjadi staf senior di Berlin
Information Center for Child Guidance. Institut tersebut memiliki kesamaan dalam
hal desain dan cakupan dengan Institute for Child Guidance di New York tempat
Beck melakukan penelitiannya. Namun, tidak seperti Beck yang pada tahun 1932
menjadi sangat tertarik pada tes tersebut, Klopfer sama sekali tidak memiliki
minat pada tes Rorschach. Latihan dan orientasinya sangatlah fenomenal, dan
minatnya berada pada teori psikoanalisa Freud dan Jung. Ia memulai analisa
personal pada tahun 1927 dan training analysis pada tahun 1931, dengan tujuan
menjadi seorang practicing analyst. Tahun 1933 banyak arahan dari pemerintah
kepada Berlin Information Center for Children mengenai pendidikan dan
pelayanan untuk anak-anak suku Arya dan yang bukan.dan juga menambah
tekanan pada orang Yahudi, menyebabkan Klopfer memutuskan untuk
meninggalkan kota. training analyst Klopfer, Werner Heilbrun, membantu Klopfer
menghubungi banyak tenaga ahli di luar Jerman untuk membantunya. salah satu
26
yang merespon positif adalah Carl Jung yang berjanji memberikan pekerjaan
kepada Klopfer jika ia mencapai Zurich, yang ia capai pada tahun 1933.
Posisi yang Jung temukan untuk Klopfer adalah sebagai teknisi di Zurich
Psychotechnic Institute. Institut tersebut memiliki banyak fungsi, salah satunya
adalah memberikan tes psikologis kepada kandidat berbagai pekerja. Tes
Rorschach adalah teknik yang digunakan secara rutin, dan Klopfer diharuskan
mempelajari
bagaimana
mengadministrasikan
dan
memberikan
skor.
Instrukturnya adalah teknisi lain yang bernama Alice Garbasky. ketika sembilan
bulan ia mempelajarinya, Klopfer menjadi tertarik dengan beberapa tuntutan
yang diberikan Rorscach dalam psikodiagnostik, namun ia tidak tertarik untuk
mengajar atau menggunakan tes tersebut, namun, ia tetap berpegang pada
psikoanalisa dan keberadaannya di Zurich menyediakan kesempatan untuk
memiliki pengalaman bersama Jung. perannya sebagai teknisi baginya kurang
memuaskan dibandingkan dengan posisinya yang tinggi sebagai staff senior di
Berlin. ia tetap bersikeras untuk mencari pekerjaan baik di Switzerland ataupun
kota lain. Akhirnya, ia diterima sebagai peneliti di Department of Anthropology di
Universitas Comumbia. ia melakukan imigrasi ke Amerika pada tahun 1934. pada
waktu yang sama Beck pergi ke Switzerland, dibawah Rockfeller untuk belajar
bersama Oberholzer selama setahun. Beck mengantisipasi studinya di
Switzerland akan memberikan pengertian yang lebih baik mengenai konsep dan
dalil dari Rorschach.
Pada tahun 1934 Beck telah mempublikasikan sembilan artikel mengenai
ciri potensial dari Rorschach untuk mempelajari kepribadian organisasi dan
perbedaan individu. satu dari tiga ini muncul sebelum Beck menyelesaikan
disertasinya, jadi, pada tahun 1934, minat yang besar mulai berkembang
27
mengenai tes tersebut di Amerika. minat ini menjadibukti di psikiatri dan psikologi
dan juga mirip dengan minat yang berkembang di Eropa ketika dekade pertam
setelah kematian Roschach.
Mahasiswa di Amerika menghadapi dua macam permasalahan. Pertama,
Rorschach monograph tidak tersedia. Jika copy-nya tersedia, mahasiswa perlu
menguasai
bahasa
Jerman,
karena
tidak
tersedia
versi
yang
sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sampai tahun 1942. Kedua, Amerika
tidak banyak menggunakan Rorschach monograph dalam kasus psikologi,
seperti di Eropa. Sehingga, terdapat beberapa kesempatan untuk mempelajari
teknik administrasi dan skoring, serta untuk menginterpretasikan hasil tes. Beck
mengajarkan metode tes tersebut di Harvard medical school dan di rumah sakit
Boston psychopatchic selama dua tahun dan Hertz mulai mengajarkan metode
tersebut di Brush Foundation dan kepada mahasiswa di universitas Western
Reserve. David Levy meninggalkan New York pada tahun 1933 untuk
mengembangkan divisi anak di rumah sakit Michael Reese di Chicago, dan di
sana ia melatih beberapa orang untuk mengadministrasikan tes. Selain di tiga
tempat tersebut, tidak terdapat instruksi formal dari tes yang ada. Hal ini menjadi
sebuah hambatan bagi mahasiswa karena tidak adanya training formal tes
tersebut. Situasi inilah yang membawa dampak besar bagi karir Bruno Klopfer
dan membawanya sebagai salah seorang yang memiliki dampak siginifikan bagi
komunitas Rorschach.
Pada tahun 1934, beberapa mahasiswa dari universitas Columbia belajar
dengan Klopfer karena ia telah memiliki pengalaman yang cukup mengenai tes
tersebut di Zurich. Klopfer merupakan seorang guru yang ahli dalam Rorschach,
ia merasa tertantang dengan tes Rorshcach yang masih belum rampung
28
sepenuhnya. Akhirnya Klopfer bekerja sama dengan Woodworth untuk
mengadakan suatu seminar tentang tes Rorchach dengan syarat bahwa Klopfer
bersedia jika minimal ada tujuh orang mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam
seminar tersebut. Klopfer merasa bahwa sudah menjadi tanggung jawabnyalah
untuk mengajarkan metode administraasi dan skoring selama seminar pertama,
namun format tersebut sedikit terganggu dengan tidak lengkapnya karya
Rorshcach.
Pada
akhir
seminar,
mahasiswa
telah
memutuskan
untuk
melanjutkan proses belajarnya dengan Klopfer selama enam minggu dan
beberapa mahasiswa dari NYU (New York University) dan Columbia University
meminta Klopfer untuk membuat kelompok seminar yang kedua. Akhinya
kelompok seminar yang kedua melahirkan kelompok seminar yang ketiga dan
seterusnya. Dalam setiap seminar, sistem skoring dan identifikasi respon
terhadap shading dibahas.
Sekitar tahun 1935, beberapa skor baru telah ditambahkan dan banyak hal
yang telah dipertimbangkan dalam penambahan skor yang baru. Tahun 1936
merupakan tahun dimana pengaruh Klopfer terhadap tes Rorschach semakin
signifikan, ia dan beberapa rekannya semakin gencar mengembangkan tes ini.
Psikologi Amerika memandang dengan curiga pada fenomenologi setelah
menempatkan dirinya berkaitan erat dengan tradisi "pure science". Sebelumnya,
behaviorisme adalah buah bibir, dan siapa pun yang bersedia untuk berangkat
dari kerasnya empirisisme, atau tidak mau menerima paham ini, sering akan
dipandang dengan mata prasangka. Hal ini menciptakan sebuah masalah yang
signifikan untuk Klopfer, dan bahkan lebih lagi untuk pengembangan tes.
Klopfer dengan cepat menyadari kebutuhan untuk menyebarluaskan informasi
mengenai Rorschach, khususnya karena di setiap seminarnya, new scoring
29
sedang diterapkan atau berevolusinya formulasi baru mengenai tes. Dia mulai
menerbitkan buletin fotokopi pada tahun 1936 yang dinamainya The Rorschach
Research Exchange, kemudian menjadi Journal of Projective Techniques, dan
akhirnya menjadi Journal of Personality Assessment. Tujuan aslinya adalah
untuk memberikan update mengenai perkembangan dari tes karena mereka
berkembang dalam banyak seminar yang dilakukan Klopfer secara pribadi dan
dalam seminar pengawasan ketika ia mulai mengajar di Columbia. Namun,
terdapat tujuan sekunder: Klopfer merasakan Exchanged sebagai kendaraan
potensial yang akan digunakan untuk berbagi data, ide, dan pengalaman
berkaitan dengan tes. Pada konteks tersebut, Klopfer mengundang Beck, Levy,
Hertz, dan Oberholzer untuk berkontribusi dan mengantisipasi bahwa diskusi
antara individu-individu yang berpengalaman dengan tes akan merangsang
perkembangan yang lebih pesat. Namun, hal ini tidak terjadi.
Sesaat sebelum edisi pertama Exchange muncul, terdapat sebuah artikel
yang diterbitkan oleh Beck (1936) dalam jurnal lain yang sangat kritis dari
beberapa psikiater Swiss, terutama Bleuler dan anaknya Manfred, yang
menerapkan tes dengan cara yang Beck rasakan terlalu subyektif, terutama
dalam cara memberikan nilai terhadap respon tes. Judul dari artikel ”Autism in
Rorschach Scoring”, menyediakan beberapa indikasi dari kekuatan Beck
menyerang penyimpangan dari format coding atau scoring Rorschach. Seperti
yang telah ia lakukan di artikel sebelumnya, Beck memperjelas kebutuhan akan
kecermatan, sistematis penelitian yang akan menghasilkan norma tetap untuk
administrasi, penilaian, dan interpretasi.
Tidak mengejutkan, mengingat posisi perusahaan, ditemukan bahwa Beck
bereaksi terhadap pergerakan Klopfer untuk memperluas format penilaian untuk
30
tes dengan tanda yang jelas. Tidak terdapat pertanyaan bahwa format penilaian
yang dikembangkan kelompok Klopfer, yang disajikan dalam edisi pertama
Exchanged (Klopfer & Sender, 1936) tersebut terorganisasi dengan baik dan
dipikirkan secara cermat. Tetapi, ketidak beradaan database, ditambah fakta
bahwa format tersebut mendiversifikasi skor jauh melampui setiap poin yang
telah dikonseptualisasi atau ditetapkan Rorschach, atau baik Beck ataupun Hertz
telah menjelajah pekerjaan masing-masing, menjadikan sulit bagi siapapun untuk
menerima komitmen pada kerangka empiris dalam tes.
Hal berubah dari buruk menjadi bencana pada awal tahun 1937. Setelah Beck
menerima undangan untuk menulis pada Exchange di tahun 1936, ia
mengirimkan Klopfer salinan naskah yang telah ia siapkan selama hampir dua
tahun. Naskah itu adalah buku pertamanya, Introduction to the Rorschach
Method,
terbit
sebagai
karangan
ilmiah
pertama
dalam
American
Orthopsychiatric Association pada tahun 1937, kemudian lebih dikenal sebagai
“Beck’s Manual”. Klopfer memutuskan untuk mengabdikan sebagian besar isu
dari Exchange pada tahun 1937 untuk menelaah Beck’s Manual (Klopfer,
1937a). Seperti yang diharapkan, review yang dihasilkan lebih negative daripada
positif, membahas keengganan Beck dalam menambah skor dan kriteria Beck
untuk definisi kualitas respon bentuk baik versi buruk. Hal ini memancing balasan
dari Beck, yang diterbitkan oleh Klopfer dalam volume kedua Exchange (Beck,
1937b). Artikel tersebut, “Some Rorschach Problems”, sangat kritis terhadap
pendekatan Klopfer, dan jelas mendokumentasikan fakta bahwa terjadi
perpecahan yang penting antara dua orientasi. Pada isu berikutnya dari
Exchange, serangkaian komentar dalam artikel Beck diterbitkan, kebanyakan
ditulis oleh pengikut Klopfer, atau oleh mereka yang cenderung mendukung
31
orientasi Klopfer. Banyak dari mereka sangat kritis terhadap Beck, dan beberapa
secara terbuka memusuhinya. Secara kolektif, mereka hanya bertugas untuk
memperkuat tekad Beck.
Hertz, dengan kekecewaannya, terjebak dalam kontroversi yang terjadi antara
Beck dan Klopfer. Dia sepakat dengan Beck tentang kebutuhan bagi
pengembangan tes ini, dan komitmennya terhadap kebutuhan itu sendiri tidak
pernah menyusut. Hubungannya dengan Klopfer, baik melalui korespondensi
maupun kontak personal, membuatnya mengambil sikap positif terhadap usahausaha klopfer bagi pendekatan dalam mempelajari tes ini. Tetapi sebagaimana
Beck, dia (Hertz) berkomitmen untuk berhati-hati melakukan investigasi.ketika
perpecahan antara Beck dan Klopfer semakin jelas terlihat dalam ‘Exchange’,
Hertz berusaha untuk menjadi mediator bagi keduanya. Usaha pertamanya
dilakukan melalui satu artikel dalam ‘Exchange’ tahun 1937 (Hertz, 1937), di
mana ia menuliskan database terkait yang dari situlah Beck memberikan banyak
kesimpulan sekaligus mengritisi kelompok Kloper atas penyempurnaan skoring
sejauh melibatkan sekumpulan simbol-simbol yang bentuknya tidak jelas.
Walaupun artikel tersebut dapat sedikit memperbaiki hubungan antara Beck dan
Klopfer,tetapi artikel tersebut juga menunjukkan kelemahan-kelemahan potensial
dari pendekatan kedua belah pihak. Meskipun demikian dia tetap berharap ada
satu pendekatan yang mampu menyatukan keduanya, pada tes ini dan secara
periodic membawakan issue
terjadinya rekonsiliasi dan kompromi dua
pendekatan tersebut (Hertz, 1939, 1941, 1952b).
Meskipun Hertz dan lainnya itu berusaha melakukan sebuah bentuk
kompromi antara Beck dan Klopfer perdebatan antar keduanya semakin
meruncing dan di tahun 1939 sampai satu poin dimana rekonsiliasi tersebut tidak
32
mungkin terjadi. Setelah itu tidak ada komunikasi baik lisan maupun tulisan
antara keduanya. Sekembalinya dari Switzerland Beck diajak oleh David Levy
untuk menerima kesempatan bekerja di Michael Reese dan University of
Chicago. Selama periode tahun 1944 sampai 1952 dia mempublikasikan seri tiga
volume menyangkut tentang Rorschach yang mewakili pendekatannya terhadap
issue-issue Ro (Beck, 1944, 1945, 1952). Klopfer tetap tinggal di Nw York
bekerja pada Columbia University dan The City Unirversity of New York sampai
akhir perang dunia kedua. Kemudian dia menerima sponsor untuk gelar
professor pada University of California di Los Angeles. Buku pertamanya tentang
tes Ro ini hadir tahun 1942 dibantu oleh Douglas Kelley. Antara 1954 dan 1970
Klopfer dan mahasiswanya juga menerbitkan tiga seri volume yang secara umum
merefleksikan system yang dikelolanya dalam penggunaan tes Ro (Klopfer,
Ainsworth, Klopfer, dan Holt, 1954; Klopfer, Meyer, Brawer, & Klopfer, 1970;
Klopfer et al, 1956).
Hertz tinggal di Cleveland sebagai professor pada Western Reserve
University. Dia mempublikasikan lebih dari 60 artikel menyangkut tes Ro
ditambah pula dengan seperangkat table-tabel frekwensi yang telah dielaborasi
sedemikian rupa dimana telah dilakukan revisi beberapa kali yang berguna
dalam kualitas bentuk scoring (Hertz, 1936, 1942, 1952a, 1961, 1970).
Dampaknya masing-masing mereka berjalan dengan cara mereka sendiri,
mengembangkan Ro dalam konteks teoritis mereka sendiri dan atau bias
empiris. Sebagaimana, Ro kemudian dipilah menjadi 3 sistem terpisah yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Diversifikasi dari alat tes tersebut terjadi.
Diantara partisipan dalam seminar pertama Klopfer terdapatlah Zygmunt
Piotrowski seorang rekan Doktor pada Neuropsychiatric Institute di New York.
33
Piotrowski dilatih sebagai psikolog eksperimental, mendapatkan doktoralnya
pada 1927 dari University of Poznan di Polandia. Dia ingin meluaskan
pendidikannya dengan mengambil studi pada berbagai universitas dan setelah
mendapatkan gelar menghabiskan waktu 2 tahun di Sorbonne di Paris. Dia
kemudia menerima posisi sebagai instruktur dan Postdoctoral di Columbia
University College of Physicians and Surgeon. Objek pertamanya adalah
mempelajari banyak hal tentang ilmu neurologi karena pada saat itu dia sangat
tertarik pada perkembangan logika simbolis. Dia tahu sedikit sedikit tentang tes
Ro walaupun dia merupakan subjek, ketika menjadi siswa seseorang yang
belajar menggunakan tes tersebut.
dari pengalaman tersebut, ia memiliki gambaran gagasan mengenai sifat tes,
tetapi memiliki sedikit minat di dalamnya.
Sebagai sesama rekan postdoctoral di Columbia, ia datang dengan
berhubungan baik dengan banyak mahasiswa pascasarjana dari psikologi, dan
atas dukungan salah satu dari mereka, ia memutuskan untuk menghadiri seminar
pertama Klopfer itu. Hasil keputusan santai tersebut adalah terjadinya intrik yang
cukup dengan tes, tidak begitu banyak mengenai pengembangan tes seperti
Klopfer didukung, tetapi lebih dengan potensi tes untuk membedakan kreativitas.
Dia sangat tertarik mengenai orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan
masalah neurologis, memungkinkan berfungsi dalam situasi tes. Piotrowskin
berlanjut dalam hubungan yang erat dengan Klopfer selama periode seminar
Klopfer pertama, beberapa menyumbangkan ide-ide untuk beberapa nilai baru
yang akan menjadi perlengkapan permanen dalam Sistem Klopfer. Tapi, sebagai
kritik Beck dari pendekatan Klopfer menjadi lebih intens, ia mundur dari kelompok
Klopfer dan mengabdikan waktu studi yang lebih mendalam mengenai gangguan
34
neurologis di bawah asuhan Kurt Goldstein, dengan maksud untuk kembali ke
tanah kelahirannya pada tahun 1939 dulu.
Invasi Jerman ke Polandia, pada bulan September 1939, menyebabkan
Piotrowskin untuk mengubah program studi, dan ia menerima posisi di Jefferson
Medical School di Philadelpia di mana ia mampu untuk melanjutkan studi
mengenai gangguan neurologis dan pada saat yang sama, menguji beberapa
ide-ide pribadinya tentang Rorschach. Sepuluh tahun kemudian (1950), ia
menerbitkan sebuah monografi yang berisi inti untuk pendekatan dirinya dalam
suatu tes. Kemudian ia menerbitkan sebuah teks yang rumit tentang penggunaan
tes, Perceptanalysis (1957), di mana ia terintegrasi idenya sendiri mengenai
interpretasi persepsi ke dalam sistem untuk menggunakan tes. Dengan demikian,
pendekatan keempat Rorschach, berbeda dari Beck, Klopfer, atau Hertz, yang
muncul menjadi ada.
Sebelum Piotrowskin menyelesaikan karyanya dengan tes, sosok lain yang
memiliki dampak yang signifikan dalam pengembangan dan penggunaan
Rorschach di Amerika Serikat. Ia adalah David Rapaport. Seperti banyak orang
lain pada masanya, Rapaport melarikan diri Eropa pada tahun 1938, tak lama
setelah menyelesaikan gelar Doktor di Petrus Hungaria Royal di Pázmány.
Orientasinya adalah sangat psikoanalitik, dan selama pelatihan ia menjadi
tertarik dengan proses berpikir, berpikir terutama patologis. Dia punya beberapa
pengalaman yang terbatas mengenai Rorschach, tapi tidak ada komitmen yang
kuat untuk itu atau tes psikologi lainnya. Keahliannya adalah teori dan yang
utama
antara
mimpi
profesionalnya
yaitu
untuk
meningkatkan
konsep
kontemporer tentang fungsi ego dalam model analitik klasik. Setelah datang ke
Amerika Serikat, ia bekerja sebentar di Mount Sinai Hospital di New York, dan
35
kemudian mengambil posisi di sebuah rumah sakit pemerintah di Oswatomie,
Kansas. Keputusannya untuk menerima posisi Kansas sebagian datang dari
kebutuhan akan keuangan, tapi terutama karena membawanya lebih dekat ke
kiblat pemikiran dan praktek psikoanalitik dari Yayasan Menninger. Posisinya di
Oswatomie yang diberikan kepadanya sering berhubungan dengan Yayasan
Menninger, dan ketika posisi staf dibuka di sana pada tahun 1940, ia ditunjuk
untuk itu, dan menjadi kepala departemen psikologi dua tes meyakinkannya
bahwa kedua alat tes tersebut dapat digunakan untuk mempelajari aktivitas
ideasional. Dia juga sangat dipengaruhi oleh proses proyeksi dan hubungannya
dengan studi kepribadian.
Setelah arahan Karl Menninger, Rapaport menyelenggarakan sebuah proyek
rumit untuk mempelajari kemanjuran tes psikologi beberapa tujuan menurunkan
suatu ofthe berfungsi gambaran luas psikologis orang tersebut. Dia menyadari
bahwa pelatihan sendiri tidak membekali dirinya dengan baik untuk penelitian
psikometri, tetapi mampu mengelilingi dirinya dengan tim riset yang luar biasa,
yang diambil baik dari staf Yayasan dan dari badan mahasiswa pascasarjana di
University of Kansas. Tim ini termasuk Merton Gill, seorang psikiater staf di
Yayasan, dan Roy Schafer yang magang di sana dan seorang mahasiswa
pascasarjana di University of Kansas. Proyek ini memuncak dari seorang ahli
yang menulis serangkaian dua volume, Diagnostic Psychological Testing (1946),
yang berfokus pada aplikasi klinis dari delapan tes psikologi,
Dalam perjalanannya, pemikiran bahwa baterai tes akan menyediakan jenis
data
dari pemahaman yang terintegrasi dan kaya dapat dikembangkan dari
orang tersebut.
36
Rapaport sangat menyadari
perdebatan
berusaha keras untuk menghindari
Rorschach yang
antara Beck dan Klopfer dan
keberpihakan.
Pendekatan
terhadap
akhirnya ia pilih mirip dengan Klopfer dalam beberapa hal,
namun juga sangat berbeda dari Klopfer dan lebih dipengaruhi oleh loyalitas
kepada
masalah
psikoanalisis Pada bagian kedua, data disorot dengan
menggunakan tabel dan grafik, tetapi data ini sering diabaikan sehingga banyak
mencerminkan logika Rapaport mengenai psikologi orang tersebut. Kelompok
Rapaport
dan
Klopfer
bergabung
dalam
upaya
masing-masing
untuk
mengembangkan tes, hasilnya mungkin jauh lebih mencolok dan berpengaruh
mengenai penggunaan roschach, sehingga beberapa kecenderungan Rapaport
untuk menyimpang jauh dari metodologi dasar roschach ini, telah digagalkan .
Tapi ini tidak berakhir. Pada tahun 1946, bibit-bibit pendekatan kelima terhadap
test Rorschach
mulai terbentuk yang
tidak bertentangan dengan
masing-
masing ke empat pendekatan lainnya.
Menyusul publikasi bagian kedua, Rapaport menjauh dari tes psikologi dan
kembali ke cinta pertamanya: mengembangkan model yang lebih rinci tentang
fungsi
ego.
Meskipun
demikian,
sistem
yang
,mempengaruhi banyak pengguna Rorschach dan
telah
dikembangkannya
kemudian diperkaya oleh
karya klasik Schafer pada tahun 1954, yaitu Psychoanalytic Interpretation in
Rorschach Testing. Tidak hanya mengembangkan dan menciptakan model test
Rorschach , Rapaport juga merupakan
tonggak sejarah dalam penggunaan
analisis isi untuk mendapatkan review yang luas tentang dinamika kepribadian.
Pada dasarnya, apa yang Rapaport mulai, kemudian dilanjutkan oleh Schafer .
Dengan demikian, selama periode kurang lebih dari 20 tahun (1936-1957), di
Amerika dikembangkan lima sistem test Rorschach yang tidak benar-benar
37
berbeda satu sama lain, tetapi sebagian besar terdapat kemiripan jika
dibandingkan dengan Rorschach yang asli. Diluar fitur tersebut,ke lima sistem
begitu banyak berbeda sehingga mereka menantang perbandingan untuk
masalah-masalah yang berkaitan dengan skoring dan pendekatan interpretasi
(Exner, 1969)
Di Eropa, selama periode yang sama, literatur tentang test Rorschach juga
menjadi luas, tetapi tampaknya sebagian besar dalam bentuk jurnal. Monografi
Rorschach tetap menjadi teks dasar sampai 1957, ketika hasil kerja Ewald Bohm
, Lehrbuch der Rorschach pyscodiagnostik , diterbitkan. Ewald Bohm membawa
serta dasar-dasr administrasi dan scoring yang tetap sangat dekat dengan
konsep Rorschach
dan menyajikan gambaran menyeluruh dan canggih
mengenai interpretasi tes. Ia akrab dengan karya-karya Beck, Klopfer, Hertz,
dan Piotrowskin, yang
rekomendasinya
sebagian diintegrasi dari gagasan mereka ke dalam
mengenai interpretasi. Pada dasarnya, Bohm menciptakan
sistem keenam, yang digunakan secara luas di Eropa.
Terlepas dari pendekatan yang berbeda, metodologi Rorschach berkembang
sebagai salah satu andalan di psychodiagnosis. Praktisi dan peneliti sering
cenderung mengabaikan keberadaan lima atau enam pendekatan yang sangat
berbeda dengan metode . Entah mereka tidak sepenuhnya menyadari luasnya
perbedaan
yang
ada
di
seluruh
sistem
yang
terpisah,
atau
mereka
meminimalkan perbedaan yang tidak realistis. Test Rorschach dipercaya
sebagai test tunggal, tetapi tergantung pada sudut pandang seseorang, memberi
pujian atau memberi kritik. Pendapat ini mungkin dapat bertahan karena benang
merah yang menghubungkan sistem secara bersama-sama
mengubah
karakteristik tes yaitu : konsep proyeksi.
38
The concept of projection and projective techniques
Selama tiga dekade pertama pada abad kedua puluh, penerapan ilmu psikologi
yang utama adalah meliputi penggunaan berbagai tes untuk mempelajari
inteligensi dan yang berkaitan dengan inteligensi seperti bakat, prestasi,
keterampilan motorik, dan sejenisnya. Terdapat metode yang dirancang untuk
mempelajari beberapa fitur kepribadian, tetapi biasanya, mereka dirancang untuk
mengukur satu ciri, seperti sifat introvert, dominan, fleksibilitas, dan sebagainya.
Ketika deskripsi kepribadian atau diagnosis dibutuhkan, wawancara secara
menyeluruh dan sejarah sosial menyediakan bagian terbesar dari data (Loutit,
1936). Tes yang dipergunakan dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip
psikometri tradisional dimana nilai tertentu dapat dibandingkan dengan nilai
kelompok, dengan sedikit atau tanpa memperhatikan isi respon subjek.
Sebagian besar awal dari penelitian Rorschach, seperti yang dari Beck dan
Hertz, mengikuti format yang sama. Konsep dari proyeksi, sebagaimana berlaku
dalam tes psikologis, tidak benar-benar telah dirumuskan di luar implikasi yang
ditawarkan pada Jung’s Word Association Test (1910, 1918), yang lebih terfokus
dalam isu emotional arousal (gairah emosional) daripada mengenai proyeksi
seperti itu. Dalam eksperimen Rorschach, ia berkonsentrasi pada frekuensi skor
untuk mengembangkan sebuah psikogram. Ia mencatat bahwa kadang-kadang
isi dari respon mungkin menawarkan beberapa informasi mengenai karakteristik
orang tersebut, tetapi ia menyatakan keraguan bahwa ini akan menjadi nilai
utama dalam metode tersebut. Ia menekankan fakta bahwa yang diperlukan
adaptasi tugas daripada kebangkitan dari aliran asosiasi (p122-123). Hampir dua
39
dekade berlalu sebelum gagasan proyeksi akan diterapkan untuk menguji
Rorschach.
Pada waktu yang sama, Klopfer memulai seminar pertamanya, Morgan dan
Murray (1935) memperkenalkan Thematic Apperception Test (TAT), sebagian
didasarkan pada premis bahwa seseorang mengungkapkan sesuatu dari
kepribadian mereka sendiri ketika dihadapkan dengan situasi sosial yang
ambigu. Tiga tahun kemudian, Murray (1938) menawarkan suatu deskripsi
mengenai bagaimana proses proyeksi beroperasi dalam suatu situasi stimulus
ambigu. Konsep Murray, sebagian, berasal dari postulat Freud tentang proyeksi
sebagai bentuk pertahanan ego (terjemahan dari bahaya internal yang
berpengalaman dalam bahaya eksternal), sehingga lebih mudah untuk
menangani bahaya internal (Freud, 1894/1953a, 1896/1953b, 1911/1953c), yang
kemudian digambarkan sebagai proses alami manusia. (Freud, 1913/1955).
Murray menarik sebagian besar dari konsep 1913 Freud, menggambarkan
proyeksi sebagai proses alami di mana pertahanan mungkin atau tidak mungkin
relevan.
Konsep Murray mengenai proyeksi diformulasikan dengan sederhana sebagai
kecenderungan seseorang yang akan dipengaruhi oleh kebutuhan mereka,
minat, dan organisasi psikologi keseluruhan dalam terjemahan kognitif, atau
interpretasi dari persepsi yang masuk, kapan saja daerah stimulus termasuk
beberapa ambiguitas. Konsep ini mengkristal oleh Frank (1939) dalam sebuah
makalah di mana istilah “projective hypothesis” diciptakan. Frank menyarankan
label “projective methods” untuk berbagai teknik yang berguna untuk klinisian
dalam membangkitkan tindakan semacam itu. Rorschach disebutkan sebagai
salah satu teknik dengan potensi tersebut.
40
The Zeitgeist psikologi dan psikiatri telah siap untuk gerakan ini, dan sangat
cepat ketersediaan metode seperti Rorschach dan TAT mulai mengubah
orientasi klinisian dari sebagian besar didasarkan pada perbandingan nomotetis
menuju
usaha
yang
lebih
keras
untuk
mempelajari
idiography
(tulisan/huruf/gambar) dari orang tersebut. Teori psikodinamika yang mulai
populer dan perubahan ini dalam arah- menekankan keunikan kebutuhan,
kepentingan, konflik, dan gaya dari individu- menghasilkan status baru klinisian di
kalangan profesional. Pada awal 1940-an, studi kasus, makalah penelitian,
pendapat, dan argumentasi mengenai metode proyektif banyak muncul dalam
literatur profesional dalam aliran virtual. Selama dekade tersebut dan
selanjutnya, banyak teknik proyektif baru dikembangkan. Louttit dan Browne
(1947) menemukan 60% turnover yang terjadi di antara 20 tes yang paling sering
digunakan dalam setting klinis antara tahun 1935 dan 1946. Sundberg (1961)
mengulangi survey Louttit dan Browne dengan menggunakan data 1959, dan
menemukan bahwa tingkat turnover antara 1936 dan 1959 telah mencapai 76%
untuk 20 tes yang paling sering digunakan. Dalam survey Louttit dan Browne,
Rorschach dan TAT berada pada peringkat keempat dan kelima di antara
instrumen yang paling sering dipergunakan. Sedangkan pada survey Sundberg,
mereka berada masing-masing pada peringkat pertama dan keempat. Terlihat
jelas bahwa penekanan pada metodologi proyektif menjadi luas meresap dalam
pengujian klinis selama tahun 1940-an dan 1950-an dan terus dalam popularitas
melalui dekade berikutnya. Lubin, Wallis, dan Paine (1971) mengumpulkan data
tentang penggunaan tes melalui th 1969, dan menemukan bahwa Rorschach
menempati peringkat ketiga dan TAT ketujuh.
41
Selama tiga dekade, aliran publikasi mengenai Rorschach muncul. Semua
sistem Rorschach ditetapkan pada tahun 1975, dan tidak ada sistem yang
berorientasi ke arah integrasi atau kompromi. Beberapa penelitian yang
dipublikasikan antara tahun 1950 dan 1970 adalah sistem yang spesifik, namun
banyak diantaranya tidak spesifik. Hal itu biasa bagi penulis, pembaca, dan
praktisi untuk interpretasi hampir semua laporan dalam literatur, baik positif
maupun negatif, seperti yang berlaku dalam Rorschach tersebut. Secara
substansial, perbedaan antara sistem yang ada tidak dihiraukan.
PERBEDAAN INTER SISTEM
Analisis komparatif dari lima pendekatan Amerika diterbitkan dalam sistem
Rorschach (Exner, 1969). Perbandingan yang diprovokasi oleh Beck dan Klopfer.
Mereka telah didorong untuk berpartisipasi dalam diskusi tatap muka pada posisi
mereka masing-masing. Keduanya menolak, namun dengan begitu, masingmasing merekomendasikan bahwa perbedaan mereka ditinjau secara cermat
dalam sebuah artikel jurnal (Beck, 1961; Klopfer, 1961). Proyek tampak
sederhana di awal, namun signifikan belum mengikuti pada yang telah dilatih,
atau sejalan dengan pendekatan tes Hertz, Piotrowskin, atau Rapaport-Schafer
berpendapat untuk perbandingan yang lebih luas yang akan mencakup lima
pendekatan. Dengan demikian, apa yang menjadi sebuah artikel akan menjadi
sebuah buku dan dibutuhkan beberapa tahun untuk menyelesaikannya karena
literatur tentang masing-masing sistem itu luas, tersebar, dan kadang-kadang
sangat terdistorsi.
Hasil akhir dari perbandingan digambarkan pada besarnya perbedaan
yang melintasi lima sistem Amerika. Misalnya, hanya dua dari lima menggunakan
42
pengaturan tempat duduk yang sama, dan tidak ada dari kelimanya yang
menggunakan instruksi yang sama. Pada kenyataanya, tidak ada instruksi yang
digunakan dalam satu sistem yang bahkan jauh lebih mirip dengan yang
digunakan dalam salah satu sistem lain. Setiap sistem mengumpulkan data yang
berbeda dari tes, membuat setiap perbandingan dari masing-masing hasil
dipertanyakan. Jika perbedaan antara sistem yang terlibat hanya duduk dan
instruksi, beberapa resolusi bisa terjadi dengan mudah melalui studi sistematis
dampak yang timbul dari perbedaan jauh melampaui kedua variabel mudah
dipelajari.
Masing-masing systematizer telah mengembangkan formatnya sendiri
untuk koding atau skoring tanggapan, dan mereka sangat berbeda. Semua
sudah termasuk sebagian dari simbol-simbol asli Rorschach, tetapi sebagian
atau beberapa dari semua criteria diubah untuk aplikasi mereka. Pada akhirnya,
15 kode atau skor yang berbeda yang dirumuskan antara lima sistem untuk
mengidentifikasi daerah lokasi blot yang digunakan dalam merespon. Tidak satu
pun dari 15 kode didefinisikan dengan cara yang sama di semua sistem. Kelima
pendekatan termasuk skor simbol F Rorschach untuk menunjukkan bahwa
bentuk fitur atau kontur blot itu penting dalam berespon, tetapi masing-masing
dari lima menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan apakah bentuk
telah digunakan secara akurat. Tidak satupun dari lima menskor laporan dari
gerakan sama dengan salah satu dari empat lainnya, dan masing-masing
didefinisikan adanya persepsi gerakan yang berbeda dari keempatnya. 16 simbol
hadir diantara sistem untuk mengkoding kehadiran warna kromatik pada respon,
tapi bahkan ketika simbol yang sama muncul di lebih dari satu sistem, kriteria
untuk penerapannya mungkin berbeda dari sistem lainnya. Ketidaksepakatan
43
terbesar untuk mengskoring antara sistem menyangkut penggunaan shading
atau warna akromatik di respon. Masing-masing sistem memiliki satu set simbol
dan kriteria yang relatif untuk aplikasi mereka. Hal ini tidak mengherankan karena
karya asli Rorschach itu tidak termasuk fitur ini karena sebagian besar bercak ini
tidak menjadi nyata berbayang sampai edisi kedua monografi diterbitkan.
Perbedaaan dalam skoring mengakibatkan pada banyaknya perbedaan yang
berkaitan dengan interpretasi. Sistematisasi berbeda tentang skor mana yang
seharusnya dikalkulasikan dan hubungan apa yang terdapat diantara skor-skor
tersebut yang menjadi hal penting terhadap interpretasi. Hal ini juga
menunjukkan perbedaan yang berkaitan dengan kebermaknaan banyak variabel,
dan konfigurasi variabel mana yang dapat diinterpretasikan secara bermakna.
Disamping
perbedaan-perbedaan
mendasar
tersebut,
beberapa
postulat
penafsiran muncul dalam setiap sistem yang memiliki kesamaan. Bagi sebagian
besar, hal ini tergambar dari karya asli Rorschach, namun bagi observer,
rangkaian umum tersebut dapat secara mudah menyampaikan kesan bahwa
sistem tersebut lebih mirip daripada kasus sebenarnya. Perbedaan utama
muncul bersebrangan dengan sistem untuk isu-isu dimana Rorscach tidak
menjelaskan atau tidak menyediakan prosedur atau postulat (dalil).
Kesimpulan utama yang digambarkan dari analisis komparatif adalah
luasnya perbedaan diantara sistem yang ada sangat besar sehingga gagasan
yang dikemukakan Rorscach lebih bersifat mitos daripada realitas. Akibatnya,
lima tes Rorscach yang unik dan berbeda kemudian diciptakan. Tes-tes tersebut
hanya memiliki kemiripan bahwa setiap tesnya menggunakan stimulus figur
Swiss yang sama, dan masing-masing telah meliputi sebagian besar skor asli
44
dan postulat penafsiran dasar Rorscach, meskipun beberapanya telah dibumbui
oleh beberapa sistematisasi.
THE COMPREHENSIVE SYSTEM
Meskipun analisis komparatif dari lima pendekatan terhadap tes Rorscach
menghasilkan penemuan-penemuan penting, ada dua pertanyaan yang tetap
dibiarkan tidak terjawab. Dari lima bagian tersebut mana yang menunjukkan
kekokohan empiris yang paling besar, dan mana yang memiliki manfaat klinis
yang paling besar? Pada tahun 1968, Rorscach Reseach Foundation didirikan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Diantara proyek-proyek
pertama yang diselesaikan di yayasan tersebut adalah adanya tiga survey, yang
dihasilkan untuk menentukan bagaimana praktisi klinis menggunakan Rorscach,
dan masalah-masalah apa dalam desain dan analisis diatasi dengan melakukan
riset-riset menggunakan metode tersebut.
Tiga survey pertama (Exner & Exner, 1972) mencakup sebuah kuesioner
yang dikirimkan kepada 750 dokter yang nama-namanya dipilih secara acak dari
daftar anggota Division of Clinical Psychology dari American Psycological
Association dan Society for Personality Assessment. Diantara 30 item yang
ditanyakan: Bagian mana dari kelima sistem dimana responden telah
mendapatkan pelatihan formal? Bagian mana dari kelima sistem yang digunakan
dalam praktek sehari-hari? Dan sejumlah item berkaitan dengan penempatan,
instruksi, skoring, dan interpretasi. Dari total 395 (53%) kuesioner dikembalikan
oleh responden, dan hasilnya mengejutkan. Hampir tiga dari lima responden
merespon telah mendapatkan pelatihan formal dengan metode Klopfer, dan
sekitar satu dari setiap lima mendapatkan pelatihan formal dengan pendekatan
45
Beck. Hanya sekitar satu dari lima responden mendapatkan pelatihan formal
dengan pendekatan Hertz maupun Rapaport. Meskipun distribusi tersebut tidak
diharapkan, namun dua penemuan lainnya cukup diharapkan.
Pertama, hampir 22% dari responden telah mengabaikan skoring. Mereka
menggunakan metode secara ekslusif untuk analisis subyektif terhadap
isi/konten. Kedua, 232 (75%) dari 308 responden yang melakukan skoring tes
tersebut mengakui bahwa mereka melakukan personalisasi skoring, dengan
mengintegrasikan skor dari satu sistem pada sistem lainnya dan/atau
menambahkan skor unik yang diperoleh dari pengalaman pribadi dengan tes
tersebut. Mayoritas responden juga mengakui bahwa secara tidak perlu
mengikuti cara yang ditentukan untuk administrasi yang terdapat dalam sistem
yang diperoleh sebagian besar skoring mereka, dan hal yang sama berlaku
untuk postulat penafsiran.
Temuan, meskipun mencolok, seharusnya tidak mengejutkan. Jackson dan Wohl
(1966)
melakukan
survei
terhadap
instruksi
Roschach
universitas
dan
menemukan bahwa 12% tidak mengajarkan mencetak gol, dan thet variabilitas
metode untuk admonistration, skoring, dan interpretasi luar biasa. Mereka juga
menemukan bahwa sekitar 60% dari mereka Roschach mengajar dalam
pengaturan universitas memiliki sedikit atau tidak ada pelatihan postdoctoral
dengan tes, dan 46% akan dipilih untuk sesuatu pengajaran yang lain. Temuan
Jackson dan Wohl menyoroti fairlure untuk membakukan ajaran tes, dan
menekankan bahwa mereka mengajar pada saat itu sering kurang baik
memenuhi syarat untuk melakukannya daripada yang diinginkan. Temuan ini
menyatakan bahwa generasi dokter yang dihasilkan selama tahun 1960-an
46
mungkin dipimpin untuk menggunakan tes dalam cara yang bisa menjadi
substansial menyimpang dari orang-orang untuk tes yang dimaksudkan.
Survei kedua dilakukan oleh Yayasan menggunakan kuesioner berjumlah 90
butir, dikirim ke 200 Diplomates dari American Board of Professional Psychology.
Kusioner Yang Dilaporkan berjumlah 131, tetapi 20 dibuang karena responden
menunjukkan bahwa mereka menggunakan Roschach kurang dari 20 kali per
tahun. The 111 tersisa disediakan tentang praktek dan pilihan dari dokter yang
digunakan testat paling 20 kali per tahun, dan yang rata-rata 12 tahun experiance
postdoctoral. Delapan puluh tiga responden (75%) telah diterima sekarang
pelatihan formal setidaknya dua dari sistem, biasanya Beck atau Klopfer,
ditambah satu atau dua dari yang lain dan 95 (85%) menganggap diri mereka
berpengetahuan dalam setidaknya tiga dari sistem. Hanya tujuh telah dihentikan
mencetak gol, namun 62 (56%) mengaku bahwa mereka bercampur prosedur
administrasi dan scoring dari lebih dari satu sistem, dan hampir semua
interpretatif postulat diambil dari salah satu yang lebih tan dari sistem.
Akibatnya, perkembangan luas yang sama dari pendekatan yang ditunjukkan
dalam hasil survei pertama juga ada di antara kelompok praktisi yang berkualitas
tinggi yang menggunakan tes dengan frekuensi yang cukup besar. Bahkan,
ketika data dari dua survei yang digabungkan, terungkap bahwa hanya 103 dari
506 responden (20%) setia mengikuti setiap sistem tunggal. Jelas, perbedaan
metodologi Roschach menjadi lima pendekatan utama, dan proliferasi berikutnya
dari pendekatan-pendekatan, tidak sedikit mempromosikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang metode sebagai ujian, atau untuk meningkatkan
perkembangannya.
47
Survei ketiga terdiri dari kuesioner 55-item mengenai isu-isu desain dan analisis
dalam penelitian Rorschach. Itu dikirimkan kepada 100 penulis yang telah
menerbitkan artikel penelitian berbasis mengenai metode antara 1961 dan 1969.
Kuesioner Yang Dilaporkan berjumlah 71. Hampir setengah dari mereka
menanggapi (34) telah meninggalkan penelitian Rorschach demi topik yang
berbeda. Mereka bertahan yang biasanya memfokuskan upaya mereka pada
studi skor tunggal, atau pengembangan nilai baru untuk mengatasi isu-isu
tertentu seperti kecemasan, batas tubuh, perkembangan kognitif, Pertahanan
ego, dan sejenisnya. Mayoritas telah menerima pelatihan di lebih dari satu
sistem. Hasilnya menyoroti tiga bidang yang menjadi perhatian peneliti
kebanyakan.
1. Yang bersangkutan kesulitan pertama dalam mata pelajaran merekrut dan /
atau masalah memerlukan pemeriksa ganda untuk menghindari efek bias
eksperimen.
2. Yang kedua melibatkan kompleksitas analisis data, terutama penerapan
statistik parametrik untuk beberapa data, dan / atau masalah mengontrol jumlah
tanggapan
3. Yang ketiga mewakili keluhan yang paling umum, yaitu kelompok kontrol yang
memadai dan atau kurangnya data normatif yang luas digunakan untuk
perbandingan umum.
Responden sepakat bahwa kompleksitas Rorschach seringkali menghasilkan
keputusasaan
dibandingkan
reinforcement
pada
penelitian.
Banyak
mengidentifikasikan pentingnya penelitian yang objektif yang mengarah pada
metode, namun hal ini dapat diuraikan pada kesulitan dalam meraih goal.
48
Bersamaan dengan tiga survei, adanya proyek lain yang telah selesai pada
tahun 1970 yang mereview secara sistematis seluruh
Tujuan dari proyek tersebut adalah
peneltian Rorschach.
untuk mengkategorikan, memberikan
refrensi, dan mengevaluasikan penelitian apakah berkaitan dengan administrasi,
skoring, dan dapat interpretatif dari lima masing-masing sistem. Pada tahun
1970, literatur Rorschach telah mencapai 4000 artikel, 29 buku, dan ditambah
Rorschach monograph. Terlepas dari banyaknya literatur, terdapat hal yang
mengejutkan bahwa ditemukan banyaknya masalah yang belum diteliti dalam
dalam penelitian tersebut. Contohnya, belum adanya pengaturan dalam
manipulasi eksperimental, dan hanya satu penelitian yang menggabungkan
perbedaan instruksi, dan hanya untuk dua sistem. Belum adanya penelitian yang
menerbitkan 16 skoring dan hanya beberapa penelitian yang fokus pada 6 skor
lainnya.
Saat diteliti terhadap standar kontemporer untuk analisis data terdapat lebih
dari 6000 telah dinilai adanya kelemahan pada kesimpulan yang kemungkinan
tidak valid. Grup yang terdiri dari 800 artikel juga ditemukan adanya kelemahan
yang membuat mereka dipertanyakan. Evaluasi tersebut tidak seharusnya
diinterpretasikan pada kebanyakan penelitian Rorschach lainnya yang buruk,
tidak kompeten, dan tidak logis. Mayoritas studi telah direview dan dipublikasi
pada sekitar tahun 1938 dan 1958, pada era tersebut cara design dan analisis
data dari bidang kajian psikologi sedang diperbaiki, sehingga penelitian dapat
dianggap adekuat dan memenuhi standar
dalam satu periode dapat
dibandingkan dengan metodologi lainnya. Hal tersebut biasanya merupakan
kasus klinis. Contoh pada tahun 1970, terdapat 24 studi mempublikasikan isu
“blind analysis” pada interpretasi Rorschach. Tidak lebih dari 9 dari 24
49
mempunyai standar yang adekuat. Hal ini sama juga dengan 26 studi yang telah
dipublikasikan pada tahun 1970 yang berfokus pada karateristik stimulus pada
bercak. Kurang dari setengah akan dianggap bebas dari kelemahan oleh standar
kontemporer.
Evaluasi terhadap literatur Rorschach menghasilkan hampir 600 penelitian
metodologi berikut data analisis. Hal tersebut menyediakan basis dari beberapa
elemen sistem yang bervariasi dapat dievaluasi. Hal positif yang ditemukan
dalam laporan tersebut merupakan hasil yang negatif atau samar-samar. Dalam
beberapa kasus, dua atau lebih penelitian yang dirancang dan dianalisis
dilaporkan terdapat adanya temuan yang bertentangan. Banyak penelitian
tersebut yang memakai sampel kecil yang merupakan replika dari sampel yang
besar.
Proyek yang paling penting dilakukan di yayasan selama dua tahun pertama
adalah membuat data yang memungkinkan adanya perbandingan langsung
terhadap lima sistem. Awal tahun 1970, terdapat 835 catatab Rorschach yang
diajukan oleh 153 psikolog dalam menanggapi permintaan surat yang dikirim
terhadap 600 anggota divisi psikologi klinis APA, dan instruktur lembaga
Rorschach pada delapan Universitas. Untuk 835 telah diseleksi dari 1300,
masing-masing dihadapkan dengan kuesioner mengenai fitur demografi subyek,
tujuan pemeriksaan, dan informasi mengenai prosedur pelatihan
dan uji
pemeriksa. Hal ini termasuk 204 nonpasien dan 631 dari berbagai kelompok
psikiatri dan rawat jalan.
Ketika dibagi untuk prosedur administrasi oleh sistem, rinciannya adalah :
Klopfer, 329; Beck, 310; Rapaport, 78; Piotrowski, 66; and Hertz, 52.
Perbandingan Sejumlah catatan dari sistem masing-masing dengan yang lain
50
diselesaikan, dan sebagian besar hasil tes dikonfrontasi dengan hipotesis
operasional utama yang menjadi protokol dari satu sistem dan secara substansial
akan berbeda dengan sistem lain dalam beberapa cara. Misalnya, jumlah ratarata respon mereka berbeda secara signifikan. Menurut data yang dikumpulkan
dengan menggunakan petunjuk Klopfer menghasilkan R rata-rata 23,9, sebagai
kontras dengan rata-rata R dari 31,2 untuk instruksi Beck, 32.9 untuk instruksi
Hertz, 33.8 untuk instruksi Piotrowski, 36.4 respon jika menggunakan instruksi
dari Rapaport.
Pada awal 1971, data akumulasi cenderung mendukung tiga kesimpulan
umum. Pertama, terdapat perbedaan prosedur antar sistem yang menghasilkan
lima jenis catatan yang berbeda secara relative. Kedua, setiap sistem termasuk
skor, kriteria penilaian, adanya hasil interpretasi tanpa dukungan empiris, atau
adanya temuan-temuan negative. ketiga, masing-masing sistem mencakup
banyak unsur empiris yang kokoh. Pada kenyataannya, jika sistem apapun yang
diterapkan tepat untuk administrasi, skoring, dan interpretasi, akan menghasilkan
suatu hasil yang positif cukup besar. Di sisi lain, beberapa hasil positif mungkin
diimbangi oleh kelemahan dari sistem baik dalam penilaian atau penafsiran.
Temuan-temuan tersebut, ditambahkan hasil yang berasal dari survei
yang berkaitan dengan penggunaan tes, mengarah pada
keputusan untuk
mengubah misi utama dari Foundation. Desakan untuk mengubah suatu sistem
belajar masing-masing agar bermanfaat dirancang untuk mengintegrasikan fitur
dari semua sistem dimana data empiris dipertahankan ada atau dapat dibentuk.
Selama tiga tahun ke depan, jumlah protokol meningkat menjadi hampir 1.200,
dan lebih dari 150 investigasi atau analisis dari berbagai data set diselesaikan
51
mengenai berbagai unsur yang dianggap sebagai kemungkinan untuk sistem
yang terintegrasi.
Pada tahap awal proyek, fokus pada isu-isu fundamental seperti cara
duduk, instruksi, rekaman, dan respon permintaan keterangan, dan pemilihan
kode atau nilai yang akan digunakan. Isu tentang interscorer reliabilitas itu
menyinggung sehingga tidak ada kategori coding yang termasuk dalam sistem
baru kecuali jika tingkat .85 minimum dapat dicapai dengan mudah untuk
kelompok 10 sampai 15 skor di setidaknya 10 sampai 20 protokol di mana target
skor terjadi dengan yang masuk akal frekuensi. Hal ini menyebabkan penolakan
awal dari nilai yang tampaknya berguna banyak yang kemudian telah
ditambahkan ke sistem dengan menggunakan revisi kriteria untuk aplikasi
mereka.
Setiap puluhan hasil interpretasi telah dieksplorasi, dan tidak ada
prosedur atau skor yang termasuk dalam sistem baru kecuali didukung oleh
beberapa data validasi yang tampak terpercaya. Berbagai pendekatan baru
dalam coding atau memberikan skor telah dikembangkan, dan turunnya
beberapa nilai yang berkontribusi terhadap interpretasi. Teknologi komputer
sangat membantu dalam kemudahan penyimpanan data yang bersifat kompleks
dalam anlisisnya, dimana pada decade sebelumnya membutuhkan banyak waktu
untuk melakukannya.
Meskipun versi tahun 1974 dari Comprehensive System terlihat lebih
lengkap, hal tersebut bukanlah suatu kasus. Bahkan pada waktu itu, projek baru
berlangsung untuk mengumpulkan data tambahan dengan memperhitungkan
beberapa variabel yang termasuk, dan ebberapa keputusan yang telah disusun.
Data baru, atau analisa ulang data lama, membawa pada beberapa perubahan
52
dan tambahan pada Sistem selama hampir tiga dekade setelahnya. Pada interval
yang bervariasi, terlihat seperti Sistem yang sudah pada tempatnya, tetapi hal
yang
tidak
bervariasi,
konsep-konsep
atau
penemuan-penemuan
baru
mendorong untuk melanjutkan projek-projek setelahnya. Hasilnya adalah
pendekatan pada penggunaan dari tes Rorschach yang lebih sophisticated
daripada beberapa dekade sebelumnya. Hal ini merupakan metode standar yang
digunakan dalam tes, yang terlihat lebih mudah dipelajari, menunjukkan tingkat
kesepakatan interscorer yang cukup baik. Sebagai sebuah tes, prosedur
Rorschach mendorong satu set gambar psikologis yang kompleks dalam sebuah
tindakan. Coding dari respon, dan asal mula dari skor dari kode-kode tersebut,
menyediakan informasi yang tidak langsung mengenai fitur-fitur tersebut.
Informasi tersebut menyediakan penjelasan mengenai aspek psikologi dari
individu.
Kontroversi, Kritik, dan Keputusan
Sebagaimana yang telah ditulis di chapter sebelumya, Lubin, Wallis dan Paine
(1971) mengumpulkan data mengenai tes yang digunakan selama tahub1969
dan ditemukan bahwa Rorschach menduduki peringkat ketiga dan TAT peringkat
ketujuh diantara 30 tes yang sering digunakan dalam situasi klinis. Pada survey
replikasi tahun 1982,Lubin, Larsen, dan Matarazzo (1984) menemukan bahwa
Rorshcach menduduki peringkat empat dan TAT peringkat kelima diantara 30 tes
yang ada.
Penemuan serupa dilaporkan pada tahun 1995 oleh Watkins,
Campbell, Nieberding, dan Hallmark. Meskipun survey mengindikasikan
popularitas dari Rorschach dan metode projektif, mereka gagal untuk
53
memberikan ilustrasi kontroversi luas yang terjadi mengenai teknik projektif dan
khususnya mengenai Rorschach untuk lebih dari setengah abad.
ELEMEN POKOK DARI KONTROVERSI
Meskipun Rorschach tidak dirancang sebagai metode projektif, atau berkembang
selama dua abad pertama dalam penggunaannya, Rorschach dipuji sebagai tes
penting dalam gerakan projektif selama periode 1940. Ini tidak mengejutkan
karena dasar dari prosedur tes dan karakteristik stimulus, mengijinkan cakupan
respon yang luas. Seringkali, elaborasi dari seorang individu mencakup ketika
memberikan tanggapan bisa sangat mengungkapkan mengenai individual dan
kontribusi terhadap interpretasi tes. Selama periode 1940 dan 1950, menjadi
umum untuk penulis membedakan tes berstruktur versus tes tidak berstruktur.
Kedua digunakan untuk mengidentifikasi tugas yang diberikan dengan berbagai
tanggapan yang mungkin hampir tidak terbatas. Tes terstruktur biasanya
digambarkan sebagai prosedur yang tidak tertebak, yaitu individu jarang
menyadari jenis interpretasi yang akan dihasilkan dari responnya (Anastasia,
1954). Itu merupakan bentuk diferensiasi yang masuk diakal. Namun, selama
1950-an, itu merupakan hal umum. Untuk mengkategorikan tes psikologi lebih
sederhana digunakan salah satu dari dua klasifikasi: (1) objective, (2) projective.
Objective Projective memiliki tujuan dikotomi yang cenderung mengembangkan
skisma antara psikolog lebih banyak tertarik pada
pengukuran, perbedaan
individu dan assessment kepribadian. Orang-orang yang berkomitmen untuk
menggunakan
prinsip-prinsip dasar pengukuran menjadi rentan untuk
menyesuaikan diri secara empiris berdasarkan tes yang dikembangkan sesuai
dengan standar dasar pengukuran. Mereka yang tertarik dengan pendekatan
54
idiographic lebih memilih mempelajari seseorang dengan merangkul metodologi
projective .
Perbedaan objective-projective, kadang-kadang secara aktif disepakati mereka
yang mengikuti per gerakan projective psikologi. Secara bertahap hal tersebut
menimbulkan dua implikasi dasar. Salah satunya adalah bahwa tes objektif telah
dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengukuran, mereka memiliki
skor, standarisasi, dan telah menunjukkan kredibel reliabilitas dan validitas.
Implikasi kedua adalah bahwa tes projektif kekurangan beberapa atau semua
fitur pengukuran, dan bahwa data yang berasal dari mereka ditafsirkan lebih
subjektif.
Walaupun terdapat bukti dimana hasil-hasilnya dapat dipertahankan, tetapi
perpecahannya itu sendiri sangatlah disederhanakan. Pada kenyataannya,
beberapa stimulus situasi yang tidak dibuat melihat respon spesifik tertentu,
seperti tes aritmatika, inventori benar salah, dan yang sejenisnya, akan
menimbulkan proyeksi. Hal ini dapat bergantung pada peraturan-peraturan awal
dari pengukuran yang digunakan untuk pengembangan alat tes, atau jika ada
data yang berguna untuk penelitian selanjutnya. Sebagai perbandingannya, tes
intelegensi dinilai sebagai tes yang objektif karena tes tersebut terbentuk dan
dikembangkan melalui psikometri. Walaupun ada beberapa tes intelegensi yang
memiliki item-item yang mengijinkan respon-respon yang open-ended.
Banyak dari tes psikologi telah dibentuk sedemikian rupa untuk
mendapatkan respon yang seluas mungkin. Salah satu yang dikenal adalah TAT,
dan dikenal dengan baik sebagai tes proyektif karena sesuai dengan apa yang
didesain pada awalnya. Tes lain yang menimbulkan proyeksi, seperti beberapa
tes-tes untuk melengkapi kalimat, juga akan dinilai sebagai tes yang objektif.
55
Contohnya, tes melengkapi kalimat yang dikembangkan oleh Rotter dan Rafferty
(1950) termasuk dengan pengelaborasian format untuk scoring, telah diteliti
untuk menunjukan data normative dan dapat menyelesaikan masalah validitas
dan reliabilitas dengan baik. Tes ini merupakan tes proyektif, tetapi juga
merupakan tes objektif, dan untuk menentukan pengklasifikasiannya dari kedua
kategori tersebut sangatlah sulit.
Perpecahan dari tes-tes sebagai objektif maupun proyektif menyebabkan
adanya focus pada masalah lama pada psikologi yang menyangkut pada
perbedaan individual. Fenomena dari perbedaan individu telah mengganggu
psikolog sejak munculnya kedisiplinan. Sejak abad ke 19, hal ini telah
menyebabkan masalah bagi mereka yang ingin menetapkan hukum yang ilmiah
untuk mengukur perilaku pada area persepsi, memori, dan pembelajaran, dan
memimpin Wilhelm Wundt (1893) untuk masalah yang terkenal, tetapi sering
terlupakan, yang menjadi perhatian bagi kolega-koleganya, “tidak ada hukum
psikologi dimana pengecualian tidak lebih banyak dari persetujuan.
Selama abad ke-19, itu mulai menciptakan masalah bagi mereka yang
mendirikan hukum ilmiah untuk dapat menjelaskan perilaku di bidang persepsi,
memori, dan pembelajaran, yang dipimpin oleh Wilhelm Wund (1983) untuk isu
terkenal, tetapi sering dilupakan, hati-hati untuk rekan-rekannya, "tidak ada
hukum psikologis dimana pengecualian tidak lebih banyak dari perjanjian." Intrik
psikologi dengan masalah perbedaan kepribadian dan individu telah berubah
secara substansial sejak saat itu.
Kekhawatiran
dengan
kepribadian
sebagai
kesatuan
psikologis
berkembang jauh lebih baru daripada keprihatinan dengan perbedaan individu.
Sebelum tahun 1930-an, kepribadian istilah yang sering digunakan secara
56
sinonim dengan psikopatologi. Ini menjadi dikonseptualisasikan sebagai suatu
entitas hanya ketika gerakan yang disebut Psikologi Kepribadian mulai
mendapatkan
keuntungan
selama
tahun
1920-an.
Secara
bersamaan,
diputuskan minat dalam metode evaluasi kepribadian mulai tumbuh, dan awal
1930-an telah menjadi bagian penting dalam psikologi baik teoritis dan terapan.
Daerah berkembang agak cepat, terlepas dari fakta keunikan individu sebagai
batu sandungan bagi teori kepribadian dan orang-orang dalam pencarian aturan
nomothetically berdasarkan keakuratan untuk menjelaskan perilaku. Selama 15
sampai 20 tahun ke depan, spesialisasi psikologi klinis secara bertahap menjadi
dihormati untuk keahlian yang ditawarkan dengan pasien mengenai masalah
diagnosis rencana penanganan.
Penghargaan itu seharusnya tidak menjadi bagian kecil dalam fakta
evaluasi kepribadian atau psikodiagnosis karena disebut selama tahun 1940-an,
biasanya melibatkan pendekatan multimethod dirancang untuk mengumpulkan
dan mengintegrasikan data nomothetic dan idiographic. Fokus pada pendekatan
yang melibatkan studi tentang orang sebagai individu. Hal ini didasarkan premis
bahwa orang lain seperti yang lainnya dalam beberapa hal, seperti beberapa
orang dengan cara lain, tetapi juga berbeda dari orang lain dengan cara-cara
khusus yang menandai setiap orang adalah unik. Implisit dalam proses ini adalah
premis bahwa informasi tentang aktiva individu, kewajiban, sifat, konflik, dan
sebagainya, akan memberikan kontribusi dalam beberapa cara yang signifikan
untuk dilakukan terapi kesejahteraan bagi individu tersebut.
Kegunaan berfokus secara luas pada perbedaan individu melalui
pikoodiagnosis yang dipertanyakan selama tahun 1950.
57
Kegunaan dari berfokus secara luas pada perbedaan individu melalui
psikodiagnosis dipertanyakan selama tahun 1950-an. Pada tahun 1954, Meehl
menerbitkan sebuah karya penting, Clinical versus Statistical Prediction, yang
cenderung mengartikan dan mungkin memperluas perpecahan nomothetic
dibandingkan idiographic yang berkembang. Ia mengulas 20 studi, Semua
kecuali satu dari yang menunjukkan bahwa actuarial method adalah sama
dengan, atau lebih baik daripada clinical method, yang lazim termasuk
penggunaan metode proyektif. Ia berpendapat agar meninggalkan pendekatan
klinis sebagai penilaian, mendukung teknik yang tidak memakan waktu banyak
berdasarkan actuarially method, seperti MMPI, untuk memberikan waktu lebih
banyak bagi para klinisi untuk pekerjaan penting lain, terutama psikoterapi.
Kemudian, Gough (1963) dan Sawyer (1966) menerbitkan survei studi prediktif
yang muncul untuk mendukung pendapat Meehl-meskipun Gough memang
mengamati
bahwa tidak ada tes yang memadai dari para klinisi yang
meramalkan keterampilan (skills) belum pernah dilakukan. Holt (1958, 1970),
dalam dua balasan terhadap pendapat Meehl, menunjukkan bahwa banyak
penelitian yang dikutip oleh Meehl digunakan dengan sangat tidak memadai atau
bahkan terkontaminasi kriteria. Dalam artikelnya tahun 1970, Holt menyita
perhatian pada fakta bahwa survei lain dari studi prediktif (Korman, 1968)
melaporkan temuan positif untuk metode klinis. Holt mencatat, dengan rasa
cemas, bahwa Sawyer dan Korman diterbitkan dalam waktu dua tahun dari satu
sama lain, tetapi bibliografi masing0masing dari mereka tidak menunjukkan
tumpang tindih. Temuan tersebut menggambarkan dengan sangat baik
bagaimana penggunaan secara selektif dari literatur dapat digunakan untuk
mendukung hampir setiap bias.
58
Meskipun demikian, ketika tes Rorschach terdaftar secara mencolok di antara tes
proyektif dalam obyektif-proyektif dikotomi, kegunaan secara umum dari tes ini
menjadi dipertanyakan. Kritik mengenai tes Rorschach ini terus berkembang,
bahkan beberapa dari kritik tersebut muncul dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya.
Pada tahun 1950, literatur mengenai tes Rorschach telah berkembang
hingga lebih dari 2000 buku dan artikel. Meskipun hanya potongan-potongan
kecil dari sebuah literature, potongan tersebut sangat terkenal karena berkaitan
dengan validitas pada variabel-variabel tes Rorschach. Ditemukan cukup banyak
literatur terdiri dari studi klinis atau penelitian yang mengandung temuan negatif
atau bertentangan dengan rorschach. Kritik-kritik tersebut dijadikan dasar untuk
menyimpulkan bahwa Rorschach belum memenuhi standar ilmiah.
Ketika penggunaan Rorschach meluas, kritik mengenai aplikasi tes ini
pun ikut meluas. tidak ada keraguan bahwa banyak dari studi dalam literatur
Rorschach awal tidak memadai dalam desain serta analisis data. cronbach
(1949) menulis sebuah artikel klasik dimana ia berkomentar tentang masalah
desain penelitian dan fokus secara luas pada pedoman dalam menganalisis data
Rorschach. Cronbach menekankan kelemahan perbandingan means ketika
menganalisis data yangberisi banyak variabel, dan mendorong analisis data
frekuensi untuk mendeteksi perbedaan mencolok di antara kelompok-kelompok.
ia juga menekankan pentingnya menganalisis beberapa masalah dengan
mengelompokkan data frekuensi. Murstein (1965, p.355) menunjukkan bahwa
artikel Cronbach memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penelitian
Rorschach yang menjadi lebih terkenal setelah artikel tersebut dipublikasikan.
59
salah satu bagian dari artikel cronbach fokus mengenai variasi R dan kesulitankesulitan yang dihadapi dalam menganalisis data tersebut. meskipun Cronbach
hanya menulis 2 dari 36 halaman untuk membahas masalah tersebut, ditambah
lagi sebuah studi lain mengenai R oleh Fiske & Baughman (1953), yang sering
dikutip untuk mendukung kesimpulan bahwa data Rorschach belum ilmiah jika
dilihat dari sudut pandang statistik.
Sampel dari 289 protokol yang mengacu pada komentar Cronbach
merupakan termasuk dari 25% pencatatan dimana R berkisar dari 5 sampai 19
respon, dan kelompok lainnya, menggambarkan hampir 30% dari sejumlah data,
yang mengandung antara 40 - 109 respon R. Sampel 790 protokol yang
digunakan oleh Fiske dan Baughman (1953) yang mendukung komentar mereka,
dibagi ke dalam sembilan kategori. Kategori yang pertama termasuk pada
pencatatan dimana R berjarak dari nol sampai sembilan, kategori yang kedua
mengandung protokol antara 10 - 14 R, kategori ketiga antara 15 - 19 R, dan
seterusnya. Kelompok terakhir yang termasuk pencatatan antara 50 - 175 R.
Sebenarnya, kedua sampel menghasilkan variasi yang lebih besar pada R
daripada yang terjadi pada format standar yang digunakan pada administrasi tes
(Exner, 1992).
Masalah variasi pada R diperburuk dengan kenyataan bahwa terdapat
lima metode yang berbeda dalam mengadministrasikan tes yang digunakan pada
umumnya, sehingga mengarah pada perbedaan yang penting dalam sejumlah
jawaban. Persoalan tersebut lebih rumit dengan adanya kenyataan bahwa tidak
ada salah satu dari lima sistem yang ditujukan pada persoalan mengenai
panjangnya
laporan
atau
pencatatan.
Akan
tetapi,
masalah
dari
60
ketidakseimbangan pada R hanya salah satu sumber kritik pada Rorschach
selama 1950an hingga 1960an.
Banya kritik dari Rorschach, dan metode proyektif pada umumnya, yang
juga merupakan kritik dari teori psikoanalis dan sering menghubungan dua hal
tersebut. Asumsi yang keliru adalah bahwa proses dari proyeksi, seperti yang
diformulasikan oleh Murray (1938), berhubungan secara langsung pada
ketidaksadaran yang didefinisikan oleh konsep Freudian (Lindzey, 1961;
Sargent, 1945; Symonds. 1946; Wiggins, Renner, Clore, & Rose, 1971).
Pada kenyataan, sangat sedikit metode proyektif yang didasarkan langsung pada
satu teori tertentu, setidaknya tes Rorschach. Namun, banyak psikiatri pada
tahun 1940an, 1950an, dan 1960an sangat dijiwai dengan konsep psikodinamik,
dan konsep tersebut sering dijadikan sebagai dasar guna menginterpretasikan
data tes. Kecenderungan untuk menerapkan konsep psikodinamik dalam setting
klinis berdampak pada perpecahan dengan praktisi yang menggunakan
“pendekatan global” dalam pengukuran. Buku Meehl (1954) secara tidak
langsung menimbulkan kebencian beberapa kalangan terhadap Rorschach,
meskipun bukan konsep Rorschach yang menjadi fokus utama dari buku
tersebut. Baik Holt (1970) dan Weiner (1972) menyatakan bahwa Meehl berfokus
pada prediksi, dimana fokus utama dari diagnostik adalah mendeskripsikan dan
mengerti. Bagaimanapun, berbagai argumen tersebut tidak dapat menghalangi
kritik, dan merupakan hal yang alami jika metode Rorschach menjadi pusat dari
kritik tersebut, karena metode Rorschach memiliki peran sentral dalam
penggunaan pengukuran oleh psikiatri.
Banyak kritik yang yang langsung ditujukan kepada Rorschach pada tahun
1950an hingga tahun 1970an berfokus pada masalah mengenai validitas, dan
61
sering hal ini disebabkan oleh fakta bahwa para pendukung metode Rorschach
menilai berlebihan kegunaan dari tes Rorschach, biasanya berupa pernyataan
yang tidak realistis tentang kegunaan dari tes Rorschach. Beberapa bahkan
mengibaratkan tes Rorschach sebagai x-ray pikiran, meski tetap terus bertambah
jumalh publikasi yang menyatakan kontradiksi atau hasil negatif tentang akurasi
diagnostik, reliabilitas, dan validitas.
Sebagai pengingat, beberapa kritikan dibenarkan, tetapi beberapa dianggap
naif, sering ditimbulkan karena adanya prasangka, ketidaktahuan, atau salah
pengertian tentang metode dan prinsip dari eksplorasi metode Rorschach.
Masalah menjadi bertambah menyulitkan denganadanya fakta bahwa baik
pendukung
dan
pengkritik,
dan
khusunya
peneliti,
lebih
atau
kurang
mengabaikan fakta bahwa terdapat lima pendekatan dalam metode Rorschach.
Hal ini biasa mempertimbangkan atau mengabaikan perbedaan lima pendekatan
dalam metode Rorschach tidak berhubungan dengan masalah yang lebih besar
tentang apakah metode Rorschach memiliki manfaat atau tidak.
Walaupun banyak menerima kritik, penggunaan metode Rorschach dalam
berbagai bentuknya, berlanjut menyebar secara luac pada tahun 1960-an hingga
1970-an. Saat itu merupakan periode dimana karakter psikologi klinis mulai
sedikit berubah. Selama tahun 1950-an, peran terbesar dalam bidang klinis
adalah psikodiagnostik, namun selama tahun 1960-an, cakupan dan peran dari
profesi tersebut diperluas. Model-model perilaku dan intervensi terbaru menjadi
populer, dan kebanyakan pekerja dalam bidang klinis lebih terlibat dalam
perencanaan dan penggunaan intervensi. Beberapa universitas mengurangi
jumlah pelatihan dalam mengaplikasikan tes pada assessment (sebuah term
62
yang sedikit demi sedikit menggantikan psikodiagnostik) pada akhir dekade,
namun pada sebagian besar setting klinis, assessment berlanjut sebagai bagian
penting bagi para profesional, dan metode Rorschach bertahan sebagai salah
satu metode standar yang digunakan. Kritik pada Rorschach menyebar lebih luas
selama periode ini, dan juga mendapat banyak mendapat cacian dan banyak
pula yang meninggalkannya.
ELEMEN-ELEMEN TERBARU DALAM KONTROVERSI
Kurang lebih 2-3 dekade terakhir, psikologi dan psikiatri, kurang
menitikberatkan pada perbedaan tiap-tiap individu. Penelitian lanjutan, ditambah
dengan metode yang lebih baru dan lebih ditingkatkan, telah menimbulkan
perkembangan
assessment
kepribadian
ke
level
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Walaupun demikian, perkembangan ini tidak selalu
berjalan mulus. Penekanan pada pendekatan scientific dalam ilmu psikologi
kadangkala menimbulkan perbedaan pendapat antara orang-orang yang telah
menetapkan aturan nomotetis untuk mengukur sebuah perilaku, dengan orangorang yang mencari cara untuk menggambarkan idiografi secara individual.
Terdapat
pula
perbedaan
antara
kelompok
yang
menganggap
bahwa
kepribadian harus dilihat berdasarkan serangkaian trait dengan kelompok yang
menganggap bahwa kepribadian adalah satu kesatuan wujud dari individu itu
sendiri.
Tren jauh dari kepedulian terhadap isu-isu individualitas secara bertahap
berdampak lebih dan lebih pada prosedur yang digunakan untuk mencapai
diagnosis dan fomulasi atau mengimplementasikan rencana perawatan.
Tentunya, fragementasi dari salah satu spesialisasi homegen yang layak dari
63
psikologi klinis memiliki kontribusi. Yang paling ditandai de-emphasis pada
keunikan individu terjadi ketika perilaku radikal menjadi menonjol di beberapa
latihan dalam psikologi klinis. Berawal dengan gagasan dari kotak hitam, dan
pesan bahwa tidak ada hal seperti kepribadian, atau bahkan jika ada, tidak dapat
diukur melalui tes psikologi. Gerakan ini menciptakan kelompok baru dalam
psikolog yang tidak hanya menghindari penilaian kepribadian, namun kampanye
secara aktif menentangnya.
Kecenderungan
untuk
mengabaikan
perbedaan
individual
dalam
perencanaan pengobatan juga telah diberikan dorongan yang cukup besar dalam
psikiatri oleh penekanan yang terus meningkat atas dasar biologis psikopatologi.
intervensi farmakologis sering disebut-sebut sebagai pengganti yang sesuai
untuk beberapa model treatment psikoterapi yang lebih tradisional. Bahkan
ketika diusulkan sebagai metode adjunctive pengobatan, proposisi ini didasarkan
pada argumentasi bahwa farmakoterapi akan mengurangi waktu perawatan
secara signifikan dan perkemabangan perubahan lebih cepat. sebagai program
pelatihan dalam psikiatri telah de-menekankan taktik terapi individu dalam
metode mendukung farmakologis, pintu terbuka lebih luas dalam psikologi untuk
peningkatan pelatihan untuk psikoterapi. sebagai hasilnya, psikologi klinis baru
jelas berfokus pada pengobatan.
Selama era yang sama, pengembangan prosedur statistik yang lebih
canggih telah meyakinkan para peneliti, bahwa masalah perbedaan individu
dapat diminimalkan atau diabaikan oleh kesimpulan menggambar berdasarkan
hukum probabilitas dan penggunaan tingkat kadang-kadang dipertanyakan
signifikansi. teori cenderung menghindari masalah perbedaan individu dengan
64
beralih ke generalisasi esoteris. Dengan pilihan, baik teori dan empiris cenderung
menyibukan dir dengan kebenaran secara umum.
Ketika sebuah karakteristik atau perilaku tertentu muncul dengan
frekuensi yang lebih banyak dalam sebuah kelompok dari individu, dibandingkan
dengan kelompok lainnya, teori atau hukum yang digeneralisasikan dibuat
khusus untuk kelompok tersebut. Teori-teori yang berkaitan dengan kelas dari
individu, terutama yang bermasalah menjadi poin tambahan bahwa sekelompok
orang diciptakan seringkali mengacuhkan indivualitas yang menandai masingmasing manusia.
Tugas untuk menjadi seilmiah mungkin juga mengakibatkan perluasan
dan revisi dari isi DSM mengenai karakteristik dari berbagai kelompok individu
yang diterima sebagai acuan bagi banyak praktisi dalam psikologi terapan dan
psikiatri. semua checklist dari simtom-simtom dan perilaku ini digunakan untuk
secara diagnosa mengelompokkan orang dalam tekanan. intinya, DSM adalah
penata buku manual dan orang-orang yang bertanggungjawab atas rumusan
mereka telah dengan hati-hati menyangkal hubungan langsung antara kategori
diagnosa dan treatment. namun, kewaspadaan ini seringkali diabaikan, dan
banyak praktisi membuat keputusan berdasarkan pemilihandari model treatment
dengan mengaplikasikan rumusan bahwa simptom yang muncul secara akurat
menghasilkan kesimpulan diagnosa yang secara otomatis mengidentiikasi jenis
treatment yang sesuai.
Kecenderungan untuk mengaplikasikan formula ini telah meningkat
selama dua dekade karena elemen lain yangcenderung untuk mengabaikan
individual dan telah menjadi sangat berpengaruh pada era manage care. hal
tersebut adalah akumulasi yang sangat luar biasa antara farmasi dan mode
65
psychotherapeutic mengenai gangguan dan penanganannya. hasilya, terdapat
kecenderungan diantara praktisi psikiatri dan psikologi untuk menekankan
simptom
dan
mengembangkan
rencana
penanganan
berdasarkan
dari
munculnya simptom dan beberapa data sebelumnya. rencana penanganan ini
biasanya dikuatkan oleh simtom mengidentifikasi apa yang salah dengan pasien
danbahwa metode untuk menangani simptom tersebut telah ada. kesimpulan
yang logis adalah lebih banyak asesmen psikologis yang mendalam dari pasien
tidaklah penting karena menghabiskan waktu dan tidak efektif secara biaya, dan
hanya akan memiliki kontribusi yang kecil untuk rencana penanganan.
Logika ini mengabaikan individualitas dari pasien dan temuan dari penelitian
mengenai kepribadian, psikopatologi, dan keberhasilan treatment. Asumsi
mengenai identifikasi simptom untuk teknik treatment yang tepat mungkin berlaku
untuk beberapa kasus namun selalu disertai dengan resiko dalam memilih
treatment yang tidak tepat karena mengabaikan perbedaan dari individu dan
menolak kenyataan bahwa simptom yang sama mungkin memiliki asal-usul
psikologis yang berbeda. Hal tersebut juga lebih banyak difokuskan pada isu
mengenai bantuan langsung atau pengendalian simptom dan cenderung
mengabaikan isu eketivitas treatment dalam jangka panjang. Misalnya, banyak
artikel yang fokus pada treatment untuk simptom depresif, menggunakan model
intervensi cognitive-behavioral, melaporkan adanya bantuan yang cukup besar
dalam waktu yang singkat. Sayangnya, sebagian besar data gagal untuk
ditindaklanjuti,
sehingga menghindari fakta bahwa beberapa dari studi
longitudinal mengenai depresi mengalami kegagalan pada proses treatment,
atau kambuh dalam jangka waktu 12 hingga 24 bulan setelah treatment
diberhentikan.
66
Tidak ada keraguan bahwa berbagai macam simptom dapat diobati
dengan model-model treatment dari intervensi dengan berhasil dengan
banyaknya pasien yang memiliki simptom serupa, tetapi extrapolating dari Wundt
1893 lebih banyak mengalami kegagalan daripada keberhasilan. Hal ini terjadi
karena adanya kesamaan dari simptom yang tidak berarti juga adanya kesamaan
dari kepribadian dan atau fitus psikologis yang ada, atau adanya sumber yang
homogen dari simptom. Kebanyakan dari pengukuran kepribadian yang telah
dilakukan membuktikan hal ini dengan cukup baik. Berbagai macam pendekatan
assessment dapat digunakan untuk mempelajari individu ketika perencanaan
treatment sedang dirancang, dan secara biaya juga terjangkau, khususnya jika
efek jangka panjang dari treatment juga disertakan sebagai tujuan. Sayangnya,
pada sekitar tahun 1990, pesatnya pertumbuhan dari managed care models
menyebabkan keterbatasan dari layanan kesehatan mental, termasuk beberapa
pembatasan pada tes psikologi. C. Piotrowski, Belter, dan Keller (1998)
melaporkan hasil survey yang dikirimkan pada 500 psikolog secara acak yang
terdaftar dalam National Registry of Health Service Providers in Psychology.
Para penulis mencatat bahwa dari 137 orang yang merespon, terdapat lima tes
yang masuk dalam kategori sangat penting dalam praktek saat ini adalah lima tes
yang termasuk dalam kategori sangat jarang atau bahkan tidak lagi digunakan.
Tes Rorschach masuk kedalam dua kategori tersebut.
Contemporary Criticism Of The Rorschach
Ketika Comprehensive System ini diresmikan pada tahun 1974, yang sejalan
dengan pendekatan global terhadap penilaian klinis, yang terbaik, dengan hatihati. Stricker (1976) berkomentar: "Kalau saja ditulis pada tahun kemuliaan
Rorschach mungkin telah terbukti menjadi sebuah karya yang berdampak besar.
67
Sayangnya, jangka waktu zaman penulisan membuat prognosis untuk setiap
sistem baru Rorschach menjadi buruk." Resensi yang lain menyarankan,
“penulis...telah gagal mencoba meninggalkan sejarah dalam rangka untuk
menjadi bagian sebagai Exner, System Maker,” tetapi juga mencatat bahwa
pekerjaan merepresentasikan, “…manual historis how-to yang baik dalam
Rorschach Psychodiagnostic Inkblot Test.” (Allen, 1976). Comprehensive System
kadang-kadang tidak diteliti dengan seksama oleh mereka yang terlibat langsung
dalam tes dan pengukuran, tetapi diakui sebagai "upaya ambisius untuk
menempatkan Rorschach pada dasar yang kuat secara psikometri," dan
mencatat bahwa sistem yang beraturan, "memungkinkan perbandingan antara
temuan penelitian dalam peneliti yang berbeda. " (Anastasia, 1982).
Sebagai sistem yang berkembang, properti psikometrika dari tes telah cukup
mapan, dan kebanyakan kebutuhan dasar yang lain untuk tes psikologi sudah
terpenuhi. Pada umumnya, telah diterima dengan baik dan penggunaannya telah
menjadi relatif luas di kalangan komunitas Rorschach.
Selama 20 tahun setelah kemunculan tes Rorschach, kritik terhadap tes tersebut
datang dari komunitas Rorschach itu sendiri. Beberapa mengkritik bahwa tes
tersebut terlalu menitikberatkan pada skor, rasio dan presentase. Sedangkan
beberapa mengkritik bahwa tes Rorschach tidak terstandarisasi secara statisitik.
Ada beberapa yang menolak metode lama untuk menginterpretasi hasil respon
klien dalam tes Rorschach.
Beberapa perubahan telah terjadi semenjak kemunculan tes Rorschach
(Exner, 1978, 1986, 1991, 1993) dan hal ini membuat frustasi bagi sebagian
orang yang telah merasa nyaman dengan pengetahuan mereka mengenai
sistem lama dan mengetahui bahwa beberapa perhitungan, kriteria, prinsip
68
interpretasi telah ditambahkan, dibuang, atau bahkan dimodifikasi. Setelah dua
dekade semenjak dipublikasikannya tes Rorschach, tes ini telah digunakan
secara paralel untuk mengevaluasi kepribadian, mempelajari perbedaan individu,
mencari kesimpulan diagnosis, dan membuat rancangan treatment. Jensen
(1965) menyatakan bahwa tes Rorschach adalah tes yang sangat tidak praktis,
dan pernyataan ini terus menerus muncul dalam berbagai literatur dari waktu ke
waktu (Dawes, 1994). Namun, kritik yang lebih spesifik mulai bermunculan pada
tahun 1990. Nezworski dan Wood mempertanyakan mengenai validitas data
yang digunakan untuk menghasilkan interpretasi. mereka juga mempertanyakan
mengenai kemungkinan integritas dari beberapa macam edisi dari buku yang
tidak pernah dipublikasikan. Kemudian, Kemudian Wood Nezworski dan Stjkal
(1956) memberikan kritik-kritik yang lebih elaborasi tentang system dimana
mereka mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penemuan-penemuan
kesepakatan inter scorer, dan validasi data yang mendasari beberapa variable
atau indeks dalam system. Mereka juga mempertanyakan kemungkinan
integritas dari beberapa studi dasar yang tidak terpublikasikan dilaporkan dalam
berbagai edisi pada buku ini. Buku ini pun tidak dipublikasikan terpisah dalam
jurnal-jurnal Peer review (yang setara).
Kritik Wood Nezworski dan Stjkal memunculkan dialog dalam literature
menyangkut kelebihan atau kelemahan Ro secara umum dan lebih spesifik pada
system komprehensifnya. Hal ini mendorong Meyer (1999) mengorganisasi
serangkaian artikel menyangkut kegunaan klinis dari tes tersebut. Striker dan
Gold
(1999) menekankan nilai dari pendekatan Nomotetik dan Ideografik
berkenaan
dengan
objek
assessment
tersebut,
mereka
menyarankan
pengukuran tidak langsung seperti Ro cenderung lebih sangat bermanfaat ketika
69
dikaitkan dengan ketertarikan seseorang di bawah sadarnya, Longitudinal dan
dimensi-dimensi yang structural. Viglione (1999) mereview 138 artikel penelitian
mempublikasikan selama hamper 20 tahun yang berkaitan dengan sejumlah
variable dan indeks Ro. Dia menyimpulkna bahwa Ro memaparkan informasi
tentang “ bagaimana Domain kehidupan yang beragam berinteraksi dengan
Coping dan Psikologi dari seseorang” .
khususnya
berguna
Dia menyarankan bahwa tes ini
bagi konseptualisasi
individual
dan
intervensi
dan
memprediksi atau mengevaluasi outcome- nya.
Hunsley dan Bailey (1999) juga mereview literature Ro dan menyimpulkan
bahwa ada bukti scientific untuk mendukung kegunaan klinis dari tes Ro. Mereka
menyarankan bahwa walaupun jika tes ini bisa menyediakan informasi valid
tentang struktur personality, tidak ada bukti replikasi yang mengindikasikan
bahwa bukti-bukti ini memiliki dukungan yang berarti terhadap service atau
meningkatkan perlakuan terhadap outcome. Hiller, Rosenthal, Bornstein, Berry,
dan Brunell-Neuleib (1999) mempresentasikan sebuah meta analisis yang
membandingkan criteria-kriteria yang berhubungan dengan bukti-bukti validitas
tes Ro dan MMPI. Mereka menemukan nilai rata-rata yang tidak tertimbang dari
koefisien validitas tidak memiliki perbedaan secara reliable. MMPI
memiliki
koefisien validitas lebih besar bagi studi-studi yang menggunakan diagnose dan
pengukuran-pengukuran self-report sebagai variable-variabel criteria dimana Ro
koefisien Validitas lebih besar dalam studi yang menggunakan variable criteria
objektif.
Dawes (1999) mencatat bahwa beberapa pendekatan untuk mempelajari
variabel Rorschach mungkin tidak sesuai, dan menyarankan dua metode untuk
mempelajari keabsahan penambahan dari variabel.
70
Ganellen (1996) membandingkan efisiensi diagnostik MMPI, yang MCMIII, dan Rorschach tersebut. Dia menemukan bahwa ketiganya relatif sebanding
dalam sensitivitas masing-masing untuk mendeteksi depresi, akan tetapi MMPI
dan MCMI-II memiliki tingkat positif palsu yang lebih tinggi dari Rorschach. Dia
mencatat nilai Rorschach lebih sensitif dalam mendeteksi gangguan psikotik dan
menyarankan bahwa indeks Rorschach menjanjikan penanda psikometri. Wood,
Nezworski, Stejkal, Garven, dan West (1999) menantang kesimpulan Ganellen
dan menunjukkan bahwa tidak ada bukti empiris menarik mendukung efektivitas
Indeks Depresi (DEPI). Pada gilirannya, Ganellen (2001) berpendapat bahwa
Wood dkk karakterisasi bukti empiris mengenai DEPI harus dilihat dengan hatihati dan mempertanyakan objektifitas dengan yang Wood dan rekan-rekannya
mendekati subjek.
Wood, Nezworski, Grab, dan Lilienfeld (2001) mengutip temuan tentang
123 nonpatients dilaporkan oleh Shaffer, Erdberg, dan Haroian (1999) di mana
perbedaan substansial ada untuk beberapa variabel bila dibandingkan dengan
sampel data yang dipublikasikan nonpatient untuk Sistem Komprehensif. Kayu
dan rekan kerja mulai menyusun data dari 32 sampel nonpatient berbagai
ukuran, yang sebagian besar dikumpulkan sebagai kelompok kontrol untuk
berbagai penelitian. Mereka melaporkan perbedaan yang signifikan secara
statistik selama 14 variabel antara data susun dan sampel diterbitkan dari 600
nonpatients.
dipublikasikan
Mereka
menyimpulkan
mungkin
tidak
bahwa
mewakili
data
nonpatient
untuk
dan
sampel
yang
meningkatkan
kemungkinan diagnosis psikopatologi yang berlebihan jika mereka digunakan
untuk mengidentifikasi penyimpangan.
71
Shaffer dkk (1999) menemukan mengenai nonpatient yang diminta inisiasi dari
sebuah proyek baru untuk mengumpulkan data nonpatient (Exner, 2002).
Temuan untuk pertama 175 orang diuji yang relatif sama dengan sampel yang
diterbitkan dari 600 nonpatients (Lihat bab 12 ).
berkaitan dengan kritik terhadap
Dalam penelitian lain yang
sistem, Meyer dan kawan kawan (2002)
meneliti keandalan interrater untuk mengcoding diantara delapan set data yang
cukup besar.
Wood dan kawan kawan (1996) telah menyarankan bahwa
keandalan interscorer mungkin buruk, dan berpendapat bahwa data yang
disajikan dalam pekerjaan ini, dan edisi sebelumnya itu, adalah
persentase kesepakatan di antara pengcoding
yang kurang
mengenai
canggih dan
menyesatkan. Temuan Meyer menunjukkan bahwa di semua sampel, koefisien
reliabilitas umumnya baik, dengan koefisien intraclass
antara
berkorelasi
berkisar
0,82-0,97. Namun, mereka mengingatkan bahwa penggunaan handal
dari sistem ini pada akhirnya tergantung pada keterampilan pengcoding dan
memperingatkan bahwa pengcoding harus menjaga "sikap waspada" terhadap
coding yang tepat untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan.
Weiner (2001), memberi
komentar terutama setelah penelaahan terhadap
artikel Viglione (1999), Hiller dan kawan kawan (1999), Hunsley dan Bailey
(1999), dan Dawes (1999), menyimpulkan bahwa test Rorschach mengikuti
prinsip-prinsip tes
ilmiah . Ia memberi catatan untuk menambah data untuk
kebutuhan validasi data dan studi longitudinal untuk memeriksa perkembangan
dan perubahan kepribadian . Dia mengkritik Hunsley dan kesimpulan Bailey,
dengan menunjukkan bahwa mereka mengajukan persyaratan pembuktian yang
tidak masuk akal untuk
test Rorschach tersebut. Sebaliknya, Gard, Wood,
Nezworski, Grove, dan Stejkal (2001) men dukung kritik yang diajukan oleh
72
Hunsley dan Bailey (1999), dan tidak setuju dengan kesimpulan dari Stricker dan
Gold (1999), Viglione (1999), dan Hiller dan kawan kawan (1999). Mereka
menunjukkan bahwa konsistensi
data sementara belum diujicobakan untuk
beberapa variabel dalam sistem,ini menunjukkan bahwa tes Rorschach tidak
memberikan
informasi yang
unik
untuk
diagnosis klinis.
Mereka
juga
mempertanyakan validitas tambahan tes Rorschach dan menyarankan bahwa
penggunaannya mungkin tidak sesuai untuk minoritas karena norma-norma yang
terpisah belum dikembangkan untuk kelompok etnis yang berbeda.
Rosenthal, Hiller, Bornstein, Berry, dan Brunell-Neuleib (2001) fokus pada Garb
et al. (2001) kritik terhadap Hiller et al. (1999) Rorschach-MMPI meta-analisis.
Mereka disajikan dua set baru dari meta-analisis hasil mendukung posisi
mereka.Viglione dan Hilsenroth (2001) juga telah membahas beberapa argumen
dan kritik yang diajukan oleh Hunsley dan Bailey (1999) dan Garb et al. (2001).
Mereka menyarankan bahwa banyak kritik terbaru dari tes ini adalah bias atau
tidak berdasar, dan mereka mendukung posisi mereka dengan mereview
penelitian di beberapa daerah, termasuk reliablitias, validitas tambahan, data
normatif, aplikasi lintas-budaya, dan penilaian klinis. Hunsley dan Bailey (2001)
telah menegaskan kembali posisi mereka sebelumnya, dengan alasan bahwa
skor Rorschach banyak yang tidak memiliki landasan teoritis yang solid, dan
mempertanyakan sejauh mana tes ini dapat dipergunakan dengan cara standar.
Mereka mempertahankan bahwa bahkan jika Rorschach, atau tes apapun,
membantu para klinisian dan pasien untuk memahami kepribadian, ini bukan
akhir yang berguna dalam dirinya sendiri. Mereka mengandaikan bahwa utilitas
klinis pengujian apa pun harus diukur dengan sejauh mana hal itu terbukti
meningkatkan hasil kemajuan pasien atau menurunkan tingkat pengobatan.
73
Meyer dan Archer (2001) telah menyajikan meta-analisis yang lebih rumit dari
studi sebelumnya (Parker, Hanson, & Hunsley, 1988). Mereka menyimpulkan
bahwa Rorschach dapat memberikan temuan yang valid, mencatat koefisien
validitas yang mirip dengan pengukuran terhadap MMPI dan IQ. Mereka
menekankan bahwa Rorschach memiliki keterbatasan konseptual dan empiris,
dan mendiskusikan beberapa isu tersebut harus diberikan prioritas. Mereka
termasuk mengklarifikasi lokus efektivitas Rorschach, memperbarui data
normatif, memeriksa reliabilitas dan kecukupan administrasi tes, menambahkan
studi mengenai stabilitas temporal, meneliti variabel yang dipelajari, dan terus
mempelajari isu-isu validitas tambahan dan utilitas klinis.
Gambaran umum
Beberapa komentar kontemporer dan kritik dari Rorschach dan dari
sistem yang komprehensif, mungkin tampak membingungkan, terutama bagi
pemula Rorschach. Tentu, Weiner (2001) dan Meyer dan Archer (2001) telah
menunjukkan, beberapa kritik telah dibenarkan karena ada banyak isu mengenai
Rorschach yang belum ditangani secara memadai, dan memerlukan penelitian
lebih lanjut. Namun Viglione dan Hilsenroth (2001) telah menunjukkan, banyak
kritik nampak yang ditandai dengan semacam naif, bias, atau kurangnya
pemahaman tentang Rorschach tersebut. Seperti disebutkan sebelumnya,
elemen-elemen ini juga ditandai banyak kritik dari tes selama 1950-an dan 1960an.
Meskipun kritik kontemporer fokus secara khusus pada Rorschach,
mungkin alasannya untuk menunjukkan bahwa mereka juga cenderung
mencerminkan distate yang terpendam bahwa beberapa psikiatri, dan terutama
psikologi, memiliki kepribadian untuk penilaian secara umum. mereka cenderung
74
untuk memperbaharui argumen Meehl 1954 untuk suatu pendekatan klinis dalam
menilai, yang mendukung kurangnya pemakaian waktu, teknik aktuaria
didasarkan. dalam perspektif yang lebih luas. Beberapa kritik kontemporer
Rorschach yang tampaknya ditujukan, setidaknya secara tidak langsung, di
penggunaan umum untuk tes psikologis dalam penilaian klinis. Misalnya, Hunsley
dan Bailey (1999, 2001) menunjukkan bahwa utilitas klinis harus didefinisikan
sebagai bukti meningkatnya hasil pasien pengaturan yang mengagumkan, tetapi
standar mungkin sangat realistis, Wich, di terbaik, akan sangat sulit untuk
menunjukkan untuk setiap pengujian atau penilaian lainnya Metode.
KEPUTUSAN TENTANG PENGGUNAAN RORSCHACH
Rorschach dapat dimasukkan dalam pendekatan berbagai penilaian, tetapi
keputusan untuk melakukannya harus berpikir hati-hati. Sebelum meletakkan
tangan ke kartu Rorschach, orang yang bertanggung jawab untuk penilaian
harus memutuskan apakah hasil potensi Rorschach dari Rorschach yang tepat
untuk, dan relevan dengan tujuan-tujuan penilaian. Seperti disebutkan dalam
Bab I, ada banyak metode penilaian yang dapat menghasilkan deskripsi yang
valid dan berguna. Dengan demikian, keputusan tentang apakah akan
menggunakan Rorschach yang mungkin paling baik ditentukan dengan
mengevaluasi potensi kegunaan dari deskripsi berbasis Rorschach dari
seseorang, sebagaimana berkontras dengan deskripsi yang dapat dirumuskan
dari sumber lain. Biasanya, data dari wawancara, observasi, atau tes selflaporan, menghasilkan deskripsi yang berfokus pada gejala dan / atau perilaku.
Deskripsi diformulasikan dari temuan Rorschach fokus lebih pada proses
psikologis yang menghasilkan gejala dan / atau perilaku.
75
Oleh karena itu, keputusan tentang penggunaan Rorschach mungkin
paling baik ditentukan dengan mengevaluasi kegunaan potensial dari Rorschach
berdasarkan deskripsi dari seorang individu, secara berbeda dengan deskripsi
yang dapat dirumuskan dari sumber lain. Secara tipikal, data dari interview,
observasi, atau tes self-report, menghasilkan deskripsi yang berfokus pada
gejala-gejala dan/atau perilaku. Deskripsi dirumuskan dari penemuan Rorscach
yang berfokus lebih banyak pada proses-proses psikologis yang menghasilkan
gejala dan/atau perilaku.
Keputusan untuk menggunakan Rorscach biasanya didasarkan pada
asumsi bahwa gambaran psikologis dari seseorang, sebagai seorang individu,
akan berguna untuk tujuan asesmen dan berkontribusi pada kesejahteraan klien
atau resolusi masalah yang berkaitan dengan klien. Dalam rentang tindakan
psikologis mencakup dalam menghasilkan respon Rorschach yang serupa
dengan yang dihasilkan oleh perilaku lainnya (lihat bab 11), penemuan dari tes
biasanya memberikan gambaran individual yang menekankan pada berbagai
macam asset yang unik, kewajiban, dan kecenderungan respon. Ketika seorang
individu di gambarkan dalam kerangka ini, hal ini menjadi sumber dari penetapan
isu
etiologi/penyebab
dan
dapat
menghasilkan
suatu
pedoman
untuk
mengidentifikasi tujuan treatment dan memilih metode treatment. Hal ini juga
menjadi relevan terhadap berbagai keputusan-keputusan penting yang berkaitan
dengan individu.
Merupakan hal yang penting untuk menekankan bahwa Rorschach tidak
menghasilkan data dari jawaban semua pertanyaan yang diajukan. Penemuan
Rorscach mungki hanya memiliki sedikit nilai atau sama sekali tidak memiliki nilai
dalam beberapa situasi asesmen. Misalnya, ketika pertanyaan asesmen berfokus
76
pada masalah fungsi intelektual atau pertanyaan mengenai keterlibatan
neurologis, Rorschach bukan merupakan pilihan tes yang tepat. Beberapa
elemen dalam Rorschach memiliki korelasi positif dengan indikasi-indikasi
inteligensi, namun Rorschach tidak dapat digunaan sebagai tes yang dapat
diandalkan maupun akurat dalam menggantikan suatu tes inteligensi. Sama
halnya dengan beberapa elemen dalam Rorschach memiliki probabilitas yang
tinggi terhadap munculnya beberapa kondisi yang berkaitan dengan disfungsi
neurologis, namun tidak satupun yang dapat dibuktikan dalam membedakan
secara diagnostic kecuali dalam kasus-kasus dimana disfungsi tersebut sangat
parah sehingga dapat dengan mudah dideteksi dengan mengobservasi individu
secara visual.
Dengan demikian, jika tujuan utama dari penilaian berkaitan dengan
pertanyaan atau masalah intelijen yang tepat mengenai fungsi kognitif,
Rorschach mungkin berguna hanya sebagai tambahan untuk memberikan
beberapa informasi cencerning kepribadian individu.
Seperti juga dicatat dalam Bab 1, ada kasus di mana pihak merujuk yakin
bahwa "tertanam" hubungan yang ada antara gejala yang muncul dari orang
tersebut dan pengobatan yang paling tepat bagi mereka gejala. Bila hal ini
terjadi, diragukan bahwa Rorschach temuan, atau mungkin setiap temuan lain
mengenai kepribadian, akan menambahkan sesuatu pada kesimpulan sudah
ditetapkan tentang pengobatan. Demikian juga, ada kasus di mana satu-satunya
tujuan dari penilaian ini adalah untuk membantu dalam pemilihan label dignostic.
Meskipun Rorschach temuan dapat berkontribusi untuk keputusan ini, mereka
memakan waktu untuk mengumpulkan dan metode penilaian lainnya mencapai
hal tersebut "label" obyektif dalam cara yang lebih efisien biaya.
77
Waktu adalah isu lain yang harus dipertimbangkan dalam membuat
keputusan tentang apakah akan menggunakan Rorschach tersebut. Beberapa
pengantar tes diperlukan, yang biasanya memakan waktu kurang dari 10 menit,
namun
pengecualian
untuk
perkiraan
yang
terjadi.
Kebanyakan
orang
menyelesaikan tes dalam waktu kurang dari satu jam, tapi sekali lagi ada
pengecualian dan beberapa orang mungkin memakan waktu cukup lama. Ketika
keputusan dibuat untuk memasukkan Rorschach dalam rutinitas penilaian, itu
adalah sangat penting bahwa pemeriksa telah diberikan waktu yang cukup untuk
pergi melalui prosedur tes dengan benar, dan tidak merasa tertekan karena
masalah waktu.
RORSCHACH DAN TES LAIN
Dalam beberapa kasus, hasil dari Rorschach mungkin cukup untuk
mengatasi masalah penilaian yang telah diajukan, tetapi biasanya penilai akan
menggunakan beberapa prosedur. Biasanya, ini melibatkan wawancara dan tes
lain. Yang terakhir kadang-kadang dapat mencakup sesedikit dua atau tiga tes,
tetapi juga dapat mencakup lebih dari tiga.
Alasan untuk menggunakan metode multitest telah diperluas. Tempat yang
mendasari pendekatan dasar dua kali lipat. Pertama adalah bahwa tes tidak
begitu luas cakupannya untuk menguji segala sesuatu. Tes yang berbeda
berfokus pada dimensi yang berbeda atau fungsi dari individu, dan kelengkapan
tes menyediakan database dari evaluasi individu. Kedua, adanya tes yang
tumpang tindih sampai batas tertentu, sehingga kemungkinan terdapat crossvalidasi informasi yang diperoleh dari setiap tes yang tunggal. Pendekatan
mulititest diperdebatkan untuk meminimalkan eror dan memaksimalkan akurasi.
78
Pendukung dari pendekatan tes ini telah menyarankan bahwa hal tersebut dapat
dipandang sebagai sampel beberapa perilaku, mencatat bahwa beberapa data
instrumenmenghasilkan spekulasi lebih besar, sedangkan data gabungan dari
beberapa instrumen memberikan kepastian yang lebih besar dalam kesimpulan.
Sayangnya, masih terdapat contoh yang
terlalu banyak di mana seorang
psikolog klinis menggunakan seri yang sama dari tes, tidak peduli dengan tugas
yang ditunjuk dan terlepas dari data yang ersedia selama proses pengujian. Hal
ini ini merupakan taktik penilaian pada tahun 1940an dan 1950an ketika peran
utama psikolog klinis adalah psikodiagnostik, dan rutinitas penilaian sering tidak
sangat fleksibel. Data tidak selalu diperlukan untuk tujuan assessment dan
jumlah waktu yang digunakan dalam assessment tidak boleh tidak proporsional
dengan tujuan.
Hal penting lainnya dalam keputusan
yang dibuat oleh assesor adalah
meletakkan setiap prosedur ke dalam proses. Van de Castle (1964) menemukan
bahwa tes dapat mengubah konten manusia dalam respon Rorschach. Grisso
dan Meadow (1967) menyatakan adanya perbedaan dengan WAIS dalam
‘performances” tergantung pada apakah WAIS diberikan sebelum atau setelah
Rorschach. Exner dan Hark (1980) menemukan bahwa administrasi Rorschach
setelah tiga jam tes memiliki rata-rata jumlah yang rendah secara signifikan dari
respon dibandingkan yang diberikan setelah 90 menit. Hal ini mungkin, meskipun
tidak terbukti, bahwa produktivitas Rorschach akan dipengaruhi oleh hampir
semua prosedur dalam proses assessment yang dapat menimbulkan stres
terhadap subyek.
Misalnya, orang-orang dengan beberapa dysfunctioning kognitif seringkali
akan mengalami kesulitan pada tes kategori atau tes Tactual Performance dari
79
Halstead-Reitan Battery. Dengan demikian, mungkin tidak bijaksana untuk
melaksanakan Rorschach segera setelah salah satu dari prosedur kecuali jika
orang tersebut telah melakukan dengan baik. Begitu juga, mungkin lebih baik
tidak memberika tes Rorschach segera setelah MMPI. Meskipun MMPI dapat
menghasilkan informasi yang sangat penting tentang seseorang, itu juga dapat
menghasilkan efek kelelahan yang dapat mempengaruhi kinerja Rorschach.
Setiap kali pendekatan tes battery dipilih, faktor waktu menjadi penting.
Biasanya, ketika isu neuropsikologi tidak dilibatkan, proses penilaian total harus
diselesaikan dalam wakturentang waktu tiga jam. Dalam assesment kontemporer
yang akan ditargetkan terhadap gambaran yang cukup lengkap dari orang
tersebut, tiga tes terbaik mungkin dianggap sebagai pembentuk inti dari prosedur
penilaian: (1) Salah satu dari tes intelegensi Wechsler, (2) Tes Rorschach, dan
(3) Tes MMPI. Ketiganya memiliki sifat empiris yang kokoh, dan masing-masing
menyediakan banyak informasi kepada dokter terlatih untuk dapat menghasilkan
hipotesis penting dan bermakna banyak mengenai individu.
80
Download