KAMPANYE KOMUNIKASI IAIN RADEN FATAH MENJADI UIN RADEN FATAH Oleh: Aliasan, M.Pd.I, dkk IAIN Raden Fatah Palembang merupakan salah satu dari 14 IAIN yang ada di Indonesia, dari 14 IAIN yang ada 6 diantaranya sudah menjadi UIN yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Malang, UIN Bandung, UIN Syarif Qasim Riau, dan UIN Alaudin Makassar. Program IAIN menjadi UIN merupakan pilot project dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Pada dasarnya IAIN Raden Fatah secara mental su dah siap berubah status menjadi Univeritas Islam Negeri apalagi di wilayah Sumatera Selatan hanya terdapat dua Universitas Negeri namun kenyataannya sampai hari ini keinginan untuk berubah menjadi UIN belum bisa terwujud. Masyarakat pada umumnya mengan ggap bahwa lembaga pendidikan tinggi Islam hanya boleh mengembangkan lima fakultas, fakultas Ushuluddin, fakultas Syariah, fakultas Tarbiyah, fakultas Dakwah, dan fakultas Adab. Anggapan ini sebenarnya anggapan yang keliru karena lembaga pendidikan tinggi Islam memiliki banyak keunggulan-keunggulan dibanding universitas -universitas umum. Sebagai contoh jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnali stik di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jika di universitas-universitas umum komunika si dan jurnalisme selalu berkiblat pada teori-teori Barat apalagi mengenai kebebasan pers sangat mengagung agungkan Amandemen Pertama ( First Amandement) sebagai pilarnya. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnali stik di IAIN lebih unggul karena mahasiswanya bukan hanya mengka ji teori-teori umum yang berkiblat ke Barat tetapi juga dibekali dengan kajian yang mendalam tentang Al Quran dan Hadist. Demikian pula dengan jurusan-jurusan yang lain di lingkungan IAIN Raden Fatah dan juga lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam. Keseriusan IAIN Raden Fatah untuk berubah menjadi UIN layak didukung namun selama ini pemimpin di lingkungan IAIN Raden Fatah terkesan bekerja sendiri dalam artian top leader tidak membentuk tim kampanye tersendiri yang akan menjadi ujung tombak penentu keber hasilan program pengembangan IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah. Peran kampanye program pengembangan IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah sedikit berbeda dengan kampanye po litik tetapi tujuannya sama kampanye komunikasi publik sebagai usaha yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk (meyakinkan), atau memotivasi perubahan perilaku khalayak sasaran dalam jumlah besar, yang umumnya bukan untuk tujuan komersil dan dilaksanakan pada kurun waktu tertentu dengan dukungan aktivitas komunikasi yang melibatkan media massa dan juga komunikasi interpersonal. Perumusan Masalah Berdasarkan pemikiran tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian : bagaimana strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang khususnya pada tahap pelaksanaan kampanye komunikasi, mengapa terjadi kesenjangan keberhasilan pelaksanaan program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari segi kampany e komunikasi, dan bagaimana efektivitas pelaksanaan kampanye komunikasi yang dilaksanakan lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang. KERANGKA KONSEP Komunikasi Komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama, dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi (Schramm dan Kincaid, 1987 : 6). Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyarakatkan pe nyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada sesesorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melaui media. Komunikasi dalam hal ini dipandang sebagai suatu proses linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya. Komunikasi dalam program pengembangan IAIN menjadi UIN juga merupakan proses linear di mana informasi dimulai dari lembaga IAIN Raden Fatah Palembang mengenai program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang dan berakhir pada pengambil kebijakan dalam pengembangan lembaga pendidikan tinggi sebagai sasaran atau tujuan dari program yang digagas oleh pemerintah. Strategi Komunikasi Strategi adalah perencanaan dan manaje men untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk tujuan tersebut, strategi tak hanya berfungsi sebagai peta jalan untuk mengetahui seluk beluk keadaan suatu sistem, namun juga menunjukkan bagaiman kiat-kiat yang harus dilakukan agar cara -cara operasional suatu sistem dapat berjalan sesuai rencana awal. (Effendy, 1992:29). Effendy (1993) mengatakan strategi baik secara makro (planned multimedia strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu : 1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. 2. Menjembatani ”cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai -nilai budaya. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, m elainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Dengan demikian strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi ( communication management) untuk mencapai suatu tujuan (Onong, 1989:35). Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan ( approach) bisa berbeda tergantung pada situasi dan kondisi. Ketika suatu pesan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi ia juga memperhatikan siapa yang mengatakan. Selanjutnya Tan (1981) mengatakan kredibilitas sumber terdiri dari dua unsur, yaitu keahlian dan kepercayaan. Keahlian diukur dengan sejauh mana komunikan menganggap komunikator mengetahui jaw aban yang benar sedangkan kepercayaan dioperasionalisasikan sebagai persepsi komunikan tentang sejauh mana komunikator bersikap tidak memihak dalam penyampaian pesan. Dari variabel kredibilitas dapat ditentukan dimensi-dimensinya yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan komunikator. Kampanye Komunikasi Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi didalam menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktifitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasil kan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada kurun waktu tertentu. (Rogers & Storey, 1987). Merujuk pada defenisi tersebut maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yaitu : (1) tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, (2) jumlah khalayak sasaran yang besar, (3) biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu, dan (4) melalui serangkaian tindakan komunik asi yang terorganisasi. Selanjutnya Rice & Atkin (2001) mengemukakan defenisi kampanye komunikasi publik sebagai berikut : ”Public communication campaign as purposive attempt to inform, persuade, or motivate behavior changes in a relatively well -defined and large audience, generally for noncommercial benefits to the individual and/or society, typically within a given time period, by means of organized communication activities involving mass media and often complemented by interpersonal support.” Dari defenisi Rice & Atkin tersebut dapat diartikan bahwa kampanye komunikasi publik sebagai usaha yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk (meyakinkan), atau memotivasi perubahan perilaku khalayak sasaran dalam jumlah besar, yang umumnya bukan untuk tujua n komersil dan dilaksanakan pada kurun waktu tertentu dengan dukungan aktivitas komunikasi yang melibatkan media massa dan juga komunikasi interpersonal. Model Kampanye Komunikasi Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur -unsur terpenting fenomena tersebut (Mulyana, 2000 dalam Venus 2004: 12). Model hanyalah merupakan gambaran tentang fenomena atau realitas yang telah disederhanakan. Model memiliki manfaat untuk memudahkan pemahaman mengenai berlangs ungnya suatu hal. a. Model Konponensial Kampanye Model ini mengambil komponen -komponen pokok yang terdapat dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan -pesan kampanye. Unsur -unsur yang terdapat di dalamnya meliputi : sumber kampanye, saluran, pesan, p enerima kampanye, efek dan umpan balik. Unsur -unsur ini harus dipandang sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye. Model kampanye komponensial menggambarkan bahwa sumber ( campaign makers) memiliki peran yang dominan. Sumber secar a aktif mengkonstruksi pesan yang ditujukan untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak (campaign receivers). Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi seperti media massa, media tradisional atau saluran personal. Ketika pesan -pesan diterima khalayak diharapkan muncul efek perubahan pada khalayak penerima. Terjadi atau tidaknya efek perubahan tersebut dapat diidentifikasi dari umpan balik yang diterima sumber. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dilakukan yaitu bagaimana strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang, maka pendekatan penelitian yang diperlukan adalah penelitian kual itatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif menunjuk kepada prosedur -prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobservasi. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan pandangan pandangan dasar interpretif dan fenomenologis. Beberapa pandangan mendasar tersebut adalah bahwa (1) realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan sesuatu yang berada di luar individu -individu, (2) manusia tidak secara sederhana mengikuti hukum -hukum alam di luar diri, melainkan menciptakan rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya, (3) ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari -hari, bersifat induktif, idiografis dan tidak bebas nilai, serta (4) penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial (Sa rantakos, 1993). Metode Penelitian Berdasarkan pada pertanyaan penelitian yang lebih berkenaan dengan how atau why maka pemilihan metode penelitian studi kasus dianggap dapat menjawab kebutuhan mengeksplorasi data tanpa batasan operasionalisasi konsep. Studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan how atau why di mana peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila mana fokus penelitian terletak pa da fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata. Studi kasus adalah strategi penelitian yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis dalam konteks tunggal di mana studi kasus dapat melibatkan satu kasus atau lebih, dengan tingkatan alisis yang berbeda-beda selain itu studi kasus dapat digunakan untuk memberikan gambaran terhadap suatu masalah, pengujian teori, atau pembentukan teori. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi / pengamatan Observasi dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data lebih dalam dan lebih akurat. Teknik ini digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kampanye komunikasi yang dilaksanakan efektif. Selain itu pengamatan juga bisa dilakukan untuk menghindari terjaringnya data yang bias yang disebabkan karena peneliti kurang bisa mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti dengan yang diwawancarai ataupun karena reaksi emosional peneliti pada suatu waktu. Artinya pengamatan m embantu mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya. b. Indepth interview / wawancara mendalam Peneliti akan menggunakan indepth interview / wawancara mendalam kepada beberapa informan yang terlibat dalam pelaksanaan program pengembangan IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah. Pemilihan teknik pengumpulan data depth interview ini karena peneliti ingin mengungkap data mendalam dan personal/ sensitive sehingga dapat mengeksplore d ata lebih dalam. Data yang ingin dihasilkan adalah bagaimana penerapan kampanye komunikasi dalam program pengembangan IAIN menjadi UIN. c. Dokumen Dalam penelitian ini metode pengumpulan data berupa dokumen yang fungsinya untuk meningkatkan keabsahan da ta dan menjadi data pendukung dalam penelitian. ANALISA HASIL PENELITIAN Data yang telah ditemukan di lapangan dalam penelitian tentang “ Kampanye Komunikasi IAIN Raden Fatah Menjadi UIN Raden Fatah ” yang dilakukan IAIN Raden Fatah, akan dianalisis deng an berpedoman kepada pertanyaan -pertanyaan penellitian atau research question yang telah dirumuskan. Penulisan analisis hasil penelitian yaitu mengikuti pembagian yang telah dibuat sebelumnya pada temuan data lapangan, sesuai dengan tujuan penelitian : (1) Strategi komunikasi IAIN Raden Fatah dalam pelaksanaan program IAIN menjadi UIN khususnya pada tahap pelaksanaan kampanye komunikasi ; (2) Penyebab terjadinya kesenjangan keberhasilan program ditinjau dari segi pelaksanaan kampanye komunikasi; dan (3) Evaluasi pelaksanaan kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN Raden Fatah. 1. Strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan program IAIN menjadi UIN Raden Fatah khususnya pada tahap pelaksanaan kampanye komunikasi Strategi komunikasi meru pakan paduan antara perencanaan komunikasi (communication planning ) dengan manajemen komunikasi ( communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Onong, 1989:35). Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan ba gaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti bahwa pendekatan (aproach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaaan, taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah dalam program menjadi UIN Raden Fatah adalah ada pelaksanaan kampanye tanpa ada perencanaan terlebih dulu. 2. Penyebab terjadinya kesenjangan keberhasilan program lembaga IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden ditinjau dari segi pelaksanaan kampanye komunikasi Kesenjangan keberhasilan program lembaga IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden ditinjau dari segi pelaksanaan kampanye komunikasi adalah disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : 1. Adanya kesenjangan komunikasi. Kesenjangan komunikasi (communication gap) adalah suatu kondisi di mana fungsi-fungsi komunikasi tidak berja lan dengan baik antara sumber informasi (source) dan penerima (receiver). Munculnya communication gaps, menurut Dervin (1980), adalah dari adanya kesenjangan informasi ( information gap atau information inequity) di mana selalu ada perbedaan kemampuan masya rakat dalam menangkap, mengolah, dan menyampaikan (mengkomunikasikan) informasi yang diterima kepada orang lain. Kesenjangan komunikasi dalam pelaksanaan kampanye komunikasi disebabkan oleh : 1. Intrapersonal communication gaps 2. Interpersonal communica tion gaps 3. Information/knowledge gaps (kurangnya pengetahuan atau informasi) 4. Bureaucratic barriers (hambatan birokrasi) 5. Foreign body invasion syndrome Menurut Hyman dan Sheatsley (Venus, 2004 :130) faktor -faktor penghambat keberhasilan kampanye adalah : a. Pada kenyataannya memang selalu ada sekelompok khalayak yang ‘tidak akan tahu’ tentang pesan -pesan kampanye yang ditujukan kepada mereka. Ketidaktahuan tersebut bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari ketidakseriusan memperhatikan pesan hingg a ketidakmampuan memahami isi pesan. b. Kemungkinan individu memberikan tanggapan pada pesan -pesan kampanye akan meningkat bila ketertarikan dan keterlibatan mereka terhadap isu yang akan diangkat juga meningkat. Ini artinya jika sedikit orang yang tertarik m aka sedikit pula yang memberikan respons. Implikasinya, bila instruksi pesan kampanye yang dibuat tidak cukup mampu menarik perhatian maka dapat diramalkan program tersebut akan gagal dalam mencapai tujuan pertama setiap kampanye yakni ‘mencuri’ perhatian khalayak. c. Orang akam membaca dan mempersepsikan informasi yang mereka terima berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki. Ini artinya orang akan memberikan respons yang berbeda terhadap pesan -pesan yang sama. Bahkan orang-orang akan membaca dan memberikan tekanan yang berbeda pada pesan-pesan yang disampaikan kepada mereka. Implikasinya, agar program kampanye terhindar dari kegagalan maka karakteristik khalayak harus diperhatikan sehingga pesan -pesan kampanye dapat dirancang sesuai dengan segmen khalayak yang dituju. d. Kemungkinan individu untuk menerima informasi atau gagasan baru akan meningkat bila informasi tersebut sejalan dengan sikap yang telah ada. Dengan kata lain orang cenderung menghindari informasi yang tidak sesuai dengan apa yang telah diyakini. Selanjutnya Kotler dan Roberto (dalam Venus, 2004 : 131) menjelaskan faktor- faktor yang menyebabkan sebuah program kampanye mengalami kegagalan yaitu : a. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya secara tepat. Merek a mengalamatkan kampanye tersebut kepada semua orang. Hasilnya kampanye tersebut menjadi tidak terfokus dan tidak efektif karena pesan -pesan tidak dapat dikonstruksi sesuai dengan karakteristik khalayak. b. Pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga ti dak cukup mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan yang diterima. c. Lebih dari itu pesan-pesan tersebut juga tidak memberikan semacam ‘petunjuk’ bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang diperlukan. d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi perubahan sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa menindaklanjuti dengan komunikasi antar pribadi. Padahal justru melalui komunikasi antarpribadilah efek perubahan sikap dan perilaku lebih dapat diharapkan muncul. e. Sebuah kampanye dapat gagal karena anggaran untuk membiayai program tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak bisa berbuat secara total. 3. Evaluasi pelaksanaan program kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN Raden Fatah Secara umum lembaga IAIN Raden Fatah telah melaksanakan kampanye perubahan status IAIN menjadi UIN Raden Fatah tetapi kampanye yang dilakukan tidak terencana, yang mengakibatkan pelaksanaan kampanye berjalan begitu saja tanpa ada perencanaan sehingga tidak fokus pada satu tujuan kampanye di mana pada awalnya tujuan kampanye adalah untuk merubah status IAIN menjadi UIN namun ada wacana lain untuk mengubahnya menjadi USTIN sehingga dalam tahap perencanaan pun tidak fokus. Tabel : Ringkasan Analisis Penelitian Tahapan Model Komunikasi S-M-C-R-E Indikasi Source Pimpinan IAIN Raden Fatah memiliki kredibilitas tinggi dalam kampanye komunikasi program IAIN menjadi UIN Memenuhi syarat untuk dapat diterima namun kurang fokus pada satu tujuan kampanye tertentu. Medium pesan adalah komunikasi antar pribadi sehingga dapat mempengaruhi kognisi sasaran kampanye Kemenag dan Bappenas Kampanye mendukung keberhasilan program IAIN menjadi UIN Message Channel Receiver Effect KESIMPULAN Untuk menyatakan pelaksanaan kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN Raden Fatah dapat dibagi menjadi 3 sub bagian kesimpulan berikut : 1. Secara umum strategi komunikasi dalam hal ini pelaksanaan kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN Raden Fatah adalah tidak memadukan perencanaan dan manajemen komunikasi di mana dalam pelaksanaan kampanye terlebih dahulu menetapkan tujuan kampanye. 2. Kesenjangan keberhasilan program IAIN menjadi UIN Raden Fatah disebabkan oleh kesenjangan komunikasi , Kesenjangan komunikasi dalam pelaksanaa n program IAIN menjadi UIN Raden Fatah terlihat dengan banyaknya lobby politik yang coba dilakukan pimpinan Institut justru menjadikan tujuan awal menjadi semakin jauh. 3. IAIN Raden Fatah telah melaksanakan kampanye komunikasi dalam program pengembangan status IAIN menjadi UIN, namun pelaksanaan kampanye tidak memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan program IAIN menjadi UIN disebabkan belum adanya perencanaan baik. DAFTAR PUSTAKA Miller, Katherine (2005). Communication Theories: Pes pective, Processes, and Contexts (2nd ed.). Singapore. McGraw -Hill International Edition. Dervin, Brenda & Voight, M (1980). Communication Gaps and Inequities : Moving Toward a Reconseptualization, progress in communication science (Vol. 2, pp. 73-112) Hampton Press. Rogers, Everett M & F.F. Shoemaker,(2003 ). Communication of Innovations Cross Cultural Approach. New York: The Free Press. Roger, Everret M. (1997). A History of Communication Study. Free Press. Berger, Charles R, dkk (1987) Handbook of Communication Science, The Publisher of. Professional Social Science. Hettne, Bjorn (1990). Development Theory and The Three Worlds . Longman Group Limited. London. De Vito, Joseph A. (1997). Human communication. Terjemahan Agus Maulana/ Jakarta : Proffesional Books. Denzin, Norman K & Yvonna S. Lincoln (2000). Handbook of Qualitatif Research . California; Sage Publications Ltd. Effendy, Onong Uchjana (1993). Komunikasi dan Modernisasi , Alumni : Bandung. Littlejohn, Stephen W. (2002) Theories of Human Communic ation. WadsworthThomson Learning, Seventh Edition. Argyris,C. (1991). Teaching Smart People How to Learn. Harvard Bussiness Review. Simmons, Robert E. (1990). Communication Campaign Management. Longman. Suparlan, Parsudi. (1994). Pembangunan Yang Terpadu dan Berkesinambungan. Balitbang Sosial. Depsos RI. Suwarsono. (2000). Perubahan Sosial dan Pembangunan . LP3ES. Rice, Ronald E. (2001). Public Communication Campaign . Sage. Danim, Sudarman. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung : CV Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. (1987). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis . Jakarta : PT Bina Aksara. Mc Quail, Denis. (1994). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar . Penerbit Erlangga. Yin, Robert. K. (2006). Studi Kasus Desain dan Metode . PT Raja Grafindo persada, Jakarta. Nasution, Zulkarimen. (2007). Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. PT Raja Grafindo persada, Jakarta. Ruslan, Rosady.(2005). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations , edisi ke-4, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.