KAMPANYE KOMUNIKASI IAIN RADEN FATAH MENJADI UIN

advertisement
KAMPANYE KOMUNIKASI IAIN RADEN FATAH
MENJADI UIN RADEN FATAH
Oleh: Aliasan, M.Pd.I, dkk
IAIN Raden Fatah Palembang merupakan salah satu dari 14 IAIN yang ada di
Indonesia, dari 14 IAIN yang ada 6 diantaranya sudah menjadi UIN yaitu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Malang, UIN Bandung,
UIN Syarif Qasim Riau, dan UIN Alaudin Makassar. Program IAIN menjadi UIN
merupakan pilot project dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Pada dasarnya
IAIN Raden Fatah secara mental su dah siap berubah status menjadi Univeritas Islam
Negeri apalagi di wilayah Sumatera Selatan hanya terdapat dua Universitas Negeri
namun kenyataannya sampai hari ini keinginan untuk berubah menjadi UIN belum
bisa terwujud.
Masyarakat pada umumnya mengan ggap bahwa lembaga pendidikan tinggi
Islam hanya boleh mengembangkan lima fakultas, fakultas Ushuluddin, fakultas
Syariah, fakultas Tarbiyah, fakultas Dakwah, dan fakultas Adab. Anggapan ini
sebenarnya anggapan yang keliru karena lembaga pendidikan tinggi Islam memiliki
banyak keunggulan-keunggulan dibanding universitas -universitas umum. Sebagai
contoh jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnali stik di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Jika di universitas-universitas umum komunika si dan jurnalisme selalu
berkiblat pada teori-teori Barat apalagi mengenai kebebasan pers sangat mengagung agungkan Amandemen Pertama ( First Amandement) sebagai pilarnya. Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnali stik di IAIN lebih unggul karena
mahasiswanya bukan hanya mengka ji teori-teori umum yang berkiblat ke Barat tetapi
juga dibekali dengan kajian yang mendalam tentang Al Quran dan Hadist. Demikian
pula dengan jurusan-jurusan yang lain di lingkungan IAIN Raden Fatah dan juga
lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam.
Keseriusan IAIN Raden Fatah untuk berubah menjadi UIN layak didukung
namun selama ini pemimpin di lingkungan IAIN Raden Fatah terkesan bekerja
sendiri dalam artian top leader tidak membentuk tim kampanye tersendiri yang akan
menjadi ujung tombak penentu keber hasilan program pengembangan IAIN Raden
Fatah menjadi UIN Raden Fatah.
Peran kampanye program pengembangan IAIN Raden Fatah menjadi UIN
Raden Fatah sedikit berbeda dengan kampanye po litik tetapi tujuannya sama
kampanye komunikasi publik sebagai usaha yang bertujuan untuk menginformasikan,
membujuk (meyakinkan), atau memotivasi perubahan perilaku khalayak sasaran
dalam jumlah besar, yang umumnya bukan untuk tujuan komersil dan dilaksanakan
pada kurun waktu tertentu dengan dukungan aktivitas komunikasi yang melibatkan
media massa dan juga komunikasi interpersonal.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian :
bagaimana strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam
pelaksanaan program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah
Palembang khususnya pada tahap pelaksanaan kampanye komunikasi, mengapa
terjadi kesenjangan keberhasilan pelaksanaan program IAIN Raden Fatah Palembang
menjadi UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari segi kampany e komunikasi, dan
bagaimana efektivitas pelaksanaan kampanye komunikasi yang dilaksanakan lembaga
IAIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan program IAIN Raden Fatah
Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang.
KERANGKA KONSEP
Komunikasi
Komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara
bersama, dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi (Schramm dan
Kincaid, 1987 : 6). Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah
komunikasi yang mengisyarakatkan pe nyampaian pesan searah dari seseorang (atau
suatu lembaga) kepada sesesorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung
(tatap muka) ataupun melaui media.
Komunikasi dalam hal ini dipandang sebagai suatu proses linear yang dimulai
dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.
Komunikasi dalam program pengembangan IAIN menjadi UIN juga merupakan
proses linear di mana informasi dimulai dari lembaga IAIN Raden Fatah Palembang
mengenai program IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah
Palembang dan berakhir pada pengambil kebijakan dalam pengembangan lembaga
pendidikan tinggi sebagai sasaran atau tujuan dari program yang digagas oleh
pemerintah.
Strategi Komunikasi
Strategi adalah perencanaan dan manaje men untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Untuk tujuan tersebut, strategi tak hanya berfungsi sebagai peta jalan untuk
mengetahui seluk beluk keadaan suatu sistem, namun juga menunjukkan bagaiman
kiat-kiat yang harus dilakukan agar cara -cara operasional suatu sistem dapat berjalan
sesuai rencana awal. (Effendy, 1992:29). Effendy (1993) mengatakan strategi baik
secara makro (planned multimedia strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu :
1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif,
dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil
yang optimal.
2. Menjembatani ”cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioperasionalkannya
media
massa yang begitu ampuh, yang jika
dibiarkan akan merusak nilai -nilai budaya.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning) dan manajemen
untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, m elainkan harus
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Dengan demikian strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi ( communication
management) untuk mencapai suatu tujuan (Onong, 1989:35). Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan ( approach) bisa berbeda
tergantung pada situasi dan kondisi.
Ketika suatu pesan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa
yang dikatakan tetapi ia juga memperhatikan siapa yang mengatakan. Selanjutnya
Tan (1981) mengatakan kredibilitas sumber terdiri dari dua unsur, yaitu keahlian dan
kepercayaan. Keahlian diukur dengan sejauh mana komunikan menganggap
komunikator mengetahui jaw aban yang benar sedangkan kepercayaan
dioperasionalisasikan sebagai persepsi komunikan tentang sejauh mana komunikator
bersikap tidak memihak dalam penyampaian pesan. Dari variabel kredibilitas dapat
ditentukan dimensi-dimensinya yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan
komunikator.
Kampanye Komunikasi
Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi didalam
menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan
mengorganisir aktifitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasil kan dampak
pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai
dengan target yang ingin dicapai, pada kurun waktu tertentu. (Rogers & Storey,
1987). Merujuk pada defenisi tersebut maka setiap aktivitas kampanye komunikasi
setidaknya harus mengandung empat hal yaitu : (1) tindakan kampanye yang
ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, (2) jumlah khalayak sasaran
yang besar, (3) biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu, dan (4) melalui
serangkaian tindakan komunik asi yang terorganisasi.
Selanjutnya Rice & Atkin (2001) mengemukakan defenisi kampanye
komunikasi publik sebagai berikut :
”Public communication campaign as purposive attempt to inform, persuade,
or motivate behavior changes in a relatively well -defined and large audience,
generally for noncommercial benefits to the individual and/or society,
typically within a given time period, by means of organized communication
activities involving mass media and often complemented by interpersonal
support.”
Dari defenisi Rice & Atkin tersebut dapat diartikan bahwa kampanye
komunikasi publik sebagai usaha yang bertujuan untuk menginformasikan,
membujuk (meyakinkan), atau memotivasi perubahan perilaku khalayak sasaran
dalam jumlah besar, yang umumnya bukan untuk tujua n komersil dan dilaksanakan
pada kurun waktu tertentu dengan dukungan aktivitas komunikasi yang melibatkan
media massa dan juga komunikasi interpersonal.
Model Kampanye Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak,
dengan menonjolkan unsur -unsur terpenting fenomena tersebut (Mulyana, 2000
dalam Venus 2004: 12). Model hanyalah merupakan gambaran tentang fenomena
atau realitas yang telah disederhanakan.
Model memiliki manfaat untuk
memudahkan pemahaman mengenai berlangs ungnya suatu hal.
a. Model Konponensial Kampanye
Model ini mengambil komponen -komponen pokok yang terdapat dalam suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan -pesan kampanye. Unsur -unsur yang
terdapat di dalamnya meliputi : sumber kampanye, saluran, pesan, p enerima
kampanye, efek dan umpan balik. Unsur -unsur ini harus dipandang sebagai satu
kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye.
Model kampanye komponensial menggambarkan bahwa sumber ( campaign
makers) memiliki peran yang dominan. Sumber secar a aktif mengkonstruksi pesan
yang ditujukan untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak (campaign
receivers). Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi
seperti media massa, media tradisional atau saluran personal. Ketika pesan -pesan
diterima khalayak diharapkan muncul efek perubahan pada khalayak penerima.
Terjadi atau tidaknya efek perubahan tersebut dapat diidentifikasi dari umpan balik
yang diterima sumber.
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang dilakukan yaitu bagaimana strategi
komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan program
IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN Raden Fatah Palembang, maka
pendekatan penelitian yang diperlukan adalah penelitian kual itatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan kualitatif menunjuk kepada prosedur -prosedur riset yang
menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah
laku mereka yang terobservasi. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan pandangan pandangan dasar interpretif dan fenomenologis. Beberapa pandangan mendasar
tersebut adalah bahwa (1) realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan
diinterpretasikan, bukan sesuatu yang berada di luar individu -individu, (2) manusia
tidak secara sederhana mengikuti hukum -hukum alam di luar diri, melainkan
menciptakan rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya, (3) ilmu didasarkan
pada pengetahuan sehari -hari, bersifat induktif, idiografis dan tidak bebas nilai, serta
(4) penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial (Sa rantakos, 1993).
Metode Penelitian
Berdasarkan pada pertanyaan penelitian yang lebih berkenaan dengan how
atau why maka pemilihan metode penelitian studi kasus dianggap dapat menjawab
kebutuhan mengeksplorasi data tanpa batasan operasionalisasi konsep. Studi kasus
merupakan strategi yang cocok bila pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan
how atau why di mana peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila mana fokus penelitian terletak pa da
fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata. Studi kasus adalah strategi
penelitian yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis dalam
konteks tunggal di mana studi kasus dapat melibatkan satu kasus atau lebih, dengan
tingkatan alisis yang berbeda-beda selain itu studi kasus dapat digunakan untuk
memberikan gambaran terhadap suatu masalah, pengujian teori, atau pembentukan
teori.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi / pengamatan
Observasi dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data lebih dalam dan
lebih akurat. Teknik ini digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kampanye
komunikasi yang dilaksanakan efektif. Selain itu pengamatan juga bisa dilakukan
untuk menghindari terjaringnya data yang bias yang disebabkan karena peneliti
kurang bisa mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti
dengan yang diwawancarai ataupun karena reaksi emosional peneliti pada suatu
waktu. Artinya pengamatan m embantu mengoptimalkan kemampuan peneliti dari
segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya.
b. Indepth interview / wawancara mendalam
Peneliti akan menggunakan indepth interview / wawancara mendalam kepada
beberapa informan yang terlibat dalam pelaksanaan program pengembangan IAIN
Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah. Pemilihan teknik pengumpulan data depth
interview ini karena peneliti ingin mengungkap data mendalam dan personal/
sensitive sehingga dapat mengeksplore d ata lebih dalam. Data yang ingin dihasilkan
adalah bagaimana penerapan kampanye komunikasi dalam program pengembangan
IAIN menjadi UIN.
c. Dokumen
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data berupa dokumen yang
fungsinya untuk meningkatkan keabsahan da ta dan menjadi data pendukung dalam
penelitian.
ANALISA HASIL PENELITIAN
Data yang telah ditemukan di lapangan dalam penelitian tentang “ Kampanye
Komunikasi IAIN Raden Fatah Menjadi UIN Raden Fatah ” yang dilakukan IAIN
Raden Fatah, akan dianalisis deng an berpedoman kepada pertanyaan -pertanyaan
penellitian atau research question yang telah dirumuskan. Penulisan analisis hasil
penelitian yaitu mengikuti pembagian yang telah dibuat sebelumnya pada temuan
data lapangan, sesuai dengan tujuan penelitian : (1) Strategi komunikasi IAIN Raden
Fatah dalam pelaksanaan program IAIN menjadi UIN khususnya pada tahap
pelaksanaan kampanye komunikasi ; (2) Penyebab terjadinya kesenjangan
keberhasilan program ditinjau dari segi pelaksanaan kampanye komunikasi; dan (3)
Evaluasi pelaksanaan kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN Raden Fatah.
1. Strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah Palembang dalam
pelaksanaan program IAIN menjadi UIN Raden Fatah khususnya pada tahap
pelaksanaan kampanye komunikasi
Strategi komunikasi meru pakan paduan antara perencanaan komunikasi
(communication planning ) dengan manajemen komunikasi ( communication
management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Onong, 1989:35). Untuk
mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan ba gaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti bahwa pendekatan
(aproach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi
dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaaan, taktik, cara
yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan memperhatikan
keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Strategi komunikasi lembaga IAIN Raden Fatah dalam program menjadi UIN
Raden Fatah adalah ada pelaksanaan kampanye tanpa ada perencanaan terlebih dulu.
2. Penyebab terjadinya kesenjangan keberhasilan program lembaga IAIN
Raden Fatah menjadi UIN Raden ditinjau dari segi pelaksanaan kampanye
komunikasi
Kesenjangan keberhasilan program lembaga IAIN Raden Fatah menjadi UIN
Raden ditinjau dari segi pelaksanaan kampanye komunikasi adalah disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya kesenjangan komunikasi.
Kesenjangan komunikasi (communication gap) adalah suatu kondisi di mana
fungsi-fungsi komunikasi tidak berja lan dengan baik antara sumber informasi
(source) dan penerima (receiver). Munculnya communication gaps, menurut Dervin
(1980), adalah dari adanya kesenjangan informasi ( information gap atau information
inequity) di mana selalu ada perbedaan kemampuan masya rakat dalam menangkap,
mengolah, dan menyampaikan (mengkomunikasikan) informasi yang diterima kepada
orang lain. Kesenjangan komunikasi dalam pelaksanaan kampanye komunikasi
disebabkan oleh :
1. Intrapersonal communication gaps
2. Interpersonal communica tion gaps
3. Information/knowledge gaps (kurangnya pengetahuan atau informasi)
4. Bureaucratic barriers (hambatan birokrasi)
5. Foreign body invasion syndrome
Menurut Hyman dan Sheatsley (Venus, 2004 :130) faktor -faktor penghambat
keberhasilan kampanye adalah :
a. Pada kenyataannya memang selalu ada sekelompok khalayak yang ‘tidak
akan tahu’ tentang pesan -pesan kampanye yang ditujukan kepada mereka.
Ketidaktahuan tersebut bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari
ketidakseriusan memperhatikan pesan hingg a ketidakmampuan
memahami isi pesan.
b. Kemungkinan individu memberikan tanggapan pada pesan -pesan
kampanye akan meningkat bila ketertarikan dan keterlibatan mereka
terhadap isu yang akan diangkat juga meningkat. Ini artinya jika sedikit
orang yang tertarik m aka sedikit pula yang memberikan respons.
Implikasinya, bila instruksi pesan kampanye yang dibuat tidak cukup
mampu menarik perhatian maka dapat diramalkan program tersebut akan
gagal dalam mencapai tujuan pertama setiap kampanye yakni ‘mencuri’
perhatian khalayak.
c. Orang akam membaca dan mempersepsikan informasi yang mereka terima
berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki. Ini artinya orang
akan memberikan respons yang berbeda terhadap pesan -pesan yang sama.
Bahkan orang-orang akan membaca dan memberikan tekanan yang
berbeda pada pesan-pesan yang disampaikan kepada mereka.
Implikasinya, agar program kampanye terhindar dari kegagalan maka
karakteristik khalayak harus diperhatikan sehingga pesan -pesan kampanye
dapat dirancang sesuai dengan segmen khalayak yang dituju.
d. Kemungkinan individu untuk menerima informasi atau gagasan baru akan
meningkat bila informasi tersebut sejalan dengan sikap yang telah ada.
Dengan kata lain orang cenderung menghindari informasi yang tidak
sesuai dengan apa yang telah diyakini.
Selanjutnya Kotler dan Roberto (dalam Venus, 2004 : 131) menjelaskan
faktor- faktor yang menyebabkan sebuah program kampanye mengalami kegagalan
yaitu :
a. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak
sasarannya secara tepat. Merek a mengalamatkan kampanye tersebut
kepada semua orang. Hasilnya kampanye tersebut menjadi tidak terfokus
dan tidak efektif karena pesan -pesan tidak dapat dikonstruksi sesuai
dengan karakteristik khalayak.
b. Pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga ti dak cukup
mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan
yang diterima.
c. Lebih dari itu pesan-pesan tersebut juga tidak memberikan semacam
‘petunjuk’ bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang
diperlukan.
d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi perubahan
sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye terlalu mengandalkan
media massa tanpa menindaklanjuti dengan komunikasi antar pribadi.
Padahal justru melalui komunikasi antarpribadilah efek perubahan sikap
dan perilaku lebih dapat diharapkan muncul.
e. Sebuah kampanye dapat gagal karena anggaran untuk membiayai program
tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak bisa berbuat
secara total.
3. Evaluasi pelaksanaan program kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN
Raden Fatah
Secara umum lembaga IAIN Raden Fatah telah melaksanakan kampanye
perubahan status IAIN menjadi UIN Raden Fatah tetapi kampanye yang dilakukan
tidak terencana, yang mengakibatkan pelaksanaan kampanye berjalan begitu saja
tanpa ada perencanaan sehingga tidak fokus pada satu tujuan kampanye di mana pada
awalnya tujuan kampanye adalah untuk merubah status IAIN menjadi UIN namun
ada wacana lain untuk mengubahnya menjadi USTIN sehingga dalam tahap
perencanaan pun tidak fokus.
Tabel : Ringkasan Analisis Penelitian
Tahapan Model Komunikasi
S-M-C-R-E
Indikasi
Source
Pimpinan IAIN Raden Fatah memiliki
kredibilitas tinggi dalam kampanye komunikasi
program IAIN menjadi UIN
Memenuhi syarat untuk dapat diterima namun
kurang fokus pada satu tujuan kampanye
tertentu.
Medium pesan adalah komunikasi antar pribadi
sehingga dapat mempengaruhi kognisi sasaran
kampanye
Kemenag dan Bappenas
Kampanye mendukung keberhasilan program
IAIN menjadi UIN
Message
Channel
Receiver
Effect
KESIMPULAN
Untuk menyatakan pelaksanaan kampanye komunikasi IAIN menjadi UIN Raden
Fatah dapat dibagi menjadi 3 sub bagian kesimpulan berikut :
1. Secara umum strategi komunikasi dalam hal ini pelaksanaan kampanye
komunikasi IAIN menjadi UIN Raden Fatah adalah tidak memadukan
perencanaan dan manajemen komunikasi di mana dalam pelaksanaan kampanye
terlebih dahulu menetapkan tujuan kampanye.
2. Kesenjangan keberhasilan program IAIN menjadi UIN Raden Fatah disebabkan
oleh kesenjangan komunikasi , Kesenjangan komunikasi dalam pelaksanaa n
program IAIN menjadi UIN Raden Fatah terlihat dengan banyaknya lobby politik
yang coba dilakukan pimpinan Institut justru menjadikan tujuan awal menjadi
semakin jauh.
3. IAIN Raden Fatah telah melaksanakan kampanye komunikasi dalam program
pengembangan status IAIN menjadi UIN, namun pelaksanaan kampanye tidak
memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan program IAIN
menjadi UIN disebabkan belum adanya perencanaan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Miller, Katherine (2005). Communication Theories: Pes pective, Processes, and
Contexts (2nd ed.). Singapore. McGraw -Hill International Edition.
Dervin, Brenda & Voight, M (1980). Communication Gaps and Inequities : Moving
Toward a Reconseptualization, progress in communication science (Vol. 2,
pp. 73-112) Hampton Press.
Rogers, Everett M & F.F. Shoemaker,(2003 ). Communication of Innovations Cross Cultural Approach. New York: The Free Press.
Roger, Everret M. (1997). A History of Communication Study. Free Press.
Berger, Charles R, dkk (1987) Handbook of Communication Science, The Publisher
of. Professional Social Science.
Hettne, Bjorn (1990). Development Theory and The Three Worlds . Longman Group
Limited. London.
De Vito, Joseph A. (1997). Human communication. Terjemahan Agus Maulana/
Jakarta : Proffesional Books.
Denzin, Norman K & Yvonna S. Lincoln (2000). Handbook of Qualitatif Research .
California; Sage Publications Ltd.
Effendy, Onong Uchjana (1993). Komunikasi dan Modernisasi , Alumni : Bandung.
Littlejohn, Stephen W. (2002) Theories of Human Communic ation. WadsworthThomson Learning, Seventh Edition.
Argyris,C. (1991). Teaching Smart People How to Learn. Harvard Bussiness Review.
Simmons, Robert E. (1990). Communication Campaign Management. Longman.
Suparlan, Parsudi. (1994). Pembangunan Yang Terpadu dan Berkesinambungan.
Balitbang Sosial. Depsos RI.
Suwarsono. (2000). Perubahan Sosial dan Pembangunan . LP3ES.
Rice, Ronald E. (2001). Public Communication Campaign . Sage.
Danim, Sudarman. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung : CV Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. (1987). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis . Jakarta :
PT Bina Aksara.
Mc Quail, Denis. (1994). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar . Penerbit
Erlangga.
Yin, Robert. K. (2006). Studi Kasus Desain dan Metode . PT Raja Grafindo persada,
Jakarta.
Nasution, Zulkarimen. (2007). Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan
Penerapannya. PT Raja Grafindo persada, Jakarta.
Ruslan, Rosady.(2005). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations , edisi ke-4, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Download