BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi II..1.1 Pengertian Komunikasi Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi seseorang dapat menyampaikan informasi, ide, ataupun pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain-lain kepada orang lain secara timbal balik sebagai penyampai (komunikator) maupun sebagai penerima pesan (komunikan). Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio, dan bersumber dari kata komunis yang berarti sama makna, jadi komunikasi terjadi apabila terjadi kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Shannon dan Weaver dalam (Wiranto, 2004 :7) mengatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak / elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rahmat,2004 : 189). 26 Universitas Sumatera Utara II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka dijelaskan dengan menjawab pertanyaan dari paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell : “Who Says What in which Channel To Whom With What Effect” Paradigma tersebut dijelaskan dalam (Muhammad Arni : 6) sebagai berikut : 1. Who (siapa) => Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan. 2. Says What (pesan) => Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang. 3. In Which Channel (saluran) => Media, sarana, saluran, yang mendukung pesan yang disampaikan. 4. To Whom (kepada siapa) => penerima pesan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. 5. With What Effect (dampak) => Efek, dampak sebagai pengaruh dari pesan yang disampaikan. Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain yang bertujuan untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Menurut Shannon dan Weaver (Muhammad Arni, 1995:6) unsur-unsur komunikasi terbagi menjadi 6 bagian yaitu : 1. Sumber => Dasar yang digunakan dalam menyampaikan pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri, sumber dapat berupa orang, lembaga atau dokumen 27 Universitas Sumatera Utara 2. Komunikator => Orang atau kelompok yang menyampaikan pesan-pesan komunikasi sebagai suatu proses. 3. Pesan => Keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator 4. Channel => Saluran penyampaian dari apa yang disampaikan oleh komunikator. 5. Komunikan => Orang atau kelompok yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. 6. Effect => Hasil akhir dari suatu komunikasi. II.1.3 Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi menurut Effendy (2003 : 55) yaitu : 1. Untuk mengubah sikap 2. Untuk mengubah opini 3. Untuk mengubah perilaku 4. Untuk mengubah masyarakat II.1.4 Proses Komunikasi Proses komunikasi dimulai dari fikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau informasi. Apa yang difikirkan kemudian dilambangkan (simbol), baik berupa ucapan ataupun isyarat gambar. Proses selanjutnya dengan melalui transmisi berupa media dan perantara atau chanel misalnya telepon, surat, secara lisan, maka yang disampaikan tiba pada si penerima. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran / perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bias merupakan gagasan, informasi, opini yang muncul dari benaknya.(Effendy,2003 : 33) 28 Universitas Sumatera Utara Proses komunikasi terbagi menjadi 2 tahap, yaitu : 1) Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perassan komunikator kepada komunikan. 2) Proses komunikasi secara skunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya nerada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. II.2. Komunikasi Massa II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Massa menurut Tan dan Wright, (Liliweri,1991) Komunikasi Massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunkator dan 29 Universitas Sumatera Utara komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek. Defenisi komunikasi massa menurut Gerbner adalah Produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi Gerbner diatas tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi, secara terusmenerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Definisi komunikasi massa menurut Joseph.A.Devito, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak, meliputi seluruh penduduk atau aemua orang yang menonton televisi. Komunikasi Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak / elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rahmat,2004:189) II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta dan ide (Cangara, 2006 : 57-58). Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat terdiri dari 5 bagian yaitu : a) Pengawasan => Fungsi pengawasan memiliki kegunaan untuk dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : berita 30 Universitas Sumatera Utara tentang film apa yang sedang main diputar di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, berita tentang mode, resep masakan dan sebagainya. b) Penafsiran => Fungsi penafsiran hampir mirip dengan pengawasan. Memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwaperistiwa yang dimuat atau ditayangkan, Contohnya dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) dalam surat kabar. c) Keterkaitan => Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d) Penyebaran nilai => fungsi ini mengacu kepada cara individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. e) Hiburan => Fungsinya untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. II.2.3 Karakteristik Komunikasi Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Agar karakteristikkomunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersonal. Untuk suksesnya komunikasi massa , maka kita perlu mengetahui tentang ciri-ciri 31 Universitas Sumatera Utara komunikasi massa, yang meliputi sifat-sifat unsur yang dicakupnya (Ardianto,2004 :7), Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : a) Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Karena media massa adalah lembaga / organisasi, maka komunikator dalam komunikasi massa seperti; wartawan, sutradara, penyiar radio, pembawa acara, dan penyiar televisi adalah komunikator terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang rumit. Berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam organisasi media massa. b) Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi masa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta,peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik bagi sebagian besar komunikan. c) Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relative besar, heterogen, dan anonym. Jumlah besar yang dimaksud hanya 32 Universitas Sumatera Utara dalam periode waktu yang singkat saja dan tidak dapat diukur berapa total jumlahnya. Bersifat heterogen berarti khalayak berasal dari latar belakang pendidikan, usia, suku, agama, pekerjaan dan sebagainya. d) Media massa menimbulkan keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah II.2.4 Efek Komunikasi Massa Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa ditimbulkan pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. (Effendy, 2002 : 318-319). Mengenai efek komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Efek Kognitif => Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif juga membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam 33 Universitas Sumatera Utara mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b) Efek Afektif => Efek afektif adalah pesan komunikasi massa diharapkan dapat mengubah perasaan tertentu dari khalayak. Berhubungan dengan fikiran dan penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti dan bingung menjadi merasa jelas. Contoh pesan komunikasi massa yang menimbulkan efek kognitif seperti; berita, tajuk rencana, artikel, dan acara pendidikan. c) Efek behavioral => Efek behavioral adalah akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, dan kegiatan. II. 3 Televisi sebagai Media Massa II. 3.1 Pengertian Televisi Secara etimologis, televisi berasal dari 2 kata yang berbeda, yakni tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (vidire-bahasa latin) yang artinya penglihatan. Dalam bahasa inggris, televisi disebut televition yang artinya melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempay dan dapat dilihat melalui seperangkat penerima (Televisi set) Secara operasional pengertian televisi menurut Wahyudi adalah sistem pengambilan, penyampaian dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.Cara penyampaian gambar menggunakan gelombang elektromagnetik yang disiarkan stasiun pemancar televisi. 34 Universitas Sumatera Utara Televisi menciptakan suasana tertentu pada pemirsanya agar dapat melihat sambil duduk tanpa kesenjangan untuk menyaksikan siaran televisi. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antar komunikator terhadap komunikan. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Dengan sifatnya yang audio visual menjadikan televisi sebagai media yang sangat efektif. Selain itu, televisi juga memiliki berbagai kelebihan televisi yaitu : a) Kemampuannya dalam menjangkau wilayah secara luas. b) Karena pesan televisi bersifat umum, maka pemirsanya beragam. c) Pesan dapat disampaikan dengan cepat. Kelemahan televisi yaitu : a) Khalayak tidak dapat memberikan feedback secara langsung. b) Khalayaknya tidak selektif, karena televisi cenderung menjangkau pemirsanya secara massal. Ada 3 dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsanya yaitu : 1) Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsanya. 2) Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi. Misalnya : model pakaian, model rambut dari bintang televisi yang kemudian ditiru secara fisik. 3) Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsanya sehari-hari. 35 Universitas Sumatera Utara II. 3.2 Karakteristik Televisi Karakteristik televisi terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 1) Audivisual Karena sifatnya yang audiovisual, maka acara siaran televisi harus dilengkapi dengan gambar, sehingga apabila pemirsa ingin melihat siaran berita dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang informasi yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita tersebut. 2) Berfikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yaki menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikan sedemikian rupa, sehingga mengandung makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan sebagainya (Effendy,1993:96). Misalnya ada seorang gadis yang dilanda duka sedang duduk termenung maka visualisasinya adalah gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya menopang dagu. Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontiniutasnya mengandung makna tertentu. Misalnya : tentang proses metamorphosa kupu-kupu, dari mulai bertelur berubah menjadi ulat, berubah menjadi kepompong, hingga menjadi kupukupu. Dalam proses penggambaran ada gerakan-gerakan kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar sangat besar yang diambil dari jarak dekat. 36 Universitas Sumatera Utara 3) Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio, pengoperasian televisi lebih kompleks dan lebih melibatkan orang untuk menayangkan suatu siaran televisi. II.3.3 Fungsi televisi sebagai Media Massa Menurut Effendy (2000 : 30) televisi sebagai produk revolusi elektronik abad ke-20, yang mempunyai 3 fungsi yaitu : a) Fungsi Informasi / penerangan Televisi dianggap media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yaitu kesegaran dan kenyataan. b) Fungsi Pendidikan Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat c) Fungsi Hiburan Sebagai komunikasi massa dalam kegiatannya berlangsung melalui suatu proses, yaitu jalan dan urutan kegiatan. II. 4 Tindakan Menonton Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tindakan adalah suatu dorongan, kegiatan. Sedangkan Menonton menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah melihat pertunjukkan, gambar hidup. Menurut Sardji (1991 dalam Naratama,2004:71) 37 Universitas Sumatera Utara menonton adalah suatu proses yang disadari / tidak disadari dimana menonton diletakkan pada alam yang samar yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layar yang akan menimbulkan emosi, fikiran, dan perhatian manusia yang dipengaruhi tayangan-tayangan yang ditonton. Jadi tindakan menonton dapat disimpulkan suatu dorongan untuk menonton pertunjukkan yang akan menimbulkan emosi, fikiran, dan perhatian manusia yang dipengaruhi tayangan-tayangan yang ditonton. II . 5 Tayangan Wisata kuliner Ditengah masyarakat kita, kegiatan makan kini bukan lagi merupakan suatu kegiatan harian yang sederhana dan monton. Berkat “mak-nyuss” ,makan menjadi kegiatan yang membangkitkan selera makan yang menjadi tayangan yang dinanti penonton sebagai rujukan atau referensi dalam kegiatan menyantap makanan. Program sejenis yang kini bermunculan mewarnai layer televisi kita menghadirkan kebutuhan akan sesuatu yang berguna sehari-hari. Acara ini menjadi unik karena di dalamnya menghadirkan serba aneka masakan yang khas dari Indonesia maupun dari segala penjuru dunia. Setelah kita dijejali dengan makanan siap saji. Seorang Bondan Winarno, mampu menarik perhatian pemirsanya dengan penampilannya yang rapid an menarik, disertai dari caranya memesan makanan menunjukkan bahwa ia sangat memahami serba aneka ragam masakan khas dari berbagai daerah Indonesia maupun luar negeri, Bondan selalu tampak tenang dalam menghadapi pilihan menu, menganalisisnya dan kemudia merekomendasikan pilihan 38 Universitas Sumatera Utara menu berdasrkan keunikan citra rasa dari masakan tersebut. Tayangan Wisata Kuliner adalah program acara yang menyajikan tentang beraneka ragam masakan yang khas dalam suatu daerah yang dapat dijumpai diberbagai kota-kota, khususnya yang disajikan di warung-warung pinggir jalan. Tayangan Wisata Kuliner menjelaskan tentang citra rasa dari masakan suatu daerah. Tayangan acara ini ditayangkan dari hari Senin sampai Jum’at pukul 14.00 dan hari Sabtu pukul 07.30. Yang menonjol dari acara wisata kuliner ini, pembawa acaranya mampu mengapresiasikan cita rasa makanan secara detail. Dia mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan hidangan yang disantapnya, seperti bumbu apa saja yang dominan, bumbu yang meresap dilidah, sehingga pemirsanya seolah-olah ikut merasakan makanan yang disajikan yang sangat menggugah selera pemirsanya. Pembawa acaranya juga dapat menjelaskan tentang manfaat bumbu yang ada dalam masakan yang dicicipinya yang sangat berguna untuk kesehatan. Pembawa acaranya juga dapat menghidupkan suasana semakin semarak, dengan sebutan kata cantik, cakep. Mak nyuss bagi makanan yang lezat disantapnya, sehingga tidak membuat bosan khalayak yang menonton acara tersebut. Acara ini juga menceritakan tentang sejarah kota yang dikunjunginya. Tak lupa acara ini juga mencantumkan daftar label harga dan nama jalan dan nama warung atau kafe yang dikunjunginya. Diakhir acara pemirsa disuguhi dengan makanan kecil (oleh-oleh) ciri khas dari suatu daerah yang dikunjungi seperti kerupuk, mpek-mpek, dodol, kue basah, madu, kuekue kering, lemang dan lain sebagainya. 39 Universitas Sumatera Utara II.6 Teori Agenda Setting Agenda setting di perkenalkan oleh Mc.Combs dan Donald Show dalam Public opinion Quatery tahun 1973, berjudul The Agenda Setting Function of Mass Media. Model Agenda setting menghidupkan kembali model jarum hipodermik, tetapi dengan fokus penelitian yang telah bergeser. Efek pada sikap dab pendapat bergeser kepada efek pada kesadaran dan pengetahuan dari efek afektif ke efek kognitif (Rakhmat, 2004 : 68). Asumsi dasar dari teori agenda setting adalah jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting bagi media, maka penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila media massa memberi perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, maka akan memberi pengaruh terhadap pendapat umum.Asumsi ini berasal dari asumsi lain yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan dengan perubahan sikap da pendapat. Teori ini menganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya (Bungin, 2006 : 280). Namun teori agenda setting juga memiliki kelemahan yaitu jika khalayak menggunakan media yang berbeda, maka khalayak tidak akan diterpa isu yang sama yang dianggap penting, seperti isu-isu yang memiliki kedekatan geografis. Mc.Combs dan Donald Show mengatakan bahwa audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. Dengan kata lain media 40 Universitas Sumatera Utara massa mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu merupakan aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa ( Bungin, 2006 : 280). Model Agenda setting adalah model yang mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu. Media memberikan agenda-agenda lewat pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Media punya kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Efek media massa diukur dengan membandingkan dua pengukuran. Pertama peneliti mengukur agenda media dengan analisis isi yang kuantitatif, atau peneliti menentukan batas waktu tertentu, berbagai isi media dan menyusun isi itu berdasarkan panjang (waktu dan ruang). Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issues, termasuk jarak issue (apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu), lama terpaan (apakah issue itu baru muncul atau mulai pudar). Agenda masyarakat dapat diteliti dari segi apa yang dipikirkan orang (intrapersonal), dan apa yang dibicarakan orang itu dengan orang lain (interpersonal), dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai ( community salience). Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan. Efek langsung berkaitan dengan issue, apakah issue itu ada atau tidak dalam agenda khalayak (pengenalan), dari semua issue mana yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience), bagaimana issue itu mendapat respon oleh responden. Efek lanjutan berupa tindakan Dalam hal ini, hubungan antara tayangan Wisata kuliner dengan agenda 41 Universitas Sumatera Utara setting adalah, dari segi program acara yang dirancang secara khusus untuk membangkitkan tindakan seseorang, khususnya ibu-ibu dalam menonton acara ditelevisi. Karena ibu-ibu intensitasnya dalam menonton tayangan televisi sangat besar,khususnya dalam acara masakan. Dengan ditayangkannya tayangan wisata kuliner, yang diputar dari mulai hari Senin-Sabtu, dari pukul 14.00-14.30, dan hari Sabtu jam 07.30. Konsep acaranya disetting tiap episode berbeda-beda sehingga membuat ibu-ibu tidak mudah bosan menonton acara tersebut. Kadang-kadang pembawa acaranya menghadirkan anaknya untuk turut jalan-jalan dan makan-makan di acara tersebut. Tayangan acara ini menyuguhkan konsep acara yang berbeda dari acara yang sejenis. Dalam membawakan program acara tersebut, pembawa acaranya pandai didalam mengapresiasikan citra rasa masakan yang dicicipinya. Dalam membawakan program acara tersebut, biasanya pembawa acaranya mempunyai ciri khas tersendiri dalam menilai rasa dari masakan yang dicicipinya, sehingga berbeda dengan pembawa acara yang membawakan acara yang sejenis. Edisi Perdana tayangan Wisata Kuliner diputar pada pada bulan Juli 2006, ternyata program acara ini sangat banyak digemari khalayak, khususnya ibu rumah tangga. 42 Universitas Sumatera Utara II.4.4 Teori AIDDA Teori AIDDA sering juga disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. AIDDA merupakan akronim dari : A Attention (Perhatian) I Interest (Minat) D Desire (Hasrat / Keinginan) D Decision (Keputusan) A Action (Tindakan) ( Effendy, 2003 : 304) Formula AIDDA dirumuskan untuk memudahkan mengarahkan suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan komunikasi. Tahapan diatas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya. Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikan. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif. Suatu hal dapat membangkitkan dan menimbulkan minat dalam diri seseorang, jika hal tersebut terkait atau merupakan kebutuhannya dan hal tersebut 43 Universitas Sumatera Utara memberitahukan cara memperoleh atau mendapatkan kebutuhan. Seorang komunikator harus dapat mengetahui apa yang sedang diinginkan oleh seorang komunikan. Perhatian adalah sesuatu yang menimbulkan ketertarikan seseorang terhadap objek tertentu. Dalam hal ini, Wisata kuliner harus dapat memberikan tayangan yang istimewa daripada tayangan yang sejenis, sehingga memberikan sesuatu yang berbeda bagi pemirsa yang menonton tayangan tersebut. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest). Minat adalah kecenderungan hati untuk menentukan sesuatu yang disenangi. Minat merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat / keinginan (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Keinginan adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang tertuju pada sesuatu. Hanya hasrat / keinginan saja pada diri komunikan tidaklah cukup bagi komunikator, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan. Keputusan adalah perihal yang berkaitan dengan segala sesuatu yang telah difikirkan dan dipertimbangkan. Keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) seperti yang diharapkan komunikator. Tindakan adalah Suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Setelah tumbuhnya minat dalam diri pemirsa akan menimbulkan tindakan untuk menonton tayangan acara tersebut. Dalam hal ini, komunikatornya adalah tayangan Wisata Kuliner, yang menjadi komunikan adalah ibu rumah tangga yang menjadi pemirsa televisi. Sebuah program 44 Universitas Sumatera Utara acara harus mampu membangkitkan perhatian pemirsanya. Tayangan Wisata Kuliner harus mampu membangkitkan perhatian pemirsa televisi, dalam hal ini ibu rumah tangga dengan menampilkan format yang berbeda dari tayangan acara yg sejenis, dengan menghadirkan seorang pembawa acara yang sangat mengetahui citra rasa masakan secara detail,sehingga akan muncul minat dalam diri khalayak dalam hal ini ibu rumah tangga untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang program acara tersebut. Selanjutnya minat akan melahirkan keinginan yang terus-menerus Untuk menonton acara tersebut, sehingga melahirkan keputusan dan tindakan Ibu rumah tangga untuk menonton program acara tersebut. 45 Universitas Sumatera Utara