NIM. 120563201095 - Repositori Tugas Akhir Universitas Maritim

advertisement
DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DESA KUALA SEMPANG
KABUPATEN BINTAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
AIDAH
NIM. 120563201095
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
A BSTRAK
Disiplin adalah prilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur
kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Adapun
yang terjadi dikantor Desa Kuala Sempang ialah disiplin kerjanya masih kurang,
yaitu bisa dilihat dari keterlambatan pegawai masuk kantor, sehingga masyarakat
yang ada dilingkungan tersebut ingin mengurus surat menyurat harus menunggu
pegawai kantor Desa Kula Sempang ini datang, baru bisa mengurus, sehingga
masyarakat dilingkungan tersebut tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui disiplin kerja pegawai
dikantor Desa Kuala Sempang kabupaten Bintan. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini ialah Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif, penelitian ini
mengambil informan berjumlah 16 orang.
Hasil dalam penelitian ini berdasarkan peraturan jam masuk, pulang dan
jam istirahat, peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam
pekerjaan, peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit
kerja lainnya, serta peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya. Sesuai
dengan surat edaran yang dibuat oleh Sekda kabupaten Bintan dapat disimpulkan
bahwa peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat dikantor Desa Kuala
Sempang belum berjalan dengan efektif. Sebaliknya tentang peraturan berpakaian,
tingkah laku, dan cara melakukan pekerjaan sudah dipatuhi oleh pegawai sesuai
ketentuan yang berlaku yaitu tercantum dalam surat edaran tahun 2016 yang
dibuat oleh Sekda kabupaten Bintan.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan peraturan mengenai keempat
indikator, sudah dipatuhi pegawai, hanya saja untuk peraturan mengenai jam
masuk, pulang dan jam istirahat sering kali dilanggar oleh pegawai. Peneliti
menyarankan agar kantor Desa Kuala Sempang membuat sanksi yang bisa
membuat pegawai jera untuk tidak mengulangi pelanggaran yang telah dilanggar
sebelumnya.
Kata Kunci : Disiplin kerja pegawai
1
ABSTRACT
Discipline is the behavior of a person in accordance with the rules,
procedures existing work or discipline is the attitude, behavior and act in
accordance with the rules of the organization both written and unwritten. As
happened at the office of the village of Kuala Sempang are disciplined work is
still lacking, which can be seen from a delay of employees in the office, so that the
existing community environment that wants to take care of the correspondence
had to wait for office workers village Kuala Sempang this coming, just to take
care of, so that the public environment of the not satisfied with the services
provided.
The purpose of this study to determine the discipline of employees working
at the office Desa Kuala Sempang Kabupaten Bintan. The method used in this
research is descriptive with qualitative approach, this study takes the informant of
16 people.
The results in this study is based on the rules clock in, go home and rest,
basic rules about dress, and behave in the work, regulatory ways of doing the job
and connect with other work units, as well as rules about what is allowed and
what not to do by employees during the organization and so on. In accordance
with the circular letter was made by Secretary of Kabupaten Bintan can be
concluded that the regulation clock in, go home and rest hours at the office of the
village of Kuala Sempang have not been effective. Instead of the dress code,
behavior, and ways of doing the job already adhered to by employees according
to applicable regulations are contained in a circular in 2016 made by Secretary
of Kabupaten Bintan.
So we can conclude the overall regulation of the four indicators, already
adhered to an employee, only to regulations on hours of admission, go home and
rest often violated by an employee. Researchers suggested that office Desa Kuala
Sempang make sanctions that could make employees wary not to repeat the
offense has been breached before.
Keywords: Discipline employee
2
A. Latar Belakang
Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai
bentuk pelayanan kepada orang banyak. Tujuan instansi pemerintah dapat dicapai
apabila mampu mengolah, menggerakkan dan menggunakan sumber daya
manusia yang dimiliki secara efektif dan efisien. Peran manusia dalam organisasi
sebagai pegawai memegang peranan yang menentukan karena hidup matinya
suatu organisasi pemerintah semata-mata tergantung pada manusia. Pegawai
merupakan faktor penting dalam setiap organisasi pemerintahan. Pegawai
merupakan faktor penentu dalam pencapaian tujuan instansi pemerintah secara
efektif dan efisien. Pegawai yang menjadi penggerak dan penentu jalannya
organisasi.
Pegawai merupakan penggerak kegiatan dalam suatu organisasi. Dalam
melakukan kegiatan, pegawai memerlukan petunjuk kerja dari instansi agar
pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan dan harus didukung dengan peraturan
kerja instansi sehingga menciptakan disiplin kerja. Pelaksanaan disiplin kerja itu
sendiri harus dikelola dengan baik oleh para pegawainya karena dengan
kurangnya kedisiplinan para pegawai akan bekerja kurang baik, kurang maksimal
yang mengakibatkan kinerja instansi menjadi turun. Pada dasarnya instansi
pemerintah harus mengedepankan pelayanan publik. Dalam hal ini ada juga yang
harus diperhatikan oleh instansi, yaitu mengenai kinerja pegawai.
Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikan karena merupakan salah satu
kunci keberhasilan. Apabila suatu instansi melakukan aktivitas instansi
3
pemerintah dengan kinerja yang kurang baik maka citra instansi akan kurang baik.
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30
Tahun 1980 telah dicabut/dinyatakan tidak berlaku dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 2010 yang berlaku mulai 6 Juni 2010. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil Pasal 1 yaitu kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturam kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Sebagai aparatur Negara, tentunya pegawai negeri sipil mempunyai tugas
yaitu tugas pemerintahan dan pembangunan. Atas dasar tersebut setiap pegawai
negeri sipil dituntut untuk dapat memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya
kepada
masyarakat.
Untuk
menyelenggarakan
tugas
pemerintahan
dan
pembangunan dengan baik maka dibutuhkan pegawai negeri sipil yang
professional, jujur, adil dan bertanggung jawab.
Disiplin kerja pegawai pada suatu pemerintahan biasanya disebabkan oleh
berbagai faktor. Ada 4 faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai seperti
kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan, pengawasan yang tidak berjalan
dengan baik, perhatian pimpinan terhadap pegawai yang buruk, peraturan
pekerjaan yang selalu dilanggar, sehingga ketentuan-ketentuan yang menjadi
standar sebagaimana mestinya tidak berjalan dengan baik.
Besar atau kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin.
Para pegawai akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa bahwa
4
kerja keras yang dilakukannya akan mendapatkan balas jasa yang setimpal dengan
jerih payah yang telah diberikan pada organisasi/perusahaan. Bila ia menerima
kompensasi yang memadai, mereka akan dapat bekerja dengan tenang dan tekun,
serta selalu berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, bila
karyawan/pegawai merasa kompensasi yang diterimanya jauh dari memadai,
maka usaha kerja yang dilakukan akan terganggu, dan berusaha untuk mencari
tambahan penghasilan lain diluar atau didalam, sehingga menyebabkan ia sering
mangkir, sering minta izin keluar, atau memanfaatkan pekerjaannya sebagai
sarana untuk menambah penghasilan. Dengan kata lain, dengan pemberian
kompensasi yang mencukupi, sedikit banyak akan membantu pegawai/karyawan
untuk bekerja dengan tenang. Karena dengan menerima kompensasi yang wajar,
kebutuhan primer mereka akan dapat terpenuhi.
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik
bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi adanya
disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan
tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun bagi pegawai akan
diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat
kerja melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, para pegawai dapat
melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan
tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi.
Ketidak disiplinan dan kedisiplinan dapat menjadi panutan orang lain. Jika
lingkungan kerja semuanya disiplin, maka seorang pegawai akan ikut disiplin,
tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak disiplin, maka seorang pegawai juga
5
akan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit bagi lingkungan kerja yang tidak
disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan pegawai, karena lingkungan kerja
akan menjadi panutan bagi para pegawai.
Disiplin tidak mungkin dapat ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya
berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan
situasi. Dengan adanya aturan tertulis yang jelas, para pegawai akan mendapatkan
kepastian mengenai pedoman apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan. Sehingga akan menghindarkan diri dari perilaku yang tidak sesuai
dengan peraturan tersebut.
Pelaksanaan kedisiplinan yang dijalankan didalam pemerintahan akan
membantu untuk mengarahkan dan mengontrol segala tindakan dan perilaku para
pegawai untuk selalu ada dalam ketentuan-ketentuan pelaksanaan kedisiplinan
yang harus dilakukan dan apakah upaya pelaksanaan kedisiplinan pegawai ini
akan menjadikan para pegawai untuk selalu bertanggung jawab, bekerja tepat
waktu, efektif dan efisien, sehingga secara tidak langsung akan mendorong untuk
meningkatkan prestasi kerjanya. Selain itu, perusahaan harus memperhatikan dan
menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai,
sehingga akan memberikan suatu timbal balik yang positif dalam mewujudkan
tujuan organisasi.
Menurut Chester I. Bernard dalam Suwatno (2014:235), beberapa macam
insentif yang dapat diberikan kepada pegawai antara lain:
a. Dorongan material uang atau barang.
6
b. Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan, prestise, dan kekuasaan
perseorangan.
c. Syarat-syarat pekerjaan yang diinginkan bersih, lingkungan yang
tenang atau ruangan kantor yang tersendiri.
d. Kebanggaan akan pekerjaannya, jasa untuk keluarga, dan patriotisme
atau perasaan keagamaan.
e. Kesenangan perseorangan dan kepuasaan dalam hubungan-hubungan
social dan organisasi.
f. Persesuaian dengan kebiasaan praktek dan sikap biasa, serta dapat
menerima aturan-aturan dan pola-pola tingkah laku dari perusahaan.
g. Perasaan turut serta dalam kejadian atau peristiwa yang penting dalam
perusahaan.
Kantor
Desa
Kuala
Sempang
Kabupaten
Bintan
adalah
badan
pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan publik yang meliputi kegiatan
pengawasan, pengendalian, dan penertiban terhadap segala sesuatu mengenai
pelayanan publik dilingkungan Desa Kuala Sempang. Pegawai Desa Kuala
Sempang merupakan instansi pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan
kepada publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam
menyelenggarakan tugas Negara, pemerintah dan pembangunan. Kedudukan dan
peranannya yang penting menyebabkan pegawai-pegawainya senantiasa dituntut
supaya memiliki kesetiaan dan ketaatan penuh secara maksimal dalam
menjalankan tugas-tugasnya. Oleh sebab itu pada diri masing-masing pegawai
7
harus ditanamkan sifat disiplin yang baik, dan memberikan contoh yang baik bagi
masyarakat yang ada dilingkungan Desa Kuala Sempang Kabupaten Bintan.
Tetapi jika dilihat dari hasil pengamatan Masyarakat yang terjadi dikantor desa
Kuala Sempang adalah, disiplin kerjanya masih kurang, yaitu bisa dilihat dari
keterlambatan
pegawai
masuk
kantor,
sehingga
masyarakat
yang
ada
dilingkungan tersebut ingin mengurus surat menyurat harus menunggu pegawai
kantor desa kuala sempang ini datang, baru bisa mengurus, sehingga masyarakat
dilingkungan tersebut tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan.
B. Konsep Teoritis
1. Disiplin kerja pegawai
Menurut Moenir (2008:94), Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap
aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang telah ditetapkan. Maksud
ditumbuhkannya disiplin kecuali kepatuhan terhadap aturan juga tumbuhnya
ketertiban dan efisiensi. Ketaatan terhadap aturan tertulis sudah cukup jelas,
karena semua aturan tertulis pada dasarnya adalah terbuka agar diketahui oleh
semua orang yang berkepentingan. Lain halnya dengan aturan yang tidak tertulis
misalnya kebiasaan, adat istiadat dan yang lebih luas lagi norma.
Menurut Singodimedjo, 2000 dalam Sutrisno (2009:94), organisasi atau
perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang
akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam
organisasi. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin itu antara lain :
1. Peraturan jam masuk, pulang, dan jam istirahat.
8
2. Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam
pekerjaan.
3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan
unit kerja lain.
4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.
C. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Moleong (2011:5) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan,
dan prilaku individu maupun sekelompok orang.
2. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian pada Kantor
Desa Kuala Sempang Kabupaten Bintan. Alasan penulis memilih lokasi ini, dilihat
dari hasil pengamatan yang terjadi dilapangan pada kantor desa ini, disiplin kerja
masih kurang, yaitu bisa dilihat dari keterlambatan pegawai masuk kantor,
sehingga apabila masyarakat ingin mengurus surat menyurat harus menunggu
pegawai kantor desa kuala sempang ini datang, baru bisa mengurus, sehingga
masyarakat tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh desa tersebut.
maka dari itu saya tertarik untuk mengambil judul ini sehingga saya jadikan
sebagai masalah dalam penelitian saya ini.
9
3. Informan
Menurut Arikunto (2013:188), Informan adalah orang yang memberikan
informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan
responden, apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh peneliti.
Istilah “informan” ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik
menunjukkan informan adalah dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah orang yang memberikan informasi.
D. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Desa Kuala
Sempang Kabupaten Bintan, maka penulis akan melakukan oprasionalisasikan
konsep, dan variabel yang penulis teliti adalah variabel Disiplin yang merupakan
organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau
tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh
karyawan dalam organisasi. Maka berikut ini adalah sub Variabel Disiplin antara
lain:
1. Peraturan jam masuk, pulang, dan jam istirahat
Peraturan tentang jam masuk, jam pulang dan jam istirahat sangat
diperlukan bagi para pegawai agar pegawai dapat mendisiplinkan diri untuk
bertanggunjawab dalam pekerjaannya. Sebab hal ini baik demi terwujudnya
kedisiplinan diri pada setiap individu yang ada. Ketetapan jam masuk kerja harus
ada dalam setiap instansi, agar pegawai dapat mendisiplinkan diri untuk datang ke
kantor lebih awal dari jam yang sudah ditetapkan. Tetapi apabila tidak adanya
10
sanksi atau hukuman bagi pegawai jika terlambat datang, maka akan mengurangi
tingkat kedisiplinan pegawai itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan dari keseluruhan
mengenai peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat ini sudah diberlakukan
dan sudah diterapkan, namun belum dipatuhi oleh pegawai karena tidak adanya
sanksi yang berlaku didalam peraturan tersebut, sehingga pegawai kurang disiplin
dalam masuk kantor dan istirahat sebelum waktunya. Adapun tujuan dari
diberlakukan teguran atas tindakan pelanggaran ini oleh kepala desa ialah untuk
meningkatkan disiplin kerja pegawai semakin membaik serta tidak melakukan
pelanggaran lagi.
2. Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam
pekerjaan
Didalam kantor seharusnya setiap pegawai mengikuti tata
tertib
dalam
berpakaian sesuai dengan peraturan yang berlaku, karena berpakaian yang rapi
mencerminkan sikap disiplin yang tinggi. Sebagai pegawai Kantor Desa Kuala
Sempang seharusnya memiliki tingkah laku yang baik dalam berkerja, karena
tingkah laku yang baik mencerminkan pribadi yang sopan dan santun. Sebuah
aturan yang dibuat untuk mengatur tingkah laku hidup setiap manusia. Adapun
untuk melihat kedisiplinan Pegawai Kantor Desa Kuala Sempang ini marilah kita
melihat apakah para pegawai sudah menjalankan
salah satu indikator dari
kedisiplinan yaitu apakah pegawai sudah mematuhi peraturan berpakaian dan
bertingkah laku dalam bekerja.
11
Dari jawaban yang diberikan seluruh informan dapat disimpulkan, bahwa
pegawai Kantor Desa Kuala Sempang dalam berpakaian mencerminkan sikap
yang sopan dan menunjukkan prilaku yang baik Peraturan berpakaian untuk
pegawai dikantor Desa yang dibuat dalam surat edaran Sekda Kabupaten Bintan
pada tahun 2016, yaitu tentang peraturan berpakaian yang mana pada hari senin
dan selasa pegawai menggunakan seragam PDH, pada hari rabu menggunakan
seragan hitam putih, pada hari kamis menggunakan seragam batik, dan pada hari
jumat pegawai menggunakan seragam kurung/baju muslim, untuk berpakaian
setiap harinya pegawai sudah mematuhi sesuai peraturan yang sudah ditetapkan,
serta memakai atribut seperti papan nama, lambang dibahu dan menggunakan
sepatu hitam sesuai ketentuan peraturan yang sudah ditetapkan, serta tingkah laku
pegawai saat bekerja juga menunjukkan sikap seharusnya yang merupakan
kewajiban seorang pegawai dalam memberi pelayanan, jika ada terdapat pegawai
yang tidak mematuhi aturan berpakaian dan bertingkah laku saat bekerja
sebaiknya diberikan teguran, sanksi, dan pemecatan bagi pegawai yang
melanggarnya.
3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit
kerja lainnya
Motivasi adalah proses yang mengarahkan pegawai agar lebih tekun dan
semangat dalam melakukan pekerjaan demi tercapainya suatu tujuan, dengan
adanya motivasi maka pegawai akan lebih giat dalam melakukan pekerjaan serta
akan lebih baik dalam berinteraksi atau pun komunikasi dengan unit kerja lainnya.
Sanksi adalah suatu bentuk hukuman yang diberikan kepada seorang pegawai atas
12
tindakan yang ia lakukan, jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya dengan
baik maka pegawai akan dijatuhkan hukuman dari atasan.
Dapat disimpulkan dari keseluruhan jawaban yang diberikan dari
informan-informan bahwa pegawai dalam bekerja dan hubungan kerja dengan
Kecamatan saling bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan
pekerjaannya, dikantor Desa Kuala Sempang ini pimpinan sudah memberikan
motivasi atau arahan kepada pegawai agar dapat melakukan pekerjaannya dengan
semaksimal mungkin kemudian bagi pegawai yang tidak melakukan pekerjaan
dengan baik maka akan diberikan sanksi berupa teguran dan peringatan dari
pimpinan.
4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya
Peraturan adalah sesuatu yanhg bersifat mengatur dan mengikat manusia
untuk menghindari diri dari sikap mau menang sendiri, dengan adanya peraturan
maka pegawai akan lebih mengetahui batasan-batasan dari peraturan itu sendiri.
Adapun peraturan pegawai mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh pegawai dalam organisasi dan sebagainya, agar pegawai lebih disiplin dalam
bekerja, seharusnya harus mengikuti peraturan yang telah dibuat.
Pegawai Kantor Desa Kuala Sempang adalah seorang aparat yang secara
umum bertugas melayani masyarakat atau dengan bahasa lain adalah sebagai
pelayanan publik. Agar pelayanan publik yang diberikan pegawai kantor Desa
Kuala Sempang berjalan dengan baik dan efektif, maka sudah seharusnya pegawai
13
selalu ada dikantor Desa pada saat jam kerja, apabila masyarakat ingin mengurus
segala sesuatunya lebih cepat tanpa ada kendala. Kedisiplinan dapat dilihat dari
datangnya pegawai masuk kantor pada waktu yang sudah ditetapkan. Dengan
adanya waktu yang ditentukan ini pegawai seharusnya datang pada tepat waktu
dan bahkan lebih awal dari jam yang sudah ditetapkan tersebut.
Dapat disimpulkan dari keseluruhan jawaban yang diberikan informan
bahwa pegawai mengetahui mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh
dilakukan di Kantor Desa, kemudian mengenai pegawai yang keluar kantor disaat
jam kerja masih banyak yang melangar dengan alasan urusan pribadi dan
sebagainya, untuk pegawai yang suka terlambat masuk kantor masih banyak, dan
belum bisa dikatakan disiplin untuk datang tepat waktu masuk kantor.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,
Rineka Cipta, Jakarta
Gondokusumo. 1998, Komunikasi Penugasan, Gunung Agung, Bandung
Handoko, T.Hani. 2001, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia, BPFE
– YOGYAKARTA
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung
Moekijat. 1992, Manajemen Kepegawaian, Mandar Maju, Bandung
Moleong. 2011, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rodakarya, Jakarta
Moenir. 2008, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta
Mustopadidjaja. 2003, SANKRI, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta
Puji Hartatik, Indah. 2014, Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Penerbit
Laksana, Bandung
Rivai. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT Remaja
Rosdakarya
Sastrohadiwiryo. 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Admnistratif dan Operasional, Bumi Aksara, Jakarta
Sedarmayanti. 2010, Reformasi Administrasi Publik,Reformasi Birokrasi, dan
Kepemimpinan Masa Depan, PT Refika Aditama
Sutrisno, Edy. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Kencana,
Jakarta
Suwatno, Donni Juni Priansa. 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Organisasi Publik dan Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
ALFABETA, Bandung
Sutrisno. 2009, Manajemen Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta
Tu’u, Tulus. 2004, Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa, Grasindo,
Jakarta
15
Website:
http://clarashinta92.wordpress.com/2013/04/17/msdm-disiplin-kerja-pegawai/
http://naufallalam.blogspot.co.id/2015/04/materi-disiplin-kerja.html?m=1
16
Download