Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat

advertisement
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh : Teguh Irawam
Pendahuluan
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kehidupaan sehari-hari kita sering
menemui pelayanan kesehatan di tempat tertentu, seperti di Klinik, Pustu,
Puskesmas, dan Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional
maupun pelayanan kesehatan yang terdiri dari pengobatan tradisional dan
komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan
keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari pelayanan kesehatan
yang lebih mengutamakan kegiatannya pada upaya peningkatan kesehatan serta
pencegahan penyakit serta lebih memusatkan perhatiannya pada pelayanan berbagai
masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat secara keseluruhan. Organisasi
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat disebut dengan nama sarana kesehatan masyarakat. Untuk
Indonesia sarana kesehatan masyarakat ini adalah pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) yang berada pada lini depan serta dibantu oleh Dinas Kesehatan Tingkat
II yang berada di kabupaten serta Dinas Kesehatan tingkat I yang berada di Propinsi
sebagai rujukan.
Sarana pelayanan kesehatan masyarakat akan diapresiasi oleh masyarakat
luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kesehatan masyarakat tersebut bermutu.
Pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu pasti menggunakan pendekatan
manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Supaya
dapat memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu sesuai dengan
masalah kesehatan masyarakat yang berpotensi untuk berkembang di wilayahnya
masing-masing. Setiap sarana pelayanan kesehatan masyarakat di daerah dituntut
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas pelayanannya terhadap
masyarakat di wilayah kerjanya masing- masing.
Setelah membaca bab ini, Anda diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan lingkup pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat
2.
Menjelaskan sistem pelayanan kesehatan masyarakat
3.
Menjelaskan program pelayanan kesehatan masyarakat
4.
Menjelaskan hubungan manajemen dengan program pelayanan kesehatan
5.
Menjelaskan perkembangan program pelayanan kesehatan masyarakat
6.
Menjelaskan upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat
Batasan Pelayanan Kesehatan
1.
Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan
kesehatan
perorangan,
keluarga,
kelompok
dan
ataupun
masyarakat.
2.
Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Syarat pokok yang harus di penuhi oleh pelayanan kesehatan, antara lain :
a.
Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaanya
dalam masyarakakt adalah setiap saat yang dibutuhkan.
b.
Dapat diterima dengan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar
(appropriate) artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan
masyarakat serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan
yang baik.
c.
Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang
dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk
dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan
yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak
ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
d.
Mudah di jangkau
Syarat pokok keempat peayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan
yang dimaksud disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan
keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang mahal dank arena itu hanya mungkin di nikmati oleh
sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
e.
Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud disini adalah yang
menunjuk
pada
tingkat
kesempurnaan
pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik serta standar yang telah di tetapkan.
3.
Macam Pelayanan Kesehatan
Menurut Hodgetts dan Cascio (1983), Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public health services). Jika dijabarkan dari pendapat adalah :
a.
Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat
bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan
utamanya ialaha untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
b.
Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian
yang umumnya bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialah
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
4.
Bentuk Pelayanan Kesehatan
Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit ringan
(mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang menuntut bentuk
pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya
3 bentuk pelayanan, yakni :
a.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary health care) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
atau promosi kesehatan. Pelayanan yang diperlukan pada jenis ini bersifat
pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan
pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk
pelayanan ini seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, dan Balkesmas.
b.
Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat
yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit
tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
c.
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services):
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat
atau pasiaen yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
sekunder. Pelayanan kesehatan ini sudah komplek, dan memerlukan tenagatenaga super spesialis. Contohnya Rumah sakit bertipe A dan B.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Oleh karena
ruang
lingkup
pelayanan
kesehatan
masyarakat
menyangkut
kepentingan
masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun karena keterbatasan
sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau diikutsertakan
dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Mengalang potensi masyarakat mencakup 3 dimensi, yaitu :
1.
Potensi masyarakat dalam arti komunitas (misalnya masyarakat RT, RW,
Kelurahan dan sebagainya). Bentuk-bentuk partisipasi dan penggalian potensi
masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat seperti adanya dana sehat,
iuran untuk PMT (Pembinaan Makanan Tambahan) untuk anak balita, dan
sebagainya.
2.
Menggalang potensi masyarakat melalui organisasi-organisasi masyarakat atau
sering disebut Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggaraan
pelayanan-pelayanan kesehatan masyarakat oleh LSM-LSM pada hakikatnya
merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam system pelayanan kesehatan
masyarakat.
3.
Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan-perusahaan swasta yang
ikut membantu meringankan beban penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat (Puskesmas, Balkesmas, dan sebagainya).
Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta, Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan antara
lain :
1.
Penanggung jawab; pengawasan, standar pelayanan, dan sebagainya dalam
pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (Puskesmas) maupun swasta
(Balkesmas) berada di bawah koordinasi penanggung jawab seperti Departemen
Kesehatan.
2.
Standar pelayanan; pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun
swasta harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini
telah ditetapkan oleh Departemene Kesehatan, dengan adanya “Buku Pedoman
Puskesmas”
3.
Hubungan kerja; dalam hal ini harus ada pembagian kerja yang jelas antara
bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan harus mempunyai
struktur organisasi yang jelas yang menggambarkan hubungan kerja baik
horizontal maupun vertical.
4.
Pengorganisasian
potensi
masyarakat;
keikutsertaan
masyarakat
atu
pengorganisasian masyarakat ini penting, karena adanya keterbatasan sumbersumber daya penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat.
Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (subsistem) didalam suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Di dalam suatu
sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian dimana di dalamnya juga
membentuk suatu proses dalam suatu kesatuan, maka disebut subsistem (bagian dari
sistem). Selanjutnya subsistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungsi sebagai
suatu kesatuan sendiri sebagai bagian dari subsistem tersebut. Demikian seterusnya
dari sistem yang besar ini, misalnya: Pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem
terdiri dari subsistem pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat
inap, rawat jalan, pelayanan IGD dan sebagainya, dan masing-masing subsistem
terdiri sub-subsistem lagi.
Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau subsistem tidak berjalan
dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besarnya
elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut:
1.
Masukan (Input)
Adalah subelemen-subelemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya sistem.
2.
Proses
Adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga
menghasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
3.
Keluaran (out put)
Adalah hal yang dihasilkan oleh proses
4.
Dampak (impact)
Adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.
5.
Umpan Balik (feed back)
Adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.
6.
Lingkungan (environment)
Adalah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
Unsur-unsur tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
INPUT
PROSES
OUT PUT
DAMPAK
UMPAN BALIK
LINGKUNGAN
Contoh :
Dalam pelayanan Puskesmas, yang menjadi input adalah : dokter, perawat, obatobatan, fasilitas lain, dan sebagainya. Prosesnya adalah kegiatan pelayanan
Puskesmas tersebut. Out put-nya adalah pasien sembuh/tidak sembuh, jumlah ibu
hamil yang dilayani, dan sebagainya. Dampaknya adalah meningkatnya status
kesehatan masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan Puskesmas antara lain
keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah
masyarakat dan institusi-institusi di luar Puskesmas tersebut.
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh
masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa program pelayanan
kesehatana masyarakat.
1.
Puskesmas
Usaha kesehatan masyarakat terutama dilakukan melalui peningkatan
pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan Puskesmas
direncanakan terutama ditujukn kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan
masyarakat berpenghasilan rendah baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Puskesmas akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya. Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas akan diusahakan,
baik melalui peningkatan fungsi Puskesmas maupun peran serta masyarakat
dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
2.
Keluarga Berencana
Kegiatan kelurga berencana diarahkan pada pengembangan keluarga
sehat sejahtera, yaitu dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi
pada pasangan usia subur, generasi muda serta pelayanan medic KB.
Pelaksanaan program KB dilaksanakan secara bertahap, mula – mula
program mempunyai orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan pesat,
untuk mendapat liputan yang lebih luas, beberapa tenaga pelaksana lapangan
ditempatkan di klinik juga diwajibkan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah
untuk memberikan motivasi dan penerangan di mana dapat memperoleh
pelayanan KB.
Peningkatan
peranan
masyarakat
dalam
program
KB
akan
memungkinkan alih peran pengelolaan program KB kepada masyarakat di masa
yang akan datan, dengan demikian perkembangan NKKBS juga akan menjadi
kenyataan.
3.
Kesejahteraan Ibu dan Anak
Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui
ditingkatkan melalui pemeriksaan kehamilan, imunisasi, identifikasi risiko tinggi
kehamilan dan tindak lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan pertolongan oleh
tenaga terlatih.
Pelayanan bayi dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanakkanak dilakukan melalui penelitian dan pengamatan dari pertumbuhan dan
perkembangan secara berkala, imunisasi, identifikasi risiko tinggi dengan tindak
lanjut dan pencegahan dehidrasi. Peran serta masyarakat ditingkatkan melalui
penyuluhan yang terutama ditujukan kepada ibu dan dukun beranakserta guru
TK. Penyuluhan juga dilakukan melalui PKK.
4.
Kesehatan Sekolah
Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat ditingkatkan
derajat kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada
tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA
termasuk pondok pesantren melalui upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan
dan pemeliharaan sehingga mempunyai dampak terhadap penurunan angka
absensi karena sakit.
5.
Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan :
a.
Pelayanan kesehatan gigi pada unit kelurga terutama ibu hamil, ibu
menyusui dan anak pra sekolah.
b.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara paripurna di sekolah dasar,
kegiatan promotif dan preventif di SD.
c.
Pelayanan medic dasar kedokteran gigi dilakukan di puskesmas.
6.
Kesehatan Jiwa
Tujuan pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka
penderita berbagai gangguan jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik, retardasi
mental, kelainan perilaku dan penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan
berbahaya lainnya.
Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang
menyeluruh dan mendalam dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan
melakukan pembinaan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa,
terutama untuk dapat mendeteksi secara dini berbagai gangguan kesehatan jiwa.
7.
Laboratorium sederhana
Sasaran
pokok
kegiatan
ini
adalah
meningkatkan
kemampuan
pemeriksaan sediaan, untuk mencapai ini dilakukan penataran tenaga
laboratorium. Kegiatannya adalah melaksanakan pelayanan rutin, penyuluhan
dan pengiriman sediaan penyakit dalam rangka pengamatan kejadian penyakit.
8.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
PKMD diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan di
lapangan memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam penyelenggaraan
secara terus-menerus serta terorganisir hingga ikut merangkaikan hasil-hasil
kegiatannya
secara
tersambung
dengan
perpanjangan
program-program
Puskesmas di desanya serta mampu terpadu dan menunjang system kesehatan
nasional.
9.
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Tujuan pokok kegiatan ini adalah untuk mencegah timbulnya penyakit,
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan akibat buruk dari penyakit menular.
Untuk mencapai tujuan tersebut diambil langkah-langkah untuk meningkatkan :

Pengamatan penyakit menular, termasuk pelabuhan.

Kualitas dan kuantitas tenaga di bidang epidemiologi, entomologi, ekologi,
sanitasi, dan laboratorium.

Kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam hal
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dengan menggunakan
teknologi tepat guna dan secara sederhana yang berhasilguna dan
berdayaguna.

Penggunaan alat, serum dan vaksin dalam negeri.

Isolasi penderita npenyakit manular.

Pengamatan vector penyakit.
10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tak menular
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat penyakit jantung, dan pembuluh darah, kanker, kecelakaan, dan
lain-lain. Kegiatan pelayanan penyembuhan dan pemulihan diutamakan pada
pengobatan jalan melalui Puskesmas dan rujukannya.
Sebagai langkah pertama diadakan kegiatan pengumpulan data dan
penelitian tentang masalah penyakit tak menular, antara lain dengan
mengadakan kegiatan panduan dan penjaringan selektif pada Puskesmas di
daerah tertentu.
11. Program perbaikan gizi
Program ini bertujuan bertujuan untuk menunjang upaya penurunan
angka kematian balita, dan meningkatkan kemampuan masyarakat guna
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, melalui peningkatan status gizi,
terutama bagi golongan rawan dan masyarakat berpenghasilan rendah baik di
desa maupun di kota.
Pokok kegiatan yang dilaksanakan dalm program perbaikan gizi adalah
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG), pencegahan dan penanggulangan
penyakit gangguan gizi terutama KKP, Kekurangan Vitamin A, gondok endemic
dan anemi gizi besi, peningkatan gizi anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi.
12. Program peningkatan kesehatan lingkungan
Program ini bertujuan mencapai mutu lingkungan yang dapat menjamin
kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta untuk
mewujudkan keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dan sector pemerintah
yang berkaitan dalam tanggung jawab upaya peningkatan dan pelestarian
kesehatan lingkungan.
Program ini meliputi program peningkatan air bersih, program
penyehatan perumahan dan lingkungan, program pengawasan kualitas
lingkungan, dan pengembangan kegiatan instalasi pemeriksaan specimen
kesehatan lingkungan.
Hubungan Manajemen Dengan Program Pelayanan Kesehatan
Untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen pada program pelayanan
kesehatan, seorang manajer program seharusnya secara rutin melakukan kajian
pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat. Kajiannya dilakukan
menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat, pendekatan
epidemiologi dan statistik, paradigma hidup sehat H.L. Blum, dan analisis sistem.
Dengan menggunakan keempat kajian tersebut, yang dikaitkan dengan pelaksanaan
program kesehatan disuatu wilayah, pimpinan organisasi kesehatan akan
merumuskan masalah sarana pelayanan kesehatan, yaitu masalah program dan
masalah kesehatan masyarakat.
Masalah program terdiri dari masalah yang berkaitan dengan
kegiatan
program ( Kesehatan Ibu dan Anak/KIA, Pemberantasan Penyakit / P2, Gizi, dan
sebagainya) dan masalah manajemen kesehatan (Fungsi Manajemen). Masalah
kesehatan masyarakat adalah kejadian sakit atau penyakit yang berkembang pada
individu atau kelompok masyarakat tertentu, pada waktu dan tempat tertentu. Kedua
jenis masalah tersebut berbeda ruang lingkupnya , tetapi keduanya saling terkait.
Untuk memecahkannya diperlukan penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Bagan 1.1
Hubungan Manajemen dengan Program Kesehatan
Prinsip-Prinsip
Epidemiologi
Paradigma Hidup
Pokok Public
Deskriptif dan
Sehat dari “H.L.
Health
Analitik
Blum”
Pendekatan
Sistem
Analisis
Masalah
Program Kesehatan
Masalah Kesehatan
Masyarakat
Masalah Program
Manajemen
Contoh:
Untuk menurunkan angka kematian ibu (masalah kesehatan), Puskesmas
melaksanakan kegiatan program puskesmas (KIA). Kegiatannya diawali dengan
melakukan identifikasi faktor resiko terjadinya gangguan kesehatan dan kematian
pada ibu hamil. Dengan diketahuinya faktor resiko kematian ibu hamil di
wilayahnya, tim puskesmas menyusun rencana kerja operasional program KIA.
Tujuan operasional dirumuskan untuk mengintervensi faktor resiko kesakitan dan
kematian ibu hamil (Manajemen Program KIA). Dari gambaran tersebut, seorang
Kepala Puskesmas harus memiliki kompetensi (Paham, sikap, dan terampil)
mengkaji dan merumuskan masalah kesehatan dan masalah program yang terkait
dengan kematian ibu hamil di wilayahnya.
Perkembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia memang sejalan
dengan perjuangan bangsa mensejahterahkan masyarakat Indonesia. Pembangunan
Puskesmas di Indonesia mulai dirintis dengan berbagai pertimbangan yang bersifat
strategis. Untuk jangka panjang pengembangan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care/PHC) melalui Puskesmas dinilai jauh lebih efisien dan efektif hasilnya
dibandingkan pengembangan pelayanan RS.
Mengkaji perkembangan pelayanan kesehatan massyarakat di Indonesia
memang sejalan dengan perjuangan bangsa mensejahterahkan masyarakat Indonesia.
Beberapa catatan penting di bawah ini baik sebelum maupun sesudah Indonesia
merdekadapat dijadikan tonggak sejarah perkembangan program kesehatan
masyarakat di Indonesia.
 Tahun 1942 : Mulai dirintis pengembangan program pendidikan kesehatan
masyarakat untuk peningkatan sanitasi lingkungan di wilayah pedesaan.
 Tahun 1952 : Pengembangan upaya usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai
dirintis dengan didirikannya Direktorat KIA di lingkungan Kementrian
Kesehatan
 Tahun 1956 : Proyek UKS diperkenalkan di wilayah Jakarta.
 Tahun 1959 : Program pemberantasan penyakit malaria di milai dengan bantuan
WHO.
 Tahun 1969 : Dengan mulai tersusunnya Repelita, sector kesehatan juga mulai
menata perencanaannya secara nasional
 Tahun 1982 : Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mulai diberlakukan.
 Tahun 1988 : Penggunaan obat generic diperkenalkan

Tahun 1991 : Dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT) mulai diberlakukan.
 Tahun 1992 : UU no. 23 mulai diterapkan untuk sector kesehatan.
 Tahun 1994 : Keppres 36 tentang strategi penanggulangan AIDS Nasional dan
Daerah
 Tahun 1995 : Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimulai untuk mencapai target
Indonesia bebas polio tahun 2000.
Pembangunan Puskesmas di Indonesia mulai dirintis dengan berbagai
pertimbangan yang bersifat strategis. Untuk jangka panjang pengembangan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care/PHC) melalui Puskesmas dinilai
jauh lebih efisien dan efektif hasilnya dibandingkan pengembangan pelayanan RS.
Dari konsep pengembangan PHC lahirlah konsep PKMD (Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa) di Indonesia. PKMD saat ini sudah berkembang
menjadi model peran serta masyarakat di bidang pelayanan kesehatan yang
kemudian diberikan nama sesuai dengan muatan lokalnya seperti muatan tambahan
program gizi dikenal dengan nama UPKG (Upaya Pelayanan Gizi Keluarga);
Proyandu (Program Pelayanan Terpadu) yang diberikan muatan program KIA, Gizi
(Penimbangan Balita, pemberian vitamin A untuk Balita, dan Sulfas Ferrosus untuk
Ibu Hamil), P2M (Imunisasi dan pemberantasan diare, cacingan), program KB
(Konseling); POD (Pos Obat Desa); DUKM (Dana Upaya Kesehatan Masyarakat)
semacam ansuransi kesehatan di desa; Bidan Desa dengan Polindes (Poliknik Desa);
pembinaan pengobatan tradisional, dan sebagainya.
Berbagai Upaya
Masyarakat
Pengembangan
Pelayanan
Kesehatan
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja tertentu.
Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah
sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan
transportasi, peningkatan rujukan, peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan
staf, peningkatan manajemen organisasi dan peningkatan peran serta masyarakat.
Adapun upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat,
antara lain :
1.
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan
membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan,
Posyandu, dan penempatan Bidan di desa yang mengelola sebuah polindes
(Poliknik Persalinan Desa).
2.
Meningkatkan
mutu
pelayanan
kesehatan,
baik
dengan
meningkatkan
keterampilan dan motivasi kerja staf dengan memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat maupun dengan cara mencukupi berbagai jenis kebutuhan
peralatan dan obat-obatan.
3.
Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada analisis epidemiologi
penyakit yang berkembang di wilayah kerjanya.
4.
System rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa. Rujukan
pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila pembangunan sector lain di
tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi yang
lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga.
5.
Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD). Kegiataan ini perlu dilakukan secara gotong-royong
dan swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang sehat dan
sejahtera.
LATIHAN
1. Apa yang saudara ketahui tentang pelayanan kesehatan?
2. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi. Sebutkan dan jelaskan apa saja syarat tersebut?
3. Jelaskan perbedaan antara pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan
masyarakat?
4. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, ada
beberapa program yang dilaksanakan, salah satunya program program
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Jelaskan tujuan program
tersebut?
5. Untuk mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat ada upaya yang
harus dilakakuan. Sebutkan dan jelaskan?
RANGKUMAN
1.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara
bersama-sama
dalam
suatu
organisasi
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat
(Levey dan Loomba,1973).
2.
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
3.
Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yaitu
Penanggung jawab, standar pelayanan, hubungan kerja; dan pengorganisasian
potensi masyarakat
4.
Program-program pelayanan kesehatan masyarakat meliputi Puskesmas,
Keluarga Berencana, Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Laboratorium sederhana,
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), Program pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, Pencegahan dan pemberantasan penyakit tak
menular, Program perbaikan gizi, dan Program peningkatan kesehatan
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.1996. Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi Ketiga. Tanggerang
: Binapura Aksara
Muninjaya, A.A Gde.2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat (Ilmu dan Seni). Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Satrianegara F, Salekha S. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Rachmat, R. Hapsara Habib. 2004. Pembangunan Kesehatan di Indonesia.
Yogyakarta: Gajah mada University Press
Download