BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini adalah era globalisasi akan menimbulkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif dan komplek, karena pelaku bisnis harus bersaing dengan pesaing dari dalam negeri dan pelaku dari negara lain. Disamping era globalisasi ekonomi, pada saat ini juga perkembangan tekhnologi cukup pesat. Hal ini akan menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak negatif yang terjadi dari perkembangan teknologi adalah kegagalan bisnis. Kondisi persaingan menimbulkan tantangan untuk menghadapinya. Tantangan dari internal perusahaan adalah bagaimana perusahaan melaporkan hasil usahanya melalui laporan keuangan kepada stake holder (para pemegang kepentingan) termasuk pemegang saham (investor) dengan jujur dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan agar bermanfaat maka informasinya harus andal (reliable) yaitu bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan yang material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan. Hal ini dapat diartikan bahwa laporan keuangan harus bebas dari ketidakjujuran (kecurangan). Oleh karena itu, diperlukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) yang bertanggung jawab dalam melakukan pengendalian internal agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan. 1 Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 2 Pentingnya Satuan Pengawasan Internal (SPI) diatur dalam PP No. 3 Tahun 1983. Pada pasal 45 dinyatakan bahwa “pada setiap Badan Usaha Milik Negara dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan aparatur pengawasan intern perusahaan yang bersangkutan”. UU BUMN Nomor 19 Tahun 2003 juga telah mewajibkan BUMN untuk membentuk Satuan Pengawasan Internal. Hery (2010:36). Oleh karena itu, beberapa perusahaan BUMN ini dituntut untuk membentuk Satuan Pengawasan Internal (SPI). Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian internal lainnya. Audit internal menurut Hiro Tugiman adalah sebagai berikut : “Internal Auditing atau Audit Internal adalah suatu penilaian fungsi independen yang dibuat yang dibuat dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan organisasi” (2006:99) Audit internal memberikan peranan yang besar bagi pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Pihak manajemen perusahaan membutuhkan informasi yang handal dan strategis dari auditor internal untuk pengambilan kebijakan, prosedur, serta proses pengambilan keputusan bisnis dan keputusan operasional perusahaan. Auditor internal diharapkan mampu menghasilkan kualitas audit bagi kebutuhan manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian audit internal berpengaruh secara nyata dalam proses peningkatan kinerja perusahaan. Audit internal bertujuan untuk membantu semua bagian dalam perusahaan agar dapat melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien. Audit internal akan Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 3 memberikan penilaian, pandangan ataupun saran-saran yang akan dapat membantu semua bagian. Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif (Hiro Tugiman, 2006:99). Auditor internal merupakan pihak yang memegang peranan penting dalam sistem pengendalian perusahaan. Dengan kata lain, auditor internal menjadi kunci penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Auditor internal tidak hanya melakukan evaluasi terkait keuangan perusahaan tapi juga pada non-keuangan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Hal ini akan membantu manajer dalam meningkatkan kinerja perusahaan melalui rekomendasi auditor internal yang didapatkan dari evaluasi tersebut. Auditor internal dituntut secara profesional untuk melaksanakan fungsi audit dengan baik. Pentingnya eksistensi seorang auditor internal, menuntut para auditor internal untuk memiliki kompetensi, independensi, dan kinerja dalam melaksanakan tugasnya. Dalam menjalankan fungsinya auditor internal harus mampu memahami ruang lingkup perusahaan secara keseluruhan. Hal ini akan membantu auditor internal dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, seorang auditor internal harus dibekali dengan kompetensi yang memadai. Dengan kata lain, auditor internal juga dituntut untuk menguasai bidang lain seperti auditing, controllership, accounting, law, management,dan lain-lain. Hal ini akan mendukung dalam memberikan informasi yang tepat kepada manajemen dalam memberikan keputusan. Indriyanti (2013:2). Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 4 AAA Financial Accounting Commite (2002) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Trotter (1986) dalam Norma (2012:2) mendefinisikan bahwa orang yang berkompeten adalah orang dengan keterampilan mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Untuk dapat memiliki keterampilan, seorang auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pencapaian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan praktek audit. Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dibidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan oleh organisasi dimana auditor internal tersebut bernaung. Sikap prilaku independen auditor tersebut harus jelas dan tidak dipengaruhi agar dipercayai oleh perusahaan tersebut. Menurut Mulyadi (2002:26-27) independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Dari definisi independensi ini dapat diambil kesimpulan bahwa independensi lebih banyak ditentukan oleh faktor di luar diri auditor. Independensi ini sangat diperlukan bagi audit internal dalam menjalankan tugasnya agar dapat menghasilkan laporan pemeriksaan yang berkualitas. Independensi auditor mempunyai tiga aspek Mulyadi (2002:27) : Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 5 1. Independensi dalam diri auditor yang berupa kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan berbagai fakta yang ditemuinya dalam auditnya. Aspek independensi ini disebut dengan istilah: independensi dalam kenyataan. 2. Independensi ditinjau dari sudut pandangan pihak lain yang mengetahui informasi yang bersangkutan dengan diri auditor. Aspek independensi ini disebut dengan istilah: independensi dalam penampilan 3. Independensi dipandang dari sudut keahliannya. Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka. Norma (2012:3). Ayuningtyas dan Pamudji (2012) dalam Indriyanti (2013:3) menyatakan Audit internal merupakan bagian yang bersifat integral dalam suatu organisasi untuk melakukan kegiatan audit berdasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak auditor eksternal. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan di dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian intern organisasi. Adams (1994) dalam Indriyanti (2013:4) menjelaskan bahwa kualitas Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 6 internal yang dijalankan akan berhubungan dengan kompetensi dan objektifitas dari staf internal auditor tersebut. Rika Melly Ginting (2012) Dalam penelitian yang berjudul pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit PT. Kereta Api Indonesia mengemukakan beberapa faktor yang terkait seperti kompetensi dan independensi auditor internal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kompetensi dan independensi auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Indriyanti Linting (2013) Dalam penelitian yang berjudul pengaruh kompetensi, objektivitas, independensi dan kinerja auditor terhadap kualitas hasil audit pada Bank BRI Inspektorat Makassar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kompetensi, independensi, dan kinerja auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit, sedangkan objektivitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil audit. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Rika Melly Ginting (2012). Penelitian ini pernyataannya mengenai pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal terhadap kualitas audit. Hal ini penting untuk menilai konsistensi auditor internal yang bekerja pada perusahaan BUMN dalam menjaga kualitas audit yang diberikannya. Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk melihat pengaruh kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor internal terhadap kualitas audit, maka judul yang diambil dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Internal terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 7 BUMN di Kota Bandung: Studi Kasus PT. INTI (PERSERO) dan PT. PINDAD (PERSERO)”. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana pengaruh kompetensi auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal? 2. Bagaimana pengaruh independensi auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal? 3. Bagaimana pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh kompetensi auditor internal terhadap kualitas audit. 2. Untuk menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh independensi auditor internal terhadap kualitas audit. 3. Untuk menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh kompetensi dan independensi auditor internal terhadap kualitas audit internal. Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan 8 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Akademisi a. Melalui penelitian ini, penelitian mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi dan independensi audit internal terhadap kualitas audit internal. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan. 2. Praktisi Bisnis a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. b. Sebagai bahan evaluasi bagi auditor internal sehingga dapat meningkatkan kualitas audit internalnya. 3. Masyarakat Umum Diharapkan berguna bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan sebagai seorang auditor internal, terutama faktor kompetensi dan independensi internal yang berpengaruh terhadap kualitas audit internal. Universitas Kristen Maranatha