MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Proses Komunikasi Massa Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Marketing Communications Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh B21423EL Dr. Farid Hamid, M.Si Abstract Kompetensi Pokok bahasan ini membahas menjelaskan komunikasi massa dan perubahan sikap dan perilaku Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses komunikasi massa yang berkaitan dengan perubahan sikap dan perilaku 5. Proses Komunikasi Massa arshall McLuhan mengatakan bahwa kita sekarang M hidup dalam suatu “desa global”. Pernyataan McLuhan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang memungkinkan terjadinya suatu penaklukan teknologis yang unik terhadap ruang dan waktu, yang mengakibatkan jarak fisik dalam komunikasi antar manusia dapat diabaikan. Pentingnya komunikasi massa dalam terutama dengan kemampuannya untuk kehidupan manusia modern dewasa ini, menciptakan publik, menentukan issue, memberikan kesamaan kerangka pikir, dan menyusun perhatian publik, pada gilirannya telah mengundang berbagai sumbangan teoretis terhadap kajian tentang komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Psikologi telah lama menelaah efek komunikasi massa pada perilaku penerima pesannya. Annual Review of Psychology hampir selalu menyajikan berbagai hasil penelitian psikologis tentang efek komunikasi massa (Rahmat, 2008). 5.1. Definisi Komunikasi Massa Menurut Tan dan Wright (dalam Liliweri 1991) komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang lain dikemukakan oleh Bittner (dalam Ardianto, 2005), yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar yang dihadiri puluhan ribu orang, tetapi jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukanlah komunikasi massa. Media komunikasi yang 2012 2 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id termasuk media massa adalah radio siaran, televisi (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak); serta media film. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gebner (Ardianto, 2005). Menurut Gebner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi Gebner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilkakukan oleh perorangan, melainkan oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Berdasarkan hal-hal diatas maka konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Merujuk pada pemahaman diatas maka secara umum Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: a. Arus Pesan Bersifat Satu Arah Komunikasi massa karena menggunakan media massa maka arus pesannya bersifat satu arah. Tidak atau kurang adanya interaksi antara komunikator dengan komunikan. b. Konteks Komunikasi Konteks komunikasi dalam komunikasi massa menggunakan media massa. c. Komunikasi Terlembagakan 2012 3 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mempunyai ciri penting yaitu Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik. Sehingga komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. d. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada semua orang. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. e. Anonim dan Heterogen Komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Komunikator tidak mengenal khalayaknya (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain itu khalayak komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dll. f. Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibanding komunikasi lainnya adalah sasaran khalayaknya besar dan dapat dijangkau secara serentak dalam waktu yang bersamaan. g. Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Berbeda dengan komunikasi antar pribadi komunikasi massa lebih mengutamakan dimensi isi ketimbang hubungan, karena sifatnya yang tidak tatap muka. h. Umpan Balik Tertunda Karena tidak ada interaksi langsung antara komunikator dengan khalayaknya maka, umpan balik tidak bersifat langsung (direct feedback) atau tidak bersifat segera (immediate feedback), melainkan umpan baliknya bersifat tertunda. i. Efek yang Mungkin Terjadi Efek yang mungkin terjadi dalam komunikasi massa adalah penambahan pengetahuan. 2012 4 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5.2. Sistem Komunikasi Massa dan Sistem Komunikasi Interpersonal Sistem komunikasi massa memiliki perbedaan dengan sistem komunikasi antar pribadi. Ini tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indra, proporsi unsur isi dengan hubungan.. a). Pengendalian arus informasi Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Dalam sistem komunikasi interpersonal perilaku komunikasi bisa diarahkan sebaliknya dalam konteks komunikasi massa tidak bisa dilakukan. Menurut Cassata dan Asante (dalam Rahmat, 2008:190), bila arus komunikasi hanya dikendalikan oleh komunikator, situasi dapat menunjang persuasi yang efektif. Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus informasi, situasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif. b). Umpan Balik Dalam komunikasi, umpan balik dapat diartikan sebagai respons, peneguhan, dan servomekanisme internal. Sebagai respons, umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya. Dalam pengertian ini, umpan balik bermacam-macam jumlah dan salurannya. Ada situasi ketika saluran mengangkut banyak umpan balik atau tidak ada umpan balik sama sekali (dari free feedback sampai zero feedback). Peranan umpan balik sebagai servomekanisme dalam sistem komunikasi interpersonal, sikap berfungsi sebagai servomekanisme. Bila pembicaraan orang yang pidato mengandung hal-hal yang mengancam kepentingan kita, kita akan segera menyaring pembicaraan secara selektif, menafsirkan secara sepihak, atau berusaha tidak mendengarkannya sama sekali. Dengan cara itu, keseimbangan psikologis kita akan tetap terpelihara. Konteks komunikasi antarpribadi umpan baliknya bersifat seketika sedangkan dalam komunikasi massa bersifat tertunda. c). Stimulasi alat indra Dalam komunikasi interpersonal orang menerima stimuli melalui seluruh alat indranya. Ia dapat mendengar, melihat, mencium, meraba, meras. Sedangkan dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar. Pada televisi dan film kita mendengar dan melihat. 2012 5 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d). Proporsi unsur isi dengan hubungan Pada sistem komunikasi interpersonal, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikadi interpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa unsur isilah yang penting. 5.3. Dampak Komunikasi Massa Secara umum ada beberapa dampak komunikasi massa: A. Dampak Media Massa sebagai Objek Fisik Steven H. Chaffee dalam Mass Communication Review Yearbook 1 menyebut empat dampak kehadiran media massa sebagai objek fisik, yaitu sebagai berikut: 1). Dampak ekonomis Kehadiran media massa menimbulkan dampak secara ekonomis, yakni menggerakkan usaha dalam berbagai sektor, seperti produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. 2). Dampak sosial Kehadiran media massa membawa perubahan pada struktur atau interaksi sosial. Pemilikan media massa ini (berlangganan suratkabar/majalah, memiliki radio atau televisi) secara tidak langsung telah meningkatkan status pemiliknya. 3). Dampak pada penjadwalan kegiatan Kehadiran media massa ternyata dapat mengubah jadwal kegiatan sehari-hari khalayak. Sebagai ilustrasi, Pak Amat sebelum memiliki televisi biasa tidur pukul 20.00. Tetapi setelah memiliki televisi, jam tidur Pak Amat berubah. B. Dampak Pesan Media Massa Dampak penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak lazimnya mencakup aspek kognitif, afektif dan konatif. 1). Dampak kognitif Dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan, maupun kepercayaan oleh media massa. Dalam masyarakat modern, dampak kognitif penyebaran media massa terhadap khalayak semakin kuat karena informasi tentang berbagai hal seringkali diperoleh melalui media massa. Dari 2012 6 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id media massa, kita bisa mengetahui informasi tentang terjadinya invasi Amerika Serikat ke Irak, pembantaian warga Palestina, dan lain-lain. 2). Dampak afektif Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif bila pesan yang disebarkan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan emosional, sikap atau nilai. 3). Dampak konatif Dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif bila pesan-pesan yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku nyata yang dapat siamati. Misalkan, setelah membaca berita tentang bencana kelaparan di Gunung Kidul, anda tergerak untuk mengirimkan bantuan makanan. Secara teoretis, dampak penyebaran pesan melalui media massa lazimnya hanya mampu sampai ke tahap kognitif dan afektif. 5.4. Teori-teori tentang Pengaruh Media Massa 5.4.1. Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Individu Studi tentang komunikasi massa pada umumnya membahas tentang efek. Efek atau pengaruh ini telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesan yang hendak disampaikannya berusaha untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Oleh karenanya mereka akan berusaha untuk menemukan saluran yang paling efektif untuk dapat mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini terdapat dua aliran yang banyak mewarnai teori-teori komunikasi massa berikutnya. Aliran pertama, beranggapan bahwa media massa memiliki efek yang langsung dapat mempengaruhi individu sebagai audience. Sementara aliran kedua, beranggapan bahwa proses pengaruh dari media massa tidak terjadi secara langsung, melainkan melalui perantaraan hubungan komunikasi antarpribadi. Stimulus-Respons Prinsip stimulus-respons pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah: 1). Pesan (stimulus); 2). Seorang penerima/receiver (organism); dan 3). Efek (respons). Prinsip Stimulus-Respons mengasumsikan bahwa pesan dipersiapkan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak 2012 7 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pesan tersebut dapat tersedia bagi sejumlah besar individu, dan bukannya ditujukan pada orang per orang. Penggunaan teknologi untuk reproduksi dan distribusi diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerimaan dan respons oleh audience. Dalam hal ini tidak diperhitungkan kemungkinan adanya intervensi dari struktur sosial atau kelompok dan seolah-olah terdapat kontak langsung antara media dan individu. Konsekuensinya, seluruh individu yang menerima pesan dianggap sama/seimbang. Jadi hanya agregasi jumlah yang dikenal, seperti konsumen, suporter, dan sebagainya. Selain itu diasumsikan pula bahwa terpaan pesan-pesan media, dalam tingkat tertentu, akan menghasilkan efek. Jadi kontak dengan media cenderung diartikan dengan adanya pengaruh tertentu dari media, sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh terpaan media tidak akan terpengaruh. Model Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Model) dari Elihu Katz. Prinsip stimulus-respons telah memberikan inspirasi pada teori jarum hipodermik. Suatu teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Model ini pada hakekatnya adalah model komunikasi searah, berdasarkan anggapan bahwa mass media memiliki pengaruh langsung, segera dan sangat menentukan terhadap audience. Mass media merupakan gambaran dari jarum raksasa yang menyuntik audience yang pasif. Teori komunikasi satu langkah Teori ini berpendapat bahwa pengaruh media bersifat langsung dan segera. Anda membaca suratkabar, misalnya, dan diyakinkan oleh apa yang anda baca. Sebagai akibatnya, anda mengubah pemikiran dan perilaku anda sesuai dengan apa yang disuntikkan media. Pesan merasuk hanya dalam satu langkah – dari media ke pembaca. Suatu kelemahan utama teori satu langkah ini adalah pengabaiannya akan interaksi antarpribadi. Sebelum kita menyerap opini atau mengubah sikap, kita mencari dukungan dan konfirmasi dari orang lain. Diabaikannya pengaruh antarpribadi ini menyebabkan para periset memodifikasi teori satu tahap menjadi teori komunikasi dua tahap. Two step flow theory (teori komunikasi dua tahap) dari Katz dan Lazarsfeld Teori ini berawal dari hasil penelitian yang dilakukan Paul Lazarsfeld dan kawankawannya mengenai efek media massa dalam suatu kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1940. Studi tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulusrespons bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukkan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah, dan asumsi stimulus-respons tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus 2012 8 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id informasi dan pembentukan pendapat umum. Para periset menemukan bahwa orang lebih dipengaruhi oleh orang lain daripada oleh media massa (terutama suratkabar dan radio). Dalam analisisnya terhadap hasil penelitian tersebut, Lazarsfeld kemudian mengajukan gagasan mengenai “komunikasi dua tahap”, dengan konsep utamanya “pemuka pendapat”. Teori ini berasumsi bahwa media tidak membuat orang langsung terpengaruh oleh muatan informasi yang dibawahnya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa proses pengaruh yang biasanya diartikan sebagai perubahan sikap dan perilaku terjadi justeru melalui perantaraan orang-orang yang dikenal dengan sebutan pemuka pendapat (opinion leader). Dalam hal ini proses yang terjadi adalah pemuka pendapat memperoleh informasi dari media, dan kemudian dapat menyebarluaskannya kepada orang-orang lain di sekitarnya. Pemuka pendapat ini pula yang berperan dalam merekomendasikan dan mengkonfirmasi perubahan sikap dan perilaku masyarakat di sekitarnya. 2012 9 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Media Massa Keterangan: 4 1.2 dan 3 adalah pemuka pendapat 1 2 3 Daftar Pustaka Rakhmat, Djalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya: Bandung Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka De Vito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia: Kuliah Dasar. Jakarta: Profesional Books Effendy, Onong, Uchjana.2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti 2012 10 Psikologi Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id