1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat
komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas
yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang akan dihadapi oleh bank-bank yang ada
di Indonesia. Komplektisitas yang sering menjadi permasalahan dalam dunia
perbankan antara lain disebabkan oleh depresiasi rupiah, serta peningkatan suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga dapat menyebabkan meningkatnya
kredit bermasalah. Hal ini dipicu karena lemahnya kondisi internal bank seperti
lemahnya kinerja manajemen bank, serta lemahnya bank dalam mengidentifikasi
resiko-resiko yang akan dihadapi sehingga menyebabkan kinerja bank menurun.
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank juga mempunyai peran
sebagai pelaksana kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan,
sehingga
diperlukan
perbankan
yang
sehat,
transparan
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. (Booklet Perbankan Indonesia 2009)
Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia berawal pada pertengahan tahun
1997 mengakibatkan seluruh potensi ekonomi mengalami penurunan kinerja dan
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
2
bank-bank mengalami kebangkrutan. Krisis moneter mengakibatkan banyak bank
yang mengalami kredit macet. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi iklim investasi
pasar modal dibidang perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Ali (2006), penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia bukan dari
lemahnya fundamental ekonomi, tetapi karena merosotnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika. (www.sliazor.wordpress.com - 05 Februari 2013)
Secara tidak langsung krisis yang terjadi pada tahun 1997 tentu akan
berpengaruh terhadap kondisi perbankan di Indonesia, karena bagaimanapun juga
pondasi ekonomi dunia masih didominasi oleh negara Amerika. Kondisi perbankan di
Indonesia pada tahun 2008-2012 merupakan periode yang penuh dinamika bagi
industri perbankan nasional, dimana pada tahun tersebut kinerja perbankan bergerak
secara fluktuatif. Kondisi perbankan yang fluktuatif ini membuat bank sentral
mengambil kebijakan untuk menaikkan suku bunga. Sehingga industri perbankan
Indonesia ikut menaikkan suku bunganya untuk menyeimbangkan pendapatan.
Pengalaman dari krisis ekonomi tersebut telah membuat sektor perbankan pada
akhirnya harus menumbuhkan kembali citra perbankan dan kepercayaan masyarakat
terhadap sektor perbankan, sehingga industri perbankan dapat tetap bertahan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya pada kondisi ekonomi dimasa yang akan
datang.
Walaupun industri perbankan Indonesia dapat bertahan terhadap resiko dari
krisis ekonomi tersebut, tetap saja kualitas dan kesehatan usaha perbankan harus tetap
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
diperhatikan dan dijaga agar tetap memenuhi standar yang telah di tetapkan agar tidak
mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia. Dalam rangka menjaga stabilitas dan
memperbaiki permasalahan industri perbankan secara nasional, maka pada tanggal 09
Januari 2004 pemerintah melalui Bank Indonesia telah meluncurkan regulasi
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan suatu kerangka dasar sistem
perbankan
Indonesia
yang
bersifat
menyeluruh,
dimana
arah
kebijakan
pengembangan industrinya yaitu untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke
depan. Dalam API arah dan kebijakan pengembangan industri dimasa datang
dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan
ekonomi nasional. (www.bi.go.id - 05 Februari 2013)
Tingkat kesehatan bank dapat dilihat dari bagaimana kinerja suatu bank.
Tingkat kesehatan perbankan ini seutuhnya diatur oleh Bank Indonesia, sehingga
kegiatan operasionalnya dapat berjalan dengan baik. Hal ini karena fungsi dari Bank
Indonesia itu sendiri yaitu sebagai Bank Sentral. Berikut ini adalah perkembangan
kinerja perbankan berdasarkan rasio keuangan yang telah diatur oleh Bank Indoensia
dapat dilihat pada tabe1 1.1, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan Kinerja Bank Umum Swasta Nasional Devisa (%)
Indikator
NIM
LDR
CAR
ROA
2008
6,07
74,72
14,82
1,25
2009
5,81
71,14
16,61
2,20
2010
6,11
73,16
15,76
2,58
2011
6,37
79,00
16,01
3,00
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2012
5,49
80,00
17,43
3,11
4
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Edisi Desember 2012 (data diolah)
Melalui tabel 1.1 kita dapat melihat beberapa faktor penilaian perkembangan
kinerja perbankan Indonesia yaitu Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio
(LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Asset (ROA). Salah satu
indikator kinerja keuangan bank adalah return on asset (ROA), merupakan indikator
yang menunjukkan tingkat profitabilitas bank. Pada tabel 1.1 kondisi ROA dari tahun
2008 hingga 2012 secara keseluruhan mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2008
rasio ROA berada pada besaran 1,25%, lalu pada tahun 2009 mengalami kenaikan
yang menempatkan ROA berada pada besaran 2,20%. Kenaikan rasio ROA terus
berlangsung hingga tahun 2012 yang menempatkan ROA pada besaran 2,58% untuk
tahun 2010, 3,00% untuk tahun 2011 dan 3,11% untuk tahun 2012.
Dari data yang diperoleh Statistik Perbankan Indonesia edisi Desember 2012
dapat disimpulkan bahwa kondisi perbankan Indonesia berada dalam kondisi yang
sehat.
Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia meliputi bank persero, bank
devisa, bank non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran, dan bank asing.
Bank yang digunakan dalam penelitian adalah Bank Devisa, yaitu bank yang
berstatus devisa yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau bank yang
dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing, misalnya transfer ke
luar negeri, jual beli valuta asing, travelers cheque, serta transaksi luar negeri lainnya.
Pengertian devisa dapat dikategorikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik devisa
merupakan valuta asing non logam yang digunakan untuk alat pembayaran yang sah,
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
sedangkan secara non fisik adalah saldo dalam bentuk valuta asing pada Bank
Indonesia. Bank devisa yang terdapat di Indonesia berjumlah 33 bank, salah satunya
yaitu Bank Bumi Arta Tbk. (www.tiosijimbo.wordpress.com - 05 Februari 2013)
Untuk mengukur kinerja suatu perbankan diperlukan laporan kinerja
keuangan, salah satu pengukur kinerja keuangan perbankan yaitu dengan melihat
tingkat profitabilitasnya. Profitabilitas adalah suatu kemampuan bank untuk
menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Kegunaan dari
profitabilitas ini biasanya digunakan oleh investor dalam menanamkan modalnya
untuk berinvestasi, nasabah dalam melihat kesehatan bank untuk menanamkan
(menabung) dananya dan Bank Indonesia sebagai regulator dalam melihat kinerja
operasional bank. Profitabilitas juga penting bagi suatu bank, dimana profitabilitas ini
digunakan untuk melihat perkembangan bank dalam hal memperoleh laba. Kinerja
manajemen yang tidak efektif dan terorganisir tentu akan mengakibatkan tingkat
profitabilitas yang diperoleh rendah. Bank Bumi Arta merupakan salah satu contoh
bank devisa yang memiliki tingkat profitabilitas rendah, dengan alasan karena
profitabilitas yang diperoleh Bank Bumi Arta masih berada dibawah standar rata-rata
Industri Perbankan Indonesia yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia.
Berikut adalah perbandingan rasio keuangan antara Bank Bumi Arta dengan standar
rata-rata Industri Perbankan Indonesia bila dilihat dari tingkat profitabilitasnya,
indikator profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA), sebagai
berikut:
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
Tabel 1.2
Perbandingan Rasio ROA pada Bank Bumi Arta Tbk dengan Rata-rata
Industri Perbankan Indonesia Tahun 2008 - 2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Rasio ROA (%)
pada Bank Bumi Arta Tbk
2,07
2,00
1,52
2,11
2,47
Rasio ROA (%)
Rata-rata Industri Perbankan Indonesia
1,25
2,20
2,58
3,00
3,11
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bumi Arta Tbk dan Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)
Berdasarkan data tabel 1.2 yang memuat informasi data tentang perbandingan
rasio ROA pada Bank Bumi Arta Tbk dengan rata-rata Industri Perbankan Indonesia,
dapat dilihat bahwa rasio ROA pada Bank Bumi Arta masih berada jauh dibawah
standar rata-rata Industri Perbankan Indonesia.. Hal tersebut dapat terlihat pada tahun
2009, ROA pada Bank Bumi Arta berada pada besaran 2,00%, sedangkan untuk ratarata Industri Perbankan Indonesia berada pada besaran 2,20%. Sama halnya dengan
tahun 2009, pada tahun 2010 hingga 2012 besaran ROA pada Bank Bumi Arta masih
berada jauh dibawah standar rata-rata Industri Perbankan Indonesia dimana pada
tahun 2010 besaran ROA pada Bank Bumi Arta berada pada besaran 1,52%,
sedangkan pada standar rata-rata Industri Perbankan Indonesia 2,58%. Pada tahun
2011 hingga 2012 besaran ROA yang diperoleh Bank Bumi Arta sebesar 2,11% dan
2,47%, sedangkan untuk rata-rata Industri Perbankan Indonesia berada pada besaran
3,00% dan 3,11%.
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
Berikut adalah perbandingan rasio ROA pada Bank Bumi Arta dengan ratarata Industri Perbankan Indonesia bila disajikan dalam bentuk grafik, sebagai berikut:
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Bank Bumi Arta Tbk
Rata-rata Industri
Perbankan Indonesia
Desember Desember Desember Desember Desember
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bumi Arta Tbk dan Statistik Perbankan Indonesia
Grafik 1.1
Perbandingan ROA pada Bank Bumi Arta Tbk dengan Rata-rata
Industri Perbankan Indonesia Tahun 2008-2012
Profitabilitas adalah
memperoleh
laba
kemampuan suatu bank untuk menghasilkan atau
berdasarkan
investasi
yang
dilakukannya
(Komaruddin
Sastradiopera, 2001: 274).
Salah satu indikator penilaian pada profitabilitas bank adalah Return on Asset
(ROA). Menurut Malayu Hasibuan (2009: 100), return on asset (ROA) adalah
perbandingan (rasio) laba sebelum pajak selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata
volume usaha dalam periode yang sama. Semakin besar ROA, maka semakin besar
pula keuntungan yang akan didapat oleh sebuah bank sehingga kondisi bermasalah
yang akan dihadapi pun semakin kecil.
Bank Bumi Arta Tbk berdiri pada tanggal 03 Maret 1967. Pada tanggal 18
September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara.
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
Penggabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan,
manajemen bank, dan memperluas jaringan operasional bank. Bank Bumi Arta Tbk
merupakan salah satu bank yang diindikasikan sebagai bank yang kurang sehat
karena memiliki tingkat profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA sebesar 2,47%
pada tahun 2012. Besaran rasio tersebut masih berada dibawah standar rata-rata
Industri yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 3,11%. Berikut adalah
perubahan rasio ROA dari tahun 2008-2012 berdasarkan laporan keuangan Bank
Bumi Arta Tbk adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3
Perubahan ROA Bank Bumi Arta Tbk Tahun 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Rasio ROA (%)
2,07
2,00
1,52
2,11
2,47
Perubahan ROA (%)
0,00
(0,07)
(0,48)
0,59
0,36
Keterangan
Turun
Turun
Naik
Naik
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bumi Arta, Tbk (data diolah)
Berdasarkan data tabel 1.3 yang memuat informasi data tentang ROA Bank
Bumi Arta Tbk, dapat dilihat bahwa kondisi ROA pada Bank Bumi Arta mengalami
perubahan yang fluktuatif, hal tersebut dapat terlihat pada tahun 2008 ROA berada
pada besaran 2,07%, lalu di akhir tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan yang
menempatkan ROA berada pada besaran 2,00% untuk tahun 2009 dan 1,52% untuk
tahun 2010. Pada tahun 2011 dan 2012 rasio ROA mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya yang menempatkan ROA berada pada besaran 2,11% untuk tahun 2011
dan 2,47% untuk tahun 2012. Bila melihat kondisi profitabilitas Bank Bumi Arta Tbk
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
yang masih berada dibawah standar rata-rata industri Perbankan Indonesia, maka
dapat dikatakan bahwa Bank Bumi Arta Tbk belum dapat memaksimalkan usahanya
dalam meningkatkan profitabilitas.
Berikut adalah perubahan rasio ROA Bank Bumi Arta bila disajikan dalam
bentuk grafik maka akan tampak sebagai berikut:
Rasio ROA (%)
3
2
1
0
2,07
2
1,52
2,11
2,47
Rasio ROA (%)
Desember Desember Desember Desember Desember
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bumi Arta, Tbk (data diolah)
Grafik 1.2
Perubahan rasio ROA Bank Bumi Arta Tbk Tahun 2008-2012
Kondisi ROA Bank Bumi Arta yang selalu berada dibawah standar rata-rata
Industri Perbankan Indonesia sepanjang tahun 2008 hingga 2012 tentu akan
menyebabkan kerugian baik dari sisi internal bank tersebut maupun eksternal. Secara
internal apabila keuntungan yang didapat berkurang maka modal kedepannya untuk
menjalankan operasional bank pun akan berkurang dan akan menghambat kegiatan
bank maupun ekspansi perusahaan juga terhambat. Para investor pun akan menarik
sahamnya apabila melihat kinerja perusahaan kurang baik dengan begitu nilai
perusahaan akan turun. Secara eksternal menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap bank yang disusul oleh loyalitas pemilik dana akan berkurang.
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
Faktor yang diindikasikan mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu bank
adalah tingkat likuiditasnya. Menurut Kasmir (2002: 272), likuiditas merupakan
kemampuan suatu bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka
pendek. Alat ukur untuk mengukur likuiditas bank terdiri dari cash ratio (CR),
reserve requirement (RR), loan to deposit ratio (LDR) dan loan to asset ratio (LAR).
Alat ukur likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah loan to deposit ratio
(LDR).
Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal
sendiri yang digunakan (Kasmir, 2002: 272). Ketentuan Bank Indonesia tentang loan
to deposit ratio (LDR) yaitu berada diantara rasio 80% hingga 110%.
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:58), menjelaskan bahwa salah satu
ketentuan perbankan yang sangat berpengaruh terhadap keberanian para eksekutif
perbankan untuk
memperbesar volume kreditnya dalam
rangka
mengejar
profitabilitas yang tinggi adalah loan to deposit ratio (LDR). Maka loan to deposit
ratio (LDR) sebagai tolak ukur bank untuk memperbesar volume kredit untuk
mencapai profit yang tinggi.
Berikut ini adalah data loan to deposit ratio (LDR) selama tahun 2008-2012
yang terdapat pada Bank Bumi Arta Tbk, yang bersumber dari Laporan Keuangan
Bank Bumi Arta Tbk, sebagai berikut:
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
Tabel 1.4
Perubahan LDR Bank Bumi Arta Tbk Tahun 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Rasio LDR (%)
59,86
50,86
54,18
67,53
77,95
Perubahan LDR (%)
0,00
(9,00)
3,32
13,35
10.42
Keterangan
Turun
Naik
Naik
Naik
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bumi Arta, Tbk (data diolah)
Sepanjang tahun 2008 sampai 2012 rasio LDR pada Bank Bumi Arta Tbk
mengalami perubahan yang fluktuatif. Pada tahun 2008 rasio LDR pada Bank Bumi
Arta Tbk sebesar 59,86%, tahun berikutnya yaitu pada tahun 2009 besaran rasio LDR
Bank Bumi Arta Tbk mengalami penurunan (59,86% menjadi 50,86%). Tahun 2010
rasio LDR mengalami kenaikan (50,86% menjadi 54,18%), dan kenaikan tersebut
tetap berlangsung sampai tahun 2012 yang mengalami kenaikan (54,18% menjadi
67,53%) untuk tahun 2011, dan (67,53% menjadi 77,95%) untuk tahun 2012.
Bila disajikan dalam bentuk grafik maka perubahan LDR pada Bank Bumi
Arta Tbk tahun 2008-2012 akan tampak sebagai berikut :
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
Rasio LDR (%)
100
80
60
40
20
0
59,86
50,86
54,18
67,53
77,95
Rasio LDR (%)
Desember Desember Desember Desember Desember
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Laporan Keuangan Bank Bumi Arta Tbk (data diolah)
Grafik 1.3
Perubahan LDR pada Bank Bumi Arta Tbk Tahun 2008-2012
Semakin tinggi tingkat rasio LDR, maka akan memberikan indikasi semakin
tingginya tingkat kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dalam penarikan
simpanan oleh para nasabahnya. Namun kondisi rasio LDR pada Bank Bumi Arta
Tbk masih berada dibawah standar rata-rata Industri telah distandarkan oleh Bank
Indonesia yaitu berkisar antara 80% - 110%. Pada akhir tahun 2008 sebesar 59,86%,
di akhir tahun 2009 menurun ke poin 50,86%, tetapi meningkat ke poin 54,18% di
tahun 2010, peningkatan ini terus berlangsung ditahun 2011 dan 2012 yang
menempatkan LDR berada dititik 67,53% untuk tahun 2011 dan 77,95% untuk tahun
2012. Kondisi LDR yang masih berada dibawah standar rata-rata Industri Perbankan
Indonesia dapat dikatakan bahwa Bank Bumi Arta terlalu berhati-hati dan sangat
konservatif
dalam
menyalurkan
kreditnya,
sehingga
menyebabkan
tingkat
profitabilitas yang diperoleh kurang optimal. Pengelolaan kredit yang baik akan
membuat bank mampu meningkatkan tingkat profitabilitasnya. Semakin tinggi nilai
LDR yang didapat, maka akan meningkatkan pula profitabilitas yang akan diperoleh.
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
Berangkat dari fenomena ROA Bank Bumi Arta Tbk yang masih jauh berada
dibawah standar Bank Indonesia, dan faktor yang mempengaruhi seperti likuiditas
yang diukur dengan menggunakan LDR, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul penelitian “PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
PADA PT BANK BUMI ARTA TBK”.
1.2
Identifikasi Masalah
Kegiatan bank dalam perekonomian nasional adalah menghimpun dana dan
menyalurkannya
perekonomian
kembali
nasional,
kepada
pihak
perkembangan
yang membutuhkan
perbankan
diikuti
dana.
dengan
Dalam
stabilitas
perekonomian makro. Berbagai macam tantangan yang dihadapi perbankan dapat
dihindari dengan melakukan pengelolaan yang baik dalam hal internal maupun
eksternal bank, hal tersebut dilakukan agar kinerja bank meningkat dan bank akan
memperoleh laba yang optimal.
Dari semua perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, salah satu
bank yang memiliki tingkat profitabilitas yang masih berada dibawah standar ratarata Industri Perbankan Indonesia adalah Bank Bumi Arta. Bank Bumi Arta
merupakan salah satu bank devisa yang memiliki tingkat profitabilitas rendah.
Perkembangan profitabilitas pada bank ini tiap tahunnya mengalami perubahan yang
fluktuatif dan masih berada dibawah standar Bank Indonesia, hal ini akibat dari
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
kinerja bank dalam memperoleh laba tidak berjalan secara efektif dan efisien
terutama dalam pengelolaan dana baik dana yang masuk dalam bentuk dana pihak
ketiga (DPK) maupun dana yang keluar dalam bentuk penyaluran kredit, sehingga
bank tidak optimal dalam menghasilkan laba.
Ukuran kinerja keuangan suatu bank salah satunya dapat dilihat dari seberapa
besar kemampuan bank dalam memperoleh profit (laba). Profitabilitas adalah
kemampuan bank dalam memperoleh laba berdasarkan investasi yang dilakukannya
(Komaruddin Sastradipoera, 2001: 274). Profitabilitas bank dapat diukur dengan rasio
return on asset (ROA). Return On asset (ROA) merupakan perbandingan (rasio) laba
sebelum pajak selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam
periode yang sama (Malayu Hasibuan, 2009: 100). Kondisi ROA yang terjadi pada
Bank Bumi Arta sepanjang tahun 2008-2012 mengalami perubahan yang fluktuatif,
dan masih berada dibawah standar ketentuan Bank Indonesia. Kondisi ROA yang
masih berada dibawah standar rata-rata industri tentu akan berdampak pada tingkat
profitabilitas yang akan diperoleh bank tersebut.
Untuk mendapatkan profitabilitas yang tinggi, bank harus dapat mengelola
aktiva produktifnya dengan baik agar dapat memperoleh pendapatan yang maksimal.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas yaitu likuiditas. Likuiditas
adalah kemampuan suatu bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam
jangka pendek (Kasmir, 2002: 272). Alat ukur yang digunakan dalam likuiditas ini
adalah loan to deposit ratio (LDR).
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
Menurut Kasmir (2002:272), loan to deposit ratio adalah rasio untuk
mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Pengelolaan LDR yang baik, tentunya
akan dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi pihak bank, dimana LDR harus
berada pada tingkat yang ideal sesuai dengan standar ketetapan Bank Indonesia yaitu
sebesar 80%-110%.
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:58), menjelaskan bahwa salah satu
ketentuan perbankan yang sangat berpengaruh terhadap keberanian para eksekutif
perbankan untuk
memperbesar volume kreditnya dalam
rangka
mengejar
profitabilitas yang tinggi adalah loan to deposit ratio (LDR). Maka loan to deposit
ratio (LDR) sebagai tolak ukur bank untuk memperbesar volume kredit untuk
mencapai profit yang tinggi.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis sampaikan sebelumnya,
maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana gambaran likuiditas pada Bank Bumi Arta Tbk?
2.
Bagaimana gambaran profitabilitas pada Bank Bumi Arta Tbk?
3.
Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada Bank Bumi
Arta Tbk?
1.4
Tujuan Penelitian
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.5
1.
Gambaran likuiditas pada Bank Bumi Arta Tbk.
2.
Gambaran profitabilitas pada Bank Bumi Arta Tbk.
3.
Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada Bank Bumi Arta Tbk.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan
kontribusi baru yang berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan
dengan perbankan, khususnya tentang bagaimana pengaruh likuiditas terhadap
profitabilitas bank.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi
perusahaan, penelitian ini
diharapkan
dapat
membantu
perusahaan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari tingkat
likuiditas terhadap profitabilitas bank, dan untuk melihat tingkat
kinerja bank.
b. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk memperoleh
gambaran secara langsung bagaimana penerapan teori-teori yang
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
selama ini didapatkan, khususnya mengenai likuiditas dan profitabilias
bank. Juga untuk melihat bagaimana kondisi perbankan yang ada di
Indonesia.
Indra Ayu Oktaviani, 2013
Pengaruh ukuiditas terhadap profitabilitas pada PT BANK BUMI ARTA TBK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Download