World bank documents

advertisement
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya
53479
Melindungi Generasi Sekarang dan yang akan
Datang dari Kemiskinan
Pesan Pokok
Indonesia telah membuat kemajuan dalam mengentaskan kemiskinan dan sedang mengembangkan berbagai
program perlindungan sosial. Pertumbuhan ekonomi, perluasan akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan,
serta peningkatan infrastruktur telah membantu mengentaskan kemiskinan. Bantuan langsung (block grants)
kepada masyarakat telah berhasil mempercepat pengentasan kemiskinan di daerah-daerah pedesaan. Sejumlah
program perlindungan sosial (bantuan ekonomi dan asuransi) juga mulai dilaksanakan untuk melindungi rumah
tangga dari berbagai risiko dan guncangan.
Dibutuhkan upaya lebih lanjut untuk melindungi generasi sekarang dan mendatang yang masih rentan
terhadap ancaman kemiskinan. Penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 32,5
juta jiwa dan setengah dari jumlah penduduknya masih sangat rentan terhadap kemiskinan. Program-program
bantuan sosial terlalu terfragmentasi untuk dapat memberikan perlindungan yang memadai kepada keluargakeluarga dari berbagai guncangan atau membantu mereka mengatasi risiko secara efektif. Untuk menghadapi
tantangan-tantangan tersebut dan mempertahankan laju pengentasan kemiskinan maka program dan sumber daya
perlu dikonsentrasikan di daerah-daerah yang lebih miskin.
Tindakan Utama
Pemerintahan yang baru berada pada posisi yang kuat untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan
mengembangkan program-program perlindungan sosial tahap berikutnya. Dengan pertumbuhan yang berlanjut
dan pergerakan fiskal yang lebih luas, Indonesia dapat melakukan investasi lebih lanjut dalam program-program
yang mampu mengentaskan kemiskinan. Program-program bantuan dan asuransi sosial yang ada saat ini dapat
menjadi landasan dalam pembentukan kerangka perlindungan sosial yang komprehensif. Dengan mengingat hal
ini maka prioritas kebijakan dan program yang utama untuk lima tahun berikutnya adalah:
Public Disclosure Authorized
1.
2.
3.
4.
Mempertahankan program-program nasional bantuan masyarakat yang berfokus pada penyaluran sumber
daya ke daerah-daerah termiskin. Memperluas cakupan bantuan investasi masyarakat PNPM-Mandiri
(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri) untuk 2.000 kecamatan termiskin. Mendukung
inovasi PNPM agar lebih efektif dalam mencapai masyarakat miskin yang hidup di kawasan tidak miskin
pedesaan maupun perkotaan.
Mempersiapkan jaring pengaman darurat untuk membantu menstabilkan penghasilan keluarga-keluarga
yang rentan terhadap guncangan (guncangan ekonomi dan kesehatan, bencana alam dan perubahan kebijakan).
Mengembangkan mekanisme yang memantau guncangan dan memicu diterapkannya jaring pengaman darurat
seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan/atau program-program padat karya.
Menciptakan kerangka terpadu untuk program-program bantuan sosial guna memutuskan mata rantai
kemiskinan antar generasi. Menerapkan program bantuan kesehatan, beasiswa bagi keluarga miskin dan
bantuan tunai bersyarat (CCT). Membentuk sistem manajemen “satu atap” yang terkoordinasi dan menyusun
database terpadu, yang memuat daftar nama penerima program. Memperkuat kapasitas lembaga pelaksana
untuk menargetkan dan melaksanakan program bantuan sosial secara tepat.
Mengembangkan program-program asuransi sosial generasi kedua yang dapat dipertanggungjawabkan
melalui sistem fiskal. Mengkaji implikasi dari cakupan program yang lebih luas dan menjelaskan reformasi
kelembagaan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan program-program asuransi sosial. Selanjutnya,
melaksanakan reformasi secara bertahap dengan memastikan sistem yang dipergunakan jelas, layak dan
terjangkau.
2 | BANGKITNYA INDONESIA
Posisi Indonesia Saat Ini
Indonesia telah membuat kemajuan dalam pengentasan
kemiskinan tetapi masih banyak penduduk yang miskin
dan rentan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
telah membantu lebih banyak penduduk Indonesia untuk
keluar dari kemiskinan dengan menciptakan lebih banyak
lapangan pekerjaan dan meningkatkan belanja publik di
bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Sejak
pemilu tahun 2004, angka kemiskinan berkurang dari 16,7
persen menjadi 14,15 persen (2009). Walaupun terdapat
kemajuan, 32,5 juta rakyat Indonesia saat ini masih
hidup di bawah garis kemiskinan dan sekitar setengah
dari seluruh rumah tangga masih berada di sekitar garis
kemiskinan nasional (penghasilan Rp 200.262/bulan).
Kesenjangan antara yang miskin dan tidak miskin juga
melebar. Rasio Gini, ukuran ketidakseimbangan konsumsi,
telah meningkat dari 31,7 persen pada tahun 1999 menjadi
sekitar 35 persen pada tahun 2009. Disparitas regional
juga masih belum berubah; kawasan Indonesia timur
masih tertinggal dibandingkan kawasan Indonesia lainnya,
terutama Pulau Jawa.
Program nasional bantuan masyarakat telah mengurangi
angka kemiskinan dengan memberikan kesempatan
kepada masyarakat miskin untuk mandiri. Pemerintah
telah memperluas Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM-Mandiri) antara tahun 2007 sampai
2009 dengan memberikan bantuan langsung (block grants)
kepada kecamatan-kecamatan di daerah pedesaan dan
perkotaan yang mendukung proyek-proyek pembanguan
di tingkat masyarakat. Pendekatan tersebut berhasil
meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat untuk
mengidentifikasi rintangan-rintangan pembangunan di
daerah seraya meningkatkan kapasitas untuk melaksanakan
tindakan yang terkoordinasi. PNPM-Mandiri telah
berhasil mempercepat laju pengentasan kemiskinan secara
efektif, khususnya di daerah-daerah pedesaan terpencil
yang membutuhkan infrastruktur padat karya yang
produktif seperti sarana jalan yang menghubungkan warga
desa dengan pasar dan jasa-jasa layanan.
Kini PNPM memiliki cakupan nasional, tetapi sumber
daya perlu difokuskan pada daerah-daerah yang lebih
miskin untuk mempertahankan laju pengentasan
kemiskinan. Program PNPM-Mandiri kini telah
menjangkau 6.514 kecamatan di seluruh negeri tetapi
tidak berfokus pada masyarakat termiskin. Jumlah bantuan
langsung untuk daerah-daerah tersebut masih terlalu kecil
dan belum sesuai dengan laju inflasi. Pada saat yang sama,
banyak orang miskin hidup di kecamatan-kecamatan yang
tidak tergolong miskin. Program-program bantuan perlu
lebih disesuaikan untuk mencapai masyarakat miskin yang
tinggal di daerah-daerah pedesaan dan perkotaan yang
tidak tergolong miskin tersebut. Dengan meningkatnya
urbanisasi, banyak hal perlu diketahui tentang sifat dan
penyebab kemiskinan perkotaan maupun jenis-jenis
program terbaik yang dapat membantu penduduk kota
agar keluar dari kemiskinan.
Pemerintah telah meluncurkan program-program
bantuan sosial untuk melindungi rumah tangga yang
rentan dari guncangan dan keberlarutan kemiskinan
dari generasi ke generasi. Pada tahun 2005, pemerintah
mulai mengubah sumber daya dari subsidi regresif menjadi
program bantuan sosial yang menargetkan rumah tangga
miskin dan hampir-miskin. Bantuan Langsung Tunai
(BLT), suatu jaring pengaman bantuan tunai tanpa
syarat, telah membantu lebih dari 19 juta rumah tangga
(sepertiga dari total penduduk) untuk menghadapi
guncangan inflasi akibat dihapuskannya subsidi BBM.
Pemerintah juga sedang mengujicoba berbagai jenis
program bantuan sosial lain untuk mencegah keluargakeluarga menempuh jalan keluar yang negatif, seperti
memangkas pengeluaran kebutuhan dasar pangan - dan
kesehatan, atau mengeluarkan anak-anak mereka dari
sekolah untuk bekerja. Termasuk dalam program ini adalah
Program Keluarga Harapan (PKH) dan PNPM-Generasi
sebagai program percontohan yang memberikan dana
bantuan kepada rumah tangga dan masyarakat berdasarkan
kehadiran siswa di sekolah dan penggunaan fasilitas
kesehatan masyarakat.
Jaring pengaman juga mulai dilaksanakan, tetapi
tidak ada sistem menyeluruh yang dapat dengan cepat
diterapkan untuk melindungi keluarga-keluarga
dari berbagai guncangan. Dampak dari kejadiankejadian yang tidak diharapkan terhadap rumah tangga
seperti munculnya krisis kesehatan, bencana alam atau
kemerosotan keuangan dunia, dan guncangan yang
diperkirakan akan terjadi akibat reformasi kebijakan, dapat
menghambat kemajuan Indonesia dalam pengentasan
kemiskinan. Padat Karya, suatu program jangka pendek
untuk membantu pengangguran yang diluncurkan dalam
menghadapi krisis keuangan tahun 1997, telah gagal
melindungi masyarakat miskin karena tidak tepat sasaran
dan strukturnya yang terfragmentasi. Program berikutnya,
BLT, lebih berhasil dalam penetapan sasaran sehingga
lebih efektif dalam menyangga rumah tangga setelah
subsidi BBM dikurangi. Namun karena tidak adanya jaring
pengaman yang terkoordinasi atau mekanisme pengelolaan
risiko secara formal, maka rumah tangga rentan sering
bergantung pada tabungan informal antar rumah tangga
sebagai perlindungan diri.
Program-program bantuan sosial melindungi keluargakeluarga dari risiko tetapi harus dikoordinasi dan
Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya | 3
dilaksanakan dengan lebih baik untuk memutuskan
mata rantai kemiskinan generasi ke generasi.
Program-program percontohan bantuan tunai bersyarat
memperlihatkan hasil yang menjanjikan untuk menjamin
bahwa keluarga-keluarga mampu mengelola risiko seraya
tetap melakukan investasi dalam pelayanan kesehatan
dan pendidikan. Namun, untuk memperluas jangkauan
program tersebut, perlu diatasi beberapa masalah
pelaksanaan dan perlu dipastikan bahwa fasilitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan siap melayani lebih banyak
pengguna jasa dari keluarga miskin dan hampir miskin
(menyelesaikan masalah sisi penawaran). Program-program
bantuan sosial lain seperti pelayanan kesehatan gratis juga
menghadapi tantangan pelaksanaan dan belum berjalan
optimal. Sistem bantuan sosial yang kini terfragmentasi
tidak selalu menargetkan, atau secara memadai mencakup,
keluarga-keluarga yang paling rentan.
Dengan semakin banyaknya penduduk Indonesia yang
keluar dari kemiskinan, maka dibutuhkan programprogram asuransi sosial tahap berikutnya. Landasan
sistem asuransi sosial telah tersedia, termasuk Askes,
suatu program asuransi kesehatan dan Jamsostek, sebuah
program pensiun untuk pekerja di sektor formal. Walaupun
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) (No. 40/2004) menyatakan aspirasi nasional
untuk memberikan perlindungan universal atau cakupan
semesta, tidak ada rencana yang jelas tentang bagaimana
mengembangkan sistem nasional yang berpautan dan
layak. Masalah-masalah yang dihadapi mencakup
kekuatan dan efektivitas program, besaran manfaat yang
diberikan, lingkup cakupan program, keterjangkauan dan
keberlanjutan secara fiskal. Tanpa persiapan yang memadai,
Indonesia mungkin berada pada posisi yang sama dengan
negara-negara berpenghasilan menengah lainnya yang
memberikan manfaat asuransi sosial yang murah namun
harus berjuang menghadapi tanggungan finansial besar
yang ditimbulkannya.
Untuk memperluas lingkup program perlindungan
sosial, dibutuhkan pengaturan kelembagaan yang jelas
untuk memastikan pelaksanaan program berjalan
secara efektif. Tanggung jawab untuk mengembangkan
strategi perlindungan sosial – yang terdiri dari program
bantuan sosial dan asuransi sosial – masih terfragmentasi.
Walaupun BAPPENAS memainkan peranan utama
dalam mengembangkan strategi perlindungan sosial,
BAPPENAS tidak memiliki mekanisme yang diperlukan
untuk melakukan koordinasi lintas program dan
memastikan akuntabilitas antar lembaga. Departemen
Keuangan (Depkeu) terlibat dalam pengalokasian sumber
daya tetapi tidak memiliki peranan dalam penyelenggaraan
atau pengelolaan program. Departemen Sosial (Depsos)
bertanggung jawab melaksanakan program-program
bantuan, sedangkan Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN) menyiapkan rancangan sistem asuransi sosial.
Administrasi yang lemah dan kapasitas pengelolaan
yang terbatas di lingkungan instansi pemerintah juga
menghambat pelaksanaan program-program perlindungan
sosial, seperti PKH, secara efektif.
Posisi yang Diinginkan Indonesia
Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan mengurangi
tingkat kerentanan, dibutuhkan upaya komprehensif dan
terkoordinasi. Mempertahankan tingkat pertumbuhan
ekonomi, melaksanakan reformasi ketenagakerjaan
untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan
tenaga kerja yang lebih terlatih, meningkatkan akses ke
pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan memperluas
infrastruktur adalah komponen-komponen penting
dalam pengentasan kemiskinan. Namun, dalam bagian
ini memfokuskan pada bagaimana program-program
pengentasan kemiskinan nasional dan sistem perlindungan
sosial dapat mempercepat laju pengentasan kemiskinan
dan melindungi keluarga-keluarga dengan lebih baik dari
risiko-risiko yang mereka hadapi.
Meningkatkan program-program
pengentasan kemiskinan nasional yang
ada
Mendanai program PNPM-Mandiri yang telah
ditingkatkan dan mengkonsentrasikan sumber daya di
2.000 kecamatan termiskin. Jaringan PNPM nasional
menawarkan mekanisme teruji sehingga pemerintah dapat
menciptakan lapangan pekerjaan secara efektif bagi warga
miskin dan menyalurkan sumber daya kepada masyarakat.
Peningkatan alokasi dana bantuan langsung (block grants)
dan pemberian sumber daya tambahan kepada 2000
kecamatan termiskin akan mendatangkan manfaat bagi
sekitar 16 sampai 18 juta keluarga. Namun, PNPM perlu
terus berinovasi dengan pendekatan-pendekatan baru
untuk mencapai keluarga-keluarga miskin yang tinggal
di daerah-daerah perkotaan maupun pedesaan yang tidak
miskin. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk lebih
memahami masalah-masalah kemiskinan perkotaan dan
menyesuaikan program-program PNPM secara lebih
efektif untuk membantu warga miskin perkotaan keluar
dari kemiskinan.
Mengembangkan jaring pengaman
darurat untuk mengurangi dampak
guncangan
4 | BANGKITNYA INDONESIA
Mengembangkan mekanisme untuk memantau
guncangan dan memicu diterapkannya jaring pengaman
darurat. Sistem pemantauan triwulan yang sedang
dikembangkan untuk memahami dampak krisis keuangan
global saat ini perlu dilembagakan untuk mendeteksi
dan memantau guncangan-guncangan yang akan datang.
Teknik-teknik untuk meneliti kelompok-kelompok yang
lebih kecil secara teratur perlu digunakan untuk dapat
meningkatkan efektivitas biaya dari sistem pemantauan
tanpa mengurangi kualitas data. Dengan sistem seperti
itu, pengumpulan data dapat dilakukan lebih sering,
sehingga akan lebih mudah dan cepat menemukan
daerah-daerah dan rumah tangga yang terkena dampak.
Data yang dianalisa melalui sistem pemantauan triwulan
akan meningkatkan proses pengambilan keputusan yang
memicu program-program jaring pengaman darurat, baik
jangka waktu maupun lingkup kegiatannya.
Menciptakan sejumlah program jaring pengaman
darurat pelengkap untuk memberikan bantuan yang
tepat waktu kepada mereka yang paling terpengaruh
oleh guncangan-guncangan. Dibutuhkan suatu sistem
jaring pengaman darurat terpadu yang dapat dengan
cepat diterapkan untuk melindungi keluarga-keluarga
yang terkena dampak. Program-program tersebut dapat
digunakan secara sendiri-sendiri ataupun secara paralel,
berdasarkan strategi tanggap darurat yang ditetapkan
untuk intervensi tertentu.
♦
♦
BLT dapat digunakan untuk memberikan bantuan
tunai secara cepat kepada keluarga-keluarga miskin dan
hampir miskin. Pengalaman menunjukkan perlunya
dilakukan sosialisasi yang lebih baik sebelum dan
selama pelaksanaan program untuk memaksimalkan
dukungan masyarakat dan dukungan politik. Penting
juga tersedianya daftar penerima bantuan terbaru
sehingga program dapat diterapkan dengan cepat dan
tepat sasaran.
Suatu program padat karya nasional yang dapat
diluncurkan dengan cepat untuk memberikan
kesempatan kepada warga miskin dalam memperoleh
penghasilan jangka pendek perlu dikembangkan di
bawah sebuah instansi administratif tunggal. Yang
perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa upah
yang dibayarkan oleh program tersebut kepada tenaga
kerja tidak terampil di bawah harga pasar, untuk
menghindari ketertarikan mereka yang sudah bekerja.
Melalui metode swa-penargetan seperti ini, program
padat karya dapat digunakan untuk menjangkau
masyarakat miskin baru yang namanya tidak tercantum
dalam daftar penerima bantuan. Program-program
seperti PNPM dapat digunakan sebagai mekanisme
untuk mendaftarkan peserta dan menyalurkan dana
kepada proyek-proyek padat karya, termasuk tugastugas yang menarik partisipasi wanita.
Menciptakan kerangka terpadu untuk
program-program bantuan sosial guna
memutuskan mata rantai kemiskinan
antar generasi
Mengembangkan kerangka program bantuan sosial
secara terpadu yang dikelola secara strategis oleh
sebuah lembaga pusat tunggal. Meningkatkan efisiensi
dan efektivitas biaya program-program bantuan sosial
individual dengan memadukannya dalam sebuah kerangka
kerja yang terkoordinasi. Pengelolaan strategis “satu atap”
akan membantu memastikan bahwa program-program
yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga akan berjalan
serasi untuk memberikan perlindungan yang efektif
kepada keluarga-keluarga miskin. Subsidi untuk pelayanan
kesehatan dan beasiswa bagi keluarga miskin dapat
disalurkan melalui koordinasi dengan PKH. Tantangan
pelaksanaan yang dihadapi program PKH harus
diselesaikan, dan pengawasan teknis dan pengelolaan harus
ditingkatkan sebelum program tersebut diperluas secara
nasional. Dengan meningkatnya cakupan, pemerintah
hendaknya menghapuskan program-program yang tidak
menyalurkan bantuan kepada warga miskin secara efisien.
Koordinasi antar lembaga diperlukan untuk memastikan
bahwa pelayanan kesehatan dan pendidikan telah
dipersiapkan untuk memenuhi peningkatan permintaan:
sinergi yang lebih besar dapat dihasilkan melalui
pelaksanaan pelayanan secara terpadu dengan PNPMGenerasi untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan
pelayanan lokal.
Selanjutnya, memadukan program-program tersebut
dengan mengembangkan database terpadu tentang
keluarga miskin dan hampir-miskin. Mengembangkan
suatu database konsolidasi nasional yang dapat digunakan
sebagai daftar penerima bantuan dari setiap program
bantuan sosial (termasuk BLT). Hal ini akan membantu
mencegah duplikasi dalam penyerahan bantuan dan
memungkinkan dilakukan penelusuran penerima bantuan.
Secara berkala pemuktahiran dan merevisi database
untuk mencegah kecurangan, menemukan keluarga
penerima bantuan dengan jumlah yang terlalu banyak dan
menghapus penerima bantuan “fiktif ”. Penargetan yang
transparan dan akurat akan memperkuat dukungan publik
dan membangun dukungan politik pada program-program
bantuan sosial yang ditargetkan.
Mempertajam keterampilan dan meningkatkan
Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya | 5
kinerja lembaga yang bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan program-program bantuan sosial.
Meningkatkan keterampilan rancangan dan manajemen
program, serta memantau dan mengevaluasi secara
seksama kinerja lembaga pelaksana. Memberikan
pelatihan tentang cara menggunakan database terpadu
dan menggunakan metode penargetan yang tepat dan
efektif-biaya untuk mencapai masyarakat yang paling
membutuhkan. Memperkuat penyelenggaraan program
utama dengan meningkatkan kapasitas penyedia jasa lokal
dan mengujicoba insentif-insentif baru untuk peningkatan
layanan.
Meletakkan landasan untuk programprogram tahap kedua
Mengembangkan program-program asuransi sosial
tahap kedua yang dapat dipertanggungjawabkan secara
fiskal. Banyak hal yang masih perlu dipersiapkan sebelum
Indonesia siap memadukan dan memperluas kerangka
perlindungan sosial yang komprehensif berdasarkan UU
SJSN. Pertama, meninjau efektivitas, cakupan, jangkauan
dan keberlanjutan fiskal dari program-program saat ini,
termasuk Askes dan Jamsostek. Kedua, mengkaji opsi-opsi
reformasi untuk memperluas kerangka perlindungan sosial
termasuk besaran manfaat, tarif premi dan mekanisme
pengumpulan premi, serta jaringan penyedia jasa. Ketiga,
mengembangkan roadmap reformasi untuk secara bertahap
menyertakan program-program asuransi sosial tahap
kedua. Terakhir, memperjelas pengaturan dan reformasi
kelembagaan yang diperlukan untuk melaksanakan
program-program yang diusulkan. Meningkatkan
pelaksanaan reformasi secara bertahap untuk mendapatkan
dukungan dan memastikan bahwa program-program
tersebut layak, terjangkau dan berkelanjutan.
Bagaimana Bank Dunia Dapat
Membantu
♦
♦
♦
♦
Dukungan Masa Depan
Dukungan di masa depan akan dibangun berdasarkan kerja
sama yang sudah terjalin dan bertujuan untuk membantu
pemerintah mengembangkan lembaga dan sistem yang
diperlukan untuk melaksanakan agenda perlindungan
sosial.
♦
Dukungan Yang Sedang Berjalan
Saat ini Bank Dunia memberikan dukungan kepada
Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan programprogram pengentasan kemiskinan yang ada dan
mengembangkan intervensi bantuan sosial dengan:
♦
Menyediakan dukungan pendanaan dan teknis bagi
PNPM-Mandiri dan beberapa program-program
PNPM seperti PNPM-Pedesaan, PNPM-Perkotaan,
SPADA dan PNPM-Generasi. Bank Dunia bertindak
sebagai Pengelola Dana Perwalian untuk Fasilitas
Dukungan multi-donor PNPM.
Bank Dunia bermitra dengan BAPPENAS dalam
merancang dan mengujicoba Program Keluarga
Harapan (PKH). Sistem pemantauan dan evaluasi
akan menilai pelaksanaan dan dampak program untuk
membantu mengambil keputusan tentang apakah
program perlu dimodifikasi dan/atau diperluas.
BAPPENAS, BPS dan Bank Dunia bermitra dalam
mengembangkan sistem pemantauan krisis. Data
baru yang dihasilkan dari sistem ini dilengkapi
dengan data yang sudah ada sebelumnya, digunakan
untuk memantau dampak guncangan. Sistem ini
akan digunakan untuk mendukung pengembangan
mekanisme tanggap darurat di masa depan.
Bersama-sama dengan BPS, Bank Dunia sedang
mengkaji kebutuhan untuk menyempurnakan ukuranukuran kemiskinan. Bank Dunia juga sedang menyusun
laporan penelitian tentang caranya meningkatkan
metodologi penargetan yang digunakan oleh programprogram pengentasan kemiskinan dan perlindungan
sosial di Indonesia.
Bank Dunia mengadakan penelitian awal terhadap
topik-topik kemiskinan tertentu untuk mendukung
dialog kebijakan tentang masalah-masalah utama
kemiskinan. Hasil penelitian mencakup Penilaian
Kemiskinan tahun 2006 dan Laporan tentang
Lapangan Pekerjaan di Indonesia yang akan segera
diterbitkan.
♦
Dengan menggunakan hasil sistem pemantauan krisis,
Bank Dunia dapat membantu pemerintah dalam
memodifikasi desain dari program-program yang ada
agar lebih tepat sasaran untuk daerah-daerah atau
kelompok-kelompok yang rentan terhadap dampak
krisis atau guncangan-guncangan eksternal lainnya.
Bank Dunia juga dapat membantu mengembangkan
program pekerjaan umum berdasarkan pelajaran yang
diperoleh dari program Padat Karya yang terakhir
dilaksanakan di Indonesia dan dari pengalaman
internasional.
Bantuan teknis akan diberikan untuk mengembangkan
kerangka bantuan sosial yang terpadu, efisien dan
efektif biaya. Bank Dunia menawarkan pengetahuan
teknis berdasarkan pengalaman di Indonesia dan
6 | BANGKITNYA INDONESIA
♦
program-program serupa di luar negeri yang dapat
mendukung lembaga-lembaga yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan program-program utama seperti
bantuan tunai bersyarat. Bantuan juga ditawarkan
dalam menyempurnakan metode penargetan dan
menyusun database terpadu.
Bank Dunia sedang menjajaki opsi-opsi untuk
mendukung lembaga-lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab atas rancangan dan pelaksanaan
sistem asuransi sosial. Langkah awal mencakup
pelaksanaan diagnosa awal, seperti tinjauan belanja
publik untuk perlindungan sosial. Langkah selanjutnya
dapat dikembangkan menjadi studi teknis yang
mengkaji opsi-opsi reformasi berdasarkan pengalaman
dalam menyelenggarakan program perlindungan sosial
di negara-negara berpenghasilan menengah lain, untuk
memberikan masukan kepada perumus kebijakan yang
bertanggung jawab untuk merancang kerangka sistem
Jaminan Sosial Nasional di masa depan.
Kantor Bank Dunia Jakarta
Gedung Bursa Efek Indonesia Menara 2, lantai 12
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia
ph. + 62 21 5299 3000 | fax. + 62 21 5299 3111
http://www.worldbank.org/id
Mendukung Institusi Indonesia yang Inklusif
untuk Pembangunan yang Berkelanjutan
untuk informasi, silakan hubungi:
Ms. Vivi Alatas
Senior Economist
[email protected]
Download