“MENGANTISIPASI FLUKTUASI HARGA” DENGAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH Oleh Heny Herawati dan Erwan Gustian Apriyansyah “Kenaikan harga bawang merah sudah terjadi selama seminggu terakhir. Kenaikan terjadi hampir merata di semua wilayah. Tingkat kenaikannya cukup tinggi, ada yang mencapai 40 persen dan ini terjadi karena kurangnya pasokan akibat musim hujan.” (Media Rakyat – 29 Februari 2016). Fluktuasi kenaikan harga bawang merah ditingkat petani dan pedagang menjadi suatu terobosan tersendiri untuk implementasi teknologi yang siap diterapkan di lapangan. Teknologi penanganan pascapanen dan pengolahan bawang merah menjadi segmentasi tersendiri terkait dengan optimasi implementasi inovasi ditingkat lapangan terkait dengan usaha untuk menstabilisasi harga di pasar. Balai Besar Litbang Pascapanen memiliki teknologi “Instrore Drying” (Nugraha et al. 2013) untuk menangani adanya panen melimpah ditingkat petani, sehingga bawang merah memungkinkan dapat disimpan lebih lama, karena adanya penurunan kadar air. Teknologi pengeringan “Instore Drying” merupakan suatu teknologi sederhana yang dapat diimplementasikan ditingkat lapangan. Dengan adanya teknologi tersebut, dapat mengantisipasi tingginya kerusakan bawang merah sekaligus dapat meningkatkan umur simpan produk serta menjaga kestabilan harga bawang merah pada saat puncak panen sekaligus menjadi sebuah terobosan solusi pada saat terjadi kenaikan harga bawang tinggi. Pada saat panen raya dengan harga bawang merah relatif murah, dapat disimpan dan dikeringkan dengan teknologi Instore drying. Sedangkan pada saat harga melambung tinggi, penjualan bawang merah dapat dilakukan dalam rangka untuk menjaga kestabilan harga dan menjadi sebuah solusi untuk menanggulanginya. Instore drying merupakan suatu teknologi pengeringan sekaligus pelayuan dalam satu alat berupa bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan sekaligus menyimpan bawang merah. Bangunan instore drying memiliki kapasitas 15 ton dengan ukurang bangunan 7,5 m panjang x 5,5 m lebar x 4,45 m tinggi. Bangunan tersebut dilengkapi dengan alat aerasi berupa ballwind sebanyak 4 buah, atap terbuat dari fiberglass dengan ketebalan 0,6 mm, tungku pemanas berbahan bakar kayu yang dilengkapi dengan 2 buah blower penghisap dengan kecepatan 1400 rpm serta dilengkapi dengan motor penggerak ½ HP. Suhu pengeringan didalam instore drying berkisar 39 sampai 48°C dengan kelembaban 41 sampai 52%. Instore Drying hasil kerjasama Balitbangtan dengan BI Prov. Kalimantan Tengah Efektivitas teknologi instore drying ini dapat diketahui waktu pelayuan setelah 12 jam, sedangkan dengan instore drying dibutuhkan waktu 27 jam untuk mencapai kadar air 4,93%. Beberapa keunggulan dari teknologi ini yaitu dapat menekan tingkat kerusakan bawang merah menjadi 10%, mempertahankan warna, tekstur dan VRS (Volatile Reducing Substance), dan dapat meningkatkan daya simpan dari 4 minggu menjadi 3 bulan. Tingkat kerusakan dari instore drying sebesar 0,83% dibandingkan dengan cara tradisional yang lebih besar yaitu 3,82%. Teknologi pengolahan bawang merah dengan instore drying merupakan salah satu bentuk penanganan segar bawang merah. Teknologi pengolahan lanjut dari bawang merah dapat disesuaikan dengan segmentasi pasar yang dibutuhkan. Tingkat penggunaan bawang merah masih didominasi oleh pengunaan sebagai bahan baku bumbu masakan. Pengolahan bawang merah dalam bentuk pasta atau tepung bawang yang awet disimpan dalam waktu cukup lama serta dapat mempertahankan flavor bawang menjadi kriteria mutu yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi segmentasi pasar bumbu. Teknologi pengolahan bawang merah menjadi produk bawang goreng menjadi segmentasi pasar tersendiri untuk memenuhi kebutuhan bawang tabur diatas masakan. Pemilihan inovasi teknologi yang sesuai untuk dapat diimplementasikan baik ditingkat petani, pengumpul, IKM maupun industri skala besar dapat disesuaikan dengan segmentasi pasar dan permintaan pasar yang diinginkan oleh konsumen. Kecermatan pemilihan inovasi teknologi pascapanen pertanian diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sekaligus dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya fluktuasi harga bawang merah.