analisis strategi bisnis dalam memperoleh keunggulan kompetitif

advertisement
ANALISIS STRATEGI BISNIS DALAM
MEMPEROLEH KEUNGGULAN
KOMPETITIF PERUSAHAAN PADA
PT. LAYAR PRODUCTION
Fitrin Hapsari Sukainah
Binus University, Jakarta, Indonesia, [email protected]
Hartiwi Prabowo, SE., MM (Dosen Pembimbing)
Binus University, Jakarta, Indonesia
ABSTRACT
PT Layar Production is a service company engaged in the production or so-called
production house, the company also has a shooting equipment rental services. Competition in
the production of increasingly stringent industry. However, there are many products on the
production house that has not been successful and still less intensive promotional activities of
the company on the part of his shooting equipment rental. The purpose of this study is to analyze
the external and internal conditions PT Screen Production by formulating the best business
strategies that can be applied as a recommendation for PT Layar Production to gain a
competitive advantage in competing with its rivals. The research method used is descriptive case
study method. Data collection techniques with questionnaires and interviews to the company.
Analysis was performed on two parts, namely the production company and shooting equipment
rental using data analysis techniques are EFE Matrix, the IFE Matrix, CPM Matrix on input
stage, SWOT Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, Granf Strategy Matrix on matching stage, and at
the stage of decision is matrix QSPM. The final results of this study concluded that the
recommendations should be implemented business strategies PT layar Production Production to
gain a competitive advantage to face the competitors are developing products for parts of
production house and market penetration for part of shooting equipment rental section.
Keyword: Business Strategy, Competititve Advantage, PT. Layar Production
ABSTRAK
PT Layar Production adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang rumah produksi
atau biasa disebut production house, perusahaan juga memiliki jasa penyewaan peralatan
shooting. Persaingan di industri rumah produksi semakin ketat. Namun, masih banyak produk
pada production house ini yang belum berhasil dan masih kurang intensifnya kegiatan promosi
yang dilakukan perusahaan pada bagian penyewaan peralatan shooting nya. Tujuan dari
penelitian ini ialah menganalisis kondisi eksternal dan internal PT Layar Production dengan
merumuskan strategi bisnis terbaik yang dapat diterapkan sebagai rekomendasi bagi PT.Layar
Production untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam bersaing dengan para pesaingnya.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi kasus. Teknik pengumpulan
data dengan kuesioner dan wawancara kepada pihak perusahaan. Analisis dilakukan pada dua
bagian perusahaan yaitu rumah produksi dan penyewaan peralatan shooting dengan
menggunakan teknik analisis data Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks CPM pada tahap
masukan, Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE, Matriks Strategi Besar pada tahap
pecocokan dan Matriks QSPM pada tahap keputusan. Hasil akhir penelitian ini menyimpulkan
bahwa rekomendasi strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan PT Layar Production untuk
memperoleh keunggulan kompetitif untuk menghadapi para pesaingnya adalah pengembangan
produk untuk bagian rumah produksi dan penetrasi pasar untuk bagian penyewaan peralatan
shooting.
Kata Kunci: Strategi Bisnis, Keunggulan Kompetitif, PT. Layar Production
PENDAHULUAN
Dibebaskannya berbagai jenis usaha yang bermunculan, baik untuk bidang produk barang
maupun jasa, membuat setiap perusahaan harus menyusun cara-cara tertentu yang responsif agar usahanya
mampu memenangkan persaingan. Semua perusahaan harus mempersiapkan diri untuk mampu muncul,
bersaing, bertahan, dan menjadi yang terdepan dalam bidangnya. Dengan kata lain, setiap perusahaan
memerlukan suatu strategi bisnis yang tepat agar keberadaan usahanya terakui dan memiliki keunggulan
saing dan keunggulan banding.
Kemunculan stasiun-stasiun televisi di Indonesia baik yang nasional maupun swasta telah
mengundang munculnya rumah-rumah produksi atau biasa disebut “production house” (PH) yang turut
meramaikan arena pertelevisian. Menurut Persatuan Perusahaan Film Indonesia, rumah produksi
merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai organisasi dan keahlian dalam memproduksi programprogram audio dan audio visual untuk disajikan melalui media elektronik. Hasil produksi suatu rumah
produksi merupakan program-program yang ditayangkan baik untuk acara televisi, film layar lebar, video
klip, maupun iklan media elektronik.
Menurut data yang ada pada Direktorat Industri Perfilman jumlah usaha perfilman dari rumah
produki di Indonesia terus mengalami perkembangan setiap tahun nya. Sampai pada tahun 2012
jumlahnya mencapai 1.661 perusahaan. Hal ini tentunya menimbulkan persaingan yang sangat ketat
antarrumah produksi di Indonesia, karena setiap rumah-rumah produksi selalu berlomba untuk membuat
sebuah program acara atau film yang menarik agar unggul dari para pesaingnya.
PT Layar Production yang merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang rumah
produksi. PT Layar Production mengawali kiprahnya pada tahun 2002 dengan visi “realitas, integritas,
dan akuntabilitas” yang diposisikan sebagai arah dan kekuatan perusahaan untuk meraih kemenangan dan
keunggulan kompetitif. Visi ini dijabarkan dalam misi perusahaan yaitu meraih keberhasilan perusahaan
melalui kerja kreatif, inovatif, dan kompetitif yang dikenal masyarakat serta mencapai karya tinggi dalam
rangka mengantarkan nilai luhur untuk memberi edukasi, informasi, dan hiburan kepada masyarakat. PT
Layar Production juga membuka penyewaan peralatan shooting yang mulai beroperasi pada tahun 2005.
Dalam hal ini, perusahaan telah menerapkan strategi integrasi ke belakang dengan mengupayakan kendali
yang lebih besar atas pemasok untuk peralatan shooting, dimana hal ini merupakan salah satu kekuatan
dari perusahaan.
Persoalan yang dihadapi PT Layar Production tentunya memerlukan suatu solusi agar keberadaan
dan dinamika bisnisnya dapat diperhitungkan di tengah ketat nya persaingan yang ada, untuk meraih
keunggulan kompetitif perusahaan serta tercapainya visi dan misi dari perusahaan. Dengan menyadari
bahwa strategi bisnis merupakan kekuatan utama dalam menjalankan sebuah perusahaan. PT Layar
Production membutuhkan strategi bisnis baru yang tepat yang dapat mencakup strategi pembenahan dan
pengembangannya secara internal dan eksternal. Faktor-faktor internal dan eksternal inilah yang perlu
diperhatikan dalam menyusun strategi bisnis baru untuk bisnis PT Layar Production ini sekarang dan di
masa depan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal dan internal
pada PT Layar Production serta untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis terbaik yang dapat
diterapkan oleh PT Layar Production agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif.
Pengertian Strategi Bisnis
Joewono (2012: 3) mengatakan bahwa strategi bisnis adalah strategi mencapai tujuan yang sering
dianalogikan dengan strategi catur, yang dimana sistematika berfikir, penyusunan rencana, kesigapan
melangkah, keberanian mengambil resiko dan gairah untuk memenangkan pertandingan merupakan
beberapa karakteristik permainan catur yang relevan dengan praktek pengelolaan bisnis. Sementara itu,
Jatmiko (2004: 135) menyatakan bahwa strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan tindakan
yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan dirancang
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksplorasi kompetensi inti dari pasar produk
tunggal atau produk individual dan spesifik.
Pengertian Manajemen Strategi
Menurut David (2010: 5) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional
yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan Wheelen dan Hunger seperti
dikutip Umar (2010: 16) berpendapat bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategik
meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategik atau perencanaan jangka
panjang), evaluasi dan pengendalian.
Keunggulan Kompetitif (Competittive Advantage)
Menurut Solihin (2009: 17), hasil-hasil akhir yang ingin dicapai perusahaan bermuara kepada
tujuan paling utama, yakni agar peusahaan memperoleh keunggulan bersaing (competitive advantage).
Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing dibanding perusahaan lainnya, bila perusahaan
memiliki profitabilitas (profitability) yang lebih besar dibanding rata-rata profitabilitas pesaing dalam
suatu industry. Rangkuti (2010: 37) menyebutkan adanya hubugan positif yang sangat erat antara kinerja
suatu bisnis dan keunggulan bersaing. Artinya, semakin baik kinerja suatu perusahaan, semakin kuat
keunggulan bersaing yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin buruk kinerja suatu perusahaan, keunggulan
bersaingnya semakin berkurang. Hal ini berarti bahwa keunggulan bersaing merupakan faktor penting
bagi suatu perusahaan untuk berhasil dalam memenangkan persaingan.
Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif
Menurut David (2010: 323), teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan
ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. Alat yang
ditampilkan dalam kerangka ini bisa diterapkan untuk semua ukuran dan jenis organisasi serta dapat
membantu para penyusun strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi.
TAHAP 1 : TAHAP INPUT
Matriks
EFE
Matriks
SWOT
Matriks
CPM
TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN
Matriks
Matriks
Matriks IE
SPACE
BCG
Matriks
IFE
Matriks
Strategi Besar
TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Sumber: David (2010: 324).
Gambar 1 Kerangka Analitis Perumusan Strategi
Tabel 1 Jenis-Jenis Strategi
Jenis Strategi
Definisi
Integrasi ke Depan
Integrasi ke Belakang
Integrasi Horizotal
Penetrasi Pasar
Pengembangan Pasar
Pengembangan Produk
Diversifikasi Terkait
Diversifikasi Tak Terkait
Penciutan
Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar
atas distributor atau paritel
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pemasok perusahaan
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pesaing perusahaan
Meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang
ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran
yang lebih baik
Memperkenalkan produk atau jasa yang ada saat ini ke
wilayah geografis yang baru
Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini atau
pengembangan produk atau jasa yang baru.
Menambah produk atau jasa yang baru, namun masih
berkaitan
Menambah produk atau jasa yang baru, namun tidak
berkaitan
Pengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan
aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun
Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi
Divestasi
Likuidasi
Penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah,
untuk kekayaan berwujudnya.
Sumber: David (2010).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Umar (2013: 23) studi kasus
merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup
mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya. Dalam penelitian ini, jenis
peneltitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Dantes (2012: 51) penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena atau peristiwa secara sistematis
sesuai dengan apa adanya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah PT. Layar Production. Time horizon
atau dimensi waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional, yang dimana menurut
(Sekaran, 2007: 231) cross-sectional merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan hanya sekali
dalam kurun waktu tertentu (selama periode hari, minggu atau bulan) untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan riset lapangan dan riset kepustakaan. Riset lapangan
menggunakan metode wawancara dan kuesioner kepada pihak perusahaan. Dan riset kepustakaan dengan
untuk memperoleh data sekunder dengan melakukan pencarian data-data pendukung seperti misalnya teori
yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks CPM pada tahap masukan
(input stage), untuk melakukan pembobotan pada Matriks EFE, Matriks IFE dan Matriks CPM
dipergunakan software expert choice. Expert choice menggunakan metode pairwise comparison
(perbandingan berpasangan) untuk pembobotan. Kemudian Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE,
Matriks Strategi Besar pada tahap pecocokan (matching stage) untuk mendapatkan strategi-strategi
alternatif yang tepat. Dan pada tahap terakhir yaitu tahap keputusan (decision stage) dengan mengunakan
Matriks QSPM untuk perumusan strategi akhir yang direkomendasikan untuk perusahaan.
HASIL DAN BAHASAN
Analisis Kompetitif Lima Kekuatan Porter pada PT Layar Production
Analisis kompetitif lima kekuatan porter merupakan pendekatan yang digunakan secara luas
untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang model
lima kekuatan Porter pada PT Layar Production bagian rumah produksi dan penyewaan peralatan shooting
nya yang didapatkan berdasarkan hasil wawancara kepada pihak perusahaan (lihat Gambar 2).
Sumber: PT Layar Production, 2013.
Gambar 2 Model Lima Kekuatan Porter pada PT Layar Production
Tahap Input PT Layar Production Bagian Rumah Produksi
Matriks EFE Bagian Rumah Produksi
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks EFE PT Layar Production bagian rumah produksi diperoleh
total skor bobot sebesar 3,084. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa
PT Layar Production bagian rumah produksi memberikan respons yang baik terhadap peluang dan
ancaman yang ada dalam industrinya.
Matriks IFE Bagian Rumah Produksi
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks IFE PT Layar Production bagian rumah produksi diperoleh
total skor bobot sebesar 2,923. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa
PT Layar Production bagian rumah produksi memiliki posisi internal yang kuat.
Matriks CPM Bagian Rumah Produksi
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks CPM bagian rumah produksi diketahui bahwa ada dua
pesaing utama bagi PT Layar Production bagian rumah produksi, yaitu PT Sinemart dan PT Tripar
Multivision. Total skor bobot untuk PT Layar Production bagian rumah produksi berada di urutan terakhir
sebesar 2,827, PT Sinemart berada di urutan pertama sebesar 3,781 dan PT Tripar Multivision berada di
urutan ke dua sebesar 3,277. Skor ini menunjukkan bahwa posisi kompetitif PT Layar Production bagian
rumah produksi masih lemah jika dibandingkan dengan ke dua pesaing utamanya. Untuk itu diperlukan
strategi bisnis yang tepat untuk pencapaian hasil yang lebih optimal di masa yang akan datang.
Tahap Input PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Matriks EFE PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks EFE bagian penyewaan peralatan shooting diperoleh total
skor bobot untuk PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting adalah sebesar 3,467. Skor
ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian
penyewaan peralatan shooting memberikan respons yang baik terhadap peluang dan ancaman yang ada
dalam industrinya.
Matriks IFE PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks IFE bagian penyewaan peralatan shooting diperoleh total
skor bobot untuk PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting adalah sebesar 2,795. Skor
ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian
penyewaan peralatan shooting memiliki posisi internal yang kuat.
Matriks CPM PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks CPM bagian penyewaan peralatan shooting diketahui bahwa
ada dua pesaing utama bagi PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting, yaitu PT. Mata
Elang Production dan PT. Triavi Production. Total skor bobot untuk PT Layar Production bagian
penyewaan peralatan shooting berada di urutan ke dua sebesar 3,222, PT. Mata Elang Production berada
di urutan pertama sebesar 3,388 dan PT. Triavi Production berada di urutan terakhir sebesar 2,332. Skor
ini menunjukkan bahwa posisi kompetitif PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting bila
dibandingkan dengan para pesaingnya cukup kuat. PT Layar Production bagian penyewaan peralatan
shooting sudah mampu bersaing dengan ke dua perusahaan yang sejenis tersebut. Untuk itu diharapkan
agar PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting dapat mempertahankan kinerjanya dan
dapat membuat strategi bisnis yang tepat untuk hasil yang lebih optimal di masa yang akan datang.
Tahap Pencocokan
Matriks SWOT PT Layar Production Bagian Rumah Produksi
• Strategi SO (Strength- Opportunities)
Penetrasi Pasar: S3, S4, S10, O1, O5mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang optimal
yang diberikan serta memelihara hubungan baik dengan pelanggan untuk menciptakan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan; Pengembangan Produk: S1, S4, S6, S7, S10, O1, O2, O3, O4, O6, O7, O9,
O10memperbanyak jumlah produksi program acara dan film yang menarik dan inovatif;
Pengembangan Pasar: S1, S3, S6, S7, S9, S10, O1, O4, O6menjual atau menawarkan hasil produksi
program acara ke stasiun televisi lokal yang berada di luar Jakarta, kemudian membuat website yang
sudah dimiliki perusahaan agar selalu memiliki informasi yang terbaru; S6, S7, S10, O2, O3, O4, O6, O7,
O9meningkatkan kualitas hasil produksi program acara yang telah tayang atau dibuat; S3, S4,
O5meningkatkan atau memperbanyak jumlah penerimaan pesanan iklan dari perusahaan-perusahaan
yang membutuhkan jasa pembuatan iklan; S9, O1, O5membuat website yang sudah dimiliki perusahaan
agar selalu memiliki informasi-informasi yang terbaru.
• Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Penetrasi Pasar: W3, O1, O5menambah jumlah sumber daya manusia pada bagian yang masih kurang
dengan merekrut karyawan baru pada bagian tersebut; W8, O1, O6, O10meningkatkan kekuatan cerita
dari sebuah program acara atau film dengan mengembangkan dan membuat suatu jalan cerita yang baru
yang menarik.
• Strategi ST (Strengths-Threats)
Penetrasi Pasar: S3, S4, S9, T1, T3, T9meningkatkan kegiatan pemasaran, menjalin hubungan baik
kepada stasiun televisi, agar stasiun televisi mau membeli dan mempertahankan program acara yang telah
diproduksi oleh rumah produksi; S3,S4, T6menjalin hubungan baik dengan artis dan memberikan
pelayanan yang optimal kepada artis; S6, S7, S10, T2, T3, T5, T7, T9meningkatkan kualitas teknik dan
hasil produksi yang sudah ada secara maksimal; Pengembangan Produk: S2, S6, S10, T3, T7,
T8memperluas pengetahuan karyawan khususnya bagian kreatif program dan produksi pada perusahaan
dengan lebih rutin lagi dalam mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri berbagai seminar
atau workshop perfilman baik yang di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga bisa meningkatkan dan
mengasah kreatifitas karyawan bagian kreatif program dan produksi di dalam menghasilkan produk baru
yang menarik; S6, S7, S10, T2memperbarui teknik pengambilan gambar yang lebih berkualitas dengan
menggunakan efek-efek visual atau suara yang baru dalam proses editing dan membuat ide-ide cerita baru
yang lebih menarik, agar apabila ada perilaku imitasi, maka perusahaan akan tetap lebih unggul dari hasil
produksi program acaranya; Integrasi ke Belakang: S1, T1, T3menyewakan alat-alat shooting yang
dimiliki perusahaan yang sedang tidak terpakai (menjadi pemasok alat-alat produksi film), untuk
menambah pendapatan perusahaan.
• Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Penetrasi Pasar: W2, W4, T3menerapkan sistem penilaian kerja yang terstandarisasi, sehingga
performa karyawan dapat terukur dengan jelas, misalnya berupa penilaian prestasi kinerja yang kemudian
hasilnya dikaitkan dengan sistem pemberian imbalan berupa reward, atau bonus; Pengembangan
Produk: W8, T2, T3, T5, T7, T8, T10memproduksi program acara baru yang lebih kreatif dan inovatif
dengan cerita yang kuat; W5, W8, T1, T9melakukan kontrol kualitas yang ketat dan perbaikan
koordinasi antara tim kreatif dengan tim produksi dan paska produksi untuk mengantisipasi tingkat
kegagalan produk selama masa produksi. Sebaiknya kontrol kualitas tersebut tidak hanya dilakukan oleh
manajemen inti tetapi juga mengajak pihak stasiun televisi sehingga masukan-masukan yang diinginkan
konsumen juga dapat dipenuhi; W3, W8, T2, T5, T7, T8, T10memberikan pelatihan secara maksimal
atau berkala dan mengembangkan kemampuan kepada karyawan bagian kreatif dan program, agar
kreatifitas karyawan menjadi terasah sehingga mampu untuk menghasilkan program-program acara baru
yang inovatif dan menarik dari program acara lainnya, sehingga penonton tetap menyukai atau memilih
program acara atau film lokal; W9, T2, T5, T7menjadi klien dari lembaga lembaga survei Nielsen
Audience Measurement Indonesia agar dapat mengetahui tren minat penonton, sebagai acuan untuk
inovasi jenis produk baru untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang
Matriks SWOT PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
• Strategi SO (Strength- Opportunities)
Penetrasi Pasar: S2, O1, O2mempertahankan harga yang cukup terjangkau kepada pelanggan. S1, S3,
O2rutin melakukan perawatan dan pengontrolan peralatan shooting agar alat-alat tersebut tetap
berkualitas; S1, S4, O4, O5meningkatkan pelayanan jasa prima yang diberikan kepada pelanggan;
Pengembangan Produk : S1, S3, O4, O5menambahkan atau memperbanyak jumlah alat-alat shooting
menjadi lebih banyak lagi; Pengembangan Pasar : S5, O4, O5selalu memperbarui situs web yang
sudah dimiliki dengan informasi-informasi mengenai produk yang disewakan dan selalu memperbagus
tampilan situs web dengan efek-efek visual yang menarik perhatian calon pelanggan.
• Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Penetrasi Pasar: W4, O3, O4, O5melakukan kegiatan pemasaran secara efektif dengan melakukan
promosi yang lebih gencar, seperti membuat promo-promo atau paket-paket khusus yang menarik
pelanggan; W3, O4, O5menambah jumlah sumber daya manusia yang masih kurang memadai;
Pengembangan produk : W1, W2, W5, O4, O5memperbarui alat-alat yang sudah lama dan
menambahkan atau melengkapi jenis-jenis alat yang lebih bervariasi dan berkualitas.
• Strategi ST (Strengths-Threats)
Penetrasi Pasar : S1, S4, T1menjaga kualitas alat-alat shooting yang dimiliki dan selalu meningkatkan
pelayanan yang prima kepada pelanggan; S5, T1, T3rutin dalam memperbarui situs web yang sudah
dimiliki perusahaan, agar pelanggan bisa terus memantau informasi-informasi terbaru perusahaan. Hal ini
tentunya bisa menimbulkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan; Pengembangan Produk : S3,
T1, T3selalu memperbarui produk-produk yang dimiliki sesuai dengan perkembangan teknologi yang
semakin pesat.
• Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Penetrasi Pasar : W3, T4, T5menambah jumlah karyawan pada bagian pengawal alat dan teknisi alat,
serta memberikan arahan kepada pengawal alat agar selalu waspada dalam menjaga alat-alat shooting
yang sedang disewa; W4, T1melakukan kegiatan promosi lebih efektif dan intensif terhadap para
pelanggan; W5, T1, T3, T4, T5menambah kendaraan operasional untuk mengantarkan alat-alat shooting
kepada pelanggan; Pengembangan produk : W1, W2, T1, T3membeli alat-alat shooting yang terbaru
dan melengkapi variasi alat yang belum dimiliki agar sesuai dengan perkembangan teknologi.
Matriks BCG
POSISI PANGSA PASAR RELATIF DALAM INDUSTRI
TIN
GKA
T
Tinggi +20
PER
TU (Pr
MB
UHA ese Sedang 0
nta
N
se)
PEN
JUA
Rendah -20
LAN
Sedang
0,5
Tinggi
1,0
Rendah
0,0
II
1
III
2
IV
Sumber : Data yang diolah, 2013
Gambar 3 Matriks BCG PT Layar Production
Tabel 2 Matriks BCG PT Layar Production
Divisi
Rumah
Produksi
Penyewaan
Peralatan
Shooting
Total
Pendapatan*
(Rp)
Pendapatan*
(%)
Laba*
(Rp)
Laba*
(%)
Pangsa
Pasar
(%)
Tingkat
Pertumbuhan
(%)
9.170.000.000
60
2.710.000.000
29
20
+9
6.000.000.000
40
5.400.000.000
71
40
+10
100%
-
-
Rp. 15.170.000.000
*) Data Perusahaan Tahun 2012
Sumber : PT Layar Production, 2013.
100%
Rp.7.570.000.000
Matriks IE
SKOR BOBOT TOTAL IFE
S
K
O
R
B
O
B
O
T
T
O
T
A
L
E
F
E
Sedang
2,0 – 2,99
Kuat
3,0 – 4,0
4,0
Tinggi
3,0 – 4,0
3,0
2,923
Lemah
1,0 – 1,99
2,0
2,795
I
3,084
III
1
3,467
Sedang
2,0 – 2,99
1,0
2
IV
V
VI
VII
VIII
IX
2,0
Rendah
1,0 – 1,99
1,0
Ket :
Skor Bobot Total Bagian Rumah Produksi
Skor Bobot Total Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Sumber : Data yang diolah, 2013
Gambar 4 Matriks IE PT Layar Production
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT
Kuadran II
PT Layar Production
bagian
Rumah Produksi
Kuadran I
PT Layar Production
bagian
Penyewaan
Peralatan Shooting
POSISI
KOMPETITIF
YANG
KUAT
POSISI
KOMPETITIF
YANG LEMAH
Kuadran III
Kuadran IV
PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT
Sumber : Data yang diolah, 2013
Gambar 5 Matriks Strategi Besar PT Layar Production
Tahap Keputusan
Matriks QSPM PT Layar Production Bagian Rumah Produksi
Tabel 3 Matriks QSPM PT Layar Production Bagian Rumah Produksi
Faktor-faktor Utama
Peluang (Opportunities)
1.
Semakin banyaknya
jumlah stasiun televisi
nasional maupun lokal di
Indonesia
2.
Jumlah orang yang
menggunakan media
televisi di Indonesia jauh
melebihi media lainnya
3.
Peningkatan jumlah
penonton di Indonesia dari
tahun ke tahun
4.
Sifat media televisi yang
dapat menjangkau area
sangat luas di Indonesia
5.
Banyaknya perusahaanperusahaan yang
membutuhkan jasa
pembuatan iklan
6.
Kebutuhan masyarakat
akan hiburan semakin
meningkat
7.
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia meningkat dari
tahun ke tahun
8.
Adanya regulasi
pemerintah untuk
melindungi para pelaku
bisnis perfilman
9.
Televisi masih
mendominasi penjualan
alat elektronik di
Indonesia
10. Perkembangan jumlah
bioskop beserta layarnya
dari tahun ke tahun di
Indonesia
Ancaman (Threats)
1.
Semakin banyaknya stasiun
televisi yang memproduksi
program-program acaranya
sendiri (in house)
2.
Kemungkinan adanya
perilaku imitasi diantara
rumah-rumah produksi
melalui program acarannya
3.
Persaingan antar perusahaan
yang sejenis
4.
Belum adanya bank yang
mau meminjamnkan modal
usaha untuk produksi film
5.
Ketiadaan biaya switching
cost bagi penonton televisi
6.
Dibutuhkannya modal yang
besar untuk menawarkan
kontrak eksklusif kepada
artis
7.
Strategi-strategi perusahaan
pesaing yang agresif merebut
penonton pada jam tayang
yang sama
8.
Banyaknya film impor yang
masuk ke Indonesia
9.
Tidak mudahnya stasiun
televisi untuk
mempertahankan setiap
program pada jangka waktu
yang lama
Bobot
Penetrasi Pasar
AS
TAS
Alternatif Strategi
Pengembangan Pasar
AS
TAS
Pengembangan Produk
AS
TAS
0,040
2
0,080
4
0,160
3
0,120
0,052
1
0,052
2
0,104
4
0,208
0,044
1
0,044
4
0,176
3
0,132
0,043
1
0,043
4
0,172
3
0,129
0,048
3
0,144
4
0,192
1
0,048
0,064
2
0,128
3
0,192
4
0,256
0,059
1
0,059
4
0,236
3
0,177
0,052
1
0,052
2
0,104
3
0,156
0,042
1
0,042
3
0,126
4
0,168
0,058
3
0,174
2
0,116
4
0,232
0,059
3
0,177
1
0,059
4
0,236
0,037
3
0,111
1
0,037
4
0,148
0,055
3
0,165
2
0,110
4
0,220
0,029
-
-
-
-
-
-
0,039
3
0,117
2
0,078
4
0,156
0,041
-
-
-
-
-
-
0,058
3
0,174
1
0,058
4
0,232
0,074
3
0,222
1
0,074
4
0,296
0,047
4
0,188
2
0,094
3
0,141
10.
Pertumbuhan pengguna
televisi berbayar di Indonesia
meningkat setiap tahunnya
Kekuatan (Strengths)
1.
Memiliki alat-alat
perlengkapan shooting
sendiri yang cukup lengkap
2.
Rutin mengirimkan wakilwakil untuk menghadiri
seminar atau workshop
perfilman
3.
Selalu memberikan
pelayanan yang berkualitas
4.
Memiliki hubungan baik
dengan pelanggan
5.
Outsourcing crew untuk
menekan cost
6.
Menggunakan teknik
pengambilan gambar lebih
bagus dibandingkan pesaingpesaingnya
7.
Memiliki alat editing yang
terkini
8.
Mempunyai departemen
sumber daya manusia yang
bertanggung jawab
menyeleksi calon karyawan
9.
Sudah tersedianya website
perusahaan
10. Pengalaman perusahaan
dalam bidangnya
Kelemahan (Weaknesses)
1.
Perusahaan kurang fokus
pada bisnis inti
2.
Loyalitas karyawan masih
rendah
3.
Masih ada sumber daya
manusia yang kurang di
bagian tertentu
4.
Belum dibentuk suatu
penilaian prestasi kinerja
yang terstruktur
5.
Belum adanya kontrol
kualitas yang ketat antara tim
kreatif dengan tim produksi
6.
Keterbatasan modal untuk
biaya produksi
7.
Cash flow perusahaan yang
kurang baik
8.
Rendahnya tingkat
keberhasilan produksi
program acara yang telah
dibuat
9.
Belum dilakukannya riset
dan pengembangan
10. Belum menggunakan sistem
informasi dalam membuat
keputusan
Total Nilai Daya Tarik
0,059
3
0,177
2
0,118
4
0,236
0,071
1
0,071
3
0,213
4
0,284
0,037
4
0,148
2
0,074
3
0,111
0,061
4
0,244
3
0,183
2
0,122
0,057
4
0,228
3
0,171
1
0,057
0,054
-
-
-
-
-
-
0,052
4
0,208
2
0,104
3
0,156
0,078
2
0,156
3
0,234
4
0,312
0,045
3
0,135
2
0,090
1
0,045
0,048
3
0,144
4
0,192
1
0,048
0,063
4
0,252
2
0,126
3
0,189
0,058
1
0,058
2
0,116
3
0,174
0,040
4
0,160
2
0,080
1
0,040
0,041
4
0,164
3
0,123
2
0,082
0,027
3
0,081
1
0,027
2
0,054
0,046
3
0,138
1
0,046
2
0,092
0,057
1
0,057
3
0,171
4
0,228
0,058
1
0,058
2
0,116
4
0,232
0,038
3
0,114
2
0,076
4
0,152
0,031
2
0,062
3
0,093
4
0,124
0,037
-
-
-
-
-
-
4,627
4,441
5,793
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil tabel Matriks QSPM pada PT Layar Production bagian rumah produksi yang
telah dievaluasi diatas menunjukkan bahwa strategi pengembangan produk lebih menarik untuk
diterapkan bagi perusahaan pada bagian rumah produksi nya dengan total nilai daya tarik sebesar 5,793.
Kemudian strategi penetrasi pasar sebesar 4,627, dan stratergi pengembangan pasar sebesar 4,441.
Matriks QSPM PT Layar Production Bagian Peralatan Shooting
Tabel 4 Matriks QSPM Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Faktor-faktor Utama
Peluang (Opportunities)
1.
Harga peralatan
shooting sangat
mahal
2.
Tingginya biaya
perawatan
peralatan shooting
3.
Jumlah perusahaan
penyewaan alatalat shooting di
industri perfilman
belum banyak
4.
Semakin
meningkat jumlah
produksi film
bioskop atau layar
lebar di Indonesia
5.
Semakin
meningkat jumlah
produksi film
televisi di
Indonesia
Ancaman (Threats)
1.
Persaingan antar
perusahaan yang
bergerak di bidang
yangsama
2.
Fluktuasi nilai
tukar Rupiah
terhadap mata
uang Dollar
Amerika
3.
Perkembangan
teknologi yang
semakin pesat
4.
Alat-alat shooting
rusak atau hilang
pada saat disewa
5.
Belum adanya
lembaga asuransi
yang mau
menjamin
peralatan shooting
Kekuatan (Strengths)
1.
Nama baik
perusahaan
2.
Menawarkan harga
yang cukup
terjangkau
3.
Memberikan
produk yang
berkualitas kepada
para pelanggan.
4.
Memberikan
pelayanan yang
prima
5.
Sudah memiliki
situs web
Kelemahan (Weaknesses)
1.
Masih ada
beberapa alat yang
belum sesuai
dengan
perkembangan
teknologi
2.
Masih ada variasi
jenis alat sewa
yang belum
lengkap
3.
Sumber daya
Bobot
Penetrasi Pasar
AS
TAS
Alternatif Strategi
Pengembangan Pasar
AS
TAS
Pengembangan Produk
AS
TAS
0,058
4
0,232
3
0,174
2
0,116
0,056
2
0,112
1
0,056
3
0,168
0,097
4
0,388
2
0,194
3
0,291
0,200
3
0,600
4
0,800
2
0,400
0,166
3
0,498
4
0,664
2
0,332
0,088
2
0,176
4
0,352
3
0,264
0,042
1
0,042
2
0,084
4
0,168
0,129
2
0,258
1
0,129
4
0,516
0,048
-
-
-
-
-
-
0,117
-
-
-
-
-
-
0,069
3
0,207
4
0,276
2
0,138
0,105
4
0,420
3
0,315
2
0,210
0,074
3
0,222
2
0,148
4
0,296
0,125
4
0,500
3
0,375
2
0,250
0,082
3
0,246
4
0,328
1
0,082
0,093
2
0,186
3
0,279
4
0,372
0,074
2
0,148
3
0,222
4
0,296
0,152
4
0,608
3
0,456
2
0,304
manusia kurang
memadai
4.
Kegiatan promosi
yang belum
optimal
5.
Kurangnya
kendaraan
operasional untuk
mengantar alat
Total Nilai Daya Tarik
0,181
4
0,724
3
0,543
2
0,362
0,044
3
0,132
1
0,044
2
0,088
5,699
5,439
4,653
Sumber: Data yang Diolah, 2013
Berdasarkan hasil tabel Matriks QSPM pada PT Layar Production bagian penyewaan peralatan
shooting yang telah dievaluasi diatas menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar lebih menarik untuk
diterapkan bagi perusahaan pada bagian rumah produksi nya dengan total nilai daya tarik sebesar 5,699.
Kemudian strategi pengembangan pasar sebesar 5,439, dan strategi pengembangan produk sebesar 4,653.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Bagian Rumah Produksi PT Layar Production
1.
2.
3.
Secara keseluruhan PT Layar Production bagian rumah produksi memiliki posisi eksternal yang kuat,
hal ini ditunjukkan oleh nilai tertimbang pada Matriks EFE sebesar 3,084.
Secara keseluruhan PT Layar Production bagian rumah produksi memiliki posisi internal yang kuat,
hal ini ditunjukkan oleh nilai tertimbang pada Matriks IFE sebesar 2,923.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tahap akhir menggunakan Matriks QSPM, maka strategi
bisnis terbaik yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan oleh PT Layar Production bagian rumah
produksi agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif adalah strategi Pengembangan Produk
Simpulan Bagian Penyewaan Peralatan Shooting PT Layar Production
1.
2.
3.
Secara keseluruhan PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting memiliki posisi
eksternal yang kuat, hal ini ditunjukkan oleh nilai tertimbang pada Matriks EFE sebesar 3,467.
Secara keseluruhan PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting memiliki posisi
internal yang kuat, hal ini ditunjukkan oleh nilai tertimbang pada Matriks IFE sebesar 2,795.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tahap akhir menggunakan Matriks QSPM, maka strategi
bisnis terbaik yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan oleh PT Layar Production bagian
penyewaan peralatan shooting agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif adalah strategi
Penetrasi Pasar,
Saran yang dapat diberikan untuk PT Layar Production bagian rumah produksi, antara lain:
1. Dalam bidang produksi, sebaiknya perusahaan membuat inovasi produk program acara atau film yang
baru dengan ide-ide segar, menarik, dan daya kreatifitas yang tinggi. Untuk mengantisipasi tingkat
kegagalan produk selama masa produksi, diperlukan kontrol kualitas yang ketat dan perbaikan
koordinasi antara tim kreatif dan tim produksi, kontrol kualitas tersebut sebaiknya tidak hanya
dilakukan oleh manajemen inti tetapi juga mengajak pihak stasiun televisi, sehingga masukanmasukan yang diinginkan konsumen juga dapat dipenuhi dan produk yang dihasilkan pun akan
berkualitas.
2. Dalam bidang sumber daya manusia, PT Layar Production mencari calon-calon karyawan yang sudah
berpengalaman pada bagian kreatif program dan pada bagian pemasaran. Perusahaan juga perlu
memberikan pelatihan secara berkala dan pengembangan kemampuan pada karyawan. Perusahaan
juga perlu menerapkan sistem penilaian kinerja kuantitatif yang terstandarisasi sehingga performa
karyawan dapat terukur dengan jelas agar bisa meningkatkan loyalitas karyawan, misalnya berupa
form penilaian prestasi kerja dengan faktor-faktor penilaian seperti kualitas pekerjaan yaitu hasil
kinerja yang disesuaikan dengan standar kualitas, kuantitas pekerjaan yaitu jumlah output yang
dihasilkan selama bekerja, absensi, inisiatif, motivasi, tanggung jawab, serta kemampuan
berkomunikasi dengan pimpinan dan karyawan lain, kemudian hasilnya dikaitkan dengan sistem
pemberian imbalan berupa reward, bonus, ataupun intensif.
3.
4.
Dalam bidang pemasaran, disarankan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan para stasiun
televisi, agensi iklan, dan perusahaan-perusahaan komersil agar memudahkan dalam menghasilkan
produk baru. Kemudian perusahaan juga harus mengidentifikasi acara apa yang sesuai dengan tren
minat penonton. Untuk mengetahui tren minat penonton tersebut, perusahaan sebaiknya menjadi klien
pada lembaga survei Nielsen Audience Measurement Indonesia yang berfungsi sebagai acuan untuk
inovasi jenis produk baru untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam bidang keuangan, perusahaan sebaiknya bertindak lebih tegas dalam melakukan penagihan
kepada stasiun televisi yang menunggak pembayaran. Dan perusahaan juga disarankan untuk mencari
investor yang mau menanamkan modalnya di PT Layar Production atau mencari sponsor yang lebih
banyak lagi dalam membuat sebuah produksi.
Saran yang dapat diberikan untuk PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting,
antara lain:
1. Dalam bidang pemasaran, sebaiknya perusahaan pada bagian penyewaan peralatan shooting ini untuk
melakukan promosi yang lebih efektif dan intensif seperti membuat promo-promo atau paket-paket
khusus yang menarik pelanggan, rutin mengirimkan brosur yang berisi informasi terbaru kepada
pelanggan, membuat brosur atau selembaran, pengiriman brosur melalui e-mail, pemasangan iklan
media cetak majalah atau surat kabar, dan iklan media online dengan memasang iklan pada surat
kabar online terkemuka.
2. Dalam bidang sumber daya manusia, disarankan untuk menambah karyawan pada bagian pengawal
alat dan teknisi alat agar peralatan shooting yang dimiliki tetap terjaga dan terkontrol kualitasnya.
3. Dalam bidang operasional, PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting sebaiknya
memperbarui beberapa alat-alat shooting yang sudah lama dengan membeli alat-alat shooting yang
terkini. Serta melengkapi variasi alat shooting yang masih belum lengkap. Perusahaan juga perlu
menambah kendaraan operasional untuk mengantarkan alat-alat shooting kepada pelanggan.
REFERENSI
David, Fred R. (2010). Manajemen Strategis-Konsep. Edisi 12. Jakarta: Salemba
Empat.
Umar, Husein. (2010). DESAIN PENELITIAN MANAJEMEN STRATEGIK: Cara
Mudah Meneliti Masalah-masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis,
Dan Praktik Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Rangkuti, Freddy. (2010). BUSINESS PLAN: TEKNIK MEMBUAT PERENCANAAN
BISNIS & ANALISIS KASUS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Jatmiko. RD. (2004). Manajemen Stratejik. Edisi pertama, cetakan kedua. Malang:
UMM Press.
Joewono, Handito. (2012). The 5 Arrows of STRATEGY MANAGEMENT. Jakarta:
Arrbey.
RIWAYAT PENULIS
Fitrin Hapsari Sukainah lahir di Jakarta, 10 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara (Binus University), Jakarta dalam bidang Manajemen, program studi
Entrepreneurship pada tahun 2014.
Download