BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini, pengembangan manajemen sumber daya manusia semakin banyak mendapat perhatian. Menururt Mangkunegara (2005), sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau organisasi dalam mengelola dan mengatur pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan. Kecerdasan emosional menurut Yoseph (2010) merupakan bagian dari sosial intelegensi yang melibatkan kemampuan memonitoring emosi seseorang dengan orang lain, memberikan perbedaan diantara mereka sehingga dapat menggunakan informasi sebagai petunjuk untuk berfikir dan bertindak. Menurunnya kecerdasan emosional salah satunya akan sulit dalam mengontrol emosi seseorang dengan orang lain tidak jarang hal tersebut dapat memicu timbulnya suatu konflik dalam bekerja. Kecerdasan emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi dari pekerjaan hati manusia yang tentu saja tidak cukup hanya memiliki perasaan. Kecerdasan emosional menuntut individu untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan sendiri dan orang lain. Kepuasan kerja merupakan hasil penilaian dengan mendasarkan pada aspek respon emosional terhadap faktor-faktor pekerjaan, aspek persepsi individu terhadap 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 bagaimana individu tersebut menganggap apa yang mereka kerjakan sebagai suatu hal yang penting dan persepsi terhadap seberapa baik hasil yang dirasakan. Faktorfaktor pekerjaan tersebut meliputi lima dimensi yaitu: pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, rekan kerja dan keseluruhan. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pengertian ini difokuskan pada sikap sebagai pernyataan evaluatif, baik yang menguntungkan atau positif maupun yang tidak menguntungkan atau negatif mengenai objeknya yang dalam hal ini adalah pekerjaannya. Seseorang dengan kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan itu, sedangkan yang tidak puas dengan pekerjaannnya menunjukkan sikap negatif. Misalnya, jika seorang karyawan merasa bahwa ia telah bekerja lebih keras dibandingkan yang lain tetapi mereka merasa kurang dihargai, maka kemungkinan besar dia akan memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya, terhadap atasannya, dan atau terhadap rekan kerjanya. Ia merasa tidak puas. Sebaliknya, jika ia merasa pendapat perlakuan yang baik, dan mendapatkan upah yang sesuai, ia akan bersikap positif terhadap pekerjaannya. Ia merasa puas dengan pekerjaannya. Konsekuensi dari ketidakpuasan diungkapkan oleh Wexley dan Yukl (dalam Setiawan, 2005) yang mengatakan bahwa ketidakpuasan akan mengakibatkan tingkah laku withdrawal yang terlihat dari munculnya absensi dan turnover atau mungkin perilaku agresi yang merugikan. Perilaku agresi tersebut dapat berbentuk sabotase, tindakan melakukan kesalahan dengan sengaja, pemogokan, lamban dalam bekerja, dan lain-lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 Individu yang mempunyai persepsi positif terhadap kepuasan kerja akan mengembangkan segala perilaku yang baik dalam bekerja antara lain bersikap menolong, berpartisipasi aktif, memberikan pelayanan ekstra kepada konsumen, mau menggunakan waktu kerjanya dengan efektif, bertoleransi terhadap hal-hal yang kurang dari harapan, dan dengan suka rela mau menjaga dan melindungi aset-aset perusahaan. Begitu juga sebaliknya, individu yang mempunyai persepsi negatif terhadap kepuasan kerja akan mengembangkan perilaku yang buruk dalam bekerja. Berkaitan dengan kecerdasan emosional pegawai juga harus memiliki perilaku kewargaan organisasional pekerja, Aldag dan Resckhe, (2007), Organizational citizenship behavior merupakan kontribusi individu dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja. OCB ini melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku suka menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja. Perilaku ini menggambarkan nilai tambah karyawan yang merupakan salah satru bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan bermakna membantu. OCB sebagai perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary), yang tidak secara langsung dan mendapat penghargaan dari sistem imbalan formal, dan yang secara keseluruhan mendorong keefektifan fungsi-fungsi organisasi. Bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi jabatan, yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan organisasi; melainkan sebagai pilihan personal (Podsakoff, dkk, 2005). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Penelitian ini dilakukan di PT. Bank OCBC NISP Tbk yang merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian yang semakin bertumbuh seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan masyarakat. Lembaga perbankan juga berperan sebagai Agen Pembangunan (Agent of Development) dalam pembangunan nasional, dimana bank menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, guna meningkatkan kemampuan mobilitas dana, serta menciptakan iklim yang lebih baik bagi dunia usaha. Dunia perbankan telah mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun, antara lain semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dengan jasa perbankan, baik karena adanya rasa waspada terhadap masa yang akan datang sehingga membuat masyarakat ingin menyimpan sebagian dananya, maupun untuk kelancaran usaha mereka. Dengan bertambahnya kebutuhan tersebut, maka perbankan juga harus meningkatkan pula tingkat pelayanan mereka kepada masyarakat, agar mampu melindungi secara baik dana yang dititipkan masyarakat kepadanya serta mampu menyalurkan dana masyarakat tersebut bagi terciptanya sasaran pembangunan. Hal ini ditandai dengan adanya fasilitas-fasilitas yang memudahkan dalam bentuk simpanan maupun pinjaman, serta kemudahan dalam sirkulasi uang dari satu tempat ke tempat lain yang dilayani oleh bank. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan bank, maka pihak manajemen tentunya akan semakin dituntut untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 setiap kegiatan perusahaan mereka, baik itu dari segi struktur organisasi, serta kegiatan operasional maupun non operasional mereka demi terlaksananya visi dan misi bank. Tuntutan zaman dan teknologi yang berkembang pesat menuntut individu menjadi tenaga ahli yang terampil dan berkualitas. Ketika seseorang melamar pekerjaan di suatu perusahaan, tentunya aka nada tolak ukur tertentu untuk seorang calon karyawan agar memenuhi persyaratan perusahaan tersebut. Tolak ukur tersebut bisa berupa tingkat intelegensi, pendidikan, pengalaman kerja serta hal lainnya yang diisyaratkan oleh suatu perusahaan. Ada hal lain mengenai proses tolak ukur penilaian karyawan dalam satu dekade terakhir ini, yaitu PT Bank OCBC NISP Tbk kini menggunakan tolak ukur untuk menilai karyawannya. Tidak hanya berdasarkan pelatihan dan pengalaman, tetapi juga seberapa baik kita mengelola diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain. Alat ukur ini lebih memusatkan perhatian pada kualitas pribadi, seperti inisiatif dan empati, adaptabilitas, dan kemampuan persuasi. Hasil tolak ukur ini disebut kecerdasan emosional. Penelitian ini dilakukan di PT Bank OCBC NISP Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak di dunia perbankan adalah sebuah bank swasta di Indonesia. Karyawan atau sumber daya manusia merupakan asset yang sangat berharga, mngingat perusahaan tersebut adalah perusahaan yang menyediakan karyawan untuk ditempatkan selalu di depan melayani nasabah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 Jumlah Karyawan 50 Jumlah Karyawan 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Green Garden Taman Ratu Citra Garden 2 Sumber : Hasil Olah Data GAMBAR 1.1 JUMLAH KARYAWAN PT. BANK OCBC NISP, TBK. AREA JAKARTA BARAT Berdasarkan observasi langsung peneliti memperoleh informasi dan mendapatkan fenomena dalam hal ini, dasar pemikiran munculnya OCB tidak terlepas dari fenomena yang disebut sebagai “warga negara yang baik (good citizen)”. Seorang warga negara yang baik adalah seseorang yang membantu tetangganya, memilih, berpartisipasi dalam aktivitas kemasyarakatan (Paille, 2012). Fenomena OCB yang terjadi adalah bahwa masih ada karyawan yang bersikap kurang dalam menolong satu sama lain, jarang membantu tugas-tugas ekstra dan juga masih kurang patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur tempat kerja, dan dalam hal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 kecerdasan emosional bahwa masih ada karyawan yang bersikap kurang ramah/sopan dalam bekerja, dan juga masih dijumpainya komunikasi yang belum efektif dalam bekerja. Dari fenomena tersebut maka secara langsung ataupun tidak hal itu akan dapat menimbulkan masalah dalam bekerja sehingga mempengaruhi kepuasan kerja dari karyawan itu sendiri. Fenomena yang terjadi di 3 cabang area Jakarta Barat pada PT Bank OCBC NISP Tbk, masih ada karyawan yang merasa diperlakukan kurang adil oleh perusahaan yang mengakibatkan karyawan belum mendapatkan kepuasan dalam bekerja, seperti besarnya gaji dan tunjangan sedangkan perusahaan menuntut adanya inovatif dan ide-ide kreatif dari karyawan untuk terus mengembangkan perusahaan, padahal untuk menimbulkan perilaku tersebut, karyawan harus merasa bahwa mereka diperlakukan secara adil, bahwa prosedur dan hasil adalah adil. Fitriastuti (2013) dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, memperkuat teori Organ, yang menyatakan bahwa OCB dapat mempengaruhi kinerja organisasi dalam hal: a) Mendorong peningkatan produktivitas manajer dan karyawan b) Mendorong penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk tujuan yang lebih spesifik c) Mengurangi kebutuhan untuk menggunakan sumber daya organisasi yang langka pada fungsi pemeliharaan d) Memfasilitasi aktivitas organisasi diantara anggota kelompok kerja http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 e) Lebih meningkatkan kemampuan organisasi untuk memelihara dan mempertahankan karyawan yang berkualitas dengan membuat lingkungan kerja sebagai tempat yang lebih menyenangkan untuk bekerja f) Meningkatkan stabilitas kinerja organisasi dengan mengurangi keragaman variasi kinerja dari masing-masing unit organisasi g) Meningkatkan kemampuan organisasi untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan penelitian mengenai pengaruh kepuasan dan loyalitas kerja terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan. Beberapa hasil penelitian Fitriansyah (2011) menemukan bahwa pengaruh kepuasan kerja dan hubungannya terhadap organizational citizenship behavior mempunyai karakteristik responden penelitian dilihat dari jenis kelamin, usia, status perkawinan, tingkat pendidikan dan pendidikan terakhir. Berdasarkan fenomena di atas maka penulis akan melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kepuasan kerja Terhadap (OCB) Organizational citizenship behavior” Studi Pada Divisi Teller, Customer Service, dan Marketing di Tiga Cabang Besar Pada PT OCBC NISP Tbk di Jakarta Barat“ yang mengidentifikasi pengaruh berdasarkan teori dengan pengaruh yang ada pada PT OCBC NISP Tbk berdasarkan penilaian responden (karyawan). maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kepuasan kerja Terhadap (OCB) Organizational citizenship behavior PT. OCBC NISP Tbk. Cabang Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut yaitu : 1) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior di PT. Bank OCBC NISP, Tbk. ? 2) Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior PT. Bank OCBC NISP, Tbk.? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional kerja terhadap organizational citizenship behavior. PT. Bank OCBC NISP, Tbk 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior. PT. Bank OCBC NISP, Tbk 2. Kontribusi Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 1) Kegunaan Teoritis a) Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis dan menambah ilmu, baik dalam teori maupun praktek. Dapat membandingkan, menambah dan mengembangkan ilmu manajemen sumber daya manusia yang telah penulis dapatkan di bangku kuliah, khususnya mengenai kecerdasan emosional, kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior b) Bagi PEnulisan Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi peneliti yang sejenis. 2) Kegunaan Praktis a) Bagi Perusahaan Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil, Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. OCBCB NISP Tbk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 b) Bagi Pihak Lain Dapat digunakan dalam menambah pengetahuan sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang serupa. http://digilib.mercubuana.ac.id/