8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Strategi pengembangan usaha 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi adalah rencana berskala besar yang berorintas jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang semuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dengan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan. Chandler (dalam Anoraga. 2004 : 339) strategi adalah sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan , dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang di perlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Strategi adalah kekuatankekuatan sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti internal untuk mencapai tujuan perusahaan dalam lingkungan persaingan. Berkaitan dengan memenangkan medan tempur persaingan dan mendapatkan kepemimpinan global, tujuan strategi secara tidak langsung berarti bentang sumber daya, kapabilitas, dan kompetisi inti organisasi. Ketika di bangun dengan efektif, tujuan strategi dapat membuat orang melakukan hal-hal dengan cara-cara yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Sehubungan dengan masalah strategi maka strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi adalah bahwa para menejer memainkan peran yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak di terapkan. Strategi juga dapat di definisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah di rumuskan secara eksplisit. Pandangan ini di terapkan 8 9 bagi para menejer yang bersifat relatif yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Tujuan strategi adalah ketika semua karyawan dan tingkatan perusahaan berkomitmen untuk mencapai kriteria kinerja spesifik dan signifikan. Sebagian berargumentasi bahwa tujuan sebagai strategi memberikan para karyawan tujuan satu-satunya yang berharga untuk usaha dan komitmen personal untuk menggeser posisi yang terbaik, atau tetap menjadi yang terbaik di seluruh dunia. Tujuan strategi telah di bentuk dengan efektif ketika orang-orang percaya dengan semangat yang menyala-nyala terhadap produk dan industri mereka dan ketika mereka memusatkan perhatian sepenuhnya pada kemampuan perusahaan untuk mengatasi para pesaingnya. 2.1.2 Pengertian Pengembangan Sehubungan dengan pengembangan usaha, hal ini tergantung pada kemampuan pengusaha dan pengelolanya dalam usahanya setiap hari. Hal ini seperti apa yang di kemukakan oleh Scumpeter (dalam Jhingan, 1993 : 3) bahwa pengembangan adalah perubahan spontan dan terputus-putus senintiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan untuk waktu sebelumnya. dan dikemukakan oleh Kellog (dalam Moekijat, 2001 : 20) bahwa pengembangan sebagai suatu perubahan dalam diri orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja efektif, Menurut Hafsah (2000 : 198) pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Sedangakan menurut Mangkuprawira (2004 : 135) menyatakan bahwa pengembangan merupakan upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin 10 digunakan segera atau sering untuk kepentingan di masa depan. Selanjutnya Yoder (dalam Moekijat, 2001 : 20) menjelaskan bahwa pengembangan adalah setiap usaha memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi mempengaruhi sikap-sikap atau menambah kecakapan. Disisi lain Bone (dalam Jhingan, 1993:4) mengatakan bahwa pengembangan adalah memerlukan dan melibatkan semacam pengarahan, pengaturan, dan pedoman dalam rangka menciptakan kekuatan-kekuatan bagi perluasabn pemeliharaan. Sedangakan dalam kamus besar bahasa indonesia (1994 :655) menyatakan bahwa pengembangan adalah cara atau hasil kerja mengembangkan sesuatu (pekerjaan, usaha, kepribadian dan lain sebagainya). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah segala sesuatu yang dilaksanakan untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang memberikan informasi, pengarahan,pengaturan, dan pedoman dalam pengembangan usaha. 2.1.3 Pengertian Usaha Setiap manusia tentu mempunyai naluri atau keinginan dalam hidupnya untuk berusaha mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk mencapai keinginan itu manusia selalu berusaha dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam usaha inilah manusia dapat mendirikan berbagai macam usaha yang mendapatkan kesuksesan. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, maka usaha dapat menimbulkan adanya dunia usaha yang menciptakan barang dan jasa. Menurut Hornby (Enskplodiya 2000 : 402) effort is a particular activity that a group of people organize in order to achive something. Yaitu, usaha adalah aktivitas khusus yang diorganisir oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan atau sesuatu. 11 Menurut Saparudin (2003 : 1) menyatakan bahwa usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan, sedangakan usaha menurut kamus umum bahasa indonesia (1994 : 1661) adalah kegiatan dengan menggunakan tenaga pikiran atau badan untuk menyatakan suatu maksud. Dalam (www.bappekab.sidoarjokab.go.id) pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.9 tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan produksi, dan distribusi dengan menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu tujuan. Bertitik tolak dari pengertian diatas maka peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha serta kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan ekonomi dengan menggerakan pikiran, tenaga dan badan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha Tujuan kegiatan perusahaan pada dasarnya untuk melaksanakan pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Dengan adanya kegiatan tersebut akan memberi dampak positif bagi sebuah pengembangan usaha. Adapun faktor-faktor mempengaruhi pengembangan suatu usaha yakni antara lain: 12 1) Kepemimpinan Faktor kepemimpinan sangat menentukan dalam pengembangan dan kemajuan suatu usaha. Karena kepemimpinan merupakan proses atau rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis. Dimana seorang pemimpin dapat mengayomi para bawahan, menggerakan, dan membimbing secara perseorangan maupun bersama-sama sebagai mana dikemukakan oleh Anoraga (1982 : 186) bahwa kepemimpinan merupakan seni mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan kemampuan mereka, kemampuan dan usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Anoraga (2007 : 224) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik individual maupun kelompok kearah pencapaian tujuan. Sedangakn menurut Terry (dalam Winardi, 2000 : 56) leadership is the realitionship in wich one person, or the leader, influences others to work together willngly on related task to attain that which the leader the series. yaitu kepemimpinan adalah realisasi dalam setiap individu atau pemimpin yang mempengaruhi pengaruh dalam mengerjakan tugas secara bersama-sama dengan perhatian yang penuh pencapaian sasaran tertentu. Dengan demikian kepemimpinan merupakan proses pengarahan pembimbingan, penggerakan dan evaluasi yang di selenggarakan oleh pemimpin dalam mengembangkan seluruh usaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. 2) Permodalan Kegiatan melaksanakan atau menjalankan suatu usaha, modal adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha tersebut. Dimana modal sangat besar peranannya dalam menunjang kelangsungan kegiatan usaha tersebut dalam proses pencampaian tujuan. Adapun modal itu sendiri tidak lain suatu hal yang berwujud uang atau barang-barang. 13 Menurut Meij (dalam Rianto, 2001 : 18) bahwa modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal ialah semua barang-barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan. Sedangkan dalam prinsip akuntansi (PAI 194:48) dinyatakan bahwa: pada dasarnya modal berasal dari investasi pemilik dan hasil perusahaan. Menurut Kamsir (2000 : 91). Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi. Menurut Tohar (2000 : 9) modal dibedakan atas 3 bentuk yaitu : a. Modal uang Modal uang adalah sumber dari nama uang itu diperoleh untuk dipergunakan dan ditanamkan dalam barang-barang modal. Jadi modal uang merupakan cermin dari modal barang. Jika dilihat dalam neraca, modal ini terletak pada sisi kredit. b. Modal barang Modal barang adalah seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan didalamnya termasuk good will bersifat abstrak terletak pada debet neraca. c. Modal redimen Modal redimen yaitu semua alat-alat produksi yang harus merupakan kesatuan modal yang mendapatkan laba dengan tidak melupakan unsur pribadi pengusaha yang cakap. Melihat uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal merupakan suatu penunjang utama dari usaha dalam mengembangkan pembiayaan terhadap konsumen, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor modal sangat mempengaruhi pengembangan usaha pembiayaan. 3) Pembinaan Faktor pembinaan sangat mempengaruhi terhadap pengembangan usaha. Pembinaan merupakan tuntutan, bantuan dan pertolongan kepada individu atau 14 kelompok orang agar dapat menyesuaikan dirinya sebaik-baiknya untuk mencapai kesejahteraan dan mempertahankan hidup untuk mencapai tingkat efektivitas tenaga kerja yang baik maka perlu adanya pembinaan dari seorang pemimpin perusahaan sehingga apa yang menjadi tujuan perusaah tercapai. Suatu usaha akan berkembang dengan baik bila dalam melaksanakan pekerjaan di dahului dengan pembinaan pada karyawan, hal ini dilakukan agar tugas atau pekerjaan yang dikerjakan oleh para karyawan yang bekerja pada industri sudah dapat mengetahui pekerjaan yang mereka laksanakan. Adapun yang menjadi tujuan pembinaan adalah: a. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan b. Menghasilkan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna c. Meningkatkan kualitas, keterampilan,serta memupuk semangat dan modal kerja d. Mewujudkan iklim kerja yang kondusif, dan e. Memberikan pembekalan dalam rangka distribusi tenaga kerja. Dengan adanya pembinaan tenaga kerja, diharapkan setiap tenaga kerja dapat memberikan kinerja yang sebaik-baiknya sehingga berdaya guna dan berhasil guna sesuai tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa betapa pentingnya pembinaan kepada karyawan dalam rangka mengembangkan atau perluasan usaha. 4) Mitra kerja Mitra kerja merupakan suatu bentuk kerja sama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan. Terjadinya mitra kerja dikarenakan adanya keinginan dalam mencapai tujuan bersama, dengan adanya mitra kerja ini usaha menengah diharapkan hidup sejajar dengan usaha-usaha besar. Dimana mitra kerja ini dapat dilakukan antara usaha menengah dan usaha besar. Sehingga masingmasing sektor dapat saling mengisi dapat menempatkan pada posisinya. 15 Jika mitra kerja ini dibangun atas dasar saling membutuhkan maka tujuan dari kerja sama diatas akan menjadi kenyataan. Untuk mitra kerja usaha menengah harus mengatasi kendala internalnya terlebih dahulu. Jadi mereka harus mempersiapkan organisasinya baik dari sisi manajemen maupun sumber daya manusia. 5) Pelanggan Pelanggan merupakan faktor yang menentukan dalam suatu usaha dengan tetap mempertahankan pelanggan bahkan meningkatkannya. Kita akan memiliki keunggulan tersendiri sebab pelanggan merupakan konsumen utama dari suatu usaha ketimbangan dengan konsumen pasar secara umum. Untuk mempertahankan pelanggan maka seorang menejer usaha harus mampu mengambil kebijaksanaan yang tidak mengikat usaha serta pelanggan, seperti dalam peningkatan jumlah produksi, kualitas produksi, perluasan pasar. Hal ini lebih menjaga kepercayaan serta pelayanan khusus bagi pelanggan dan konsumen itu sendiri. 6) Lingkungan lokasi Faktor pendukung lainnya adalah lokasi usaha yang terletak di tempat strategis yakni dekat para pelanggannya. Hal ini sangat memudahkan para pelanggan untuk datang ke lokasi tempat usaha, sehingga produk yang dihasilkan akan mendapatkan perhatian dari konsumen. Lingkungan usaha perlu diteliti, dipelajari untuk ditentukan langkahlangkah dan menjawab setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan usaha. Bila lingkungan menghendaki perubahan suatu tatanan manajemen pembiyaan, maka sedapat mungkin dilakukan biaya tambahan mengikuti perkembangan konsumen, sehingga strategi pembiyaan yang dilaksanakan akan mendapat perhatian dari konsumen/pelanggan. 16 7) Daya saing Pada saat kualitas produksi cukup dengan permintaan konsumen yang semakin meningkat dan cepat berubah. Oleh sebab itu perusahaan harus mengetahui kondisi pasar, konsumen dan selalu melihat permintaan konsumen. Dalam persaingan pemasaran harus dapat mempengaruhi calon pembeli dengan cara promosi, namun promosi tidak mengetahu perkembangan pasar dan permintaan konsumen. Karenanya perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen dan kondisi pasar. 8) Pemasaran Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan mengarahkan kegiatan khususnya untuk menghasilkam produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga dalam jangka panjang perusahaan mendapatkan keuntungan yang diharapkannya. Keberhasilan suatu perusahaan sngat ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan usaha untuk menciptakan suatu produk guna memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran. Marketing memegang peranan penting yang memperluas usaha, dimana pemasaran merupakan hasil kerja dari seluruh rangakaian kegiatan usaha yang berhubungan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Assauri (2002 : 5) menyatakan bahwa pemasaran adalah sebagai kegiatan manusia yang di arahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Kotler (dalam Kamsir 2006 : 158) pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dengan nilai lain. Dan menurut Maynard (dalam Alma, 2004 : 1) marketing embraces all buisness activies in volved in the flow of goods and 17 services from physical production to consumption. Artinya pemasaran adalah segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sector produksi ke sector konsumsi. Disisi lain Slanton (dalam mursid, 2006 :26) bahwa pemasaran adalah meliputi kesekuruhan sistim yang berhubungan dengan kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Oleh karena itu faktor pemasaran ini sangat berperan dalam rangka perluasan usaha. Perluasan usaha dapat berkelanjutan dengan baik dan hasil produksi dapat laku dipasaran, maka perlu memperhatikan keadaan pasar, walaupun hasil produksi telah tersedia dan tidak mungkin dapat dipasarkan dalam arti perusahaan tidak mampu menganalisa keadaan pasar sudah pasti usaha yang dilakukan tidak akan berkembang. 9) Sumber Daya Manusia Keadaan sumber daya manusia pada pembahasan ini lebih difokuskan kepada kualitas tenaga kerja (karyawan), dimana tenaga kerja merupakan faktor yang turut mempengaruhi tinggi rendahnya suatu pendapatan dari usaha yang dijalankannya, keberhasilan suatu usaha juga didukung oleh faktor kemauan/motifasi, karyawan yang sangat tinggi untuk melaksanakan tugasnya dalam menghasilkan produk. Menurut Nugroho (dalam Kotler, 1996 :30) sumber daya manusia adalah kemampuan individu dan kelompok manusia yang tercurah secara penuh untuk mendukung jalannya satu mata rantai usaha. Berdasarkan uraian ini, mengenai sumber daya manusia bila dikaitkan dengan pengembangan usaha pembiayaan konsumen, maka, keberadaan kualitas tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaan sangat diperlukan demi kelancaran suatu usaha yang dijalankan. Dengan demikian 18 pengoroperasian dan perkembangannya suatu usaha sangat dipengaruhi oleh kualitas, keahlian (skill) dari tenaga kerja (karyawan) pada PT Permata Finance Indonesia cabang Gorontalo. 2.1.5 Perlunya strategi dalam usaha Strategi sebenarnya adalah suatu bentuk kegiatan atau cara atau pendekatan yang diterapkan manajer-manajer untuk memuaskan pelanggannya, membentuk posisi pasar yang menarik dan mencapai sasaran-sasaran organisasi. Perusahaan perlu mempunyai strategi yang tepat karena dua hal : 1. Perusahaan secara aktif membentuk kegiatan-kegiatan. Suatu strategi perusahaan menyediakan suatu cara atau pendekatan (approach) untuk bagi perusahaan untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan secara proaktif, yaitu dengan menyediakan peta jalan (roadmap) untuk beroperasi, petunjuk-petunjuk untuk melakukan bisnis, perancanaan untuk membangun loyalitas pelanggan dan membangun keunggulan kompetitif berkelanjutan melebihi pesaing-pesaingnya. 2. Untuk menyatukan keputusan-keputusan, inisiasi-inisiasi kegiatan yang dilakukan oleh departemen-departemen, menejer-menejer dan karyawankaryawan didalam organisasi kedalam suatu perencanaan yang terkoordinasi dan terintegrasi dilevel koorporasi. Semakin banyak tingkat kebutuhan hidup dan tingkat kebutuhan sosial suatu masyarakat semakin banyak tingkat pilihan masyarakat tersebut untuk memenuhi keinginannya tersebut. Dalam hal ini masyarakat tersebut telah meningkatkan kebutuhan dan keinginannya sekedar pemenuhan kebutuhan pokok hidupnya menjadi pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang lebih tinggi, seperti kebutuhan sosial yang dibutuhkan kepuasan pribadi. 19 Pembiayaan konsumen sangat berperan disamping melakukan kegiatan penelitian kebutuhan konsumen yang ada. Semua ini dilakukan sejalan dengan perkembangan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah, pada dasarnya pembiayaan merupakan hasil kerja seluruh rangkaian kegiatan suatu usaha yang berhubungan dengan mengalirnya dana dalam bentuk uang dari perusahaan pembiayaan ketangan konsumen. Perputaran roda perekonomian di dunia tidak lepas dari usaha yang keras di bidang pembiayaan. Kita melihat dan bahkan telah menjalankan proses pembiayaan dalam memberikan pinjaman uang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen atau peminjam. Namun kadang-kadang proses peminjaman tersebut dilakukannya hanya berdasarkan kebutuhan saja sehingga sering terjadi konsumen atau peminjam tidak dapat mengembalikan sejumlah pinjaman kepada perusahaan pembiayaan yang telah meminjamkan sejumlah uang kepadanya dengan akad atau perjanjian yang telah disepakati dan ditanda tangani. Dalam hal ini konsumen atau peminjam tersebut tidak berjiwa wira usaha, maksudnya uang yang dipinjam dari perusahaan pembiayaan tidak digunakan kepada hal-hal yang dapat menguntungkan. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inofatif yang dijalankan atas dasar, kiat, dan sumber daya mencari peluang untuk menuju sukses (Suryana. 2003 :1). Dalam menanamkan dan mengembangkan jiwa semangat serta perilaku kewirausahaan, hal ini di tandai dengan adanya: 1. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dengan semangat kemandirian 2. Kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis termasuk keberanian mengambil resiko dalam usaha. 20 3. Kemauan dan kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inofatif. 4. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dalam kebersamaan dan berlandaskan etika bisnis yang sehat. 2.1.6 Pentingnya business plan dalam mengembangkan usaha Kebutuhan akan business plan (perencanaan usaha) perlu dilakukan karena seorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan usaha tidak hanya dikembangkan pada saat pendirian usaha baru, tetapi juga dapat dilakukan untuk mengembangkan usaha yang telah ada (telah berjalan). dengan perencanaan usaha ini, maka pelaksanaan kegiatan perusahaan akan lebih terkendali dan terfokus sehingga tidak menyimpang. Perencanaan usaha (business plan) sebagai mana di kemukakan oleh Bygrafe (Alma, 2005 : 198) Business Plan adalah dokumen disediakan oleh enterprenuer sesuai pula dengan pandangan penasehat profesionalnnya yang membuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup analisis tentang manejerial, keadaan fisik bangunan, karyawan, produk, sumber pemodalan, informasi tentang jalannya perusahaan selama ini dan posisi pasar perusahaan. Business plan ini membuat pandangan dan ide dari anggota tim manajemen hal ini menyangkut strategi dan tujuan perusahaan yang hendak dicapai. 2.2 Pembiayaan Konsumen 2.2.1 Pengertian pembiayaan konsumen Pembiayaan konsumen merupakan suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitor untuk pembelian barang dan jasa yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan distribusi 21 atau produksi. Pembiayaan konsumen ini dilakukan oleh perusahaan pembiayaan konsumen (consumer finance company). Pembiayaan ini biasanya dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan bukan bank. Namun, dalam hal ini kami hanya akan menyampaikan perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan lembaga keuangan bukan bank. 2.2.2 Pengklasifikasian Perusahaan Pembiayaan Konsumen Perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan lembaga keuangan bukan bank diklasifikasikan atas dasar kepemilikannya menjadi tiga yakni perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari pemasok, perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan satu grup usaha dengan pemasok, dan perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan pemasok. 1) Perusahaan Pembiayaan Konsumen Perusahaan pembiayaan konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya, yaitu pemasok, untuk memperlancar pembiyaan terhadap konsumen atau jasanya dalam peminjaman uang atau simpan pinjam. Mengingat perusahaan ini sengaja dibentuk untuk memperlancar pembiayaan kepada konsumen dari perusahaan induknya, maka perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini biasanya hanya melayani simpan pinjam yang ditawarkan oleh perusahaan induknya. Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen di atas adalah : A. Pembentukan anak perusahaan B. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen C. (1) Perjanjian jual beli laptop dan komputer yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan konsumen, (2) Perjanjian pembiayaan pembelian laptop dan komputer dari PT Uchiyama Jaya oleh konsumen 22 D. (1) Pembayaran tunai harga, (2) Penyerahan mobil E. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu. 2) Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan Satu Group Usaha dengan Pemasok Perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari pemasok. Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya juga hanya melayani pembiayaan pembelian barang dan jsa yang diproduksi oleh pemasok yang masih satu grup usaha dengan perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada hubungan antara pemasok dengan perusahaan pembiayaan konsumen. Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen di atas adalah: A. Mempunyai anak perusahaan B. Membentuk anak perusahaan baru C. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen D. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu 3) Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Tidak Mempunyai Kaitan Kepemilikan dengan Pemasok Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan pemasok biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas pembeliaan barang pada satu pemasok saja. Perusahaan pembiayaan ini bisa melayani pembiayaan pembelian pada pemasok yang lain, Sedangkan spesialisasi perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada jenis atau tipe barang dan daerah pemasarannya. Perusahaan pembiayaan konsumen ada yang berspesialisasi pada pembiayaan pembelian barang elektronik, ada yang berspesialisasi pada 23 pembiayaan pembelian mebel, ada yang berspesialisasi pada pembiayaan pembeliaan mobil, dan lain-lain. Tahap-tahap pelakasanaan pembiayaan konsumen dari skema di atas: A. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen. B. (1) Perjanjian jual beli furniture yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan konsumen. (2) Perjanjian pembiayaan pembelian furniture dari PT Nona Aegawa oleh konsumen. C. (1) Pembayaran tunai harga furniture. (2) Penyerahan furniture. D. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu. 2.2.3 Dokumen yang Dibutuhkan dalam Proses Pembiayaan Konsumen Dokumen yang diperlukan selama proses pembiayaan konsumen, sejak adanya perjanjian awal sampai dengan proses pelunasan pinjaman, meliputi dokumen- dokumen sebagai berikut : A) Dokumen kelayakan konsumen adalah dokumen yang diperlukan oleh perusahaan pembiayaan konsumen untuk menentukan apakah suatu konsumen layak dibiayai ataukah tidak. Dokumen ini berupa : Identitas dokumen ( KTP, Paspor, SIM, NPWP, anggaran dasar, surat izin usaha, dan lain-lain), Bukti penghasilan atau keadaan keuangan konsumen ( slip gaji, neraca dan laba rugi, dan lain-lain). B) Laporan survei oleh petugas pembiayaan konsumen pada tempat tinggal atau usaha dari konsumen. Dokumen pendukung seperti persetujuan istri/suami, rekomendasi pihak yang dapat dipercayai dan lain-lain C) Dokumen perjanjian adalah dokumen yang menunjkkan kesepakatankesepakatan antara pihak-pihak yang terkait dalam proses pembiayaan konsumen. Dokumen ini berupa : (1) Perjanjian kerja sama antara 24 pemasok dengan perusahaan pembiayaan konsumen, (2) Perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok, (3) Perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan konsumen, dan (4) Perjanjian pengikatan berbagai macam bentuk jaminan ( cessie piutang, fidusia, akta pembebanan hak tanggungan, dan lain-lain). Dokumen kepemilikan objek pembiayaan adalah dokumen yang merupakan bukti kepemilikan atas barang yang dibiayai dengan pembiayaan konsumen. Dokumen ini antara lain berupa BPKB, faktur, sertifikat, bukti penyerahan barang, bukti pemesanan barng dan lain-lain. D) Dokumen kepemilikan jaminan adalah dokumen yang terkait dengan kepemilikan jaminan atas pemenuhan kewajiban calon debitor. Dokumen ini antara lain berupa BPKB, sertfikat tanah, faktur, dan lain-lain. 2.2.4 Manfaat Pembiayaan Konsumen 1) Manfaat bagi Pemasok Manfaat utama bagi pemasok dengan adanya pembiayaan konsumen adalah peningkatan penjualan. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen maka pemasok dapat memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen dialihkan kepada perusahaan pembiyaan konsumen. Risiko tidak terbayarnya kredit konsumen yang semula ditanggung oleh pemasok juga menjadi dapat dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen. 2) Manfaat bagi Konsumen Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh harga barang atau jasa. Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bang antara lain : Prosedur yang lebih sederhana, dan Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat . 25 Perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan sepanjang konsumen atau debitor cukup layak untuk dipercaya kemampuan dan kemauannya memenuhi kewajibannya. Konsumen tertentu ( terutama di indonesia ) mengalami keengganan untuk berhubungan dengan bank dalam hal peminjaman dana karena minimnya informasi tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan dengan bank. 3) Manfaat bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiyaan konsumen adalah penerimaan dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh konsumen. Tingkat bunga yang ditetapkan oleh perusahaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi atu kompensasi karena perusahaan pembiayaan konsumen menanggung risiko yang relatif lebih besar daripada penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada debitornya. Risiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih besar daripada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena: (1) Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap kelayakan konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana (2) Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat (3) Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan, perusahaan pembiayaan konsumen mensyaratkan penyerahan agunan tambahan. biasanya tidak 26 2.3 Perilaku Konsumen 2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya. 2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah : Faktor kebudayaan meliputi : a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang. b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis. c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik 27 pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri. Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.