BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam kehidupan sehari-hari bahasa merupakan satu komponen penting dalam berhubungan dengan orang lain. Bahasa merupakan salah satu alat pemersatu dan penghubung dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam hal perekonomian. Tanpa menguasai bahasa asing, interaksi yang terjadi dalam proses perekonomian negara satu dengan negara lainnya tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar. Seperti yang terjadi pada masa sekarang dimana Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menjadi pusat perekonomian dunia. Lajunya pertumbuhan perekonomian Tiongkok sejak tahun 1990 hingga sekarang telah menjadikan Tiongkok sebagai kekuatan perekonomian baru dunia. Secara tidak langsung penduduk Indonesia dituntut untuk bisa berbahasa Mandarin agar dapat terjalin suatu komunikasi yang baik antara Indonesia dengan RRT. Untuk dapat menguasai bahasa Mandarin ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Salah satu cara tersebut adalah dengan mengikuti jalur pendidikan formal. Sebagian pendidikan formal di Indonesia telah menggunakan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran wajib maupun hanya sebagai ekstrakurikuler pilihan saja. Di Yogyakarta bahasa Mandarin mulai diajarkan di bangku Taman Kanak-kanak (TK), salah satunya di TK Ceria Demangan Yogyakarta. Manfaat yang diperoleh peserta didik dengan mempelajari bahasa Mandarin di TK Ceria Yogyakarta yaitu untuk mengenalkan bahasa Mandarin sejak dini kepada peserta didik. Selain itu, agar peserta didik menyukai dan terbiasa dengan bahasa Mandarin sehingga terus bersemangat untuk mempelajarinya. Manfaat lainnya adalah pembelajaran bahasa Mandarin dapat menjadi khazanah bagi peserta didik dan diharapkan pembelajaran bahasa Mandarin sejak dini dapat mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi pasar bebas dimana bahasa Mandarin menjadi bahasa yang sangat penting untuk berkomunikasi. Proses pembelajaran bahasa Mandarin dilaksanakan seminggu sekali pada hari senin dengan waktu 30 menit disetiap pertemuannya. Menurut pengajar, proses belajar mengajar bahasa Mandarin yang berlangsung setengah jam sangatlah kurang untuk proses pembelajaran. Namun menurut Kepala Sekolah TK Ceria Demangan Yogyakarta, sebagai fungsi pembelajaran bahasa Mandarin yang bersifat pengenalan dan agar peserta didik familiar dengan bahasa Mandarin, waktu 30 menit yang diberikan setiap minggunya cukup efektif untuk proses belajar mengajar jika pengajar memanfaatkan waktu dengan baik. Jika TK Ceria Demangan Yogyakarta menambah jam pembelajaran peserta didik akan merasa bosan dan terbebani dengan bahasa Mandarin. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Mandarin di TK Ceria Demangan Yogyakarta secara umum berlangsung dengan baik. Banyak metode yang digunakan dalam penyampaian materi bahasa Mandarin. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, tanya jawab, latihan, mengulang, dan metode bermain sambil belajar. Namun dalam penggunaan metode belajar sambil bermain kurang variatif dan jarang dilakukan, sehingga menjadi salah satu faktor penghambat proses pembelajaran. Selain itu, konsentrasi peserta didik dan materi pembelajaran yang tidak fokus juga menjadi faktor penghambat proses pembelajaran bahasa Mandarin. Dalam suatu proses pembelajaran, bukan hanya faktor penghambat saja yang mempengaruhi suatu pembelajaran, tetapi juga faktor pendukungnya. Faktor pendukung tersebut yaitu tingginya motivasi pendidik terhadap peserta didik dan suasana ruang kelas yang nyaman. 5.2 Saran Melihat partisipasi dan minat peserta didik TK Ceria Demangan Yogyakarta terhadap pembelajaran bahasa Mandarin, alangkah baiknya apabila saran-saran berikut ini dapat dijadikan masukan kepada pihak TK Ceria Demangam Yogyakarta mengenai proses pengajaran bahasa Mandarin yaitu : 1. Diharapkan untuk tetap menjaga komunikasi antara educator dengan pengajar bahasa Mandarin dan peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Dalam proses pembelajaran alangkah baiknya menyediakan dan menggunakan media pembelajaran berupa kartu edukasi, gambar, alat permainan, dan sebagainya. Apabila pengajar menggunakan media pembelajaran tersebut maka akan memberikan manfaat dalam proses belajar mengajar. 3. Selain itu, alangkah baiknya untuk lebih variatif dan lebih sering dalam menggunakan metode belajar sambil bermain. Selain itu, akan lebih baik jika dapat menambahkan metode bernyanyi dan tarian dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin. Banyak sekali manfaat yang diperoleh apabila metode tersebut digunakan, seperti yang diungkapkan Linda Oktaria dalam tugas akhirnya yang berjudul Efektivitas Pengajaran Bahasa Mandarin dan Implementasinya di TK Mutiara Persada Yogyakarta bahwa lagu-lagu Mandarin yang dinyanyikan oleh guru bersama anak didik berfungsi sebagai hiburan dan bersifat selingan karena dilakukan diawal, diakhir atau disela-sela waktu pengajaran sehingga saat belajar menjadi tidak monoton. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.