BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Sekolah ini berdiri pada tahun 1994 dengan nama sekolah SMP N 3 Bawen, karena pada saat itu desa Jimbaran termasuk dalam wilayah Kecamatan Bawen. Seiring waktu dengan adanya perubahan dan pemekaran kecamatan di Kabupaten Semarang, maka sesuai SK bupati Semarang No. 10 tahun 2013 SMP N 3 Bawen berganti nama menjadi SMP N 1 Bandungan. Pada tahun ajaran 2013/2014 SMP N 1 Bandungan memiliki 18 rombongan belajar, SMP N 1 Bandungan memiliki jumlah siswa total 523 siswa, yang terdiri dari kelas VII 192 siswa, kelas VIII 185 siswa dan kelas IX 151 siswa. Jumlah guru di SMP N 1 Bandungan pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 26 guru yang terdiri dari 23 guru pegawai negeri sipil (PNS) dan 3 guru tidak tetap (GTT). Sedang jumlah tenaga kependidikan adalah 10 orang dengan perincian, 2 tenaga kepen- 29 didikan berstatus PNS dan 2 orang berstatus tenaga tidak tetap. Sarana prasarana yang dimiliki SMP N 1 Bandungan adalah 18 ruang kelas, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium TIK, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang laboratorium multimedia, 1 ruang Bimbingan Konseling, 1 ruang UKS, 1 ruang OSIS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha dan 1 ruang kepala sekolah. Sebagai penunjang pembelajaran sekolah juga memiliki satu lapangan untuk upacara bendera dan satu lapangan untuk olahraga. Prestasi yang diraih dalam berbagai perlombaan antara lain, juara 1 OSN Fisika tingkat Kabupaten Semarang tahun 2011, juaran 2 OSN Biologi tingkat Kabupaten Semarang tahun 2011, juara 1 OSN Fisika tingkat Kabupaten Semarang tahun 2012, Juara lari 100 m putra tahun 2013. SMP Negeri 1 Bandungan memiliki visi dan misi sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Visi SMP Negeri 1 Bandungan adalah Menuju sekolah berprestasi, berketerampilan dan berjiwa nasionalis yang berdasarkan iman dan taqwa. Misi sekolah adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. 30 Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan standar pendidikan peningkatan ketrampilan jiwa nasionalisme layanan terhadap masyarakat tatakrama sekolah pendidikan berkarakter Visi dan misi yang dimiliki sekolah dibuat untuk menunjang kegiatan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yaitu: a. b. c. d. e. f. Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi akan akan akan akan akan akan standar pendidikan peningkatan ketrampilan jiwa nasionalisme layanan terhadap masyarakat tatakrama sekolah pendidikan karakter 4.1.2 Supervisi Kunjungan Kelas di SMP N 1 Bandungan Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya berpedoman pada program sekolah yang dikenal sebagai Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dalam Rencana Kerja Tahunan tercantum kegiatan supervisi kunjungan kelas. Program supervisi disusun oleh kepala sekolah bersama dengan pembantu kepala sekolah bidang kurikulum. Program supervisi berisi jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam satu semester. Setiap guru mendapat jadwal supervisi kunjungan kelas sebanyak dua kali dalam satu semesternya. Pernyataan dari Purwiyati, pembantu kepala sekolah bidang kurikulum mengenai program supervisi kunjungan kelas memperkuat informasi di atas. “Setiap tahun saya dengan teman-teman membantu kepala sekolah menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT). Rencana Kerja Tahunan SMP Negeri 1 Bandungan diantaranya berisi program supervisi kunjungan kelas. Dalam program super- 31 visi kunjungan kelas ini sesuai arahan kepala sekolah, setiap guru mendapat jadwal supervisi sebanyak dua kali dalam satu semester.” Pernyataan di atas diperkuat oleh guru IPA kelas IX yang menyampaikan tentang program supervisi kunjungan kelas. “Supervisi kunjungan kelas adalah program rutin tahunan di SMP Negeri Bandungan. Saya setiap tahun selalu mendapat giliran untuk disupervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah, dalam satu semester saya dua kali mendapat supervisi kunjungan kelas.” Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan menggunakan pola kunjungan dan observasi dengan terlebih dahulu memberitahu guru. Program supervisi kunjungan kelas yang telah disusun oleh kepala sekolah, disosialisasikan terlebih dahulu dalam rapat pembinaan dewan guru. Sosialisasi berupa informasi lisan yang ditindaklanjuti dengan informasi tertulis dalam bentuk surat edaran kepala sekolah tentang jadwal supervisi kunjungan kelas. Surat edaran kepala sekolah ditempel di papan pengumuman ruang guru agar semua guru yang disupervisi mengetahui informasi tentang jadwal supervisi. Terkait hal tersebut guru IPA kelas VII, menyatakan. “Dalam rapat dewan guru di awal semester, saya mendengarkan penjelasan kepala sekolah tentang program supervisi kunjungan kelas. Penjelasan kepala sekolah dalam rapat tersebut menurut saya 32 merupakan sosialisasi program supervisi kunjungan kelas.” Mendukung penjelasan di atas, guru IPA kelas VIII menyatakan: “Program supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan biasanya disosialisasikan kepala sekolah pada saat rapat dewan guru di awal semester. Awal mulanya hanya informasi lisan, kemudian ada edaran kepala sekolah tentang jadwal supervisi kunjungan kelas yang ditempel pada papan pengumuman di ruang guru.” Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan supervisi kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Apabila ada kendala pelaksanaan biasanya disebabkan oleh kesibukan kepala sekolah menghadiri undangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, rapat koordinasi kepala sekolah tingkat kabupaten/rayon, mengikuti penataran, diklat, bahkan menghadiri perayaan hari besar. Oleh sebab itu diadakan penjadwalan ulang supervisi kunjungan kelas, dan jadwal pengganti disepakati oleh guru dan kepala sekolah. Informasi di atas sesuai dengan pernyataan guru IPA kelas VII, yang menyebutkan: “Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan dilakukan secara terjadwal. Sehingga dalam pelaksanaannya di dalam kelas guru dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik supaya hasil yang diperoleh juga akan semakin baik.” 33 Menguatkan informasi di atas pengawas SMP Kabupaten Semarang menyatakan: “Program supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan biasanya disusun dalam bentuk tabel jadwal supervisi kunjungan kelas. Informasi yang tercantum adalah hari tanggal, nama guru, dan kelas. Sesuai hari yang ditentukan kepala sekolah mengunjungi kelas untuk melaksanakan supervisi. Apabila karena sesuatu hal kepala sekolah berhalangan ada penggantian jadwal sesuai kesepakatan guru dan kepala sekolah.” Sejalan dengan pendapat di atas guru IPA kelas IX, menyatakan: “Saya pernah hendak disupervisi kepala sekolah pada hari tertentu, namun tiba-tiba kepala sekolah memanggil saya dan menyampaikan ada rapat kepala sekolah di kantor dinas pendidikan dan kebudayaan sehingga tidak dapat mengadakan supervisi pada hari tersebut. Kemudian untuk menggantinya kami membuat kesepatan jadwal pengganti.” Dari berbagai pernyataan di atas dapat dirangkum bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas benar-benar dilaksanakan di SMP N 1 Bandungan. Kegiatan supervisi kunjungan kelas merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin yang tercantum dalam Rencana Kerja Tahunan. Program supervisi kunjungan kelas disosialisasikan melalui rapat dewan guru dan surat edaran yang ditempel pada papan pengumuman di ruang guru. Pola supervisi kunjungan kelas menggunakan pola terjadwal sehingga guru tahu kalau akan disupervisi. 34 Dalam satu semester dilaksanakn dua kali supervisi untuk masing-masing guru sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Ketika kepala sekolah memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan maka akan dibuat kesepakatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas pada waktu yang lain. 4.1.3 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Perencanaan Pembelajaran Dalam melaksanakan tugasnya guru IPA wajib memiliki perangkat administrasi pembelajaran yang terdiri dari, program tahunan, program semester, silabus, dan RPP. Semua perangkat administrasi pembelajaran tersebut disusun guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru IPA yang memiliki administrasi pembelajaran yang lengkap menjadi tanda bahwa guru yang bersangkutan memiliki persiapan mengajar yang baik. Dari wawancara dengan beberapa guru diperoleh informasi bahwa supervisi kunjungan kelas memiliki pengaruh pada kinerja guru dalam menyusun perangkat pembelajaran. Guru yang tidak disupervisi cenderung mengabaikan administrasi pembelajaran. Kalau ada yang membuat biasanya kurang lengkap, format tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak tepat waktu pengumpulan administrasinya. 35 Hal yang berbeda terjadi pada guru yang disupervisi. Administrasi perangkat pembelajaran lengkap, format dibuat sesuai ketentuan, tepat waktu dalam mengumpulkan administrasinya. Berikut ini pernyataan dari guru IPA kelas VII terkait perangkat administrasi guru. “Kalau saya tidak disupervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dalam menyusun administrasi pembelajaran saya mengakui tidak tertib. Perangkat yang saya buat tidak lengkap, format tidak sesuai ketentuan dan tidak tepat waktu dalam mengumpulkan perangkat tersebut.” Senada dengan pernyataan di atas, guru IPA kelas VIII, menyampaikan pendapatnya pada saat tidak mendapat jadwal supervisi kunjungan kelas. “Saya mengakui administrasi yang saya susun pada saat tidak disupervisi tidak baik, administrasi pembelajaran saya buat asal jadi dan asal mengumpulkan untuk menggugurkan kewajiban.” Pernyataan dari guru IPA kelas IX mengenai penyusunan administrasi perangkat pembelajaran memperkuat informasi di atas. “Saya tidak membuat perangkat pembelajaran secara lengkap, paling-paling saya hanya membuat RPP sebagai pedoman pada saat pembelajaran di kelas. Administrasi yang lain saya buat kalau ada tagihan perangkat administrasi pembelajaran oleh bagian kurikulum.” Dari informasi di atas maka disimpulkan bahwa kinerja guru IPA pada saat tidak supervisi kurang baik, dalam menyusun administrasi perangkat pem36 belajaran sebagai bagian dari perencanaan pembelajaran tidak lengkap, tidak sesuai ketentuan dan tidak tepat waktu. Menanggapi hal itu pengawas sekolah Kabupaten Semarang menyampaikan: “Guru yang tidak disupervisi cenderung malas dalam menyusun perangkat pembelajaran. Dari pengalaman saya mengunjungi beberapa sekolah ditemukan permasalahan yang sama. Guru yang tidak disupervisi mengabaikan administrasi pembelajaran. Oleh karena itu kepala sekolah jangan sampai membiarkan guru tidak disupervisi, kalau hal ini terjadi maka sama saja kepala sekolah membiarkan guru bekerja tanpa rencana.” Menindaklanjuti apa yang menjadi pernyataan pengawas SMP Kabupaten Semarang, maka di SMP Negeri 1 Bandungan dilaksanakan supervisi kunjungan kelas agar mutu guru dalam mengajar dan mutu guru dalam menyusun rencana pembelajaran tetap terjaga dengan baik. Terkait hal itu, pembantu kepala sekolah bidang kurikulum menyatakan. “Saya melihat guru IPA yang disupervisi melakukan persiapan dengan baik. Kesibukan guru IPA yang disupervisi nampak sekali dalam menyusun administrasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru berusaha sebaik mungkin dalam membuat program tahunan, program semester, silabus dan RPP, administrasinya lebih lengkap dan dibuat sesuai ketentuan. Hal ini sangat berbeda ketika guru IPA tidak disupervisi kunjungan kelas, administrasi RPP dibuat asal jadi dan tidak lengkap.” Mendukung pendapat di atas, guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani kelas IX menyatakan: 37 “Guru IPA yang disupervisi mempersiapkan administrasi Prota, Promes, Silabus dan RPP dengan baik, bahkan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang terkait dengan media pembelajaran nampak kesibukan yang bersangkutan. Guru sibuk membuat presentasi power point pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.” Pernyataan dari guru Matematika kelas VII mengenai kinerja perencanaan pembelajaran guru IPA yang disupervisi memperkuat informasi di atas. “Saya melihat guru IPA yang disupervisi melaksanakan diskusi kecil dengan rekan sesama guru IPA tentang metode yang cocok dalam menyampaikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Hal ini tidak terlihat ketika yang bersangkutan tidak mendapat jadwal supervisi.” Memperdalam informasi di atas, guru IPA kelas VII dalam FGD menyatakan dampak supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja perencanaan pembelajaran. “Pengaruh yang nyata adalah bahwa saya merasa tertantang untuk menyajikan Prota, promes, silabus dan RPP sebaik-baiknya. Malu rasanya disupervisi kepala sekolah memiliki rencana pembelajaran yang tidak berkualitas.” Memperkuat informasi di atas, guru IPA kelas VIII memberikan pernyataan tentang dampak supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja perencanaan pembelajaran. “Saya berusaha sebaik mungkin agar Prota, Promes. Silabus dan RPP saya dalam perencanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. RPP saya lengkapi dengan metode dan media 38 pembelajaran, hal mana pada saat tidak disupervisi saya abaikan itu semua.” Informasi menarik disampaikan guru IPA kelas IX mengenai dampak supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja perencanaan pembelajaran. “Biasanya saya tidak pernah merevisi RPP yang sudah disusun. Karena akan disupervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah maka saya beberapa kali membaca RPP yang telah disusun dan merevisi hal-hal yang tidak sesuai atau yang kurang lengkap. Seperti melengkapai instrument penilaian yang biasanya saya kosongi, tidak diisi dengan kelengkapan instrument. Dengan adanya supervisi kunjungan kelas maka instrumen penilaian saya lengkapi dengan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran.” Dari hasil wawancara dan FGD mengenai dampak supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja guru IPA dalam perencanaan pembelajaran, rata-rata guru menjawab bahwa supervisi kunjungan kelas mempengaruhi kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran. Guru menyusun perencanaan pembelajaran dalam bentuk dokumen Prota, Promes, silabus dan RPP. Perangkat pembelajaran disusun sebaik-baiknya, sesuai ketentuan yang berlaku agar guru tidak malu ketika dokumen administrasi pembelajaran RPP diperiksa oleh kepala sekolah. Beberapa ketentuan di dalam RPP yang biasanya ketika tidak disupervisi tidak diisi oleh guru maka pada saat disupervisi semua ketentuan di dalam RPP ditulis lengkap dengan isian. 39 Sebagai contoh sering dalam menyusun RPP pada bagian instrumen penilaian perencanaan pembelajaran guru mengabaikan rumusan butir soal. Rumusan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran ditulis terlampir, tetapi dilihat di bagian lampiran tidak tersedia. Jadi dengan supervisi kunjungan kelas kinerja guru IPA dalam menyusun dokumen perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dalam RPP menjadi lebih baik dan lebih lengkap. Lebih lanjut ditemukan bahwa guru IPA yang disupervisi kunjungan kelas mempersiapkan diri dalam penampilan pembelajaran di kelas. Guru yang terbiasa mengajar tanpa media pembelajaran mempersiapkan diri membuat media pembelajaran dalam bentuk presentasi power point. Bahkan untuk materi pelajaran yang dirasa sulit mereka berdiskusi dengan teman guru IPA lainnya untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat. Diskusi dilakukan dalam kelompok kecil musyawarah guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Bandungan. 4.1.4 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Pelaksanaan Pembelajaran Informasi yang tersaji pada bagian ini diperoleh melalui wawancara dan FGD. Untuk mengetahui kinerja guru IPA dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, peneliti mewancarai beberapa siswa untuk 40 mendapat informasi kinerja guru IPA pada saat disupervisi. Sedangkan dari guru IPA peneliti menggali informasi melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Supervisi kunjungan kelas salah satu tujuannya adalah memperbaiki mutu mengajar guru. Dengan supervisi diharapkan mutu guru dalam mengajar terlihat lebih baik. Dari mengajar dengan metode ceramah menjadi metode mengajar bervariasi, dari mengajar tanpa media menjadi mengajar menggunakan media, dari mengajar yang tidak runtut menjadi mengajar runtut, dari mengajar tanpa tujuan menjadi mengajar bertujuan, dari mengajar tanpa berkomunikasi dengan siswa menjadi mengajar yang komunikatif dan interaktif dengan siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan siswa kelas IX A mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. “Menurut saya bapak/ibu guru terlihat lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran. Biasanya bapak/ibu guru setelah salam langsung duduk, kini tetap berdiri dan mengawali pembelajaran dengan meyampaikan refleksi materi pelajaran yang kemarin, menyampaiakan tujuan pembelajaran hari ini dan materi pokok yang akan dibahas.” Pengakuan yang hampir sama dinyatakan siswa kelas VIII B mengenai dampak supervisi kunjungan kelas pada pelaksanaan pembelajaran guru IPA. “Saya melihat penampilan bapak/ibu guru sungguh berbeda dari biasanya, dalam pembelajaran beliau biasanya hanya ceramah, hari ini 41 beliau membawa laptop dan LCD. Selain ceramah belaiau menayangkan materi pembelajaran dalam bentuk presentasi power point, wah ada gambar warna-warni yang menarik. Saya senang kalau ada supervisi oleh bapak kepala sekolah di kelas kami. Cara mengajar Bapak/ibu guru jadi tidak membosankan.” Pernyataan lain disampaikan siswa kelas VII C mengenai dampak supervisi kunjungan kelas pada pelaksanaan pembelajaran guru IPA di SMP Negeri 1 Bandungan. “Saya senang ada supervisi kunjungan kelas, ada bapak kepala sekolah yang sedang menunggui guru yang sedang mengajar. Kalau ada bapak kepala sekolah guru jadi lebih perhatian kepada kami. Ada komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Saya jadi sering dimintai pendapat oleh bapak/ibu guru, padahal kalau tidak ada bapak kepala sekolah biasanya bapak/ibu guru IPA hanya ceramah saja. Tidak ada Tanya jawab. Saya harap bapak kepala sekolah lebih sering mengadakan supervisi kunjungan kelas.” Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa melihat ada perubahan penampilan kinerja guru. Guru berubah dari mengajar sambil duduk menjadi berdiri, mengajar dengan metode ceramah saja menjadi ceramah bervariasi menggunakan media pembelajaran tayangan presentasi power point, mengajar guru yang searah menjadi dua arah, ada interaksi antara guru dan siswa dalam bentuk tanya jawab. Menurut siswa ini perubahan cukup positif dan mereka berharap kepala sekolah lebih sering mengadakan supervisi kunjungan kelas. 42 Informasi selanjutnya tentang kinerja guru IPA dalam pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari teknik Focus Group Discussion. Berikut ini adalah pernyataan guru IPA kelas VII mengenai dampak supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja guru IPA dalam pelaksanaan pembelajaran. “Saya merasa senang dengan adanya supervisi kunjungan kelas, saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar, kehadiran di kelas tidak terlambat, skenario pembelajaran yang saya susun di RPP betul betul saya laksanakan.” Dampak positif lainnya disampaikan oleh guru IPA kelas VIII yang menyatakan: “Pengaruh yang nyata adalah saya menjadi perhatian terhadap peserta didik. Komunikasi dua arah saya utamakan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik terhadap materi yang saya ajarkan hari ini.” Sementara itu memperkuat informasi di atas, guru kelas IX menyampaikan dampak positif dari supervisi kunjungan kelas pada kinerja pelaksanaan pembelajaran. “Pada saat disupervisi, pembelajaran di kelas saya buat sebaik mungkin, saya membawa alat peraga dan media pembelajaran berupa LCD, laptop dan presentasi power point sesuai materi pelajaran pada saat disupervisi.” Dari hasil FGD diperoleh data bahwa guru merasa senang dengan adanya supervisi kunjungan kelas. Kedisiplinan guru untuk hadir tepat waktu di kelas menjadi lebih baik, dalam pelaksanaan pembela43 jaran guru berpedoman pada skenario pembelajaran RPP yang sudah disusun, guru lebih perhatian pada peserta didik dengan melaksanakan komunikasi dua arah. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru mempergunakan alat peraga dan media pembelajaran berupa LCD, laptop dan presentasi power point. Ada semangat yang tinggi untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Supervisi Kunjungan Kelas di SMP Negeri 1 Bandungan Kegiatan supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan tertuang dalam program tahunan sekolah. Program ini disosialisasikan oleh kepala sekolah dalam rapat kerja di awal semester dan ditindaklanjuti dengan informasi lengkap berupa surat edaran yang ditempel di papan pengumuman di ruang guru. Surat edaran berisi jadwal supervisi kunjungan kelas bagi seluruh guru di SMP Negeri 1 Bandungan. Program supervisi kunjungan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahertian (2000: 29) yang mengatakan bahwa tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang dampaknya siswa. 44 dapat meningkatkan kualitas belajar Berdasarkan pernyataan peserta FGD diperoleh data bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas diawali dengan sosialisasi program oleh kepala sekolah melalui rapat dewan guru. Hasil rapat ditindaklanjuti dengan surat edaran yang berisi jadwal kegiatan supervisi kunjungan kelas, dan surat edaran ditempel di papan pengumuman ruang guru. Hasil ini sesuai dengan observasi dan studi dokumen yang menemukan notulen rapat dewan guru tentang sosialisasi program supervisi kunjungan kelas. Bahkan pengawas sekolah yang diwawancarai juga mengkonfirmasi bahwa ada program supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan. Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas kadangkadang mengalami kendala tidak dapat dilaksanakan sesuai jadwal, karena kesibukan kepala sekolah. Hal ini dapat dilihat dari dokumen laporan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang menunjukkan ada perbedaan tanggal antara jadwal supervisi kunjungan kelas dan pelaksanaannya. Ketika hal ini dikonfirmasi kepada peserta FGD mereka mengatakan bahwa memang betul kadang-kadang kepala sekolah tidak dapat melaksanakan supervisi kunjungan kelas karena ada kesibukan atau rapat dinas di tingkat kabupaten. Namun begitu kegiatan supervisi kunjungan kelas tetap dilaksanakan pada waktu lain yang disepakati oleh guru dan kepala sekolah. Sejalan dengan temuan dokumen dan hasil FGD, pengawas sekolah juga mengatakan bahwa 45 pelaksanaan supervisi pasti menemui kendala karena kesibukan kepala sekolah. Maka solusinya adalah supervisi kunjungan kelas dilaksanakan pada hari lain sesuai kesepakatan antara guru dan kepala sekolah. Berkaitan dengan frekuensi pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam satu semester menurut hasil observasi dan studi dokumen ditemukan bahwa rata-rata dua kali dalam satu semester guru disupervisi. Hal ini sesuai dengan hasil diskusi peserta FGD yang mengatakan bahwa rata-rata mereka disupervisi sebanyak dua kali dalam satu semesternya. Sejalan dengan hasil observasi studi dokumen dan FGD, pengawas sekolah mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas sebaiknya dua kali dalam satu semester. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan adalah sebagai berikut: (1) Penyusunan program supervisi kunjungan kelas dalam program tahunan sekolah; (2) Sosialisasi program supervisi kunjungan kelas dalam rapat dewan guru; (3) Pembuatan surat edaran jadwal supervisi kunjungan kelas; (4) Pengumuman surat edaran dengan cara ditempel di papan pengumuman ruang guru’ (5) Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Mengisi instrumen supervisi kunjungan kelas; (6) Penyusunan laporan. 46 4.2.2 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Perencanaan Pembelajaran Pembahasan tentang dampak supervisi kun- jungan kelas terhadap kinerja guru IPA dalam perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan sumber data wawancara terhadap guru mata pelajaran non IPA yang selanjutnya dikonfirmasi dengan hasil FGD dan dikuatkan oleh pendapat pengawas sekolah mengenai hal tersebut. Menurut penuturan guru mata pelajaran non IPA yang melihat aktivitas guru IPA yang disupervisi, nampak aktivitas yang cukup baik dari guru IPA dalam menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Wawancara dengan pembantu kepala sekolah yang membidangi kurikulum diperoleh data bahwa RPP yang disusun oleh guru IPA yang disupervisi menjadi lebih baik. Administrasi RPP lebih lengkap dan disusun sesuai dengan ketentuan. Sejalan dengan itu seorang guru lain yang diwawancarai menuturkan bahwa dalam perencanaan pembelajaran nampak kesibukan guru IPA dalam membuat media presentasi berupa slide power point. Melengkapi hasil wawancara di atas seorang guru mata pelajaran matematika menyampaikan bahwa ada diskusi kecil sesama guru mata pelajaran IPA dalam menentukan metode yang tepat untuk menyampaikan 47 materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dalam FGD guru IPA memperkuat temuan hasil wawancara di atas dengan mengatakan bahwa dengan supervisi kunjungan kelas, mereka merasa tertantang untuk menampilkan perencanaan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dengan menyusun RPP sesuai dengan ketentuan dan melengkapi semua kekurangan yang bisanya mereka biarkan ketika tidak terjadi supervisi kunjungan kelas. Umpamanya dalam instrumen penilaian mereka melengkapi dengan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran. Hal ini sejalan dengan pendapat pengawas sekolah di SMP N 1 Bandungan yang menyatakan bahwa guru yang disupervisi biasanya akan menyusun perencanaan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, menyusun perencanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan lampiran RPP menjadi lengkap dengan menambahkan slide power point dari materi pelajaran yang akan disampaikan dalam pembelajaran dan dalam menyusun instrumen penilaian dilengkapi dengan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran. Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan tentang kinerja guru IPA dalam perencanaan pembelajaran adalah: 1. Guru IPA yang disupervisi menyusun perencanaan pembelajaran yang terdiri dari prota, promes, sila48 bus dan RPP dengan sebaik-baiknya dengan mengikuti ketentuan format yang telah ditentukan; 2. Guru IPA yang disupervisi melaksanakan kegiatan diskusi kecil dengan sesama guru IPA dalam menentukan metode yang tepat untuk pembelajaran materi pelajaran tertentu;p 3. Guru IPA yang disupervisi menyusun media pembelajaran dalam bentuk slide presentasi power point; 4. Guru IPA yang disupervisi melengkapi RPP dengan instrumen penilaian secara lengkap yang meliputi butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran. Pembahasan di atas sesuai dengan penelitian Sri Hartini (2013) dalam tesisnya yang berjudul “Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD di Kecamatan Bojongsari” Menurut Sri Hartini, dampak supervisi dapat dirasakan oleh kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah merasakan kinerja guru meningkat, administrasi semakin lengkap dan bagus, pelaksanaan pembelajaran semakin efektif dan bermutu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa supervisi kunjungan kelas berdampak positif pada kinerja guru IPA dalam perencanaan pembelajaran, terlihat administrasi pembelajaran guru IPA semakin lengkap dan bagus. 49 4.2.3 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pembahasan pada bagian ini merujuk pada wawancara dengan siswa, studi dokumentasi laporan hasil supervisi pelaksanaan pembelajaran dan hasil FGD serta konfirmasi dari pengawas sekolah. Hasil wawancara dengan siswa ditemukan data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru terlihat lebih siap dalam mengajar peserta didik di kelas, guru dalam mengajar memperhatikan alur dan urutan pelaksanaan pembelajaran. Tujuan dan materi pembelajaran disampaikan oleh guru di awal pembelajaran. Selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan perangkat media pembelajaran berupa laptop dan LCD yang menayangkan slide power point terkait pembelajaran pada hari itu. Pendapat dari siswa menunjukkan hal yang positif, berdasarkan wawancara terhadap siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pada saat ada supervisi menjadi lebih baik. Dalam mengajar guru semakin menarik, karena selain diajak ke laboratorium, disajikan gambar-gambar yang menarik melalui slide power point yang ditayangkan LCD pada waktu pelajaran IPA berlangsung. Sehingga bapak/ibu guru tidak hanya bercerita saja, tetapi memvisualisasikan dengan contoh riil melalui media tersebut. Dengan proses pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa membawa dampak terjadinya interaksi antara siswa 50 dan guru dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa beranjak naik, walupun belum mendapatkan hasil yang sesuai pengharapan. Hasil pembahasan di atas sesuai dengan pendapat Slameto (2009: 142) supervisi adalah program pembinaan guru dan personil pendidikan. Supervisi merupakan pemantauan oleh pembina dan kepala sekolah terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan keadaan. Dalam hal peningkatan keadaan ditemukan bahwa guru lebih bersemangat dalam mengajar, guru lebih meningkat penggunaan media pembelajarannya, guru lebih meningkat komunikasi dengan siswa, dan dalam penggunaan metode pembelajaran lebih bervariasi. 51