Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laparoskopi adalah suatu alat untuk melihat rongga peritonium,
struktur rongga pelvis dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif. Sejak
pertama kali dicatat melihat rongga abdomen dengan alat optik dengan
dilakukannya insisi kuldotomi pada tahun 1901, konsep visualisasi rongga
pelvis baik untuk prosedur diagnostik maupun operatif mengalami
perkembangan pesat.1
Endoskopi ginekologi di Indonesia mulai berkembang mulai sekitar
tahun 1990-an. Sedangkan di dunia Internasional di mulai pada tahun 1970an. Di Indonesia sekarang sudah mulai pesat perkembangannya terutama
dipusat-pusat kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang,
Medan, dan Yogyakarta. Teknik – teknik operasi laparoskopi sudah sangat
baik, terutama operasi – operasi pada rongga pelvis, antara lain bedah
rekonstruksi dan uroginekologi. Dunia endoskopi sudah sangat pesat
perkembangannya sesuai dengan hasil kongres di Chicago pada tahun
2001 dan terakhir kongres di Berlin pada tahun 2001.1
Laparoskopi sudah 100 tahun umurnya, sejak Jacobaeus (1910)
melakukan eksplorasi endoskopi pada manusia untuk keperluan diagnosis.
Kemudian pada tahun 1937, Anderson mengembangkan untuk sterilisasi
tuba. Pada tahun 1968, Wheeless dari Universitas Johns Hopkins,
Baltimore, Maryland (AS) melakukan dengan elektro-koagulasi. 2
Laparoskopi adalah suatu tindakan yang banyak digunakan pada
kasus – kasus endoskopi ginekologi baik untuk diagnostik maupun operatif.
Laparoskopi diagnostik adalah suatu alat yang sangat berguna untuk
menegakkan diagnosa pada masalah – masalah ginekologi seperti
infertilitas dan nyeri pelvis kronis. Laparoskopi operatif memiliki komplikasi
yang lebih sedikit dan membutuhkan waktu rawat inap yang lebih singkat
dibandingkan
dengan
laparotomi.
Oleh
karena
itu,
laparoskopi
menggantikan kedudukan laparotomi pada beberapa kasus di negara –
negara berkembang.3
Universitas Sumatera Utara
Tindakan laparoskopi menggunakan sustu alat yang disebut
Laparoscope , suatu telescope yang kecil dan ringan yang dimasukkan
melalui lubang kecil di abdomen, kira- kira sekitar 0,5 inci. Laparoscope ini
akan menyediakan lapangan pandang didalam abdomen untuk seorang
operator tanpa harus melalukan insisi abdomen yang luas. Teknik
laparoskopi ini meninggalkan trauma yang lebih sedikit pada pasien dan
dan meninggalkan kerusakan jaringan tubuh pasien yang tentunya lebih
sedikit juga. Hal ini menyebabkan pasien akan lebih cepat pemulihannya
dan lebih singkat masa rawatannya. Pada beberapa kasus, pasien juga
dapat diperbolehkan pulang dihari yang sama atau keesokan harinya.4
Dengan semakin meningkatnya jumlah tindakan bedah ginekologi
yang sekarang ini dilakukan dengan teknik laparoskopi. Hal ini mengacu
kepada permintaan laparoskopi yang berdasarkan bukti dan berkompetensi
serta keterampilan laparoskopi yang baik. Pada saat sekarang ini masih
sedikit sekali penelitian yang terstruktur pada penggunaan laparoskopi dan
belum ada sistem struktur yang tervalidasi pada tindakan bedah laparoskopi
ginekologi.5
Oleh karena semakin berkembangnya dan banyaknya permintaan
akan tindakan bedah ginekologi laparoskopi diseluruh dunia termasuk di
Indonesia peneliti ingin melakukan penelitian tentang profil tindakan
laparoskopi yang dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr.
Pirngadi Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul pertanyaan yang
hendak dijawab, yaitu “Bagaimanakah profil tindakan laparoskopi yang
dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan
dalam periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2013 ?”
1.3.Tujuan Penelitian
Memberikan gambaran umum mengenai “Berapa angka kejadian
tindakan laparoskopi di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr.
Pirngadi Medan dalam periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2013
Universitas Sumatera Utara
ditinjau dari umur pasien, riwayat operasi sebelumnya, diagnosa
penyakit pasien, tindakan yang dilakukan pada laparoskopi tersebut,
lamanya waktu rawatan, bagaimana keadaan luaran pasien yang
dilakukan tindakan laparoskopi di RSUP H.Adam Malik Medan dan
RSUD. Dr. Pirngadi Medan dalam periode 1 Januari 2011 – 31
Desember 2013.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui profil tindakan laparoskopi di RSUP H. Adam Malik
Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan dalam periode 1 Januari 2011 – 31
Desember 2013
2. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
Download