TABLOID REPUBLIKA KOMUNITAS 14 JUMAT, 24 DESEMBER 2010 UIN MALANG Berupaya Lahirkan Pecinta Alquran U niversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, terus berupaya melahirkan pecinta Alquran. Setiap tahun, sekitar 20 persen mahasiswa yang diterima di UIN tersebut bergabung dalam Hay-ah Tahfidz Alquran atau Gerakan Menghafal Alquran. Bahkan, sejak dua tahun lalu UIN Maulana Malik Ibrahim secara khusus menerima calon mahasiswa yang hafal 30 juz, berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Imam Suprayogo, berharap dengan Gerakan Menghafal Alquran, kelak universitas ini diisi oleh orang-orang yang mencintai Alquran. "Ini bukanlah mimpi," kata Imam saat acara Gerakan Menghafal Alquran, di Malang, pekan lalu. Jika per tahun lembaganya menerima 35 mahasiswa yang hafal 30 juz maka dalam lima tahun sedikitnya ada sekitar 150 lebih sarjana yang hafal Alquran. Kalau saja dalam 10 tahun mereka menyelesaikan program doktor, ada 150 doktor yang hafiz. Setelah mengabdi sebagai dosen selama 15 tahun, mereka siap dipilih menjadi pimpinan UIN. Untuk saat ini, Imam bersyukur setiap tahun selalu saja ada wisudawan dari berbagai jurusan yang hafal Alquran 30 juz. Ia yakin dengan sumber daya manusia semacam itu, UIN Malang bisa menjadi nomor dua setelah Universitas Al Azhar. Kelebihan Universitas Al Azhar itu pada rektor, DAMANHURI ZUHRI/REPUBLIKA wakil rektor, dekan, dan dosen yang hafal Alquran serta kekuatan ekonomi mereka dari wakaf. Sehingga, mereka mampu membiayai seluruh kegiatannya dari wakaf. "Insya Allah, itu bisa kita lakukan," katanya optimistis. Generasi muda, ujar Imam, harus didekatkan pada Alquran, masjid, dan ulama. Selama ini, anakanak muda belum banyak mencintai Alquran. Mencintai masjid juga penting apalagi bangsa Indonesia kaya masjid. Tak hanya itu, mereka pun mencintai ulama yang memiliki banyak ilmu. Pada kesempatan itu, Ustaz Yusuf Mansur, pimpinan Pesantren Darul Quran, Ketapang, Tangerang, Banten, mengingatkan banyaknya potensi yang dimiliki perguruan tinggi Islam di Indonesia. Hanya, penyakit umat Islam di mana-mana, belum mampu mengubah potensi itu, termasuk menjadi kekuatan ekonomi. Umat Islam yang memiliki bulan suci Ramadhan, tetapi yang mendapat keuntungan adalah orang lain. Umat Islam yang memiliki bulan haji, namun yang mengeruk keuntungan banyak adalah umat lain dan bukan umat Islam. Ia mencontohkan mars Hay-ah Tahfidz Qur'an. Menurut Ustaz Yusuf Mansur, mars yang indah itu bisa menghasilkan banyak uang dengan menjadikannya sebagai ring back tone, misalnya. Ia menambahkan, Alquran bisa menjadi solusi permasalahan bangsa. Karena itu, ia berharap para pemimpin, pejabat, politisi, serta profesi lainnya, bisa mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. "Saya sangat berharap, para pemimpin kita, yaitu presiden, kapolri, jaksa agung, dan pejabat lain di negeri ini, mengamalkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. Menurut dia, pengamalan Alquran akan melahirkan perubahan yang sangat dahsyat di negeri ini. Ketika para pejabat, anggota DPR, pengusaha, dan lainnya, hafal Alquran dan menghayati maknanya, kedamaian dan ketenangan mewujud. Yusuf Mansur mengatakan, Rasulullah dan para sahabat telah mengamalkan nilai-nilai Alquran. ■ damanhuri zuhri, ed: ferry kisihandi Dzin Nurain dan UMJ Gelar Seminar Bahasa Arab FOTO-FOTO: DOK PANITIA embaga Pendidikan Bahasa Arab dan Ilmu Keislaman, Dzin Nurain dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar seminar bahasa Arab. Seminar yang berlangsung pada pekan lalu itu bertajuk “Peran Bahasa Arab dan Ilmu Keislaman dalam Membangun Masyarakat Islami.” Dosen Universitas Khourtum, Sudan, Mohammad Ahmad Ar-Rasyid As-Sudany, mengatakan, Islam datang melalui dua sumber, yaitu Alquran dan sunah. “Untuk memahami keduanya diperlukan pengetahuan bahasa Arab,” katanya dalam seminar di Auditorium Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Jakarta. Menurut dia, penguasaan bahasa Arab akan membantu Muslim memahami agama dengan lebih baik. Melalui L pemahaman ini, perubahan nilai-nilai dan akhlak Islami dalam masyarakat bisa tercapai. Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Masyithoh, mengatakan, bahasa Arab tidak bisa dipisahkan dari agama Islam. Dengan memahami bahasa Arab, seorang Muslim bisa menegakkan Islam yang sesuai dengan tuntunan sunah dan Alquran. Ia juga menyampaikan keprihatinannya bahwa sekarang ini ada pergeseran akhlak dan akidah. Muslim mempunyai tantangan untuk mengatasi semua itu. Seminar ini dihadiri oleh siswi-siswi sekolah menengah atas, mahasiswa, dosen, guru, serta ibu-ibu dari majelis taklim. Menurut Zuhriyah, wakil direktur utama Ma’had Dzin Nurain, tujuan kegiatan itu adalah membangun kesadaran Muslimah tentang pentingnya bahasa Arab. Selain itu, kegiatan tersebut untuk mengenalkan pembelajaran bahasa Arab dan keislaman kepada masyarakat. Bagi Muslimah, kata dia, pemahaman agama dan bahasa Arab yang baik sangat diperlukan. Sebab, Muslimah mempunyai tanggung jawab untuk mendidik generasi penerus melalui perannya sebagai ibu. Dzin Nurain yang berdiri pada 2006 merupakan salah satu lembaga di bawah naungan Yayasan Muslim Asia. Lembaga tersebut berkiprah dalam bidang pendidikan bahasa Arab, tahfiz Alquran, dan dakwah. ■ ed: ferry kisihandi