bab i pendahuluan - Universitas Dian Nuswantoro

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sumber kehidupan mutlak adalah ketersediaan air dengan
jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.
Manusia hidup diatas kebutuhan air, sehingga kebutuhan dari tersedianya air
tersebut
sangat bertautan yaitu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti masak, mandi, minum, mencuci dan lain sebagainya. WHO telah
memperhitungkan bahwa tepatnya di negara maju bahwa perorangan
membutuhkan air dengan kisaran 60-120 liter perharinya. Sedangkan di
negara berkembang, perorangan memerlukan air kisaran 30-60 liter perhari
termasuk negara Indonesia. Diantara sekian banyaknya kegunaan air yang
telah kita ketahui, bahwa yang paling utama adalah adalah kebutuhan untuk
minum. Oleh karena itu, air harus memiliki indikator khusus sehingga air
yang digunakan tidak mengakibatkan munculnya gangguan kesehatan bagi
manusia yang digunakan untuk keperluan minum dan makan sehari-hari. (1)
Setiap badan pada manusia mengandung air dengan presentase 5070%. Jika di hitung dari jumlah air dalam organ tubuh, air sangat penting
untuk kesehatan dimana pada angka 80% dari darah kita berupa air, jika
badan kita mengalami kekurangan air sebesar 15% dari tiap berat tubuh
maka dapat berdampak pada kematian.
(2)
Selain itu juga air harus terjaga
kualitasnya dimana air yang kita gunakan untuk minum sesuai dengan
standar syarat kesehatan karena jika tidak terpenuhi maka akan
1
2
menimbulkan berbagai permasalahan yang dapat merusak dan mengganggu
kesehatan tubuh. (3)
Air termasuk pada sumber daya yang terbatas jumlahnya, dalam 50
tahun terakhir ini konsumsi air telah mengalami peningkatan sebanyak dua
kali lipat dan sampai saat ini kita belum berhasil untuk melakukan upaya
pencegahan terhadap lemahnya mutu air dibuktikan dengan 1,8 milyar
penduduk dunia tidak memperoleh sarana akses untuk ke air bersih.
Menurut skala Nasional jumlah air bersih sampai saat ini baru berkisar 60%
dapat diartikan masih terdapat 90 jutaan rakyat di negara Indonesia atau
dengan presentase
40% menggunakan air yang tidak memenuhi syarat
secara kesehatan untuk berlangsungnya kehidupan. (4)
Air yang berada di bumi pada lazimnya pada keadaan tidak asli (H2O)
karena terkandung banyak bahan yang telah mengalami suspensi dan
bahan yang terlarut termasuk juga berbagai jenis mikrobakteriologi. Air yang
akan dikonsumsi sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan
tujuan meminimalkan atau menghilangkan kadar bahan pencemar sesuai
dengan syarat kualitas air minum sehingga aman untuk dikonsumsi. Air yang
bersih dapat dilihat dari tingkat kejernihan, bau, dan warna. Meski demikian
air yang tidak berwarna dan tidak memiliki bau tidak dapat dikatakan tentu
aman untuk dipergunakan. (5)
Dari sisi pertambahan dan kenaikan derajat kehidupan, kebutuhan
pemasokan air kerap mengalami peningkatan disetiap saat. Oleh karena hal
tersebut kegiatan dalam pemasokan asal muasal air baru setiap saat terus
dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya memilih sumber air baru
3
berbentuk air tanah, air danau, air sungai, air laut diolah atau dibuat tawar,
mengolah dan merehabilitasi kembali sumber air yang sudah tercemar. (6)
Semakin berkembangnya zaman, masyarakat memilih untuk beralih ke
air minum dengan isi ulang dengan alasan harganya kian murah dan praktis
karena tidak harus diolah/dimasak terlebih dahulu sehingga air minum isi
ulang lebih diminati oleh masyarakat. Industri air minum isi ulang membentuk
pengerjaan dari air bersih menjadi air yang jadi untuk dikonsumsi secara
langsung dengan peralatan (Penyinaran sinar UV) yang dikerjakan oleh
produsen dan dilihat langsung oleh konsumen serta langsung membeli
ditemana air tersebut dilakukan pengolahan. (7)
Air minum isi ulang ialah air baku setelah dilakukan olahan tanpa melalui
metode pemanasan yang memenuhi kriteria sehat dan dapat segera
diminum,
sebagaimana
telah
disampaikan
pada
Peraturan
Menteri
(8)
Prosedur
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.
pengolahan pada depot-depot melalui beberapa tahapan yaitu : filtrasi,
disinfeksi, dan pengisian. Filtrasi bertujuan untuk meminimalisasi bahkan
mengeliminasi kotoran dengan ukuran partikel tertentu dan bau dalam air.
Disinfeksi
dimaksudkan
untuk
mengurangi
jumlah
kuman
dan
menghilangkan bakteri patogen. Pengisian yaitu langkah dimana air yang
sudah melalui Filtrasi dan Disinfeksi dialirkan kedalam wadah berupa galon
dan dilakukan pengemasan dengan memberikan tutup plastik dan air siap
untuk dikonsumsi. Setiap Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) wajib
melakukan pengawasan guna memenuhi persyaratan Higiene dan Sanitasi
secara berkala. (9)
4
Jumlah mikroorganisme yang ada didalam air termasuk salah satu
parameter biologis untuk menentukan indikator persyaratan kualitas air.
Salah satu kelompok mikroorganisme yang sangat penting diperhatikan
kehadirannya dalam air ialah bakteri terutama yang bersifat Enteropatogenik
yang berbahaya terhadap kesehatan badan manusia contohnya Escherichia
coli (10). Tingkat kontaminasi oleh bakteri Coliform yang semakin meningkat,
maka dapat dikategorikan semakin tinggi juga risiko banyaknya jumlah
bakteri patogen lain yang tumbuh dan berkembang pada kotoran yaitu
manusia dan hewan. Bakteri patogen salah satu contoh yaitu Coliform yang
merupakan mikroba penyebab gejala diare, muntah-muntah, sakit perut, dan
demam. (11) Persyaratan air minum sangat ditentukan oleh adanya parameter
bakteriologis yaitu bakteri Coliform dan Escherichia Coli
dimana bakteri
keduanya menindikasikan ada atau tidak adanya cemaran tinja dalam air.
Maka dari itu standar kandungan dalam air minum terhadap bakteri
keduanya maksimal 0 setiap jumlah 100 ml sampel air minum. (12)
Penggunaan dispenser oleh konsumen yang mengisi galon dengan air
minum isi ulang membuat penyajian air minum lebih efektif dan praktis tetapi
konsumen
cenderung
Kurangnya
tidak
pembersihan
memperhatikan
dispenser
ini
kebersihan
pada
tingkat
dispender.
konsumen
memungkinkan timbulnya mikroba dan meningkatkan pencemaran air minum
kemeningkat.
(7)
Peningkatan jumlah bakteri yang ada pada air minum isi
ulang pada tingkat konsumen yang disimpan di dispenser
kemungkinan
disebabkan oleh adanya bakteri dalam dispenser itu sendiri dikarenakan
kurangnya kebersihan yang tidak diperhatikan pada bagian dalam dispenser,
saat pemasangan galon ke dispenser tidak disertai pembersihan dengan
5
tissue antiseptik pada leher galon serta kebiasaan tidak cuci tangan oleh
konsumen itu sendiri saat menyentuh bagian – bagian tertentu pada
dispenser dan galon.
Selain itu, masyarakat dihimbau untuk tidak mengkonsumsi AMIU dalam
waktu lebih dari 24 jam dengan batas terhitung dari awal waktu pengisian.
Jika dalam kurun waktu lebih dari 24 jam terhitung sejak air minum diisikan
kedalam galon sebaiknya tidak dikonsumsi dikarenakan secara klinis
memang tidak diperbolehkan karena akan menimbulkan diare yang akan
menyerang pada saat kondisi seseorang dalam data tahan tubuh kurang
baik atau lemah. (13)
Air minum dengan tingkat bakteriologis tinggi seperti kontaminasi
adanya Coliform dapat menimbulkan munculnya permasalahan kesehatan
salah satunya adalah penyakit Diare.
(14)
Diare termasuk dalam sepuluh
besar penyakit puskesmas di kota Semarang. Berdasarkan pada Profil
Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2015 bahwa penemuan jumlah kasus
Diare pada tahun 2015 sebesar 39.893 penderita dengan jumlah kasus
tertinggi menimpa pada anak usia dibawah lima tahun. (15)
Berdasarkan pengamatan bahwasanya mahasiswa dan masyarakat
yang berada di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang sampai saat
ini banyak yang memanfaatkan DAMIU untuk memenuhi kebutuhan air
minum dengan isi ulang pada galon dengan kisaran harga yang terjangkau
antara Rp. 3000 - Rp.5000 dengan sebagian memanfaatkan jasa pesan
antar. Tidak hanya karena harga yang terjangkau, air minum isi ulang tidak
perlu dimasak atau diolah kembali dengan penempatan dispenser yang
praktis.
6
Berdasarkan survey pada tanggal 26 Desember 2016 telah dilakukan
pemeriksaan bakteriologis pada satu sampel AMIU dengan hasil Coliform
sejumlah 4 (empat) koloni kemudian setelah disimpan dalam kurun waktu 6
(enam ) hari jumlah Coliform menjadi 7 (tujuh) koloni tiap 100 ml sampel
AMIU. Selain perkembangbiakan Coliform yang terjadi, terdapat perubahan
ciri fisik berupa perubahan bau pada sampel AMIU yang disimpan tersebut.
Atas dasar tersebut peneliti menyimpulkan bahwa jika dari produsen
kadar bakteriologis sudah tidak memenuhi standar baku mutu maka
kemungkinan besar Colform akan mengalami perkembangbiakan saat air
minum isi ulang sampai kepada konsumen.
Pada DAMIU yang ada di Pendrikan Kidul, DAMIU yang berada di Jl
Bima Raya yang memiliki sertifikat hasil uji Laboratorium kualitas air tetapi
telah melewati batas tanggal seharusnya perlu diakukan pemeriksaan
kembali sedangkan DAMIU yang di berada di Jl Irawan tidak memiliki
sertifikat hasil uji Laboratorium.
Atas dasar tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk dilakukannya
penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan bakteriologis
AMIU pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro
Semarang.
B. Perumusan Masalah
Berlandaskan uraian Latar belakang diatas maka diperoleh rumusan
masalah: Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kandungan bakteriologis
AMIU pada tingkat konsumen di Sekitar Universitas Dian Nuswantoro
Semarang?
7
C. Tujuan Penelitian
Berlandaskan pada hasil rumusan permasalahan diatas, adapun yang
menjadi tujuan pada penelitian ialah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kandungan
bakteriologis AMIU pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Menguji kadar bakteri Coliform pada tingkat konsumen di sekitar
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
b. Mengidentifikasi cara perawatan galon dan dispenser air minum
isi ulang pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
c. Mengidentifikasi tingkat kebersihan galon dan dispenser air minum
isi ulang pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
d. Menghitung lama penggunaan air minum isi ulang terhitung sejak
air minum diisikan kedalam galon pada tingkat konsumen di
sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang
e. Menganalisis hubungan antara cara perawatan galon dan
dispenser dengan jumlah Coliform
pada air minum
isi ulang
tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
8
f.
Menganalisis hubungan antara tingkat kebersihan galon dan
dispenser dengan jumlah
Coliform pada air minum isi ulang
pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
g. Menganalisis hubungan antara lama penggunaan dengan jumlah
Coliform pada air minum
isi ulang pada tingkat konsumen di
sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan manfaat
kepada pihak terkait :
1. Manfaat bagi bidang keilmuan
Manfaat penelitian bagi bidang keilmuan untuk menambah
literatur mengenai faktor yang mempengaruhi kadar bakteriologis
AMIU pada tingkat konsumen
2. Manfaat bagi program
Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai
informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kadar bakteriologis
AMIU pada tingkat konsumen
3. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan informasi untuk masyarakat umum dan konsumen
AMIU mengenai pentingnya mengetahui AMIU sebelum dikonsumsi
9
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
No
1.
Peneliti
Judul dan
(Variabel, Sasaran
Tahun
dan Rancangan
Penelitian
Penelitian)
Hasil Penelitian
Indra Y.
Pola Bakteri
Variabel yang
Hasil penelitian
Kaban,
Aerob Pada
digunakan terdiri dari
menunjukkan Bacillus
dkk
Dispenser Air
20 sampel Dispenser
subtilis terbanyak
Minum
air minum kemasan
ditemukan yaitu 11
Kemasan
dengan dilakukan uji
sampel (36,6%),
Galon Pada
bakteriologis.
Proteus vulgaris
Konsumen
Sasarannya
ditemukan sebanyak 7
Kecamatan
konsumen air minum
Sampel (23,3),
Malalayang
kemasan galon di
Enterobacter cloacae 3
Kota Manado
kecamatan
sampel (10%),
2015
Malalayang Kota
Providencia stuartii 3
Manado. Merupakan
sampel (10%),
jenis penelitian
Salmonela sp 3 sampel
deskriptif.
(10%), Escherichia coli
1 sampel (3,3%),
Staphylococcus sp 1
sampel (3,3%) dan
Proteus mirabilis 1
sampel (3,3%). (16)
10
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
Metode Penelitian
No
2.
Peneliti
Judul dan
(Variabel, Sasaran
Tahun
dan Rancangan
Penelitian
Penelitian)
Hasil Penelitian
Asih
Deteksi
Variabel yang
TPC (Total Plate
Rahayu
Adanya
digunakan 30
Count) setelah
Bakteri Pada
sampel air galon
disimpan dalam
Air Minum
dengan melakukan
dispenser pada jangka
Dalam
uji bakteriologis.
waktu tertentu semua
Kemasan
Sasaran pengguna
sampel menunjukan
Galon
air minum isi ulang
bakteri meningkat. Dua
surabaya. Jenis
hari, jumlah TPC 2-98
penelitian deskriptif
CFU / ml, dalam empat
hari 3-166 CFU / ml.
Penelitian menunjukan
mengandung bakteri
jumlah TPC lebih dari
100 CFU / ml ketiga
sampel tidak
dikonsumsi setelah
disimpan dalam
dispenser selama
empat hari(17)
11
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
Metode Penelitian
No
3.
Peneliti
Judul dan
(Variabel, Sasaran
Tahun
dan Rancangan
Penelitian
Penelitian)
Hasil Penelitian
Rabiatul
Gambaran
Varibel penelitian
Hasil uji bakteriologis
Al
Jumlah Bakteri
merupakan lama
AMIU dari penghuni
Adawiyah, Escherichia
penggunaan
kost Smart Center pada
dkk
Coli pada Air
dengan uji
pengguna 48 jam masih
Minum Isi
laboratorium 19
8 sampel yang tidak ada
Ulang (AMIU)
sampel dengan
bakteri Escherichia Coli
sumber depot
sasaran
sedangkan pada
berdasarkan
konsumen AMIU
pengguna waktu 72 jam
lama
penghuni kos
semua sampel terdapat
penggunaan
Smart Center Kota
Escherichia Coli (18)
pada penghuni
Gorontalo.
kos Smart
Penelitian ini
Center Kota
merupakan
Gorontalo
metode survey
Tahun 2014
deskriptif dengan
pemeriksaan
laboratorium
Terhadap penelitian terdahulu yang telah dilakukan terdapat perbedaan
pada penelitian ini yaitu pada Variabel bebas, lokasi penelitian dan tahun
penelitian.
Variabel bebas terdiri dari cara perawatan galon dan dispenser,
tingkat kebersihan galon dan dispenser dan lama penggunaan. Lokasi penelitian
dilakukan di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang yaitu wilayah
kelurahan Pendrikan Kidul pada tahun 2017.
12
F. Lingkup Penelitian
1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini berhubungan secara umum dengan ilmu Kesehatan
Masyarakat terutama
bidang Kesehatan Lingkungan yang berkaitan
dengan salah satu prorgam penyehatan air dan lingkungan.
2. Lingkup Materi
Materi penelitian berisi mengenai air minum isi ulang pada tingkat
konsumen dan pengukuran jumlah kandungan bakteri Coliform
3. Lingkup Lokasi
Dalam hal ini lokasi penelitian dilakukan pada masyarakat yang
berada di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang
4. Lingkup Metode
Merupakan
jenis
penelitian
Observasional
yang
menerapkan
pendekatan Cross Sectional sedangkan uji laboratorium menggunakan
metode MPN (Most Probable Number) untuk mengetahui jumlah
kandungan bakteri dan menganalisa sesuai dengan baku mutu air minum
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
5. Lingkup Objek/Sasaran
Sasaran
yaitu
kualitas
bakteriologis
air
minum
isi
ulang
menggunakan parameter jumlah bakteri Coliform yang berhubungan
dengan konsumen.
6. Lingkup waktu
Penelitian dilaksanakan bulan Mei 2017
Download