11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan terasa hampa atau tidak ada kehidupan sama sekali apabila tidak ada yang namanya komunikasi. Interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini (baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi) dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi. Dalam komunikasi, inti hakikatnya ialah harus mengandung kesamaan makna atau pengertian sebagaimana ditegaskan diatas. Tidak ada kesamaan pengertian diantara mereka yang terlibat dalam komunikasi, salah satu persoalan dalam memberi pengertian atau definisi tentang komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, jadi pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat sebab para pakar dan ahli memberi definisi panjang dan ada pula yang pendek, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. 11 12 Adapun para ahli mendefenisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing yaitu diantaranya. Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi suatu pengantar, komunikasi organisasi, organizational communication terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.”9 Pengertian diatas memberikan pemahaman bahwa media komunikasi dalam organisasi dapat dilakukan secara formal, misalnya melalui rapat informal (misalnya saat makan siang, komunikasi berawal dari sharing antar karyawan atau bahkan karyawan dengan atasanya. Gode Alexander menjelaskan dalam bukunya mengenai pengertian komunikasi, sebagai berikut : ”It is a process that makes comon to or several what the monopoly of one or some” ( komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu atau bebrapa orang ) ”10 Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi,Teori dan Praktek, mengemukakan bahwa istilah “ Komunikasi atau dalam bahasa Ingrris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. ”11 9 Deddy, Mulyana, 2001, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal :65 Gode Alexander, 1969, What is Communication, Journal of communication, hal :5 11 Onong Uchjana Effendy, 2006, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal : 9 10 13 Definisi yang dikemukakan Berger dan Chaflee cukup memadai untuk menerangkan berbagai konteks komunikasi, bahkan termasuk untuk menerangkan produksi, pemrosesan, efek atau sistem signal didalam komunikasi antar pribadi, omunikasi organisasi, komunikan massa, komunikasi kelompok, komunikasi politik, komunikasi pendidikan. ”12 Menurut Onong Uchjana Effendy Istilah komunikasi juga dipergunakan untuk menunjukan tiga bidang studi yang berbeda yaitu, ”proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang. ”13 Jadi, kalau dua orang dalam komunikasi maka percakapan mereka dikatakan komunikatif bila keduanya, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Selain itu komunikasi juga bersifat persuasive. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna, hal ini berarti, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari bahasa yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya 12 Charles R Berger and Steven H Chaflee, 1983, Human Behaviour An Inventory Of Scientific Finding, New york, hal : 17 13 Opcit, Onong Uchjana Effendy, hal ; 11 14 informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan, atau kegiatan dan lain-lain. Jadi, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, komunikan tadi dapat bertukar fungsi karena adanya timbal balik (feddback). Dengan kata lain, komunikasi bersifat dua arah (two way communication). Dimana komunikasi memerlukan pemahaman yang sama antara perilaku komunikasi. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi adalah tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik. Sementara kebenaranya dapat diuji dan digeneralisasikan. Schramm ( 1971 ) dalam buku I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Humas Membedakan tujuan komunikasi menjadi tujuan informasional, tujuan instruksional, tujuan persuasi dan menghibur. Menurut Schramm proses komunikasi informasional memrlukan enam langkah yang harus dilalui, yakni. 1. Menarik Perhatian 2. Menjadikan pesan dapat diterima 3. Menjadikan pesan diinterprestasikan seperti uyang diinginkan komunikator 4. Informasi dapat disimpan untuk kemudian dipakai 15 5. Harus adanya altivitas belajar sekitar penerimaan informasi ( pada komunikasi instruksional ) 6. Hasil yang berupa pandangan yang dianjurkan oleh pembujuk ( pada komunikasi persusasi )14 2.1.3 Komponen – Komponen Komunikasi Dalam upaya mencapai komunikasi yang efektif dan berhasil mencapai tujuan, maka komponen – komponen dalam proses komunikasi perlu diperhatikan. Menurut Kotler ( 2000 ) dalam buku Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi, komunikasi dari komponen – komponen berikut : 1. Pengirim (sender), yaitu pihak yang mengirim pesan. 2. Pesan (message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu. 3. Penerima (recevier), yaitu pihak yang menerima pesan. 4. Media (media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju. 5. Pengkodean (encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke dalam simbol. Simbol dapat berupa kata lisan maupun tulisan, isyarat, dan lainya ke dalam media. 14 I Gusti Ngurah Putra, 1991, Manajemen Humas, Universitas Atmajaya,, Yogyakarta, hal :55 16 6. Penerjemah (decoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerima pesan untuk menerjemahkan arti simbol yang dikirim sender. 7. Tanggapan (response), yaitu reaksi penerima setelah menerima pesan. 8. Umpanbalik (feedback), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan. 9. Gangguan (noises), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses komunikasi yang dapat menagkinbatkan penerima pesan memperoleh pesan yang berbeda dari yang dikirimkan.15 2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan komunikasi antar pribadi dan publik. Ada bernmacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan Komunikasi Organisasi. Schein (1982) dikutip dalam buku Komunikasi Organisasi, Arni Muhammad, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional 15 Husein Umar, 2002, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal :5 17 kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.”16 Selanjutnya Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu17 2.3 Iklim Komunikasi Organisasi 2.3.1 Pengertian Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan, untuk dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik perlu memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan. Iklim komunikasi organisasi menurut Tagiuri (1968), yang dikutip dari buku komunikasi organisasi, Arni Muhammad yang mengatakan iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karateristik tertentu dari lingkungan.”18 Iklim Komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukan kepada anggota bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberikan kebebasan dalam mengambil resiko, memberi 16 Loccit, hal :23, Arni Muhammad Ibid, hal :24, Arni Muhammad 18 Ibid,hal : 42 17 18 mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahea keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. ” 2.3.2 Dimensi Iklim Komunikasi Organisasi Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi diantaranya adalah sebagai berikut.”19 1. Kepercayaan. Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. 2. Pembuatan keputusan. Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para karyawan di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan 19 Loccit hal :159, Pace, Wayne & Faules 19 manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. 3. Kejujuran. Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan. 4. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Menurut Lewis (1987) komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana. 20 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas. Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan. 2.4. Kinerja 2.4.1. Pengertian kinerja Dalam dunia bisnis sekarang ini sangat menuntut kinerja yang tinggi dari para karyawannya. Karena tinggi rendahnya produksi perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh kinerja dari para karyawan di perusahaan itu sendiri. Selain itu keberhasilan suatu perusahaan tentunya dipengaruhi oleh kinerja individu perusahaan dari suatu periode ke periode dengan faktor-faktor sumber daya yang mendukung. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kinerja dengan perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (Intitutional Performance) atau kinerja perusahaan (Corporate Performance). Dengan kata lain bila kinerja karyawan (Individual Performance) baik kemungkinan besar kinerja perusahaan juga menjadi baik. Konsep kinerja merupakan singkatan dari Kinetika energy kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Kinerja adalah keluaran yang 21 dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.20 Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi sebuah organisasi. Tanpa karyawan, organisasi tidak bisa beroperasi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini dikarenakan operasional penunjang dengan tekhnologi canggih sekalipun tidak akan bisa menghasilkan sebuah produk jika tidak ada yang menjalankannya, yaitu karyawan. Sehingga pengertian kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran tertentu dan dalam kurun waktu tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan. A.A Anwar Prabu Mangkunegaran21 mengatakan “Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” dan Faustino Cardosa22 Gomes mengemukakan “kinerja sebagai output, efisiensi serta efektifitas yang sering dihubungkan produktifitas”. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jakson (2001)23 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu : 1. Kemampuan mereka 20 Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta, hal :5 Anwar Prabu Mangkunegaran, 2010, Evaluasi Kinerja SDM, PT Refika Aditama, Bandung, hal :9 22 Ib.Id, Anwar Prabu Mangkunegaran, hal:9 23 Robert L. Mathis dan John Harold Jackson, 2001, Human Resource Management, Ahli Bahasa, Salemba Empat, Jakarta, hal.:82 21 22 Karyawan diberikan jabatan dalam suatu perusahaan harus sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu perusahaan harus selektif dalam hal penerimaan dan penempatan karyawan untuk suatu jabatan. 2. Motivasi Pemberian motivasi dikatakan sangat penting karena mempunyai pengaruh atau dampak yang cukup besar terhadap keberhasilan atau kesuksesan suatu organisasi 3. Dukungan yang diterima Karyawan dalam mengerjakan suatu pekerjaan sebaiknya diberikan kepercayaan penuh oleh pimpinan dikarenakan dengan memberikan kepercyaan karyawan merasa didukung oleh manajemen untuk berkembang dan berkreatifitas. 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan Setiap karyawan menerima pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan job description yang sesuai agar pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan maksimal 5. Hubungan mereka dengan organisasi Karyawan adalah asset milik organisasi sehingga keberadaan mereka sangat dibutuhkan oleh manajemen, perusahaan dapat mewujudkan visi dan misinya dikarenakan karyawan yang memiliki kinerja yang baik, dan agar kinerja mereka semakin meningkat manajemen pun harus memperhatikan keberadaan karyawan. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi . Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktifitas yang dijalankan organisasi. Aktifitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.24 24 Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal :10 23 2.5. Keterkaitan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan Blumenstock (1970)25 dalam buku Wayne, Pace dan Faules, menerangkan bahwa : iklim fisik “mempengaruhi cara hidup kita”: pakaian yang kita kenakan, makanan yang kita perlukan, rumah yang kita bangun, alat angkutan yang kita pergunakan, jenis tumbuhan dan hewan di kawasan tersebut. Begitu juga dengan iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita berbicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. Kemudian Face dan Faules (2005) 26 mengatakan bahwa: iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakantindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi komunikasi mempengaruhi cara kerja dan produktivitas anggota organisasi atau karyawan pada suatu organisasi atau perusahaan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Frantz (1988) 27 dalam buku Wayne, Pace dan Faules bahwa “iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi”. Jika kita mengambil cara pandang dari sisi kinerja, Robert L. Mathis dan John H. Jakson (2001)28 “menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, di mana salah satu faktornya adalah hubungan mereka dengan organisasi atau hubungan karyawan dengan perusahaan, yang menunjukkan bahwa bentuk hubungan tersebut merupakan iklim komunikasi organisasi”. Dan berdasarkan buku-buku diatas yang telah disebutkan dan digunakan oleh penulis dalam membuat penelitian ini, maka diasumsikan bahwa Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap kinerja perushaan. Asumsi tersebut juga didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Iklim Komunikasi 25 Pace dan Faules, 2005, Op. Cit. hal: 147-148 Ibid, Hal: 149 27 Ibid, hal: 155 28 Robert L. Mathis dan John Harold Jackson, Loc. Cit, hal:82 26 24 Organisasi Terhadap kinerja yang mengatakan bahwa antara Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja memang berpengaruh. Penelitian-penelitian mengenai hubungan ataupun pengaruh antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan, telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya : 1. Pincus D. (1986) meneliti 327 perawat rumah sakit, dengan sembilan faktor komunikasi dikelompokkan ke dalam tiga dimensi: informasi, relasional, dan informasi-relasional. Hasil penelitian menunjukkan persepsi karyawan mengenai kepuasan dalam komunikasi organisasi berkorelasi signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja, meskipun korelasi antra kepuasan dalam komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja lebih kuat dibandingkan korelasi antara kepuasan dalam komunikasi organisasi dengan kinerja. Kontributor utama kedua korelasi tersebut adalah pengawas komunikasi (humas), iklim komunikasi, umpan balik personal, dan komunikasi pada top manajemen.29 2. Nur Fitri Kusumaningtias (2010) penelitian yang berjudul Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, di mana unsur-unsur iklim 29 Pincus D. (1986) dalam C. Glenn Pearce dan Gerald J. Segal (1998), Effects Of Organizational Communication Satisfaction on Job Performance and Firm Growth in Small Businesses, [online]. Diakses pada tanggal 31 Maret 2012 dari http://www.sbaer.uca.edu/research/sbida/1998/pdf/27.pdf 25 organisasi yang berhubungan dengan kinerja karyawan yaitu kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah, dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas.30 3. Lili Wahyuni (2009) melakukan penelitian pada karyawan bagian akuntansi di perusahaan BUMN Provinsi Sumatera Barat yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi dengan komitmen organisasi dan tekanan pekerjaan sebagai variabel intervening. Beliau menjelaskan bahwa komunikasi organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja, dan komunikasi organisasi berpengaruh negatif terhadap tekanan pekerjaan.31 2.6 Dimensi Kinerja Dimensi kerja bagi suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya, bergantung pada karakteristik bisnisnya. Penentuan dimensi kerja sangat penting sekali ditetapkan, seluruh elemen organisasi harus berkomitmen untuk mencapai tujuan yang dimensinya telah ditetapkan tersebut. Prestasi kerja mereka tidak bisa diukur dengan dimensi lain di luar yang telah ditetapkan.32 30 Nur Fitri Kusumaningtias, 2010, Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, 31 Lili Wahyuni, 2009, Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi dengan Komitmen Organisasi dan Tekanan Pekerjaan sebagai Variabel Intervening, Tesis, Semarang: UNDIP. [online], http://eprints.undip.ac.id/7843/1/Lili_Wahyuni.pdf, 32 Nawawi Hadari, 2000,Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Gadjah Mada,Yogyakarta. Hal 49 26 Kinerja karyawan di kualifikasikan dalam penelitian adalah merupakan indikator utama, Husein Umar mengidentifikasikan indikator-indikator kinerja sebagai berikut:33 a. Kualitas pekerjaan, adalah sejauh mana karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas baik. b. Kejujuran karyawan, meliputi sejauh mana karyawan dapat mengungkapkan keinginannya terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan setiap tanggung jawab tersebut. c. Inisiatif, yaitu karyawan mampu mengembangkan pikiran dan melaksanakan suatu pekerjaan tanpa diberi perintah. d. Kehadiran, meliputi kedisiplinan karyawan yang berkaitan dengan absensi. e. Sikap dan etika kerja, mengacu pada kemampuan terhadap pemahaman tugas dalam hubungan kerja dengan lingkungan kerja. f. Kerjasama, adalah kemampuan dalam menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja dalam melaksanakan dan menyelesaikan secara bersama-sama. g. Kehandalan, adalah kemampuan karyawan dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan secara individu. h. Pengetahuan tentang pekerjaan, adalah pemahaman dan penguasaan pengetahuan dan prosedur yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu perkerjaan. i. 33 Tanggung jawab, mengacu pada penyelesaian tugas yang diberikan oleh atasan. Husein Umar, 2005, Evaluasi Kinerja Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 102 27 j. Pemanfaatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan perusahaan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada karyawan. 2.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atau permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut. Menurut Husein Umar dalam buku Riset sumber daya manusia dalam organisasi, Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun / mengarahkan penyelidikan selanjutnya.”34 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan dan sebaliknya, pengamatan dengan teori. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan PT Bank Syariah Mandiri, dimana iklim komunikasi organisasi sebagai variabel independen dan motivasi kerja karyawan sebagai variabel dependen. Hipotesis penelitian yang digunakan adalah variabel iklim komunikasi organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. 34 Husein Umar, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 168 28