PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KATCOM (Karang Taruna Competition) : Langkah Dini Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda Desa BIDANG KEGIATAN : PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT Diusulkan Oleh : Eko santoso (3111414012/2014) Sulistya Putri (3111414019/2014) Sarif Hidayat (7101412254/2013) Asep Syaeful Bachri (3111414025/2014) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2015 HALAMAN PENGESAHAN PKM PENGABDIAN MASYARAKAT 1. Judul 2. 3. Bidang Kegiatan Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama : Eko santoso b. NIM : 3111414012 c. Jurusan : Ilmu sejarah d. Universitas : Universitas Negeri Semarang e. Alamat Rumah dan No. HP : Dsn. Saren RT 12 RW 03, Des. Asemrudung, Kec. Geyer, Grobogan, Jawa Tengah HP: 082220689446 f. Alamat Email : [email protected] Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang Dosen Pendamping a. Nama : Syaiful Amin S.Pd, M.Pd, b. NIDN : 000958501 c. Alamat Rumah dan No.HP : Perum mangunsari asri no. 14 Gunung Pati, Semarang. HP: 085641565794 4. 5. : KATCOM (Karang Taruna Competition) : Langkah Dini Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda Desa : PKM-M Semarang, 10 Juni 2015 Menyetujui, Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan Drs. Arif Purnomo, M.Pd Eko Santoso NIP.197301311999031002 NIM. 3111414012 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si Syaiful Amin, S.Pd, M.Pd NIP.196012171986011001 NIDN: 000958501 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii RINGKASAN..........................................................................................................1 PENDAHULUAN Latar Belakang masalah.....................................................................2 Tujuan dan Manfaat..........................................................................3 GAGASAN Indonesia Darurat Narkoba................................................................4 Peran Karang Taruna Dalam Pencegahan narkoba............................6 KATCOM (Karang Taruna Competition).........................................7 Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan........8 Langkah-langkah Implementasi Gagasan.........................................9 KESIMPULAN.......................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9 BIODATA..............................................................................................................11 SURAT PERYANTAAN.......................................................................................14 RINGKASAN Tulisan ini merupakan sebuah refleksi atas pembacaan masalah maraknya dan bahanya penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Indonesia yang kami anggap saat ini sudah hampir akut. Gagasan ini di latarbelakangi oleh memanasnya kasuskasus narkoba yang saat ini selalu di angkat oeh media baik itu, media cetak maupun media elektronik. Hal ini tentu menjadi perhatian dunia dan mungkin saja negara kita dianggap sebagai ladang narkoba. Inilah yang kemudian mengundang perhatian banyak kalangan di Indonesia yang merasa prihatin, tak terkecuali pada diri kita masing-masing, karena ini menyangkut masa depan bangsa ini. Maka dari itu perlunya sebuah urgensi yang ditawarkan untuk mengatur ulang dan membenahi bagaimana cara melakukan penanganan maupun pencegahan penyalahgunaan narkoba yang lebih baik lagi. Pada gagasan ini akan disampaikan bahwa pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba ini akan melibatkan peran serta dari para komunitas pemuda yang biasa kita sebut sebagai pemuda Karang Taruna. Sebagai sebuah kelompok maupun kamunitas, Karang Taruna memegang peran penting dalam proses sosial yang dialami oleh pemuda itu sendiri. Dengan memberdayakan pemuda Karang Taruna ini maka kontrol yang dilakukan akan lebih efektif karena langsung menyentuh pada pemuda dan lingkungan pergaulannya itu sendiri. Pencegahan ini dilaksanakan dengan cara yang dibungkus dengan sebuah ajang atau kompetisi sehingga menimbulkan antusias dari pemuda Karang Taruna itu sendiri. Pada bagian akhir disimpulakan bahwa KATCOM (Karang Taruna competition) akan menjadi sebuah wadah yang akan menjadi alat untuk melakukan pencegahan dini terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda terutama pemuda di desa yang masih awam dengan barang haram seperti in sekaligus juga menjadi sebuah alasan untuk mengaktifkan kembali peran serta pemuda Karang Taruna sebagai penggerak dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menangani masalah-masalah sosial di lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN Latar Belakang Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya) diperlukan oleh manusia untuk pengobatan sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi ilmiah diperlukan suatu produk narkoba yang diperuntukan untuk para penderita tertentu. Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan namun di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian serta pengawasan yang ketat dan saksama. Narkotika apabila dipergunakan secara tidak teratur menurut takaran/dosis akan dapat menimbulkan bahaya fisik dan mental bagi penggunanya bahkan bisa juga menyebabkan ketergantungan. Di Indonesia masalah penyalahgunaan narkoba sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain karena Indonesia yang terletak pada posisi di antara tiga benua yang artinya jelas bahwa Indonesia menjadi tempat lalu lintas perdagangan dunia. Hal inilah yang kemudian menjadi ladang strategis bagi para jaringan narkoba internasional untuk memasarkannya produknya di Indonesia. Selain itu pengaruh globalisasi, arus transportasi yang sangat maju dan degradasi moral yang dialami negeri ini seakan menjadi pemicunya. Bahaya penyalahgunaan narkoba tidak hanya terbatas pada pecandu, melainkan dapat membawa akibat lebih jauh lagi, yaitu gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat yang bisa berdampak pada malapetaka runtuhnya suatu bangsa atau negara. Tentu hal ini dapat dipahami karena menurut data sebagaian besar orang-orang yang menyalahgunakan narkoba adalah meraka para kaum muda yang seharusnya menjadi orang-orang harapan bangsa di masa mendatang. Untuk mengantisipasi masalah tersebut telah diadakan berbagai kegiatan yang bersifat internasional, baik yang diadakan dibawah naungan Liga BangsaBangsa maupun di bawah naungan Peserikatan Bangsa – Bangsa. Liga Bangsa – Bangsa pada tahun 1909 di Shanghai, Cina telah diselenggarakan persidangan yang membicarakan cara-cara pengawasan perdagangan gelap obat bius, selanjutnya pada persidangan komisi opium (Opium Commision) telah dihasilkan traktat pertama mengenai pengawasan obat bius, yaitu Konvensi Internasional tentang Opium (International Opium Convention) di Den Haag Belanda pada tahun 1912. Pertemuan antara para anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa di New York, Amerika Serikat pada tanggal 30 Maret 1961 telah dihasilkan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 (Single Convention Narcotic Drugs, 1961) dan telah diubah dengan tentang Perubahan Konvensi Tunggal Narkotika, 1961 (Protocol Amending The Single Convention on Narcotic Drugs, 1961), dan Konvensi Psikotropika 1971 (Convention on Psychotropic Sucstances, 1971), di Austria pada tanggal 25 Maret 1972 dan terakhir adalah Konvensi Perserikatan Bangsa – Bangsa tentang Penanggulangan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika 1988 (United Nation Convention Againts Illicit Traffic on Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988). Selain yang telah dilakukan oleh PBB dan LBB di Indonesia sendiri pemerintah juga tidak tinggal diam. Ada beberapa undang-undang yang telah mengatur mengenai penyalahgunaan, pemberantasan, pencegahan dan tindak pidana narkoba seperti, Undang – undang nomor 9 tahun 1976, instruksi Presiden RI nomor 6 tahun 1971, Undang-undang nomor 22 Tahun 1997, Undang -undang nomor 35 tahun 2009. Menurut hasil survei BNN (Badan Narkotika Nasional) di Indonesia penderita dan pengguna obat-obatan terlarang kini umumnya berusia 15-24 tahun. Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku di sekolah dasar. Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka menerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan mudahnya untuk dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada akhirnya menyandu obat-obatan terlarang dan ketergantungan pada obat-obatan terlarang padahal kaum muda inilah nantinya yang akan menjadi generasi penerus bangsa, jika sejak awal mereka sudah rusak mentalnya bisa dibayangkan bagaimana keberlangsungan bangsa ini kedepannya. Meskipun kebanyakan mereka para pengguna adalah orang-orang kota, namun tidak menutup kemungkinan akan merambah sampai kedaerah dan menyentuh pada pemuda-pemuda desa yang ada di Indonesia, mengingat 60% wilayah Indonesia adalah desa/kelurahan dan juga begitu pesatnya laju urbanisasi bukan tidak mungkin barang-barang haram itu akan menjadi barang konsumsi bagi penduduk desa kedepannya seiring dengan laju pertumbuhan desa. Maka dari itu munculah gagasan untuk menggerakan para pemuda Karang Taruna sebagai langkah antisipasi dini dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan muda warga desa/kelurahan di seluruh Indonesia melalui kegiatan-kegiatan positif yang prestatif. Dipilihnya Karang Taruna (KT) karena ini adalah organisasi sosial yang menjadi wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang di masyrakat desa/kelurahan yang hampir ada di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi kontrol sosial dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda desa di Indonesia melalui kesibukan-kesibukan yang positif. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan gagasan ini adalah: 1. Memberikan sebuah gagasan untuk melakukan kontrol sosial bagi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda. 2. Mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. 3. Memberikan wadah dan kesempatan bagi para pemuda desa Karang Taruna untuk melakukan hal-hal positif dan kreatif. Manfaat Penulisan Bagi pemerintah 1. Mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba. 2. Sebagai sarana pemerintah dalam memperdayakan pemuda desa Karang Taruna untuk melakukan pencegahan dini penyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda. 3. Menguatkan citra bangsa Indonesia di mata dunia bahwa Indonesia bukanlah sarang narkoba. 4. Mengetahui potensi-potensi dari para pemuda desa terutama Karang taruna yang mungkin saja memberikan kontribusi-kontribusi yang bisa di implementasikan pemerintah. Bagi masyarakat 1. Terbantunya masyarakat dengan hal-hal dan kegiatan positif para pemuda Karang Taruna yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. 2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya dan dampak penyalahgunaan narkoba. 3. Membantu masyarakat dalam melakukan kontrol sosial terhadap anakanaknya sebagai pencegahan penyalahgunaan narkoba. GAGASAN Indonesia darurat narkoba Badan Narkotika Nasional memperkirakan jumlah pengguna narkoba di Indonesia akan terus meningkat. Pada tahun 2008 Dalam survei bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, penyalahgunaan narkoba di Indonesia menunjukkan tren meningkat dan tidak ada tanda untuk mereda. Besaran penyalahguna narkoba di Indonesia diperkirakan sekitar 3,1-3,6 juta orang. Bisnis narkoba di Indonesia sedang berjalan cepat menuju skala masif. Menurut perkiraan BNN, volume perdagangan (jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli narkoba) mencapai Rp 15,4 triliun. Kenaikan angka diperkirakan terjadi pula di tahun-tahun berikutnya. Tahun 2015, diprediksi angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang. “Untuk itu bahaya ini harus dicegah dengan mengubah paradigma. Sudah saatnya pendekatan hukum perlu diimbangi pendekatan rehabilitasi dan pencegahan harus menjadi fokus utama. Jika itu mampu dilakukan, mimpi Indonesia negeri bebas narkoba dapat tercapai, “ jelas Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional Yappi Manate kepada kompas dalam diskusi antisipasi anak terhadap narkoba di Jakarta, Rabu (4/3/2015). Yappi menegaskan, kondisi peredaran narkoba sudah mencapai tahap mengkhawatirkan. Saat ini, sebanyak 251 jenis narkoba baru sudah berkembang pada hampir 70 negara. “Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba diperkirakan mencapai 104.000 orang yang berumur 15 tahun dan 263.000 orang yang berumur 64 tahun. Mereka meninggal akibat mengalami overdosis. Ini disebabkan adanya salah kaprah mengenai gaya hidup masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja,“ tambahnya. Berdasarkan catatan Badan Narkotika Nasional, jumlah tersangka kasus narkoba terus meningkat khususnya yang melanda pelajar sekolah dasar. Tahun 2007, pengguna narkoba pada kalangan pelajar SD mencapai 4.138. Jumlah ini meningkat pada 2011 mencapai 5.087 pelajar SD. “Sedangkan jumlah tersangka kasus narkoba terbanyak dialami kalangan yang berumur 30 tahun ke atas. Data penelitian BNN selama lima tahun terakhir, sebanyak 52,2 % manusia Indonesia berumur 30 tahun terjerat kasus narkoba, “ pungkasnya. Sedangkan jika menengok kebelakang hasil survey Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2004, pecandu Narkoba mencapai 1,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 3.256.000 sampai 4 juta orang. Dari jumlah itu, sekitar 800.000 pecandu mengkonsumsi narkotika dengan jarum suntik yang digunakan secara bergantian, yang dampaknya sangat buruk yakni menularnya virus HIV/AIDS. Dalam laporan Departemen Kesehatan RI, angka kematian akibat penyalahgunaan narkotika mencapai 15.000 pertahun. Maka tidak heran kalau kala itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah kesempatan menegaskan bahwa narkoba musuh nasional. Ajakan itu tampaknya berbanding lurus dengan adanya penggerebekan pabrik narkoba di Tanggerang, Banten, dimana merupakan pabrik narkoba terbesar ketiga di dunia. Dan tentu kasus yang terbaru adalah Peredaran sabu 49 kg yang disita dari tiga WNA China dan kasus 2 Bali Nine yang berujung pada hukuman mati. Hal ini disampaikan oleh Kabag Humas BNN Slamet Pribadi di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (15/3/2015). dalam dua bulan terakhir Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat sudah menangangi 78 kasus narkoba, hal ini jelas menunjukan bahwa Indonesia memang dalam kondisi darurat narkoba. Sejauh ini pemerintah Indonesia sendiri cukup serius dan tidak tinggal diam dalam upaya penanganan kasus penyalahgunaan narkoba. Ada beberapa undang-undang yang telah mengatur mengenai penyalahgunaan, pemberantasan, pencegahan dan tindak pidana narkoba seperti, Undang – undang nomor 9 tahun 1976, instruksi Presiden RI nomor 6 tahun 1971, Undang-undang nomor 22 Tahun 1997, Undang -undang nomor 35 tahun 2009. Hanya saja fokus pemerintah selama ini lebih condong kepada kasus pemberantasan dan tindak pidana hukum. Seharusnya pemerintah juga gencar pula dalam melakukan proses pencegahan penyalahgunaan narkoba sampai kepelosok negeri ini mulai dari komponen terkecil. Terutama adalah para pemuda di pelosok-pelosok negeri ini yang kedepannya akan menjadi generasi penerus bangsa. Karena dari sinilah masa depan negeri ini untuk kedepannya ditentukan, sehingga diperlukan kontrol dan pembinaan melalui organisasi-organisasi pemuda di lingkungan terkecil sekalipun. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengalihkan waktu luang dan bebas mereka kedalam kegiatan-kegiatan yang positif. Peran Karang Taruna dalam Pencegahan Narkoba Karang Taruna adalah organisasi non-partisan yang memiliki tugas pokok bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya menangani masalah sosial yang berhubungan dengan pemuda baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat sesuai dengan bunyi Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dalam Bab 1 pasal 1 ayat 1. Pengembangan dan pemberdayaan KT diselenggarakan dalam bingkai kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial oleh instansi sosial dengan menyertakan KT sebagai subjek. Seluruh pembangunan di bidang kesejahteraan sosial baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam bentuk koordinasikan dan diatur (legitinasi) oleh instansi pemerintah yang menangani bidang kesejahteraan sosial. Sehingga jika dihubungkan dengan permasalahan sosial yang sedang dialami Indonesia saat ini yaitu masalah narkoba maka KT tentu menjadi sarana yang bisa dijadikan sebagai alat kontrol paling dini dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba terutama di desa maupun kelurahan yang saat ini mulai terkontaminasi dengan kehidupan orang-orang kota tak terkecuali adalah masalah penyalahgunaan narkoba. Jika kita tengok bagaimana fungsi pendirian dari KT sesuai dengan bunyi Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna yakni meliputi penyelenggara diktat bagi masyarakat, penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda, penyelenggaraan kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda, penumbuh-kembang kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda, penumbuh-kembang semangat kesetiakawanan sosial, kebersamaan , dan jiwa kekeluargaan, Penguat nilai-nilai kearifan local, pemupuk dan pengembang kreativitas generasi muda untuk meningkatkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, edukatif, ekonomis, produktif, dan kegiatan praktis lainnya, Penguat sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi, kemitraan, dan kolaborasi baik internal maupun dengan pihak pemerintah, Penyelenggara usaha- usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual. Dari sini dapat kita lihat bahwa implikasi pencegahan penyalahgunaan narkoba sejalan dengan fungsi awal pembentukan Karang Taruna yakni sebagaimana tujuan yang telah disebutkan, maka dari itu pemberdayaan Karang Taruna sebagai sarana untuk pencegahan dini penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda di Indonesia akan lebih efektif karena kontrol dilakukan secara lebih intens. Upaya preemtif atau upaya pencegahan yang dilakukan secara dini, antara lain mencakup pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat dengan sasaran untuk memengaruhi faktor-faktor penyebab pendorong dan faktor peluang (Faktor Korelatif Kriminogen) dari adanya kejahatan tersebut. Sehingga akan tercipta suatu kondisi kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal serta terbina dan terciptanya kondisi perilaku dan norma hidup bebas dari segala ancaman narkoba (Dit Bimmas Polri, 2000:23). Selain itu mereka harus diberdayakan melalui kegiatan-kegiatan positif agar ruang mereka melakukan kegiatan tercela seperti penyalahgunaan narkoba dapat dicegah dan pemerintah tentu harus memacu para pemuda Karang Taruna melalui bentuk apresiasi yang kongkret. KATCOM (Karang Taruna competition) KATCOM adalah sebuah terobosan dalam mememberikan apresiasi bagi para pemuda Karang Taruna sekaligus juga memicu pemuda Karang Taruna untuk mampu memberikan kontribusi dan berperan penting dalam lingkungan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi dalam melakukan pencegahan dini penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dengan adanya bentuk apresiasi yang nyata dari pemerintah ini maka peran Karang Taruna akan terasa lebih dihargai sehingga akan memicu mereka untuk berkontribusi lebih. KATCOM dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan juga tingkat nasional. Mereka yang ingin sampai pada tingkat nasional harus melelui proses penyaringan di tingkat kecamatan dan kabupaten. KATCOM di buat berjenjang agar proses seleksi menuju tingkat nasional lebih mudah dan terkoordinir. Melalui proses yang ketat ini pula di harapkan para pemuda Karang Taruna mampu menunjukkan dan memberikan terobosan-terobosan yang kreatif dalam kontribusinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Krteria penilaian dari KATCOM dilihat dari dua faktor yakni hasil input dan output. Dari faktor input yang dinilai meliputi aspek kualitas kader, yang bisa ditinjau dari segi perkembangan organisasi Karang Taruna itu sendiri mulai dari, 1. Pemberdaya, pengembang, dan penguat sistem jaringan kerjasama antar Karang Taruna serta dengan pihak lain yang terkait. 2. Penyelenggara organisasi, konsolidasi dan sosialisasi kebijakann serta peyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi. 3. Pengelola sistem informasi dan komunikasi . 4. Penyelenggara koordinasi dan konsolidasi kegiatan penanggulangan permasalahan sosial termasuk dengan unit teknis tersendiri. 5. Pemelihara kesetiakawanan sosial, konsistensi, dan citra organisasi. 6. Penyelenggara sistem dan koordinasi pengembangan SDM para kader KT. Dari sisi output aspek penilaiannya meliputi, 1. Hasil karya cipta dan karsa berupa teknologi baik sederhana maupun modern yang bermanfaat bagi masyarakat baik dalam bidang ekonomi, pandidikan maupun lainnya.. 2. Kontribusi KT terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Kontribusi dari KT dalam melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pembinaan kepada kader dan masyarakat terutama kalangan muda mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. 4. Melakukan pengecekan dan pendataan terhadap warga yang yang terindikasi mengkonsumsi narkoba dan menindak lanjutinya ke pihak yang terkait. Penilaian ini dilakukan secara kolektif yang menyangkut beberapa aspek penilaian seperti diatas. Cara penilaiannya adalah pihak juri dari tingkat kecamatan dan kabupaten bekerja sama melakukan peninjaun ke lokasi secara berkala setiap sebulan sekali selama 6 bulan berturut-turut. Bagi mereka kelompok KT yang lolos sesuai penilaian diambil 1 terbaik yang berhak mewakili ketingkat provinsi. Di tingkat provonsi mereka yang lolos melakukan presentasi atas apa yang telah mereka hasilkan dan dari situ diambil penilaian serta pihak juri malakukan peninjauan sekali sebelum presentasi dilakukan guna mengumpulkan bukti dan fakta yang otentik sehingga kemungkinan terjadinya manipulasi data dan tindak kecurangan dapat dihindari. Sedangkan bagi yang terbaik mereka kelompok KT berhak mewakili ke tingkat nasional. Di tingkatt nasional mereka akan kembali dinilai dan diambil 3 terbaik dan diberikan penghargaan. Dengan dijalankannya program KATCOM dengan metode seperti ini diharapkan tujuan utama program ini untuk melakaukan pencegahan dini terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan muda tetap terwujud dan juga tetap memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkreasi dan berkembang serta sebagai bentuk penghargaan bagi mereka para pemuda KT yang telah berkontribusi penuh terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan Pemerintahan Peran pemerintah sangat penting dalam hal ini baik itu pemerintah daerah dan juga pusat. Terutama adalah keikutsertaan dari BNN, dan menteri kesejahteraan sosial karena gagasan ini selain tujuan utamanya untuk pencegahan dini penyalahgunaan narkoba tapi juga berhubungan dengan kesejahteraan sosial terutama di lingkungan masyarakat yang terkait. Mereka harus bekerja secara berkesinambungan agar gagasan KATCOM ini dapat terealisasi karena pihak pemerintah, baik pusat maupun daereh inilah yang bisa menyelenggarakan dan mengimplementasikan gagasan ini. Karang Taruna Karang taruna sebagai obyek utama tentu perannya sangat diperlukan dalam keikutsertaannya. Tanpa keikutsertaan dari Karang Taruna, gagasan ini tidak bisa terealisasi. Langkah-langkah Implementasi Gagasan Implementasi gagasan KATCOM dimulai dari kebijakan pemerintah pusat yang harus segera mungkin mewacanakan dan merealisasikan gagasan KATCOM yang kemudian berkesinambungan hingga tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan yang tentunya informasi ini harus tersalurkan pada tingkat terkecil yakni kelurahan/desa sehingga dalam hal ini sosialisasi adalah hal yang terpenting. Pada akhirnya kelompok Karang Tarunalah yang nantinya akan berperan aktif dalam keikutsertaannya nanti. KESIMPULAN 1. KATCOM adalah sebuah terobosan dalam menghimpun dan mengefektifkan peran pemuda Karang Taruna dalam melakukan sosialisasi sebagai bentuk pencegahan dini terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan muda dan masyarakat. 2. KATCOM juga sebagai wadah, ajang, dan juga kesempatan bagi pemuda Karang Taruna untuk berkreasi dan menyalurkan inspirasi-inspirasi kreatifnya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. KATCOM juga sebagai bentuk apresiasi bagi pemuda Karang Taruna yang berkontribusi dengan baik kepada masyarakat yang diberikan kepada pemerintah. 4. Peran dan kerjasama pemerintah terutama BNN dan kementerian kesejahteraan sosial dan juga pemrintahan daerah dibawahnya dan juga keikutsertaan dari Karang Taruna sangat dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Conklin, John E. (1977). Criminology. (3rd ed.). New York: Macmillan Pub.co. Dit Bimmas Polri. (2000). Penanggulangan Penyalahgunaan Bahaya Narkoba. Jakarta: Dit Bimmas Polri F.Agsya, 2010, Undang-Undang Narkotika dan Undang-Undang Psikotropika, Jakarta: Asa Mandiri, hal53. Ibid, hal 6. Ibid hal 61. Ibid hal 97. Hadiman,1999 Menguak Misteri Maraknya Narkoba, Jakarta: Yayasan Sosial Usaha Bersama, hal.39 Kusno Adi, 2009, Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, Malang: UMM Press, hal. 30. Kompas, “Penyelundupan Psikotropika, Petugas dan Mafia Adu Kelihaian”. 23 Mei 2009. Media Indonesia, “Cegah”. 26 Juni 2009. Suara Pembaruan,. “Efektivitas Pengendalian Kejahatan”. 18 Februari 2009. Antara, “Pengedar Narkoba Ditangkap Polisi Bekasi”. 19 Februari 2007. [online] http://www.antara.co.id/print/?i=1171866950 Kompas, “3,6 Ton Bahan Narkotika Disita”. 19 Desember 2008. [online] Sinar Harapan, “Bekasi Jadi Primadona Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba”. 5 Desember 2003. [online] http://www.bnn.go.id http://www.berita99.com/…/wow-2015-pengguna-narkoba-di-indo… http://www.kemendagri.go.id/media/filemanager/2013/05/28/b/u/buku_induk_ko e_data_dan_wilayah_2013.pdf http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/04/21/60290/Febriy Pimpin-Karang-Taruna-Kota-Semarang#sthash.z3dBzDom.dpuf LAMPIRAN BIODATA PENULIS 1. KETUA PELAKSANA A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Lengkap Jenis Kelamin Program Studi NIM Tempat danTanggal Lahir E-mail Telepon Eko Santoso Laki-Laki Ilmu Sejarah 3111414012 Grobogan, 28 September 1995 [email protected] 082220689446 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun MasukLulus SD SD N 3 Asemrudung SMP SMP N 3 Geyer SMA SMA N 1 Geyer 2002-2008 2008-2011 IPS 2011-2014 C. Penghargaan 10 Tahun Terakhir No. Jenis Penghargaan 1. 2. 3. 4. 2. ANGGOTA 1 Lulusan terbaik sejurusan IPS Juara 3 OSN Geografi seSMA tingkat kabupten Juara 1 OSN Matematika se- SMP tingkat kabupaten Juara cerdas cermat bahaya dampak nikotin seSMP tingkat kabupaten Institusi Pemberi Penghargaan SMA N 1 Geyer Tahun 2014 Dinas pendidikan kabupaten 2013 Grobogan Dinas pendidikan kabupaten 2011 Grobogan Dinas pendidikan kabupaten 2011 Grobogan A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Lengkap Jenis Kelamin Program Studi NIM Tempat danTanggal Lahir E-mail Telepon Sulistya Putri Perempuan Ilmu Sejarah 3111414019 Grobogan, 23 Maret 1996 sulistyaputri [email protected] 08562677578 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun MasukLulus SD SD N 1 Asemrudung 2002-2008 SMP SMP N 3 Geyer 2008-2011 SMA SMA N 1 Pulokulon IPA 2011-2014 C. Penghargaan 10 Tahun Terakhir No. Jenis Penghargaan Tahun 1. 2013 2. Institusi Pemberi Penghargaan Juara 1 Penulisan Karya Ilmiah Dinas Pendidikan tingkat SMA se Grobogan Kabupaten Grobogan Juara harapan 3 Penulisan Dinas Pendidikan Karya Ilmiah tingkat SMA se Kabupaten Grobogan Jawa Tengah 3. ANGGOTA II A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Lengkap Jenis Kelamin Program Studi NIM Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Telepon B. Riwayat Pendidikan Sarif Hidayat Laki-laki Manajemen 7101412254 Kebumen, 04 Maret 1995 [email protected] 087715434634 2013 Nama Institusi Jurusan Tahun MasukKeluar SD SD Negeri 1 Sadang SMP SMP Negeri 1 Sadang 2002-2007 2007-2010 SMA SMA Negeri 1 Pejagoan IPS 2010-2013 4. ANGGOTA III A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Lengkap Jenis Kelamin Program Studi NIM Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Telepon Asep Syaeful Bachri Laki-Laki Ilmu Sejarah 3111414025 Ngawi, 09 Mei 1996 [email protected] 085737587725 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun MasukLulus SD MI Nurul Yaqin SMP MTS Al Hidayah SMA MA Al Hidayah 2002-2008 2008-2011 IPS 2011-2014 LAMPIRAN DOSEN PENDAMPING A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. Nama Lengkap Jenis Kelamin Prodi NIDN Syaiful Amin Laki-Laki Pendidikan Sejarah 000958501 5. 6. E-mail Telepon syaifulamin14@ gmail.com 085641565794 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM Pengabdian Masyarakat saya dengan judul: KATCOM (Karang Taruna Competition) : Langkah Dini Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda Desa. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Kampus Sekaran, Gunungpati Semarang 50229 Telepon (024) 8508006 Laman: www.unnes.ac.id, E-mail:@unnes.ac.id SURAT PERYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Eko santoso NIM : 3111414012 Program Studi : Ilmu sejarah Fakultas : FIS Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Pengabdian Masyarakat saya dengan judul: KATCOM (Karang Taruna Competition) : Langkah Dini Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pemuda Desa, yang diusulkan untuk tahun 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber lain. Bilamana di ketemukan hari diketemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Semarang, 10 Juni 2015 Mengetahui Yang menyatakan Pembantu Rektor/Ketua Bidang Kemahasiswaan Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si Eko Santoso NIP.196012171986011001 NIM. 3111414012