HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM

advertisement
a
•
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN SYl'AH DI BANGIL
Oleh:
H. M. Attamimy
NIM. 03.3.393.BR.
DISERTASI
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Doktor
dalam Ilmu Agama Islam
YOGYAKARTA
2009
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
: Drs. H.M. Attamimy
: 03.3.393BR
NIM
Jenjang : Doktor
Na.ma
menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 9 Maret 2008
NIM. 03.3.393.BR .
11
Dt:l'1\IHFMFN A<iAMA
l'.'.'il\'ERSIT..\S ISi.AM NEGERI Sl'!lii..\~ KAl.l.IAG..\
PROGRAM PASCASAIUANA
Pro motor
Prof. Dr. H. Djoko Suryo
(
Promotor
Prof. Dr. H. lskandar Zulkarn:iin
(
v
C:\l>..11;1\SJ\nu1a Jinas'Thk rlf
NOTADINAS
Kepada Yth.,
Direktur Program Pascasarjana
UtN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assaliimu 'alaikum. wr. wb
Disampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
terhadap penulisan disertasi berjudul:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL
yang ditulis oleh:
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
Nama
NIM.
: 033.393.BR
Program
: Doktor (S3)
saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka
Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Dok.tor dalam bidang Ilmu
Agama Islam.
Wassaliimu 'alaikum wr. wb.
Yogyakarta,
Promotor,
'•
°"-t/ - Z -
~/
Prof. Dr. Djoko Suryo
..
..
Vlll
2009
•
NOTADINAS
Kepada Yth.,
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap
naskah disertasi berjudul:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAB PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN SYI' AH DI BAN GIL
yang ditulis oleh:
Nama
NIM
Program
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
: 03.3.393-BR
: Doktor (S3) by Research
Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal
19 November 2008, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat
diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan
dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar
Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
of. Dr. H.M. Amin Abdullah
NIP. 150216071 .
Vl
NOTADINAS
Kepada Yth.,
Direktur Program Pascasarjana
UIN 8unan Kalijaga
Yogyakarta
Assaliimu 'alaikum. wr. wb
Disampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
terhadap penulisan disertasi berjudul:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN 8YI'AH DI BANGIL
yang ditulis oleh:
Nama
NIM.
Program
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
: 03.3.393.BR
: Doktor (83)
saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka
Promosi Doktor (83) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu
Agama Islam.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
~
2.j-O/- 2009
Pro~dar Zulkarnain
vii
NOTADINAS
Kepada Yth.,
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assaliimu 'alaikum. wr. wb
Disampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
terhadap penulisan disertasi berjudul:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN SYl'AH DI BANGIL
yang ditulis oleh:
Nama
NIM.
Program
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
: 03.3.393.BR
: Doktor (83)
saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka
Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang llmu
Agama Islam.
Wassaliimu 'alaikum wr. wb.
J.0 -
Yogyakarta,
Anggota Penilai
Prof.
ix
I -
2009
~m=mri M~
NOTADINAS
Kepada Yth.,
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assa/amu 'alaikum. wr. wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
terhadap penulisan disertasi berjudul:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL
yang ditulis oleh:
Nama
NIM.
Program
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
: 03.3.393.BR
: Doktor (83)
saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka
Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu
Agama Islam.
Wassaliimu 'alaikum wr. wb.
Yogyakarta, ll Jt11t
_Anggota Penilai - -
r. H. lrwan Abdullah
x
2009
NOTADINAS
Kepada Yth.,
Direk:tur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assalamu 'alaikum. wr. wb
Oisampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
terhadap penulisan disertasi berjudul:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM
PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL
yang ditulis oleh:
Nama
NIM.
Program
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
: 03.3.393.BR
: Doktor (S3)
saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka
Promosi Doktor (83) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu
Agama Islam.
Wassa/amu 'alaikum wr. wb.
y ogyakarta,
i·\ \ l
·-
2009
Anggota Penilai
\Nv\A
Prof. Dr. H.·
xi
~oiruddin Nasution, M. A
0:->- ~ltt JJ.) (./' ~.r:-i ~I ~I ~IJJ..ll '-'"Li
-WP
lii1
-
I
~
A
_,11 4-1~ i:f
. r1~
i.?'
• .LI .
~
~
.fa- ~I
.........J-1 01 ~.It
. -·
•
-
~ J}>\11
I ~:t,'' ·~
if.:"' . '-2
OJ.,,.
a.......;J1
-
~i; {
1-~ ~II
J .Y"'"' '-2
•.
.LI
~
~ 0l.S:..)'4 ~ .s.;f ~J .~I U:! ~.ill J)b:.\11 ~ ~L.,a:jl J c~J\14 ~ ~µ '~J
¥J J;, .i.;i J~ ~I
0:->- ~I rWI ~ ,~IJ ~I ~.ill LJ:! ~IJ ~I
J.)y
~JJ ~ _;$'_;.II ~ y~ )'I ;;y:-\II }kl 4) ~.ill ~ ~::..it.t~I .}.1Z Jl ji\11 J.;- ~_,ill o~.Ll.
.~11$"".ill ~It:}:; t_j}I r..l.YJ 0!..UI Jy~ aALdl JWI ...,_..;1_,,,.,.
,~I ~t... . 1.::-:iJ..l.il 9 _r..ll IJk- :; ~4 ~ .!.lJ;, 4) Le. V"\.:..11
4) ~_r..p8\ll ~~.ill ~<,,PlJ.I J~l J _r:..; 4) Ip$'
1.::-:i J..1.il ~ Le.
<.S? \II JJ.ill
Ji.if
Lt
1...4---1
(f
pS' 15..Li ~I if~ )'I
,~I y.4'.ill <..::.ii;, ;;J_,ill l..Ul.i ~
";;J_,ill .I-~ tt ~~ ..lJt.i ~ .!.lJ;, J f- ~
't WI JS'
y~)'1 ;;)~1 cL4 0LS" .tt~.iJ:.1 r\J2.:.l1 a..~"-l ~J_rl.1 y)>r- ~)I a..~¥ 4) ~'l'J
~I¥ ..L. o))a; ~I~ ofa. ~ ~ ~1_,..... y.4'.il\
\J...,.
~\).) Jl
eJ:o.)
~I UL.lyJI -l>-i .Y" <yl;.)'I
if~)'\ ~I Jl..t>f ~LS" J-$' :~ .!.lJ;, ..lJt.i opi ~I lli....\11 .~..UI ~I~.} ~J ~
~ ~I ~1_,JI ~ \.. J ,~~ J/ j) ~
(f J
,~~\ ~.ill JiSJ'.;1
.fa- J
J4
.;idl ~ ~4 <J
~~ 1.$_,f..;JI opt J ~10:->- ~I JJ.) l...J ,~~I ~..UI JiSJ\11 ~ ~4 ~
~; o.)~'i i/-JWI j>-...Ll.4 a;lA;....\11 ~ ~I ~I rl...l>..:;....4 o)§'.ill lli....'11 ~ {
J ~ ~ 9_,.!..11 IJb,. - ~4 4) OJ.#~(./ ~I y.4'.ill J..t> ~U.1 ~)WI )~\II
~1 ~LJ..1 U:! </~\11 y.\...i;J1 J.;- J_,,dj </~\11 y...u1 r1~1 { LS ·</~r
).)\...,a..
o..l>-} Ip ~ J.:1L::U rl? "ilJ ~WI ~1_,,,.,. ~ :; ~ i.,?.lll ~4 ~ 4) ~IJ
.~.ill~W
o~I
JI..? ,i;...f
~ 0:->- ~\ 0i Jl ~I ~j 'J_,$'.ill ~I J~
J.>..lj ~ ~4:; if~'il ~I j.J:. ~J "y~)'I ;;y:-\11" r.#
~
(f
J..U.1 .o Y:-1 ~ ~..Lo '.?i
XU
(f
a.yll jiti
JS' 0f 0:->-
~I
(f
<.S .I-
;_,. -
~ ~ ;;r-<'Ll.1
~ ,~I y.4'.ill
.~I J WI ~i ~'Jv.,.';1 ~.ill .:r-..Li. ~ ~u; j~l yt> 9'.>L';I oy-~ ~I~ ~I
rlll .:r-.,..$JI
~')..,,,, 'jl ~.ill 0-!~ ~ .;.,~ 4Ji ~ ~ y.Ul ~
c.S _r=- \JI
j~I J
4-1
<.P~ r..f.UI ~IJ WI ~i ~ t> )I aJ...,., Ji y'.)L 'JI :; y- \JI ( ~ _,i ~
0i
..l/j\j
,.:Jj~
c::J
.0t5:.. r..?i J ~ ~ ~I ~ 0i Jl
.~I ~ ~I C:: ~ ':) aJ_rjl
IJk- -
y
,_ytzJ fa4
o..Li. C$ j y
J.;wf
Wlj l)zjt;:;, JI ojl}\J
J'+!. \ii J
~4 ~if I~ J>."
.JS"~ J~
!lb
J
Jj~
0~ J fa
.:;f J~
~ ~ olt~ ':)I j Y"" J ~J 4J~ ~IJj J.;- ~I
'0-!J_,)11.I ~.ill t_~f ~ o_p~ t_l~I ~ ':) ._,....,..ill
ai~ y'.)L 'jl ~L..::.,. ':)I o~I
~J
;i Y' ~I ~ ~I
if ~j ~~I~ ~I 4-1 r..fj~ r..f..UI (~_,..JI~\...;_,.!.; J jAi ~
Jl .o y- \II
e::il}I Ji
J.fWI j~l
Jl - ~I
J
ou~ ':)\
~ ~I c.S _r.. LS' - ou~ ':)\
415' J a..-k\11 J 0'1_,All t_lji ~ ~ <.?# :;~~~~~I \+,All..
xiii
ABSTRACT
The main objective of this dissertation is to investigate and study about Habib Husein
al-Habsyi and his roles in the growth of Syi'ah in Bangil. As a scholar ('ulama) and
descendent of Prophet Muhammad SAW, Habib Husein al-Habsyi feels deeply disturbed by a
common phenomenon in which different Moslem communities blame one another, or even
call each other as non-Moslems (kafir) simply because they follow different mazhabs. Amid
this blame game and kafir labeling between Sunni and Syiah followers, Habib Husein alHabsyi has a strong will to minimize the sources of dispute and maximize the spirit of the
Islamic brotherhood (ukhuwwah Islamiyyah) among different mazhab followers by greatly
valuing their similarities in the core teachings of Islam (usu/ ad..din) and discounting their
differences in the branches (furu) and not letting themselves trapped in a narrow fanatism of
mazhab.
It is acknowledged that after Islamic Revolution in Iran led by Ayatollah Khumaini,
Syi'ah-as one of mazhab in Islam-becomes more popular including in Bangil East Java.
As a Syi'ah revolution leader, Khumaini plays significant roles in introducing and spreading
teachings of Syi'ah Isna 'Asyariyah to the world, which is afterward known as an 'exported'
revolution, and considered as a threat by many countries including Indonesia, particularly
during the New Order government. The victory of Islamic Revolution in Iran becomes one of
the reasons why this mainstreamlmazhab is interesting to study in terms of its early growth
since Prophet Muhammad era and its religious doctrines. The next question that arises is how
the Moslem Bangil people were before getting exposed to the Syi'ah religious teachings and
who is the main figure successfully spreading these teachings in Bangil. In addition, the
factors that influence the wide acceptance of Syi'ah religious thoughts by Bangil society as
well as roles played by Habib Husein al-Habsyi in this regards and the impacts of his
thoughts on this society are worth investigating.
The above questions are analyzed using qualitative method with historical approach in
order to systematically and objectively reconstruct the historical traces of Syi'ah
mainstreamlmazhab in relation to its growth in Bangil East Java. Furthermore, sociological
approach is employed to observe the social interaction between one society group and the
other society group (Syi'ah and Ahl al-Sunnah) in Bangil in which to some extent tolerance
and understanding emerge due to similar teaching sources.
This research finds that Habib Husein al-Habsyi, as a Syi'ah defender, places the
concept of Islamic Brotherhood (ukhuwwah lslamiyah) as a way to attract Moslem society in
Bangil to accept Syi' ah mainstreamlmazhab. According to Habib Husein al-Habsyi, each Ahl
a/-Qiblah from any mainstreamlmazhab is closely bound in brotherhood. The spirit of
ukhuwwah lslamiyah is implemented in the form of "understand one another" between those
two mainstreams/mazhabs in Islam-Ahl al-Sunnah and Syi'Wi. Although in other countries
these two mainstreams/mazhabs regard each other as infidels/non-Moslems and even kill one
another, this ukhuwwah Islamiyah model that means "understand one another'' between Ahl
al-Sunnah and Syi'ah offered by Habib Husein al-Habsyi tend to be harmonically accepted
by any society anywhere. However, it must be admitted that there are some people in Bangil
society in East Java who do not share the thought of Habib Husein al-Habsyi.
The spread and transmission of Habib Husein al-Habsyi teaching model seems to create
a type of society whose different members understand that despite their differences they can
live peacefully and harmoniously as Moslem brothers. The different mainstreamlmazhab
does not create conflicts among the mazhab followers. However, Habib Husein al-Habsyi
suggests that the differences should be able to create harmony in the life of Moslem society
of any mainstream/mazhab of which Habib Husein al-Habsyi describes as "a big garden" rich
in various halal and heavenly delightful fruits.
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama
Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor: 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
I.
Konsonan Tunggal
HurufLatin
Keterailgan
alif
tidak dilambangkan
tidak dilambangkan
y
ba'
b
Be
..::.>
ta'
t
Te
..:..
·sa'
s
es (dengan titik diatas)
t.
jim
j
Je
(.
qa'
li
ha (dengan titik dibawah)
t
kha'
kh
.)
dal
d
De
~
:lal
i;
zet (dengan titik diatas)
J
ra'
r
Er
j
zai
z
Zet
,f
sin
s
Es
,;.
syin
sy
Es dan Ye
~
&lid
&
Es (dengan titik dibawah)
JP
c;lac;l
q
De (dengan titik dibawah)
Jo
ta'
t
Te (dengan titik dibawah)
j;
~·
z
Zet (dengan titik dibawah)
t.
'ain
'
koma terbalik di atas
t
gain
g
Ge
J
fa'
f
Ef
J
qlif
q
Qi
.!!
klif
k
Ka
J
lam
l
'El
r
m1m
m
'Em
,;,
nun
n
'En
J
wawu
w
We
0
ha'
h
Ha
•
hamzah
I
Apostrof
~
ya'
y
Ye
Huruf Arab
Nama
'
·.
xv
-
kadanha
II. Konsonan Rangkap karena Syaddab ditulis Rangkap
ditulis
muta'aqqidin
ditulis
'iddah
m. Ta' marbutab
1. Bila dimatikan ditulis h
ditulis
hibbah
ditulis
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang 'al serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h
karamah al-auliya'
ditulis
2. Bila ta' marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t.
zakatul fitri
ditulis
IV. Vokal Pendek
-,,/
kasrah
ditulis
fathah
ditulis
a
dammah
ditulis
u
xvi
V. Vokal Panjang
fathah + alif
ditulis
a
~~
ditulis
jahiliyyah
fathah + ya' mati
ditulis
a
~
ditulis
yas'a
kasrah + ya' mati
ditulis
i
r-J'
ditulis
karim
dammah + wawu mati
ditulis
ii
JPJ)
ditulis
furiid
Fath }ah + ya' mati
ditulis
ai
~
ditulis
bainakum
ditulis
au
ditulis
qaulun
VI. Vokal Rangkap
fathah + wawu mati
JJ
VII.
VIII.
Vocal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof
ditulis
a'antum
ditulis
u'iddat
ditulis
la'in syakartum
Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah
ditulis
al-Qur' an
ditulis
al-Qiyas
xvu
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf I (el) nya.
~I
IX.
ditulis
as-Sama'
ditulis
asy-Syams
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya.
JP J)ll i.iJ~
UIJAi
ditulis
:lawi al-furiiq
ditulis
ahl as-sunnah
xvm
"
..
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan hanya kepada Allah swt, sebab hanya dengan
rahmat dan hidayah dari Allah swt, penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Salawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan yang mulia Nabi
Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa disertasi yang merupakan sebagian persyaratan
untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu agama Islam pada Program Pascasarjana
(S3) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, tidak akan terselesaikan tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung atau pun tidak.
Maka melalui kesempatan ini dengan hati yang tulus, penulis menyampaikan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
I. Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang
selalu mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu, demi meningkatkan
kualitas SDM di wilayah Indonesia Timur, khususnya pada STAIN Ambon dan
setelah berubah status menjadi IAIN Ambon.
2. Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, yang juga selalu mencurahkan perhatian dan memberikan
arahan serta dorongan moril kepada penulis dalam rangka peningkatan status
STAIN Ambon menjadi IAIN.
3. Prof. Dr. Djoko Suryo dan Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain selaku promoter, yang
ditengah-tengah kesibukannya senantiasa meluangkan waktu dan mencurahkan
perhatian kepada penulis berupa saran dan pendapat demi peningkatan bobot
tulisan disertasi ini.
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................,}··········
HALAMAN PERNYAT AAN KEAS LIAN.......................................................
11
PENGESAHAN REKTOR ............................................................................... 111
DEWAN PENGUJI ............................................................................................ iv
PENGESAHAN PROMOTOR ........................................................................
v
NOTA DINAS ..................................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................ XU
PEDOMAN TRANSLITERASI......................................................................... xv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ XIX
DAFTAR ISi ...................................................................................................... XXl
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxiv ·
BAB I
: PENDAHULUAN .......................................................................
A. Latar Belakang Masalah .... .. ......... ... ... .. ...... ................ ...........
B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan clan Kegunaan Penelitian ..........................................
D. Kajian Pustaka........................................................................
E. Kerangka Teori.. ... ......... .... ... .... ..... ... ..... .. ... .... .... ................ ....
F. Metode Penelitian............................ ........ ...............................
G. Sistematika Pembahasan .......................................................
1
1
10
10
12
14
18
22
BAB II
: GAMBARAN SOSIAL KEAGAMAAN
MASYARAKAT BANGIL ......................................................
A. Kondisi Geografi.s Bangil ..................................... ... ..............
1. Keadaan Penduduk ............. ........ .......................................
2. Keadaan Pendidikan . ............... ... ... .. .... .... .... ..... .. .. ... ... ..... ..
B. Situasi Masyarakat Bangil .....................................................
1. Hubungan Sosial .... .............................................. .............
2. Biclang Perkawinan ..................... ......................................
3. Bidang Kepartaian .............................................................
C. Agama dan Kepercayaan Masyarakat Bangil .......................
26
26
27
31
33
34
34
36
38
: BIOGRAFI HABIB HUSEIN AL-HABSYI ...........................
A. Masa Kecilnya (Kelahiran clan Keturunannya) .....................
B. Pendidikannya ............... ........ ......... ... ..... .. ....... ... ................ ...
C. Guru-gurunya .......................................................................
D. Karya-karyanya .....................................................................
E. Perkawinannya ......................................................................
F. Kehidupan Keluarganya ........................................................
G. Akhir Hayatnya .....................................................................
40
40
41
44
45
58
60
61
BAB III
xxi
BAB IV
BABV
: DESKRIPSI UMUM TENTANG SYI' AH .............................
A. Syi'ah di masa Nabi Muhammad saw ....................................
B. Syi'ah di masa al-Khulafa' al-Riisyidiln ................................
C. Dinamika Perkembangan Syi'ah ...........................................
D. Doktrin Keagamaan Syi'ah ..................................................
1. Masalah al-Qur'an ............................................................
2. Masalah lmamah ...... ............... .... ... ... .. ... .. ... .. ... .. .... .. .. .... ..
3. Masalah Imam Mahdi .......................................................
4. Masalah Mut'ah ................................................................
5. Masalah Taqiyah ..............................................................
65
72
79
95
102
102
113
125
134
142
PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL ............................
A. Faktor Kesamaan Ajaran ......................................................
B. Faktor Pembaruan Pemikiran ...............................................
C. Faktor Paham Pluralisme dan Pergantian Rezim ..................
D. Konteks Sosiologis Perkembangan Syi'ah ............................
153
153
168
176
189
BAB VI
: PEMIKIRAN KEAGAMAAN HABIB HUSEIN AL-HABSYI
DANPERANNYAPADAMASYARAKATBANGIL ........... 195
A. Pemikirannya tentang Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah ........... 195
B. Pemikirannya tentang Syi'ah ................................................ 201
C. Pemikirannya tentang Pluralitas Mazhab dalam Islam .......... 204
D. Perannya di Bidang Politik: dan Pendidikan ........................... 208
1. Politik: ............................................................................... 208
2. Pendidikan ........................................................................ 213
BAB VII
: PENUTUP .................................................................................... 222
A. Kesimpulan ............................................................................ 222
B. Saran-saran ............................................................................ 225
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 228
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xxu
DAFTAR tAB.li:L
Tabel 1
Luas Wilayah Kecamatan Bangil yang Dirinci Menurut Kehirahan
Tahun 2005, 26.
Tabel 2
Jumlah Penduduk Kecamatan Bangil Menurut Kelurahan Tahun,
2005 dan 2006, 28.
Tabel 3
Keadaan Penduduk Kecamatatl Bangil Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2006, 29.
Tabel 4
Jumlah Penduduk Kecamatan Bangil Berdasarkan Kelompok Agama
Tahun 2005, 31.
Tabel 5
Data Organisasi kemasyarakatan, Organisasi Keagainaan,
Organisasi Politik dalam Wilayah Kecainatan Bangil Kabtipaten
Pasuruart Tahun 2008, 37.
Tabel 6
Jumlah Tempat Peribadatan bi Kecamatan Bangil Tahun 2005, 39.
xxiii
•
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini terminologi Syi'ah 1 dan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah
diletakkan secara berhadap-hadapan. Suatu hal yang pada masa Nabi
Muhammad saw tidak ditemukan. Secara kuantitas, jumlah penganut Ahl alSunnah wa al-Jama'ah lebih banyak dibanding golongan Syi'ah. Setelah terjadi
revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Ruhullah Khumaini (seorang
penganut Syi'ah Uma 'Asyariah), tampaknya orang mulai melihat dan ingin
mengetahui lebih jauh tentang pemikiran-pemikiran Syi' ah. Pemikiran para
tokoh Syi'ah seperti Imam Khumaini, Ali Syariati, Sayyed Hossein Nasr, dan
Murtada Mutahhari banyak diminati oleh kaum muslim khususnya kalangan
1
Kata (istilah) Syi'ah sebenarnya telah dikenal pada zaman Nabi saw. Bahkan istilah
tersebut berikut turunan katanya disebutkan oleh Allah swt sebanyak dua belas (12) kali dalam
al-Qur'an (lihat Abu Zahrah al-Najdi, al-Qur'an dan Rahasia Angka-angka, terj. Agus Efendi,
cet. ke-2 (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), hlm. 104.
Syi'ah secara etimologi berarti: pengikut, partisan, sekelompok orang yang
memperlihatkan kesamaan sikap atas suatu masalah atau suatu keyakinan yang mereka dukung
dan bela. Lihat Sayyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam,
terj. Tim Penerjemah Miz.an (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 146.
Menurut lbnu Khaldun, Syi'ah adalah suatu istilah yang menggambarkan para pengikut
Ali, anak-anaknya dan mazhab pemikiran mereka (Ibid, him. 147). lstilah Syi'ah sebenamya telah
ada bersamaan dengan al-Qur'an itu sendiri. Bahkan selama hidup Rasul Muhammad saw, istilah
tersebut merupakan sebutan bagi empat sahabat besar Nabi saw, yaitu: Salman al-Farisi, Abu
Dzarr al-Ghifari, al-Miqdad bin Amr, dan Ammar bin Yasir. Setelah Nabi saw meninggal dunia,
beberapa orang sahabat bergabung mendukung Ali bin Abi Thalib dan diidentifikasi dengannya.
Abu Hatim al-Razi mendefinisikan Syi'ah sebagai berikut: "Syi'ah merupakan sebutan untuk
orang-orang mencintai Ali pada zaman Rasul saw." Lihat Rasul Ja'farian, Sejarah Islam Sejak
Wafat Nabi Hingga Runtuhnya Dinasti Bani Umayyah (ll-132 H), terj. Ilyas Hasan (Jakarta:
Lentera Basritama 2004), hlm. 250.
2
mud.a Islam baik dari golongan Syi'ah sendiri maupun dari golongan Sunni di
seluruh dunia. 2
Jauh sebelum terjadinya revolusi Islam Iran pimpinan Ayatullah
Khumaini, agaknya paham Syi'ah telah ada di Indonesia, namun sebegitujauh
paham tersebut cenderung tertutup dan tidak banyak dikenal orang. Dengan
munculnya revolusi Islam Iran, aktivitas Syi'ah di Indonesia mulai
menunjukkan
warna
ke-Syi'ah-annya
dan
tampaknya
mengalami
perkembangan yang cukup signifikan.3
Walaupun terdapat "perbedaan" secara ideologis antara Syi'ah dan
Sunni, namun secara umum kaum muslim di seluruh dunia saat itu merasa
2
Paling tidak ada tiga faktor penyebab mengapa kalangan muda berminat dan tertarik
kepada ajaran dan pemikiran Syi'ah, yaitu:
Pertama, mereka melihat Syi'ah sebagai ajaran yang banyak menggunakan akal. Kalangan
muda yang biasanya sering bereksperimen dengan menggunakan daya nalar, pada titik ini
menemukan suatu wahana diskusi. Penggunaan akal oleh Syi'ah untuk menentukan baik-buruknya
sesuatu dianggap oleh kalangan muda sebagai sesuatu yang realistis dan perlu diikuti
Kedua, mereka melihat masalah kepemimpinan dalam Syi'ah yang mensyaratkan kriteria
tertentu pada pemimpin (imam)nya berdasarkan pada kapabilitas intelektualnya, yang dapat dilihat
dari karya-ka.rya mereka, dianggap lebih menarik dan lebih cocok dengan semangat demokrasi dan
penghormatan hak-hak asasi yang menjadi simbol negara modem.
Ketiga, mereka melihat spritualisme dalam Syi'ah sebagai altematifyang dapat mengatasi
tekanan hidup, seiring dengan adanya berbagai problema kehidupan yang tidak henti-hentinya
melanda dunia modem.
Lihat M. Hamdan Basyar, "Bila Syi'ah di Indonesia Berpolitik" dalam Syiar, edisi
Muharram 1423H, hlm. 12.
3
Perkembangan Syi'ah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kesuksesan revolusi Islam
Iran pada tahun 1979. Paling tidak ada dua indikasi yang menunjukkan hal tersebut, yaitu:
Pertama, pasca revolusi, beberapa kalangan mengirim para pemuda Islam untuk belajar di
Iran, khususnya di Qom. Ketika kembali ke Indonesia, di antara mereka ada yang mendirikan
yayasan pendidikan yang bemafaskan ajaran dan pemikiran Syi'ah.
Kedua, yayasan pendidikan tersebut kemudian mengirim para siswanya ke Iran untuk
meningkatkan dan memperdalam pengetahuan mereka tentang ajaran dan pemikiran Syi'ah.
Setelah kembali ke Indonesia, mereka menyebarkan ajaran dan pemikiran tersebut di lingkungan
di mana mereka berada. Ibid.
3
senang dengan keberhasilan revolusi Islam Iran termasuk muslim Sunni.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kemenangan revolusi tersebut
telah dapat mengangkat martabat dan harga diri umat Islam di seluruh dunia.
4
Hal ini dapat dipahami karena revolusi Iran itu sendiri tidak menggunakan
label golongan (Syi'ah). Hal tersebut tampaknya membawa perubahan sikap di
kalangan muslim Sunni Indonesia terhadap muslim Syi'ah. Walaupun harus
diakui bahwa masih banyak juga yang mengecam mereka, namun tidak sedikit
yang mulai bersimpati dan tidak mempersoalkan lagi eksistensi muslim Syi' ah
tersebut. 5 Hal ini dapat dilihat dari muncul dan berkembangnya beberapa
yayasan Islam yang menonjolkan paham Syi'ah, namun mereka tetap diterima
oleh masyarakat setempat dan bahkan lembaga-lembaga pendidikan yang
mereka dirikan justru banyak diminati.
Pasca revolusi Islam Iran, kajian-kajian tentang Syi'ah di Indonesia
mulai bermunculan meskipun awalnya masih bersifat kelompok-kelompok
kajian, seperti di Bandung, Bogor, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Makassar
dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya terutama pasca runtuhnya
pemerintahan Soeharto dan bergulimya gerakan reformasi Indonesia, muslim
4
Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi (Bandung: Mizan, 2008), hlm.
527.
5
Mereka yang tidak mempersoalkan eksistensi muslim Syi'ah di Indonesia datang dari para
pemikir muslim modem dan moderat, seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholis Madjid,
Azyumardi Azra dan lain-lain. Di sisi lain kecaman justru datang dari muslim konservatif
Indonesia. Hujatan terhadap Syi'ah di Indonesia banyak mewarnai media massa Indonesia pada
tahun 1990. Mulai dari tuduhan tentang "Kepalsuan Doktrin Imamah Syi'ah", sampai kepada
tuduhan bahwa "Syi'ah Mempropagandakan Umat Islam".
4
Syi'ah di Indonesia semakin jelas keberadaannya yang ditandai dengan
bertambahnya penganut Syi'ah di berbagai pelosok Nusantara. Munculnya
berbagai lembaga dan yayasan keagamaan Syi'ah merupakan suatu fakta
bahwa penganut mazhab Syi'ah dari hari ke hari menunjukkan peningkatan.6
Fenom.ena tersebut memang menarik untuk dikaji terutama dalam
konteks paham Syi'ah di Indonesia, khususnya di Bangil, Jawa Timur. Asumsi
yang bisa dibartgun dalam kaitannya dengan perkembangan paham Syi'ah
tersebut adalah bahwa tidak mungkin Syi'ah muncul ke permukaan begitu saja
sebagai salah satu mazhab dalam Islam tanpa adanya rentetan kesejarahan
inereka di Indonesia. Sudah barang tentu Syi'ah di Indonesia telah ada sebelum
aktivitas mereka yang ditandai dengan didirikannya lembaga-lembaga kajian,
yayasan-yayasan, dan bahkan pesantren-pesantren dengan jumlah santri yang
cukup signifikan.. Namun sebegitu jauh keberadaan meteka masih bersifat
tertutup, 7 sampai kemudian muncul faktor-faktor ekstemal seperti keberhasilan
6
Peningkatan jumlah penganut mazhab Syi'ah tersebut dapat dilihat deng!ifi ttluncu:....iya
berbagai yayasan berfaham Syi'ah, seperti Yayasan Mutahhari (mengambil nama Murthada
Mutahhari) di Bandung; dan Pesantren al-Hadi di Pekalongan yang dipimpin oleh Ahmad
Baragbah, lulusan Qum, Iran. Secara gamblang ia mengakui bahwa Pesantren al-Hadi tersebut
adalah satu-satunya pesantren Syi'ah di Indonesia. Di Jawa Timur juga berdiri Yayasan Pesantren
Islam (YAPI) yang secara terbuka mengajarkan mazhab Syi'ah. Selain Y API Bangil, kantongkantong Syi'ah lainnya adalah Surabaya, Situbondo, Malang dan Jember. Bahkan alumni Y API
telah tersebar di hampir seluruh wilayah Nusantara. Seperti di Pulau Ambon (Maluku), tepatnya di
Desa Hila, Maluku Tengah, sedangkan di Irian Jaya/Papua berada di Kota Sorong daerah Remu
Selatan. Di Makassar (Sulawesi Selatan) sejak April 1994 berdiri Yayasan al-Isiah, sebuah forum
sosial yang secara khusus mendalami ajaran-ajaran Syi'ah. Lihat A. Rahman Zainuddin dkk,
Syi'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian (Bandung: Mizan, 2000), him 33.
7
Agaknya ketertutupan tersebut dilandasi oleh doktrin-doktrin Syi'ah yang dikenal dengan
Taqiyyah, yaitu "menyembunyikan sesuatu dengan berpura-pura". Taqiyyah juga berarti
"menghindari atau menjauhi diri dari setiap jenis bahaya". Taqiyah juga berarti; "seseorang yang
menyembunyikan agamanya atau beberapa praktek tertentu dari agamanya dalam keadaan-
5
revolusi Islam Iran dan bergulirnya Orde Reformasi di Indonesia.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa keberadaan Syi'ah di
Indonesia sebenarnya telah ada jauh sebelum revolusi Islam Iran. Bahkan
Syi'ah pernah menjadi kekuatan politik yang tangguh di Nusantara pada masa8
masa awal penyebaran Islam di kawasan ini. Menurut Yunus Jamil dan
Hasymi, Kerajaan Peureulak (Perlak) didirikan pada tahun 225 H/845 M oleh
para pelaut, pedagang muslim asal Persia, Arab dan Gujarat yang mula-rtiula
datang untuk mengislamkan penduduk setempat. Sultan Peureulak yang
pertama adalah seorang keturunan Quraisy yang bernama Sayyid Maulana
Abdul Aziz Syah yang menganut paham politik Syi'ah. Dengan kekuasaan
politik yang ada pada sultan, paham Syi'ah juga menyelusupi masyarakat
muslim yang baru berkembang saat itu. Kekuatan politik dan penyebaran
paham Syi'ah yang dilakukan oleh sultan, tampaknya mendapat perlawanaii
dari kalangan muslim Sunni, namun tidak mengakibatkan paharh keagamaan
Syi'ah lenya'p begitu saja.
9
Apa yang dikemukakan oleh Yunus Jamil dan Hasymi tersebut, oleh
Azyumardi Azra disebut sebagai mitos atau legenda,
10
namun bekas-bekas
keadaan yang mungkin atau pasti akan menimbulkan bahaya sebagai akibat tindakan-tindakan dari
orang-orang yang menentang agamanya atau praktek-praktek keagamaan tertentu". (Lihat alAllamah M H. Thabathabai, Islam Syi'ah: Asal Usu/ dan Perkembangannya, terj. Djohan Effendi
(Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1989), him. 259.
8 A. Rahman Zainuddin dkk., Syi'ah dan Politik, hlm. 10.
9
Ibid., hlm. 10-11.
Ibid, hlm. 12.
10
6
mazhab Syi'ah masih terlihat di Jawa dan Sumatera. 11 Bahkan di Maluku,
tepatnya di Desa Rohomoni, pengaruh Syi'ah tampak dengan jelas pada
penyebutan setiap nama pengantin pria dengan nama "Ali", dan nama
pengantin wanita dengan nama "Fatimah" pada saat pelaksanaan Ijab Qabul.
12
Selain itu kebiasaan mengamalkan tarekat tertentu, juga merupakan bagian dari
pengaruh Syi'ah di Indonesia. Media (tarekat) ini agaknya merupakan sisi
penting penyebaran Syi'ah, bahkan boleh dikatakan bahwa perkembangan
Syi'ah di Indonesia berlangsung melalui ajaran (tarekat) ini"'. 13
Beberapa contoh yang dikemukakan sebagai pengaruh Syi'ah tersebut,
pada esensinya tinggal kemiripan belaka, yang hampa dari kerangka teologi
dan ideologi Syi'ah. Namun setelah terjadinya revolusi Iran, diterjemahkannya
buku-buku karya pemikir-pemikir Syi'ah, dan tumbangnya Orde Barn,
tampaknya Syi'ah sebagai paham keagamaan dan politik mulai menetnukan
sejumlah pendukung di Indonesia. 14
11
Thomas W. Arnold, Sejarah Da'wah Islam, terj. H.A. Nawawi Rambe (Jakarta: Wijaya,
1981), him. 318.
12
Di sini dapat dikemukakan lafal. ijab qabul tersebut sebagai berikut : Penghulu
memanggil calon pengantin pria : "Ali, Ale (kamu) suka Fatimah, (diulang sebanyak tiga kali). pria menjawab : "Au (saya) suka Fatimah benar-benar. Setelah itu penghulu bertanya kepada
pengantin wanita: "Fatimah, Ale (kamu) suka Ali", (Diulang sebanyak tiga kali). Pengantin wanita
menjawab: "Au (saya) suka Ali benar-benar". Setelah melaksanakan prosesi pemikahan seperti di
atas, "Ali" (suami) dipukul dengan rotan di punggungnya secara perlahan-lahan sebanyak dua
belas kali. Pukulan dua belas kali pada punggung tersebut, tampaknya ada kaitannya dengan
jumlah dua belas imam yang ada pada Syi' ah Isna 'Asyariyah , sebab pukulan sebanyak dua belas
kali itu, kemudian ditutup dengan pacaan Q.S. al-Al}zab q3): 56 beril$ut:
~L...cii-~1~-~j-1"...j :'t;---:- .:Jj1A(L ·~1j !;.._~_l'-~_.~;f..,.,'j-;,-:8J\".1
~
-,
.r-::-J
,-
_,._
y-"
-....:.Y-,
'T,. -
!.$"' rJ*'
u~
Ini merupakan suatu penghormatan kepada Nabi saw dan keluarganya.
13
A. Rahman Zainuddin, Syi'ah dan Politik, him. 85.
14
Ibid, him. 27.
~
J
uf
7
Ketika masyarakat mengetahui bahwa yang menggerakkan revolusi Iran
itu adalah muslim Syi'ah, maka pada awal tahun 1980-an mulai ada kecendrungan
dari masyarakat untuk mengetahui lebih jauh tentang mazhab tersebut, baik
dengan cara mempelajarinya dari referensi
yang ditulis oleh tokoh-tokoh
Syi'ah sendiri ataupun dengan cara pergi ke Iran dan belajar di sana.
Salah seorang yang belajar dan mengetahui betul tentang Syi'ah adalah
Habib Husein al-Habsyi. Walaupun ia sendiri adalah seorang penganut Ahl-alSunnah wa al-Jama'ah, namun tidak menghalanginya untuk mempelajari
mazhab Syi'ah tersebut. Hal inilah yang agaknya menyebabkan mengapa
Habib Husein al-Habsyi diterima di semua golongan dalam Islam, baik dari
golongan Ahl-al-Su:tmah wa al-Jama'ah, maupun dari golongan Syi'ah.
Keluasan
ilmu
yang
dimiliki
oleh
Habib
Husein
al-Habsyi
menyebabkannya bersahabat baik dan bertatap muka langsung dengari banyak
ulama kelas dunia, seperti Abd al-Halim Mahmud (Syaikh al-Azhar) dari
Mesir, Abu al-Hasan Ali fil-Nadwi dari India, Yusuf al-Qardawi dari Qatar,
Sayyid Muhammad bin Alwi al-Malik dari Saudi Arabiah, Imam Khumaini,
dan lain-lain. Perkenalannya dengan para ulama tersebut tampaknya
mempermudah pengiriman santri-santri YAPI Bangil yang ia pimpin untuk
belajar ke luar negeri, seperti Mesir, India, Saudi Arabiah dan negara-negara
Timur Tengah lainnya. 15
15
Ustaz Ali Rid.ha, Pengasuh Pondok Pesantren YAPI Bangil, Wawancara (Bangil, 8
Oktober 2008).
8
Apa yang telah dikemukakan di atas, perlu dikaji lebihjauh tentang peran
Habib Husein al-Habsyi
dan perkembangan paham keagamaan Syi'ah di
Bangil, kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Aspek-aspek teologinya, seperti
masalah al-Qur' an, masalah imamah, dan juga tentang Imam Mahdi yang
mereka yakini akan datang di akhir zaman. Selain itu, bebetapa aspek fikih
Syi 'ah juga secara singkat akan dikaji, khususnya tentang perkawinan mut 'ah
atau yang biasa dikenal dengan kawin kontrak.
Dalam kaitannya dengan peran Habib Husein al-Habsyi tersebut, yang
dijadikan sebagai fokus penbahasan dalam penelitian ini, bukan hanya karena
Habib Husein al-l-Iabsyi adalah seorang ulama yang berpengaruh di Bangil,
tetapi juga seorang yang memiliki kepedulian sosial keagamaan yang muhcul
dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai seorang ulama Habib Husein al-Habsyi merasa prihatin rhelihat
realitas kehidupan sosial keagamaan umat Islam yang saling salah
menyalahkan dan bahkan saling kafir mengkafirkan hanya karena perbedaan
mazhab dan golongan yang diikuti dan yang dianut. Realitas tersebut menurut
Habib Husein al-Habsyi, lebih dikarenakan adanya perasaan bahwa mazhab
yang satu lebih baik dan lebih benar daripada mazhab yang lain tanpa dilandasi
dengan pemahaman yang benar atas mazhab yang dianut, atau memvonis
mazhab lain salah dan sesat dengan menggunakan "palu" mazhabnya sendiri.
Kondisi riil umat Islam tersebut terekam oleh Habib Husein al-Habsyi
yang kebetulan berdomisili di Bangil. Walaupun hanya sebagai ibu kota
9
kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 69.249 orang, dan luas wilayah
290.300 KM,
16
namun Bangil memiliki semua penganut agama dan organisasi,
baik kemasyarakatan ataupun politik, yang tidak menutup kemungkinan dapat
menimbulkan "konflik ideologis",1 7 yang mengarah kepada konflik fisik,
seperti yang terjadi di belahan dunia lainnya, apabila tidak ditangani secara
arif.
Habib Husein al-Habsyi menawarkan sebuah konsep yang disebut
dengan "saling memahami". Dengan saling memahami, "konflik ideologis"
tersebut akan dapat dihindarkan. Dengan saling memahami, akan dapat
mendatangkan rasa toleransi, dan toleransi akan mendatangkan persatuan, dan
persatuan akan merhbawa kepada kekuatan, dan kekuatan akan mengha11tarkan
umat untuk memperoleh kemenangan. 18
Apa yang telah dikemukakan di atas bukan hanya menarik, tetapi petlu
dikaji untuk memberikan informasi tentang keberadaan Syi'ah, khususnya di
l3angil, Jawa Titntir, yang merupakan salah satu sentral Syi'ah yang ada di
Indonesia. dan juga tentang peran Habib Husein al-Habsyi dalam menyikapi
pluralitas dan keanekaragaman mazhab dan golongan yang ada dengan konsep
"saling memahami" tersebut.
16
Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri,
(Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pasuruan), Tahun 2005.
17
Ideologi tidak dalam arti politik atau kekerasan saja, cara berfikir pun sesungguhnya
dapat disebut sebagai ideologi. Lihat Kuntowijoyo, Paradigma Islam, him. 307.
18
Habib Husein al-Habsyi, Membangun Masyarakat Juang dan Kerja (Bangil: Y API,
1994), him. 15-16
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peta perkembangan paham keagamaan Syi'ah sejak zaman
Nahi Muhammad saw sampai masa ini beserta doktrin keagantdannya?
2. Faktor apakah yang menyebabkan pemikiran keagamaan Syi'ah diterima
oleh masyarakat Bangil dan mengapa paham keagamaan Syi'ah tetsebut
dapat berkembang dan hidup berdampingan dengan masyarakat Islam
lainriya?
3. Bagaimanakah pemikiran dan peran Habib Husein al-Habsyi dalain
penyebarah doktrin-doktrin keagamaan mazhab Syi'ah di Bangil Jawa
Timur?
t. tujuan dati Kegtmaan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan mengungkap fakta sejarah
tentang Syi'ah sebagai salah satu aliran/mazhab dalam Islam serta peran Habib
Husein al-Habsyi dalam kaitannya dengan perkembangan dan respon
masyarakat Bangil, Jawa Timur, terhadap aliran/mazhab ini. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebab aliran/mazhab keagamaan dalam Islam ini diterima di kalangan
muslim Bangil, Jawa Timur, dan juga untuk memahami doktrin paham
11
keagamaan Syi'ah yang dikembangkan serta kemungkinan penyesuaian
doktrinnya dengan kultur setempat.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk mernberikan cara pandang
secara akademis tentang perkembangan Syi'ah di Bangil - Jawa Timur,
sebagai dinamiktl keagamaan bagi sebagian Ulilat Islam di Indonesia yang
tampaknya menilai negatif mazhab Syi'ah, narilun tidak mengetahui kenya~
sejarah yang melingkupinya. Di samping itu, pemahaman yang baik tentang
realitas Syi'ah yang diyakini sedang mendapat lahannya yang subur di
Indonesia, tampaknya akan menjadi dasar bagi pengembangan masyarakat
muslim Indonesia yang sehat dan terbuka terhadap dinamika internal yang
terjadi dalarii tubuh umat Islam.
Sebagaimana telah diketahui bahwa sejak munculnya Syi'ah dan Ahl alSunnah, tidak petnah sepi dari perdebatan di sekitar masalah-masalah yang
sebenamya btlkatt merupakan u~fil (pokok) agama, bahkan bukan saja
perdebatail, t~ilipi justru saling kafir mengkafirkan antara dua golongan dalam
Islam ini. Padahal keduanya merujuk pada sumber ajaran yang sama, yaitu alQur' an dan Hadis (Sunnah) Nabi saw.
Dengan mengetahui realitas Syi'ah sebagai salah satu aliran/mazhab
dalam Islam akan melahirkan saling pengertian di antara dua belah pihak
(Sunnah dan Syi'ah), sehingga keduanya dapat saling memahami bahwa
perbedaan yang selalu diperdebatkan itu tidak menyentuh pada persoalan
12
pokok dalam Islam bahwa Allah swt. adalah Esa dan Rasul Muhammad adalah
utusan Allah, sehingga saling kafir mengkafirkan tampaknya merupakan suatu
yang sangat berlebihan (guluww) dalam agama.
Bila dew(lSa ini ada upaya untuk mencari titik temu lintas agama-agama
dengan mengedepankan persamaan-persamaan yang ada pada masing-masing
agama tersebut, maka akan lebih layak bila persoalan-persoalan yang ada pada
mazbab-mazhab dalam Islam itu diteliti dan didudukkan pada sumbersumbemya (al-Qur'an dan Sunnah), di mana baik Syi'ah maupun Ahl alSunnah sama-sama mengakui kebenarannya, walaupun harus diakui bahwa alQur' an dan al-Sunnah itu dipahami secara berbeda oleh golongan Syi'ah clan
Ahl al-Sunnah dalam berbagai macam bentuk ijtihad dan tafsiran.
D. Kajian Pustaka
Kajian-kajian tentang mazhab Syi'ah yaag ditulis oleh para pakat, baik
dari golongan Syi'ah maupun dari Ahl al-Sunnah dapat dibaca di hampir setiap
perpustakaan di Indonesia. Tulisan-tulisan dan kajian tersebut sangat
bervariasi, ada yang mendukung dan ada yang menentang. Atas dasar realitas
ini, penulis cenderung untuk mengkaji Syi'ah sebagaimana adanya sebagai
suatu realitas sejarah dalam Islam.
Tulisan-tulisan tentang Syi'ah memang telah banyak ditemui, namun
13
dalam kaitannya dengan Syi'ah di Bangil-Jawa Timur, tampaknya belum ada,
kecuali beberapa tulisan tentang aliran/mazhab Syi'ah di Indonesia. Di antara
tulisan-tulisan itu adalah:
a. Aliran Syi 'ah di Indonesia, karya H. Aboe Bakar Atjeh (buku);
b. Perkembangan Syi 'ah di Indonesia, karya K.H. Thahir Abdullah al-Ka.ff
(artikel);
c. Syi 'ah di Indonesia: antara Mitos dan Realitas, karya Azyumardi Azra
(artikel);
d. Syi 'ah dan Ahlussunnah sating Rebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak
Awai Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara, karya A. Hasjmi (buku); dan
e. Syi 'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian, karya A. Rahman
Zainuddin dan kawan-kawan (buku).
H. Aboe Bakar Atjeh dan juga A. Hasjmi dalam tulisan mereka lebih
banyak thenyoroti aliran/mazhab Syi'ah di masa-masa awal sejarah Islam di
Nusantara.
K.H.
Thahir Abdullah al-Kaff sedikit menguraikan perkembatigan
Syi'ah di Indonesia yang tampaknya lebih lengkap daripada Aboe Bakar Atjeh
maupun A. Hasjmi. Adapun Azyumardi Azra lebih banyak menengarai dan
mengomentari pikiran-pikiran A. Hasjmi dan M. Junus Jamil tentang argumen
kemunculan aliran/mazhab Syi'ah di Nusantara yang dianggapnya lebih
merupakan mitos daripada sebuah realitas. Adapun A. Rahman Zainuddin dan
14
kawan-kawan lebih mengutarnakan kajian mereka pada paham keagarnaan
aliran/mazhab Syi'ah di
Indonesia dalarn
kaitannya dengan politik di
Indonesia.
Penelitian ini lebih mengarah pada perkembangan aliran/mazhab Syi'ah
di Bangil - iawa Timur, yang juga merupakan salah satu sentra dari sekian
banyak sentra Syi'ah yang ada di Indonesia. Selain itu, arah penelitian ini juga
difokuskan pada penerimaan sebagian masyarakat Bangil - Jawa Timur
terhadap aliran/mazhab dimaksud. Hal ini dilakukan untuk melihat ada
tidaknya "harmonisasi" yang dibangun oleh masyarakat Bangil - Jawa Timur,
dalarn memberi perlindungan kepada pengikut aliran/mazhab Syi'ah atau
simpatisannya a.tau para pelaksana doktrin-dokttinnya.
Dari beberapa buku dan hasil penelitian tersebut di atas, tampak jelas
bahwa kajian tentang Syi'ah sebenarnya telah banyak dilakukan. Akan tetapi
kajian secata khusus tentang Syi'ah di Bangil tampaknya belum petnah
dilakukan. Untlik itu penulis merasa tertarik untuk mengkaji Syi'ah di Ban.git
sebagai topik yang difokuskan pada peran dan pemikiran Habib Husein alHabsyi yang diharapkan dapat memberi informasi yang benar tentang
pribadinya dan mazhab Syi'ah itu sendiri.
E. Kerangka Teori
Dalarn
memaharni
pemikiran
Habib
Husein
al-Habsyi,
penulis
15
menggunak:an landasan teori yang mengacu pada Q.S. al-ijujurat (49): 10 yang
mengisyaratk:an bahwasanya:
"Orang-orang yang
beriman itu adalah
bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan dan
bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat". 19 Dalam dunia
Islam, ayat tersebut mengisyaratk:an bahwa persaudaraan yang terjalin antara
sesama muslim, adalah persaudaraan yang dasarnya berganda, yaitu atas dasar
persamaan iman dan atas dasar seketurunan. 20 Ayat ini juga mengisyaratk:an
bahwa apabila ada perselisihan harus diupayak:an i~l~ sehingga hubungan
persaudaraan tetap terjalin secara harmonis di antara sesama muslim. 21
Selain ayat tersebut penulis juga menggunak:an landasan teori yang
mengacu pada hadis Nabi Muhammad saw yang mengisyaratkan bahwa
"seorang muslim itu adalah saudara bagi seorang muslim lainnya ... " 22
Dalam konteks persaudaraan sesama muslim atau yang biasa dlkenal
dengan istilah al-Ukhuwwah al-Islimiyyah itu, al-Habib Husein al-Habsyi
memak:nainya sehagai "saling memahami". Rumusan yang dipahami oleh alHabib Husein al-Habsyi ini memang sangat singkat, namun agak:nya telah
cukup untuk menciptakan hubungan yang harmonis di antara dua saudara yang
seiman tersebut. Dengan "saling memahami", Habib Husein al-Habsyi ingin
menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi sesama muslim (Sunnah dan Syi'ah)
19
Kementrian Urusan Agatna, Da'wah dan lrsyad Kerajaan Saudi Arabia, al-Qur'an dan
Terjemahrrya (Madinah al-Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd, 1418 H.), him. 846.
20
M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbah, cet. ke-1 (Jakarta : Lentera Hati, 2003), hlm. 248.
21
Ibid., hlm. 249.
22
Abu Isa al-Tirmiziy, Sunan al-TirmiZiy(Semarang: Toha Putra, t.th.), hadis nomor 1346.
16
untuk saling menyalahkan, apalagi saling mengkafirkan. Dengan "saling
memahami" timbul gagasan Habib Husein al-Habsyi yang mengibaratkan
Islam sebagai "kebun besar", yang di dalamnya ada beraneka buah-buahan
yang semuanya halal untuk dimakan. Pada titik ini, walaupun sebagai seorang
penganut Ahl Sunnah wa al-Jama'ah yang sangat fanatik, tapi pada sisi yang
lain Habib Husein al-Habsyi adalah juga seorang pembela Syi'ah Isna
'Asyariah yang sangat gigih.
Secara utnum Syi'ah didefmisikan sebagai para pengikut Ali bin Abi
Talib ra yang mempercayai bahwa Ali adalah pemimpin pengganti sepenirtggal
Nabi Muhammad saw. Di antara golongan Syi'ah ada yang meyakini Ali ra
sebagai pengganti Nabi saw sebagai khalifah~ tapi mereka tidak menjalartkan
ritual-ritual Syi'ah. Syi'ah seperti ini adalah Syi'ah Zaidiyah. Ada beberapa di
antara golongart Alawi yang menjadi pengikut Syi'ah Zaidiyah yang bermarkas
di Yaman, namun mereka tidak menjalankan mitos-mitos Syi'ah, tetapi
akidahnya adalah Syi'ah.
Hal yang juga dapat dimasukkan ke dalam kategori pengertian Syi'ah,
adalah orang yang meyakini akidah Syi'ah dan juga menjalankan mitos-mitos
Syi'ah. Lebih luas daripada pengertian Syi'ah adalah mereka yang terpengaruh
oleh pemikiran Syi'ah, baik dalam bidang akidah, filsafat, atau tasawuf, dan
mereka selalu menggunakan buku-buku Syi'ah sebagai rujukan. Selain itu ada
sekelompok orang yang mengaku sebagai Syi'ah, akan tetapi sangat berlebih-
17
lebihan (guluww) dalam meyakini ajaran-ajaran Syi'ah. Adajuga mereka yang
membela Syi'ah dan ajaran-ajarannya disebut sebagai Syi'ah, walaupun
mereka sendiri tidak bermazhab Syi'ah.
Untulc melihat kesejarahan Syi'ah di Indonesia, Jalaluddin Rahmat
rrtenyebut setidaknya ada tiga teori yang berkembang. Yang pertama merujuk
pada masa penyebaran Islam di Indonesia. Menurut teori ini bahwa dahulu
orang-orang Syi'ah yang dikejar-kejar oleh para penguasa Abbasiyah lari dan
menyingkir ke berbagai negeri termasuk Indonesia Kedua, Islam yang datang
ke Indonesia adalah Islam Sunni. Akan tetapi di kemudian hari mereka tnasuk
Syi'ah
melalui
aliran-aliran
tarekat
sepetti
tarekat
Qadiriyyah
dart
Naqsyabandiy)rah. Silsilah tarekat tersebut bersambung kepada itnam-itnahi
Syi'ah. Ketiga, Syi'ah masuk ke Indonesia setelah peristiwa revolusi Islam Iran
(1979), yang dirtiulai dengan masuknya tulisah-tulisan Ali Syariati dan
para
pemikir Islam Iran lainnya. 23
Dari ketiga teori yang dikemukakan oleh Jalaluddin Rahmat tersebut,
penulis hanya berfokus pada teori yang ketiga, khususnya pada sampel yang
ada di Jawa Timur, yaitu Bangil. Hal ini sengaja dilakukan agar penelitian
tentang Syi'ah di Bangil lebih fokus dan tidak bias.
Selain itu teori keterkaitan dan kemiripan ritual-kultural keagamaan
Jalaluddin Rahmat, "Dikotomi Sunni-Syi'ah tidak Relefan Lag~" dalam A. Rahman
Zainuddin, dkk, Syi 'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian, cet. ke-1 (Bandung; Mizan,
2000), him. 144 - 146.
23
18
Syi'ah dalam praktek-praktek ritual keagamaan Sunni seperti kawin
mut'ah/kontrak dan kawin siri (di bawah tangan) juga akan dilihat untuk
melengkapi pembahasan dimaksud. Dengan menggunakan kedua teori (teori
ketiga yang dikemukakan oleh Jalaluddin Rahmat dan teori keterkaitan)
tersebut, diharapkan dapat melengkapi aspek kesejarahan Syi'ah, khususnya di
Bangil Jawa Timur.
Sebagaimana diketahui dalam teologi Islam, Syi'ah sendiri mengalami
dinamika internal yang sangat beragam. Banyak sekte yang bisa ditemui dalam
Syi'ah, seperti Syi'ah Zaidiyah, Syi'ah Isma'iliyah, Syi'ah Imamiyah lstia
'Asyariyah dan lain-lain. Doktrin-doktrin Syi 'ah tentang imamah, ma ~um-nya
Imam Syi'ah, mahdiisme dan lain-laih yang dipahami secara berbeda dalarh
sekte-sekte tersebut,
24
tidak akan dikaji menurut sudut pandang sekte-sekte
diinaksud. Doktrin-doktrin tersebut pembahasannya akan dilihat hartya dari
sudut pandartg Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariah saja. Hal ini dilakukan karena
tampaknya model Syi'ah Imamiyah inilah yang tnendapat lahannya yang subur
di Bangil - Jawa Timur.
F. Metode Penelitiali
Penelitian tentang Syi'ah di Bangil-Jawa Timur ini akan menggunakan
pendekatan sejarah guna merekonstruksi jejak-jejak sejarah masa lalu di
seputar aliran/mazhab Syi'ah dalam kaitannya dengan perkembangan paham
24
Muslim Fathoni, Paham Mahdi Syi 'ah dan Ahmadiyah da/am Perspektif, cet. ke-2
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002), him. 29-48.
19
keagamaan di Bangil-Jawa Timur secara sistematis dan obyektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, menyelidiki, dan memadukan bukti-bukti
historis tersebut untuk menegakkan fakta dan utituk memperoleh kesimpulan
yang kuat dan akurat. 25 Selain itu, pendekatan sejarah/historis tersebut penulis
anggap lebih sesuai dengan karakteristik obyek, 26 yaitu perkembangan
pemikiran keagamaan Syi'ah itu sendiri.
Dengan pendekatan sejarah tersebut, hasil yang ingin dicapai adalah
sebuah penulisan sejarah yang dapat mendasari latar belakang, hubunganhubungan yang terkait, kecenderungan-kecenderungan yang muncul, dan
perkembangannya sebagai suatu mazhab/aliran keagamaan dalam Islam. 27
Selain peitdekatan historis, penulis mertggunakan juga pendekatan
sosiologis.28 Pendekatan ini digunakan untuk tnelihat sejauh mana intetaksi
sosial antara satu kelompok masyarakat dengah kelompok masyarakat
yarig
lainnya (Syi'ah dan Ahl al-Sunnah) di Bangil, yang dalam beberapa hal mtiilcul
sikap toleransi dan saling memahami dalam kaitannya dengan sumber ajarart
25
Sumadi Swyabrata, Metodologi Penelitian, cet. ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1997), him. 6; lihat juga Ramdan, Metodologi !!mu Perbandingan Agama, cet. ke-1 (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 64. Dalam menggunakan pendekatan sejarah tersebut penulis tetap
memperhatikan teori idealist approach, di mana penulis berusaha untuk memahami, menafsirkan
dan mempercayai sejarah sebagaimana adanya sebagai suatu fakta tanpa keraguan. Lihat
Khairuddin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2007), him. 169.
26
Noeng Muhajir, "Wahyu dalam Paradigma Penelitian Ilmiah, Pluralisme Metodologik;
Metodologi Kualitatif', dalam Metodologi Penelitian Agama, cet. ke-2 (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1990), hlm. 62 - 63.
27
Iskandar Zulkarnain, Ahmadiyah di Indonesia, cet. ke-1 (Jakarta: Pustaka Zaman, 2002),
hlm. 16.
28
Muh. Nurhakin1, Metodologi Studi Islam, cet. 2 (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2005), hlm. 21. Lihat juga, H. Dadang Kohmad, Metode Penelitian Agama, cet. ke-1
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), him. 52 dan 76.
20
(al-Qur'an dan al-Hadis) yang dijadikan sebagai rujukan bersama, walaupun
dalam beberapa hal terjadi perbedaan penafsiran atas sumber ajaran dimaksud.
Pendekatan ini (sosiologis) digunakan dengan tetap memperhatikan teori
fungsional.
29
Teori ini digunakan untuk melihat dan mengidentifika$i
fenomena atau fakta dan gejala atau adat istiadat serta bentuk keadaan yang
dapat diamati dalam kaitannya dengan pegamalan doktrin keagamaan, baik
pada komunitas Ahl al-Sunnah ataupun komunitas Syi'ah, dan juga berkaitan
dengan peran Habib Husein sebagai seorang ulama dan perannya sebagai
"pendamai" dalam menyikapi pluralitas dan keanekaragaman mazhab dan
golongan di Bangil Jawa Timur. Selain teori fungsional tersebut, penulis juga
menggunakan teori ukhuwwah, di mana hubungan timbal balik yang
didasarkan atas kesamaan doktrin-doktrin agama, penulis jadikan sebagai
acuan untuk melihat ada tidaknya harmonisasi dalam hubungan tersebut.
Dengan menggunakan dua pendekatan dan teori-teori dimaksud, hasil
yang ingin dicapai adalah sebuah deskripsi yang runtut tentang Syi'ah dari
masa ke masa yang diharapkan dapat menelusuri latar belakang, hubunganhubungan yang terkait, kecenderungan-kecenderungan yc.ng muncul, serta
perkembangan pemikiran keagamaannya dan penerimaan masyarakat BangilJawa Timur terhadap doktrin-doktrin keagamaannya.
Dalam suatu penelitian, biasanya seorang peneliti menggunakan
beberapa metode sebagai pisau bedah untuk meneliti suatu obyek yang dikaji.
29
Khairuddin Nasution, Pengnantar Studi Islam, him. 160.
21
Dengan menggunak:an metode penelitian itulah seorang peneliti diharapkan
dapat melihat secara tajam obyek kajian yang sedang ditelitinya.
Karena penelitian ini pada dasamya adalah penelitian lapangan, mak:a
dengan menggunak:an metode kualitatif diharapkan dapat menghasilkan data
deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari sejumlah orang dan perilak:u
yang dapat diamati yang berkaitan dengan perkembangan Syi'ah Isna
'Asyariyah di Bangil Jawa Timur. Selain itu metode kualitatif juga berkaitan
erat dengan realitas sosial, sikap keagamaan, tingkah lak:u manusia itu
sendiri.
30
Dengan demikian, mak:a tehnik pengumpulan data, dan analisis data
dalam penelitian ini dilak:ukan dengan melacak: sumber pokok (primer) berupa
buku-buku karangan Habib Husein al-Habsy, yak:ni: Kamus al-Kautsar (1977);
lnjil Barnabas (terjemahan, 1966); Qodianisme dan Kekufuran (1400 H);
Family Planning (1972); Sunnah Syi'ah dalam Ukhuwwah Islamiyah (1991);
Nabi saw Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam (1992); Merangkul Kembali
al-Qur'an (1414); Haramkah Orang Bermadzhab; Pengantar Tafsir Surah alBaqarah; Benarkah al-Qur 'an !tu Wahyu Allah (1,j~9); Sunnah Syi 'ah dalam
Dialog (1991); Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam (1991); Agar
Tidak Terjadi Fitnah (1993); danAkal dalam Hadis-hadis al-Kaji (1994).
Adapun sumber sekunder dilak:ukan dengan melacak: dan mengumpulkan
data-data tertulis yang berkaitan dengan persoalan-persoalan Syi'ah di Bangil,
30
Dadang Kohmad, Metodologi Penelitian, cet. ke-1 (Bandung: CV. Pustaka, 2000), hlm.
97. Lihat juga, H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2007), hlm. 173. Lihat juga, Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, cet. ke-1
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 86.
22
Jawa Timur, yang meliputi: otobiografi tokohnya (Habib Husein al-Habsyi),
danjuga yayasan-yayasan (kantong-kantong) Syi'ah yang ada di Bangil, Jawa
Titnur. Selain itu penulis melakukan wawancara dan menginterview tokohtokoh dan para pakar Syi'ah yang otoritatifyang ada di Bangil, Jawa Timur. Di
sainping itu pehulis menginterview juga sumber-sumber non Syi'ah yang
meliputi: tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi yang dianggap
layak. Selanjutnya penulis melakukan pengutnpulkan data-data bertulis non
Syi'ah baik yang "pro" ataupun yang "kontra", yang digunakan sebagai
pengayaan terhadap obyek bahasan yang sedang diteliti.
Setelah pengumpulan data tersebut di atas penulis anggap memadai,
maka langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data untuk tneniiai
reliabilitas (keterpercayaan) dan representatif (keterwakilan) data yang sedang
diteliti.
31
Selanjutnya data tersebut didiskripsikah dan dianalisis secara kritis
dengan tetap mehggunakan pendekatan historis dan sosiologis dalam kaitannya
dengan paham keagamaan Syi' ah Isna 'Asyariah itu sendiri.
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan desertasi ini penulis bagi dalam beberapa bah yang secara
sistematis dapat dikemukakan sebagai berikut: bah pertama, yaitu pendahuluan.
Dalam bah ini penulis memberikan gambaran secara umum tentang topik yang
sedang dibahas, di mana latar belakang masalah diletakkan pada awal bahasan
31
Iskandar Zulkamain, Ahmadiyah di Indonesia, him. 18.
23
yang berkaitan dengan pemikiran yai-ig melatari penulisan. Rumusan masalah
merupakan sub bab berikutnya yang merupakan obyek kajian dalam penulisan
disertasi ini. Selanjutnya adalah bahasan tentang tujuan dan kegunaan
penelitian yang juga tercantum dalam bah ini. Berikutnya adalah kajiau pustaka
yang menyoroti sekilas tentang kajian-kajian yang pemah dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya dalam 'topik yang sama" yang pemah ditulis oleh mereka.
Akhimya kerangka teori dan metodologi yang dipakai sebagai perspektif dalam
melihat permasalahan juga dimasukkan dalam bah ini yang kemudian bah ini
diakhiri dengan sistematika penulisan.
Selanjutnya adalah bah kedua. Dalam bah ini dijelaskan secara singkat
tentang gambaran sosial keagamaan masyarakat Bangil, yang meliputi uraian
tentang kondisi geografis Bangil, situasi masyarakat Bangil. Berikutnya adalah
agama dati kepercayaan masyarakat Bangil yang disajikan dalam bentuk tabel
untuk melihat banyak sedikitnya para pemeluk agama-agama yang ada di sana.
Bab ketiga, penulis memhahas biografi I~abib Husein al-Habsyi, yang
meliputi masa kecilnya, pendidikannya, gt.rru-gurunya, karya-karyanya,
perkawinannya, kehidupan keluarganya, dan akhir hayatnya.
Adapun pada bah keempat, penulis masuk pada kajian tentang Syi'ah
yang menyangkut historitas dari masa Nabi Muhammad saw dan al-Khulafa'
al-Riisyidun. Selain itu dihahas juga tentang dinamika perkemhangan Syi'ah
24
yang mengalami pasang surut dari abad ke abad, sampai dengan keberhasilan
mereka mendirikan sebuah negara dengan Syi'ah sebagai mazhab resminya.
Kemudian bab keempat ini ditutup dengan membahas tentang doktrin-doktrin
Syi'ah yang meliputi al-Qur'an, Imamah, Imam Mahdi, nikah mut'ah, dan
taqiyah untuk memberikan gambaran bahwa mazhab Syi'ah dengan doktrin-
doktrin keagamaannya itu walaupun "berselisih" dari pemahaman mayoritas
umat (Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah), namun mereka (Syi'ah) adalah juga
penganut Islam clan pengikut Nabi Muhammmad saw.
Bab kelima, dalam bab ini penulis membahas tentang perkembangan
Syi'ah di Bangil, yang meliputi faktor-faktor kesamaan ajaran; pembaruan
pemikiran; pluralisme dan pergantian rezim. Dalam bab ini penulis akan
menganalisis bahwa faktor-faktor tersebut adalah merupakan sebagian dari
sebab-sebab diterimanya dan berkembangnya Syi'ah di Jawa Timur.
Khususnya di Bangil, Jawa Timur. Selain itu konteks sosiologis perkembangan
Syi'ah penulis jadikan sebagai penutup bab ini untuk memberikan gambaran
bahwa· keanekaragaman (pluralitas) dalam suatu masyarakat, sesungguhnya
bukan merupakan halangan untuk dapat berdampingan secara harmonis.
Dalam bah keenam, penulis masuk pada kajian tentang pemikiran
keagamaan Habib Husein al-Habsyi dan perannya pada masyarakat Bangil
yang meliputi pembahasan tentang pandangannya terhadap Ahl al-Sunnah wa
al-Jama'ah, pemikirannya terhadap Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariah, dan
25
pemikirannya tentang pluralitas mazhab dalam Islam. Selain itu, dalam bab
keenam ini penulis juga membahas bagaimana peranan Habib Husein alHabsyi di bidang politik di masa Orde Lama dan Orde Baru, juga peranannya
di bidang pendidikan sejak awal membangun pesantren sampai pad.a
konsepnya tentang pendidikan itu sendiri.
Adapun bah terakhir adalah bah ketujuh yang merupakan bab penutup
yang berisi kesimpulan pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan dan
selanjutnya beberapa saran yang penulis berikan untuk pengembangan yang
bersifat akademis.
•
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Syi'ah adalah suatu aliran/mazhab dalam Islam yang sejak zaman Nabi
Muhammad saw. telah dikenal, baik pimpinannya (Ali bin Abi Talib) ataupun
pengikut-pengikutnya. Bahkan secara "ekstrim" dapat dikatakan bahwa pada
awal munculnya Syi'ah adalah sangat identik dengan misi Islam yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw. Adapun pada tahap perkembangan berikut Syi'ah
mengalami perubahan-perubahan seiring dengan perubahan zaman dan
situasi, adalah merupakan sebuah keniscayaan dan realitas kehidupan,
Namuri, sebegitu jauh eksistensi Syi'ah (Imamiyah Isna 'Asyariyah) beserta
doktrin-doktrinnya tampak masih tetap utuh dari satu generasi (Imam) ke
generasi (Imam) yang lain; sampai kemudian mereka berhasil mendirikan
sebuah negara (Republik Islam Iran) yang mazhab resminya adalah Syi'ah
Imamiyah Isna 'Asyariyah.
2. Sebagaimana telah diketahui bahwa walaupun ada penafsiran yang berbeda
dalam memaknai al-Qur'an, namun Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah dan Syi'ah
Imamiyah Isna 'Asyariyah sepakat bahwa al-Qur'an yang ada saat ini
merupakan sumber rujukan bagi mereka di samping hadis Nabi saw. Sebagai
sumber kedua setelah al-Qur'an itu sendiri. Kesamaan sumber ajaran ini
223
adalah merupakan salah satu faktor penerimaan dan berkembangnya mazhab
Syi'ah di Bangil. Dengan berhasilnya revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh
Khumaini yang berhasil mendirikan Negara Islam Iran dengan konsep
Wilayah al-faqllm.ya, maka keingintahuan orang terhadap mazhab Syi'ah
makin meningkat. Apalagi dengan adanya hujatan, pengucilan dan bahkan
pengkafiran terhadap mereka (Syi'ah), maka keingintahuan tersebut dari hari
ke hari intensitasnya menunjukkan adanya peningkatan. Selain itu paham
menghargai keanekaragaman (pluralitas) dalam berfikir dan beragama, juga
merupakan faktor berikutnya mengapa sehingga mazhab Syi'ah mendapat
kesempatan untuk mengembangkan dan menyebarluaskan doktrin dan
pemikiran mereka khususnya dikalangan para akademisi dan intelektual
diperguruan tinggi yang ada di Indonesia.
3. Gaung revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Khumaini pada tahun 1979
yang terdengar sampai di pelosok-pelosok terpencil di seluruh dunia
menyebabkan orang (para i1muwan dan ulama) ingin mengetahui lebih jauh
tentang ajaran dan doktrin-doktrin orang yang mencetuskan Revolusi tersebut.
Salah seorang ulama yang berperan dalam merespon Revolusi Islam Iran itu
dengan positif adalah al-Ustadz Husain ibn Abi Bakar al-Habsyi (al-Marhum)
dari Bangil. Melalui pengajaran dan ceramah-ceramahnya pada awal tahun
1980, tokoh Khumaini dan doktrin-doktrin Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariyah
diperkenalkan bukan hanya di Bangil tetapi juga di Jawa Timur, bahkan di
beberapa tempat dan kota di Jawa dan di luar Jawa. Dari sinilah agaknya
mazhab ini mulai dikenal orang secara terbuka, dan bahkan ada yang tertarik
224
dan justru menjadi penganut Syi'ah. Pada gilirannya Syi'ah Imamiyah Isna
'Asyariyah mendapat lahannya yang subur, khususnya di Bangil yang
mayoritas masyarakatnya dikenal sangat toleran. Walaupun perlahan tapi pasti
perkembangan Syi'ah di sana sulit untuk dibendung seiring dengan adanya
pergantian reziln yang berkuasa dan perubahan pola pikir masyarakat,
khususnya para intelektual dan para mahasiswa yang selalu ingin mengetahui
dan memperdalam doktrin-doktrin Syi' ah dimaksud. Walaupun tidak serta
merta dengan memperlajari Syi'ah itu orang kemudian menjadi Syi'ah, ta.pi
setidaknya mereka kemudian lebih toleran dan tidak lagi menunjukkan
"permusuhan"
kepada para penganut
dan simpatisan Syi'ah yang
mengamalkan atau mempraktekkan doktrin-doktrin Syi'ah tersebut. Yang
secara substansial tidak banyak berbeda dengan doktrin keagamaan Ahl alSunnah wa al-Jama'ah.
Dari tiga penjelasan tersebut di atas, yang merupakan jawaban atas pertanyaan
penelitian, dapat ditarik satu kesimpulan pokok bahwa konsep yang selama
ini dibangun yang ditekankan untuk menuju satu persatuan antara mazhab
Syi'ah lsna 'Asyariyah dengan mazhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah temyata
bukanlah merupakan satu keharusan. Karena menyatukan kedua mazhab
dalam Islam tersebut, selain bukan merupakan satu keharusan, akan tetapi
juga merupakan suatu upaya yang nyata-nyata sulit untuk dicapai. Oleh
karena itu Habib Husein al-Habsyi menegaskan bahwa untuk mengatasi
problema (menuju persatuan Syi'ah dan Ahl al-Sunnah) tersebut adalah
dengan konsep "saling memahami". Dengan saling memahami, penganut
225
Syi'ah Isna 'Asyariyah dan penganut Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, bukan
saja dapat hidup berdampingan tapi juga dapat saling mencerdaskan.
B. Saran-saran
Dalam era keterbuk:aan pada semua aspek kehidupan dewasa ini, agaknya
diperluk:an adanya kebesaran jiwa dari semua komponen umat (Syi'ah dan Ahl
al-Sunnah) untuk: tidak lagi "ribut" (berselisih) pada persoalan-persoalan
keagamaan (juru ') yang tidak prinsip. Walaupun memang hams diakui bahwa
suatu persoalan dianggap tidak prinsip oleh sebagian orang, namun oleh
sebagian yang lain dianggap sebagai persoalan prinsip. Setidaknya masih ada
tersisa satu persoalan yang sangat menggembirakan pada umat (Syi'ah dan Ahl
al-Sunnah) ini, yaitu bahwa mereka masih tetap ber-Tuhan-kan Allah dan berRac;ul-kan Muhammad saw. Dengan demikian tampaknya tidak ada alasan
untuk: saling "ribut" (berselisih) atau saling kafir mengkafirkan hanya karena
masalah-masalah yang berada padafuru' ad-Din (cabang-cabang agama). Kalau
•.
kemudian kafir mengkafirkan itu karena satu golongaiilmazhab tidak mengakui
golongan/mazhab yang lain, agaknya masih dapat dipahami. Namun apabila
saling kafir mengkafirkan itu dalam konteks pengingkaran kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka apapun alasannya hal ini tidak dapat diterima, baik oleh
golongan/madzhab Syi'ah ataupun oleh golongan/mazhab Ahl al-Sunnah. Oleh
karena itu, demi kepentingan yang lebuh besar, yaitu "persatuan umat", kedua
golongan/mazhab dalam Islam ini hendaknya saling memahami dan saling
menghormati posisi masing-masing seperti yang telah ditunjuk:kan oleh
226
sebagian ulama, tokoh dan masyarakat Jawa Timur, khususnya yang berada di
kota Bangil.
Hasil penelitian dalam disertasi ini adalah merupakan usaha awal untuk
menjelaskan secara akadernik dan logis perihal perkembangan Syi'ah Isna
'Asyariyah di Bangil-Jawa Timur yang selama ini oleh sebagian orang dituding
sebagai
aliran
sesat.
Temyata
tokoh
utama
yang
berperan
dalam
memperkenalkan Syi'ah tersebut diantaranya adalah Habib Husein al-Habsyi
(almarhum) dari Bangil yang notabene adalah seorang penganut paham Ahl alSunnah wa al-Jama' ah.
Kehadiaran Habib Husein al-Habsyi tersebut paling tidak merupakan
sebuah kecerdasan bagi masyarakat Bangil-Jawa Timur yang mampu
mentransformasi atau mengubah kehidupan sosial kemasyarakatan mereka ke
arah yang lebih toleran. Selain itu fenomena Habib Husein al-Habsyi dapat
menjadi daya tarik bagi peneliti, akadernisi, atau penentu kebijakan untuk lebih
jauh melihat dinamika paham keagamaan di Indonesia, terutama Syi'ah Itsna
'Asyaraiyah dan Ahl al-Sunnah wa al-Jama' ah.
Karena itu penulis berharap ada kajian lanjutan, utamanya perkembangan
aliran-aliran Islam di Indonesia, dengan menggunakan pendekatan yang lebih
kritis dan komprehensif sebagai bekal untuk membangun kerukunan antar dan
intern umat beragama di Indonesia yang menitikberatkan konsep pluralisme
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhineka
Tunggal Ika.
227
Akhimya penulis sadar bahwa kajian ini tentu masih jauh dari sempuma,
karena itu kritik dan saran konstruktif demi sempumanya tulisan ini sangat
penulis harapkan.
•
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, H. Zinal Arifin, Peri Hidup Muhammad Rasulullah saw, Jilid I, Me\!~:
Firma Rahmat, 1964.
·. '
Abtahiy al-, Hasan, Bertemu Ratu Adil (Imam Mahdi), terj. Mohdar Assagaf, cot.
ke-1, Bogor: Cahaya, 2004 .
Aceh, Abu Bakar, Syi 'ah Rasionalisme dalam Islam,
1988.
Solo: CV Ramadhani,
Al-Qur'an al-Karim
Alusiy al-, Al-Allamah Abu al-Fadil Syihabuddin al-Sayyid Muhammad, RufJ. alMa 'anl fi Tafsfr al-Qur'in al- 'Aifm wa al-Sab'u al-Masini, Juz xv,
cet. ke-1, Beirut: Dar al-Kutub al-'llmiyyah, 1994.
Amiliy al-, Ja'far Murtada, Nikah Mut'ah dalam Islam, terj. Abu Muhammad
Jawa , cet. ke-1, Jakarta: Yayasan al-Sajjad, 1996.
Arnold, Thomas W, Sejarah Da'wah Islam, terj. H.A. Nawawi Rambe, Jakarta:
Wijaya, 1981.
Assegaf, Arifin. Pluralisme Konfiik dan Pendidikan Agama di Indonesia, cet.
ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Asy'arie, Musa, Pluralisme Konjlik dan Pendidikan Agama di Indonesia,
ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
cet.
Audah, Ali, Ali bin Abi Thalib sampai kepada Hasan dan Husain, cet. ke-1,
Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2003.
Bakar, H. Abu, Sejarah Perkembangan Islam di Timur Jauh, terj. S. Muhammad
Dija Shahab, Djakarta: al-Mak.tab Addaimi, 1957.
Bolandier, George, Antropologi Politik, terj. Y. Budi Sanntoso, cet. ke-2,
Rajawali, 1986.
Bukhari al-, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mugirah
bin Bardizbah, $alji}J al-Bukhiii, Juz III, t.tp.: Dar al-Fikr, 1994.
Dzahabiy al-, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Usman, Tiirfkh al-Islam
'ahd al-Khulafa' al-Riisyidun, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Kutub al'Arabiyyah, 1987.
229
Dimasyqiy al-, Ismail bin Kasir al-Qurasyiy, Tafszr al-Qur 'an al-A?Im, Juz I,
Mesir: Isa al-Bab al-Halahiy, t.th.
Fahd, Mujamma' al-Malik, Al-Qur 'an dan Terjemahnya,
Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd, 1418 H.
Medinah al-
Fathoni, Muslim, Paham Mahdi Syi 'ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif, cet.
ke-2, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002.
Gurabiy al-, Ali Mustafa, Taiikh al-Firiiq al-Isliimiyya/J wa Nasy'a/J 'Jim alKalam 'ind al-Muslinfin, cet. ke-2, Mesir: Muhammad 'Ali Sabih wa
Auladuh, 1958.
Habsyi al-, Husein Abu Bakar, dan Abu Bakar Basymelah, lnjil Barnabas
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Surabaya: Mutiara Ilmu, 1996.
_____,Agar Tidak Terjadi Fitnah, cet. ke-1, Malang: Yayasan al-Kautsar,
1993.
_ _ _, Benarkah al-Qur 'an itu Wahyu Allah? Surabaya: al-Qanaah, 1399.
____,Family Planning, t.t.: t.tp., 1972.
_____, Kamus al-Kautsar, Surabaya: PP. Assegaf. PP. Alawiy, 1977.
_ _ _,_ Menjawab Berbagai Tuduhan terhadap Islam, cet. ke-1, Yayasan alSajjad, 1991.
_ __, Merangkul Kembali al-Qur'an, Bangil: YAPI, 1414.
, Nabi saw Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam, Malang: alKautsar, 1992.
---
---~
Pengantar Tafsir Surah al-Baqarah, Bangil: Yapi, t.th.
_ _ _, Qadianisme dan Kekufuran, Surabaya: al-Qanaah, 1400H.
- - - - ' ' Sunnah Syi'ah dalam Ukhuwwah lslamiyyah, Malang: al-Kautsar,
1991.
, Sunnah Syiah dalam Dialog, cet. ke-1, Bangil: Yayasan al-Tsaqalain,
1991.
----
Hariy al-, Sayyid Mujtaba Musawi Teologi Islam Syi 'ah: Kajian TekstualRasional Prinsip-prinsip Islam, cet. ke-1, Jakarta: al-Huda, 2004.
_ _ _ , Imam Penerus Nabi Muhammad saw, Jakarta: Lentera, 2004.
230
Hashem, 0., Saqifah Awai Perselisihan Umat, cet. ke-1, Jakarta: al-Mutahhari,
1994.
Husain, Taha, Malapetaka Terbesar dalam Sejarah Islam, terj. Moh. Tahir, cet.
ke-1, Jakarta: Pustaka Jaya, 1985.
lbn al-Asir, al-Kami! fi al-Tankh, Juz III, Beirut: Dar al-Sadir, 1965.
lbnu A'~~ al-Allamah Abu Muhammad Ahmad, al-Futil}J., cet. ke-1, Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996.
ibnu Hanbal, Imam Ahmad, Musnad al-Imam Alµnad ibn lfanbal, Juz III,
Dar al-Fikr, t.th.
t.t.:
lbnu Katsir, Al-Imam Ismail, Tafsfr al-Qur'iin al- 'Ajim, Juz I, Mesir: Isa al-Bab
al-Halabiy, t.th.
lbnu Khaldun, Abd al-Rahman, Tiifikh Ibn Khaldun, Juz I, cet. ke-1, Beirut: Dar
al-Fikr, 1981.
Ibnu Majah, Imam, Sunan Ibn Majah, Juz II, Semarang: Toha Putra, t.th.
Ibnu Manzfu', Al-Imam al-'Allamah Abu al-Fadl Jamaluddin bin Mukrim, Lisan
al- 'Arab, Jilid VI Beirut: Dar al-Fikr, 1990.
lbnu Taymiyyah, Fadiil Ahl al-Bait wa lfuquqihim, Riyad: Dar al-Qabilah,
1984.
Ibnu Zakariya, Abu al-Hasan Ahmad bin Faris, Mu jam al-Maqiiyfs ft al-Lugah,
Beirut: Dar al-Fikr, 1994.
Irwaniy al-, Al-Syaikh Muhammad Baqir, al-Imim al-Mahdi ('alaih al-Salam)
baina al-Tawatur wa lfisiib al-J}J.tinXi~ cet. ke-1, Iran-Qum: Markaz
al-Abhas al-'Aqaidiyyah, 1420 H.
Jafri, S. Husain M., Awai dari Sejarah Perkembangan Islam Syi 'ah dari Saqifah
sampai Imamah, terj. Meth Keiraha, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989.
_ _ _ , Islam Syi 'ah, terj. Meth Kieraha, cet. ke-1, Jakarta: Pustaka Hidayah,
1989.
Jalaliy al-, Muhammad Husain al-Husainiy, Dirasat }J.aula al-Qur'an al-Kanm,
cet. ke-1, Beirut: Muassasah al-'Alamiy, 2002.
Khaisamiy al-, Majma' al-Zawaid, Juz VII, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah,
1988.
231
Kohtn.ad, Dadang, Metodologi Penelitian, cet. 1 Bandung: CV. Pustaka, 2000.
Kurdiy al-, Muhammad Tahir, Taiikh al-Qur'an al-KaiioJ, cet. ke-1, Jeddah:
Matba'ah al-Fatq, 1365.
Mailaniy al-, al-Sayyid Ali al-Husainiy, al-Muf'ah, cet. ke-1, Qum: Markaz alAbhats al-'Aqfildiyyah, 1421H.
Majlisiy al-, al-Sayyid Muhammad Baqir, Bihiir al-Anwar, Juz 89, cet. ke-2,
Beirut: Muassasah al-Wafa', t.th.
Mortimer, Edward, Islam dan Kekuasaan, terj. Anna Hadi dan Rahman Astuti
Bandung: Mizan, 1984.
Muhajir, Noeng. "Wahyu dalam Paradigma Penelitian Ilmiah, Pluralisme
Metodologik; Metodologi Kualitati(" dalam Metodologi Penelitian
Agama , cet. ke-2, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990.
Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir: Kamus
Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984.
Arab-Indonesia,
Musawi al-, Ayatullah Sayyid Muhammad, Mazhab Syi 'ah: Kajian Al-Qur 'an
dan Sunnah, cet. ke-2, Bandung: Mutahhari Press, 2005.
Musawiy al-, A. Syarifuddin, Dialog Sunnah-Syi 'ah, terj. Muhammad al-Baqir.
Bandung: Mizan 1983.
Mutahhari, Mutadha, Imamah dan Khilafah, terj. Satria :Pinandita,
Firdaus, 1991.
Jakarta:
Muzaffari, Mahdi, Kekuasaan dalam Islam, terj. Abdurrahman Ahmad Jakarta:
Pustaka Panjimas, 1994.
•
Naisaburiy al-, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy, $alJ.lfJ. Muslim,
Juz II Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1983.
Naisaburiy al-, al-Hafiz Abdullah Muhammad bin Abdillah al-Hakim, alMustadrak 'alii al-$a}J.l}J.aini, Juz ill, Beirut: Dar al-Fikr, 1978.
Najafiy al-, Abd al-Husain Ahmad al-Aminiy, al-Gadlr fi al-Kitiib wa al-Sunnah
wa al-Adab, Juz II, cet. ke-1, Beirut: Muassasah al-'Alamiy li alMatbuah, 1994.
Najdiy al-, Abu Zahra. Al-Qur 'an dan Rahasia Angka-angka, cet. ke-1,
Bandung: Pustaka al-Hidayah, 1996.
232
Qutub, Sayyid, Fl .?ilil al-Qur'iin, Jilid IV, cet. ke-12, Beirut Dar al-Symiiq,
1986.
Quzwayniy al-, al-Sayyid Amir Muhammad al-Kashimiy, al-Mut'ah baina alIbii}Jat wa al-}faiiim, terj. Djamaluddin Mizi, cet. ke-1, Yayasan alSajjad, 1995.
Rabbani, Ali, Menggugat Pluralisme Agama-agama. terj. Muhammad Musa,
cet. ke-1, Jakarta: al-I.fuda, 2004.
.
Rahmat, Jalaluddin, "Dikotorrii Sunni-Syi'ah tidak Relefan Lagi," dalam A.
Rahman Zainuddin, dkk, Syi'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah
Penelitian, cet. ke-1, Bandung; Mizan, 2000.
Rahmena, Ali, Para Perintis Zaman Baru Islam, terj. Ilyas Hasart, Bandung:
Mizan, 1996.
Rais, Amin, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Bandung: Mizan, 1987.
Ramdan, Metodologi I/mu Perbandingan Agama,
Grafindo Persada, 1996.
cet. ke-1, Jakarta: Raja
Rida, Muhammad, Abu Bili al-$iddiq wa al-Kbulafii' al-Riisyidiin, Beirut: Dar
al-Kutub al-'Ilmiyah, 1983.
_ _ _, al-Farilq 'Umar ibn al-Khaffab, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,
1993.
Sadeqiy, Ali Akbar, Pesan Terakhir Nabi saw, terj. Husain Shahab Bandung:
Pustaka Pelita, 1998.
Sadr al-, Muhammad Batir, Imam Mahdi sebagai Simbol Perdamaian Dunia,
terj. Ahmad dan AM. Haidari, cet. ke-2, Jakarta: al-Huda, 2004.
Shihab,
M. Quraisy, Membumikan al-Qur 'an, cet. ke-14, Bandung: Mizan,
1997.
_ _ _, Tafsir al-Mishbah, cet. ke-2, Jakarta: Lentera Hati, 2004.
Sijistaniy al-, Abu Daud Sulaiman bin al-Asy'as, Sunan Abi Diw5d, Juz V,
Suriyah: Dar al-Hadis, t.th.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, cet. ke-10, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1997.
Syak'ah al-, Mustafa Muhammad, Islam Tidak Bermazhab, terj. A.M.
Basalamah, cet. ke-1, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.
233
Syariati, Ali, Wasiat atau Musyawarah, cet. ke-2, Bandar Lampung: YAPI,
1~89.
Syiraziy al-, Nasir Makarim, Nafa!Jiit al-Qur 'iin, Qurn: al-Khaidariy, t.th.
_ _ _ , Inilah Aqidah Syi 'ah, cet. ke-2, Jakarta: al-Huda, 1423Il
Tabariy al-, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Tiirfkh al-Umam wa al-Mu/Uk,
Juz N, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Fikr, 1987.
____, Jami' al-Bayiin 'an
Fikr, 1988.
ia 'wJJ Ayi al-Qur 'iin, Juz xxx, Beirut: Dar rtl-
tabathabai al-, al-Allamah Muhammad Husain, Islam Syi 'ah: Asal Usu/ dan
Perkembangannya, terj. bjohan Effendi, Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti, 1989.
---'·Shi'ite Islam, Pakistan: Islamic Educational Society, 1971.
_ _ _, al-Miziin fi TafSir al-Qur'iin, Juz VI, Beirut: Maktab al-Islamiy, t.th.
Ttttiha, Anis Maiik, Tnm Pluralisme Agarrta, cet. ke-2, Jakatta: Perspektif, 2006.
Ulttmul Quran: Jurnal Ilmu dan Kebudayaan, nomor 4 vol. VI Th. 1995.
Zainuddin, A. Rahman dkk., Syi 'dh tlan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian,
cet. ke-1, Bandung; Mizan, 2000.
Zulkarnain, Iskandar, Ahmadiyah di Indonesia, cet. ke-1, Jakarta: Pusta:ka
Zaman, 2002.
Lampiran 1 : Foto-foto Habib Husein al-Habsyi
Foto 1:
HABIB HUSEIN AL-HABSYI
(Koleksi Pribadi difoto kembali pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 2:
FOTO HABIB HUSEIN AL-HABSYI
DI KANTOR YAPI PUSAT BANGIL
(difoto kembali pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 3:
RUMAH HABIB HUSEIN AL-HABSYI
KINI DIHUNI OLEH HABIB ALI RIDHA AL-HABSYI
ANAK HABIB HUSEIN YANG KINI MEMIMPIN YAPI
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 4:
RUMAH DI JL. AMPEL AL-MAGHFUR NO. 18
TEMPAT HABIB HUSEIN AL-HABSYI DILAHIRKAN
KINI TELAH MENJADI MILIKI MUSTHAF A AL-JUFRI
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 5:
RUMAH HABIB HUSEIN AL-HABSYI
(KINI DIHUNI OLEH UST. ALI UMAR AL-HABSYI
CUCU/MENANTU HABIB HUSEIN AL-HABSYI DI BANGIL)
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 6:
PENULIS BERSAMA HABIB ALI UMAR AL-HABSYI,
STAF PENGAJAR Y API DI RUMAH HABIB
HUSEIN AL-HABSYI DI BANGIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 7:
MAKAM HABIB HUSEIN AL-HABSYI
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 8:
PENULIS BERFOTO DI DEPAN PUSARA
HABIB HUSEIN AL-HABSYI
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 9:
KANTOR PUSAT PESANTREN YAPI BANGIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 10:
MESJID PESANTREN PUTERA YAPI BANGIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 11:
SALAH SATU ASRAMA SANTRI PUTERA
YAPIBANGIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 12:
SALAH SATU RUANG KELAS
SANTRI PUTERA YAPI BANGIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 13:
SALAH SATU RUANG KERJA
DI KANTOR PUSAT YAPI BANGIL
(Koleksi pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 14:
MESJID DAN ASRAMA PUTERI
DI PESANTREN PUTERI YAPI BAN GIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 15:
GEDUNG KELAS PESANTREN PUTERI Y API BAN GIL
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 16:
MESJID DI SAMPING TK AL-ABRAR BANGIL
(Mesjid ini telah dipugar, sebelumnya hanya berupa Mushalla dan
ditempati untuk pembinaan Mahasiswa dan generasi
muda setiap hari Abad pagi)
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 17:
TK-PLUS AL-ABRAR BANGIL
(Gedung Tempat Belajar Mengajar yang Pertama Dibangun
Habib Husein al-Habsyi di Bangil)
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 18:
Salah Satu Pintu Masuk (Ampel Suci) Menuju
Gedung Sekolah/Madrasah al-Khairiyah di Surabaya
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 19:
Gang Masuk Menuju Rumah Tempat Kelahiran
Habib Husein al-Habsyi : Ampel al-Maghfur No. 18
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 20:
Papan Nama Madrasah Diniyah al-Khairiyah
Khusus untuk Perempuan
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 21:
Papan Nama SD al-Khairiyah Surabaya
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 22:
Pinto Masuk Gedung Sekolah Yayasan al-Khairiyah
Tempat Habib Husein al-Habsyi Menimba Ilmu
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 23:
Gedung Sekolah Yayasan al-Khairiyah Surabaya
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Foto 24:
Penulis Bersama Habib Husein al-Habsyi
di Irian Jaya Pada Tahun 1987
(Koleksi Pribadi pada tahun 1987 ketika Habib Husein al-Habsyi
melakukan Safari Dakwah ke Irian Jaya selama 21 hari di sana)
Foto 25:
Gedung Sekolah Yayasan al-Khairiyah Surabaya
(Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007)
Lampiran 2
: Nama-nama Responden yang diinterview
No
Nama
Jabatan
l
K.H. Husein
Tokoh Masyarakat Desa Kalianyar
2
H. Abdul Wahab
Tokoh Masyarakat RW. Cemandi Kersikan
3
H. Syaft'i
Tokoh Masyarakat Latek Bangil
4
Muhammad Khairul Hadi
Pengajar di Pogar Bangil
5
Mustafa
Pengurus Ranting NU (Ketua)-Manarowi,
Pengaiar di Pondok Nurul Huda
6
Husein bin H. Bajuri
Ustaz di Kaluran Kalianyar
1
Ali bin Umar al-Habsyi
Staf Pengajar di Pondok YAPI Bangil
8
M. Taufik bin Yahya
Murid dan Menantu Habib Husein al-Habsyi
9
Muhammad Alwi BSA
Pengajar di Pondok YAPI Bangil
10
Ali Ridha al-Habsyi
Pimpinan Pesantren YAPI Bangil
11
M. Ali al-Bukhaity
12
Hidayatullah al-Habsyi
13
O.Hashem
14
Kiai Abd. Gafur
Tokoh Ulama NU Rembang
15
Husein bin Ali al-Habsyi
Murid Habib Husein al-Habsyi
16
H.M. Nurkholis Mas'udi
Ketua I MUI Daerah Tk. II Pasuruan
Wakil Ketua Syura NU Cab. Bangil
17
Muhammad Shadiq
Tokoh Masyarakat
18
Muammal Hamidi
19
Ahmad Purbo
20
H. Abdurrahman Ma'shum
Tokoh Pemuda, Pengajar di Pesantren
Raudhatul Aqa'id
Staf Pengajar di Pondok YAPI Bangil (Anak
Habib Husein al-Habsyi)
Penulis dan juga bersama Habib Husein alHabsyi mendirikan ''YAPf'
Pimpinan Pondok Ilmu Fiqh dan Dakwah
(Masjid Nurul Islam Bangil), Wakil Pimpinan
Muhammadiyah Wil. Jawa Timur
Imam Langgar Sabil al-Fatah (Kersikan),
Tokoh Masyarakat
Pimpinan Pondok Nurul Muayyad Kalirejo
Bangil
21
H. Haidar Sinwani bin
K.H. Ahmad Kholidi
22
K.H. Khairan Syakur
'
Lampiran 3
.. -:·:·-.
·::
: Peta Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan
- .
a-\R&. SlPORt\lO
-
PETA KEC
BAN GIL
~~
l<A&.liOIYA ft..
..
"·r·"
. .
--~...,,,..
.....
,,,,.
.
-·-·...-:
._t.
I
(
I
P. /.CJ
I
- - : AAT,,,. Kee ..
_
.. _ . -
l
iATA-\ ortA/J<.CL
: JL .l(/t'S •!A.tf·
I
:::::::::.. a.Jt·. KA·
:JL. OltA/kll-.
~ : .f'llH~Af*
~I
~
:Y~
M
A
1 l(AHr.
tf.lNaL.·
,~
~-·~~
1 :SO..QDD
~~~~~~~~~~~~- "CC.~Em&Rn6
..
DAFTARRIWAYATIDDUP
A. Identitas Diri
Nam.a
: Drs. H.M. Attamimy, M.Ag.
Tempat/tgl. Lahir: Ambon, 9 Agustus 1957
Pangkat/Gol.
: Lektor Kepala/IVc.
Alam.at Rumah : JI. Mujahidin- Wara- No. 35. Air Kuning
Kebun Cengkeh, Ambon-Maluku
Alam.at Kantor
: Iranian Comer IAIN Ambon
n. Dr. H. Tarmizi Taher, Kebun Cengkeh Ambon-Maluku
: Aly Attamimy
NamaAyah
: Maimunah Patty
Namalbu
: Nurlaila Iskandar Alam
Nam.a Istri
: 1. Umamah Vakliyani
NamaAnak
2. A wathiful Jihani
3. Yasir Rabbani
4. Husein Furqani
5. Muhammad Attamimy
B. Riwayat Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SD al-Hilal Ambon. Lulus Tahun 1972
SMP al-Tarbiyah Surabaya. Lulus Tahun 1974
SP. IAIN Surabaya Lulus Tahun 1977
Sarjana Muda IAIN Sunan Ampel Surabaya. Lulus Tahun 1982.
Sarjana Sl IAIN Sunan Ampel Surabaya. Lulus Tahun 1985.
Magister S2 IAIN Alauddin Makassar. Lulus Tahun 1999.
C. Pengalaman Organisasi
•
1. Ketua Senat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya (Periode
1981-1982)
2. Sekretaris Kombes PMII IAIN Sunan Ampel Surabaya (Periode 19801981 ).
3. Ketua Satgas Amar Ma'rufNahi Munkar Muslimin Maluku 2001-2003.
4. Dewan Penasehat MUI Maluku (2008-2013)
5. Ketua Majlis Zikir "SBY" Nurussalam, Wilayah Maluku
D. Riwayat Pekerjaan
1. Ketua Jurusan Akidah Filsafat IAIN Alauddin di Ambon 1996-1997.
2. Pembantu Ketua II (PK. II) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Ambon 2001-2003
3. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon 2003-2007.
4. Pgs. Rektor IAIN Ambon, Januari s/d Mei 2007
E. Karya Ilmiah
1. Otoritas Tuhan terhadap Manusia (Perspektif al-Qur'an), Skripsi yang telah
diterbitkan oleh penerbit Q Center Bandung, tahun 2003.
2. Problematika Otoritas Tuhan terhadap Makhluk Jin, Risalah Sarjana Muda,
IAIN Sunan Ampel, 1982.
3. Hadis Ghadir Khum (sebuah Telaah dengan Pendekatan Historis Kritis),
Tesis Pascasarjana IAIN (kini UIN) Alauddin Makassar, 1999.
4. Konsep Pemerintahan Islam Imam Khumaini, Artikel, dalam Jurnal Tahkim
Jurusan Syariah STAIN Ambon (Kini Fakultas Syariah IAIN Ambon), Vol.
1 No. 1 Th. 2005
5. Menceraikan Istri dalam Keadaan Haid, Artikel, dalam Jurnal Tahkim
Jurusan Syariah STAIN Ambon, Vol. 1 No. 2 Pebruari-Juli 2006
6. Nabi Muhammad saw. (pemimpin Agama dan Kepala Negara), Makalah
7. Manusia sebagai Khalifah Allah di Bumi, Makalah.
8. Eksistensi Azazil (Tinjauan Teologi), Makalah.
9. Syi'ah di antara Mazhab-mazhab Besar dalam Islam, Maka/ah.
10. Etika Jihad dalam Islam, Maka/ah.
11. Manusia dan Kemauan Bebasnya, Maka/ah.
12. Kemampuan Akal Manusia, Makalah.
13. Keimanan Abu Thalib (Tinjauan Historis Kritis), Maka/ah.
14. Di Sekitar Khilafah dan Imamah, Makalah.
F. Penghargaan dan Kunjungan Luar Negeri
1. Penghargaan dari Menko Kesra dalam Rangka Ikut Menciptakan Suasana
yang Kondusif di Maluku Tahun 2002.
2. Kunjungan ke Malaysia, Tahun 2006.
3. Kunjungan ke Republik Islam Iran, Tahun 2007.
4. Kunjungan ke Arab Saudi bersama Rombongan Majlis Zikir "SBY"
Nurussalam, Tahun 2008.
Download