a • HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN SYl'AH DI BANGIL Oleh: H. M. Attamimy NIM. 03.3.393.BR. DISERTASI Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam YOGYAKARTA 2009 PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: : Drs. H.M. Attamimy : 03.3.393BR NIM Jenjang : Doktor Na.ma menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Yogyakarta, 9 Maret 2008 NIM. 03.3.393.BR . 11 Dt:l'1\IHFMFN A<iAMA l'.'.'il\'ERSIT..\S ISi.AM NEGERI Sl'!lii..\~ KAl.l.IAG..\ PROGRAM PASCASAIUANA Pro motor Prof. Dr. H. Djoko Suryo ( Promotor Prof. Dr. H. lskandar Zulkarn:iin ( v C:\l>..11;1\SJ\nu1a Jinas'Thk rlf NOTADINAS Kepada Yth., Direktur Program Pascasarjana UtN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assaliimu 'alaikum. wr. wb Disampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan disertasi berjudul: HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL yang ditulis oleh: : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. Nama NIM. : 033.393.BR Program : Doktor (S3) saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Dok.tor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassaliimu 'alaikum wr. wb. Yogyakarta, Promotor, '• °"-t/ - Z - ~/ Prof. Dr. Djoko Suryo .. .. Vlll 2009 • NOTADINAS Kepada Yth., Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu 'alaikum wr. wb. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi berjudul: HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAB PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN SYI' AH DI BAN GIL yang ditulis oleh: Nama NIM Program : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. : 03.3.393-BR : Doktor (S3) by Research Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 19 November 2008, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassalamu 'alaikum wr. wb. of. Dr. H.M. Amin Abdullah NIP. 150216071 . Vl NOTADINAS Kepada Yth., Direktur Program Pascasarjana UIN 8unan Kalijaga Yogyakarta Assaliimu 'alaikum. wr. wb Disampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan disertasi berjudul: HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN 8YI'AH DI BANGIL yang ditulis oleh: Nama NIM. Program : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. : 03.3.393.BR : Doktor (83) saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (83) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassalamu 'alaikum wr. wb. ~ 2.j-O/- 2009 Pro~dar Zulkarnain vii NOTADINAS Kepada Yth., Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assaliimu 'alaikum. wr. wb Disampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan disertasi berjudul: HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN SYl'AH DI BANGIL yang ditulis oleh: Nama NIM. Program : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. : 03.3.393.BR : Doktor (83) saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang llmu Agama Islam. Wassaliimu 'alaikum wr. wb. J.0 - Yogyakarta, Anggota Penilai Prof. ix I - 2009 ~m=mri M~ NOTADINAS Kepada Yth., Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assa/amu 'alaikum. wr. wb Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan disertasi berjudul: HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL yang ditulis oleh: Nama NIM. Program : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. : 03.3.393.BR : Doktor (83) saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassaliimu 'alaikum wr. wb. Yogyakarta, ll Jt11t _Anggota Penilai - - r. H. lrwan Abdullah x 2009 NOTADINAS Kepada Yth., Direk:tur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu 'alaikum. wr. wb Oisampaikan dengan honnat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan disertasi berjudul: HABIB HUSEIN AL-HABSYI DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL yang ditulis oleh: Nama NIM. Program : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. : 03.3.393.BR : Doktor (S3) saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor (83) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassa/amu 'alaikum wr. wb. y ogyakarta, i·\ \ l ·- 2009 Anggota Penilai \Nv\A Prof. Dr. H.· xi ~oiruddin Nasution, M. A 0:->- ~ltt JJ.) (./' ~.r:-i ~I ~I ~IJJ..ll '-'"Li -WP lii1 - I ~ A _,11 4-1~ i:f . r1~ i.?' • .LI . ~ ~ .fa- ~I .........J-1 01 ~.It . -· • - ~ J}>\11 I ~:t,'' ·~ if.:"' . '-2 OJ.,,. a.......;J1 - ~i; { 1-~ ~II J .Y"'"' '-2 •. .LI ~ ~ 0l.S:..)'4 ~ .s.;f ~J .~I U:! ~.ill J)b:.\11 ~ ~L.,a:jl J c~J\14 ~ ~µ '~J ¥J J;, .i.;i J~ ~I 0:->- ~I rWI ~ ,~IJ ~I ~.ill LJ:! ~IJ ~I J.)y ~JJ ~ _;$'_;.II ~ y~ )'I ;;y:-\II }kl 4) ~.ill ~ ~::..it.t~I .}.1Z Jl ji\11 J.;- ~_,ill o~.Ll. .~11$"".ill ~It:}:; t_j}I r..l.YJ 0!..UI Jy~ aALdl JWI ...,_..;1_,,,.,. ,~I ~t... . 1.::-:iJ..l.il 9 _r..ll IJk- :; ~4 ~ .!.lJ;, 4) Le. V"\.:..11 4) ~_r..p8\ll ~~.ill ~<,,PlJ.I J~l J _r:..; 4) Ip$' 1.::-:i J..1.il ~ Le. <.S? \II JJ.ill Ji.if Lt 1...4---1 (f pS' 15..Li ~I if~ )'I ,~I y.4'.ill <..::.ii;, ;;J_,ill l..Ul.i ~ ";;J_,ill .I-~ tt ~~ ..lJt.i ~ .!.lJ;, J f- ~ 't WI JS' y~)'1 ;;)~1 cL4 0LS" .tt~.iJ:.1 r\J2.:.l1 a..~"-l ~J_rl.1 y)>r- ~)I a..~¥ 4) ~'l'J ~I¥ ..L. o))a; ~I~ ofa. ~ ~ ~1_,..... y.4'.il\ \J...,. ~\).) Jl eJ:o.) ~I UL.lyJI -l>-i .Y" <yl;.)'I if~)'\ ~I Jl..t>f ~LS" J-$' :~ .!.lJ;, ..lJt.i opi ~I lli....\11 .~..UI ~I~.} ~J ~ ~ ~I ~1_,JI ~ \.. J ,~~ J/ j) ~ (f J ,~~\ ~.ill JiSJ'.;1 .fa- J J4 .;idl ~ ~4 <J ~~ 1.$_,f..;JI opt J ~10:->- ~I JJ.) l...J ,~~I ~..UI JiSJ\11 ~ ~4 ~ ~; o.)~'i i/-JWI j>-...Ll.4 a;lA;....\11 ~ ~I ~I rl...l>..:;....4 o)§'.ill lli....'11 ~ { J ~ ~ 9_,.!..11 IJb,. - ~4 4) OJ.#~(./ ~I y.4'.ill J..t> ~U.1 ~)WI )~\II ~1 ~LJ..1 U:! </~\11 y.\...i;J1 J.;- J_,,dj </~\11 y...u1 r1~1 { LS ·</~r ).)\...,a.. o..l>-} Ip ~ J.:1L::U rl? "ilJ ~WI ~1_,,,.,. ~ :; ~ i.,?.lll ~4 ~ 4) ~IJ .~.ill~W o~I JI..? ,i;...f ~ 0:->- ~\ 0i Jl ~I ~j 'J_,$'.ill ~I J~ J.>..lj ~ ~4:; if~'il ~I j.J:. ~J "y~)'I ;;y:-\11" r.# ~ (f J..U.1 .o Y:-1 ~ ~..Lo '.?i XU (f a.yll jiti JS' 0f 0:->- ~I (f <.S .I- ;_,. - ~ ~ ;;r-<'Ll.1 ~ ,~I y.4'.ill .~I J WI ~i ~'Jv.,.';1 ~.ill .:r-..Li. ~ ~u; j~l yt> 9'.>L';I oy-~ ~I~ ~I rlll .:r-.,..$JI ~')..,,,, 'jl ~.ill 0-!~ ~ .;.,~ 4Ji ~ ~ y.Ul ~ c.S _r=- \JI j~I J 4-1 <.P~ r..f.UI ~IJ WI ~i ~ t> )I aJ...,., Ji y'.)L 'JI :; y- \JI ( ~ _,i ~ 0i ..l/j\j ,.:Jj~ c::J .0t5:.. r..?i J ~ ~ ~I ~ 0i Jl .~I ~ ~I C:: ~ ':) aJ_rjl IJk- - y ,_ytzJ fa4 o..Li. C$ j y J.;wf Wlj l)zjt;:;, JI ojl}\J J'+!. \ii J ~4 ~if I~ J>." .JS"~ J~ !lb J Jj~ 0~ J fa .:;f J~ ~ ~ olt~ ':)I j Y"" J ~J 4J~ ~IJj J.;- ~I '0-!J_,)11.I ~.ill t_~f ~ o_p~ t_l~I ~ ':) ._,....,..ill ai~ y'.)L 'jl ~L..::.,. ':)I o~I ~J ;i Y' ~I ~ ~I if ~j ~~I~ ~I 4-1 r..fj~ r..f..UI (~_,..JI~\...;_,.!.; J jAi ~ Jl .o y- \II e::il}I Ji J.fWI j~l Jl - ~I J ou~ ':)\ ~ ~I c.S _r.. LS' - ou~ ':)\ 415' J a..-k\11 J 0'1_,All t_lji ~ ~ <.?# :;~~~~~I \+,All.. xiii ABSTRACT The main objective of this dissertation is to investigate and study about Habib Husein al-Habsyi and his roles in the growth of Syi'ah in Bangil. As a scholar ('ulama) and descendent of Prophet Muhammad SAW, Habib Husein al-Habsyi feels deeply disturbed by a common phenomenon in which different Moslem communities blame one another, or even call each other as non-Moslems (kafir) simply because they follow different mazhabs. Amid this blame game and kafir labeling between Sunni and Syiah followers, Habib Husein alHabsyi has a strong will to minimize the sources of dispute and maximize the spirit of the Islamic brotherhood (ukhuwwah Islamiyyah) among different mazhab followers by greatly valuing their similarities in the core teachings of Islam (usu/ ad..din) and discounting their differences in the branches (furu) and not letting themselves trapped in a narrow fanatism of mazhab. It is acknowledged that after Islamic Revolution in Iran led by Ayatollah Khumaini, Syi'ah-as one of mazhab in Islam-becomes more popular including in Bangil East Java. As a Syi'ah revolution leader, Khumaini plays significant roles in introducing and spreading teachings of Syi'ah Isna 'Asyariyah to the world, which is afterward known as an 'exported' revolution, and considered as a threat by many countries including Indonesia, particularly during the New Order government. The victory of Islamic Revolution in Iran becomes one of the reasons why this mainstreamlmazhab is interesting to study in terms of its early growth since Prophet Muhammad era and its religious doctrines. The next question that arises is how the Moslem Bangil people were before getting exposed to the Syi'ah religious teachings and who is the main figure successfully spreading these teachings in Bangil. In addition, the factors that influence the wide acceptance of Syi'ah religious thoughts by Bangil society as well as roles played by Habib Husein al-Habsyi in this regards and the impacts of his thoughts on this society are worth investigating. The above questions are analyzed using qualitative method with historical approach in order to systematically and objectively reconstruct the historical traces of Syi'ah mainstreamlmazhab in relation to its growth in Bangil East Java. Furthermore, sociological approach is employed to observe the social interaction between one society group and the other society group (Syi'ah and Ahl al-Sunnah) in Bangil in which to some extent tolerance and understanding emerge due to similar teaching sources. This research finds that Habib Husein al-Habsyi, as a Syi'ah defender, places the concept of Islamic Brotherhood (ukhuwwah lslamiyah) as a way to attract Moslem society in Bangil to accept Syi' ah mainstreamlmazhab. According to Habib Husein al-Habsyi, each Ahl a/-Qiblah from any mainstreamlmazhab is closely bound in brotherhood. The spirit of ukhuwwah lslamiyah is implemented in the form of "understand one another" between those two mainstreams/mazhabs in Islam-Ahl al-Sunnah and Syi'Wi. Although in other countries these two mainstreams/mazhabs regard each other as infidels/non-Moslems and even kill one another, this ukhuwwah Islamiyah model that means "understand one another'' between Ahl al-Sunnah and Syi'ah offered by Habib Husein al-Habsyi tend to be harmonically accepted by any society anywhere. However, it must be admitted that there are some people in Bangil society in East Java who do not share the thought of Habib Husein al-Habsyi. The spread and transmission of Habib Husein al-Habsyi teaching model seems to create a type of society whose different members understand that despite their differences they can live peacefully and harmoniously as Moslem brothers. The different mainstreamlmazhab does not create conflicts among the mazhab followers. However, Habib Husein al-Habsyi suggests that the differences should be able to create harmony in the life of Moslem society of any mainstream/mazhab of which Habib Husein al-Habsyi describes as "a big garden" rich in various halal and heavenly delightful fruits. xiv PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. I. Konsonan Tunggal HurufLatin Keterailgan alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan y ba' b Be ..::.> ta' t Te ..:.. ·sa' s es (dengan titik diatas) t. jim j Je (. qa' li ha (dengan titik dibawah) t kha' kh .) dal d De ~ :lal i; zet (dengan titik diatas) J ra' r Er j zai z Zet ,f sin s Es ,;. syin sy Es dan Ye ~ &lid & Es (dengan titik dibawah) JP c;lac;l q De (dengan titik dibawah) Jo ta' t Te (dengan titik dibawah) j; ~· z Zet (dengan titik dibawah) t. 'ain ' koma terbalik di atas t gain g Ge J fa' f Ef J qlif q Qi .!! klif k Ka J lam l 'El r m1m m 'Em ,;, nun n 'En J wawu w We 0 ha' h Ha • hamzah I Apostrof ~ ya' y Ye Huruf Arab Nama ' ·. xv - kadanha II. Konsonan Rangkap karena Syaddab ditulis Rangkap ditulis muta'aqqidin ditulis 'iddah m. Ta' marbutab 1. Bila dimatikan ditulis h ditulis hibbah ditulis jizyah (ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang 'al serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h karamah al-auliya' ditulis 2. Bila ta' marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t. zakatul fitri ditulis IV. Vokal Pendek -,,/ kasrah ditulis fathah ditulis a dammah ditulis u xvi V. Vokal Panjang fathah + alif ditulis a ~~ ditulis jahiliyyah fathah + ya' mati ditulis a ~ ditulis yas'a kasrah + ya' mati ditulis i r-J' ditulis karim dammah + wawu mati ditulis ii JPJ) ditulis furiid Fath }ah + ya' mati ditulis ai ~ ditulis bainakum ditulis au ditulis qaulun VI. Vokal Rangkap fathah + wawu mati JJ VII. VIII. Vocal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof ditulis a'antum ditulis u'iddat ditulis la'in syakartum Kata Sandang Alif + Lam a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah ditulis al-Qur' an ditulis al-Qiyas xvu b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf I (el) nya. ~I IX. ditulis as-Sama' ditulis asy-Syams Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya. JP J)ll i.iJ~ UIJAi ditulis :lawi al-furiiq ditulis ahl as-sunnah xvm " .. KATA PENGANTAR Segala puji penulis panjatkan hanya kepada Allah swt, sebab hanya dengan rahmat dan hidayah dari Allah swt, penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Salawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan yang mulia Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa disertasi yang merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu agama Islam pada Program Pascasarjana (S3) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung atau pun tidak. Maka melalui kesempatan ini dengan hati yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: I. Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang selalu mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu, demi meningkatkan kualitas SDM di wilayah Indonesia Timur, khususnya pada STAIN Ambon dan setelah berubah status menjadi IAIN Ambon. 2. Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang juga selalu mencurahkan perhatian dan memberikan arahan serta dorongan moril kepada penulis dalam rangka peningkatan status STAIN Ambon menjadi IAIN. 3. Prof. Dr. Djoko Suryo dan Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain selaku promoter, yang ditengah-tengah kesibukannya senantiasa meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian kepada penulis berupa saran dan pendapat demi peningkatan bobot tulisan disertasi ini. DAFTARISI HALAMAN JUDUL ................................................................................,}·········· HALAMAN PERNYAT AAN KEAS LIAN....................................................... 11 PENGESAHAN REKTOR ............................................................................... 111 DEWAN PENGUJI ............................................................................................ iv PENGESAHAN PROMOTOR ........................................................................ v NOTA DINAS ..................................................................................................... vi ABSTRAK............................................................................................................ XU PEDOMAN TRANSLITERASI......................................................................... xv KATA PENGANTAR ........................................................................................ XIX DAFTAR ISi ...................................................................................................... XXl DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxiv · BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... A. Latar Belakang Masalah .... .. ......... ... ... .. ...... ................ ........... B. Rumusan Masalah .................................................................. C. Tujuan clan Kegunaan Penelitian .......................................... D. Kajian Pustaka........................................................................ E. Kerangka Teori.. ... ......... .... ... .... ..... ... ..... .. ... .... .... ................ .... F. Metode Penelitian............................ ........ ............................... G. Sistematika Pembahasan ....................................................... 1 1 10 10 12 14 18 22 BAB II : GAMBARAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT BANGIL ...................................................... A. Kondisi Geografi.s Bangil ..................................... ... .............. 1. Keadaan Penduduk ............. ........ ....................................... 2. Keadaan Pendidikan . ............... ... ... .. .... .... .... ..... .. .. ... ... ..... .. B. Situasi Masyarakat Bangil ..................................................... 1. Hubungan Sosial .... .............................................. ............. 2. Biclang Perkawinan ..................... ...................................... 3. Bidang Kepartaian ............................................................. C. Agama dan Kepercayaan Masyarakat Bangil ....................... 26 26 27 31 33 34 34 36 38 : BIOGRAFI HABIB HUSEIN AL-HABSYI ........................... A. Masa Kecilnya (Kelahiran clan Keturunannya) ..................... B. Pendidikannya ............... ........ ......... ... ..... .. ....... ... ................ ... C. Guru-gurunya ....................................................................... D. Karya-karyanya ..................................................................... E. Perkawinannya ...................................................................... F. Kehidupan Keluarganya ........................................................ G. Akhir Hayatnya ..................................................................... 40 40 41 44 45 58 60 61 BAB III xxi BAB IV BABV : DESKRIPSI UMUM TENTANG SYI' AH ............................. A. Syi'ah di masa Nabi Muhammad saw .................................... B. Syi'ah di masa al-Khulafa' al-Riisyidiln ................................ C. Dinamika Perkembangan Syi'ah ........................................... D. Doktrin Keagamaan Syi'ah .................................................. 1. Masalah al-Qur'an ............................................................ 2. Masalah lmamah ...... ............... .... ... ... .. ... .. ... .. ... .. .... .. .. .... .. 3. Masalah Imam Mahdi ....................................................... 4. Masalah Mut'ah ................................................................ 5. Masalah Taqiyah .............................................................. 65 72 79 95 102 102 113 125 134 142 PERKEMBANGAN SYI'AH DI BANGIL ............................ A. Faktor Kesamaan Ajaran ...................................................... B. Faktor Pembaruan Pemikiran ............................................... C. Faktor Paham Pluralisme dan Pergantian Rezim .................. D. Konteks Sosiologis Perkembangan Syi'ah ............................ 153 153 168 176 189 BAB VI : PEMIKIRAN KEAGAMAAN HABIB HUSEIN AL-HABSYI DANPERANNYAPADAMASYARAKATBANGIL ........... 195 A. Pemikirannya tentang Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah ........... 195 B. Pemikirannya tentang Syi'ah ................................................ 201 C. Pemikirannya tentang Pluralitas Mazhab dalam Islam .......... 204 D. Perannya di Bidang Politik: dan Pendidikan ........................... 208 1. Politik: ............................................................................... 208 2. Pendidikan ........................................................................ 213 BAB VII : PENUTUP .................................................................................... 222 A. Kesimpulan ............................................................................ 222 B. Saran-saran ............................................................................ 225 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 228 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP xxu DAFTAR tAB.li:L Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Bangil yang Dirinci Menurut Kehirahan Tahun 2005, 26. Tabel 2 Jumlah Penduduk Kecamatan Bangil Menurut Kelurahan Tahun, 2005 dan 2006, 28. Tabel 3 Keadaan Penduduk Kecamatatl Bangil Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006, 29. Tabel 4 Jumlah Penduduk Kecamatan Bangil Berdasarkan Kelompok Agama Tahun 2005, 31. Tabel 5 Data Organisasi kemasyarakatan, Organisasi Keagainaan, Organisasi Politik dalam Wilayah Kecainatan Bangil Kabtipaten Pasuruart Tahun 2008, 37. Tabel 6 Jumlah Tempat Peribadatan bi Kecamatan Bangil Tahun 2005, 39. xxiii • BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini terminologi Syi'ah 1 dan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah diletakkan secara berhadap-hadapan. Suatu hal yang pada masa Nabi Muhammad saw tidak ditemukan. Secara kuantitas, jumlah penganut Ahl alSunnah wa al-Jama'ah lebih banyak dibanding golongan Syi'ah. Setelah terjadi revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Ruhullah Khumaini (seorang penganut Syi'ah Uma 'Asyariah), tampaknya orang mulai melihat dan ingin mengetahui lebih jauh tentang pemikiran-pemikiran Syi' ah. Pemikiran para tokoh Syi'ah seperti Imam Khumaini, Ali Syariati, Sayyed Hossein Nasr, dan Murtada Mutahhari banyak diminati oleh kaum muslim khususnya kalangan 1 Kata (istilah) Syi'ah sebenarnya telah dikenal pada zaman Nabi saw. Bahkan istilah tersebut berikut turunan katanya disebutkan oleh Allah swt sebanyak dua belas (12) kali dalam al-Qur'an (lihat Abu Zahrah al-Najdi, al-Qur'an dan Rahasia Angka-angka, terj. Agus Efendi, cet. ke-2 (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), hlm. 104. Syi'ah secara etimologi berarti: pengikut, partisan, sekelompok orang yang memperlihatkan kesamaan sikap atas suatu masalah atau suatu keyakinan yang mereka dukung dan bela. Lihat Sayyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, terj. Tim Penerjemah Miz.an (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 146. Menurut lbnu Khaldun, Syi'ah adalah suatu istilah yang menggambarkan para pengikut Ali, anak-anaknya dan mazhab pemikiran mereka (Ibid, him. 147). lstilah Syi'ah sebenamya telah ada bersamaan dengan al-Qur'an itu sendiri. Bahkan selama hidup Rasul Muhammad saw, istilah tersebut merupakan sebutan bagi empat sahabat besar Nabi saw, yaitu: Salman al-Farisi, Abu Dzarr al-Ghifari, al-Miqdad bin Amr, dan Ammar bin Yasir. Setelah Nabi saw meninggal dunia, beberapa orang sahabat bergabung mendukung Ali bin Abi Thalib dan diidentifikasi dengannya. Abu Hatim al-Razi mendefinisikan Syi'ah sebagai berikut: "Syi'ah merupakan sebutan untuk orang-orang mencintai Ali pada zaman Rasul saw." Lihat Rasul Ja'farian, Sejarah Islam Sejak Wafat Nabi Hingga Runtuhnya Dinasti Bani Umayyah (ll-132 H), terj. Ilyas Hasan (Jakarta: Lentera Basritama 2004), hlm. 250. 2 mud.a Islam baik dari golongan Syi'ah sendiri maupun dari golongan Sunni di seluruh dunia. 2 Jauh sebelum terjadinya revolusi Islam Iran pimpinan Ayatullah Khumaini, agaknya paham Syi'ah telah ada di Indonesia, namun sebegitujauh paham tersebut cenderung tertutup dan tidak banyak dikenal orang. Dengan munculnya revolusi Islam Iran, aktivitas Syi'ah di Indonesia mulai menunjukkan warna ke-Syi'ah-annya dan tampaknya mengalami perkembangan yang cukup signifikan.3 Walaupun terdapat "perbedaan" secara ideologis antara Syi'ah dan Sunni, namun secara umum kaum muslim di seluruh dunia saat itu merasa 2 Paling tidak ada tiga faktor penyebab mengapa kalangan muda berminat dan tertarik kepada ajaran dan pemikiran Syi'ah, yaitu: Pertama, mereka melihat Syi'ah sebagai ajaran yang banyak menggunakan akal. Kalangan muda yang biasanya sering bereksperimen dengan menggunakan daya nalar, pada titik ini menemukan suatu wahana diskusi. Penggunaan akal oleh Syi'ah untuk menentukan baik-buruknya sesuatu dianggap oleh kalangan muda sebagai sesuatu yang realistis dan perlu diikuti Kedua, mereka melihat masalah kepemimpinan dalam Syi'ah yang mensyaratkan kriteria tertentu pada pemimpin (imam)nya berdasarkan pada kapabilitas intelektualnya, yang dapat dilihat dari karya-ka.rya mereka, dianggap lebih menarik dan lebih cocok dengan semangat demokrasi dan penghormatan hak-hak asasi yang menjadi simbol negara modem. Ketiga, mereka melihat spritualisme dalam Syi'ah sebagai altematifyang dapat mengatasi tekanan hidup, seiring dengan adanya berbagai problema kehidupan yang tidak henti-hentinya melanda dunia modem. Lihat M. Hamdan Basyar, "Bila Syi'ah di Indonesia Berpolitik" dalam Syiar, edisi Muharram 1423H, hlm. 12. 3 Perkembangan Syi'ah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kesuksesan revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Paling tidak ada dua indikasi yang menunjukkan hal tersebut, yaitu: Pertama, pasca revolusi, beberapa kalangan mengirim para pemuda Islam untuk belajar di Iran, khususnya di Qom. Ketika kembali ke Indonesia, di antara mereka ada yang mendirikan yayasan pendidikan yang bemafaskan ajaran dan pemikiran Syi'ah. Kedua, yayasan pendidikan tersebut kemudian mengirim para siswanya ke Iran untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan mereka tentang ajaran dan pemikiran Syi'ah. Setelah kembali ke Indonesia, mereka menyebarkan ajaran dan pemikiran tersebut di lingkungan di mana mereka berada. Ibid. 3 senang dengan keberhasilan revolusi Islam Iran termasuk muslim Sunni. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kemenangan revolusi tersebut telah dapat mengangkat martabat dan harga diri umat Islam di seluruh dunia. 4 Hal ini dapat dipahami karena revolusi Iran itu sendiri tidak menggunakan label golongan (Syi'ah). Hal tersebut tampaknya membawa perubahan sikap di kalangan muslim Sunni Indonesia terhadap muslim Syi'ah. Walaupun harus diakui bahwa masih banyak juga yang mengecam mereka, namun tidak sedikit yang mulai bersimpati dan tidak mempersoalkan lagi eksistensi muslim Syi' ah tersebut. 5 Hal ini dapat dilihat dari muncul dan berkembangnya beberapa yayasan Islam yang menonjolkan paham Syi'ah, namun mereka tetap diterima oleh masyarakat setempat dan bahkan lembaga-lembaga pendidikan yang mereka dirikan justru banyak diminati. Pasca revolusi Islam Iran, kajian-kajian tentang Syi'ah di Indonesia mulai bermunculan meskipun awalnya masih bersifat kelompok-kelompok kajian, seperti di Bandung, Bogor, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Makassar dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya terutama pasca runtuhnya pemerintahan Soeharto dan bergulimya gerakan reformasi Indonesia, muslim 4 Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi (Bandung: Mizan, 2008), hlm. 527. 5 Mereka yang tidak mempersoalkan eksistensi muslim Syi'ah di Indonesia datang dari para pemikir muslim modem dan moderat, seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholis Madjid, Azyumardi Azra dan lain-lain. Di sisi lain kecaman justru datang dari muslim konservatif Indonesia. Hujatan terhadap Syi'ah di Indonesia banyak mewarnai media massa Indonesia pada tahun 1990. Mulai dari tuduhan tentang "Kepalsuan Doktrin Imamah Syi'ah", sampai kepada tuduhan bahwa "Syi'ah Mempropagandakan Umat Islam". 4 Syi'ah di Indonesia semakin jelas keberadaannya yang ditandai dengan bertambahnya penganut Syi'ah di berbagai pelosok Nusantara. Munculnya berbagai lembaga dan yayasan keagamaan Syi'ah merupakan suatu fakta bahwa penganut mazhab Syi'ah dari hari ke hari menunjukkan peningkatan.6 Fenom.ena tersebut memang menarik untuk dikaji terutama dalam konteks paham Syi'ah di Indonesia, khususnya di Bangil, Jawa Timur. Asumsi yang bisa dibartgun dalam kaitannya dengan perkembangan paham Syi'ah tersebut adalah bahwa tidak mungkin Syi'ah muncul ke permukaan begitu saja sebagai salah satu mazhab dalam Islam tanpa adanya rentetan kesejarahan inereka di Indonesia. Sudah barang tentu Syi'ah di Indonesia telah ada sebelum aktivitas mereka yang ditandai dengan didirikannya lembaga-lembaga kajian, yayasan-yayasan, dan bahkan pesantren-pesantren dengan jumlah santri yang cukup signifikan.. Namun sebegitu jauh keberadaan meteka masih bersifat tertutup, 7 sampai kemudian muncul faktor-faktor ekstemal seperti keberhasilan 6 Peningkatan jumlah penganut mazhab Syi'ah tersebut dapat dilihat deng!ifi ttluncu:....iya berbagai yayasan berfaham Syi'ah, seperti Yayasan Mutahhari (mengambil nama Murthada Mutahhari) di Bandung; dan Pesantren al-Hadi di Pekalongan yang dipimpin oleh Ahmad Baragbah, lulusan Qum, Iran. Secara gamblang ia mengakui bahwa Pesantren al-Hadi tersebut adalah satu-satunya pesantren Syi'ah di Indonesia. Di Jawa Timur juga berdiri Yayasan Pesantren Islam (YAPI) yang secara terbuka mengajarkan mazhab Syi'ah. Selain Y API Bangil, kantongkantong Syi'ah lainnya adalah Surabaya, Situbondo, Malang dan Jember. Bahkan alumni Y API telah tersebar di hampir seluruh wilayah Nusantara. Seperti di Pulau Ambon (Maluku), tepatnya di Desa Hila, Maluku Tengah, sedangkan di Irian Jaya/Papua berada di Kota Sorong daerah Remu Selatan. Di Makassar (Sulawesi Selatan) sejak April 1994 berdiri Yayasan al-Isiah, sebuah forum sosial yang secara khusus mendalami ajaran-ajaran Syi'ah. Lihat A. Rahman Zainuddin dkk, Syi'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian (Bandung: Mizan, 2000), him 33. 7 Agaknya ketertutupan tersebut dilandasi oleh doktrin-doktrin Syi'ah yang dikenal dengan Taqiyyah, yaitu "menyembunyikan sesuatu dengan berpura-pura". Taqiyyah juga berarti "menghindari atau menjauhi diri dari setiap jenis bahaya". Taqiyah juga berarti; "seseorang yang menyembunyikan agamanya atau beberapa praktek tertentu dari agamanya dalam keadaan- 5 revolusi Islam Iran dan bergulirnya Orde Reformasi di Indonesia. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa keberadaan Syi'ah di Indonesia sebenarnya telah ada jauh sebelum revolusi Islam Iran. Bahkan Syi'ah pernah menjadi kekuatan politik yang tangguh di Nusantara pada masa8 masa awal penyebaran Islam di kawasan ini. Menurut Yunus Jamil dan Hasymi, Kerajaan Peureulak (Perlak) didirikan pada tahun 225 H/845 M oleh para pelaut, pedagang muslim asal Persia, Arab dan Gujarat yang mula-rtiula datang untuk mengislamkan penduduk setempat. Sultan Peureulak yang pertama adalah seorang keturunan Quraisy yang bernama Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah yang menganut paham politik Syi'ah. Dengan kekuasaan politik yang ada pada sultan, paham Syi'ah juga menyelusupi masyarakat muslim yang baru berkembang saat itu. Kekuatan politik dan penyebaran paham Syi'ah yang dilakukan oleh sultan, tampaknya mendapat perlawanaii dari kalangan muslim Sunni, namun tidak mengakibatkan paharh keagamaan Syi'ah lenya'p begitu saja. 9 Apa yang dikemukakan oleh Yunus Jamil dan Hasymi tersebut, oleh Azyumardi Azra disebut sebagai mitos atau legenda, 10 namun bekas-bekas keadaan yang mungkin atau pasti akan menimbulkan bahaya sebagai akibat tindakan-tindakan dari orang-orang yang menentang agamanya atau praktek-praktek keagamaan tertentu". (Lihat alAllamah M H. Thabathabai, Islam Syi'ah: Asal Usu/ dan Perkembangannya, terj. Djohan Effendi (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1989), him. 259. 8 A. Rahman Zainuddin dkk., Syi'ah dan Politik, hlm. 10. 9 Ibid., hlm. 10-11. Ibid, hlm. 12. 10 6 mazhab Syi'ah masih terlihat di Jawa dan Sumatera. 11 Bahkan di Maluku, tepatnya di Desa Rohomoni, pengaruh Syi'ah tampak dengan jelas pada penyebutan setiap nama pengantin pria dengan nama "Ali", dan nama pengantin wanita dengan nama "Fatimah" pada saat pelaksanaan Ijab Qabul. 12 Selain itu kebiasaan mengamalkan tarekat tertentu, juga merupakan bagian dari pengaruh Syi'ah di Indonesia. Media (tarekat) ini agaknya merupakan sisi penting penyebaran Syi'ah, bahkan boleh dikatakan bahwa perkembangan Syi'ah di Indonesia berlangsung melalui ajaran (tarekat) ini"'. 13 Beberapa contoh yang dikemukakan sebagai pengaruh Syi'ah tersebut, pada esensinya tinggal kemiripan belaka, yang hampa dari kerangka teologi dan ideologi Syi'ah. Namun setelah terjadinya revolusi Iran, diterjemahkannya buku-buku karya pemikir-pemikir Syi'ah, dan tumbangnya Orde Barn, tampaknya Syi'ah sebagai paham keagamaan dan politik mulai menetnukan sejumlah pendukung di Indonesia. 14 11 Thomas W. Arnold, Sejarah Da'wah Islam, terj. H.A. Nawawi Rambe (Jakarta: Wijaya, 1981), him. 318. 12 Di sini dapat dikemukakan lafal. ijab qabul tersebut sebagai berikut : Penghulu memanggil calon pengantin pria : "Ali, Ale (kamu) suka Fatimah, (diulang sebanyak tiga kali). pria menjawab : "Au (saya) suka Fatimah benar-benar. Setelah itu penghulu bertanya kepada pengantin wanita: "Fatimah, Ale (kamu) suka Ali", (Diulang sebanyak tiga kali). Pengantin wanita menjawab: "Au (saya) suka Ali benar-benar". Setelah melaksanakan prosesi pemikahan seperti di atas, "Ali" (suami) dipukul dengan rotan di punggungnya secara perlahan-lahan sebanyak dua belas kali. Pukulan dua belas kali pada punggung tersebut, tampaknya ada kaitannya dengan jumlah dua belas imam yang ada pada Syi' ah Isna 'Asyariyah , sebab pukulan sebanyak dua belas kali itu, kemudian ditutup dengan pacaan Q.S. al-Al}zab q3): 56 beril$ut: ~L...cii-~1~-~j-1"...j :'t;---:- .:Jj1A(L ·~1j !;.._~_l'-~_.~;f..,.,'j-;,-:8J\".1 ~ -, .r-::-J ,- _,._ y-" -....:.Y-, 'T,. - !.$"' rJ*' u~ Ini merupakan suatu penghormatan kepada Nabi saw dan keluarganya. 13 A. Rahman Zainuddin, Syi'ah dan Politik, him. 85. 14 Ibid, him. 27. ~ J uf 7 Ketika masyarakat mengetahui bahwa yang menggerakkan revolusi Iran itu adalah muslim Syi'ah, maka pada awal tahun 1980-an mulai ada kecendrungan dari masyarakat untuk mengetahui lebih jauh tentang mazhab tersebut, baik dengan cara mempelajarinya dari referensi yang ditulis oleh tokoh-tokoh Syi'ah sendiri ataupun dengan cara pergi ke Iran dan belajar di sana. Salah seorang yang belajar dan mengetahui betul tentang Syi'ah adalah Habib Husein al-Habsyi. Walaupun ia sendiri adalah seorang penganut Ahl-alSunnah wa al-Jama'ah, namun tidak menghalanginya untuk mempelajari mazhab Syi'ah tersebut. Hal inilah yang agaknya menyebabkan mengapa Habib Husein al-Habsyi diterima di semua golongan dalam Islam, baik dari golongan Ahl-al-Su:tmah wa al-Jama'ah, maupun dari golongan Syi'ah. Keluasan ilmu yang dimiliki oleh Habib Husein al-Habsyi menyebabkannya bersahabat baik dan bertatap muka langsung dengari banyak ulama kelas dunia, seperti Abd al-Halim Mahmud (Syaikh al-Azhar) dari Mesir, Abu al-Hasan Ali fil-Nadwi dari India, Yusuf al-Qardawi dari Qatar, Sayyid Muhammad bin Alwi al-Malik dari Saudi Arabiah, Imam Khumaini, dan lain-lain. Perkenalannya dengan para ulama tersebut tampaknya mempermudah pengiriman santri-santri YAPI Bangil yang ia pimpin untuk belajar ke luar negeri, seperti Mesir, India, Saudi Arabiah dan negara-negara Timur Tengah lainnya. 15 15 Ustaz Ali Rid.ha, Pengasuh Pondok Pesantren YAPI Bangil, Wawancara (Bangil, 8 Oktober 2008). 8 Apa yang telah dikemukakan di atas, perlu dikaji lebihjauh tentang peran Habib Husein al-Habsyi dan perkembangan paham keagamaan Syi'ah di Bangil, kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Aspek-aspek teologinya, seperti masalah al-Qur' an, masalah imamah, dan juga tentang Imam Mahdi yang mereka yakini akan datang di akhir zaman. Selain itu, bebetapa aspek fikih Syi 'ah juga secara singkat akan dikaji, khususnya tentang perkawinan mut 'ah atau yang biasa dikenal dengan kawin kontrak. Dalam kaitannya dengan peran Habib Husein al-Habsyi tersebut, yang dijadikan sebagai fokus penbahasan dalam penelitian ini, bukan hanya karena Habib Husein al-l-Iabsyi adalah seorang ulama yang berpengaruh di Bangil, tetapi juga seorang yang memiliki kepedulian sosial keagamaan yang muhcul dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Sebagai seorang ulama Habib Husein al-Habsyi merasa prihatin rhelihat realitas kehidupan sosial keagamaan umat Islam yang saling salah menyalahkan dan bahkan saling kafir mengkafirkan hanya karena perbedaan mazhab dan golongan yang diikuti dan yang dianut. Realitas tersebut menurut Habib Husein al-Habsyi, lebih dikarenakan adanya perasaan bahwa mazhab yang satu lebih baik dan lebih benar daripada mazhab yang lain tanpa dilandasi dengan pemahaman yang benar atas mazhab yang dianut, atau memvonis mazhab lain salah dan sesat dengan menggunakan "palu" mazhabnya sendiri. Kondisi riil umat Islam tersebut terekam oleh Habib Husein al-Habsyi yang kebetulan berdomisili di Bangil. Walaupun hanya sebagai ibu kota 9 kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 69.249 orang, dan luas wilayah 290.300 KM, 16 namun Bangil memiliki semua penganut agama dan organisasi, baik kemasyarakatan ataupun politik, yang tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan "konflik ideologis",1 7 yang mengarah kepada konflik fisik, seperti yang terjadi di belahan dunia lainnya, apabila tidak ditangani secara arif. Habib Husein al-Habsyi menawarkan sebuah konsep yang disebut dengan "saling memahami". Dengan saling memahami, "konflik ideologis" tersebut akan dapat dihindarkan. Dengan saling memahami, akan dapat mendatangkan rasa toleransi, dan toleransi akan mendatangkan persatuan, dan persatuan akan merhbawa kepada kekuatan, dan kekuatan akan mengha11tarkan umat untuk memperoleh kemenangan. 18 Apa yang telah dikemukakan di atas bukan hanya menarik, tetapi petlu dikaji untuk memberikan informasi tentang keberadaan Syi'ah, khususnya di l3angil, Jawa Titntir, yang merupakan salah satu sentral Syi'ah yang ada di Indonesia. dan juga tentang peran Habib Husein al-Habsyi dalam menyikapi pluralitas dan keanekaragaman mazhab dan golongan yang ada dengan konsep "saling memahami" tersebut. 16 Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, (Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pasuruan), Tahun 2005. 17 Ideologi tidak dalam arti politik atau kekerasan saja, cara berfikir pun sesungguhnya dapat disebut sebagai ideologi. Lihat Kuntowijoyo, Paradigma Islam, him. 307. 18 Habib Husein al-Habsyi, Membangun Masyarakat Juang dan Kerja (Bangil: Y API, 1994), him. 15-16 10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah peta perkembangan paham keagamaan Syi'ah sejak zaman Nahi Muhammad saw sampai masa ini beserta doktrin keagantdannya? 2. Faktor apakah yang menyebabkan pemikiran keagamaan Syi'ah diterima oleh masyarakat Bangil dan mengapa paham keagamaan Syi'ah tetsebut dapat berkembang dan hidup berdampingan dengan masyarakat Islam lainriya? 3. Bagaimanakah pemikiran dan peran Habib Husein al-Habsyi dalain penyebarah doktrin-doktrin keagamaan mazhab Syi'ah di Bangil Jawa Timur? t. tujuan dati Kegtmaan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan mengungkap fakta sejarah tentang Syi'ah sebagai salah satu aliran/mazhab dalam Islam serta peran Habib Husein al-Habsyi dalam kaitannya dengan perkembangan dan respon masyarakat Bangil, Jawa Timur, terhadap aliran/mazhab ini. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab aliran/mazhab keagamaan dalam Islam ini diterima di kalangan muslim Bangil, Jawa Timur, dan juga untuk memahami doktrin paham 11 keagamaan Syi'ah yang dikembangkan serta kemungkinan penyesuaian doktrinnya dengan kultur setempat. Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk mernberikan cara pandang secara akademis tentang perkembangan Syi'ah di Bangil - Jawa Timur, sebagai dinamiktl keagamaan bagi sebagian Ulilat Islam di Indonesia yang tampaknya menilai negatif mazhab Syi'ah, narilun tidak mengetahui kenya~ sejarah yang melingkupinya. Di samping itu, pemahaman yang baik tentang realitas Syi'ah yang diyakini sedang mendapat lahannya yang subur di Indonesia, tampaknya akan menjadi dasar bagi pengembangan masyarakat muslim Indonesia yang sehat dan terbuka terhadap dinamika internal yang terjadi dalarii tubuh umat Islam. Sebagaimana telah diketahui bahwa sejak munculnya Syi'ah dan Ahl alSunnah, tidak petnah sepi dari perdebatan di sekitar masalah-masalah yang sebenamya btlkatt merupakan u~fil (pokok) agama, bahkan bukan saja perdebatail, t~ilipi justru saling kafir mengkafirkan antara dua golongan dalam Islam ini. Padahal keduanya merujuk pada sumber ajaran yang sama, yaitu alQur' an dan Hadis (Sunnah) Nabi saw. Dengan mengetahui realitas Syi'ah sebagai salah satu aliran/mazhab dalam Islam akan melahirkan saling pengertian di antara dua belah pihak (Sunnah dan Syi'ah), sehingga keduanya dapat saling memahami bahwa perbedaan yang selalu diperdebatkan itu tidak menyentuh pada persoalan 12 pokok dalam Islam bahwa Allah swt. adalah Esa dan Rasul Muhammad adalah utusan Allah, sehingga saling kafir mengkafirkan tampaknya merupakan suatu yang sangat berlebihan (guluww) dalam agama. Bila dew(lSa ini ada upaya untuk mencari titik temu lintas agama-agama dengan mengedepankan persamaan-persamaan yang ada pada masing-masing agama tersebut, maka akan lebih layak bila persoalan-persoalan yang ada pada mazbab-mazhab dalam Islam itu diteliti dan didudukkan pada sumbersumbemya (al-Qur'an dan Sunnah), di mana baik Syi'ah maupun Ahl alSunnah sama-sama mengakui kebenarannya, walaupun harus diakui bahwa alQur' an dan al-Sunnah itu dipahami secara berbeda oleh golongan Syi'ah clan Ahl al-Sunnah dalam berbagai macam bentuk ijtihad dan tafsiran. D. Kajian Pustaka Kajian-kajian tentang mazhab Syi'ah yaag ditulis oleh para pakat, baik dari golongan Syi'ah maupun dari Ahl al-Sunnah dapat dibaca di hampir setiap perpustakaan di Indonesia. Tulisan-tulisan dan kajian tersebut sangat bervariasi, ada yang mendukung dan ada yang menentang. Atas dasar realitas ini, penulis cenderung untuk mengkaji Syi'ah sebagaimana adanya sebagai suatu realitas sejarah dalam Islam. Tulisan-tulisan tentang Syi'ah memang telah banyak ditemui, namun 13 dalam kaitannya dengan Syi'ah di Bangil-Jawa Timur, tampaknya belum ada, kecuali beberapa tulisan tentang aliran/mazhab Syi'ah di Indonesia. Di antara tulisan-tulisan itu adalah: a. Aliran Syi 'ah di Indonesia, karya H. Aboe Bakar Atjeh (buku); b. Perkembangan Syi 'ah di Indonesia, karya K.H. Thahir Abdullah al-Ka.ff (artikel); c. Syi 'ah di Indonesia: antara Mitos dan Realitas, karya Azyumardi Azra (artikel); d. Syi 'ah dan Ahlussunnah sating Rebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak Awai Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara, karya A. Hasjmi (buku); dan e. Syi 'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian, karya A. Rahman Zainuddin dan kawan-kawan (buku). H. Aboe Bakar Atjeh dan juga A. Hasjmi dalam tulisan mereka lebih banyak thenyoroti aliran/mazhab Syi'ah di masa-masa awal sejarah Islam di Nusantara. K.H. Thahir Abdullah al-Kaff sedikit menguraikan perkembatigan Syi'ah di Indonesia yang tampaknya lebih lengkap daripada Aboe Bakar Atjeh maupun A. Hasjmi. Adapun Azyumardi Azra lebih banyak menengarai dan mengomentari pikiran-pikiran A. Hasjmi dan M. Junus Jamil tentang argumen kemunculan aliran/mazhab Syi'ah di Nusantara yang dianggapnya lebih merupakan mitos daripada sebuah realitas. Adapun A. Rahman Zainuddin dan 14 kawan-kawan lebih mengutarnakan kajian mereka pada paham keagarnaan aliran/mazhab Syi'ah di Indonesia dalarn kaitannya dengan politik di Indonesia. Penelitian ini lebih mengarah pada perkembangan aliran/mazhab Syi'ah di Bangil - iawa Timur, yang juga merupakan salah satu sentra dari sekian banyak sentra Syi'ah yang ada di Indonesia. Selain itu, arah penelitian ini juga difokuskan pada penerimaan sebagian masyarakat Bangil - Jawa Timur terhadap aliran/mazhab dimaksud. Hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya "harmonisasi" yang dibangun oleh masyarakat Bangil - Jawa Timur, dalarn memberi perlindungan kepada pengikut aliran/mazhab Syi'ah atau simpatisannya a.tau para pelaksana doktrin-dokttinnya. Dari beberapa buku dan hasil penelitian tersebut di atas, tampak jelas bahwa kajian tentang Syi'ah sebenarnya telah banyak dilakukan. Akan tetapi kajian secata khusus tentang Syi'ah di Bangil tampaknya belum petnah dilakukan. Untlik itu penulis merasa tertarik untuk mengkaji Syi'ah di Ban.git sebagai topik yang difokuskan pada peran dan pemikiran Habib Husein alHabsyi yang diharapkan dapat memberi informasi yang benar tentang pribadinya dan mazhab Syi'ah itu sendiri. E. Kerangka Teori Dalarn memaharni pemikiran Habib Husein al-Habsyi, penulis 15 menggunak:an landasan teori yang mengacu pada Q.S. al-ijujurat (49): 10 yang mengisyaratk:an bahwasanya: "Orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat". 19 Dalam dunia Islam, ayat tersebut mengisyaratk:an bahwa persaudaraan yang terjalin antara sesama muslim, adalah persaudaraan yang dasarnya berganda, yaitu atas dasar persamaan iman dan atas dasar seketurunan. 20 Ayat ini juga mengisyaratk:an bahwa apabila ada perselisihan harus diupayak:an i~l~ sehingga hubungan persaudaraan tetap terjalin secara harmonis di antara sesama muslim. 21 Selain ayat tersebut penulis juga menggunak:an landasan teori yang mengacu pada hadis Nabi Muhammad saw yang mengisyaratkan bahwa "seorang muslim itu adalah saudara bagi seorang muslim lainnya ... " 22 Dalam konteks persaudaraan sesama muslim atau yang biasa dlkenal dengan istilah al-Ukhuwwah al-Islimiyyah itu, al-Habib Husein al-Habsyi memak:nainya sehagai "saling memahami". Rumusan yang dipahami oleh alHabib Husein al-Habsyi ini memang sangat singkat, namun agak:nya telah cukup untuk menciptakan hubungan yang harmonis di antara dua saudara yang seiman tersebut. Dengan "saling memahami", Habib Husein al-Habsyi ingin menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi sesama muslim (Sunnah dan Syi'ah) 19 Kementrian Urusan Agatna, Da'wah dan lrsyad Kerajaan Saudi Arabia, al-Qur'an dan Terjemahrrya (Madinah al-Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd, 1418 H.), him. 846. 20 M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbah, cet. ke-1 (Jakarta : Lentera Hati, 2003), hlm. 248. 21 Ibid., hlm. 249. 22 Abu Isa al-Tirmiziy, Sunan al-TirmiZiy(Semarang: Toha Putra, t.th.), hadis nomor 1346. 16 untuk saling menyalahkan, apalagi saling mengkafirkan. Dengan "saling memahami" timbul gagasan Habib Husein al-Habsyi yang mengibaratkan Islam sebagai "kebun besar", yang di dalamnya ada beraneka buah-buahan yang semuanya halal untuk dimakan. Pada titik ini, walaupun sebagai seorang penganut Ahl Sunnah wa al-Jama'ah yang sangat fanatik, tapi pada sisi yang lain Habib Husein al-Habsyi adalah juga seorang pembela Syi'ah Isna 'Asyariah yang sangat gigih. Secara utnum Syi'ah didefmisikan sebagai para pengikut Ali bin Abi Talib ra yang mempercayai bahwa Ali adalah pemimpin pengganti sepenirtggal Nabi Muhammad saw. Di antara golongan Syi'ah ada yang meyakini Ali ra sebagai pengganti Nabi saw sebagai khalifah~ tapi mereka tidak menjalartkan ritual-ritual Syi'ah. Syi'ah seperti ini adalah Syi'ah Zaidiyah. Ada beberapa di antara golongart Alawi yang menjadi pengikut Syi'ah Zaidiyah yang bermarkas di Yaman, namun mereka tidak menjalankan mitos-mitos Syi'ah, tetapi akidahnya adalah Syi'ah. Hal yang juga dapat dimasukkan ke dalam kategori pengertian Syi'ah, adalah orang yang meyakini akidah Syi'ah dan juga menjalankan mitos-mitos Syi'ah. Lebih luas daripada pengertian Syi'ah adalah mereka yang terpengaruh oleh pemikiran Syi'ah, baik dalam bidang akidah, filsafat, atau tasawuf, dan mereka selalu menggunakan buku-buku Syi'ah sebagai rujukan. Selain itu ada sekelompok orang yang mengaku sebagai Syi'ah, akan tetapi sangat berlebih- 17 lebihan (guluww) dalam meyakini ajaran-ajaran Syi'ah. Adajuga mereka yang membela Syi'ah dan ajaran-ajarannya disebut sebagai Syi'ah, walaupun mereka sendiri tidak bermazhab Syi'ah. Untulc melihat kesejarahan Syi'ah di Indonesia, Jalaluddin Rahmat rrtenyebut setidaknya ada tiga teori yang berkembang. Yang pertama merujuk pada masa penyebaran Islam di Indonesia. Menurut teori ini bahwa dahulu orang-orang Syi'ah yang dikejar-kejar oleh para penguasa Abbasiyah lari dan menyingkir ke berbagai negeri termasuk Indonesia Kedua, Islam yang datang ke Indonesia adalah Islam Sunni. Akan tetapi di kemudian hari mereka tnasuk Syi'ah melalui aliran-aliran tarekat sepetti tarekat Qadiriyyah dart Naqsyabandiy)rah. Silsilah tarekat tersebut bersambung kepada itnam-itnahi Syi'ah. Ketiga, Syi'ah masuk ke Indonesia setelah peristiwa revolusi Islam Iran (1979), yang dirtiulai dengan masuknya tulisah-tulisan Ali Syariati dan para pemikir Islam Iran lainnya. 23 Dari ketiga teori yang dikemukakan oleh Jalaluddin Rahmat tersebut, penulis hanya berfokus pada teori yang ketiga, khususnya pada sampel yang ada di Jawa Timur, yaitu Bangil. Hal ini sengaja dilakukan agar penelitian tentang Syi'ah di Bangil lebih fokus dan tidak bias. Selain itu teori keterkaitan dan kemiripan ritual-kultural keagamaan Jalaluddin Rahmat, "Dikotomi Sunni-Syi'ah tidak Relefan Lag~" dalam A. Rahman Zainuddin, dkk, Syi 'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian, cet. ke-1 (Bandung; Mizan, 2000), him. 144 - 146. 23 18 Syi'ah dalam praktek-praktek ritual keagamaan Sunni seperti kawin mut'ah/kontrak dan kawin siri (di bawah tangan) juga akan dilihat untuk melengkapi pembahasan dimaksud. Dengan menggunakan kedua teori (teori ketiga yang dikemukakan oleh Jalaluddin Rahmat dan teori keterkaitan) tersebut, diharapkan dapat melengkapi aspek kesejarahan Syi'ah, khususnya di Bangil Jawa Timur. Sebagaimana diketahui dalam teologi Islam, Syi'ah sendiri mengalami dinamika internal yang sangat beragam. Banyak sekte yang bisa ditemui dalam Syi'ah, seperti Syi'ah Zaidiyah, Syi'ah Isma'iliyah, Syi'ah Imamiyah lstia 'Asyariyah dan lain-lain. Doktrin-doktrin Syi 'ah tentang imamah, ma ~um-nya Imam Syi'ah, mahdiisme dan lain-laih yang dipahami secara berbeda dalarh sekte-sekte tersebut, 24 tidak akan dikaji menurut sudut pandang sekte-sekte diinaksud. Doktrin-doktrin tersebut pembahasannya akan dilihat hartya dari sudut pandartg Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariah saja. Hal ini dilakukan karena tampaknya model Syi'ah Imamiyah inilah yang tnendapat lahannya yang subur di Bangil - Jawa Timur. F. Metode Penelitiali Penelitian tentang Syi'ah di Bangil-Jawa Timur ini akan menggunakan pendekatan sejarah guna merekonstruksi jejak-jejak sejarah masa lalu di seputar aliran/mazhab Syi'ah dalam kaitannya dengan perkembangan paham 24 Muslim Fathoni, Paham Mahdi Syi 'ah dan Ahmadiyah da/am Perspektif, cet. ke-2 (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002), him. 29-48. 19 keagamaan di Bangil-Jawa Timur secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menyelidiki, dan memadukan bukti-bukti historis tersebut untuk menegakkan fakta dan utituk memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat. 25 Selain itu, pendekatan sejarah/historis tersebut penulis anggap lebih sesuai dengan karakteristik obyek, 26 yaitu perkembangan pemikiran keagamaan Syi'ah itu sendiri. Dengan pendekatan sejarah tersebut, hasil yang ingin dicapai adalah sebuah penulisan sejarah yang dapat mendasari latar belakang, hubunganhubungan yang terkait, kecenderungan-kecenderungan yang muncul, dan perkembangannya sebagai suatu mazhab/aliran keagamaan dalam Islam. 27 Selain peitdekatan historis, penulis mertggunakan juga pendekatan sosiologis.28 Pendekatan ini digunakan untuk tnelihat sejauh mana intetaksi sosial antara satu kelompok masyarakat dengah kelompok masyarakat yarig lainnya (Syi'ah dan Ahl al-Sunnah) di Bangil, yang dalam beberapa hal mtiilcul sikap toleransi dan saling memahami dalam kaitannya dengan sumber ajarart 25 Sumadi Swyabrata, Metodologi Penelitian, cet. ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), him. 6; lihat juga Ramdan, Metodologi !!mu Perbandingan Agama, cet. ke-1 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 64. Dalam menggunakan pendekatan sejarah tersebut penulis tetap memperhatikan teori idealist approach, di mana penulis berusaha untuk memahami, menafsirkan dan mempercayai sejarah sebagaimana adanya sebagai suatu fakta tanpa keraguan. Lihat Khairuddin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2007), him. 169. 26 Noeng Muhajir, "Wahyu dalam Paradigma Penelitian Ilmiah, Pluralisme Metodologik; Metodologi Kualitatif', dalam Metodologi Penelitian Agama, cet. ke-2 (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), hlm. 62 - 63. 27 Iskandar Zulkarnain, Ahmadiyah di Indonesia, cet. ke-1 (Jakarta: Pustaka Zaman, 2002), hlm. 16. 28 Muh. Nurhakin1, Metodologi Studi Islam, cet. 2 (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2005), hlm. 21. Lihat juga, H. Dadang Kohmad, Metode Penelitian Agama, cet. ke-1 (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), him. 52 dan 76. 20 (al-Qur'an dan al-Hadis) yang dijadikan sebagai rujukan bersama, walaupun dalam beberapa hal terjadi perbedaan penafsiran atas sumber ajaran dimaksud. Pendekatan ini (sosiologis) digunakan dengan tetap memperhatikan teori fungsional. 29 Teori ini digunakan untuk melihat dan mengidentifika$i fenomena atau fakta dan gejala atau adat istiadat serta bentuk keadaan yang dapat diamati dalam kaitannya dengan pegamalan doktrin keagamaan, baik pada komunitas Ahl al-Sunnah ataupun komunitas Syi'ah, dan juga berkaitan dengan peran Habib Husein sebagai seorang ulama dan perannya sebagai "pendamai" dalam menyikapi pluralitas dan keanekaragaman mazhab dan golongan di Bangil Jawa Timur. Selain teori fungsional tersebut, penulis juga menggunakan teori ukhuwwah, di mana hubungan timbal balik yang didasarkan atas kesamaan doktrin-doktrin agama, penulis jadikan sebagai acuan untuk melihat ada tidaknya harmonisasi dalam hubungan tersebut. Dengan menggunakan dua pendekatan dan teori-teori dimaksud, hasil yang ingin dicapai adalah sebuah deskripsi yang runtut tentang Syi'ah dari masa ke masa yang diharapkan dapat menelusuri latar belakang, hubunganhubungan yang terkait, kecenderungan-kecenderungan yc.ng muncul, serta perkembangan pemikiran keagamaannya dan penerimaan masyarakat BangilJawa Timur terhadap doktrin-doktrin keagamaannya. Dalam suatu penelitian, biasanya seorang peneliti menggunakan beberapa metode sebagai pisau bedah untuk meneliti suatu obyek yang dikaji. 29 Khairuddin Nasution, Pengnantar Studi Islam, him. 160. 21 Dengan menggunak:an metode penelitian itulah seorang peneliti diharapkan dapat melihat secara tajam obyek kajian yang sedang ditelitinya. Karena penelitian ini pada dasamya adalah penelitian lapangan, mak:a dengan menggunak:an metode kualitatif diharapkan dapat menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari sejumlah orang dan perilak:u yang dapat diamati yang berkaitan dengan perkembangan Syi'ah Isna 'Asyariyah di Bangil Jawa Timur. Selain itu metode kualitatif juga berkaitan erat dengan realitas sosial, sikap keagamaan, tingkah lak:u manusia itu sendiri. 30 Dengan demikian, mak:a tehnik pengumpulan data, dan analisis data dalam penelitian ini dilak:ukan dengan melacak: sumber pokok (primer) berupa buku-buku karangan Habib Husein al-Habsy, yak:ni: Kamus al-Kautsar (1977); lnjil Barnabas (terjemahan, 1966); Qodianisme dan Kekufuran (1400 H); Family Planning (1972); Sunnah Syi'ah dalam Ukhuwwah Islamiyah (1991); Nabi saw Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam (1992); Merangkul Kembali al-Qur'an (1414); Haramkah Orang Bermadzhab; Pengantar Tafsir Surah alBaqarah; Benarkah al-Qur 'an !tu Wahyu Allah (1,j~9); Sunnah Syi 'ah dalam Dialog (1991); Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam (1991); Agar Tidak Terjadi Fitnah (1993); danAkal dalam Hadis-hadis al-Kaji (1994). Adapun sumber sekunder dilak:ukan dengan melacak: dan mengumpulkan data-data tertulis yang berkaitan dengan persoalan-persoalan Syi'ah di Bangil, 30 Dadang Kohmad, Metodologi Penelitian, cet. ke-1 (Bandung: CV. Pustaka, 2000), hlm. 97. Lihat juga, H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), hlm. 173. Lihat juga, Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, cet. ke-1 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 86. 22 Jawa Timur, yang meliputi: otobiografi tokohnya (Habib Husein al-Habsyi), danjuga yayasan-yayasan (kantong-kantong) Syi'ah yang ada di Bangil, Jawa Titnur. Selain itu penulis melakukan wawancara dan menginterview tokohtokoh dan para pakar Syi'ah yang otoritatifyang ada di Bangil, Jawa Timur. Di sainping itu pehulis menginterview juga sumber-sumber non Syi'ah yang meliputi: tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi yang dianggap layak. Selanjutnya penulis melakukan pengutnpulkan data-data bertulis non Syi'ah baik yang "pro" ataupun yang "kontra", yang digunakan sebagai pengayaan terhadap obyek bahasan yang sedang diteliti. Setelah pengumpulan data tersebut di atas penulis anggap memadai, maka langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data untuk tneniiai reliabilitas (keterpercayaan) dan representatif (keterwakilan) data yang sedang diteliti. 31 Selanjutnya data tersebut didiskripsikah dan dianalisis secara kritis dengan tetap mehggunakan pendekatan historis dan sosiologis dalam kaitannya dengan paham keagamaan Syi' ah Isna 'Asyariah itu sendiri. G. Sistematika Pembahasan Penulisan desertasi ini penulis bagi dalam beberapa bah yang secara sistematis dapat dikemukakan sebagai berikut: bah pertama, yaitu pendahuluan. Dalam bah ini penulis memberikan gambaran secara umum tentang topik yang sedang dibahas, di mana latar belakang masalah diletakkan pada awal bahasan 31 Iskandar Zulkamain, Ahmadiyah di Indonesia, him. 18. 23 yang berkaitan dengan pemikiran yai-ig melatari penulisan. Rumusan masalah merupakan sub bab berikutnya yang merupakan obyek kajian dalam penulisan disertasi ini. Selanjutnya adalah bahasan tentang tujuan dan kegunaan penelitian yang juga tercantum dalam bah ini. Berikutnya adalah kajiau pustaka yang menyoroti sekilas tentang kajian-kajian yang pemah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dalam 'topik yang sama" yang pemah ditulis oleh mereka. Akhimya kerangka teori dan metodologi yang dipakai sebagai perspektif dalam melihat permasalahan juga dimasukkan dalam bah ini yang kemudian bah ini diakhiri dengan sistematika penulisan. Selanjutnya adalah bah kedua. Dalam bah ini dijelaskan secara singkat tentang gambaran sosial keagamaan masyarakat Bangil, yang meliputi uraian tentang kondisi geografis Bangil, situasi masyarakat Bangil. Berikutnya adalah agama dati kepercayaan masyarakat Bangil yang disajikan dalam bentuk tabel untuk melihat banyak sedikitnya para pemeluk agama-agama yang ada di sana. Bab ketiga, penulis memhahas biografi I~abib Husein al-Habsyi, yang meliputi masa kecilnya, pendidikannya, gt.rru-gurunya, karya-karyanya, perkawinannya, kehidupan keluarganya, dan akhir hayatnya. Adapun pada bah keempat, penulis masuk pada kajian tentang Syi'ah yang menyangkut historitas dari masa Nabi Muhammad saw dan al-Khulafa' al-Riisyidun. Selain itu dihahas juga tentang dinamika perkemhangan Syi'ah 24 yang mengalami pasang surut dari abad ke abad, sampai dengan keberhasilan mereka mendirikan sebuah negara dengan Syi'ah sebagai mazhab resminya. Kemudian bab keempat ini ditutup dengan membahas tentang doktrin-doktrin Syi'ah yang meliputi al-Qur'an, Imamah, Imam Mahdi, nikah mut'ah, dan taqiyah untuk memberikan gambaran bahwa mazhab Syi'ah dengan doktrin- doktrin keagamaannya itu walaupun "berselisih" dari pemahaman mayoritas umat (Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah), namun mereka (Syi'ah) adalah juga penganut Islam clan pengikut Nabi Muhammmad saw. Bab kelima, dalam bab ini penulis membahas tentang perkembangan Syi'ah di Bangil, yang meliputi faktor-faktor kesamaan ajaran; pembaruan pemikiran; pluralisme dan pergantian rezim. Dalam bab ini penulis akan menganalisis bahwa faktor-faktor tersebut adalah merupakan sebagian dari sebab-sebab diterimanya dan berkembangnya Syi'ah di Jawa Timur. Khususnya di Bangil, Jawa Timur. Selain itu konteks sosiologis perkembangan Syi'ah penulis jadikan sebagai penutup bab ini untuk memberikan gambaran bahwa· keanekaragaman (pluralitas) dalam suatu masyarakat, sesungguhnya bukan merupakan halangan untuk dapat berdampingan secara harmonis. Dalam bah keenam, penulis masuk pada kajian tentang pemikiran keagamaan Habib Husein al-Habsyi dan perannya pada masyarakat Bangil yang meliputi pembahasan tentang pandangannya terhadap Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, pemikirannya terhadap Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariah, dan 25 pemikirannya tentang pluralitas mazhab dalam Islam. Selain itu, dalam bab keenam ini penulis juga membahas bagaimana peranan Habib Husein alHabsyi di bidang politik di masa Orde Lama dan Orde Baru, juga peranannya di bidang pendidikan sejak awal membangun pesantren sampai pad.a konsepnya tentang pendidikan itu sendiri. Adapun bah terakhir adalah bah ketujuh yang merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan dan selanjutnya beberapa saran yang penulis berikan untuk pengembangan yang bersifat akademis. • BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Syi'ah adalah suatu aliran/mazhab dalam Islam yang sejak zaman Nabi Muhammad saw. telah dikenal, baik pimpinannya (Ali bin Abi Talib) ataupun pengikut-pengikutnya. Bahkan secara "ekstrim" dapat dikatakan bahwa pada awal munculnya Syi'ah adalah sangat identik dengan misi Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Adapun pada tahap perkembangan berikut Syi'ah mengalami perubahan-perubahan seiring dengan perubahan zaman dan situasi, adalah merupakan sebuah keniscayaan dan realitas kehidupan, Namuri, sebegitu jauh eksistensi Syi'ah (Imamiyah Isna 'Asyariyah) beserta doktrin-doktrinnya tampak masih tetap utuh dari satu generasi (Imam) ke generasi (Imam) yang lain; sampai kemudian mereka berhasil mendirikan sebuah negara (Republik Islam Iran) yang mazhab resminya adalah Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariyah. 2. Sebagaimana telah diketahui bahwa walaupun ada penafsiran yang berbeda dalam memaknai al-Qur'an, namun Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah dan Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariyah sepakat bahwa al-Qur'an yang ada saat ini merupakan sumber rujukan bagi mereka di samping hadis Nabi saw. Sebagai sumber kedua setelah al-Qur'an itu sendiri. Kesamaan sumber ajaran ini 223 adalah merupakan salah satu faktor penerimaan dan berkembangnya mazhab Syi'ah di Bangil. Dengan berhasilnya revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Khumaini yang berhasil mendirikan Negara Islam Iran dengan konsep Wilayah al-faqllm.ya, maka keingintahuan orang terhadap mazhab Syi'ah makin meningkat. Apalagi dengan adanya hujatan, pengucilan dan bahkan pengkafiran terhadap mereka (Syi'ah), maka keingintahuan tersebut dari hari ke hari intensitasnya menunjukkan adanya peningkatan. Selain itu paham menghargai keanekaragaman (pluralitas) dalam berfikir dan beragama, juga merupakan faktor berikutnya mengapa sehingga mazhab Syi'ah mendapat kesempatan untuk mengembangkan dan menyebarluaskan doktrin dan pemikiran mereka khususnya dikalangan para akademisi dan intelektual diperguruan tinggi yang ada di Indonesia. 3. Gaung revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Khumaini pada tahun 1979 yang terdengar sampai di pelosok-pelosok terpencil di seluruh dunia menyebabkan orang (para i1muwan dan ulama) ingin mengetahui lebih jauh tentang ajaran dan doktrin-doktrin orang yang mencetuskan Revolusi tersebut. Salah seorang ulama yang berperan dalam merespon Revolusi Islam Iran itu dengan positif adalah al-Ustadz Husain ibn Abi Bakar al-Habsyi (al-Marhum) dari Bangil. Melalui pengajaran dan ceramah-ceramahnya pada awal tahun 1980, tokoh Khumaini dan doktrin-doktrin Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariyah diperkenalkan bukan hanya di Bangil tetapi juga di Jawa Timur, bahkan di beberapa tempat dan kota di Jawa dan di luar Jawa. Dari sinilah agaknya mazhab ini mulai dikenal orang secara terbuka, dan bahkan ada yang tertarik 224 dan justru menjadi penganut Syi'ah. Pada gilirannya Syi'ah Imamiyah Isna 'Asyariyah mendapat lahannya yang subur, khususnya di Bangil yang mayoritas masyarakatnya dikenal sangat toleran. Walaupun perlahan tapi pasti perkembangan Syi'ah di sana sulit untuk dibendung seiring dengan adanya pergantian reziln yang berkuasa dan perubahan pola pikir masyarakat, khususnya para intelektual dan para mahasiswa yang selalu ingin mengetahui dan memperdalam doktrin-doktrin Syi' ah dimaksud. Walaupun tidak serta merta dengan memperlajari Syi'ah itu orang kemudian menjadi Syi'ah, ta.pi setidaknya mereka kemudian lebih toleran dan tidak lagi menunjukkan "permusuhan" kepada para penganut dan simpatisan Syi'ah yang mengamalkan atau mempraktekkan doktrin-doktrin Syi'ah tersebut. Yang secara substansial tidak banyak berbeda dengan doktrin keagamaan Ahl alSunnah wa al-Jama'ah. Dari tiga penjelasan tersebut di atas, yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian, dapat ditarik satu kesimpulan pokok bahwa konsep yang selama ini dibangun yang ditekankan untuk menuju satu persatuan antara mazhab Syi'ah lsna 'Asyariyah dengan mazhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah temyata bukanlah merupakan satu keharusan. Karena menyatukan kedua mazhab dalam Islam tersebut, selain bukan merupakan satu keharusan, akan tetapi juga merupakan suatu upaya yang nyata-nyata sulit untuk dicapai. Oleh karena itu Habib Husein al-Habsyi menegaskan bahwa untuk mengatasi problema (menuju persatuan Syi'ah dan Ahl al-Sunnah) tersebut adalah dengan konsep "saling memahami". Dengan saling memahami, penganut 225 Syi'ah Isna 'Asyariyah dan penganut Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, bukan saja dapat hidup berdampingan tapi juga dapat saling mencerdaskan. B. Saran-saran Dalam era keterbuk:aan pada semua aspek kehidupan dewasa ini, agaknya diperluk:an adanya kebesaran jiwa dari semua komponen umat (Syi'ah dan Ahl al-Sunnah) untuk: tidak lagi "ribut" (berselisih) pada persoalan-persoalan keagamaan (juru ') yang tidak prinsip. Walaupun memang hams diakui bahwa suatu persoalan dianggap tidak prinsip oleh sebagian orang, namun oleh sebagian yang lain dianggap sebagai persoalan prinsip. Setidaknya masih ada tersisa satu persoalan yang sangat menggembirakan pada umat (Syi'ah dan Ahl al-Sunnah) ini, yaitu bahwa mereka masih tetap ber-Tuhan-kan Allah dan berRac;ul-kan Muhammad saw. Dengan demikian tampaknya tidak ada alasan untuk: saling "ribut" (berselisih) atau saling kafir mengkafirkan hanya karena masalah-masalah yang berada padafuru' ad-Din (cabang-cabang agama). Kalau •. kemudian kafir mengkafirkan itu karena satu golongaiilmazhab tidak mengakui golongan/mazhab yang lain, agaknya masih dapat dipahami. Namun apabila saling kafir mengkafirkan itu dalam konteks pengingkaran kepada Allah dan Rasul-Nya, maka apapun alasannya hal ini tidak dapat diterima, baik oleh golongan/madzhab Syi'ah ataupun oleh golongan/mazhab Ahl al-Sunnah. Oleh karena itu, demi kepentingan yang lebuh besar, yaitu "persatuan umat", kedua golongan/mazhab dalam Islam ini hendaknya saling memahami dan saling menghormati posisi masing-masing seperti yang telah ditunjuk:kan oleh 226 sebagian ulama, tokoh dan masyarakat Jawa Timur, khususnya yang berada di kota Bangil. Hasil penelitian dalam disertasi ini adalah merupakan usaha awal untuk menjelaskan secara akadernik dan logis perihal perkembangan Syi'ah Isna 'Asyariyah di Bangil-Jawa Timur yang selama ini oleh sebagian orang dituding sebagai aliran sesat. Temyata tokoh utama yang berperan dalam memperkenalkan Syi'ah tersebut diantaranya adalah Habib Husein al-Habsyi (almarhum) dari Bangil yang notabene adalah seorang penganut paham Ahl alSunnah wa al-Jama' ah. Kehadiaran Habib Husein al-Habsyi tersebut paling tidak merupakan sebuah kecerdasan bagi masyarakat Bangil-Jawa Timur yang mampu mentransformasi atau mengubah kehidupan sosial kemasyarakatan mereka ke arah yang lebih toleran. Selain itu fenomena Habib Husein al-Habsyi dapat menjadi daya tarik bagi peneliti, akadernisi, atau penentu kebijakan untuk lebih jauh melihat dinamika paham keagamaan di Indonesia, terutama Syi'ah Itsna 'Asyaraiyah dan Ahl al-Sunnah wa al-Jama' ah. Karena itu penulis berharap ada kajian lanjutan, utamanya perkembangan aliran-aliran Islam di Indonesia, dengan menggunakan pendekatan yang lebih kritis dan komprehensif sebagai bekal untuk membangun kerukunan antar dan intern umat beragama di Indonesia yang menitikberatkan konsep pluralisme dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhineka Tunggal Ika. 227 Akhimya penulis sadar bahwa kajian ini tentu masih jauh dari sempuma, karena itu kritik dan saran konstruktif demi sempumanya tulisan ini sangat penulis harapkan. • DAFTAR PUSTAKA Abbas, H. Zinal Arifin, Peri Hidup Muhammad Rasulullah saw, Jilid I, Me\!~: Firma Rahmat, 1964. ·. ' Abtahiy al-, Hasan, Bertemu Ratu Adil (Imam Mahdi), terj. Mohdar Assagaf, cot. ke-1, Bogor: Cahaya, 2004 . Aceh, Abu Bakar, Syi 'ah Rasionalisme dalam Islam, 1988. Solo: CV Ramadhani, Al-Qur'an al-Karim Alusiy al-, Al-Allamah Abu al-Fadil Syihabuddin al-Sayyid Muhammad, RufJ. alMa 'anl fi Tafsfr al-Qur'in al- 'Aifm wa al-Sab'u al-Masini, Juz xv, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Kutub al-'llmiyyah, 1994. Amiliy al-, Ja'far Murtada, Nikah Mut'ah dalam Islam, terj. Abu Muhammad Jawa , cet. ke-1, Jakarta: Yayasan al-Sajjad, 1996. Arnold, Thomas W, Sejarah Da'wah Islam, terj. H.A. Nawawi Rambe, Jakarta: Wijaya, 1981. Assegaf, Arifin. Pluralisme Konfiik dan Pendidikan Agama di Indonesia, cet. ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Asy'arie, Musa, Pluralisme Konjlik dan Pendidikan Agama di Indonesia, ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. cet. Audah, Ali, Ali bin Abi Thalib sampai kepada Hasan dan Husain, cet. ke-1, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2003. Bakar, H. Abu, Sejarah Perkembangan Islam di Timur Jauh, terj. S. Muhammad Dija Shahab, Djakarta: al-Mak.tab Addaimi, 1957. Bolandier, George, Antropologi Politik, terj. Y. Budi Sanntoso, cet. ke-2, Rajawali, 1986. Bukhari al-, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mugirah bin Bardizbah, $alji}J al-Bukhiii, Juz III, t.tp.: Dar al-Fikr, 1994. Dzahabiy al-, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Usman, Tiirfkh al-Islam 'ahd al-Khulafa' al-Riisyidun, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Kutub al'Arabiyyah, 1987. 229 Dimasyqiy al-, Ismail bin Kasir al-Qurasyiy, Tafszr al-Qur 'an al-A?Im, Juz I, Mesir: Isa al-Bab al-Halahiy, t.th. Fahd, Mujamma' al-Malik, Al-Qur 'an dan Terjemahnya, Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd, 1418 H. Medinah al- Fathoni, Muslim, Paham Mahdi Syi 'ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif, cet. ke-2, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002. Gurabiy al-, Ali Mustafa, Taiikh al-Firiiq al-Isliimiyya/J wa Nasy'a/J 'Jim alKalam 'ind al-Muslinfin, cet. ke-2, Mesir: Muhammad 'Ali Sabih wa Auladuh, 1958. Habsyi al-, Husein Abu Bakar, dan Abu Bakar Basymelah, lnjil Barnabas Terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Surabaya: Mutiara Ilmu, 1996. _____,Agar Tidak Terjadi Fitnah, cet. ke-1, Malang: Yayasan al-Kautsar, 1993. _ _ _, Benarkah al-Qur 'an itu Wahyu Allah? Surabaya: al-Qanaah, 1399. ____,Family Planning, t.t.: t.tp., 1972. _____, Kamus al-Kautsar, Surabaya: PP. Assegaf. PP. Alawiy, 1977. _ _ _,_ Menjawab Berbagai Tuduhan terhadap Islam, cet. ke-1, Yayasan alSajjad, 1991. _ __, Merangkul Kembali al-Qur'an, Bangil: YAPI, 1414. , Nabi saw Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam, Malang: alKautsar, 1992. --- ---~ Pengantar Tafsir Surah al-Baqarah, Bangil: Yapi, t.th. _ _ _, Qadianisme dan Kekufuran, Surabaya: al-Qanaah, 1400H. - - - - ' ' Sunnah Syi'ah dalam Ukhuwwah lslamiyyah, Malang: al-Kautsar, 1991. , Sunnah Syiah dalam Dialog, cet. ke-1, Bangil: Yayasan al-Tsaqalain, 1991. ---- Hariy al-, Sayyid Mujtaba Musawi Teologi Islam Syi 'ah: Kajian TekstualRasional Prinsip-prinsip Islam, cet. ke-1, Jakarta: al-Huda, 2004. _ _ _ , Imam Penerus Nabi Muhammad saw, Jakarta: Lentera, 2004. 230 Hashem, 0., Saqifah Awai Perselisihan Umat, cet. ke-1, Jakarta: al-Mutahhari, 1994. Husain, Taha, Malapetaka Terbesar dalam Sejarah Islam, terj. Moh. Tahir, cet. ke-1, Jakarta: Pustaka Jaya, 1985. lbn al-Asir, al-Kami! fi al-Tankh, Juz III, Beirut: Dar al-Sadir, 1965. lbnu A'~~ al-Allamah Abu Muhammad Ahmad, al-Futil}J., cet. ke-1, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996. ibnu Hanbal, Imam Ahmad, Musnad al-Imam Alµnad ibn lfanbal, Juz III, Dar al-Fikr, t.th. t.t.: lbnu Katsir, Al-Imam Ismail, Tafsfr al-Qur'iin al- 'Ajim, Juz I, Mesir: Isa al-Bab al-Halabiy, t.th. lbnu Khaldun, Abd al-Rahman, Tiifikh Ibn Khaldun, Juz I, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Fikr, 1981. Ibnu Majah, Imam, Sunan Ibn Majah, Juz II, Semarang: Toha Putra, t.th. Ibnu Manzfu', Al-Imam al-'Allamah Abu al-Fadl Jamaluddin bin Mukrim, Lisan al- 'Arab, Jilid VI Beirut: Dar al-Fikr, 1990. lbnu Taymiyyah, Fadiil Ahl al-Bait wa lfuquqihim, Riyad: Dar al-Qabilah, 1984. Ibnu Zakariya, Abu al-Hasan Ahmad bin Faris, Mu jam al-Maqiiyfs ft al-Lugah, Beirut: Dar al-Fikr, 1994. Irwaniy al-, Al-Syaikh Muhammad Baqir, al-Imim al-Mahdi ('alaih al-Salam) baina al-Tawatur wa lfisiib al-J}J.tinXi~ cet. ke-1, Iran-Qum: Markaz al-Abhas al-'Aqaidiyyah, 1420 H. Jafri, S. Husain M., Awai dari Sejarah Perkembangan Islam Syi 'ah dari Saqifah sampai Imamah, terj. Meth Keiraha, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989. _ _ _ , Islam Syi 'ah, terj. Meth Kieraha, cet. ke-1, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989. Jalaliy al-, Muhammad Husain al-Husainiy, Dirasat }J.aula al-Qur'an al-Kanm, cet. ke-1, Beirut: Muassasah al-'Alamiy, 2002. Khaisamiy al-, Majma' al-Zawaid, Juz VII, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1988. 231 Kohtn.ad, Dadang, Metodologi Penelitian, cet. 1 Bandung: CV. Pustaka, 2000. Kurdiy al-, Muhammad Tahir, Taiikh al-Qur'an al-KaiioJ, cet. ke-1, Jeddah: Matba'ah al-Fatq, 1365. Mailaniy al-, al-Sayyid Ali al-Husainiy, al-Muf'ah, cet. ke-1, Qum: Markaz alAbhats al-'Aqfildiyyah, 1421H. Majlisiy al-, al-Sayyid Muhammad Baqir, Bihiir al-Anwar, Juz 89, cet. ke-2, Beirut: Muassasah al-Wafa', t.th. Mortimer, Edward, Islam dan Kekuasaan, terj. Anna Hadi dan Rahman Astuti Bandung: Mizan, 1984. Muhajir, Noeng. "Wahyu dalam Paradigma Penelitian Ilmiah, Pluralisme Metodologik; Metodologi Kualitati(" dalam Metodologi Penelitian Agama , cet. ke-2, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990. Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir: Kamus Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984. Arab-Indonesia, Musawi al-, Ayatullah Sayyid Muhammad, Mazhab Syi 'ah: Kajian Al-Qur 'an dan Sunnah, cet. ke-2, Bandung: Mutahhari Press, 2005. Musawiy al-, A. Syarifuddin, Dialog Sunnah-Syi 'ah, terj. Muhammad al-Baqir. Bandung: Mizan 1983. Mutahhari, Mutadha, Imamah dan Khilafah, terj. Satria :Pinandita, Firdaus, 1991. Jakarta: Muzaffari, Mahdi, Kekuasaan dalam Islam, terj. Abdurrahman Ahmad Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994. • Naisaburiy al-, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy, $alJ.lfJ. Muslim, Juz II Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1983. Naisaburiy al-, al-Hafiz Abdullah Muhammad bin Abdillah al-Hakim, alMustadrak 'alii al-$a}J.l}J.aini, Juz ill, Beirut: Dar al-Fikr, 1978. Najafiy al-, Abd al-Husain Ahmad al-Aminiy, al-Gadlr fi al-Kitiib wa al-Sunnah wa al-Adab, Juz II, cet. ke-1, Beirut: Muassasah al-'Alamiy li alMatbuah, 1994. Najdiy al-, Abu Zahra. Al-Qur 'an dan Rahasia Angka-angka, cet. ke-1, Bandung: Pustaka al-Hidayah, 1996. 232 Qutub, Sayyid, Fl .?ilil al-Qur'iin, Jilid IV, cet. ke-12, Beirut Dar al-Symiiq, 1986. Quzwayniy al-, al-Sayyid Amir Muhammad al-Kashimiy, al-Mut'ah baina alIbii}Jat wa al-}faiiim, terj. Djamaluddin Mizi, cet. ke-1, Yayasan alSajjad, 1995. Rabbani, Ali, Menggugat Pluralisme Agama-agama. terj. Muhammad Musa, cet. ke-1, Jakarta: al-I.fuda, 2004. . Rahmat, Jalaluddin, "Dikotorrii Sunni-Syi'ah tidak Relefan Lagi," dalam A. Rahman Zainuddin, dkk, Syi'ah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian, cet. ke-1, Bandung; Mizan, 2000. Rahmena, Ali, Para Perintis Zaman Baru Islam, terj. Ilyas Hasart, Bandung: Mizan, 1996. Rais, Amin, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Bandung: Mizan, 1987. Ramdan, Metodologi I/mu Perbandingan Agama, Grafindo Persada, 1996. cet. ke-1, Jakarta: Raja Rida, Muhammad, Abu Bili al-$iddiq wa al-Kbulafii' al-Riisyidiin, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, 1983. _ _ _, al-Farilq 'Umar ibn al-Khaffab, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993. Sadeqiy, Ali Akbar, Pesan Terakhir Nabi saw, terj. Husain Shahab Bandung: Pustaka Pelita, 1998. Sadr al-, Muhammad Batir, Imam Mahdi sebagai Simbol Perdamaian Dunia, terj. Ahmad dan AM. Haidari, cet. ke-2, Jakarta: al-Huda, 2004. Shihab, M. Quraisy, Membumikan al-Qur 'an, cet. ke-14, Bandung: Mizan, 1997. _ _ _, Tafsir al-Mishbah, cet. ke-2, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Sijistaniy al-, Abu Daud Sulaiman bin al-Asy'as, Sunan Abi Diw5d, Juz V, Suriyah: Dar al-Hadis, t.th. Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, cet. ke-10, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Syak'ah al-, Mustafa Muhammad, Islam Tidak Bermazhab, terj. A.M. Basalamah, cet. ke-1, Jakarta: Gema Insani Press, 1994. 233 Syariati, Ali, Wasiat atau Musyawarah, cet. ke-2, Bandar Lampung: YAPI, 1~89. Syiraziy al-, Nasir Makarim, Nafa!Jiit al-Qur 'iin, Qurn: al-Khaidariy, t.th. _ _ _ , Inilah Aqidah Syi 'ah, cet. ke-2, Jakarta: al-Huda, 1423Il Tabariy al-, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Tiirfkh al-Umam wa al-Mu/Uk, Juz N, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Fikr, 1987. ____, Jami' al-Bayiin 'an Fikr, 1988. ia 'wJJ Ayi al-Qur 'iin, Juz xxx, Beirut: Dar rtl- tabathabai al-, al-Allamah Muhammad Husain, Islam Syi 'ah: Asal Usu/ dan Perkembangannya, terj. bjohan Effendi, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1989. ---'·Shi'ite Islam, Pakistan: Islamic Educational Society, 1971. _ _ _, al-Miziin fi TafSir al-Qur'iin, Juz VI, Beirut: Maktab al-Islamiy, t.th. Ttttiha, Anis Maiik, Tnm Pluralisme Agarrta, cet. ke-2, Jakatta: Perspektif, 2006. Ulttmul Quran: Jurnal Ilmu dan Kebudayaan, nomor 4 vol. VI Th. 1995. Zainuddin, A. Rahman dkk., Syi 'dh tlan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian, cet. ke-1, Bandung; Mizan, 2000. Zulkarnain, Iskandar, Ahmadiyah di Indonesia, cet. ke-1, Jakarta: Pusta:ka Zaman, 2002. Lampiran 1 : Foto-foto Habib Husein al-Habsyi Foto 1: HABIB HUSEIN AL-HABSYI (Koleksi Pribadi difoto kembali pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 2: FOTO HABIB HUSEIN AL-HABSYI DI KANTOR YAPI PUSAT BANGIL (difoto kembali pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 3: RUMAH HABIB HUSEIN AL-HABSYI KINI DIHUNI OLEH HABIB ALI RIDHA AL-HABSYI ANAK HABIB HUSEIN YANG KINI MEMIMPIN YAPI (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 4: RUMAH DI JL. AMPEL AL-MAGHFUR NO. 18 TEMPAT HABIB HUSEIN AL-HABSYI DILAHIRKAN KINI TELAH MENJADI MILIKI MUSTHAF A AL-JUFRI (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 5: RUMAH HABIB HUSEIN AL-HABSYI (KINI DIHUNI OLEH UST. ALI UMAR AL-HABSYI CUCU/MENANTU HABIB HUSEIN AL-HABSYI DI BANGIL) (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 6: PENULIS BERSAMA HABIB ALI UMAR AL-HABSYI, STAF PENGAJAR Y API DI RUMAH HABIB HUSEIN AL-HABSYI DI BANGIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 7: MAKAM HABIB HUSEIN AL-HABSYI (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 8: PENULIS BERFOTO DI DEPAN PUSARA HABIB HUSEIN AL-HABSYI (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 9: KANTOR PUSAT PESANTREN YAPI BANGIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 10: MESJID PESANTREN PUTERA YAPI BANGIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 11: SALAH SATU ASRAMA SANTRI PUTERA YAPIBANGIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 12: SALAH SATU RUANG KELAS SANTRI PUTERA YAPI BANGIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 13: SALAH SATU RUANG KERJA DI KANTOR PUSAT YAPI BANGIL (Koleksi pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 14: MESJID DAN ASRAMA PUTERI DI PESANTREN PUTERI YAPI BAN GIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 15: GEDUNG KELAS PESANTREN PUTERI Y API BAN GIL (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 16: MESJID DI SAMPING TK AL-ABRAR BANGIL (Mesjid ini telah dipugar, sebelumnya hanya berupa Mushalla dan ditempati untuk pembinaan Mahasiswa dan generasi muda setiap hari Abad pagi) (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 17: TK-PLUS AL-ABRAR BANGIL (Gedung Tempat Belajar Mengajar yang Pertama Dibangun Habib Husein al-Habsyi di Bangil) (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 18: Salah Satu Pintu Masuk (Ampel Suci) Menuju Gedung Sekolah/Madrasah al-Khairiyah di Surabaya (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 19: Gang Masuk Menuju Rumah Tempat Kelahiran Habib Husein al-Habsyi : Ampel al-Maghfur No. 18 (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 20: Papan Nama Madrasah Diniyah al-Khairiyah Khusus untuk Perempuan (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 21: Papan Nama SD al-Khairiyah Surabaya (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 22: Pinto Masuk Gedung Sekolah Yayasan al-Khairiyah Tempat Habib Husein al-Habsyi Menimba Ilmu (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 23: Gedung Sekolah Yayasan al-Khairiyah Surabaya (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Foto 24: Penulis Bersama Habib Husein al-Habsyi di Irian Jaya Pada Tahun 1987 (Koleksi Pribadi pada tahun 1987 ketika Habib Husein al-Habsyi melakukan Safari Dakwah ke Irian Jaya selama 21 hari di sana) Foto 25: Gedung Sekolah Yayasan al-Khairiyah Surabaya (Koleksi Pribadi yang diambil pada tanggal 7 Juni 2007) Lampiran 2 : Nama-nama Responden yang diinterview No Nama Jabatan l K.H. Husein Tokoh Masyarakat Desa Kalianyar 2 H. Abdul Wahab Tokoh Masyarakat RW. Cemandi Kersikan 3 H. Syaft'i Tokoh Masyarakat Latek Bangil 4 Muhammad Khairul Hadi Pengajar di Pogar Bangil 5 Mustafa Pengurus Ranting NU (Ketua)-Manarowi, Pengaiar di Pondok Nurul Huda 6 Husein bin H. Bajuri Ustaz di Kaluran Kalianyar 1 Ali bin Umar al-Habsyi Staf Pengajar di Pondok YAPI Bangil 8 M. Taufik bin Yahya Murid dan Menantu Habib Husein al-Habsyi 9 Muhammad Alwi BSA Pengajar di Pondok YAPI Bangil 10 Ali Ridha al-Habsyi Pimpinan Pesantren YAPI Bangil 11 M. Ali al-Bukhaity 12 Hidayatullah al-Habsyi 13 O.Hashem 14 Kiai Abd. Gafur Tokoh Ulama NU Rembang 15 Husein bin Ali al-Habsyi Murid Habib Husein al-Habsyi 16 H.M. Nurkholis Mas'udi Ketua I MUI Daerah Tk. II Pasuruan Wakil Ketua Syura NU Cab. Bangil 17 Muhammad Shadiq Tokoh Masyarakat 18 Muammal Hamidi 19 Ahmad Purbo 20 H. Abdurrahman Ma'shum Tokoh Pemuda, Pengajar di Pesantren Raudhatul Aqa'id Staf Pengajar di Pondok YAPI Bangil (Anak Habib Husein al-Habsyi) Penulis dan juga bersama Habib Husein alHabsyi mendirikan ''YAPf' Pimpinan Pondok Ilmu Fiqh dan Dakwah (Masjid Nurul Islam Bangil), Wakil Pimpinan Muhammadiyah Wil. Jawa Timur Imam Langgar Sabil al-Fatah (Kersikan), Tokoh Masyarakat Pimpinan Pondok Nurul Muayyad Kalirejo Bangil 21 H. Haidar Sinwani bin K.H. Ahmad Kholidi 22 K.H. Khairan Syakur ' Lampiran 3 .. -:·:·-. ·:: : Peta Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan - . a-\R&. SlPORt\lO - PETA KEC BAN GIL ~~ l<A&.liOIYA ft.. .. "·r·" . . --~...,,,.. ..... ,,,,. . -·-·...-: ._t. I ( I P. /.CJ I - - : AAT,,,. Kee .. _ .. _ . - l iATA-\ ortA/J<.CL : JL .l(/t'S •!A.tf· I :::::::::.. a.Jt·. KA· :JL. OltA/kll-. ~ : .f'llH~Af* ~I ~ :Y~ M A 1 l(AHr. tf.lNaL.· ,~ ~-·~~ 1 :SO..QDD ~~~~~~~~~~~~- "CC.~Em&Rn6 .. DAFTARRIWAYATIDDUP A. Identitas Diri Nam.a : Drs. H.M. Attamimy, M.Ag. Tempat/tgl. Lahir: Ambon, 9 Agustus 1957 Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/IVc. Alam.at Rumah : JI. Mujahidin- Wara- No. 35. Air Kuning Kebun Cengkeh, Ambon-Maluku Alam.at Kantor : Iranian Comer IAIN Ambon n. Dr. H. Tarmizi Taher, Kebun Cengkeh Ambon-Maluku : Aly Attamimy NamaAyah : Maimunah Patty Namalbu : Nurlaila Iskandar Alam Nam.a Istri : 1. Umamah Vakliyani NamaAnak 2. A wathiful Jihani 3. Yasir Rabbani 4. Husein Furqani 5. Muhammad Attamimy B. Riwayat Pendidikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. SD al-Hilal Ambon. Lulus Tahun 1972 SMP al-Tarbiyah Surabaya. Lulus Tahun 1974 SP. IAIN Surabaya Lulus Tahun 1977 Sarjana Muda IAIN Sunan Ampel Surabaya. Lulus Tahun 1982. Sarjana Sl IAIN Sunan Ampel Surabaya. Lulus Tahun 1985. Magister S2 IAIN Alauddin Makassar. Lulus Tahun 1999. C. Pengalaman Organisasi • 1. Ketua Senat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya (Periode 1981-1982) 2. Sekretaris Kombes PMII IAIN Sunan Ampel Surabaya (Periode 19801981 ). 3. Ketua Satgas Amar Ma'rufNahi Munkar Muslimin Maluku 2001-2003. 4. Dewan Penasehat MUI Maluku (2008-2013) 5. Ketua Majlis Zikir "SBY" Nurussalam, Wilayah Maluku D. Riwayat Pekerjaan 1. Ketua Jurusan Akidah Filsafat IAIN Alauddin di Ambon 1996-1997. 2. Pembantu Ketua II (PK. II) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon 2001-2003 3. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon 2003-2007. 4. Pgs. Rektor IAIN Ambon, Januari s/d Mei 2007 E. Karya Ilmiah 1. Otoritas Tuhan terhadap Manusia (Perspektif al-Qur'an), Skripsi yang telah diterbitkan oleh penerbit Q Center Bandung, tahun 2003. 2. Problematika Otoritas Tuhan terhadap Makhluk Jin, Risalah Sarjana Muda, IAIN Sunan Ampel, 1982. 3. Hadis Ghadir Khum (sebuah Telaah dengan Pendekatan Historis Kritis), Tesis Pascasarjana IAIN (kini UIN) Alauddin Makassar, 1999. 4. Konsep Pemerintahan Islam Imam Khumaini, Artikel, dalam Jurnal Tahkim Jurusan Syariah STAIN Ambon (Kini Fakultas Syariah IAIN Ambon), Vol. 1 No. 1 Th. 2005 5. Menceraikan Istri dalam Keadaan Haid, Artikel, dalam Jurnal Tahkim Jurusan Syariah STAIN Ambon, Vol. 1 No. 2 Pebruari-Juli 2006 6. Nabi Muhammad saw. (pemimpin Agama dan Kepala Negara), Makalah 7. Manusia sebagai Khalifah Allah di Bumi, Makalah. 8. Eksistensi Azazil (Tinjauan Teologi), Makalah. 9. Syi'ah di antara Mazhab-mazhab Besar dalam Islam, Maka/ah. 10. Etika Jihad dalam Islam, Maka/ah. 11. Manusia dan Kemauan Bebasnya, Maka/ah. 12. Kemampuan Akal Manusia, Makalah. 13. Keimanan Abu Thalib (Tinjauan Historis Kritis), Maka/ah. 14. Di Sekitar Khilafah dan Imamah, Makalah. F. Penghargaan dan Kunjungan Luar Negeri 1. Penghargaan dari Menko Kesra dalam Rangka Ikut Menciptakan Suasana yang Kondusif di Maluku Tahun 2002. 2. Kunjungan ke Malaysia, Tahun 2006. 3. Kunjungan ke Republik Islam Iran, Tahun 2007. 4. Kunjungan ke Arab Saudi bersama Rombongan Majlis Zikir "SBY" Nurussalam, Tahun 2008.