BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberi pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotive, preventive, curative dan rehabilitative) (Depkes RI, 1991). Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di kecamatan-kecamatan dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas juga sebagai instansi pemerintah yang wajib bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak di setiap kecamatannya, terlebih lagi pada daerah-daeah pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses terhadap infrastruktur desa ang masih sangat kurang (Rahnat, 2010). Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perseorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Hal kedua adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan (Rifai, 2005). Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan saran tekhnis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan dalam wilayah kerjanya. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk untuk setiap puskesmas (Hatmoko, 2006). Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh masyarakat Indonesia. Kegiatan pokok puskesmas merupakan upaya wajib puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia. Adapun kegiatan pokok tersebut antara lain promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak (KIA)/keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M), kesehatan lingkungan, pengobatan serta pencatatan dan pelaporan (Depkes RI, 2004). Selain upaya kesehatan pokok, puskesmas juga memiliki upaya kesehatan pengembangan, yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan meliputi: upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan lanjut usia, upaya pembinaan pengobatan tradisional. B. Analisis Puskesmas Medan Johor 1. Pengkajian Puskesmas Puskesmas Medan Johor terletak di Jln. Karya Jaya no.5 Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, kode pos 20143. Puskesmas ini membawahi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Pangkalan Masyhur yang terdiri dari 15 lingkungan, Kelurahan Kwala Bekala yang terdiri dari 20 lingkungan dan Kelurahan Gedung Johor yang terdiri dari 13 lingkungan. Adapun batas wilayah Puskesmas Medan Johor yaitu Kecamatan Medan Polonia di sebelah Utara, Kecamatan Namorambe di sebelah Selatan, Kecamatan Maimun di sebelah Timur dan Kecamatan Medan Selayang/Medan Tuntungan di sebelah Barat. Sarana fisik yang dimiliki puskesmas Medan Johor meliputi : Ruangan jaga petugas, ruang Lab, ruangan kartu, ruangan pili KIA/KB, ruangan poli umum, ruangan poli gigi, ruang Kapus, ruang TB paru, ruang pengobatan, kamar suntik, ruang pencatatan, gudang obat, kamar mandi, dan westafel. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat 2012 menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat 2012 yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni: 1. Lingkungan Sehat 2. Perilaku Sehat 3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta 4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan Visi Puskesmas Medan Johor adalah ”Terwujudnya kecamatan sehat sejahtera tahun 2012”, misinya adalah menggerakkan pembangunan berwawasan nusantara, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan kesehatan yang bermutu dan merata serta terjangkau, meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, dan motto puskesmas POPULER (Peduli, Optimis, Prioritas, Unggul, Loyal, Efektif, Responsif). Adapun tujuan puskesmas antara lain sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor, membina peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, membina pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor. Selain itu Puskesmas Medan Johor juga memiliki norma yang harus dipatuhi oleh setiap pegaiwai puskesmas antara lain: 1) Iman dan taqwa, 2) Setia dan taat, 3) Disiplin, 4) Jujur, 5) Bertanggungjawab, 6) Kreatif dan berprestasi, 7) Kepedulian dan, 8) Ramah, sopan dan berbudi luhur. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk tujuan pokok pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Medan Kota melaksanakan berbagai upaya kesehatan dengan meningkatkan fungsi Puskesmas melalui kegiatan pokok Puskesmas. Ada 7 program wajib Puskesmas yang dilaksanakan di Pukesmas Medan Johor antara lain: 1. Promosi Kesehatan, program promosi kesehatan secara tidak langsung telah dilakukan oleh Puskesmas Medan Johor dengan menempatkan poster-poster di dalam ruangan puskesmas. Promosi kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program Puskesmas. Hal ini sesuai dengan pendapat Muninjaya (1999). Dari hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Medan Johor dilakukan dengan penyuluhan pada saat kegiatan posyandu, UKS ke sekolah-sekolah, kegiatan P2P, maupun kegiatan yang dilakukan didalam Puskesmas itu sendiri. 2. Kesehatan Lingkungan, untuk memperbaiki lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan sanitasi dasar serta pencegahan. Kegiatan yang dilakukan berupa: a) Memberi penyuluhan tentang kesehatan yang optimal dalam usaha peningkatan kesehatan perorangan dan lingkungan, b) Memberi penyuluhan tentang syarat-syarat rumah yang baik, c) Memberi penyuluhan tentang penggunaan sumber air bersih dan penggunaan pembuatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan, d) Memberi penyuluhan tentang cara-cara pembuangan sampah limbah rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatan dan , e) Melaksanakan pengawasan kesehatan di tempattempat umum dan penyajian makanan. 3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam KIA yaitu: a) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil, b) Pelayanan kesehatan terhadap bayi dan balita sehat dengan memberikan imunisasi di Puskesmas pada tanggal 4 dan 18 setiap bulannnya, c) Memberikan imunisasi terhadap bayi di setiap posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Medan Johor, d) Memberikan vitamin A setiap 6 bulan pada balita yaitu bulan Februari dan Agustus dan pada ibu nifas sebanyak 1 kapsul, e) Melakukan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu hamil di Posyandu dan Puskesmas, f) Memberikan konseling pada ibu hamil, g) Pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita dan, h) Melakukan pemeriksaan ibu hamil. 4. Peningkatan gizi, Gizi adalah kebutuhan pokok manusia yang sehat, yang dapat dicapai dari makanan yang kita makan. Hendaknya makanan yang kita makan mengandung gizi, jangan dipandang dari segi kemewahan dan dari banyaknya saja. Makanan yang sederhana dan bervariasi pasti tidak kalah gizinya dengan makanan yang mewah dan banyak. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah kegiatan masyarakat untuk melembagakan uapya peningkatan gizi dalam setiap keluarga di Indonesia. Usaha ini bersifat lintas sektoral yang dilaksanakan oleh departemen terkait. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan angka penyakit kekurangan gizi maka dilakukan kegiatan berupa: a) Memberikan penyuluhan makanan bergizi, baik lintas program maupun lintas sektoral, b) Memberikan vitamin A pada bayi dan balita, c) Memberikan zat besi pada ibu hamil, d) Memberikan makanan tambahan pada kegiatan posyandu dan, e) Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk murid-murid SD. 5. Program Pencegahan Penyakit (P2P), Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif, dimana kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas. Sedangakan kegiatan aktif dimana petugas melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan. Kegiatan P2P yang dilakukan di Puskesmas Medan Johor meliputi: a) Penyuluhan mengenai bahaya dan cara menularnya penyakit di puskesmas, posyandu dan balai desa, terutama tentang DBD, ISPA, Diare, Tuberculosis Paru, Flu Burung, HIV/ AIDS, b) Menemukan dan memberantas sumber infeksi, c) Menemukan dan mengobati penyakit, d) Menggerakkan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah merupakan upaya yang dilakukan meliputi 3M + 1T (Menguras, Menutup, Mengubur, Telungkup) dan, e) Bila ada kasus DBD melakukan PE dan Fogging diwilayah kerja yang dilakukan di kecamatan, kelurahan, sekolah, rumah penduduk serta Puskesmas. 6. Pengobatan, Pengobatan dan perawatan adalah menegakkan diagnosa penyakit. Tujuan dari pengobatan itu sendiri adalah memberikan pertolongan segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh serta meringankan penderita dari sakitnya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengobatan adalah memeriksa dan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat kepada pasien melalui apotik yang terdapat pada puskesmas. Pelayanan pengobatan gratis diberikan kepada pasien yang mempunyai KTP/KRT, ASKES, JAMKESMAS. Selain memberikan obat diberikan juga penyuluhan kepada pasien tentang aturan memakan obat. Di bagian ruang perawatan juga dilakukan pengobatan dan tindakan bila ada kecelakaan seperti membersihkan luka dan hecting sesuai kondisi pasien. 7. Pencatatan dan Laporan, Pencatatan dan pelaporan sangat penting bagi mutu suatu unit organisasi antara lain Puskesmas. Pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: a) Pencatatan, berupa administrasi, registrasi imunisasi dan registrasi kegiatan-kegiatan lain, b) Pelaporan, berupa laporan mingguan, laporan dilakukan pada kasus diare, laporan bulanan, laporan tahunan dan laporan khusus bila terjadi wabah. Sedangkan untuk program pengembangan Puskesmas Medan Johor ada enam program yaitu: 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS adalah salah satu program pengembangan yang ada pada Puskesmas dimana salah satu tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin di lingkungan sekolah terhadap peserta didik dan lingkungan yang sehat di sekolah, sehingga dengan demikian tercipta budaya sehat terhadap siswa dan akan berkembang di lingkungan keluarga dan masyarakat. Kegiatannya: a) Memberikan penyuluhan di sekolah, b) Melaksanakan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), c) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan kesehatan (dokter kecil, dokter remaja, PMR). 2. Usaha kesehatan olahraga, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan kepada pengunjung agar menjaga kesehatan kebugaran tubuh dengan berolahraga di Puskesmas Medan Johor sendiri, kegiatan kesehatan olah raga sampai saat ini belum berjalan baik. Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa usaha kesehatan olah raga sampai sejauh ini belum dilaksanakan di Puskesmas Medan Johor, dibuktikan dengan tidak adanya kegiatan serta laporan kegiatan tersebut. 3. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS), kegiatan yang dilakukan berupa: a) Memberikan pelayanan keperawatan secara menyuluruh kepada pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan kelompok masyarakat sekitarnya, b) Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka, c) Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, individu dan keluarga. 4. Kesehatan Usia Lanjut, kegiatan yang dilakukan antara lain: a) Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja, b) Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia setiap hari minggu di Lingkungan III, c) Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor ada tiga posyandu lansia, di setiap lingkungan ada satu. 5. Program Pendukung laboratorium, di Puskesmas Medan Johor pelayanan laboratorium meliputi pemeriksaan asam urat, gula darah, BTA, Hb, LED, Trombosit, planotest. 6. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, dilaksanakan di klinik gigi Puskesmas Medan Johor dibawah pimpinan dokter gigi dalam bentuk pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan penyuluhan. Usaha kesehatan lanjut usia merupakan salah satu program pengembangan yang dibina atau didukung oleh puskesmas dengan kegiatan utama pada upaya promotif dan preventif didukung upaya kuratif serta rehabilitatif yang berkualitas. Puskesmas Medan Johor telah melaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan Lansia dengan menetapkan adanya posyandu lansia yang telah memiliki jadwal tertentu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1999). Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan Asfriyanti (2003). Lebih lanjut Asfriyanti menyatakan bahwa secara umum upaya kesehatan lansia bertujuan untuk meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan, sedang secara khusus upaya kesehatan lansia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya, meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut, meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut. 2. Analisa Situasi Berdasarkan data awal yang didapat dari puskesmas Medan Johor kegiatan yang dilaksanakan untuk mengoptimalkan kesehatan lansia adalah dengan diadakannya posyandu lansia satu kali dalam sebulan. Puskesmas Medan Johor memiliki puskesmas pembantu untuk wilayah Kelurahan Gedung Johor yaitu Puskesmas Gedung Johor. Biasanya kegiatan posyandu berlangsung pada tanggal 13 setiap bulannya. Kegiatan posyandu lansia yang biasa dilakukan adalah sistem 3 meja yaitu pendaftaran, pemeriksaan meliputi pemeriksaan tekanan darah dan pengukuran BB, dan pengobatan dasar. Kegiatan di posyandu dilaksanakan oleh pihak dari puskesmas dan kader lansia. Puskesmas Medan Johor belum memiliki program khusus untuk menangani lansia dengan penyakit kronik dan belum memiliki program untuk membimbing serta membina keluarga dalam merawat anggota keluarga lansia dengan penyakit kronis. Posyandu lansia diadakan sebulan sekali di masing-masing kelurahan di bawah wilayah kerja puskesmas Medan Johor. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa tidak seluruhnya lansia yang ada di Kelurahan Gedung Johor yang mengunjungi posyandu lansia tersebut. Menurut petugas setempat, hal ini disebabkan oleh karena jarak rumah lansia yang jauh dari tempat posyandu diadakan, keluarga lansia sedang bekerja, sehingga tidak ada yang mengantarkan lansia, dan juga disebabkan oleh ketidaktahuan atau kurangnya informasi tentang pelaksanaan posyandu lansia. 3. Rumusan Masalah Perumusan masalah dilakukan dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian dengan target/tujuan yag ditetapkan oleh puskesmas. Tujuan program kesehatan lanjut usia di puskesmas adalah tercapainya lansia yang sehat dan berkualitas. Salah satu indikator lansia sehat dan berkualitas adalah mampu bertahan dan beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya dan mengatasi secara mandiri keluhan-keluhan atas penyakitnya. Apabila lansia dapat bertahan dan beradaptasi dengan penyakit kronik yang dideritanya, maka kualitas hidup lansia pun akan meningkat. Keluarga yang merawat lansia dengan penyakit kronik juga belum mampu untuk memenuhi kebutuhan lansia dalam mendukung kesehatannya. Keluarga kurang informasi dalam hal pendidikan kesehatan tentang penyakit kronik dan cara merawat lansia dengan penyakit kronik. Keluarga kurang mendapatkan penyuluhan dan bimbingan dari pelayanan kesehatan setempat, yakni posyandu lansia, sehingga keluarga kurang maksimal dalam merawat lansia dengan penyakit kronik. Berdasarkan hal di atas yang menjadi masalah adalah pelaksanaan program kesehatan lansia yang dilakukan melalui posyandu lansia kurang maksimal dan belum merata. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi ketidakmaksimalan kegiatan posyandu lansia ini seperti lansia yang mungkin tidak mengetahui manfaat posyandu lansia, keluarga lansia yang kurang memberi dukungan kepada lansia, peran serta masyarakat yang rendah dan kurang maksimalnya usaha petugas kesehatan. 4. Rencana penyelesaian masalah Optimalisasi pelayanan dapat dilakukan dengan mengembangkan program preventif dan promosi kesehatan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan kepada lansia dan keluarga pada saat kegiatan di komunitas, memberikan penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan yang dialami lansia, melatih anggota keluarga dan memampukan keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik, penyediaan modul tentang perawatan lansia dan terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan dalam bentuk booklet, penyediaan poster untuk posyandu dan perbanyakan leaflet untuk puskesmas. 5. Implementasi Berdasarkan hasil observasi belum terdapat penyuluhan tentang masalah kesehatan lansia, dan upaya peningkatan kesehatan lansia serta belum ada kegiatan pendukung lainnya dalam perawatan lansia dengan penyakit kronis, sehingga menimbulkan beberapa dampak serius yakni sakit yang berkepanjangan dan penurunan kualitas hidup lansia. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah yang dapat diambil yaitu dengan mengadakan pembuatan leaflet. Leaflet yang dibuat yaitu tentang perawatan lansia dengan penyakit kronik, karena dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus memberikan perawatan secara komprehensif. Selain itu, juga dilakukan kegiatan lainnya seperti mengukur tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat lansia serta mengajari dan melatih anggota keluarga dalam mengembangkan metode keperawatan dalam merawat lansia dengan penyakit kronik dan terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan dalam bentuk booklet, leaflet dan poster. 6. Evaluasi Berdasarkan hal di atas yang menjadi masalah adalah pelaksanaan program kesehatan lansia yang dilakukan melalui posyandu lansia kurang maksimal. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi ketidakmaksimalan kegiatan posyandu lansia ini seperti lansia yang mungkin tidak mengetahui manfaat posyandu lansia, keluarga lansia yang kurang memberi dukungan kepada lansia, peran serta masyarakat yang rendah dan kurang maksimalnya usaha petugas kesehatan. Evaluasi kegiatan akan dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara dan mengajukan pertanyaan dalam bentuk kuesioner secara langsung mengenai pendidikan kesehatan yang telah diberikan tentang pengetahuan keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronis. Program kesehatan lansia di posyandu masih perlu dikembangkan karena belum mencapai aspek promotif dan preventif. Belum terdapat penyuluhan tentang penanganan masalah kesehatan lansia, dan upaya peningkatan kesehatan lansia serta belum ada kegiatan pendukung lainnya dalam membina keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik. C. Pembahasan Puskesmas Berdasarkan analisa masalah telah ditemukan masalah yaitu kurang maksimalnya pelaksanaan program kesehatan lansia yang dilakukan melalui posyandu lansia. Hal ini menyebabkan tujuan posyandu lansia tidak tercapai serta upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia tidak maksimal. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Erfandi, 2008). Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia akan dikembangkan lebih bersifat mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan kebugaran lansia (Ismuningrum, 2007). Saat ini setiap puskesmas memiliki klub posyandu lansia yang bertugas memberikan pelayanan berupa pemeriksaan, pengobatan, melakukan olah raga sehat setiap minggu agar tetap mempertahankan derajat kesehatannya (Azwar, 2007). Menurut Erfandi (2008) beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain: 1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia 2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia. 3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. 4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa untuk memaksimalakan kegiatan posyandu lansia diperlukan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggraannya. Namun, yang ditemukan di lapangan khususnya di Kelurahan Gedung Johor peran serta lansia, keluarga dan tokoh masyarakat sangat rendah. Hal ini diperkuat dengan kondisi sedikitnya kader lansia di lingkungan tersebut (hanya tiga orang) serta kurangnya informasi kepada keluarga tentang adanya posyandu lansia di Kelurahan Gedung Johor yang berada di Lingkungan II, disamping itu perkumpulan sosial seperti perwiritan belum dimanfaatkan dengan baik guna menyampaikan informasi keberadaan posyandu lansia ini. Menurut Erfandi (2008) tujuan posyandu lansia adalah (1)meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia; (2)mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Sedangkan manfaat posyandu lansia adalah meningkatkan pengetahuan bagi para lansia sehingga dapat menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri di hari tuanya. Dengan tidak maksimalnya program posyandu lansia maka tujuan posyandu lansia ini pun tidak dapat terwujud. Serta upaya peningkatan derajat kesehatan lansia juga tidak dapat tercapai dengan maksimal. Untuk itu, petugas kesehatan lansia sebaiknya memaksimalkan programnya dengan melibatkan seluruh lansia yang ada di Kelurahan Gedung Johor, keluarga lansia, tokoh masyarakat, serta memaksimalkan fungsi perhimpunan sosial yang ada di masyarakat dalam menghimpun para lansia yang ada di masyarakat tersebut.