BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku konsumen Menurut Ujang Sumarwan, perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi ( 2002:26 ). Schiffman dan Kanuk ( 1994 ) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seseorang membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia ( waktu, uang, usaha dan energi ). Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Apa yang dibeli konsumen? 2. Mengapa konsumen membelinya? 3. Kapan mereka membelinya? 4. Di mana mereka membelinya? 5. Berapa sering mereka membelinya? 6. Berapa sering mereka menggunakannya? Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik. Para pemasar yang memahami perilaku konsumen juga akan mampu mempengaruhi perilaku tersebut sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan pemasar. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu dan merk tertentu yang ditawarkan pemasar tersebut. Proses mempengaruhi konsumen biasanya dilakukan melalui strategi pemasaran yang tepat. 2.2. Manajemen Pemasaran 2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah : a. Philip Kotler ( 2006:6 ) pemasaran ( Marketing ) adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong ( 2002:19 ) pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ c. Menurut W Stanton ( 2006:35 ) pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran yaitu pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. 2.2.2. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi yang menghubungkan variabelvariabel pemasaran yang dikendalikan dan digunakan oleh perusahaaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan oleh pasar sasarannya. Variabel-variabel bauran dapat digunakan sebagai berikut : 1. Produk ( product ) Yaitu sejumlah barang/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sifat baik yang diraba untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen atau pelanggan. 2. Harga ( price ) 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Yaitu sejumlah uang atau dibebankan kepada konsumen atas produk/ jasa. Dalam arti luas adalah nilai yang ditukarkan oleh konsumen dengan manfaat dari barang atau jasa tersebut. 3. Distribusi ( place ) Yaitu suatu badan atau lembaga sebagai penyalur produk/ jasa/ barang dari produsen ke konsumen. 4. Promosi ( promotion ) Yaitu suatu cara untuk menganjurkan para konsumen untuk mengkonsumsi barang/ jasa yang terdapat unsur-unsur perusahaan didalamnya seperti pemasaran langsung, promosi penjualan, hubungan masyarakat. 2.3. Pembelian Oleh Organisasi 2.3.1. Definisi Pembelian Oleh Organisasi Webster dan Wind mendefinisikan pembelian oleh organisasi sebagai proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh organisasi informal untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih alternatif antar merk dan pemasok. 2.3.2. Tahap-Tahap Proses Pembelian Robinson and Associates telah mengidentifikasi delapan tahap proses pembelian industri sebagai berikut : 1. Pengenalan masalah 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam hal ini manajer pembelian melihat peluang untuk mendapatkan harga yang lebih rendah atau mutu yang lebih baik. 2. Perumusan kebutuhan umum 3. Spesifikasi produk Tahap 2 dan 3 pembeli menetapkan karakteristik umum dan kuantitas barang yang dibutuhkannya. Untuk produk standar, tahap itu sederhana. Untuk produk yang rumit, pembeli harus bekerja sama dengan pihak lain seperti insinyur, pemakai untuk menentukan karakteristik seperti keandalan, daya tahan dan harga. 4. Pencarian pemasok Di tempat magang penulis, perusahaan tidak perlu mencari vendor karena vendor sendiri yang menawarkan produk melalui kunjungan langsung maupun faksimili. 5. Permintaan pengajuan proposal Pembeli akan mengundang pemasok yang memenuhi syarat supaya mengajukan proposal. Jika produk yang bersangkutan rumit atau mahal, pembeli akan menuntut proposal tertulis yang rinci pada tiap-tiap pemasok yang memenuhi syarat. Setelah mengevaluasi proposal tersebut, pembeli akan menghapus beberapa pemasok dan mengundang pemasok yang tersisa untuk melakukan presentasi. 6. Pemilihan pemasok Sebelum memilih pemasok, pusat pembelian akan membuat spesifikasi sejumlah atribut pemasok yang diinginkan berupa harga, reputasi 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pemasok, keandalan produk, keandalan pelayanan dan fleksibilitas pemasok. Organisasi pembelian kemudian menilai pemasok berdasarkan atribut-atribut itu dan mengidentifikasi pemasok yang paling menarik. 7. Spesifikasi rutinitas pesanan Setelah memilih para pemasok, pembeli tersebut merundingkan pesanan akhir, merinci spesifikasi teknis, jumlah yang dibutuhkan, waktu penyerahan yang diharapkan, kebijakan pengembalian, garansi dan seterusnya. Perusahaan yang takut akan kekurangan bahan-bahan utama berkeinginan untuk membeli dan menyimpan persediaan yang besar. Mereka akan menandatangani kontrak jangka panjang dengan para pemasok untuk memastikan arus bahan yang mantap. 8. Penilaian kinerja Pembeli secara periodik mengkaji ulang kinerja pemasok ( para pemasok ) yang dipilih. Ada tiga metode yang biasa digunakan : 1. Pembeli tersebut dapat menghubungi pemakai akhir dan menanyakan evaluasi mereka. 2. Pembeli tersebut memeringkat pemasok berdasarkan beberapa kriteria dengan menggunakan metode nilai tertimbang. 3. Pembeli dapat menjumlahkan biaya kinerja pemasok yang buruk untuk menghasilkan penyesuaian biaya pembelian, termasuk harga. Kaji ulang kinerja dapat menyebabkan pembeli meneruskan, memodifikasi, atau menghentikan hubungannya dengan pemasok tersebut. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/