HIDUP MEMULIAKAN ALLAH - Pdt. Dr. Stephen Tong

advertisement
Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
HIDUP MEMULIAKAN ALLAH
Pdt. Dr. Stephen Tong
Artikel ini diambil dari seri khotbah Ekspositori Surat Ibrani
di Kebaktian Minggu GRII Pusat, Kampus Emas, Jakarta, pada tanggal
22 Februari 2004.
20
Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah
membawa kembali Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan
kita, 21kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk
melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang
berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya! Amin. (Ibrani 13:20-21)
Pada umumnya, rasul-rasul mengakhiri surat mereka dengan berkat.
Tapi berkat yang terdapat di akhir Surat Ibrani ini sangat berbeda: Berkat
yang Allah curahkan lewat Yesus Kristus, yang sudah mencurahkan darah
perjanjian kekal, mati dan bangkit, yang Allah jadikan Gembala Agung
bagi seluruh umat tebusan-Nya; kaum pilihan-Nya, melengkapi kamu
dengan kebajikan dan memampukan kamu melakukan kehendak-Nya.
Banyak orang berpikir: Aku bisa berbuat baik. Tapi Alkitab belum
pernah memandang kebajikan sebagai sesuatu yang bersifat antroposentris,
karena satu-satunya sumber dan esensi kebajikan adalah Allah - Sang
Pencipta. Itu sebabnya ayat ini, meskipun kelihatannya sederhana, namun
sangat Kristiani. Penulis mengingatkan: Bukan kita yang mampu
melakukan kebajikan; Kristuslah yang melengkapi kita dengan segala
kebajikan, memampukan kita melakukan kehendak Allah.
Page 1 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
Kita bisa melakukan kehendak Allah, kalau kita tahu isi hati-Nya.
Masalahnya, untuk bisa mengerti isi hati anggota keluarga sendiri saja
tidak mudah. Ada kalanya suami tidak mengerti apa yang diinginkan
istrinya, istri tidak memahami apa yang diinginkan suaminya, anak-anak
sulit memahami isi hati ayahnya, ... mana mungkin kita, yang sudah
tercemar dosa ini, bisa mengerti isi hati Sang Pencipta, Sang Penebus,
Sang Pewahyu, kecuali lewat kebenaran yang Yesus nyatakan? Dengan
kata lain, kunci untuk mengerti isi hati Allah adalah Kristologi, memahami
bagaimana Kristus rela menyangkal diri, memikul salib, mematuhi
kehendak Bapa-Nya, barulah kita bisa taat pada Kristus, menjalankan
kehendak Allah. Ketaatan Kristus adalah sumber dan teladan dari ketaatan
kita (Ibr. 5), pintu yang memungkinkan ketaatan kita diterima oleh Allah.
Semua orang yang berada di dalam ketidaktaatan Adam memberontak
pada Allah, tapi semua orang yang berada di dalam ketaatan Kristus
diterima oleh Allah. Karena representatif manusia di hadapan Allah hanya
dua: di dalam Adam atau di dalam Kristus. Ketaatan kita di dalam ketaatan
Kristus diterima oleh Allah. Itulah dasar dari from faith to faith. Jadi, lewat
Kristus kita mengerti isi hati Allah. Lewat ketaatan Kristus, kita tahu
bagaimana menjalankan kehendak Allah, yaitu melakukan hal yang
berkenan pada Allah, bukan berkenan pada diri sendiri.
Itulah bedanya orang Kristen dan orang bergama lain. Orang
beragama lain percaya bahwa Allah itu ada, tapi allah yang mereka
harapkan adalah allah yang memenuhi keinginan mereka. Di Malaysia, ada
sebuah toko. Di lantai toko itu terdapat tempat sembahyang. Di atasnya
disajikan: jeruk, pisang, kemenyan... Melihat itu saya berpikir: Apa
tujuannya berbuat semua itu? Mungkin karena hal itu dia yakini sebagai
penentu untung rugi usahanya, maka dia menyajikan semua itu, agar
dewanya berkenan menjadikan dia kaya. Kalau pemikirannya benar, tentu
dewanya sangat bodoh, mau memberi kekayaan ganti beberapa buah jeruk
dan pisang. Agama seperti itu adalah agama yang rendah, yang
menyimpang, melawan kehendak Allah; karena memang, Allah yang
mereka cari bukan Allah yang sejati melainkan allah yang berada di dalam
imajinasi mereka. Mereka menyajikan makanan yang Allah cipta, guna
menyuap allah pengganti, yang bisa memberi profit besar, memuaskan
kehendak, ambisi dan keinginan mereka.
Page 2 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
Ayat 20-21 ini menyajikan 4 perkara:
1. Allah, lewat Kristus, Gembala yang Baik, menggenapkan segala
kebajikan di dalam hidup kita.
2. Allah, lewat Kristus, mengajar kita melakukan kehendak Allah.
3. Allah, lewat Kristus, bekerja di dalam hati kita, memampukan kita
melakukan hal-hal yang memperkenan Dia, bukan memperkenan diri
sendiri.
Pada umumnya, seorang beragama menyembah, memberi
sedekah pada dewa, dengan harapan dewanya memenuhi
ambisi egonya. Tapi di dalam Kristus (bukan di dalam semua
gereja, karena sudah banyak gereja yang mengajarkan theology
of prosperity, teologi sukses, yang tidak berbeda dengan ajaran
agama lain. Hanya lewat pemahaman teologi Reformed yang
benar, barulah seorang menyadari betapa tingginya tuntutan
Alkitab), Allah memampukan kita melakukan hal yang
berkenan di hati-Nya.
Itu sebabnya, kita perlu mengintrospeksi diri: Selama aku
hidup, Do I do everything to please God or to please myself?
Do I do everything to please Him, in His will or I pray so
certainly in religious emotion to ask God to please me, to
satisfy my ambition? Hanya dengan sikap hati mau
memperkenan hati Tuhan, iman dan hidup rohani kita
bertumbuh.
Ada orang yang saat baru terpilih menjadi majelis begitu
rendah hati, tapi dua tahun kemudian, berbalik menjadi tinggi
hati. Apa sebabnya? Karena dia tidak mengerti prinsip ini,
maka dia memandang kedudukannya di gereja begitu penting,
begitu terhormat, mulai merasa bangga, tidak lagi memberi
tempat bagi Tuhan di dalam hidupnya. Ia bagai orang Farisi
Page 3 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
yang secara lahiriah beragama, suci, saleh, tapi di mata Tuhan
Yesus, mereka tak beda dengan kubur yang dikapur bagian
luarnya saja -- kelihatannya bagus, tapi di dalamnya penuh
dengan tengkorak.
4. Memuliakan Tuhan.
Apa itu memuliakan Tuhan? Mengapa Tuhan tidak merasa sungkan
meminta manusia memuliakan Dia? Kalau saya berkata padamu:
Muliakanlah Stephen Tong, karena saya adalah pendetamu! Tentu kau
merasa janggal, bukan? Tapi, why God asks me to glorify Him?
Karena:
1) Tuhan, diri-Nya adalah kemuliaan
Kita sering mendengar orang berkata: kita harus mempunyai
kebenaran yang obyektif, bisa diterima oleh semua orang. Socrates, Plato,
Aristotle adalah tokoh-tokoh yang memperjuangkan hal itu: kebenaran
bukan tafsiran individu, bukan pengertian subyektif, melainkan sesuatu
yang obyektif, universal, diakui semua orang. Berbeda dengan para
sophist; orang-orang sejaman Socrates, menganggap diri pintar lalu
memonopoli kebenaran; hanya mereka yang bersyarat mengajar
kebenaran, bahkan tidak segan-segan memasang tarif untuk kebenaran
yang mereka ajarkan.
Tapi bagi saya, kebenaran bukanlah subjective interpretation,
melainkan subjectivity of the truth Himself - karena Alah bukanah
kebenaran yang dicari, melainkan kebenaran yang mewahyukan diri.
Dialah subjetivity of truth, of righteouness, of goodness, of glory...in
person, maka sabda-Nya, "I am Wo I am." Penelahaan seperti itu tidak
akan kau temukan di buku manapun, karena itu adalah kesimpulan yang
saya dapatkan dari Kitab Suci; berbeda dari pikiran-pikiran yang ada di
Page 4 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
dunia filsafat: Allah adalah kebenaran, kebenaran in person, kebenaran
yang menyatakan diri sebagai Allah yang hidup, Pribadi yang
memperkenalkan diri sebagai: I am.
Sedangkan kebenaran yang dibahas oleh: Aristotle, Kongfuzu,
Lautze... hanyalah satu topik pembicaraan, satu refleksi yang ada di dalam
imajinasi. Contoh: semua kita bisa membahas Megawati secara panjang
lebar: dia adalah Presiden RI, istri si anu, ketua partai anu, kapan dia
menjabat Presiden...; Tapi kalau Megawati sendiri berada di tengah-tengah
kita dan berkata: Akulah Presiden RI..., tentu akan berbeda sekali. Karena
dia bukanlah sekedar bahan pembicaraan kita, melainkan pribadi yang
berbicara. Itulah wahyu: Allah yang memperkenalkan diri-Nya sendiri
tentu berbeda dengan allah yang ada di dalam konsep, yang dibahas oleh
para filsuf.
Itu sebabnya Cornelius van Till mengatakan: Allah yang dibahas oleh
filsuf-filsuf Barat, dari jaman Aristotle sampai sekarang, hanya merupakan
bayang-bayang. Mereka belum pernah mengenal Allah secara pribadi.
Sampai Allah secara subyektif - pribadi - angkat suara memperkenalkan
diri-Nya sendiri, barulah manusia mempunyai landasan untuk membangun
pengertiannya tentang Allah. Karena God is the subjectivity of the truth,
God is the subjectivity of righteouness, God is the subjectivity of holiness.
Prinsip yang sama juga berlaku pada kemuliaan: God is the subjectivity of
the glory Himself, maka hanya Dia, satu-satunya Pribadi yang berhak
meminta kita memuliakan Dia. Barangsiapa menyamar sebagai Allah akan
berperan sebagai diktaktor. Mao Ze Dong pernah menyamar sebagai Allah.
Dia mengira pemikirannya yang tak terkalahkan itu akan long life, zhan wu
bu sheng de mao ze dong si xiang wan sui, maka rakyat Tiongkok yang
jumlahnya lebih dari satu milyar itu dipaksa mendewakan dirinya. Itulah
yang dilakukan oleh orang yang menyamar sebagai Allah: merebut
kemuliaan Allah. Padahal, satu-satunya Oknum yang benar-benar berhak
mengatakan: glorify Me, worship Me hanyalah Allah, karena other than
Me, there is no god.
Sayang, manusia tidak mengenal Allah, maka waktu manusia
mendengar seruan: 'Muliakan Allah', manusia mulai mengkritik Allah.
Salah satu kritikan yang paling tajam di sejarah filsafat dilontarkan oleh
Friedrich Nietzsche (seorang Jerman yang hidup di abad ke-19), di dalam
Page 5 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
bukunya yang berjudul thus Spoke Zarasustra - Demikianlah Soroaster
berbicara: Suatu hari, ketika dewa-dewa sedang mengadakan musyawarah
di sorga, tiba-tiba seorang dewa yang paling sombong mengumumkan:
Akulah satu-satunya allah, di luar aku tidak ada allah yang lain.
Mendengar itu, semua dewa tertawa tak henti-hentinya, sampai mati. Dari
sana muncullah teori God is death. Namun sesungguhnya, orang pertama
yang menggunakan sebuatan 'Allah mati' bukanlah Nietzsche, melainkan
Ny. Martin Luther.
Perjuangan Martin Luther untuk mengembalikan gereja pada Akitab
disebut Reformasi. Jadi, Reformasi bukan untuk menciptakan golongan
atau memperjuangkan ambisi pribadi, melainkan dorongan Roh
Kudusdalam menggugah gereja untuk kembali pada Kitab Suci yang Allah
wahyukan. Itulah keunikan GRII yang harus Saudara ketahui. Jika tidak,
Saudara akan menyamakan diri dengan mereka yang berani memasang
plang gereja lalu mengklaim diri sebagaig gereja. Padahal ajarannya
bertentangan dengan Alkitab. Motivasinya mencari uang, massa,
kedudukan,... bukan memelihara ajaran yang diturunkan oleh para rasul,
bukan mengabarkan Injil -- membawa orang mengenal Yesus Kristus,
bukan berjuang demi kebenaran, berani menyangkal diri bahkan berani
mati untuk Tuhan. Tapi Martin Luther, Calvin, Butler, Bullinger,
Theodore Beza, maupun tokoh-tokoh reformasi lain, memiliki motivasi
yang sama: Back to the Bible, be faithful to the revelation of God and
worship Him, give all the glory to Him.
Di masa reformasi, kuasa gereja Katolik di: Jerman, Hongaria,
Belgia, Eropa, Inggris, Skotlandia, Prancis, Spanyol,... begitu besar, lebih
besar dari kuasa Romawi kuno. Mana mungkin anak petani berkebangsaan
Jerman yang bernama Martin Luther ini mampu melawan kebobrokan
gereja? Dia nyaris diculik, ditangkap, dipenjarakan, dibunuh, tapi
mottonya patut kita hormati sampai selama-lamanya: Here, here I stand
before God. I stand on the Bible, the Word of God. I Will never withdraw
what I have written, except it is proven contradictory to the Word of God,
and contradictory to the conscience.
Suatu kali, karena tantangan yang Martin Luther alami cukup berat,
dia sempat kecewa dan pulang, berniat untuk give up; tidak meneruskan
reformasi lagi. Sesampainya di rumah, dia melihat istrinya mengenakan
Page 6 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
pakaian putih (pakaian berkabung bagi orang Jerman). Wajahnya muram
sekali. Tanya Martin Luther, "Mengapa kau mengenakan pakaian
berkabung?"
Jawab istrinya, "Ada yang mati."
"Siapa yang mati?"
"Allah yang mati."
"Mengapa kau berkata seperti itu? Mana mungkin Allah mati?"
"Jika Allah tidak mati, mengapa kau kecewa sampai ingin mengurungkan
reformasi yang sudah kau rintis?"
Martin Luther tersentak. Ia kembali meneruskan perjuangannya.
Empat ratus tahun kemudian, istilah 'Allah mati' itu dipakai oleh
Nietzsche dengan konotasi dan definisi yang sama sekali berbeda: semua
allah mati, mengindikasikan: tak perlu percaya Allah atau dewa. Filsafat
Nietzsche yang antroposentris - man is the centre of universe - mencapai
taraf radikal: Kita menantikan kedatangan Superman, tapi sebelum
Superman datang, perlu seorang perintis. Siapakah dia? Dirinya. Konsep
superman dari Nietzsche, contradict with God: Allah yang supranatural
harus mati, manusia harus bangkit. Saat manusia bisa melakukan
segalanya, dia tidak membutuhkan Allah lagi. Itulah dasar pemikiran
ateisme, manusia melawan Tuhan; anti-Kristus. Nietzsche memakai
sindiran: God is death untuk menghancurkan kekristenan.
Seratus tahun kemudian, Jean Paul Sartre dari Perancis bahkan nekad
mengadakan upacara pengebumian bagi Allah, karena menurut dia, dunia
tak memerukan Allah lagi.
Di satu pihak, orang ateis mengatakan dengan jujur: tidak ada Allah;
di pihak lain, orang mengumumkan: Allah mati. Ironisnya: ada sebagian
orang Kristen, hidupnya bobrok ketimbang non-Kristen, seolah
Page 7 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
mengaminkan teori Allah sudah mati, tidak sanggup mengubah hidupnya.
Yang lebih mengerikan lagi, Wahanian, Hamilton dan teolog-teolog lain
dari Chicago Scholl mengajarkan teori God is death di sekolah teologi.
Teori Allah sudah mati diumumkan oleh Nietzsche, seorang pemikir
yang dinamis. Dia pandai menggunakan kekuatan literatur untuk
menggoncang pikiran manusia. Sebagai akibatnya: Manusia bukan saja
tidak mau memuliakan Allah, bahkan berani berkata: I am god; Allah,
menyingkirlah! Pada waktu manusia menolak Allah dan dirinya naik tahta,
Allah membiarkan dia memerankan satu lelucon yang pada akhirnya justru
mempermalukan dirinya sendiri. Mao Ze Dong memang hebat. Politikus
mana yang kuasa politiknya lebih besar darinya? Coba lihat, semua
pemimpin dipilih oleh rakyat, tapi dia tidak dipilih, namun tidak mungkin
diturunkan. Dia menjadi penentu nasib bagi negara yang jumlah
populasinya paling besar di dunia - Tiongkok. Apapun yang dia inginkan
harus terwujud. Dia memerankan diri bagai Allah. Saat itu, Allah tidak
banyak bicara. Baru suatu hari Allah berkata, "Are you God? You are a
dying god!"
Di mana Mao Ze Dong, Hitler, Hirohito,... diktaktor-diktaktor
lainnya? Mati. Jasadnya dibaringkan di peti kaca. Setiap minggu ruang
pamer itu perlu ditutup satu hari untuk melakukan tambal sulam atas
jasadnya yang mulai rusak. Bagaimana dengan Neitzsche? Dia mati pada
usia 35 tahun, dalam keadaan tidak waras. Jadi, kepada setiap orang yang
melawan Allah, Allah akan berkata kepadanya: "Kau tidak membutuhkan
Aku, karena kau kira kau adalah Allah. Ok, jalanlah sendiri." Selanjutnya,
Allah akan mempertontonkan pada dunia: ada allah yang bisa mati. Sebab
itu, jangan menganggap diri mulia, karena God has the glory, and only
God has the right to ask you to glorify Him. Jangan memuliakan atau
mengkultuskan siapapun, karena dia hanyalah manusia yang fana. Alkitab
mengajarkan: 'Hai Raja, apa yang kau banggakan? Yang ada padamu
hanyalah satu hembusan napas. Kalau Aku memanggilmu, kau akan
kembali pada debu tanah, karena kau dibuat dari debu tanah.' Who are we?
Kita hanyalah debu tanah. Maka jika hidupmu yang sekian puluh tahun ini
bisa kau pakai untuk memuliakan Tuha, itu adalah hak istimewa yang
Tuhan beri.
Page 8 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
2) Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan yang bisa
mengembalikan kemuliaan pada Tuhan. Everything is created for
glorifying God, tapi selain manusia, tidak ada makhluk lain di bumi yang
bisa memuliakan Allah. Makhluk lain hanya bisa mencerminkan
kemuliaan Allah lewat bijaksana yang tersimpan di dalamnya. Contoh:
kemampuan lalat terbang atau mendarat jauh melampaui Boeing 747,
karena lalat tidak memerlukan landasan pacu; lalat bisa melakukannya
kapan pun dia mau. Namun hanya manusia, satu-satunya makhluk yang
bisa mengucapkan: 'Puji Tuhan! Haleluya! Kemuliaan hanya bagi-Mu,
Tuhan!' Hanya manusia yang dicipta untuk bisa mengembalikan kemuliaan
pada Tuhan.
Di dunia, hanya ada dua jenis manusia:
A. Yang selalu, yang suka dan yang betul-betul berminat memuliakan
Tuhan.
B. Yang selalu mempermalukan nama Tuhan.
Di gereja ini juga ada dua jenis anggota: yang memuliakan Tuhan dan
yang mempermalukan Tuhan. Mari kita mengintrospeksi diri: Saya
termasuk kategori yang mana: to glorify God atau justru memberi
kesempatan orang untuk mencela Tuhan lewat segala kebobrokan,
kejahatan yang kulakukan?
3) Allah tidak pernah mengizinkan manusia mengalihkan kemuliaanNya pada allah palsu.
Inilah yang tidak disetujui oleh Nietzsche, tapi Alkitab menulis: I will
never give My Glory to the false god. Jangan memancing Allah murka
dengan menyembah ilah, karena God is God of jealous. Seorang wanita
akan marah besar, saat dia tahu suaminya bersetubuh dengan wanita lain.
Kemarahannya adalah kemarahan suci. Begitu juga Allah; Dia tidak
mengizinkan kita mengembalikan kemuliaan pada ilah, karena Dia adalah
Allah yang cemburu dengan cemburu yang suci. Cemburu istri yang suci
Page 9 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
bukanlah dosa, melainkan sesuatu yang wajar, yang akan memelihara
rumah tangganya untuk selalu berada di jalur yang benar, memberikan
jaminan aman pada etika. Kecemburuan Allah yang suci juga memelihara
kita hidup didalam kebenaran.
Jangan menyembah allah buatan tangan manusia. Jangan menjadikan
sesamamu sebagai allah. I am your God. So you only worship God, only
serve Him - hanya mengembalikan kemuliaan kepada-Nya.
Biarlah semua hamba Tuhan, majelis, ingat: Apapun yang kau lakukan,
only serve God, not serving my glory, my fame, my reputation. Dengan
cara seperti itu Tuhan dipuaskan. Allah tidak pernah memperbolehkan
kemualiaan-Nya diberikan kepada yang lain, karena Dialah satu-satunya
Allah yang sejati.
4) Kristus adalah wujud dari kemuliaan yang terbesar, tersempurna,
tersuci dan terakhir (Ibr. 1:1-3). Dia adalah cahaya kemuliaan Allah
yang memancar di dalam sejarah. The manifestation of the glory of God in
Christ is so full, so glorious and so absolute. Kalimat-kalimat berikut:
'Kau melihat Aku adalah melihat Dia yang mengutus Aku'; 'Kau mengenal
Aku adalah mengenal Dia yang mengutus Aku'; 'Barangsiapa percaya
Aku, bukan percaya pada-Ku, melainkan percaya pada Dia yang mengutus
Aku', tidak pernah keluar dari mulut: Kongfuzu, Socrates, Soroaster,
Budha, Mohammad atau tokoh-tokoh agama lain; hanya keluar dari mulut
Yesus Kristus. Maka look upon Jesus, think about Him and follow Him.
Pernahkah orang mengatakan: Come and follow Me, follow My life, follow
My model? Hanya Yesus seorang yang mengucapkan kalimat itu. Tokoh
agama lain hanya mengajarkan kebenaran yang mereka ketahui, tidak
pernah berani mengajak orang lain mengikut dia, meneladani dia.
Waktu Paulus mengatakan: Ikutlah teladanku; disusul dengan kalimat:
sebagaimana aku sudah meneladani Kristus. Artinya, dia tidak menjadikan
diri sebagai sumber teladan. Tidak ada orang yang seperti Kristus. Di
manakah kita bisa menyaksikan: wujud, wahyu manifestasi dari kemuliaan
Allah yang konkrit? Bukan di dalam diri pendiri agama, melainkan di
dalam diri Kristus. Di Kitab Ayub tertulis: Di antara sekian banyak orang
Page 10 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
kudus, kepada siapakah kau berpaling? Kalau ditanya seperti itu, saya akan
langsung menjawab: Jesus Christ.
Yesus Kristus pernah bertanya kepada murid-murid-Nya, "Apakah kalian
juga mau pergi?"
Jawab Petrus, "Hanya Kau yang mempunyai firman kekal, kepada siapa
kami akan pergi?"
Yesus Kristus, satu-satunya Pribadi yang memanifestasikan kemuliaan
Allah.
Bagaimana kita memuliakan Tuhan?
1. Gloryfied God in serving Him
Di Jawa Tengah, pernah diadakan angket tentang apa itu memuliakan
Allah. Ada orang menulis: 'Memuliakan Tuhan itu menyanyi di paduan
suara'; 'Memuliakan Tuhan itu menjadi pendeta'...Belum tentu! Karena ada
orang yang terlihat suci pada saat memuji Tuhan di paduan suara, tapi
hidup sehari-harinya tidak karuan. Di abad ke-18, seorang Perancis
mengatakan, ada banyak dosa yang tersimpan di balik jubah pendeta,
jubah kardinal, jubah bishop, jubah pemimpin-pemimpin gereja. Beberapa
tahun ini, kita banyak mendengar berita tentang child abuse, sex abuse dan
sebagainya dilakukan oleh pastor-pastor yang tidak bertanggung-jawab di
Amerika.
Yesaya menuliskan: Sia-sialah kamu menyembah Aku dengan mulut
bibirmu, karena hatimu jauh daripada-Ku. Karena yang Tuhan tuntut dari
kita adalah: hati yang bersih, motivasi yang suci, dan kesungguhan dalam
memuliakan Dia. Itu sebabnya, mari kita -- setiap orang yang terlibat di
dalam pelayanan -- mengintrospeksi diri dengan serius. Apa motivasiku
saat melayani? Selain memuliakan Tuhan, adakah motivasi lain dalam
pelayananku? Kalau ada, itu tandanya setan sedang bekerja dalam diri kita.
Sungguh, mau menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh murni di
hadapan Tuhan tidaklah mudah, tapi setidaknya, inilah doa kita: 'Tuhan,
biarlah kerajaan-Nya dan kemuliaan-Mu, kerajaan-Mu dan kebenaranPage 11 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
Mulah yang yang kutuntut. Karena firman-Mu: Carilah dulu kerajaan dan
kebenaran Allah, segala sesuatu yang kau perlukan akan ditambahkan
padamu.'
2. Glorify God in worshiping Him
Mungkin kau bertanya, "Saya selalu ikut kebaktian, apakah itu
memuliakan Tuhan?"
Belum tentu. Mazmur mengajarkan: Hiaslah diri dengan kesucian dan
sembahlah Allah. Banyak orang datang ke gereja dengan pakaian yang
terbaik; itu tidak salah, tapi itu bukanlah yang terpenting. Yang penting
adalah menghiasi diri dengan holiness. Hidup yang suci adalah dasar kita
menyembah Tuhan, Amin? Perempuan yang hidupnya suci, meski
parasnya tidak secantik bintang film, sesungguhnya, bintang film jauh
kalau cantik dengannya. Coba lihat Elizabeth Taylor, yang berulang kali
menikah dan bercerai, meski cantik terlihat jelek sekali, bukan? Orang
dunia sangat tertarik dengan kecantikan lahiriah, tapi malaikat justru
sangat tertarik dengan orang yang hidupnya suci. Memang, kita tidak
secantik bintang film, tidak sekaya konglomerat yang memperoleh uang
dengan cara-cara yang tidak beres, tapi setidaknya, kita mempunyai hati
yang suci, menyembah Tuhan dengan motivasi yang suci. Itulah glorify
God with your holiness in worship.
3. Memuliakan Tuhan di dalam hidupmu lewat meneladani karakter
Yesus Kristus dalam: keadilan, kebajikan, kemurahan, kasih, jujur,
rendah hati, dekat dengan orang yang butuh pertolongan.
Kalau kau berkesempatan menolong orang, tolonglah, asal jangan kau
peralat, juga jangan memanjakan orang. Ingat: Segala kebajikan kau
lakukan untuk membangun, bukan untuk merusak. Itu sebabnya harus kau
lakukan dengan bijaksana.
Page 12 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
Saya heran, mengapa ada banyak orang agung yang dulunya
hidupnya miskin, sementara ada banyak orang miskin yang tidak menjadi
orang agung? Mengapa banyak keturunan orang kaya menjadi rusak,
sementara ada sebagian orang sukses luar biasa, tapi juga baik sekali? Itu
artinya, bukan kondisi yang menentukan sebab akibat, tapi: sifat, motivasi,
niat perjuangan, karakter, hati yang bersandar pada Tuhanlah yang
menentukan. Itu sebabnya, orang yang dilahirkan di keluarga kaya jangan
membanggakan kekayaan yang diwariskan padamu; belajarlah berjuang,
dengan begitu barulah kau dapat memahami orang yang hidupnya susah.
4. To glorify God with your speech, which is teaching and manifesting
the truth of God; dengan mengabarkan Injil, memberitakan Firman Tuhan
mengucapkan kata-kata yang membangun.
Jika kau menegur, tegurlah dengan kasih, bukan dengan rasa kesal. Jika
kau mengeritik, kritiklah untuk membangun, bukan untuk menjatuhkan.
Jika kau mengabarkan Injil, kabarkanlah Kristus dan kebenaran-Nya,
bukan kebesaran dirimu.
5. To leave something beyond you, to iluminate the history, to teach the
generation to come, what you are doing is to glorify God.
Saya berharap, hal-hal yang saya kerjakan selama hidup ini bisa
tinggal tetap. Untuk apa? Agar orang menyaksikan bahwa Tuhan yang
kusembah adalah Tuhan yang setia: Orang yang beriman kepada-Nya,
pekerjaan-Nya akan Dia pelihara. Seperti doa terakhir di Mazmur 90:
Tuhan, teguhkanlah pekerjaan tanganku. Jika kita melakukan segalanya
hanya untuk diri sendiri, apa yang kita lakukan akan roboh. Tapi kalau kita
melakukannya untuk kemuliaan Tuhan, Tuhan akan memeliharanya tingga
tetap dalam sejarah. Paulus dan Petrus sudah lama meninggal, tapi apa
yang mereka kerjakan tetap tinggal. Apa sebabnya? Karena mereka
melakukannya untuk kemuliaan Tuhan.
Satu kalimat yang diucapkan oleh Pdt. Andrew Gih, yang mulai
melayani Tuhan pada tahun 1925, meninggal tahun 1986, sangat
Page 13 Hidup Memuliakan Allah – Pdt. Dr. Stephen Tong
menyentuh hati saya: Selama aku hidup, aku menyaksikan Tuhanku adalah
Tuhan yang setia, Tuhan yang hidup di jaman ini lewat pelayananku.
Mari kita bersama-sama membangun pekerjaan Tuhan: menggarap
doktrin, iman, pelayanan, penginjilan, menjadi gereja yang menyatakan
our God is a faithful God, our God is God of truth, God of Love, God of
righteousness through our ministry.
Kiranya Tuhan memberkati kita, agar kita boleh hidup untuk
memuliakan Dia.
Sumber: Majalah Momentum 54 - 2004
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/memuliakanallah.htm
l
Page 14 
Download