BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Paska Persalinan Periode paska persalinan atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah 6 minggu. Walaupun relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, paska persalinan dikarakteristikan dengan berbagai macam perubahan fisiologis. Beberapa perubahan ini bisa menyusahkan ibu, bahkan komplikasi serius bisa terjadi. Seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Di samping involusi ini, terjadi juga perubahanperubahan penting lain, yakni hemokonsenterasi dan timbulnya laktasi. 1,5, 6,10,11,12 Beberapa ibu merasa diabaikan karena fokus tertuju pada bayi yang baru dilahirkan. Masa nifas atau paska persalinan juga saat dimana kecemasan meningkat pada beberapa wanita. Pelayanan pada paska persalinan yang tidak sesuai dengan harapan ibu dapat menyebabkan masalah psikologis. Masalah psikologis pada paska persalinan bukanlah merupakan komplikasi yang jarang ditemukan. Masalah ini dapat dihindari dengan adanya dukungan sosial serta dukungan pelaksana pelayanan kesehatan pada paska persalinan.1,2,3,4,5,7,8,9,13 Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) mengumpulkan data dari populasi berdasarkan sistem surveilance mulai 1987 oleh Center for Disease Control and Prevention (2007). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut. 1,5,8,9 Tabel 2.1. Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS). Timbulnya masalah pada 2-9 bulan pertama paska persalinan. Universitas Sumatera Utara MASALAH Percent Membutuhkan dukungan sosial Masalah menyusui Pengetahuan inadekuat perawatan bayi baru lahir Pertolongan depresi postpartum Membutuhkan lama rawatan yang memanjang Kebutuhan asuransi paska persalinan 32 24 21 10 8 6 Centers for Disease Control and Prevention (2007). Data from Kanotra and associates (2007). 1 Ibu dalam paska persalinan memerlukan informasi dan konseling mengenai pengasuhan anak dan pemberian asi, perubahan fisik, termasuk kemungkinan tanda-tanda infeksi, asuhan bagi diri sendiri, kebersihan dan penyembuhan luka, kehidupan seksual, kontrasepsi, serta gizi. 1,3,14,15,16,17 Monitoring ibu paska persalinan juga di evaluasi mulai saat proses persalinan, tipe anestesi atau analgesia yang digunakan, identifikasi komplikasi. Manajemen nyeri paska anestesi juga harus berdasarkan protokol standar dari bagian anestesi dan obstetri . 18 2.2. Perubahan Aspek Anatomi Masalah dapat timbul selama paska persalinan, terutama yang meliputi aspek anatomis. Beberapa aspek anatomis yang mengalami perubahan pada paska persalinan antara lain : • Vagina dan Ostium Vagina • Uterus • Saluran kemih • Peritoneum dan Dinding Abdomen • Perubahan Komposisi Darah dan Cairan • Penurunan Berat Badan Universitas Sumatera Utara • Payudara dan Laktasi • Keluhan neurologis. 1,,17,18,19,20,21,22,23,24 2.3. Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan paska persalinan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan pada masa nifas atau paska persalinan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. 13 Perawatan Rumah Sakit Pada jam pertama setelah pelahiran, tekanan darah dan nadi harus diperiksa setiap 15 menit atau lebih sering jika ada indikasi. Palpasi fundus uteri untuk memastikan kontraksi baik dan jumlah perdarahan per vagina diawasi. Jika teraba lemas, uterus dipijat melalui dinding abdomen, bila diperlukan dapat diberikan uterotonin. Darah dapat berakumulasi di dalam uterus tanpa perdarahan eksternal dengan mendeteksi pembesaran uterus selama palpasi fundus dalam jam-jam pertama setelah pelahiran. 1,7,8 Ambulansi Awal Ambulansi awal; ibu turun dari tempat tidur dalam beberapa jam setelah pelahiran, menurunkan frekuensi trombosis vena puerperal dan embolisme paru. Keuntungannya mencakup komplikasi kandung kemih yang jarang terjadi dan yang lebih jarang lagi, konstipasi. 1,9 Perawatan Perineal Universitas Sumatera Utara Vulva dibersihkan dari anterior ke posterior – dari vulva ke arah anus. Edema dan ketidaknyamanan selama beberapa jam pertama akibat laserasi atau episiotomi dapat dikurangi dengan aplikasi kantung es ke perineum atau pemberian semprotan anestetik lokal. Kira-kira 24 jam setelah pelahiran, pemanasan basah dengan berendam dalam sitz bath hangat dapat digunakan untuk menurunkan ketidaknyamanan lokal. 1,8,14,20,21,22,23,24 Depresi Postpartum blues merupakan konsekuensi dari sejumlah faktor, termasuk gangguan emosional yang menyertai kegembiraan dan ketakutan yang dialami selama kehamilan dan persalinan, ketidaknyamanan pada nifas awal, kelelahan karena tidur yang terganggu, kecemasan akan kemampuan merawat bayi yang tepat dan masalah citra tubuh. 1,17,25 Diet Tidak ada batasan diet bagi wanita yang telah melahirkan per vagina. Jumlah kalori dan protein yang dikonsumsi selama kehamilan harus ditingkatkan sedikit selama menyusui seperti yang direkomendasikan oleh Food and Nutrition Board dari National Research Council. 1,5,6 Pemberian suplementasi besi paling sedikit 3 bulan setelah melahirkan dan memeriksa hematokrit pada kunjungan pertama paska persalinan merupakan prosedur standar di rumah sakit kita. 1 Universitas Sumatera Utara Imunisasi Wanita yang belum kebal terhadap campak rubella atau rubeola dapat diberikan kombinasi vaksinasi campak-mumps-rubella sebelum keluar dari rumah sakit. Injeksi booster difteri-toksoid tetanus juga diberikan kepada wanita paska persalinan sebelum keluar dari rumah sakit di Parkland-Hospital. 1 Perawatan Pulang Dari Rumah Sakit Pemberian instruksi tentang antisipasi terhadap perubahan fisiologik normal pada nifas, termasuk pola lokia, kehilangan berat badan karena diuresis, dan produksi ASI. Juga demam, perdarahan per vagina yang berlebihan, atau nyeri kaki, pembengkakan, atau nyeri. 1 Kontrasepsi Pemberian pendidikan tentang keluarga berencana dilakukan selama perawatan di rumah sakit. Haid biasanya kembali dalam 6 sampai 8 minggu jika seorang wanita tidak menyusui. Jadi, konsepsi mungkin saja terjadi selama masa nifas. Kelly dkk. (2005) melaporkan bahwa pada bulan ketiga paskapartum, 58% remaja telah kembali berhubungan seksual, namun hanya 80% yang menggunakan kontrasepsi. 1,5,6 2.4. Dasar Hukum dan Aspek Kinerja Bidan Berkualitas Paska persalinan merupakan masa yang penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan. Pelayanan atau pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai maalah, bahkan berlanjut Universitas Sumatera Utara pada komplikasi masa nifas. Tenaga kesehatan atau bidan dalam memberikan pelayanan paska persalinan harus mampu menerapkan pelayanan yang berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, sehingga kepuasan pasien terhadap pelayanan kebidanan dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan Permenkes No. 900/SK/VII/2002 yang menyebutkan bahwa bidan memiliki wewenang untuk memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi: pelayanan pranikah, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita . 1,3,4,5,6,14,15,16 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/149/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah terintegrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : A. Pelayanan Kebidanan B. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan ; dan C. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi antara lain penyuluhan dan konseling; pemeriksaan fisik; pelayanan antenatal pada kehamilan normal; pertolongan persalinan normal; pelayanan ibu nifas normal. 26 Bidan harus memiliki kualifikasi untuk mengerjakan semua asuhan kehamilan yang normal (sesudah dokter ahli obstetri menangani semua kelainan yang terjadi atau potensila terjadi), mengawasi persalinan serta melangsungkan proses kelahiran normal dan merawat ibu postpartum serta bayi baru lahir yang normal. 26 Universitas Sumatera Utara Terdapat beberapa standar yang dipersyaratkan sehingga seorang bidan dapat dikategorikan sebagai bidan berkualitas. Menurut Hogberg (2004) syarat bidan berkualitas antara lain meliputi : 1. Mempunyai pengalaman dan masa kerja minimal 2 tahun 2. Mengikuti program pelatihan di pendidikan formal selama 6 bulan. 3. Mempunyai peran sebagai guru yang setiap tahunnya mengajar 12 siswa. Bidan berkualitas diukur dengan indikator pelaksanaan praktek profesionalnya. 26 Pengertian profesional sendiri pada dasarnya merupakan suatu bentuk pekerjaan yang spesifik (khusus), membutuhkan pendidikan khusus, etika yang jelas (kode etik), dukungan pengetahuan, pelatihan dan orientasi utama memberikan pelayanan kebidanan. Menurut Wahyuningsih (2007), praktik kebidanan adalah serangkaian kegiatan pelayann kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Sementara menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Kebidanan, Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan serta diakui oleh pemerintah dan telah lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku dan memperoleh kualifikasi untuk regristrasi serta memperoleh izin untuk melaksanakan praktik kebidanan. Perilaku profesional bidan antara lain meliputi : 1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal. 2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuat. Universitas Sumatera Utara 3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan mutakhir 4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian infeksi. 5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan. 6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak. 7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri. 8. Menggunakan ketrampilan mendengar dan memfasilitasi. 9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga. 10. Advokasi tehadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. 26 Di dalam standar kompetensi bidan dijelaskan bahwa bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. Asuhan masa nifas atau paska persalinan difokuskan pada upaya pencegahan infeksi dan menuntut bidan untuk memberikan asuhan kebidanan tingkat tinggi. Asuhan yang diberikan kepada ibu bertujuan untuk : 1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi 2) Pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan komplikasi pada ibu 3) Merujuk ibu ke tenaga ahli bilamana perlu 4) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga Universitas Sumatera Utara 5) Imunisasi ibu terhadap tetanus 6) Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak. 14 Peran dan tanggung jawab bidan dalam paska persalinan, antara lain : 1) Teman terdekat sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapai saat-saat kritis masa nifas 2) Pendidikan dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga 3) Pelaksana asuhan kepada kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan masalah, rujukan dan deteksi dini komplikasi masa nifas . 13 Pada asuhan paska persalinan secara spesifik bidan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut : 1) Melakukan evaluasi kontinu dan penatalaksanaan perawatan kesejahteraan wanita 2) Memberikan bantuan pemulihan dari ketidaknyamanan fisik 3) Memberikan bantuan dalam menyusui 4) Memfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orang tua 5) Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah 6) Memberikan pedoman antisipasi dan instruksi 7) Melakukan penapisan kontinu untuk komplikasi puerperium 13 2.5. Kerangka Konsep Universitas Sumatera Utara Variabel independen Karakteristik bidan: - Umur Lama bekerja Pendidikan Pelatihan Variabel dependen Pengetahuan, sikap dan tindakan bidan terhadap asuhan kebidanan pasien paska persalinan di ruang rawat inap Universitas Sumatera Utara