Kinerja Lingkungan dan Sosial (ESP) - MCA

advertisement
Millennium Challenge Account - Indonesia
Kinerja Lingkungan
dan Sosial (ESP)
Mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi
www.mca-indonesia.go.id
Kinerja Lingkungan dan Sosial MCA-I (ESP)
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah
menandatangani kerjasama hibah Millennium Challenge
Compact (“Compact”) pada tanggal 19 November 2011
untuk membantu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan di Indonesia. Dalam kaitan ini, Pemerintah
Indonesia telah membentuk MCA-Indonesia (MCA-I) untuk
bertindak sebagai pihak pengelola implementasi dari
Program tersebut di Indonesia sebagaimana dimaksud dan
didefinisikan di dalam Compact.
Compact terdiri dari tiga proyek utama, yakni (1) Green Prosperity (“GP”) yang
berfokus pada peningkatan produktifitas melalui perluasan energi terbarukan dan
meningkatkan praktek penggunaan lahan dan pengelolaan sumber daya alam;
(2) Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (“Proyek Kesehatan dan Nutrisi”) yang
berfokus pada pengurangan dan pencegahan kelahiran dengan berat badan yang
rendah (stunting) dan kurang gizi serta peningkatan pendapatan rumah tangga
melalui penghematan biaya, pertumbuhan produktifitas dan pendapatan, dan
(3) Modernisasi Pengadaan (“PM”) yang berfokus pada pencapaian penghematan
pengeluaran pemerintah yang penting terkait dengan pengadaan barang dan jasa
namun dengan tetap memastikan kualitas dan penyediaan layanan publik sesuai
dengan rencana.
Pertimbangan atas aspek lingkungan dan sosial adalah penting dalam pemilihan
proyek, desain dan implementasi semua program dan kegiatan Compact.
Environmental and Social Performance (ESP) dibuat untuk mengintegrasikan hukum
dan peraturan Indonesia dan prinsip-prinsip lingkungan dan sosial berkelanjutan
yang diterima secara internasional ke dalam desain dan pelaksanaan Compact ini,
untuk menciptakan program yang sensitif terhadap permasalahan lingkungan dan
sosial, yang bertujuan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
yang disinergikan dengan elemen-elemen yang diperlukan untuk meminimalkan
risiko lingkungan dan sosial dan meningkatkan perlindungan sumber daya alam.
E1. Desain Proyek yang sensitif terhadap Lingkungan dan Sosial
E2. Pemahaman Risiko dan Manfaat
E3. Pengungkapan Informasi dan Melibatkan Stakeholder
E4. Merancang dan Menerapkan Rencana Aksi Lingkungan dan Sosial
E5. Mengembangkan dan Melembagakan Mekanisme Pengaduan
E6. Pemantauan Kepatuhan, Pelaporan dan Evaluasi
Elemen Kebijakan ESMS Jenjang 1
Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMS)
Untuk mencapai tujuan ESP, semua investasi dan operasi MCA-I harus sesuai
dengan Kerangka Sistem Manajemen Lingkungan dan Sosial (Kerangka ESMS).
Kerangka ESMS dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua investasi dan
aktifitas MCA -I mematuhi semua hukum dan peraturan Pemerintah Indonesia yang
berlaku, Pedoman Lingkungan MCC, Kebijakan Gender MCC, dan konsisten dengan
International Finance Corporation Performance Standards ( IFC PS) .
PS-1 Assessment and Management of Environmental and Social Risks and Impacts
PS-2 Labor and Working Conditions
PS-3 Resource Efficiency and Pollution Prevention
PS-4 Community Health, Safety, and Security
PS-5 Land Acquisition and Involuntary Resettlement
PS-6 Biodiversity Conservation and Sustainable Management of Living Natural Resources
PS-7 Indigenous Peoples
PS-8 Cultural Heritage
IFC Performance Standards
ESMS ini dibagi menjadi tiga jenjang, yaitu 1)
Jenjang 1 untuk Compact secara keseluruhan,
2) Jenjang 2 untuk setiap Program atau
Kegiatan utama, yaitu Green Prosperity (GP),
Gizi dan Kesehatan Berbasis Masyarakat (H&N),
Modernisasi Pengadaan (PM), dan inisiatif
Compact lainnya yang memiliki potensi untuk
menimbulkan dampak lingkungan dan sosial,
dan 3) Jenjang 3 untuk proyek-proyek tertentu
dibawah setiap Program atau Kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan
dan/atau sosial.
Kerangka Sistem Manajemen Lingkungan dan Sosial MCA-I
Semua ESMS dalam Compact pada umumnya akan mengikuti arahan kebijakan,
kajian dampak lingkungan dan sosial (Environmental and Social Impact Assessment,
ESIA), dan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social
Management Plan, ESMP). Komponen ESMS meliputi 1) Penerapan pernyataan
kebijakan yang menjunjung tinggi perlindungan lingkungan dan sosial, 2)
mengembangkan kerangka kerja ESMS, 3) mengembangkan pedoman yang
relevan, 4) mengembangkan prosedur tertentu misalnya untuk melakukan proyek
tertentu ESIA, 5) melakukan tinjauan dokumen, melakukan studi yang dibutuhkan,
dan membuat dokumen referensi dan perpustakaan pedoman dan prosedur,
6) mengembangkan rencana tindakan yang jelas dan spesifik, 7) menentukan
organisasi dan pelaksanaan Rencana Aksi Lingkungan dan Sosial, 8) menentukan
dan mengamankan anggaran yang dibutuhkan untuk implementasi ESMP, dan 9)
proses monitoring, evaluasi dan pelaporan. Ketiga proyek dibawah MCA-I diharapkan
untuk mengikuti kerangka ESMS, tetapi dengan adanya perbedaan sifat proyek, maka
persyaratan yang berlaku akan berbeda.
Komponen ESMS dan Integrasi dalam Proyek
MCA-I
ESMS harus mematuhi berbagai komponen dalam melaksanakan
Proyek/Aktifitas. Langkah-langkah dari ESMS pada akhirnya akan
mengarah kepada Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial
(ESMP), dimana komponen-komponen dibawah ini pada akhirnya akan
terintegrasi dibawah ESMP dalam melaksanakan Proyek/Aktifitas.
Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial (ESIA)
Proses ESIA memperkirakan dan menilai potensi dampak dan risiko negatif dari suatu proyek. ESIA
mengevaluasi risiko dan dampak lingkungan dan sosial dari fasilitas yang terkait dan kegiatan lain
dari pihak ketiga. Proses ESIA mengidentifikasi dan
mendefinisikan kumpulan mitigasi lingkungan dan
sosial dan tindakan pengelolaan yang akan diambil
selama pelaksanaan proyek untuk menghindari,
meminimalkan, atau memberikan kompensasi
untuk risiko dan dampak lingkungan dan sosial
Policy yang diurut sesuai prioritas dan jadwal; juga
Guideline mengidentifikasi dampak negatif tersisa yang tidak
ESMP dapat dimitigasi.
Pengungkapan dan Konsultasi Publik
MCA-I diharapkan untuk menggabungkan
konsultasi publik yang tepat waktu, partisipatif,
dan bermakna dalam pengembangan ESIA dalam
Compact, analisa dan Rencana Pengelolaan yang
terkait. Cakupan dan tingkat keterlibatan yang
diperlukan proses konsultasi harus sebanding
dengan risiko dan dampak proyek dan keprihatinan
yang diangkat oleh masyarakat setempat yang terkena dampak
langsung dari proyek (Masyarakat Terpengaruh - Affected
Communities).
ESIA
AAA
Aa Komponen ESMS MCA-I
Konsultasi yang efektif memberikan kesempatan bagi MCA-I untuk belajar dari pengalaman,
pengetahuan dan keprihatinan dari Masyarakat Terpengaruh yang terkena dampak, serta untuk
mengelola harapan mereka dengan memperjelas tanggung jawab dan sumber informasi, sehingga
kesalahpahaman dan tuntutan yang tidak realistis dapat dihindari.
Pengungkapan informasi proyek yang relevan akan membantu Masyarakat Terpengaruh dengan
memberikan akses terhadap informasi mengenai: (i) tujuan, sifat dan skala proyek; (ii) durasi kegiatan
proyek yang diusulkan; (iii) potensi dampak dan risiko terhadap masyarakat dan langkah-langkah
mitigasi yang relevan; (iv) proses keterlibatan stakeholders; dan (v) mekanisme pengaduan.
Waktu dan metode pengungkapan informasi proyek dapat berubah tergantung pada: persyaratan
hukum nasional, karakteristik dan kebutuhan Masyarakat Terpengaruh, jenis pengkajian yang terlibat,
dan tahap pengembangan proyek atau operasi, tetapi harus sedini mungkin.
Keterlibatan Stakeholder
Tujuan dari keterlibatan stakeholder adalah untuk menetapkan dan mempertahankan hubungan yang
membangun dengan berbagai stakeholder selama masa proyek dan merupakan bagian penting dari
proses ESMS yang efisien dan bersifat adaptif.
Proses keterlibatan stakeholder yang efektif memungkingan pandangan,
kepentingan dan keprihatinan berbagai stakeholder, khususnya
Masyarakat Terpengaruh untuk didengar, dipahami, dan diperhitungkan
dalam keputusan proyek dan dalam menciptakan manfaat
pembangunan.
Proses ini merupakan sesuatu yang berkelanjutan yang mungkin
melibatkan, unsur-unsur berikut: analisis dan perencanaan stakeholder,
pengungkapan dan penyebaran informasi, konsultasi dan partisipasi,
mekanisme pengaduan, dan pelaporan berkelanjutan untuk Masyarakat
Terpengaruh.
Mekanisme Pengaduan
Dimana terdapat Masyarakat Terpengaruh, MCA-I akan menyusun mekanisme pengaduan untuk menerima
dan memfasilitasi pemecahan permasalahan dan keluhan Masyarakat
Terpengaruh tentang kinerja lingkungan dan sosial MCA-I.
Mekanisme ini merupakan bagian penting dari ESMS suatu proyek
dan akan didorong untuk menjadi suatu mekanisme yang dapat
menyelesaikan masalah secepatnya, dengan menggunakan proses
konsultasi yang dapat dimengerti dan transparan, yang sesuai dengan
budaya dan mudah diakses, dan tanpa biaya dan retribusi kepada pihak
yang terpengaruh oleh masalah atau keprihatinan.
Kesehatan & Keselamatan
MCA-I berkomitmen untuk memastikan bahwa semua tempat kerja
yang ditetapkan dalam kontrak merupakan lingkungan yang aman
dan sehat. Sebagai satu kesatuan yang bertanggung jawab, MCA-I
harus memastikan bahwa dibawah Kebijakan MCC, proyek dan kegiatan yang terdanai memenuhi atau
melampaui semua hukum dan peraturan Kesehatan & Keselamatan negara, dan, dimana hukum dan
peraturan tersebut tidak mencukupi atau tidak ada, untuk mendorong dan memfasilitasi aplikasi praktek
dan standar internasional yang bertanggung jawab.
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMP)
ESMP akan dikembangkan untuk setiap proyek dan akan membimbing proyek untuk mengelola semua
pelaksanaan tindakan lingkungan dan sosial yang terkait dengan rencana proyek, sesuai dengan
kebutuhan peraturan pemerintah Indonesia dan standar Internasional (IFC PS). Dalam ESMP juga akan
dimasukkan rencana pemantauan pengelolaan dan evaluasi rencana tindakan serta semua persyaratan
pelaporan yang diperlukan.
Emisi Gas Rumah Kaca dan Pembangunan Berkelanjutan
MCA-I akan mendukung sepenuhnya komitmen Indonesia untuk masa depan yang berkelanjutan dengan
target mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020, dengan mempertahankan tujuh
persen pertumbuhan ekonomi per tahun. Diharapkan bahwa pelaksanaan investasi MCC oleh MCA-I
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, melengkapi upaya-upaya untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca dan menciptakan insentif bagi pembangunan berkelanjutan di tingkat
lokal. ESMS dibawah MCA-I akan memandu proyek untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan
lingkungan dan sosial yang diterima secara internasional ke dalam desain dan pelaksanaan Compact untuk
mencapai manfaat yang seimbang bagi masyarakat, bumi ini, dan untuk mencapai kemakmuran.
Proyek Utama ESMS dalam MCA-I’s
ESMS Jenjang 1 telah dikembangkan untuk menjadi dasar
dan panduan untuk Kerangka ESMS, dimana berlaku untuk
semua kegiatan Compact. Berdasarkan Jenjang 1, ESMS
Jenjang 2 telah dikembangkan secara khusus untuk tiga
proyek utama dibawah Compact.
Proyek Kemakmuran Hijau
Jenjang 2 ESMS untuk GP berlaku untuk semua komponen GP, termasuk:
n
n
n
n
n
Tiga kegiatan utama dibawah GP yaitu, Participatory Land-Use Planning, GP
Facility, and Green Knowledge;
Lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk mengelola fasilitas pinjaman dan fasilitas
hibah (GP Financial Facility);
Kontraktor yang ditugaskan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan
untuk mengelola semua atau sebagian dari aktivitas GP;
Semua organisasi yang menerima pinjaman atau dana hibah dari program GP;
Kegiatan yang terkait, terpengaruh, atau berpotensi mempengaruhi, kegiatan
yang didanai oleh pinjaman atau dana hibah dari program GP.
Khusus untuk GP Project, ESMS Jenjang 2 akan menguraikan
kebutuhan untuk mengatasi pedoman untuk kabupaten,
yang akan didasarkan pada setiap Memorandum of
Understandings antara MCA-I dan kabupaten terpilih dan
semua aspek pengkajian kesiapan kabupaten dibawah GP.
Hal ini akan mengarah pada pengkajian dan pengelolaan
dampak kumulatif yang efektif dalam batas lingkungan
dan sosial dalam suatu wilayah administratif tertentu
dan selanjutnya akan terhubung ke dalam kerangka
pembangunan berkelanjutan daerah.
Proyek Kesehatan dan Nutrisi
Dalam pengembangan penyediaan micronutrient
dan respons dari sektor swasta dalam proyek H&N, MCA-I diperlukan untuk
mengantisipasi dan menangani isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan produksi,
pengemasan, penyimpanan dan pasca-konsumen pembuangan kemasan untuk
micronutrient.
Terkait dengan isu-isu sosial, proyek H&N memiliki manfaat positif yang cukup besar
bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam PNPM Generasi Plus. Manfaat kesehatan
yang lebih baik untuk ibu, gizi bayi, dan sanitasi/perilaku kebersihan mempunyai
jangkauan jauh dan berjangka panjang – berpotensi memberikan kontribusi bagi
kesejahteraan dan produktivitas ekonomi masyarakat.
Terkait dengan potensi dampak sosial yang negatif, ESMS menyatakan bahwa PNPM
dirancang sebagai program pemberdayaan masyarakat, dan telah mendirikan dan
diuji prosedur dan infrastruktur untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak negatif.
Pengunaan pedoman dan perlindungan PNPM dianggap
cukup untuk memenuhi tujuan kinerja sosial MCA-I.
ESMS ini mengacu pada isu-isu sosial dan budaya tertentu
yang berkaitan dengan penyediaan micronutrient. Sebuah
studi yang dilakukan oleh konsultan MCC mengidentifikasi
kemungkinan masalah berikut yang harus diantisipasi oleh
proyek kesehatan dan nutrisi:
Berbagi makanan, dengan ibu sering makan terakhir
Kurangnya kesadaran dan pendidikan yang efektif tentang
nutrisi yang tepat
n Masalah yang terkait dengan transisi perempuan dari
kebiasaan tradisional ke dalam pengaturan kerja industri
n Kurangnya pendidikan di kalang perempuan
n Pernikahan dan kelahiran anak di antara perempuan remaja (remaja awal)
n
n
Isu lingkungan dan sosial juga dapat terjadi sehubungan dengan kampanye
kesadaran nasional. Dari sisi lingkungan, penggunaan bahan cetak (poster, spanduk,
dll) harus mempertimbangkan efisiensi sumber daya dari awal penyediaan hingga
pembuangan. Dari sisi sosial, teknik berkomunikasi harus mempertimbangkan
keragaman budaya yang luas di Indonesia, dan, di sisi lain, ini juga harus menjadi
sebuah keuntungan bagi rakyat tradisional/seni dalam pertunjukan di masingmasing daerah.
Proyek Modernisasi Pengadaan
Proyek PM sebagian besar merupakan pengembangan kapasitas dan proyek
reformasi kebijakan. Tidak ada kegiatan fisik yang dilaksanakan di tingkat dasar. Oleh
karena itu, risiko lingkungan dan sosial yang mungkin timbul sebagai akibat dari
Proyek PM terbatas.
Proyek PM memiliki kesempatan untuk menanamkan manfaat lingkungan dan sosial
dalam jangka panjang. Terutama karena proyek ini diharapkan untuk mempengaruhi
kebijakan pemerintah Indonesia dalam hal pengadaan publik, prosedur dan
kapasitas – yang akan memiliki dampak jangka panjang dan jangkauan jauh. Secara
khusus, Pengadaan Berkelanjutan mempunyai kesempatan untuk mempromosikan
keberlanjutan untuk semua penyediaan barang dan jasa.
Kolaborasi MCA-I dengan KLH
Dalam rangka menyesuaikan dengan perlindungan
lingkungan dan sosial dalam Compact, untuk menyelaraskan
ESMS MCA-I dengan praktik nasional dan mengatasi
berbagai kebutuhan ESMS dari tiga proyek utama, MCA-I
mengembangkan kerja sama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) yang akan melibatkan US
Environmental Protection Agency (US-EPA) melalui
pengembangan program kerja yang akan bermanfaat bagi
setiap proyek MCA-I dan pada akhirnya akan mengarah
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan menjaga kebersihan lingkungan.
Program kerja tersebut dibagi menjadi 6 tugas, yang akan menjadi jembatan untuk
ESMS dan pelaksanaannya, menjadi investasi terhadap infrastrukturnya, serta menjadi
indikator keberhasilan ESMS.
Tugas 1: MCA-I Program Dukungan (Persiapan)
Tugas 2: Beradaptasi (Menyesuaikan) and Menyebarkan NEPAssist
Tugas 3: Desain dan Pelaksanaan EIA & Sistem Pendukung Keputuzan Izin (DSS)
Tugas 4: Penulisan Izin Lingkungan
Tugas 5: Metodologi Mendukung DSS
Task 6: Siklus Hidup Informasi Lingkungan (SOER)
Tugas dalam Kolaborasi MCA-I dengan KLH
Tugas dalam Kolaborasi ini akan meliputi berbagai aktifitas seperti:
nPengembangan
DSS Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan sebagai
improvement dari DADU;
n Pengembangan WEB-GIS Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (NEPAssist)
n Pengembangan Metodologi Penggunaan Data & Informasi Spatial dalam
Penilaian Dokumen Amdal dan UKL-UPL dalam rangka memperkuat dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Revisi dari Metodologi
Perkiraan Dampak)
n Penyusunan Izin Lingkungan yang efektif (Effective Permit Writing)
Integrasi Tugas Kolaborasi dan Proses ESMS
www.mca-indonesia.go.id
www.mcc.gov
Download