JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 6, NO.2, AGUSTUS 2011: 453 – 464 PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI Hajar Pandu Avianti1 Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang Fabiola Hendrati2 Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang Abstract This research aim is to understand the influence of sexual communication openness between husband and wife to the sexual satisfaction of the wife. Penness of sexual communication covers open exchange of opinion and ideas concerning sexual relationship, empathy, positive equality, and supportive between the communicators, that is husband and wife. Sexual satisfaction is characterized by stress reduction and ultimate physical and emotional satisfaction in sexual activity that includes excitement phase, plateau phase and orgasm phase. The hypothesis of the research is that the openness of sexual communication influences the sexual satisfaction of married women. Research population is 115 married women in RT.02 RW,03 Country side/Sub-District of Blimbing Malang. Sampling methods applied is accidental random sampling. Data collection in used Likert scale questionnaireconsist of two scale : sexual communication openness (102 valid items) and sexual satisfaction (100 valid items). Validity examination using arl Pearson Product Moment correlation for the sexual communication openness scale shows that 8 items are not valid and 94 items are valid with coefficient correlation range of 0,2570-0,9402. Result of validity examination for the sexual satisfaction scale shows that 1 items is not valid and 99 items are valid with coefficient correlation range of 0,3177-0,9626. Reability test using coefficient correlation Alpha (Cronbach) shows that the reability coefficient for the sexual communication openness of sexual communication scale is equal to 0,9914 and the sexual satisfaction scale of shows correlation coefficient equal to 0,9894. Data analysis using Regression Analysis indicates that the F = 365,916 with significance level of 0,000 and coefficient correlation of 0,764. The data analysis result proves that the sexual communication openness does affect the married women’s sexual satisfaction. Keywords: Openness, Communication, Sexual Satisfaction, Husband and Wife Relationship 1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: [email protected] 2 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: [email protected] 453 PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI Indonesia sebagai negara berkembang mengalami perubahan pertanian menjadi arah sektor dari sektor industrialisasi. mencari apa yang terbaik dari hubungan tersebut untuk diri sendiri maupun untuk pasangannya (Maramis, 1980). Banyak perubahan yang terjadi, baik dalam Kesulitan-kesulitan kehidupan politik, ekonomi, maupun sosial ketidakpuasan budaya. pesat biasanya akibat dari konflik-konflik yang menyebabkan perubahan pula pada kehidupan dialami oleh pasangan suami istri sebagai keluarga, baik dalam sikap, pandangan, dan akibat kurangnya komunikasi di antara suami nilai istri, sehingga ketidakpuasan dalam hubungan Kemajuan dalam industri kehidupan yang pernikahan dan keluarga. dalam atau hubungan seksual seksual ini akan semakin memperburuk Pada jaman modern ini, berbagai hubungan suami istri yang kurang harmonis. fasilitas yang lengkap dan serba canggih telah Banyak tersedia, namun tetap saja terdapat kesulitan sebagian dihubungkan ke pasangan yang tidak yang dialami pasangan suami istri dalam mampu perkawinan, dengan kata lain perkembangan dihadapinya jaman tidak menjamin terkikisnya sama sekali pihak istri. Mereka mempunyai kesulitan masalah perkawinan. dalam mengemukakan hak mereka sendiri, Berbicara tentang sebuah keluarga tentu tidak karena mereka selalu memendam perasaan, terlepas dari aspek-aspek dalam perkawinan, keinginan, kebutuhan, dan merasa malu untuk dimana salah satunya adalah hubungan mengatakan ketidakpuasan mereka kepada seksual. Setiap orang mengetahui bahwa suami. Pembicaraan tentang seks dianggap hubungan seks bukan yang terpenting namun tabu untuk dibicarakan, karena sebagian tidak dapat dipungkiri bahwa masalah seks masyarakat Indonesia masih menjunjung adalah salah satu faktor mendasar dalam tinggi adat ketimuran dan budaya yang perkawinan. menganggap bahwa seks adalah hal yang dalam kehidupan Hubungan seks memecahkan setidak-tidaknya masalah yang , dalam hal ini biasanya dari merupakan tidak patut dibicarakan apalagi oleh pihak masalah yang cukup rumit dalam sebuah wanita, dan juga menganggap wanita hanya perkawinan. Hubungan seksual dapat menjadi sebagai obyek seksual saja, sehingga wanita sumber sumber tidak berhak untuk menikmati seks yang mengakibatkan sebenarnya dan hanya boleh melayani suami kebahagiaan malapetaka, goyahnya seksual masalah yang kehidupan ataupun dapat perkawinan sampai agar mendapatkan kepuasan tanpa tahap perceraian. Oleh karena itu pasangan memperhatikan kepuasan yang dialami oleh yang sudah berpengalaman biasanya tidak istrinya, bahkan sering timbul pertanyaan hanya mengetahui apa yang diharapkan dari dalam hati mereka, apakah mereka hubungan seksual saja, tetapi juga dapat memberikan kepuasan kepada suami dari JURNAL PSIKOLOGI sudah 454 AVIANTI & HENDRATI hubungan seksual atau belum tanpa komunikasi yang mereka lakukan, dan 26 % mempedulikan diri mereka sendiri apakah mengalami gangguan orgasme mereka juga sudah merasakan kepuasan atau berhubungan belum. masalah libido, 20 % kurang bisa mengalami seksual karena ketika mengalami Sulistyo (1977) menambahkan bahwa orgasme karena mengalami dispareunia atau terdapat perbedaan seksual antara pria dengan gangguan nyeri pada saat senggama atau wanita. Pada pria perangsangan dapat timbul kejang otot di sekitar vagina, dan terakhir 13 pada setiap saat dan terjadi agak cepat dan % tidak bisa mengalami orgasme karena mungkin timbulnya tanpa disadari sedangkan kurangnya komunikasi diantara suami istri pada wanita perasaan seksual umumnya dan tidak adanya tanggapan yang positif dari terjadi dengan perangsangan yang lebih suami lambat, tidak sesering dan tidak senyata berhubungan seksual. mengenai keinginan istri dalam seperti pada pria, sehingga dengan adanya Menurut Russel & Evan (dalam perbedaan tersebut, maka diperlukan adanya Muslichah, 1997) hakekat setiap hubungan suatu komunikasi yang lebih terbuka agar adalah nantinya kebutuhan seksual tersebut dapat membentuk diungkapkan persahabatan, memelihara kasih sayang, dan secara jelas. Kepuasan komunikasi. Komunikasi pengertian, dapat menumbuhkan hubungan seksual dalam suatu perkawinan menyebarkan dapat keduanya komunikasi mengatakan bahwa komunikasi terdapat komunikasi yang mendalam dan yang efektif adalah hasil dari pemahaman terbuka mengenai kebutuhan seksual mereka. bersama Apa seharusnya penerima. Kata komunikasi berasal dari dilakukan oleh pasangan suami istri agar bahasa latin “Communis” yang artinya sama. nantinya kebutuhan seksual mereka dapat Dengan terpenuhi dan dapat memuaskan kedua belah komunikasi sebagai penyampaian informasi pihak, sehingga dengan adanya komunikasi dan pengertian dengan menggunakan tanda- pasangan suami istri tesebut dapat mengetahui tanda yang sama. diperoleh dan bila bagaimana diantara yang keinginan dan kebutuhan masing-masing. Menurut situs Overcoming Female Sexual Dysfunction.com, mengalami hubungan orgasme seksual wanita ketika dengan yang melakukan pasangannya pengetahuan. antara Para komunikator demikian dapat ahli dengan didefinisikan Komunikasi di antara suami istri sangat penting. Komunikasi yang dimaksud adalah tentang kebutuhan seksual diantara pasangan yang sering terabaikan. Pria cenderung untuk melakukan hal-hal yang mencapai 41 % dengan alasan sebagian besar memuaskan pasangan mereka dapat melakukan apa yang mempedulikan keinginan dan kenikmatan diinginkan oleh wanita tersebut dan baiknya istrinya (Asrori, 1996), sedangkan wanita 455 dirinya sendiri tanpa JURNAL PSIKOLOGI PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI cenderung untuk diam, meskipun wanita dalam hubungan seksual. Istri menganggap merasa memuaskan dan melayani suami adalah suatu tidak puas dan diperlakukan seenaknya saja. Ada anggapan bahwa suami kewajiban yang harus dilakukan. berhak untuk mendapatkan pelayanan dari Wanita sebagian besar kurang bisa istri, dan istri menganggap bahwa melayani mencapai kepuasan suami dalam berhubungan seksual adalah berhubungan dengan pasangannya. Menurut suatu kewajiban. Dr. Ridwan seksual Shabsigh (1999) ketika hal ini Berdasarkan penjelasan di atas, maka disebabkan selain dari pihak wanita sendiri jelaslah bahwa peranan komunikasi dalam terutama berhubungan dengan kondisi fisik perkawinan sangat menentukan keharmonisan yang hubungan kasih sayang antara suami istri, senggama dan masalah libido, juga berkaitan terutama dalam hal ini hubungan seksual. dengan kurangnya perhatian dan respon dari Komunikasi yang baik merupakan landasan suaminya, baik itu disengaja, artinya suami utama yang mengarah pada rasa saling mengerti keinginan istri dalam berhubungan pengertian diantara suami istri sehingga dapat seksual, tapi suami tidak mau melakukan apa diperoleh Hubungan yang dikemukakan oleh istrinya karena seksual antara suami dan istri merupakan menganggap bahwa wanita tidak berhak hubungan manusia yang peka dan mendalam. menguasai keadaan Oleh karena itu untuk memperkaya kontak berhubungan seksual, ini, harus ada upaya untuk mendapatkan disengaja, kepuasan yang penuh dan hal ini bisa kemauan istri dalam berhubungan seksual, dilakukan dengan menjalin komunikasi yang tetapi tidak tahu bagaimana melakukan apa baik pada pasangannya (Asrori, 1996). yang dikehendaki pasangannya karena takut kepuasan seksual. Ketidakmampuan dalam gangguan nyeri apalagi dan arti dalam juga suami saat tidak mengerti untuk salah dan kurang tahu cara-cara yang bisa mencapai orgasme dan ketidakmampuan istri membuat istrinya mencapai kepuasan seksual dalam mengemukakan keinginannya dalam atau orgasme. berhubungan seksual lebih besar bagi wanita menyangkut menjadi kekawatiran banyak individu dan Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan pasangannya. Mereka hanya berpikir bahwa penelitian dalam berhubungan seksual dengan suami Keterbukaan mereka hanya bertindak sebagai “pelayan” Hubungan saja, dan suami adalah raja yang harus Seksual. Fokus penelitian ini adalah pihak dipenuhi tanpa wanita (istri), dengan alasan banyak sekali mempedulikan hak mereka (istri) untuk suami yang menganggap bahwa istri hanyalah mengungkapkan apa yang diinginkannya sebagai obyek seksual saja, dan bukan sebagai segala JURNAL PSIKOLOGI keinginannya dengan judul “Pengaruh Komunikasi Mengenai Seksual Terhadap Kepuasan 456 AVIANTI & HENDRATI mitra untuk berbagi cinta, demikian juga Fase ini disebut juga dengan foreplay atau halnya dengan pihak istri, kebanyakan dari pemanasan mereka masih malu untuk mengungkapkan menstimuli pasangan agar lebih rileks. apa yang diinginkan dalam berhubungan dengan tujuan untuk 2. Fase Plateau (Fase Datar) seksual dan cenderung diam serta menerima Fase ini bisa berlangsung lama dan juga apa yang dilakukan suami. bisa berlangsung pendek karena sifatnya yang spesifik. Kepuasan Seksual 3. Fase Orgasm (Fase Puncak Kenikmatan) Konsep kepuasan seksual memiliki Fase ini terjadi begitu cepat dan berbagai macam pengertian dengan berbagai berlangsung selama beberapa detik saja, macam tetapi sangat menyenangkan. sudut pandang. Untuk dapat memahami pengertian dari kepuasan seksual 4. Fase a Resolution (Fase Pemulihan) secara lebih mendalam, maka perlu diketahui Fase ini bertujuan untuk menormalkan beberapa definisinya. kembali Kartono (1982) memandang kepuasan otot tubuh yang sempat menegang ketika berhubungan seksual. seksual merupakan kesatuan fisik dan psikis yang dicapai kedua belah pihak sebagai Faktor-Faktor penyebar tekad kesatuan suami istri serta Tercapainya Kepuasan Seksual lepasnya ketegangan dan rasa yang Mempengaruhi tidak Berdasarkan hasil penelitian yang menyenangkan atau tidak enak di seluruh dilakukan oleh para ahli psikologi di Amerika badan. Selanjutnya Kinsey (dalam Sulistyo, Serikat, kegagalan dalam mencapai kepuasan 1977) mengatakan bahwa kepuasan seksual seksual antara suami istri ternyata selalu adalah respon yang menyenangkan dengan disebabkan oleh dua faktor, pertama adalah berkurangnya ketegangan serta merupakan faktor fisik yang mencakup segi usia (age), puncak dari kepuasan fisik dan emosional kesehatan (health) dan aktivitas seseorang. dalam aktivitas seksual. Kedua faktor mental, merupakan faktor yang Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting yang harus diperhatikan. dapat disimpulkan bahwa kepuasan seksual Faktor mental mencakup adanya beban adalah kepuasan suami istri dalam melakukan pikiran dan pemanfaatan suasana (Stones hubungan seksual dengan kesatuan fisik dan dalam psikis dari kedua belah pihak. Menurut (1991) secara umum penyebab ketidakpuasan Pangkahila (dalam Mahkota, 1997 ) kepuasan seksual seksual bisa tercapai dengan melewati 4 fase, penyebab psikologis dan penyebab fisik. yaitu : Penyebab fisik mencakup penyakit fisik dan 1. Fase Excitement (Perangsangan) obat-obatan, 457 Mahkota,1997). dapat Menurut dikelompokkan sedangkan penyebab Hawton menjadi psikis JURNAL PSIKOLOGI PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI meliputi: faktor pendidikan, usia, kesehatan, a. Penyampaian perubahan energi dari satu komunikasi, di mana faktor tersebut sangat tempat ke tempat lain seperti dalam sistem berpengaruh dalam tercapainya kepuasan saraf atau penyampaian gelombang suara. seksual. Selain itu faktor informasi seksual b. Penyampaian atau penerimaan signal atau yang tidak benar, pengalaman seksual yang pesan oleh organisme. traumatis, kelahiran anak, ketidakrukunan c. Pesan yang disampaikan. dalam hubungan umum, serta permainan awal d. Proses satu wilayah persona pada wilayah yang terbatas juga sangat berpengaruh di persona yang lain sehingga perubahan dalam tercapainya kepuasan seksual yang dalam mereka inginkan. perubahan yang berkaitan dengan wilayah satu wilayah menimbulkan yang lain. Pengertian Komunikasi e. Proses yang dilakukan suatu sistem untuk Menurut Onong (1986) komunikasi memenuhi sistem yang lain melalui adalah proses penyampaian pikiran atau pengaturan perasaan oleh seseorang kepada orang lain disampaikan. dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak. Komunikasi dimaksudkan atau ditentukan signal-signal yang f. Pesan pasien kepada pemberi terapi pada psikoterapi. Berdasarkan diambil pengertian diatas, kesimpulan bahwa untuk merubah sikap (attitude), pendapat dapatlah (opinion), dan tingkah laku (behavior) yang komunikasi merupakan proses penyampaian diharapkan. suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna Schramm (Sunardjo & Djoenarsih, sehingga paduan pikiran dan perasaan yang 1983) memberi gambaran antara lain bahwa berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan “communication” berasal dari perkataan lain yang dilakukan seseorang kepada orang lain “communis” yang artinya “common” atau baik secara langsung maupun tidak langsung sama. melalui media dengan tujuan mengubah Jadi apabila seseorang akan mengadakan komunikasi berarti seseorang tersebut berusaha mengadakan persamaan dengan orang tercantum “Dictionary (Muslichah, lain, dalam of 1997) sebagaimana kamus Behavioral Devito (Wahyuni, dipengaruhi oleh: Science” a. Keterbukaan (Openness) enam 1998) mengemukakan bahwa efektifitas komunikasi Psikologi menyebukan pengertian komunikasi, yaitu: yang sikap, pandangan atau perilaku. Kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal paling sedikit terdiri dari dua aspek yaitu keinginan untuk terbuka JURNAL PSIKOLOGI 458 AVIANTI & HENDRATI dalam mengungkapkan ide pendapat dengan orang lain. Bentuk-Bentuk Komunikasi Komunikasi b. Empati (Empathy) perkawinan sangatlah penting, begitu juga dengan bentuk- Empati dimaksudkan untuk merasakan bentuk komunikasi di dalam perkawinan, seperti yang dirasakan orang lain, suatu sehingga perasaan bersama perasaan orang lain membaginya menjadi empat jenis, yaitu: yaitu mencoba merasakan dalam cara g. Saling Bertahan Chudori (Mahkota, 1990) yang sama dengan perasaan orang lain Adalah dimana pasangan suami istri seperti perasaan sedih, gembira, dan sama-sama sebagainya. pendapat dan prinsip msing-masing. c. Dukungan (Supportiveness) saling mempertahankan h. Cenderung Mengalah Dukungan ini ada kalanya terungkap Mengalah sering diidentikkan dengan secara verbal yaitu dukungan berupa kata- pengertian, kesepakatan, atau tanda setuju, kata yang dapat menumbuhkan semangat padahal kecenderungan mengalah pada maupun yaitu salah satu pihak suami atau istri bisa berupa dukungan yang diberikan secara berarti karena suami atau istri tidak mau langsung seperti bagaimana bersikap dan mengungkapkan bertindak. keinginan, dukungan non-verbal d. Kepositifan (Positiveness) apa yang menjadi kepentingan, atau ketidaksetujuan Kualitas kepositifan dalam komunikasi paling sedikit tiga aspek yaitu perhatian terhadap keinginan pasangannya. i. Selalu Menang Sendiri khusus terhadap diri seseorang, perasaan Komunikasi ini ditandai oleh adanya yang dikomunikasikan membuat orang egoisme pada diri masing-masing yang lain merasa lebih baik, serta suatu selalu mau menang sendiri. Suami atau perasaan istri selalu berusaha untuk memenangkan yang bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama. keinginan dan pendapatnya sendiri. e. Kesamaan (Equality) j. Saling Pengertian Komunikasi akan lebih berhasil apabila Bentuk komunikasi yang paling ideal orang-orang dalam kehidupan rumah tangga yaitu yang berkomunikasi itu berada dalam pandangan hidup dan cita- saling cita dan masing-masing pihak yang menerima berkomunikasi dan pasangannya tanpa adanya rasa tertekan, yang tidak ada yang merasa kalah atau menang, dihormati merasa sebagai dihargai manusia mempunyai sesuatu yang penting. pengertian. sehingga komuniksi 459 dalam Suami pendapat untuk ini, dan atau keinginan memperoleh diperlukan istri bentuk kejujuran, JURNAL PSIKOLOGI PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI saling keterbukaan, dan ketulusan hati menginginkan hubungan seksual, susah dari masing-masing pihak. terangsang, atau saat berhubungan seksual diam saja tanpa reaksi, maka hal itu perlu Komunikasi Seksual Dalam Perkawinan dipertanyakan Menurut Asrori (1996) hubungan seksual antara suami istri merupakan sebab kalau untuk dibicarakan tidak, maka bisa membuat untuk mendapatkan kepuasan yang penuh di menderita penyakit seksual. komunikasi yang baik antara suami istri. kenikmatan hubungan seksual akan terganggu, bahkan hubungan manusia yang peka dan mendalam dalam hubungan seksual tersebut harus dijalin berdua, kedua pasangan tersebut Komunikasi seksual yang ada dalam suatu perkawinan adalah merupakan unsur Komunikasi seksual antara suami istri pokok dari kehidupan seksual yang indah, dan sering terabaikan, dimana dengan lebih diperlukan keterbukaan, pengertian dan usaha memperhatikan kebutuhan istri, pasangan saling memperbaiki dari masing-masing pihak juga akan mendapat respon yang lebih hangat. serta adanya saling percaya dan saling Istri akan lebih bergairah, sehingga bukan menghargai hak dan tanggung jawab masing- tidak lebih masing akan dapat memperlancar komunikasi menggebu-gebu dan memuaskan kedua belah menuju ke arah pencapaian kepuasan seksual pihak, selain itu istri tentu bisa pula yang nikmat. mungkin menyampaikan hubungan akan keinginan-keinginan yang selama ini masih terpendam dalam hati, Pengaruh Keterbukaan Komunikasi Mengenai sehingga dengan menunjukkan bagian mana Hubungan suami atau istri ingin disentuh atau dicium, Seksual Istri pasangan akan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan demikian masing-masing. diharapkan semakin Seksual Terhadap Kepuasan Komunikasi merupakan unsur pokok Dengan dan penting di dalam membina hubungan dapat suami istri, terutama dalam hal ini hubungan menikmati hubungan seksual tersebut. seksual sehingga diharapkan masing-masing Asrori (1996) mengatakan memang pihak akan mencapai kepuasan seksual yang sulit bagi para suami untuk mengetahui selalu diinginkan oleh setiap pasangan suami sebab-sebab sikap istri apalagi mengenai seks. istri. Adanya keterbukaan dalam perkawinan Dalam akan saling membantu kesulitan masing- keadaan mengecewakan tidak mereka enak atau cenderung masing, sehingga dengan keterbukaan menyembunyikan atau menangis. Wanita pasangan akan mengerti hati masing-masing kalau dan tidak ada lagi yang disembunyikan ditanya sering tidak menjawab. Disinilah perlunya komunikasi antara suami istri. Kalau suami JURNAL PSIKOLOGI atau istri sehingga tidak ada rasa curiga. tidak 460 AVIANTI & HENDRATI istri Respon dari sumi terhadap keinginan tentang hubungan seksual yang mendalam dalam dan terbuka antara suami istri, serta respon berhubungan seksual juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, yang diberikan suami karena hal ini juga bisa mempengaruhi merupakan cara pemecahan yang terbaik di kepuasan seksual yang dicapai oleh istri. dalam mengatasi ketidakpuasan seksual yang Respon yang baik akan dapat menimbulkan dapat kepuasan seksual yang baik, sedangkan perkawinan. mengganggu terhadap stabilitas istri kehidupan komunikasi yang buruk dan respon yang kurang bahkan tidak mendapatkan respon juga akan berpengaruh terhadap kepuasan seksual yang diperoleh oleh istri. Hipotesis Adapun hipotesa dalam penelitian ini yaitu “Keterbukaan Komunikasi Dua Arah Hubungan seksual antara suami istri Mengenai Hubungan Seksual Suami Istri merupakan hubungan manusia yang sangat Memiliki Pengaruh peka dan mendalam, oleh karena itu untuk Seksual Istri” Terhadap Kepuasan memperkaya kontak ini, harus ada upaya untuk mendapatkan kepuasan yang Metode penuh dan ini bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi yang baik dengan pasangannya, selain itu keinginan yang disampaikan oleh istri mengenai hubungan seksual kepada suami harus mendapatkan respon atau umpan balik dari suami, bagaimana suami dapat melakukan apa yang disampaikan 1. Identifikasi variabel penelitian variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat penulis uraikan sebagai berikut : Variabel Bebas : Keterbukaan Komunikasi oleh istrinya, sehingga dengan adanya komunikasi Seksual Variabel Terikat : Kepuasan Seksual istri dan respon dari suami maka dapat diperoleh suatu kepuasan seksual yang dirasakan oleh pihak istri. sampel Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membina hubungan antara suami istri, terutama dalam hal berhubungan seksual. Kita mengetahui bahwa kepuasan seksual yang terjadi pada pasangan suami istri merupakan hal yang selalu diidamkan dan komunikasi 461 2. Populasi, sampel dan teknik pengambilan a. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat RT. 02 RW.03 Kelurahan Blimbing yang berstatus menikah yaitu berjumlah 233 KK (kepala keluarga) b. Sampel Sampel dari penelitian ini adalah masyarakat RT.02 RW.03 Kelurahan JURNAL PSIKOLOGI PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI Blimbing yang berstatus menikah, diambil c. Metode Analisa Data sebanyak 50 % dari seluruh jumlah populasi yaitu sebanyak 115 KK (Kepala Keluarga) c. Teknik Pengambilan Sampel Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa Regresi Sederhana (Anareg). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Accidental Sampling, yaitu Hasil pengambilan unsur sampel secara sembarangan sampai 1. Uji normalitas terpenuhi jumlah sampel yang diinginkan. Uji normalitas sebaran untuk variabel Pengambilan sampel ini ditujukan pada pihak wanita yang berstatus menikah dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh keterbukaan komunikasi terhadap kepuasan seksual istri. keterbukaan komunikasi seksual menunjukkkan Y = 0,067 dengan p = 0.200, artinya sebaran untuk variabel tersebut normal, sedangkan uji normalitas untuk sebaran 3. Metode Pengumpulan Data variabel kepuasan seksual istri menunjukkan Y = 0,042 dengan p = 0,200 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah artinya sebaran untuk variabel tersebut normal. a. Skala Keterbukaan Komunikasi Berdasarkan hasil try out terhadap 60 2. Uji linieritas orang diperoleh hasil koefisien validitas Hasil berkisar antara 0,2570 - 0,9402. Dari 102 aitem, diperoleh 8 aitem gugur dan 94 aitem sahih. Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach komunikasi untuk skala seksual keterbukaan uji linieritas menunjukkan bahwa antara keterbukaan komunikasi seksual dan kepuasan seksual istri terdapat hubungan yang linier sebesar r² = 0,76. menunjukkan koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,9914. 3. Hasil analisis data b. Skala Kepuasan Seksual Berdasarkan hasil analisa regresi Hasil analisis terhadap skala kepuasan sederhana diperoleh hasil bahwa F (analisa seksual istri yang terdiri dari 100 aitem, regresi) = 365,916 dengan taraf signifikansi diperoleh 1 aitem gugur dan 99 aitem 0,000 < 0,05, artinya ada pengaruh yang sahih dengan koefisien validitas berkisar signifikan (Fhit (365,916), sig (0,000)) antara antara rentangan 0,3177 – 0,9629. Hasil keterbukaan komunikasi suami istri mengenai uji reliabilitas Alpha Cronbach untuk hubungan seksual terhadap kepuasan seksual skala kepuasan seksual istri menunjukkan istri. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan koefisien korelasi (α) sebesar 0,9894. r² JURNAL PSIKOLOGI = 0,764 artinya sumbangan efektif 462 AVIANTI & HENDRATI keterbukaan komunikasi seksual terhadap seksual yang penuh dan hal ini bisa diperoleh kepuasan seksual sebesar 76,4 % ( r².100). dengan menjalin komunikasi yang baik dan Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh hasil terbuka pada pasangannya. bahwa ada pengaruh antara keterbukaan Analisa regresi menunjukkan hasil komunikasi suami istri mengenai hubungan bahwa F = 365,916 dengan taraf signifikansi seksual terhadap kepuasan seksual istri, 0,000 dan r² menunjukkan angka sebesar dengan demikian hipotesa dalam penelitian 0,764, hal ini berarti variabel bebas yaitu tersebut dapat diterima. keterbukaan komunikasi mempengaruhi vaiabel seksual tergantung dapat yaitu kepuasan seksual istri sebesar 76,4 % (r².100), Diskusi hal ini berarti masih terdapat 23,6 % faktor Hasil menunjukkan lain yang dapat mempengaruhi kepuasan bahwa ada pengaruh antara keterbukaan seksual istri di antaranya adalah lingkungan, komunikasi suami istri mengenai hubungan keinginan untuk berhubungan seksual (mood), seksual terhadap kepuasan seksual istri. Hal kesehatan pada saat berhubungan seksual, ini keharmonisan sesuai analisa dengan data pernyataan yang hubungan pada saat dikemukakan oleh Sulistiyo (1977) yaitu berhubungan seksual, pengertian kedua belah kepuasan hubungan seksual dalam suatu pihak perkawinan dapat diperoleh bila diantara tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan juga keduanya (suami istri) terdapat komunikasi usia perkawinan. yang terbuka dan mendalam mengenai kebutuhan seksual mereka. Keterbukaan komunikasi mengenai kebutuhan seksualnya, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa penting bagi seksual setiap pasangan terutama suami untuk merupakan salah satu faktor yang dapat berusaha membahagiakan pasangannya dalam mempengaruhi kepuasan seksual istri karena berhubungan seksual terutama dalam hal ini dengan dapat pencapaian kepuasan seksual istri. Salah satu membentuk suatu pengertian, memelihara yang dapat dilakukan demi tercapainya kasih sayang, dan menyebarkan pengetahuan kepuasan sehingga keduanya memperoleh pemahaman komunikasi yang terbuka dan mendalam di bersama tentang kebutuhan seksualnya. Hal antara suami istri. keterbukaan komunikasi seksual istri adalah menjalin ini seperti yang dekemukakan oleh Asrori (1996) bahwa hubungan seksual antara suami Kepustakaan istri merupakan hubungan yang peka dan mendalam, sehingga untuk memperolehnya harus ada upaya untuk mendapatkan kepuasan 463 Andayani, R. (1997). Hubungan Antara Usia Perkawinan Dengan Kepuasan Seksual Dengan Keharmonisan JURNAL PSIKOLOGI PENGARUH KETERBUKAAN KOMUNIKASI SEKSUAL SUAMI ISTRI MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL TERHADAP KEPUASAN SEKSUAL ISTRI Perkawinan. Skripsi. Psikologi UBAYA Fakultas Asrori, M. (1996). Problema Seks Suami Istri. Surabaya. Pustaka Antara Chudori. (1990). Memelihara Komunikasi Rumah Tangga, dalam Majalah Bulanan Mahkota : Penuntun Perkawinan Bahagia No.34. Jakarta. Yayasan Remaja Sejahtera. Ferina, P. (1995). Studi Perbedaan Pengaruh Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKOR) Terhadap Kepuasan Hubungan Seksual Pada Akseptor Keluarga Berencana. Skripsi. Fakultas Psikologi UBAYA. Hadi, H. (1986). Metode Research III. Yogyakarta. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Hawton, K. (1991). Terapi Seks, Suatu Petunjuk Praktis (Alih Bahasa :Meta Chandra). Jakarta. Erlangga. Pangkahila, A. (1997). Seminar di RS, Perilaku Seksual Harmoni, Dalam Majalah Bulanan Mahkota : Penuntun Perkawinan Bahagia. Jakarta. Yayasan Remaja Sejahtera. Peter & Katherine. (1983). Pengobatan Masalah Seks. Jakarta. EGC. Purwantoro, D. (1998). Studi Tentang Pengetahuan Seksualitas dan Moralitas Seksual Remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi UMM. Onong, E, U. (1986). Dinamika Komunikasi. Bandung. CV. Remaja Karya. Rahmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Bandung. CV. Remaja Karya. Stones. (1997). Apa Yang Harus Dilakukan Agar Tercapai Kepuasan Seksual ? Dalam Majalah Bulanan Mahkota : Penuntun Perkawinan Bahagia. Jakarta. Yayasan Remaja Sejahtera Kartono, K. (1982). Psikologi Wanita II. Bandung. Penerbit Alumni. Supardi, S. (1982). Aneka Deviasi (Penyimpangan) Seksual. Bandung. Biro Psikolog Psikodinamika. Kartono, K. (1986). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. Penerbit Alumni. Suryabrata, S. (1999). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta. Dirjen Dikti Depdikbud. Kerlinger, F, N. (1990). Azas-Azas Penelitian Behavioral (Alih Bahasa : Landung.R. Simatupang). Yogyakarta. UGM Press Suryabrata, S. (1987). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta. UGM Rajawali Press. Muslichah, A. (1997). Perbedaan Efektifitas Komunikasi Ditinjau Dari Media Komunikasi Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Sido Bangun Singosari Malang. Skripsi. Fakultas Psikologi UMM. Paat, A. (1989). Kalau Suami Minta Cara Aneh, Istri Harus Bagaimana, Dalam Majalah Bulanan Mahkota : Penuntun Perkawinan Bahagia. Jakarta. Yayasan Remaja Sejahtera. JURNAL PSIKOLOGI Sulistiyo, R. (1977). Pendidikan Seksual. Bandung. Elstar Offset Walgito, B. (1984). Bimbingan Dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM. Winarsunu, T. (1996). Statistik Jilid I. UMM Press. Winarsunu, T. (2002). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. UMM Press. 464