BAB 2 Kajian Teori, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1 Kajian Teori Kajian teori merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana untuk menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah dengan disesuaikan dengan tahapan-tahapan teori yang sesuai agar menjadi model konseptual yang lebih spesifik. Tahapan teori diawali dengan Grand theory, Middle theory, dan Applied theory. 2.1.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010, p7) “Manajemen adalah Aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.” Menurut Nickels dan McHugh (2009, p233) “Manajemen adalah proses yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian orang, dan sumber-sumber daya organisasional lainnya.” Menurut Hughes (2009, p8) “Manajemen adalah perencanaan kerja, prosedur, regulasi, pengawasan dan konsistensi yang efisien.” Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (2009, p33) “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan kerja-kerja para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang ada.” Menurut Koontz and Weihrich (2007, p5) “Manajemen adalah proses penyusunan dan pemeliharaan lingkungan dalam mana individu-individu, bekerja secara bersama dalam suatu kelompok, yang berupaya memenuhi suatu tujuan secara efisien.” Definisi ini jika dikemukakan secara luas adalah manajer harus menjalankan fungsi manajerial, manajemen diberlakukan atas setiap jenis 6 7 organisasi, fungsi manajerial ditimpakan pada setiap manajer pada setiap level organisasi, dan manajemen memberi perhatian pada produktivitas. Menurut definisi Kreitner (2007, p5) Manajemen adalah suatu proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dalam lingkungan yang selalu berubah. Menurut Herujito (2006, p2) “Manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakan orang-orang lain untuk bekerja.” Manajemen memiliki banyak fungsi, dimana salah satunya adalah fungsi pengorganisasian, dimana organisasi merupakan wadahnya. Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa: “ Manajemen adalah mengendalikan, menangani, atau mengelola pekerjaan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dengan menjalani fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan efisien.” 2.1.1.1 Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010, p10) fungsi-fungsi manajemen terdiri dari 4 fungsi, yaitu : • Perencanaan (Planning) Sebuah fungsi manajemen yang meliputi pendefinisian sasaran, penetapan strategi untuk mencapai sasaran, dan pengembangan rencanan kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas. • Penataan (Organizing) Sebuah fungsi manajemen yang melibatkan tindakan-tindakan penataan dan pengaturan berbagai aktivitas kerja secara terstruktur demi mencapai sasaran organisasi dengan menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya. 8 • Kepemimpinan (Leading) Sebuah fungsi manajemen yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain untuk mencapai sasaran organisasi dengan memberikan motivasi. • Pengendalian (Controlling) Sebuah fungsi manajemen yang melibatkan tindakan-tindakan pengawasan, penilaian, dan koreksi terhadap kinerja dan hasil pekerjaan sehingga segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana. 2.1.2 Organisasi Organisasi merupakan suatu wadah dalam pelaksanaan salah satu fungsi dari manajemen yaitu pengorganisasian. Organisasi membutuhkan manajemen untuk proses pengaturan, dan manajemen membutuhkan entitas organisasi untuk mengaktualisasikan fungsi-fungsi manajemen yang terlihat dalam fungsi-fungsi manajerial dalam organisasi. Menurut Daft, Murphy, dan Willmott (2010, p10) “Organisasi adalah entitas sosial yang diatur oleh tujuan, didesain secara sengaja berupa sistem aktivitas yang terstruktur dan terkoordinasi, dan berhubungan dengan lingkungan eksternalnya.” Organisasi tidak dibangun oleh seperangkat aturan dan prosedur, melainkan oleh seseorang serta hubungan antara mereka dengan yang lainnya, maka dari itu, peran manajer dalam posisi sentral untuk menstrukturasi dan mengkoordinasi sumber daya organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Menurut Robbins dan Coulter (2010, p18) “Organisasi adalah Penataan sekumpulan orang secara disengaja guna mencapai beberapa tujuan tertentu.” Menurut Robbins dan Mathew (2009, p5) mendefinisikan “organisasi sebagai entitas sosial yang dikoordinasi secara sadar, dengan batasan-batasan yang relatif dapat dikenali, yang berfungsi secara terus-menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai suatu tujuan bersama atau seperangkat tujuan.” dikoordinasi secara sadar merujuk pada “manajemen,” entitas sosial merujuk pada unit (organisasi) yang terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi satu sama lain. Karena organisasi adalah entitas sosial, maka pola-pola interaksi di antara para anggotanya harus seimbang dan 9 harmonis guna memastikan bahwa tugas-tugas tertentu dapat dirampungkan. Organisasi mempunyai “batas-batas yang relatif dapat dikenali.” Batasan ini dapat berubah setiap waktu, dan tidak selalu jelas, tetapi batasan yang ditentukan tetap harus ada. Batasan ini berguna untuk membedakan antara anggota dengan non anggota. Batasan tersebut dapat dicapai lewat kontrak-kontrak eksplisit (tegas) ataupun implisit (terselubung) di mana kerja dipertukarkan dengan upah. Menurut Jones dan Mathew (2009, p1) “Organisasi adalah sebagai alat yang digunakan oleh seseorang dalam mengoordinasikan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.” Menurut Schein (2007, p12) “Organisasi adalah koordinasi yang bersifat rasional yang dilakukan oleh sejumlah orang demi mencapai sejumlah tujuan yang jelas, lewat pembagian kerja atau fungsi, dan lewat suatu hirarki otoritas dan pertanggungjawaban.” Menurut Herujito (2006, p110) “Organisasi adalah wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta memberikan kondisi lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan.” pengertian ini merujuk pada proses pengorganisasian, yaitu cara bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota sehingga tujuan dapat tercapai. Dapat disimpulkan, “organisasi adalah wadah untuk melaksanakan fungsi pengorganisasian dalam manajemen yang diatur secara terstruktur dengan orientasi untuk mencapai tujuan dengan tetap memperhatikan lingkungan eksternal.” Di dalam sebuah organisasi terdapat berbagai perbedaan, salah satu perbedaan yang dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi adalah generasi. Generasi tiap karyawan terdiri dari generasi Veterans, Baby Boomers, X Generation, dan Young Generation. Pemahaman tiap generasi ini dapat membantu organisasi dalam mengatur kinerja yang sesuai dengan kriteria tiap generasi, sehingga organisasi harus melakukan inovasi terutama untuk pengaturan kinerja pada young generation yang akan mendominasi dunia kerja dalam kurun waktu beberapa tahun yang akan datang. Perubahan dari eksternal yang terjadi terhadap organisasi dalam menghadapi lingkungan yang dinamis, menuntut organisasi itu untuk menyesuaikan diri. 10 Organisasi pada umumnya melakukan berbagai inovasi untuk menanggapi perubahan yang terjadi. Untuk melakukan inovasi tersebut maka harus dilakukan sebuah pengembangan organisasi yang berfungsi memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan. 2.1.2.1 Sifat Organisasi Menurut Robbins dan Coulter (2010, p18) sifat organisasi terdiri dari 3 sifat, yaitu : • Tujuan Jelas Sebuah organisasi memiliki tujuan yang jelas terdefinisi yang biasanya dituangkan ke dalam sasaran-sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi. • Sekumpulan Orang Sebuah organisasi terdiri dari orang-orang untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. • Struktur Sebuah organisasi memiliki suatu bentuk struktur yang mengatur hak dan kewajiban para anggotanya dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan organisasi. Struktur ini dapat bersifat terbuka dan fleksibel, dimana tidak terdapat batasanbatasan pekerjaan yang kaku dan strata-strata jabatan yang tegas. 2.1.3 Young Generation Menurut Robbins dan Judge (2012, p182) “Young Generation adalah generasi yang memasuki dunia kerja pada tahun 2000 hingga sekarang. nilai-nilai kerja yang dominan pada generasi ini adalah percaya diri tinggi, sukses finansial, berorientasi pada tim, loyal dan terbuka dalam menerima perubahan.” Generasi ini memiliki tujuan kerja yaitu mempunyai harapan besar untuk mencari makna dalam pekerjaan mereka dan merupakan generasi pertama yang menganggap penggunaan teknologi untuk dapat melakukan segala hal, ini dapat terjadi karena perkembangan teknologi yang pesat ada 11 pada generasinya serta juga mempengaruhi dalam cara bekerja. Jika dibandingkan dengan generasi lain umumnya terdapat perbedaan dalam hal berpakaian kerja, generasi ini lebih menyukai pakaian kerja dengan perpaduan antara business casual dan celana jeans. Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2011, p72) “Young Generation adalah generasi yang memiliki usia sekitar 20, dalam proses kerja dengan generasi ini membutuhkan kolaborasi melalui media sosial dan kerja sama tim dalam proyek virtual.” Generasi ini lebih membutuhkan penghargaan jangka pendek, mereka akan melihat nilai organisasi dengan pelatihan yang diberikan, Manajer harus membuat pelatihan yang sesuai dengan tujuan kerja generasi ini, dan harus menolong generasi ini untuk mengerti budaya perusahaan, peraturan berpakaian, peraturan kantor, dan lainlain. Menurut Hughes, Ginnett dan Curphy (2009, p170) “Young Generation adalah generasi yang lahir pada tahun 1980, generasi ini umumnya dalam tahap proses untuk menjadi pribadi yang dewasa. “Klasifikasi generasi ini dapat membantu dalam memahami diri kita sendiri dan generasi lain dengan tetap menghargai batasan yang ada dan juga dapat menjadi tolok ukur perusahaan untuk mengadakan perubahan sistem kerja yang sesuai dengan melihat kriteria tiap generasi. 2.1.4 Pengembangan Organisasi Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson ( 2011, p517 ) “Pengembangan Organisasi adalah proses persiapan untuk mengatur perubahan dalam pengaturan organisasi.” Menurut Robbins dan Judge ( 2011, p 632) “Pengembangan Organisasi adalah suatu kumpulan intervensi perubahan-terencana, yang dibangun di atas nilai-nilai humanistik-demokratik, yang berupaya memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan. Menurut Daft (2010, p 389) “Pengembangan organisasi adalah fokus terhadap aspek manusia dan sosial dari organisasi yang menjadi upaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mengadaptasi dan memecahkan masalah.” Menurut Griffin dan Moorhead (2010, p 504) “Pengembangan Organisasi adalah proses perencanaan perubahan dan peningkatan dari organisasi melalui aplikasi 12 pengetahuan dari ilmu tingkah laku.” Menurut Herujito ( 2006, p 221) “Pengembangan Organisasi adalah strategi manajemen yang berorientasi pada pendekatan behavioral yang disesuaikan dengan budaya dari anggota-anggota organisasi.” Menurut Greenberg dan Baron (2003, p 607) “Pengembangan Organisasi adalah pengaturan teknik ilmu sosial yang didesain untuk merencanakan perubahan dalam cara kerja organisasi dengan tujuan mengembangkan kemampuan personal tiap individu dan meningkatkan efektivitas dari fungsi organisasional.” 2.1.4.1 Intervensi Pengembangan Organisasi Menurut Robbins dan Judge ( 2011, p 634 ) Pengembangan organisasi memiliki 5 intervensi atau teknik untuk melakukan perubahan, yaitu: • Pelatihan Kepekaan Kelompok pelatihan yang berupaya mengubah perilaku lewat interaksi kelompok yang tidak terstruktur. Para anggota dikumpulkan dalam suatu lingkungan yang bebas dan terbuka disini para peserta membahas diri mereka dan proses interaktif mereka dibantu seorang ahli dalam melakukan pengarahan. • Umpan Balik Survei Penggunaan kuesioner untuk mengenali penyimpangan-penyimpangan di antara persepsi anggota, diikuti dengan pembahasan dan saran perbaikan dalam mencapai perubahan kearah yang lebih baik. Umumnya kuesioner itu akan menanyakan para anggota akan persepsi dan sikap mereka terhadap deretan yang luas dari topik-topik perubahan, antara lain praktik pengambilan keputusan, keefektifan komunikasi, koordinasi antara unit-unit, dan kepuasan dengan organisasi, pekerjaan, rekan bekerja, dan penyelia langsung. • Proses Konsultasi Seorang konsultan luar memberikan wawasan kepada klien (manajer) untuk mengidentifikasi proses-proses yang memerlukan perubahan yang baik mencakup aliran kerja, hubungan informal antara anggota unit, dan saluran komunikasi formal. 13 • Pembinaan Tim Interaksi tinggi di dalam anggota tim untuk dapat meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan dengan melakukan perubahan dimulai dari dalam tim tersebut. • Pengembangan Antar Kelompok Upaya pengembangan organisasi untuk mengubah sikap, stereotip, dan persepsi yang dimiliki satu kelompok terhadap kelompok lain agar proses perubahan dapat dilaksanakan dengan merata. 2.1.5 Inovasi Menurut Robbins dan Judge ( 2011, p 637 ) “Inovasi adalah ide baru yang diaplikasikan dalam membuat dan meningkatkan sebuah proses produk atau jasa.” Sumber-sumber inovasi variabel struktural merupakan sumber potensial inovasi yang paling banyak dipelajari. Pertama, struktur organik secara positif mempengaruhi inovasi karena dapat mempermudah fleksibilitas, penyesuaian, dan fertilisasi silang yang membuat pemakaian inovasi lebih mudah. Kedua, masa jabatan yang lama dalam manajemen dikaitkan dengan inovasi. Masa jabatan manajerial tampaknya menyediakan legitimasi dan pengetahuan bagaimana untuk menyelesaikan tugas. Ketiga, inovasi dipupuk ketika sumber daya berlimpah. Akhirnya, komunikasi antar unit tinggi dalam organisasi yang inovatif. Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson ( 2011, p 514 ) “Inovasi adalah suatu perubahan yang menjadi tanggung jawab manajemen pada abad 21 sehingga di dalam globalisasi, teknologi yang baru, demografi, pasar baru dan persekutuan baru, maka organisasi harus beradaptasi dengan cepat agar tetap dapat bertahan. Individu dalam organisasi sekarang harus berubah dan beradaptasi untuk meningkatkan karir, produktivitas dan melakukan variasi dari peran organisasi”. Menurut Wibisono (2011, p 192) “Inovasi adalah produk atau proses baru yang diperkenalkan setelah adanya pengembangan idea atau penemuan yang memiliki manfaat dalam peningkatan pendapatan dan pengurangan biaya.” Jika organisasi bersaing dalam lingkungan yang sangat inovatif dan dinamis, maka organisasi harus memiliki tingkat inovasi yang tinggi. Menurut Griffin dan Moorhead ( 2010, p 480) 14 “Inovasi adalah proses membuat dan melakukan sesuatu yang baru, diperkenalkan dalam sebuah produk, proses, atau jasa.” Menurut Daft (2010, p 373) “Inovasi adalah adopsi dari ide atau tingkah laku baru untuk organisasi, pasar dan lingkungan umum.” Menurut Danim (2008, p 252), “Inovasi adalah perubahan dengan adanya ide baru yang biasanya diperkenalkan dalam bentuk rangsangan yang abstrak.” Menurut Greenberg dan Baron ( 2003, p 536 ) “Inovasi adalah implementasi berhasil dari ide-ide kreatif dengan organisasi.” Dapat disimpulkan dari teori ini, Bahwa selain kreativitas yang dimiliki seseorang untuk berinovasi, dalam mengimplementasikan ide inovasi seseorang juga harus mempunyai keberanian dalam mengambil resiko. 2.1.5.1 Sumber Sumber Inovasi Menurut Robbins dan Judge ( 2011, p 638 ) sumber-sumber inovasi terdiri dari 3 sumber, yaitu: • Struktur Organik Struktur organik secara positif memengaruhi inovasi, karena struktur ini lebih rendah dalam diferensiasi vertikal, formalisasi, dan sentralisasi, organisasi organik mempermudah fleksibilitas, penyesuaian, dan penyuburan-silang yang membuat pemakaian inovasi menjadi lebih mudah. • Masa Jabatan Lama Masa jabatan dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan inovasi, masa jabatan yang lama dalam manajemen dikaitkan dengan inovasi. Masa jabatan manajerial tampaknya memberikan legitimasi dan pengetahuan tentang bagaimana menyelesaikan tugas-tugas dan memperoleh hasil yang diinginkan. • Sumber Daya Inovasi dapat dilaksanakan bila sumber daya melimpah, dengan mempunyai sumber daya yang melimpah suatu organisasi mampu membeli inovasi, menanggung biaya pelembagaan inovasi, dan mengurangi kegagalan. Akhirnya, komunikasi antar-unit tinggi dalam organisasi yang inovatif. 15 2.1.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1.6 Penelitian Terdahulu No Pengarang Judul Obyek yang Hasil diteliti 1. Charles Generation Y Woodruffe. Young Young Generation adalah Generation generasi yang lahir di awal Training Journal. tahun 1980 dan generasi ini Volume 5. (2009) didukung kemudahan dalam segala hal dengan adanya teknologi. 2. Cahill, Terrence F, Leading a Millennials Organisasi merespons bahwa EDD, FACHE; Multigeneration (young millennials Sedrak, Mona, al Workforce: generations) sosial sebagai transisi dari PHD, PA. Strategies for dan inovasi universitas ke tempat kerja Frontiers of Attracting and dengan menyediakan forum Health Services Retaining jaringan Management. Millennials profesional Volume 13 (2012) butuh dukungan sosial. Jaringan muda, daerah Dewan Millennials, kemunculan pemimpin organisasi, dan sidang-sidang lintas generasi adalah contoh dari forum yang menyediakan karyawan muda dengan kesempatan tidak hanya untuk memberi juga dukungan, dapat terlibat tetapi dalam 16 sebuah kelompok inovasi, dimana ide atau gagasan pada organisasi dapat diperkenalkan untuk millennials dapat terlibat. Organisasi dapat memanfaatkan energi baru mereka dan semangat mereka untuk berinovasi. Millennials mengharapkan bahwa organisasi tertarik pada ideide mereka, sehingga perusahaan harus memperhatikan aspirasi millennials. Jika hal ini tidak diperhatikan terjadi maka turnover akan terhadap karyawan millennials dapat meningkat. 3. The Futurist. Working with Millennials nilai-nilai unik pada angkatan Volume 45 (2011). Millennials (young kerja generations) kebebasan, pilihan pribadi, dan inovasi kolaborasi, milenial perusahaan, adalah integritas inovasi dan bagaimana prioritas ini akan mempengaruhi kehidupan mereka. Mereka menyarankan perusahaan untuk dapat terlibat dengan baik pada generasi baru ini dan menjaga 17 karyawan senior mereka tetap puas akan pekerjaannya. 4. David Solnet, Anna Kralj, dan Jay Kandampully. The Journal of Applied Management and Generation Y Employees: An Examination of Young 8 kriteria untuk manajer Generation dalam menghadapi karyawan dan inovasi dengan young generation : • Work Attitude Fokus pada proses rekrutmen Differences • Belajar mengenai Entrepreneurship perjanjian kerja Volume 17. (2012) dengan karyawan • Memperhatikan budaya perusahaan • Membuat kelebihan dalam pembelajaran dan perkembangan • Menggunakan teknologi untuk komunikasi dengan staf • Mengulang program yang penting • Memperhatikan fleksibilitas dalam tempat kerja • 5. Melakukan mentoring Winter. Public The Next (millennials generasi baru yaitu Manager. Volume Generation of dan inovasi) millennials memiliki pola 4 (2013) Government Has pikir kolaboratif. Mereka telah tumbuh dengan berbagi 18 Begun pikiran mereka, Gambar, dan peristiwa-peristiwa besar dalam hidup di Facebook dan situs media sosial lainnya. Dari inovasi latar belakang sosial ini, dilahirkan. Inovasi sosial mengacu pada strategi baru, konsep-konsep, ide-ide, dan organisasi yang memenuhi kebutuhan sosial dari semua jenis yang memperpanjang dan memperkuat masyarakat sipil. Millennials tahu bahwa ketika orang-orang mengumpulkan pikiran mereka (perorangan atau online), mereka bisa datang dengan ide-ide baru untuk membuat perubahan positif di dunia. 6. Neil Boyd. Business and Economics Journal. Volume 33. (2009). Implementing large-scale organizational development and change Pengembang Pertama, administrator dan an organisasi konsultan OD harus dan inovasi melakukan latihan pemindaian eksternal untuk memastikan program memenuhi kebutuhan dalam perubahan. Kedua , harus melakukan analisis metode lingkungan eksternal OD. ketiga, tim administrasi dan OD mempertimbangkan untuk 19 menyesuaikan usaha perubahan dalam berbagai sub organisasi. 7. Pheko, Mpho M. International Journal of Business and Management. Volume 8 (2013) Privatization of Public Enterprises in Pengembang Setelah perubahan terjadi dan an organisasi proses dan inovasi organisasi perlu mengubah privatisasi selesai, dari budaya yang terkendali, Emerging menjadi Economies: budaya yang berinovasi, kreatif dan peka Organizational Development (OD) terhadap tuntutan empat jenis perusahaan Perspectives pasar. budaya adalah budaya kompetitif, budaya kewirausahaan, budaya birokrasi budaya dan konsensual. Organisasi dapat fokus pada memiliki keunggulan pemasaran, pada keuntungan, inovasi dan kreativitas, loyalitas, dan komitmen pribadi agar dapat beradaptasi pada perubahan yang terjadi. 8. Inovasi • Robert P. Garrett. Does Employee New England Ownership membuat karyawan Journal of Increase termotivasi dan Entrepreneurship. Innovation? berkomitmen dengan Volume 8.(2010) Perusahaan harus organisasi • Membuat investasi 20 yang efisisen dengan menggunakan potensi sumber daya secara maksimal • Membuat karyawan mempunyai rasa untuk memiliki, sehingga dapat memproduksi lebih banyak inovasi. • Perusahaan menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif yang pada akhirnya berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. 9. E Günter Schumacher dan David M Wasieleski. Business Ethics Journal. Volume 22. (2013) Institutionalizing Ethical Innovation in Organizations: An Integrated Causal Model of Moral Innovation Decision Processes Sumber : Search.Proquest.com (2013) Inovasi tujuan utama organisasi adalah 'hidup' dalam jangka panjang, maka inovasi diperlukan untuk mewujudkan keberlangsungan. Perusahaan yang tidak berinovasi dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan bisnis, kecil kemungkinannya untuk menjadi berkelanjutan. 21 2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Pengaruh Young Generation untuk meningkatkan inovasi Menurut Robbins dan Judge (2011, p182) Young Generation mempengaruhi peningkatan inovasi dengan disesuaikan nilai-nilai kerja pada generasi ini yang terbuka dalam menerima perubahan dan memiliki ide-ide baru dalam berinovasi. 2.2.2 Pengaruh Pengembangan Organisasi untuk meningkatkan inovasi Menurut Robbins dan Judge ( 2011, p 632) Pengembangan Organisasi dilakukan melalui pengumpulan metode-metode perubahan untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan karyawan dengan baik. Intervensi yang dapat dilakukan pada Kompas Gramedia Group Of Magazine adalah pelatihan kepekaan, umpan balik survei, konsultasi proses, dan pembinaan tim. Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini dijelaskan secara singkat dengan gambar paradigma atau model penelitian di bawah ini. Young Generation - Nilai kerja - Cara Bekerja -Tujuan Kerja -Minat Berinovasi Pengembangan organisasi - Pelatihan kepekaan - Umpan balik survei - Proses Konsultasi - Pembinaan tim Sumber : Robbins dan Judge (2012) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Meningkatkan Inovasi 22 2.3 Hipotesis Tujuan 1 : Ho : tidak ada pengaruh Young Generation dalam meningkatkan inovasi pada Kompas Gramedia Group Of Magazine. H1 : Young Generation berpengaruh dalam meningkatkan inovasi pada Kompas Gramedia Group Of Magazine. Tujuan 2 : Ho : tidak ada pengaruh Pengembangan Organisasi dalam meningkatkan inovasi pada Kompas Gramedia Group Of Magazine. H1 : Pengembangan Organisasi berpengaruh dalam meningkatkan inovasi pada Kompas Gramedia Group Of Magazine. Tujuan 3 : Ho : tidak ada pengaruh Young Generation dan Pengembangan Organisasi dalam meningkatkan inovasi pada Kompas Gramedia Group Of Magazine. H1 : Young Generation dan Pengembangan Organisasi berpengaruh dalam meningkatkan inovasi pada Kompas Gramedia Group Of Magazine.