1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan terjadinya fase pertumbuhan dari kanakkanak menjadi dewasa (Jones, 1997). Menurut Papalia (2008), pencarian
identitas yang menjadi fokus pada periode remaja merupakan proses
penting dan sehat yang didasarkan pada periode sebelumnya dan
menjadi dasar untuk menghadapi kehidupan orang dewasa yaitu dimana
pada masa ini terjadi perubahan biologis, intelektual, psikososial, ekonomi
dan kematangan fisik.
Menurut American Dietetic Association (1998), remaja merupakan
masa kedua pertumbuhan tercepat dalam daur kehidupan setelah bayi
dan dan dapat menjadi SDM yang berkhualitas apabila dapat menjaga
kebutuhan gizinya sejak dini. Menurut Jessor (1984), pada masa remaja
terjadi kerentanan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan gizi.
Masalah yang terkait gizi pada remaja sebagian besar disebabkan oleh
perilaku makan yang salah yaitu terjadinya ketidakseimbangan gizi dari
asupan makanan mereka terhadap angka kecukupan gizi yang telah
dianjurkan.
Asupan zat gizi merupakan suatu komponen yang penting bagi
pertumbuhan khususnya pada remaja. Perilaku makan pada remaja
sangatlah berpengaruh terhadap status kesehatan remaja dimasa
mendatang (Coulson et al., 1998). Menurut Fradjia (2008), perilaku
makan pada remaja sangat berkaitan dengan pemilihan makanan.
2
Pemilihan makanan merupakan salah satu komponen penting
dalam
menentukan
dipengaruhi
kesehatan
oleh
kualitas
pengaruh
individual
hidup.
Makanan
psikologi,
(Blundell,
2000).
yang
sosial,status
Menurut
dipilih
dapat
ekonomi,
dan
Greenwood
dan
Richardson (1979), pada tahap remaja merupakan tahapan dimana
mereka mencari jati diri mereka dan salah satunya pada pemilihan
makanan yang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dirumah mereka dan
lingkungan sekolahnya.
Terdapat beberapa studi yang menyatakan bahwa pada kalangan
remaja memiliki perilaku makanan yang kurang baik diantaranya adalah
kebanyakan dari mereka yang mengkonsumsi makanan yang tinggi
lemak dan natrium dan sangat sedikit mengkonsumsi sayur, buah dan
makanan tinggi kalsium (Institute of Medicine, 2007).
Masalah asupan gizi pada remaja cenderung disebabkan oleh
pola makan yang kurang namun tidak menentu dan faktor psikososial
yang terlibat kerap sekali menjadi penyebab terjadinya akan hal ini
(Cavadini et al. 2000; Escobar 1999; Ricket & Jay 1996). Salah satu
penyebabnya adalah adanya kecerendungan perubahan dalam pemilihan
makan yang berpengaruh pada pola konsumsi makanan dari makanan
tradisional ke makanan impor (modern) yang banyak terlihat pada
masyarakat perkotaan yang khususnya pada kalangan remaja. Pada
tahap pemilihan makanan sangat penting diperhatikan pada kalangan
remaja karena mereka menginjak pada tahapan independensi yang
melibatkan lingkungan sosial sekitarnya (Khomsan 2004).
3
Terdapat studi penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat
perubahan dalam pemilihan makanan pada masa anak-anak ke remaja
seperti penurunan konsumsi sayur dan buah dan terdapat peningkatan
konsusmsi makanan instan (Lyte et al).Pemilihan makanan remaja yang
salah dapat menimbulkan status kesehatan remaja yang terutama
mengacu pada gizi yang salah.
Terdapat survey obesitas yang dilakukan pada anak remaja siswa
dan siswi SMA di Yogyakarta yang menunjukkan bawa 7.8% remaja di
perkotaan dan 2% remaja di perdesaan mengalami obesitas dan pada
penelitian ini juga menunjukkan bahwa skitar 9.21% memiliki preferensi
pada kategori suka terhadap makanan siap saji. Jenis makanan siap saji
yang sering dikonsumsi remaja pada waktu sore hari antara lain adalah
fried chicken, pizza, spagetti dan burger (Hadi, 2004). Faktor yang
mempengaruhi pemilihan makanan pada remaja adalah gaya hidup yang
berkaitan dengan lingkungan sosial, budaya, dan psikologis (Gibney 2009
; Blundell, 2000).
Orang tua dan teman sebaya merupakan peran sosial yang
terpenting bagi remaja dalam perilaku makan. Peran orang tua memiliki
peran yang kuat terhadap pemilihan makan remaja selama berada di
lingkungan rumah dengan sumber daya makanan yang tersedia dirumah
biasanya menu makanan ditentukan oleh orang tua (Berge dkk, 2010;
Kremers et al, 2003) dan para remaja kerap sekali melakukan
aktivitasnya diluar rumah dan mereka cenderung lebih memilih makan
diluar
rumah.
berpengaruh
Hal
ini menyebabkan
terhadap
teman
pemilihan
sebayanya
makanan sangat
dibanding
bersama
4
keluarganya. Terdapat survey di Amerika bahwa sekitar 766 remaja
selama akhir pekan banyak menghabiskan waktu bersama rekannya
(Khomsan, 2004).
Faktor lain yang sangat penting pengaruhnya adalah faktor
ekonomi serta persepsi individu yang didasari oleh tingkat pengetahuan.
Pengetahuan yang baik tentang makanan pada remaja akan berpengaruh
pada pemilihan makanan mereka sesuai dengan apa yang dibutuhkan
untuk kesehatannya (Wong et al. 1999 ; Parmenter & Wardle 1999).
Menurut Berg (1985), pada keluarga yang mempunyai pendapatan tinggi
juga akan mempengaruhi pemilihan makanan remaja dalam aspek
ekonomi. Uang saku yang tinggi akan mengakibatkan remaja sering jajan
diluar rumah untuk mengikuti makanan yang sedang trend.
Tingkat ilmu pengetahuan tentang gizi dan bahan makanan pada
remaja akan memberikan pengarahan terhadap pemilihan makanan yang
berhubungan dengan gizi dan kesehatan. Tingkat pengetahuan yang
kurang akan berakibat remaja memilih pola makan yang kurang tepat
karena pada masa remaja rentan sekali terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Pengaruh iklan makanan yang dipaparkan liwat media harus
benar-benar diperhatikan karena dapat menyebabkan kewaspadaan gizi.
Oleh karena itu tingkat pengetahuan sangat diperlukan agar remaja tidak
dikuasai oleh media yang terkadang menjadi pengaruh kurang baik
terhadap pemilihan makanan (Johnson & Haddad 1985 ; Lim, 2008).
Disamping itu faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada
remaja adalah faktor psikologis yang berhubungan dengan suasanan hati.
Terdapat penelitian yang menunujukkan bahwa remaja memilih makanan
5
yang membuat suasana hati mereka tenang dan merasa gembira
(Gibney, 2009).
Terdapat beberapa penelitian tentang pemilihan makanan pada
remaja yang menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi adalah
pada aspek sikap, perilaku dan karakteristik dalam makanan itu sendiri
(Sherpherd, 1989 ; sanjur 1982). Meskipun sudah banyak sekali literatur
tentang gizi yang baik pada makanan, masih banyak sekali para remaja
yang terpengaruh oleh sosial , budaya pada lingkungan mereka (Axelson,
1985).
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Azrimaidaliza dan Indral
Purnakarya pada tahun 2008 tentang Analisis Pemilihan Makanan dan
faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswa SMA Adabiah Padang
dengan
menggunakan
menunjukkan hasil
metode
penelitian
Cross
Sectional
Study
dari semua jenis makanan, responden paling
menyukai buah-buahan (86,5%) dan paling tidak suka pada makanan
sumber protein nabati (63,1%). Faktor-faktor yang berhubungan secara
bermakna dengan pemilihan makanan adalah alergi dengan pemilihan
makanan sumber protein hewani, remaja pria dengan pemilihan buahbuahan dan aroma makanan dengan pemilihan makanan pokok. Untuk itu
perlu dilakukan pendidikan kesehatan kepada remaja mengenai konsumsi
makanan yang bervariasi dan seimbang.
Studi yang dilakukan oleh Sarah Jeanne Salvy, Alison Elmo,
Lauren A Nitecki, Melissa A Kluczynski dan James N Roemmich pada
tahun 2011 tentang Influence of Parents and Friends on Children’s and
Adolescents Food Intake and Food Selection menunujukkan hasil bahwa
6
para remaja banyak mengkonsumsi berbagai jenis makanan saat mereka
bersama grup pertemanannya dibandingkan dengan orang tua mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Amanda Fitzgerald, Caroline
Heary, Elizabeth Nixon dan Colette Kelly tentang Factors influencing the
food choices of Irish children and adolescents: a qualitative investigation
menunjukkan hasil bahwa faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi
pilihan makanan adalah daya tarik jenis makanan, ketersediaan waktu
bersama orang tua , ketersediaan pangan, pengaruh orang tua pada
perilaku makan (termasuk budaya atau agama keluarga), manfaat
makanan (termasuk kesehatan), faktor situasi spesifik, mood, citra tubuh,
kebiasaan, biaya, media, dan keyakinan akan vegetarian.
Dari beberapa uraian permasalan tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan makanan
pada anak remaja di Yogyakarta karena kota Yogyakarta merupakan kota
dimana banyak pelajar yang menempuh pendidikan di kota ini dan subjek
dari penelitian ini diambil dari siswa dan siswi dari dua sekolah yang
berada di tengah kota Yogyakarta karena sekolah tersebut merupakan
sekolah yang favorit.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan teman sebaya dengan pemilihan makanan
pada siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta?
2. Apakah ada hubungan keluarga dengan pemilihan makanan pada
siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta?
7
3. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan
makanan pada siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta?
4. Apakah ada hubungan uang saku terhadap pemilihan makanan pada
siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta?
5. Apakah ada hubungan antara suasana hati terhadap pemilihan
makanan pada siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta?
C. Tujuan Penenlitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada
siswa SMA di Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui adanya hubungan teman sebaya terhadap pemilihan
makanan pada remaja
b) Mengetahui adanya hubungan keluarga terhadap pemilihan
makanan pada remaja
c) Mengetahui adanya hubungan pengetahuan gizi terhadap
pemilihan makanan pada remaja
d) Mengetahui adanya hubungan uang saku terhadap pemilihan
makanan pada remaja
e) Mengetahui adanya hubungan suasana hati terhadap pemilihan
makanan remaja
8
D. Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan agar mendapatkan manfaat yaitu :
1. Bagi
peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan serta pengetahuan dan menjadi sumber informasi bagi
penelitian selanjutnya
2. Bagi responden/siswa, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi
mengenai pengaruh pemilihan makan terhadap kesehatan tubuh
3. Bagi tenaga kesehatan termasuk ahli gizi , hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk perkembangan
gizi yang baik bagi remaja dalam menentukan pemilihan makanan
yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian dilakuakan oleh Azrimaidaliza dan Indral Purnakarya
pada tahun 2008 tentang Analisis Pemilihan Makanan dan Faktorfaktor yang Berhubungan pada Siswa SMA Adabiah Padang
dengan menggunakan metode penelitian Cross Sectional Study
dengan hasil dari semua jenis makanan, responden paling
menyukai buah-buahan (86,5%) dan paling tidak suka pada
makanan sumber protein nabati (63,1%). Faktor-faktor yang
berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan
adalah faktor alergi dan faktor karakteristik individu yaitu jenis
kelamin yang menyatakan bahwa pria lebih menyukai buahbuahan dari pada wanita dan wanita lebih banyak presentasenya
tidak menyukai makanan pokok dan protein hewani dibanding pria.
Persamaan
:
9
1. Rancangan penelitian
2. Sampel penelitian
3. Variabel penelitian
Perbedaan
:
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
2. Penelitian telah dilakuakan oleh Sarah Jeanne Salvy, Alison Elmo,
Lauren A Nitecki, Melissa A Kluczynski dan James N Roemmich pada
tahun 2011 tentang Influence of Parents and Friends on Children’s
and
Adolescents
Food
Intake
and
Food
Selection
dengan
menggunakan metode penelitian Cross Sectional Study dengan
hasilmenunujukkan hasil bahwa para remaja banyak mengkonsumsi
berbagai jenis makanan saat mereka bersama grup pertemanannya
dibandingkan dengan orang tua mereka.
Persamaan :
1. Sampel penelitian
Perbedaan :
1. Rancangan penelitian
2, Variabel penelitian
3. Waktu penelitian
4. Lokasi penelitian
3. Penelitian yang hampir sama telah dilakukan oleh Amanda Fitzgerald,
Caroline Heary, Elizabeth Nixon dan Colette Kelly tentang Factors
influencing the food choices of Irish children and adolescents: a
qualitative investigation dengan menggunakan metode Focus Group
10
Discussion dengan hasil faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi
pilihan makanan adalah daya tarik jenis makanan, ketersediaan waktu
bersama orang tua , ketersediaan pangan, pengaruh orang tua pada
perilaku makan (termasuk budaya atau agama keluarga), manfaat
makanan (termasuk kesehatan), faktor situasi spesifik, mood, citra
tubuh, kebiasaan, biaya, media, dan keyakinan akan vegetarian.
Persamaan :
1. Sampel penelitian
Perbedaan :
1. Rancangan penelitian
2. Variabel yang diteliti
3. Lokasi penitian
4. Waktu penelitian
Download